• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH JENIS MEDIA QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA ST 42. Oleh: Nugrah Rekto Prabowo ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH JENIS MEDIA QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA ST 42. Oleh: Nugrah Rekto Prabowo ABSTRAK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

309

PENGARUH JENIS MEDIA QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA ST 42

Oleh:

Nugrah Rekto Prabowo ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh perbedaan jenis media pendingin yang digunakan pada proses hardening terhadap laju korosi pada baja ST-42. Specimen berupa baja St-42, pada proses hardening diquencing menggunakan empat jenis cairan yaitu: air, oli SAE 30, larutan H2SO 10%, dan Larutan NaCI 10%. Hasil dari proses hardening tersebut kemudian dilakukan proses pengkorosian dan hasilnya dianalisa dengan menggunakan analisis dwi factor. Dari hasil penelitian, menggunakan media quenching diperoleh laju korosi rata-rata dalam inch per year (ipy) sebagai berikut : air = 4,578; oli= 3,786, larutan NaC1 10% =4,578, dan larutan H2SO4 10%= 4,083. Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan metode analisis dwi faktor dapat diketahui bahwa perbedaan jenis media pendingin yang digunakan pada proses Hardening pada Baja ST-42 maupun perbedaan waktu pengkorosian serta interaksi jenis media pendingin dan waktu pengkorosian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap laju korosi.

Kata kunci: Kandungan karbon, unsur paduan, media quencihing PENDAHULUAN

Teknologi digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat, oleh karena itu dibutuhkan suatu kecermatan dalam pengunaan bahan. Hal ini mencakup pemilihan bahan dengan karakteristik optimum, harga, pegadaan dan pengubahan di dalam disain yang aman. Untuk dapat membutuhkan teknologi pengolahannya maka harus dapat memilih bahan dengan persayaratan khusus, seperti : kekuatan, daya hantar panas, konduktifitas dan mampu bentuk.

Sifat dan perilaku bahan mencerminkan dari struktur didalamnya. Bila diperlukan sifat yang khas, maka perlu dipilih bahan yang tepat yang memiliki struktur atom, bentuk kristal, dan pengaturan intern lainnya yang cocok. Bila struktur bahan berubah selama pengolahan atau pemakaian maka akan terjadi perubahan sifat dari bahan tersebut. Tidak semua perubahan struktur bahan akan merugikan, karena memang ada beberapa proses yang dilakukan untuk merubah proses intern bahan. Salah satunya adalah proses hardening.

Hardening merupakan salah satu proses heat treatment yang tujuan utama dari proses tersebut adalah untuk meningkatkan kekerasan bahan. Pada proses hardening bahan dipanaskan sampai pada suhu tertentu dan di tahan (holding) sampai waktu tertentu pada suhu tersebut. Kemudian dicelupkan (quenching) pada media pendingin. Jenis media pendingin yang digunakan menentukan struktur intern yang dicapai, dan juga akan mempengaruhi laju korosi dari bahan tersebut.

Korosi merupakan gcjala destruktif yang terjadi pada logam yang disebabkan oleh karena bereaksinya bahan tersebut dengan lingkungan. Besarnya laju korosi logam selain dipengaruhi oleh lingkungan juga oleh struktur intern dari logam tersebut. Dengan begitu perubahan struktur intern juga akan mempengaruhi laju dari korosi.

(2)

310

Maksud dan Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengaruh jenis media pendingin yang digunakan dalam proses hardening terhadap laju korosi.

2. Pengaruh waktu pengkorosian proses korosi terhadap laju korosi.

3. Pengaruh interaksi dari jenis media pendingin yang digunakan dalam proses hardening dengan waktu pengkorosian terhadap laju korosi.

Pada penelitian ini Bahan dan Alat Yang Digunakan adalah sebagai berikut: Bahan (speciment) yang digunakan dalam penelitian ini adalah ST- 42 yang memiliki komposisi kimia : C < 0,25 %; Mn (0,20 - 0,50) %; P 0,080 %;S = 0,050 %. Sedangkan dari bahan (speciment) adalah sebagai berikut :

Alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : • Elektric Furnance

• Jenis pendingin yang digunakan: Air, Oli SAE 30, l0%H2SO4, 10% Na Cl • Larutan H2SO4 kosentrasi 20%

• Gelas piala 1000 ml • Neraca alanalitik • Ruang Asam • Jangka sorong • Kaos tangan karet • Gergaji

• Kertas amplas • Obeng dan tang

Penentuan Variabel dan Parameter

Variabel dan parameter yang akan diukur dalam penelitian ini adalah : 1. Jenis Media Pendingin yang digunakan dalam proses hardening 2. Waktu yang digunakan dalam proses korosi

Jenis media pendingin dan waktu pengkorosian adalah merupakan variabel bebas (independent variable) dengan tingkatan variabel sebagai berikut:

1. Jenis media pendingin • Air

• Oli SAE 30 • 10% H2SO4 • 10% NaCl 2. Waktu proses korosi

• T1 = 22 jam • T2 = 44 jam • T3 = 66 jam

Sedangkan variabel tetap adalah laju korosi yang terjadi. Dengan penentuan variabel serta parameter pada korosi diatas maka untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara media pendingin yang digunakan dalam proses hardening dan waktu

(3)

311

yang digunakan dalam proses korosi terhadap laju korosi yang terjadi pada benda kerja (speciment). Memperhatikan hal tersebut maka peneliti dalam hal ini akan merencanakan bentuk disain experiment agar hasil atau data yang diperoleh dapat bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Rancangan yang akan digunakan adalah rancangan faktoriaL dengan masing-masing percobaan dilakukan 5 kali replikasi.

Teknik Pcngumpulan Data

Langkah-Iangkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

ƒ Menentukan dimensi dan benda kerja (speciment).

o Dimensi dan benda kerja (speciment) diukur menggunakan jangka sorong.

ƒ Menentukan luas permukaan speciment.

o Luas permukaan specime (A) diukur dengan rumusan sebagai berikut : o A = 2 π r (r + t).

ƒ Menentukan waktu proses korosi (T).

Proses korosi dilakukan sebanyak tiga kali dengan tiap waktu proscs korosi adalah 22 jam sehingga diperoleh :

• T1 = 22 jam • T2 = 44 jarn • T3 = 66 jam

Menghitung kehilangan massa benda kerja (speciment)

Dalam penelitian ini, jumlah berat terkorosi tiap waktu ditentukan sebagai berikut :

W22 = W0 – W1

W44 = W0 – (W1 + W2) W66 = W0 – (W1 + W2 + W3)

Dimana : W0 = Massa awal (gram) W1 = Massa pada T22 (gram) W2 = Massa pada T44 (gram)

W3 = Massa pada T66 (gram)

W22 = Jumlah kehilangan massa (gram) pada T22 W44 = Jumlah kehilangan massa (gram) pada T44 W66 = Jumlah kehilangan massa (gram) pada T66

• Menentukan laju korosi.

Laju korosi dihitung menggunakan satuan ipy (inch per year), Laju Korosi (ipy) =

DAT W

3540

dimana W = Jumlah massa terkorosi (gram) D = Density, untuk St-42 adalah 4 (gr/cm3) A = Luas permukaan spesimen (cm2) T = Waktu Pengkorosian (Jam)

Analisa Data

Data dari hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan rancangan, maka dalam penelitian ini menggunakan metoda analisis dwifaktor, dengan pengamatan berulang dalam rancangan teracak lengkap, dengan n = 5 replikasi tiap kombinasi perlakuan bila faktor A pada A taraf dan faktor B pada B taraf, Baris menyatakan taraf faktor A yaitu

(4)

312

jenis media pendingin dan kolom menyatakan waktu yang digunakan dalam proses korosi. Seluruh pengamatan diperlihatkan dalam tabel berikut :

Tabel 1. Metoda Penyusunan Data Penelitian

Faktor A Faktor B Jumlah Rataan

22 jam 44 jam 66 jam Air Y111 Y112 Y113 Y114 Y115 Y121 Y122 Y123 Y124 Y125 Y131 Y132 Y133 Y134 Y135 T1.. Y1.. Oli SAE 30 YY211212 Y213 Y214 Y215 Y221 Y222 Y223 Y224 Y225 Y231 Y232 Y232 Y233 Y234 T2.. Y2.. 10% H2SO4 Y311 Y312 Y313 Y314 Y315 Y321 Y322 Y323 Y324 Y325 Y331 Y332 Y333 Y334 Y335 T3.. Y3.. 10% NaCl Y411 Y412 Y413 Y414 Y415 Y421 Y422 Y423 Y424 Y425 Y431 Y432 Y433 Y434 Y435 T4.. Y4.. Jumlah T.1. T.2. T.3. T.. Rataan Y.1. Y.2. Y.3. Y .. Dimana :

T… = Jumlah seluruh pengamatan

T1.. = Jumlah pengamatan pada taraf ke I faktor A (jenis media pendingin) T.j. = Pengamatan pada taraf ke j faktor ke B (waktu pengkorosian)

Tij = Jumlah Pengamatan pada sel ke ij. Y ... = rataan semua ahn pengamatan

Yi.. = rataan pada taraf ke i faktor A (jenis media pendingin)

Yj. = rataan pengamatan pada taraf ke j faktor B (Waktu pengkorosian) Yij = rataan perngarnatan pada sel ke ij.

Data dan tabel 1. akan dihitung : JKT =

∑∑∑

= = = − a i b j n k ijk ab T Y 1 1 1 2 Bila abn T2 = FK JKA = n b Ti a i . .. 1 2

=

(5)

313 JKB = FK an Tj b j

=1 2 .. JK(AB) = FK n a Tj n b Ti n Tij b j a i a i b j

+

∑∑

= = = = . . .. 1 2 1 2 1 1 2 JKG = JKT – JKA – JKB - JK(AB) Dimana:

JKT = Jumlah kuadrat total

JKA = Jumlah kuadrat pengaruh A 3KB = Jumlah kuadrat pengaruh B

JK (AB) = Jumlah kuadrat interaksi A dan B JKG = Jumlah kuadrat Galat.

Dan perhitungan diatas dibuatkan suatu tabel analisis varian untuk pengaruh dua faktor seperti tabel 2. berikut :

Tabel 2. Analisa Variasi Untuk Percobaan Dwifaktor Pengaruh Variasi Jumlah Kuadrat Derajat Kebebasan Rataan Kuadrat F Hitung Pengaruh A JKA a-1 1 2 1 = a JKA S 2 2 1 1 S S F = B JKB b-1 1 2 2 = b JKB S 2 2 S S F S S = Interaksi AB JK(AB) (a-1) (b-1) ) 1 ( ) 1 ( ) ( 2 2 = b a AB JK S 2 2 3 3 S S F = Galat JKB Ab (n-1) ) 1 ( 2 − = n ab JKG S Jumlah JKT Abn – 1

Analisa varian yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa varian dua arah dengan menggunakan uji F. Pengujian F bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau tidak.

Dengan kaidah keputusan, jika : Fhitung < Ftabel tolak H1 terima H0

Fhitung > Ftabel tolak H0 terirna H1

Diagram Alir Penelitian

(6)

314

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Data Spesiment Sebelum Uji Korosi

Data sebelum dilakukan pengujian korosi pada baja ST-42 yang telah mengalami proses hardening dengan menggunakan media pendingin yang berbeda disajikan dalam tabel 3. berikut :

(7)

315

Tabel 3. Data massa dan dimensi spesimen sebelum uji korosi Jenis Media Pendingin D (mm) T (mm) A (cm2) W (gram) Air 25.10 25.20 25.10 25.00 25.15 40.75 41.25 40.50 41.00 40.80 42.020 42.632 41,830 42.019 41.832 160.447 159.667 159.755 161.170 159.711 Oli SAE 30 25.25 25.30 25.40 25.40 25.30 40.75 40.75 40.75 40.00 40.75 41.943 42.046 42.252 42.053 42.330\ 160.601 160.412 160.760 157.462 160.586 10 % H2SO4 25.20 25.05 25.05 25.40 25.10 40.25 40.50 40.25 40.20 40.15 41.840 41.724 4 1.532 42.212 41.438 157.946 159.090 158.227 162.179 157.482 10% NaCl 25.10 25.10 25.10 25.15 25.10 41.00 40.50 40.00 41.00 40.25 42.226 40.500 41.437 42.330 42.212 161.731 159.751 157.369 161.177 160.464

Data Spesiment Setelah Uji Korosi

Data specimen setelah dilakukan pengujian korosi pada baja ST-42 yang telah mengalami uji korosi didapatkan data massa seperti dalam tabel 4. Berikut ini.

Tabel 4. Data massa tiap spesiment tiap waktu uji Jenis Media

Pendingin 22 jam Massa Spesimen (gram) 44 jam 66 jam Air 154.419 153.870 153.899 155.586 153.855 152.641 151.244 150.555 152.667 150.902 151.991 150.784 149.989 152.225 150.387 Olie SAE 30 155.704 155.612 155.808 153.018 155.170 152.624 152.548 152.655 148.904 155.710 150.735 148.901 150.268 149.268 150.085 10% H2SO4 152.165 153.603 152.527 156.511 153.023 149.107 150.845 149.590 153.843 148.909 147.949 148.593 148.590 152.532 149.267 10%Na Cl 155.627 153.981 152.202 155.262 154.622 151.870 150.605 148.923 151.870 151.238 150.901 149.268 148.448 150.735 150.002

(8)

316

Analisa Data

Data dari tabel 3 dan tabel 4 digunakan untuk mencari besarnya laju korosi tiap perbedaan waktu korosi dan jenis media pendingin yang digunakan pada proses hardening. Laju korosi dihitung menggunakan satuan inch/year (ipy), sebagai contoh perhitungan laju korosi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Laju Korosi (ipy) =

T A D W . . . 3450

Dimana, W = Jumlah kehilangan berat (gram) = W0 – W22

= 160.447 – 154.419 = 6.028 gram

D = Densiti (gram/cm3) = 4 gram/cm3

A = Luas Pcrmukaan awal speciment (cm2) = 2πr2 + 2πrt

= 42.020 cm2

T = Waktu proses korosi (jam) = 22 jam sehingga, LajuKorosi (ipy) = 22 . 020 , 42 . 4 028 , 6 . 3450 = 5,629 inch/year

Seluruh data hasil perhitungan laju korosi disajikan dalam tabel 5 berikut : Tabel 5. Besar Laju Korosi dalam satuan ipy (inch per year) Tiap Spesimen Tiap Waktu Uji

Jenis Media

Pendingin (A) Besar Laju Korosi (ipy) (B) Jumlah Rataan 22 Jam (b1) 44 jam (b2) 66 jam (b3) Air 5,629 5,331 5,448 5,210 5,530 3,641 3,841 3,971 3,967 4,051 3,440 3,651 3,671 3,547 3,967 64,929 4,329 Oli SAE 30 4,663 4,476 4,539 4,109 4,789 3,726 3,666 3,732 3,770 3,441 3,074 3,703 3,031 3,087 2,998 56,795 3,786 H2SO4 5,430 5,209 5,381 5,269 5,889 3,488 3,891 4,076 3,571 3,695 3,725 3,383 3,632 2,987 3,224 61,238 4,083

(9)

317 10 %NaCt 5,667 5,585 5,478 5,624 5,469 4,578 4,427 4,310 4,641 4,380 3,752 3,683 3,424 3,630 3,984 68,663 4,578 Jumlah 103,759 78,855 68,965 251.579 Rataan 5,187 3,943 3,448

Untuk memudahkan proses penghitungan data dari table 5 dijumlahkan tiap lajurnya sehingga akan diperoleh tabel 6 berikut :

Tabel 6. Penjumlahan Data

b1 b2 b3 ∑ a1 27,182 19,471 18,276 564,795 a2 22,576 18,326 15,893 56,795 a3 26,178 18,721 16,339 61,238 a4 27,823 22,337 18,473 68,663 ∑ 103,759 78,855 68,965 251,579

Harga-harga dari tabel 5 dan tabel 6 digunakan untuk mencari jumlah kuadrat total, jumlah kuadrat pengaruh jenis media pendingin, jumlah kuadrat pengaruh waktu pengkorosian, maupun jumlah kuadrat dan interaksi antara penggunaan media pendingin yang berbeda dengan waktu pengkorosian srrta rataan kuadrat dan F hitung sebagai berikut: Bila abn T2 = FK FK = 5 . 3 . 4 579 , 251 20 = 1054,867 JKT =

∑∑∑

= = = − a i b j n k ijk FK Y 1 1 1 = 5,36242 +5,3312 + ……..+ 3,9892 - FK = 1095,100-1054,867 = 40,233 JKA = FK n b Ti a i =

= . 1 2 = 3.5 68,666 61,238 56,795 64,9292+ 2 + 2+ 2 - FK = 160,410-1054,867 = 5,550 JKB = an Tj b j

=1 2 ..

(10)

318 = 5 . 4 965 , 68 855 , 78 759 , 103 2 + 2 + 2 = 1087,001 – 1054,867 = 32,144 JK (AB) = n a Tj n b Ti n Tij b j a i a i b j . .. . .. .. 1 2 1 2 1 1 2

∑∑

= = = = = 160,410 1087,001 1054,867 5 965 , 68 ... 576 , 22 182 , 27 2 2 2 + − − + + + = 0,874 JKG = JKT - JKA - JKB - JK(AB) = 40,233-5,550-32,144-0,874 = 1,665 JKG = JKT – JKA –JK (AB) = 59.81 - 3.30 - 40.352 - 5.670 = 11.460 1 2 1 = a JKA S = 1,388 3 550 , 5 = 1 2 2 = b KJKB S = 16,076 2 144 , 32 = ) 1 )( 1 ( ) ( 2 3 = B a AB JK S = 0,146 6 874 , 0 = ) 1 ( 2 − = n ab JKG S = 0,035 48 665 , 1 = f1 = 1,338 / 0,035 = 39,657 f2 = 16,076 / 0,035 = 459,200 f3 = 0,146 / 0,035 = 4,171

Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 5 % diperoleh harga f tabel sebagai berikut :

F = tabel dengan (a-1), ab(n-1) = 3 : 48 F1 tabel = 4.05

F2 = tabel dengan (b-1), ab(n-1) 2 : 48 F2 tabel = 3.19

(11)

319 F3 = tabel dengan (a-1)(b-1), ab(n-1) = 6 : 48 F2 tabel= 48

Seluruh perhitungan dari harga jumlah kuadrat, derajat kebebasan, rataan kuadrat, Fhitung dan Ftabel kemudian dibuatkan tabel 7 berikut :

Tabel 7. Hasil Analisis Variasi Pengaruh Variasi Jumlah

Kuadrat Kebebasan Derajat Kuadrat Rataan Hitung F Pengaruh A 5,550 2 1,388 4.603 B 32,144 3 16,076 84.418 Interaksi AB 0,874 6 0,146 3.954 Galat 1,665 48 0,035 Jumlah 59

Dan tabel tersebut dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel, perbedaan jenis media pendingin yang digunakan pada proses hardening baja ST 42 dan waktu pengkorosian maupun interaksi dari perbedaan media pendingin dan waktu dari pengkorosian terhadap laju korosi yang terjadi. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari harga Fhitung dan Ftabel dimana nilai Fhitung pada seluruh kondisi lebih besar dari pada Ftabel. Hal tersebut berarti bahwa variabel jenis media pendingin, waktu pengkorosian maupun interaksi dan perbedaan jenis media pendingin dari waktu pengkorosian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap laju korosi yang terjadi pada baja ST-42.

Pembahasan

Hardening merupakan heat treating yang tujuan utamanya adalah untuk mengeraskan baja. Besarnya kekerasan yang diperoleh dari proses hardening dipengaruhi oleh kandungan karbon, unsur paduan, dan jenis media pendingin yang digunakan.

Pada penelitian ini, dengan menggunakan speciment baja ST-42 peneliti mencoba untuk membandingkan penggunaan media pendingin yang berbeda pada proses hardening pada baja ST-42 terhadap laju korosi yang dilakukan pada tiga perbedaan waktu.

Dari analisa statistik pada data hasil penelitian dapat diketahui bahwa perbedaan jenis media pendingin yang digunakan pada proses hardening pada baja ST-42 maupun perbedaan waktu pengkorosian serta interaksi antara jenis media pendingin dan waktu pengkorosian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap laju korosi. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai Fhitung yang lebih besar dan pada Ftabel

Pengaruh Perbedaan Jenis Media Pendingin

Penggunaan jenis media pendingin yang berbeda pada proses hardening mempengaruhi struktur akhir dari baja. Dari data yang ada penggunaan media pendingin air dan brine (10% NaCl) menghasilkan struktur martensit 100%. Sedangkan penggunaan Oli sebagai media pendingin pada proses hardening menghasilkan struktur campuran yaitu: martensit, fine pearlite, dan bainit.

(12)

320

Dari hasil penelitian laju korosi rata-rata yang terjadi pada baja ST-42 mengalami proses hardening dengan menggunakan media pendingin brine memiliki laju yang paling besar (4,578 inch/year) dibandingkan dengan penggunaan ketiga jenis media pendingin lainya. Sedangkan penggunaan oli SAE 30 sebagai media pendingin pada proses hardening baja ST-42 memiliki laju korosi rata-rata yang paling rendah (3,786 inch/year). Sedangkan laju korosi rata-rata pada penggunaan media pendingin 10% H2SO4 adalah 4,083 inch/year dan harga tersebut lebih rendah dibandingkan dengan laju korosi pada penggunaan media pendingin air yang memiliki laju korosi rata-rata 4,329 inch/year.

Pengaruh Perbedaan Waktu Pengkorosian

Dalam penelitian ini proses pengkorosian baja ST-42 yang telah mengalami proses hardening dilakukan sebanyak tiga kali dengan masing-masing waktu yang ditentukan adalah 22 jam. Proses pcngkorosian dilakukan dengan menggunakan media pengkorosi larutan H2SO4 20 %

Volume larutan tersebut adalah 800 ml yang ditempatkan pada lima buah gelas reaksi. Larutan H2S04 yang digunakan adalah tetap tiap kali proses pengkorosian sehingga terjadi penurunan daya korosi dari larutan tersebut terhadap speciment. Hal tersebut dibuktikan dengan penurunan laju korosi rata-rata tiap perbedaan waktu. Laju korosi rata-rata pada T22 jam adalah 5,188 inch/year, T=44 adalah 3,943 inch/year dan T=66 adahih 3,448 inch /ycar.

(13)

321

KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunan media pendingin 10% H2SO4 Air, dan 10% NaCl

2. Pada proses hardening mempengaruhi struktur akhir dari baja ST-42 yang dihasilkan dan hal tersebut mempengaruhi besarnya laju korosi yang terjadi.

3. Perbedaan waktu yang digunakan dalam pcngkorosian baja ST-42 mempengaruhi besarnya laju korosi yang disebabkan oleh karena menurunnya daya korosif dari larutan H2SO4. Proses pengkorosian awal yaitu pada T=22 jam pada semua jenis media pendingin yang digunakan memiliki laju korosi rata-rata paling tinggi.

4. Pengaruh interaksi antara penggunaan jenis media pendingin yang berbeda pada proses hardening baja ST-42 dengan waktu pengkorosian mempengaruhi besarnya laju korosi yang terjadi. Penggunaan brine sebagai media pendingin pada proses hardening baja pada waktu pengkorosian 22 jam memiliki harga laju korosi rata-rata yang paling tinggi

DAFTAR PUSTAKA

Berlien, G Ben, Heattreating and Hardening, Tool Engineering Hand Book, ASTE, McGraw Hill Book Company, inc, Toronto, USA, 1949.

Kehl, I George, General Structure and Properties of Metal, Tool Enggineering Hand Book, ASTE.McGraw Hill Book Company, inc, Toronto, USA, 1949.

Russel E Harwick, Introduction to Chemistry, Bruges Publishing Company, Los Angeles, USA, 1984.

Surakiti, Kimia untuk Program Inti, PT Intan Pariwara, Semarang ,1989.

Van Vlack, Lawrence H, Elemen Of Materials Science and Enggineering, 5th Edition, Addison-Wwesley Publishing Company, Reading Mass, USA,1985.

Gambar

Tabel 1.  Metoda Penyusunan Data Penelitian
Diagram Alir Penelitian
Tabel 4. Data massa tiap spesiment tiap waktu uji  Jenis Media
Tabel 6. Penjumlahan Data
+2

Referensi

Dokumen terkait

Di pihak lain, keuangan daerah yang dipisahkan meliputi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Menurut Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Hasil: analisis penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas dari beberapa literatur mengacu pada teori Freedman yaitu faktor tidak langsung

Dalam hal ini, kita akan melihat pentingnya melibatkan user, tingkat keterlibatan user, apa itu pendekatan user center dan implementasi empat aktifitas dasar dalam

Pengembangan LKS dimulai dari tahap analisis, yaitu 1) analisis tujuan yakni menentukan tujuan pembelajaran dan tujuan percobaan sesuai kompetensi dasar,

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam melakukan solidifikasi dan/atau Stabilisasi

Dari hasil eksperimen yang telah dilakukan untuk menentukan mobilitas pembawa muatan untuk daerah saturasi maupun daerah linier pada OFET berstruktur bottom-contact

Dan untuk teknik yang lebih kurang sama dengan teka gambar, fans anda akan buat tindakan yang anda suruh lakukan untuk ketahui perubahan yang berlaku pada gambar yang anda

Untuk bahasa-bahasa di Jawa telah diterbitkan penelitian geografi dialek Jawa Banyuwangi (Soetoko 1981); penelitian geografi dialek Jawa di kabupaten Pati