• Tidak ada hasil yang ditemukan

kepada terapis, kemudian terapis memberikan interpretasi melalui arahan-arahan saat proses terapi berlangsung, yang memunculkan insight untuk pasien.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "kepada terapis, kemudian terapis memberikan interpretasi melalui arahan-arahan saat proses terapi berlangsung, yang memunculkan insight untuk pasien."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pemikiran Freud Yang Berevoulsi

Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak dini.

Perlu diingat bahwa Freud menekankan kekuatan ketidaksadaran sebagai energi psikis yang bersifat instingtif dan psikoseksual yang melekat pada manusia, Artinya semua tindakan manusia didasari dorongan alam bawah sadar. Dengan kata lain, tindakan manusia secara tidak sadar berasal dari libido yang disublimasi.

Pemahanan Freud tentang kepribadian manusia didasarkan pada pengalaman-pengalaman dengan pasiennya, analisis tentang mimpinya, dan bacaannya yang luas tentang beragam literature ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Pengalaman-pengalaman ini menyediakan data yang mendasar bagi evolusi teorinya. Baginya, teori mengikuti observasi dan konsepnya tentang kepribadian terus mengalami revisi selama 50 tahun terakhir hidupnya.

Selain itu, Freud menjelaskan tiga struktur kepribadian dalam psikoanalisa, yaitu id (energi psikis yang bersifat seksual yang tanpa sadar berusaha untuk memenuhi libido instingtual), kemudian ego (penyalur energi id ke saluran yang dapat diterima secara sosial), dan super ego (standar penanaman nilai moral yang diterima ego dari penyuplai otoritas lingkungan).

Psikoanalisis sebagai teori dari psikoterapi berasal dari uraian Freud bahwa gejala neurotik pada seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketegangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai hal-hal yang traumatik dari pengalaman seksual pada masa kecil.

Adapun dalam psikoanalisa klasik pada tahun 1925, gerakan-gerakan psikoanalitik menaruh perhatian pada metode-metode terapi, yang lebih condong antara hubungan pasien dengan terapis atau disebut dengan istilah “transferens”, yaitu pasien mentransfer atau mengalihkan gejala-gejala neurotik

(2)

kepada terapis, kemudian terapis memberikan interpretasi melalui arahan-arahan saat proses terapi berlangsung, yang memunculkan insight untuk pasien. Terakhir, pasien akan menyesuaikan diri dengan pemahamannya mengenai gejala-gejala keabnormalan, seperti neurotik.

2. Cabang-cabang Awal Psikologi Analisis a. Carl G. Jung

Jung adalah salah satu tokoh yang penting dari psikoanalisa, dimana ia berhasil menemukan ketegangan antara hidup sadar dan tidak sadar serta menganalisis “ketidaksadaran” sebagai lapisan psikologi pada manusia yang memengaruhi perasaan, pikiran, dan tindakan.

Pandangan tentang sifat manusia, Jung mentitikberatkan peran maksud dalam perkembangan manusia. Manusia hidup dengan sasaran-sasaran disamping dengan sebab-sebab. Jung memiliki pandangan yang optimistis dan kreatif tentang manusia, menekankan tujuan aktualisasi diri. Maka kini tidak hanya ditentukan oleh masa lampau, tetapi juga oleh masa mendatang.

Menurut Jung, ketidaksadaran mempunyai dua lapisan, yaitu ketidaksadaran individual dan kolektif. Ketidaksadaran adalah segala sesuatu (pengalaman) yang diwariskan oleh nenek moyang sejak berjuta-juta tahun yang tidak dapat disebut sepenuhnya mengendalikan.

Ketidaksadaran adalah tempat berakarnya simbol-simbol religius dan agama. Selain itu, menjadi tempat untuk menyediakan materi untuk gagasan atau ide mengenai keagamaan. Ketidaksadaran dalam proses simbolisasi itu disebut “Arketipe”, yaitu bentuk atau gambaran yang bersifat kolektif dan praktis terjadi diseluruh muka bumi sebagai unsur kisah suci. Namun, arkitipe pun bisa disebut sebagai gambaran dalam solidariras antara berbagai tradisi berbagai keagamaan manusia.

b. Alfred Adler

Pandangan tentang sifat manusia menurut Adler adalah manusia dimotivasi terutama oleh dorongan-dorongan sosial. Pria dan wanita adalah makhluk sosial dan masing-masing orang ketika berelasi dengan orang lain akan mengembangkan gaya hidup yang unik. Adler menekankan

(3)

determinan-determinan sosial kepribadian, bukan determinan-determinan-determinan-determinan seksual. Pusat kepribadian adalah kesadaran, bukan ketaksadaran. Manusia adalah tuan, bukan korban dari nasibnya sendiri.

Teori humanistis Adlerian tidak bisa dipisahkan dari konsep individu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Perbedaan yang mencolok dari konsep keduanya adalah penambahan konsep altruisme, kerjasama (cooperation), kreativitas (creativity), dan keunikan dari konsep kesadaran pada masing-masing individu. Psikoanalisa yang dinilai bersifat negativis (konsep pengrusakan yang ditandai dengan adanya konsep thanatos pada psikoanalisa Freudian. kemudian disangkal oleh pemikiran Adler yang memberikan ruang bagi hal-hal positif pada konsep kepribadian manusia.

Elemen dasar pada konsep yang diajukan Adler, yaitu;

1) Fictional Finalism: Manusia tidak hanya menghadapi situasi yang nyata dalam hidupnya tetapi juga berhubugan langsung dengan berbagai hal yang bersifat fiktif atau imajiner. Situasi imajiner tersebut dapat mengarahkan seseorang ke arah permasalahan psikologis. Meski demikian, aspek tersebut sangatlah penting karena menjadi pemicu tindakan dan perkembangan harapan seseorang yang selanjutnya menentukan bentuk-bentuk tindakan, model perilaku dan pemikiran. 2) Striving For Superiority: Adler memandang kehendak untuk berkuasa

yang mendorong agresifitas merupakan bagian penting yang mendorong pembentukan kepribadian seseorang. Dengan kata lain, kehendak itulah yang menentukan bentuk dan model kepribadian yang diinginkan.

3) Inferiority Feelings: Rasa inferior menunjukkan adanya sesuatu yang kurang pada individu. Individu pada kehidupannya mengarah pada upaya penghilangan inferioritas atau ingin menghilangkan sesuatu yang kurang dalam hidupnya. Karena itu, upaya untuk melakukan pemenuhan atas kekurangan yang memicu inferioritas menjadi fokus dan tujuan pada manusia.

4) Social Interest: Bentukan alamiah yang terkristalisasi dalam interaksi manusia pada masa awal yang menghubungkan bayi dan ibu. Pengalaman

(4)

relasi tersebut membentuk pemahaman dan bentuk-bentuk relasi interpersonal yang berkembang pada fase selanjutnya. Relasi tersebut pada dasarnya dilandasi oleh rasa membutuhkan atas hal yang lain karena status kekurangan tertentu. Dengan kata lain, minat tersebut menjadi bentuk pemenuuhan atas rasa kekurangan pada aspek tertentu yang dirasakan oleh manusia.

5) Gaya Hidup: Bentuk langsung yang nyata (etos) dari kepribadian. Gaya hidup juga berkembang seiring dengan pengalaman dan situasi beragam yang dihadapi oleh individu. Di lain sisi, gaya hidup oleh Adler juga dinilai sebagai bentuk dari kompensasi atas adanya kekuarangan sesuatu pada diri seseorang.

6) Creative Self: Manusia dipandang sebagai unit yang menciptakan konsep tentang dirinya dan kepribadiannya yang merupakan kombinasi antara anasir bawaan dengan pengalaman yang berkembang selama proses hidup. c. Karen Horney

Tema dasar dalam konsep utama dari Horney adalah kecemasan dasar, yakni perasaan terisolasi dan tak berdaya yang dialami oleh anak didalam dunia yang secara potensial bersifat bermusuhan. Segala hal yang mengganggu keamanan dasar anak dalam kaitannya dengan keintiman hubungan dalam keluarga menghasilkan kecemasan dasar. Hal tersebut pada akhirnya akan menimbulkan kebutuhan neuritik, karena sebagai solusi irasional dalam berbagai masalah.

Kebutuhan neuritik yang dibagi kedalam tiga orientasi dasar, adalah sebagai berikut:

1) Bergerak mendekati orang-orang, misalkan membutuhkan cinta.

2) Bergerak menjauhi orang-orang, misalnya membutuhkan independensi. 3) Bergerak melawan orang-orang, misalnya membutuhkan kekuasaan. d. Harry S. Sullivan

Sullivan memberikan sudut pandang yang interaksional dan interpersonal mengenai masalah dan perilaku pada manusia. Sullivan memang mengikuti jejak Freud dalam mempostulasikan perkembangan

(5)

manusia yang jelas dan agak pasti, namun Sullivan lebih mentitikberatkan pada variabel yang bersifat sosial dibandingkan instingtual.

Bagi Sullivan perkembangan manusia terdiri dari: bayi, anak-anak, priode junevile, pra-remaja, dan remaja akhir, yang diikuti proses kematangan. Dimana masing-masing tahapan perkembangan, terdapat perhatian yang memiliki hubungan yang memiliki ciri “intim” yang mendalam diantara orang-orang yang muda (sesama jenis terlebih dahulu, lalu diikuti dengan hubungan lawan jenis).

3. Perkembangan-perkembangan Selanjutnya Pada Psikodinamika

Pada akhir abad ke-20, Alpert mengidentifikasi tiga pemikiran dasar dari perkembangan teori drive Sigmund Freud, yaitu ego psychology (menekankan pada kemampuan sadar dan prasadar yang tidak didominasi id), teori relasi-objek (menanamkan perasaan yang kuat bagi pasien), dan self-psychology, yang menjelaskan bahwai isu-isu dasar dalam perkembangan dan psikopatologi, bukan tentang konflik berbagai insting tetapi berhubungan dengan keadaan diri yang sehat dan kohesif dengan identitas yang jelas, serta kemampuan mengekspresikan diri dan berinteraksi dengan orang lain.

Teori relasi-objek merupakan perkembangan dari gagasan Freud, dimana Sigmund yang menekankan pada dorongan-dorongan yang bersifat biologis sedangkan teori ralasi-objek mentitikberatkan pada aspek hubungan interpersonal, termasuk cara mempresentasikan hubungan atau relasi antar manusia, konflik, dan perilaku. Dengan kata lain, konsep teori ini mengacu pada struktur fungsi kognitif dan afektif.

Dalam pemikiran teori relasi-objek terdapat progresi perkembangan, yang biasanya dibagi menjadi beberap tahapan. Pertama, injection adalah fase dimana bayi hampir tidak mampu membedakan dirinya dengan objek-objek eksternal. Kedua, identifikasi adalah fase yang melibatkan pemahaman mengenai peran objek dan identitas ego, serta fase struktur psikis yang lebih matang.

Namun, menurut pakar, pada konsep ini sulit untuk dispesifikasikan, tetapi sebagian besar sepakat mengenai ide perubahan gradual pada konsep ini, dimana keadaan simbiosi ibu-bayi yang tidak terdifensiasi menuju ke kapasitas penuh

(6)

untuk mengalami pengalaman dengan diri sendiri dan benda lain sebagai sesuatu yang terpisah, utuh, berkalanjutan, dan berdiri sendiri, terlepas dari konteks afektif.

Yang menjadi perhatian khusus dalam previsi analitik ini adalah patalogi bordeline disorder (kesulitan dengan batas dan atribusi dalam hubungan interpesonal) dan narcistic (orang-orang yang fokus pada dirinya sendiri yang bersifat eksesif). Adapun, untuk mengatasi atau mengurangi gangguan tersebut, terapi psikodinamika menggunakan intervensi terapeutik guna menghilangkan pertahanan yang menon-aktifkan self sehingga pasien dapar melewati depresi dan kemandekan perkembangannya.

Adapun pada abad ke-20, psikodinamika mengembangkan terapi psikodinamika singkat, dimana terapi ini menekankan pada kekuatan-kekuatan yang dimiliki saat ini guna mengatasi masalah-masalah pada klien.

4. Teori Kelekatan

Teori ini menganggap, bahwa ikatan afektif (ikatan emosional intim) dikarakteristikkan dengan kecenderungan untuk mencari dan mempertahankan kedekatan dengan figur tertentu, terutama ketika berada di bawah tekanan. Dengan kata lain, kelekatan merujuk kepada hubungan antara dua individu yang mempunyai perasaan yang kuat terhadap satu sama lain dan melakukan beberapa hal untuk melanjutkan hubungan tersebut. Teori kelekatan pun dipengaruhi oleh empat teori, yaitu psychoanalytic theory, learning theory, cognitive-developmantal theory, dan ethological theory.

Ada empat prinsip dalam teori kelekatan, diantaranya adalah:

a. Ikatan antar individu yang dibangun secara emosional memiliki fungsi survival, yang menyebabkan hal ini bersifat primer.

b. Ikatan-ikatan tersebut akan efisien apabila antara individu satu dengan yang lain mempunyai kepemahaman yang selaras, sehingga memperkuat keterdekatan.

c. Membangun pola-pola interaksi berdasarkan berbagai model kerja self. Selain itu, terdapat tiga pola pada kelekatan, diantaranya:

(7)

a. Secure: Rasa aman yang diperoleh ketika individu merasa kesepian dan saat mendapatkan rasa aman tersebut, individu akan menampilkan perilaku positif.

b. Anxious-resistant: Merujuk pada kecemasan yang dialami individu karena takut akan kehilangan rasa aman, dan ketika hal tersebut kembali, individu seolah menolak rasa aman tersebut.

c. Anxious-avoidant: Individu mengabaikan dan tidak mau melakukan kontak dengan pemberi rasa aman.

5. Komentar Mengenai Psikoanalitik dan Psikodinamika

Untuk versi klasik psikoanalisis, yang berpedoman pada pemikiran Freud, memiliki beberapa kelemahan yang tidak dapat diimbangi oleh usia dan statusnya. Karena psikoanalisa pada umumnya mendukung determinisme yang berkelanjutan dalam diri individu, ia hanya menunjukkan sensitivitas yang kecil terhadap sistem-sistem lain dalam keluarga.

Kekuatan sentral pada psikoanalisa adalah kemampuan untuk melihat sisi gelap manusia, pada fenomena seksual, agresi, dan abnormalsitas pada manusia. Namun, banyak psikolog yang menentang Freud atas pandangan terhadap perempuan, tentang fitrah perempuan pada dasarnya menderita ”penis envy”, artinya perempuan iri karena tidak mempunyai penis.

Holt menyatakan bahwa tradisi psikoanalisis dan psikodinamika menggunakan begitu banyak konsep dan model yang dinamis, topografis, ekonomis, dan perkembangan, sehingga pikiran dan perilaku tidak dapat dijelaskan atas dasar post hoc. Dengan kata lain, konsep ini sulit diobsevasi dan dikuantifikasikan.

(8)

Daftar Pustaka

Corsini, R. J., & Wedding, D. (2011). Current Psychoterapist. Belmon: Brooks Cole Cengage Learning.

Jaenudin, U. (2012). Psikologi Transpersonal. Jakarta: Pustaka Setia.

Puji, P. P., & Hendriwinaya, V. W. (2015). Terapi Transpersonal. BULETIN PSIKOLOGI, 23, 92-102.

Referensi

Dokumen terkait

Akuntan publik memberikan banyak jasa atestasi lainnya, yang kebanyakan merupakan perluasan alami dari audit atas laporan keuangan historis, karena pemakai menginginkan kepastian

Menurut Kurva Hjulstrøm (Sunborg, 1956 dalam Seibold & Berger, 1996), arus sisa gelombang pecah (surf) dengan kecepatan berkisar 1-2 m/dt mempunyai daya angkut sedimen lebih

Manajemen dapat merespon risiko dengan ssalah saru dari empat cara, diantaranya mengurangi kemungkinan dan dampak risiko dengan mengimplementasikan sistem

Salah satu upaya yang diambil oleh Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi adalah dengan ikut serta dalam program BUMN

menelaah sebuah pokok bahasan bebas mengaktualisasikan diri dengan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa tersebut dapat keluar, selain itu kerjasama antar siswa juga

The effect of sodium dodecylbenzenesulfonic acid (SDBS) on the growth rate of single crystals of borax was investigated at temperature 25 °C and at relative supersaturation of

• Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon adalah suami istri yang telah menikah sekitar bulan Desember 2006 di Kabupaten Lombok Barat karena saksi turut

Puji syukur Alhamdulillaahirabbil’aalamin penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan kasih sayang, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tesis yang