• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus Dan Kasar Sni 03

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus Dan Kasar Sni 03"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT

HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990

RUANG LINGKUP :

Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar.

RINGKASAN :

Metode ini digunakan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan, tujuannya untuk

memperoleh distribusi besaran atau jumlah persen-tase butiran.

Analisa saringan agregat ialah penentuan persen-tase berat butiran agregat yang lolos dari satu set saringan kemudian angka-angka prosentase di-gambarkan pada grafik pembagian butir.

Peralatan yang digunakan ; timbangan, satu set saringan, oven, alat pemisah, mesin guncang jaringan, talam dan alat lainnya.

Benda uji berupa jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar yang diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempatan banyak.

Berat minimum benda uji harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: Agregat halus terdiri dari ;

• ukuran maksimum 4,76 mm; berat minimum 500 gram • ukuran maksimum 2,38 mm; berat minimum 100 gram Agregat kasar terdiri dari ;

• ukuran maksimum 3,5 cm; berat minimum 35 kg • ukuran maksimum 2,5 cm; berat minimum 25 kg • ukuran maksimum 1cm; berat minimum 10 kg.

Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut dipisahkan menjadi dua bagian dengan saringan no. 4.

Prosedur pengujian meliputi tahapan sebagai berikut ;

1. benda uji dikeringkan dalam oven, dengan suhu (110 +5) derajat celcius, sampai berat tetap.

2. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas.

(2)

3. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin selama 15 menit kemudian hitung prosentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan terhadap berat total benda uji setelah disaring.

Hasil pengujian ini dapat digunakan antara lain: untuk penyelidikan quarry agregat, untuk perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton.

(3)

Pengujian agregat halus atau pasir yang mengandung bahan plastis

dengan cara setara pasir SNI 03- 4428- 1997

RUANG LINGKUP :

Metode pengujian ini meliputi uraian ketentuan – ketentuan umum, teknis, cara uji, perhitungan dan pelaporan. Metode pengujian ini dilakukan terbatas pada pasir atau agregat halus yang lolos saringan no. 4 (4,76 mm).

RINGKASAN :

Metode pengujian ini sebagai acuan untuk mengetahui kualitas pasir atau agregat halus yang lolos saringan no.4 ( 4,76 mm) dengan tujuan untuk menyeragamkan cara pengujian pasir atau agregat halus yang plastis dengan cara setara pasir.

(4)

Pengujian setara pasir adalah suatu metode pengujian agregat halus atau pasir lolos saringan no. 4 (4,76 mm), menggunakan suatu alat uji setara pasir dan larutan kerja tertentu.

Peralatan yang digunakan antara lain :

• Tabung plastik atau gelas tembus pandang dan tidak berwarna, diameter bagian dalam 31,8 mm, diameter bagian luar 38,1 mm dengan tinggi 432 mm.

• Pipa pengalir dari logam anti karat, diameter bagian dalam 6,35 mm.

• Beban pemberat dari tembaga seberat (1000±5) gram.

• Dua buah botol kapasitas 3,79 liter atau 1 galon.

• Tabung penakar terbuat dari logam

• Saringan no. 4 (4,76 mm)

• Corong dengan mulut lebar berdiameter 100.00 mm.

• Panci lebar yang digunakan untuk mencampur bahan- bahan pembuat larutan baju dan larutan kerja.

• Arloji pengukur waktu dengan satuan menit dan detik.

• Alat pengaduk dan oven dengan pengatur suhu (100±5)ºC

(5)

METODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG

TIDAK DIPADATKAN SNI 03-6877-2002

1. Ruang Lingkup

1.1 Metoda pengujian ini untuk menentukan kadar rongga agregat halus dalam keadaan lepas (tidak dipadatkan). Bila pengujian dilakukan pada agregat yang gradasinya diketahui, kadar rongga dapat menjadi indikator angularitas, bentuk butir dan tekstur permukaan relatif terhadap agregat halus lain dengan gradasi yang sama. Bila pengujian dilakukan terhadap agregat halus sesuai gradasi yang akan digunakan di lapangan, kadar rongga merupakan indikator terhadap kemudahan pengerjaan suatu campuran.

1.2 Ada tiga prosedur untuk menentukan kadar rongga. Dua prosedur digunakan untuk agregat halus dengan gradasi tertentu (gradasi standar atau yang gradasinya telah

diketahui) dan satu prosedur lagi digunakan untuk contoh yang terdiri atas fraksi tertentu agregat.

1.2.1 Metode Pengujian A

Metode ini digunakan untuk agregat halus dengan gradasi standar, yang diperoleh dengan menggabungkan agregat fraksi-fraksi dari analisa saringan yang sesuai butir

9 mengenai penyiapan contoh uji.

1.2.2 Metode Pengujian B

Metoda pengujian ini digunakan untuk agregat halus yang dipisah menjadi tiga fraksi dengan ukuran sebagai berikut :

(6)

(b) 1,18 mm (no. 16) sampai 600 µm (no. 30) (c) 600 µm (no. 30) sampai 300 µm (no. 50). Pada metode pengujian ini, masing-masing fraksi harus diuji secara terpisah.

1.2.3 Metode Pengujian C

Metode pengujian ini digunakan untuk porsi agregat halus yang lolos saringan (no.4) 4,75 mm.

Ringkasan Metode Pengujian

Suatu silinder pengukur diisi contoh uji agregat halus dengan gradasi tertentu.

Pengisian silinder pengukur dilakukan dengan cara mengalirkan contoh uji dari ketinggian yang ditetapkan melalui corong. Setelah penuh, permukaan agregat halus diratakan dan agregat halus dalam silinder pengukur ditimbang. Kadar rongga dihitung sebagai selisih antara volume silinder pengukur dengan volume mutlak agregat halus dalam silinder pengukur. Kadar rongga dihitung berdasarkan berat jenis kering baik agregat halus. Untuk setiap contoh uji dilakukan dua kali pengujian dan hasilnya di rata-ratakan.

Untuk Metode Pengujian A atau Metode Pengujian C, kadar rongga ditentukan secara langsung dan nilai yang dilaporkan merupakan nilai rata-rata dua pengujian.

Untuk Metode Pengujian B, kadar rongga dihitung sebagai hasil rata-rata pengujian ketiga fraksi.

(7)
(8)

SNI 03 – 2439 – 1991

Cara uji ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan pengujian penyelimutan dan pengelupasan pada campuran agregat-aspal.

Jenis aspal yang diterapkan dalam cara uji ini meliputi aspal cair, aspal emulsi, dan aspal semi padat.

Penyelimutan agregat terhadap aspal adalah persentase luas permukaan agregat yang diselimuti aspal terhadap permukaan agregat.

Alat dan bahan yang digunakan adalah cawan, timbangan, pisau pengaduk (spatula), oven, saringan, agregat, air suling, dan aspal.

Ringkasan cara uji sebagai berikut:

- Agregat yang telah dipilih dan disiapkan dilapisi dengan aspal pada temperatur yang telah ditentukan, sesuai dengan kelas (grade) aspal yang digunakan.

- Bila digunakan aspal cair (cut back asphalt), agregat yang diselimuti aspal dibiarkan pada temperatur 60 ºC.

- Bila digunakan aspal emulsi, agregat yang diselimuti aspal dibiarkan pada temperatur 135 ºC.

- Setelah penyelimutan, bila digunakan aspal semi padat, atau setelah mengikat untuk aspal cair, aspal emulsi, agregat yang terselimuti direndam dalam air suling selama (16 –18) jam pada temperatur ruang.

- Pada akhir periode perendaman dan campuran agregat-aspal masih di dalam air, luas total permukaan agregat yang masih diselimuti film aspal diperkirakan secara visual, apakah nilainya di bawah 95 % atau di atas 95 %.

CATATAN 1: Tingkat 95% dipilih dan ditentukan atas penilaian dari kerjasama pengujian (bahan yang diuji sama, tetapi teknisi atau penguji berbeda), bahwa hanya pada tingkat 5% sisa yang tidak diselimuti dilihat secara visual dapat diperoleh sebagai derajat reproduksibilitas.

(9)

a) Cawan untuk tempat mengaduk, mempunyai sudut-sudut membulat, kapasitas minimum 500 mL.

b) Timbangan, dengan kapasitas 200,0 g dan dengan ketepatan ketelitian sampai dengan 0,1 g.

c) Pisau pengaduk (spatula) terbuat dari baja, dengan lebar sekitar 25 mm, dan panjang 100 mm.

d) Oven, dilengkapi dengan lubang udara dan pengatur temperatur untuk memanasi antara 60ºC dan 149ºC, dengan ketelitian ± 1ºC.

e) Saringan standar, ukuran 6,3 mm dan 9,5 mm sesuai dengan SNI 03-6866-2002.

7 Bahan

7.1 Agregat

a) Agregat lolos saringan 9,5 mm dan tertahan saringan 6,3 mm.

b) Agregat untuk pengujian penyelimutan kering dicuci dalam air suling untuk menghilangkan butiran halus, dikeringkan pada temperatur 135ºC sampai dengan 149ºC, sampai berat tetap dan simpan dalam wadah kedap udara sampai saat akan digunakan.

c) Agregat untuk pengujian basah, sesuai dengan 9.3, disiapkan pada kondisi kering permukaan jenuh menggunakan air suling, sebagaimana diuraikan pada SNI

03-1969-1990. 7.2 Air suling

Jika perlu, air suling dididihkan lagi atau disuling ulang sehingga mempunyai pH antara 6,0 dan 7,0. Jangan menggunakan elektrolit jenis apapun untuk mengoreksi pH.

7.3 Aspal

Bila evaluasi jenis aspal telah diusulkan, gunakan aspal dari jenis, kelas, dan sumber yang diusulkan tersebut untuk digunakan pada pelaksanaan pekerjaan [lihat 8.a)]. Bila diusulkan menggunakan bahan tambah (additives), tambahkan pada aspal dalam jumlah yang ditentukan dan aduk dengan sempurna sebelum pengujian.

(10)

TUGAS

(11)

INTAN PUSPITANINGRUM

F1A 011 066

Referensi

Dokumen terkait

Untuk varian A terdiri dari campuran agregat kasar dan halus bantak serta filler progo (BBP), varian B terdiri dari agregat kasar bantak, agregat halus clereng dan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : alat ukur kadar air agregat halus (pasir) dalam pengujian material dasar beton berbasis

menit, benda uji yang tertahan pada setiap saringan dihitung beratnya Sehingga didapatkan data berupa ”berat tertahan”, yang akan digunakan untuk pengolahan

Dalam pembuatan mortar menggunakan pasir dari batu apung yang dihaluskan lolos saringan 1.18 mm sebagai pengganti 100% agregat halus, pasir sungai, semen baturaja,

Penambahan Sikacim Concrete Additive pada campuran beton dengan agregat halus pasir Mahakam dan agregat kasar koral Bengalon dengan variasi penambahan, mampu mencapai

Hasil analisa saringan agregat kasar dari ketiga desa yang dijadikan sampel untuk penelitian pembuatan campuran beton masing-masingnya menghasilkan modulus halus

Pengguncang saringan mekanis yang sama tidak bisa digunakan untuk semua ukuran contoh uji karena luasan penyaringan besar hanya digunakan untuk agregat kasar dengan ukuran

4 2.1 Agregat Halus dalam Campuran Beton Agregat Halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alami dari batuan besar menjadi butiran batuan yang berukuran kecil..