• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK JALAN RAYA ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

KELOMPOK

Faishal Rahman Juliantoro 1106070262

Hadi Mulyanto 1106005585

Inda Annisa Fauzani 1106010300 Ida Royana Tambunan 1106139355

Marsetya Putra Pradipta 1106070306

Tanggal Praktikum : November 2013 Asisten Praktikum : Farid Askari Tanggal Pengumpulan:

Nilai :

Paraf Asisten :

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

(2)

ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR I. Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan distribusi ukuran butiran (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.

II.Alat dan Bahan II.1. Alat

 Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0.2 % dari berat benda uji  Set saringan

76.2 mm (3”), 63.5 mm (2.5”), 50.8 mm (2”), 33.1 mm (1.5”), 25.4 mm (1”), 19.2 mm (0.75”), 12.7 mm (0.5”), 9.5 mm (3/8”), 6.4 mm (0.25”), No.4, No.8, No.16, No.30, No.50, No.100, No.200 (sesuai dengan standar ASTM)

 Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampel sampai dengan (110 ± 5) °C

Ukuran maksimum nomor 4 : berat minimum 500 gram Ukuran maksimum nomor 8 : berat minimum 100 gram  Agregat kasar

Ukuran maksimum nomor 3.5” : berat minimum 35 kg Ukuran maksimum nomor 3” : berat minimum 30 kg Ukuran maksimum nomor 2.5” : berat minimum 25 kg Ukuran maksimum nomor 2” : berat minimum 20 kg Ukuran maksimum nomor 1.5” : berat minimum 15 kg Ukuran maksimum nomor 1” : berat minimum 10 kg Ukuran maksimum nomor 0.75” : berat minimum 5 kg Ukuran maksimum nomor 0.5” : berat minimum 2.5 kg Ukuran maksimum nomor 0.25” : berat minimum 1 kg

Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian dengan seringan Nomor 4 selanjutnya agregat halus dan agregat kasar disediakan sebanyak jumlah di atas.

(3)

1. Menyiapkan benda uji

 Agregat kasar (1 cm - 2 cm) : 2000 gram  Agregat medium (6 mm – 15 mm) : 2000 gram  Agregat halus (0 mm – 5 mm) : 1000 gram

2. Memasukkan semua benda uji ke dalam oven untuk mencapai kondisi oven dry

3. Mengeluarkan benda uji dan membiarkan benda uji untuk beberapa saat hingga suhu turun

4. Menyiapkan saringan

 Sampel agregat kasar : No.1”, ¾”, ½”, 3/8”, 4”, 8”, dan Pan  Sampel agregat medium : ½”, 3/8”, 4”, 8”, 16”, 30”, dan Pan  Sampe agregat halus : No. 4”, 8”, 30” 50”, 100”, 200”, dan Pan 5. Menyusun saringan dengan susunan ukuran diameter saringan terbesar

berada di bagian atas.

6. Memasukkan benda uji ke dalam saringan paling atas pada susunan saringan.

7. Meletakkan susunan saringan ke atas mesin pengguncang. Mesin pengguncang dinyalakan selama 15 menit.

8. Setelah 15 menit, menimbang berat agregat yang tertahan setiap

Saringan No. Berat Tertahan(gram) Jumlah Persen (%)

Tertahan Lewat

Tabel 1. Analisa Saringan Agregat Kasar 2. Agregat Medium (6 mm – 15 mm)

Saringan No. Berat Tertahan(gram) Jumlah Persen (%)

(4)

1,5 4 0.20 99.80

Tabel 2. Analisa Saringan Agregat Medium 3. Agregat halus (0 mm – 5 mm)

Saringan No. Berat Tertahan(gram) Jumlah Persen (%)

Tertahan Lewat

Tabel 3. Analisa Saringan Agregat Halus

IV. Analisa

Analisa Praktikum

Tujuan dari praktikum analisa saringan agregat kasar dan halus adalah untuk menentukan distribusi ukuran butiran (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan yang ditentukan pada masing-masing ukuran butirannya. Sebelum memulai praktikum, terlebih dahulu praktikan menyiapkan material-material yang akan digunakan.

Material yang digunakan dalam praktikum ini dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan ukurannya, yaitu agregat kasar, agregat medium, dan agregat halus. Berikut adalah jumlah tiap-tiap material yang harus disiapkan:

 Agregat kasar (1 cm – 3 cm) : 2000 gram  Agregat medium (6 mm – 15 mm ) : 2000 gram  Agregat halus (0 mm – 5 mm) : 1000 gram

(5)

berat air yang terkandung di dalamnya. Setelah selesai dioven, benda uji dikeluarkan dan didiamkan selam beberapa saat sampai suhunya turun. Saringan yang dipakai adalah dengan ukuran 76.2 mm (3”), 63.5 mm (2.5”), 50.8 mm (2”), 33.1 mm (1.5”), 25.4 mm (1”), 19.2 mm (0.75”), 12.7 mm (0.5”), 9.5 mm (3/8”), 6.4 mm (0.25”), No.4, No.8, No.16, No.30, No.50, No.100, dan saringan No.200.Masing-masing jenis material diuji dengan saringan yang susunannya telah ditetapkan, yaitu:

 Agregat berukuran kasar: saringan No. 3/4 ” ; 1/2 ” ; 3/8 ” ; 4 ” ;8 ” dan Pan.

 Agregat berukuran medium:saringan No. 3/4" ; 1/2” ; 3/8” ; 4” ; 8”; 16”; 30” dan Pan.

 Agregat berukuran halus: saringan No. 4 ” ;8 ”; 30”; 50”; 100”; 200” dan Pan.

Penyusunan saringan dilakukan dengan menempatkan saringan dengan ukuran yang paling besar berada di paling atas, dan semakin ke bawah semakin kecil ukuran saringannya. Kemudian benda uji kasar yang telah disiapkan dimasukkan kedalam susunan saringan. Susunan saringan tersebut diletakkan diatas mesin pengguncang dan diguncang selama 15 menit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sebaran ukuran benda uji di masing-masing saringan. Setelah 15 menit, benda uji yang tertahan pada tiap saringan dikeluarkan dan ditimbang beratnya. Jangan sampai ada benda uji yang tersisa dalam saringan ataupun tumpah, karena dapat mempengaruhi hasil percobaan. Ulangi langkah ini untuk agregat medium dan agregat halus.

Analisa Data

Untuk masing-masing ukuran agregat, seharusnya jumlah agregat yang tertahan pada masing-masing saringan sama dengan berat awal saat agregat disiapkan.

(6)

Saringan No. Berat Tertahan(gram) Jumlah Persen (%)

Tabel 4. Analisa Saringan Agregat Kasar

Berat awal agregat berbutir kasar adalah 2000 gram. Tetapi, jumlah berat agregat yang tertahan pada masing-masing saringan tidak sesuai dengan berat awal. Berat agregat yang tertahan adalah 2005 gram sedangkan berat agregat awal adalah 2000 gram. Dalam hal ini, berat agregat kasar pada percobaan lebih besar daripada berat agregat kasar awal, hal ini disebabkan ada agregat yang tersisa dari praktikum sebelumnya yang ikut tertimbang pada saat praktikan menimbang agregat yang ada pada masing-masing saringan. Sedangkan untuk distribusi ukuran butiran pada agregat kasar ini ukurannya tidak tersebar secara merata, lebih dari 50% tertahan pada saringan ukuran ½, yaitu sebanyak 66.88% dari berat total.

b. Agregat Medium

Saringan No. Berat Tertahan(gram) Jumlah Persen (%)

Tertahan Lewat

Tabel 5. Analisa Saringan Agregat Medium

(7)

adalah 2000 gram. Dalam hal ini, berat agregat medium pada percobaan lebih kecil daripada berat agregat medium awal, hal ini disebabkan adanya agregat yang tertinggal pada saringan sehingga tidak ikut tertimbang. Agregat dapat tertinggal karena banyak yang menyangkut di masing-masing saringan. Sedangkan untuk distribusi butirannya, sama seperti pada agregat kasar, distribusi pada agregat berukuran medium ini juga tidak merata. Sebanyak 68.67% tertahan pada saringan no.4

c. Agregat Halus

Tabel 6. Analisa Saringan Agregat Halus

(8)

Dari hasil percobaan juga didapatkan grafik Antara persen agregat yang lolos pada nomor saringan tertentu dan ukuran sarinan dalam millimeter. Grafik dibuat dengan skala logaritma agar dapat terlihat bentuk sebaran ukuran agregat pada masing-masing jenis untuk kemudian dianalisa, apakah agregat tersebut bergradasi baik atau tidak.

0.07

Grafik 1. Grafik Gradasi Saringan Agregat

Grafik yang didapat dari praktikum selanjutnya dibandingkan dengan grafik yang menjadi acuan untuk mengetahui agregat mana yang memiliki distribusi ukuran butiran/gradasi butiran yang baik

(9)

Setelah melakukan perbandingan dengan grafik acuan, maka dapat disimpulkan bahwa agregat yang memiliki gradasi butiran yang baik adalah agregat halus, karena bentuk grafik agregat halus hasil percobaan hasilnya menyerupai bentuk well-graded pada grafik acuan. Itu semakin menguatkan analisa sebelumnya bahwa agregat halus pada percobaan kali ini memiliki ukuran butiran yang terdistribusi secara merata. Sedangkan bentuk grafik untuk agregat kasar dan medium jika dibandingkan dengan grafik acuan menyerupai bentuk uniform. Itu berarti penyebaran ukurannya tidak baik, karena ada ukuran agregat yang tertahan di salah satu saringan lebih banyak daripada di saringan lainnya. Sehingga gradasi ukurannya tidak baik.

Analisa Kesalahan

 Ketidaktepatan penimbangan berat dari masing-masing saringan oleh praktikan.

 Ada agregat yang jatuh saat dipindahkan dari saringan ke dalam wadah untuk ditimbang.

 Tertinggalnya sebagian agregat pada saringan dan pada wadah tempat menimbang.

V. Kesimpulan

Dari praktikum analisa saringan agregat kasar dan halus dapat ditarik kesimpulan,

 Dengan analisa saringan dapat diketahui distribusi butiran pada masing-masing jenis agregat.

 Benda uji berbutir kasar memiliki distribusi ukuran yang kurang baik karena sebesar 66.88% agregat tertahan di saringan ½ .

 Benda uji yang berukuran medium memiliki distribusi ukuran butiran yang kurang baik karena 68.67% agregat tertahan di saringan no.4.

 Benda uji berukuran halus memiliki distribusi ukuran butiran yang baik karena berat yang tertahan pada masing-masing saringan tidak jauh berbeda dan tidak ada yang mendominasi.

(10)

VI. Referensi

Gambar

Tabel 3. Analisa Saringan Agregat Halus
Tabel 4. Analisa Saringan Agregat Kasar
Grafik 2. Grafik Acuan Bentuk Gradasi Agregat

Referensi

Dokumen terkait

5 Pemeriksaan berat volume agregat halus dan agregat kasar 6 Analisa saringan agregat halus dan kasar.. 7 Pemeriksaan kadar lumpur agregat halus dan kasar lolos

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi/ pembagian butir agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.Gradasi agregat adalah

Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa padat (SK

Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekstur dan gradasi agregat kasar dan agregat kasar terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton normal dan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan untuk.. keperluan

Gradasi agregat yang baik untuk beton adalah agregat dimana susunan butirnya (gradasi) terdiri dari butiran halus hingga kasar secara beraturan atau dari kasar hingga halus,

 Gradasi rapat/menerus/dense graded yaitu agregrat memiliki semua ukuran butir  Gradasi rapat/menerus/dense graded yaitu agregrat memiliki semua ukuran butir  atau campuran agregrat

UGJ CIREBON E-ISSN : 2828-156X JURNAL KONSTRUKSI DAN INFRASTRUKTUR Teknik Sipil dan Perencanaan PENGUJIAN AWAL AGREGAT KASAR, AGREGAT HALUS, SEMEN, DAN AIR: FONDASI PENELITIAN