• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma memiliki arti yang merupakan sebuah konsep, pre-posisi serta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma memiliki arti yang merupakan sebuah konsep, pre-posisi serta"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Paradigma Penelitian

Paradigma memiliki arti yang merupakan sebuah konsep, pre-posisi serta proposisi yang sudah diakui oleh banyak pihak sehingga dapat mempengaruhi cara berpikir dalam penelitian tersebut (Moleong, 2010). Deddy Mulyana (2003) dalam Tahir (2011:59) mendefinisikan paradigma sebagai suatu cara berpikir mendasar suatu kelompok ilmuwan dengan suatu pandangan, yang pada akhirnya dijadikan landasan bagi mereka dalam mengungkap suatu fenomena dalam rangka mencari fakta.

Selain itu, paradigma penelitian memiliki definisi cara pandang yang dapat digunakan untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma ini tertanam kuat dalam benak sosialisasi para penganut dan praktisi. Paradigma menunjukkan mereka hal-hal yang penting, moderat dan hal-hal yang bermakna. Paradigma tersebut juga normatif, yang berarti menunjukkan kepada praktisi apa yang dapat mereka lakukan tanpa pertimbangan eksistensial atau epistemologis yang panjang (Mulyana, 2018).

Penelitian ini menggunakan paradigma Post Positivistik, dimana paradigma tersebut merupakan paradigma yang menggunakan serta mengandalkan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti (Denzin & Lincoln 2018). Sehingga keakuratan hasil akan lebih tercapai dan dapat diperbarui sesuai dengan

(2)

3.2

Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian berjenis kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian eksploratif yang memahami dan memahami makna beberapa individu atau sekelompok orang yang bersumber dari masalah sosial.

(Creswell, 2016).

Kemudian menurut Denzin & Lincoln dalam (Moleong 2013) penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan latar belakang berbasis ilmiah atau keilmuan yang bertujuan untuk menjelaskan terjadinya suatu fenomena dan melakukan penelitian dengan menggabungkan berbagai metode yang ada. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti objek dengan kondisi alamiah, dimana peneliti berperan sebagai alat kunci (Sugiyono, 2019).

Sedangkan untuk sifat, penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menguraikan objek penelitian melalui data atau sampel yang dikumpulkan sebagaimana adanya, tanpa perlu analisis dan pembuatan kesimpulan yang umum (Sugiyono, 2019).

Selain itu, deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai sifat penelitian yang mencoba mencari tahu fakta dari kejadian, proses, objek, dan aktivitas dari manusia secara natural atau apa adanya dengan waktu saat ini atau dalam jangka waktu yang masih diingat oleh informan. Sifat penelitian deskriptif juga mencakup beberapa

(3)

metode seperti survei, studi kasus, studi perkembangan, dan lainnya (Prastowo, 2011).

Penelitian ini berusaha untuk mencari tahu bagaimana strategi yang dilakukan oleh Jakarta Fashion Week dalam membangun dan menjalin media

relations, lebih spesifiknya untuk Jakarta Fashion Week 2021 dimana event akan

diselenggarakan secara virtual mengingat kondisi pandemi Covid-19.

3.3

Metode Penelitian

Metode penelitian menggunakan metode penelitian studi kasus. Studi kasus adalah metode penelitian, studi empiris yang menyelidiki fenomena dalam kehidupan nyata, di mana batas antara fenomena dan konteks tidak terlihat jelas, dan berbagai sumber bukti digunakan (Yin, 2015).

Studi kasus juga bisa dikatakan sebagai metode yang diterapkan untuk memahami individu secara lebih dalam dengan dipraktekkan secara integratif dan komprehensif. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengumpulkan dan menyimpulkan suatu pemahaman yang mendalam mengenai individu serta masalah yang diteliti sehingga dapat terselesaikan dan bermanfaat bagi individu tersebut untuk berkembang dan menjadi lebih baik (Rahardjo & Gudnanto,2011).

(4)

Jika dilihat dari tipe analisis yang dilakukan terkait kasus atau objek penelitian, studi kasus dibagi menjadi 3 jenis (Creswell, 2016), yaitu:

1. Instrumental Case Study

Penelitian studi kasus yang dilakukan dengan menggunakan satu kasus untuk menggambarkan suatu isu atau perhatian. Pada penelitian ini, peneliti mengobservasi dan mengkaji isu yang sesuai dengan minatnya, dan menggunakan kasus tersebut sebagai sarana (instrumen) untuk menggambarkannya dan menjelaskannya secara terperinci.

2. Collective or Multiple Case Study

Penelitian studi kasus yang menggunakan banyak isu dan kasus di dalam satu penelitian. Terfokus kepada suatu isu tetapi menggunakan beberapa kasus untuk menjelaskan. Tetapi jenis penelitian ini juga bisa digunakan dengan cara menggunakan satu kasus (lokasi) tetapi dengan beberapa isu yang berbeda untuk diteliti. Oleh karena itu jenis penelitian ini bisa bersifat kompleks.

3. Intrinsic Case Study

Penelitian ini dilakukan pada suatu kasus yang memiliki kekhasan dan keunikan yang tinggi. Dengan maksud penelitian ini dilakukan secara mendalam. Penelitian ini berfokus kepada kasus itu sendiri, dilihat dari segi

(5)

lokasi, program, kejadian atau aktivitas. Jenis penelitian studi kasus ini bisa dikatakan memiliki kemiripan dengan penelitian naratif yang dijelaskan di depan tetapi memiliki prosedur kajian yang lebih detail dan terperinci terkait kasus dan kaitan yang dimiliki dengan lingkungan sekitar secara terintegrasi dan apa adanya. Secara spesifik penelitian studi kasus mendalam ini adalah penelitian yang sangat terikat pada konteksnya, atau dengan kata lain sangat terikat pada lokasi (site-case).

Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih untuk menggunakan studi kasus dengan jenis instrumental case study, dimana peneliti mengangkat isu strategi

media relations yang digunakan oleh Jakarta Fashion Week, spesifiknya Jakarta

Fashion Week 2021 yang memiliki format virtual event sebagai kasus yang diangkat untuk menjelaskan isu terkait yang telah dipilih oleh peneliti.

3.4

Key Informan dan Informan

Key Informan adalah mereka yang bisa memberikan keterangan dan saran

mengenai sumber bukti yang mendukung dan menciptakan sesuatu terkait sumber yang bersangkutan (Moleong, 2017).

Key informan atau yang dimaksud dengan informan utama, adalah

seseorang yang memiliki keahlian di bidang yang akan diteliti. Sedangkan informan adalah orang-orang atau individu yang relevan dengan bidang yang akan atau sedang diteliti, dengan keterangan dari informan yang bertujuan untuk

(6)

informan (informan utama). Menentukan key informan dan informan dilakukan

secara selektif agar penggalian data dapat dilakukan secara benar dan maksimal (Uhar, 2014).

Terkait penelitian ini, peneliti berencana untuk melakukan sesi wawancara dengan 1 orang key informan dan 3 orang informan yang berasal dari internal dan eksternal. Key informan yang dipilih adalah Subkhan Jusuf Hakim selaku chief

content officer Jakarta Fashion Week 2021. Sedangkan untuk dua orang informan

lainnya adalah Lenny Tedja sebagai project director atau ketua Jakarta Fashion Week 2021, dan Zornia Harisantoso sebagai program & editorial director atau ketua program/acara dari Jakarta Fashion Week 2021. Ketiganya menjadi key

informan dan informan dikarenakan memiliki posisi yang penting dan relevan serta

terlibat langsung dalam rangkaian acara Jakarta Fashion Week 2021 sehingga informasi yang didapatkan relevan, mendalam, dan membantu proses penelitian yang dilakukan.

Informan terakhir adalah informan eksternal Jakarta Fashion Week yaitu Ria R. Christiana, yang merupakan praktisi di bidang PR dan saat ini menjabat sebagai brand & communication strategist di dBrandcom, yang merupakan sebuah

consultant agency. Pemilihan informan didasarkan kepada pengalaman dan

keahliahn yang mumpuni di bidang PR sehingga dapat mengkonfirmasi dan mengkoreksi terkait penerapan strategi media relations yang dilakukan oleh Jakarta Fashion Week 2021 dalam rangka meningkatkan publisitas.

(7)

3.5

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu prosedur bersifat sistematik dan memiliki standar tersendiri untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Secara umum metode pengumpulan data dibagi menjadi beberapa kelompok seperti menggunakan pengamatan secara langsung, menggunakan pertanyaan, dan metode khusus (Nazir, 2014:211).

Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan metode pengumpulan data wawancara mendalam atau indepth interview kepada key

informan dan informan dengan menggunakan berbagai pertanyaan yang relevan

dan mendalam terkait penelitian. Wawancara merupakan suatu metode yang melibatkan pengajuan pertanyaan atau pembahasan hal-hal dengan segelintir orang atau individu yang relevan dan memiliki kaitan dengan penelitian (Blaxter, Hughes, & Tight, 2010).

3.6

Keabsahan Data

Keabsahan data perlu dilakukan pengujian untuk memastikan seluruh data yang terkumpul akurat, sehingga di akhir kesimpulan dapat dibuat secara akurat dan relevan dengan penelitian yang dilakukan. Uji keabsahan data dalam suatu penelitian kualitatif mencakup beberapa hal seperti uji kredibilitas data (validitas internal), uji transferability (validitas eksternal), uji dependability (reliabilitas), serta uji confirmability (objektivitas) (Sugiyono, 2019). Keempat tahapan tersebut

(8)

1. Uji Kredibilitas Data (Validitas Internal)

Saat menguji kredibilitas data, ada beberapa metode pengujian. Menurut pernyataan Sugiyono (2019:270): “Untuk menguji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data melalui penelitian kualitatif, salah satunya dengan mengamati gap, meningkatkan daya tahan penelitian, melakukan triangulasi, dan Diskusi rekan, analisis kasus negatif dan inspeksi anggota.

2. Uji Transferability (Validitas Eksternal)

Transferabilitas adalah validitas eksternal dari penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan keakuratan dan penerapan hasil penelitian untuk populasi sumber sampel. Nilai transfer terkait dengan realita, dan hasil penelitian bisa diterapkan atau dimanfaatkan dalam situasi lain. (Sugiyono, 2019)

3. Uji Dependability (Reliabilitas)

Dalam penelitian kualitatif, metode uji ini dapat disebut juga reliabilitas. Penelitian yang dapat diandalkan adalah apakah orang lain dapat mengulangi / mencerminkan proses penelitian. Dalam penelitian kualitatif, pengujian reliabilitas dilakukan dengan me-review seluruh proses penelitian. Peneliti biasanya tidak melakukan penelitian di lapangan secara langsung tetapi dapat memberikan data-data yang sering terjadi. Penelitian seperti ini membutuhkan pengujian dengan metode seperti ini.

(9)

4. Uji Confirmability (Objektivitas)

Objektivitas pengujian kualitatif juga disebut pengujian konfirmabilitas. Jika hasil penelitian yang dilakukan disetujui oleh banyak orang, maka dapat dikatakan penelitian tersebut obyektif. Pengujian konfirmatori penelitian kualitatif mengacu pada pengujian hasil penelitian terkait dengan proses yang telah dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, hal ini menunjukkan bahwa penelitian tersebut telah mencapai standar konfirmabilitas.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti memilih untuk menggunakan metode uji keabsahan data dengan kredibilitas data (validitas internal) dengan perpanjangan menggunakan triangulasi sumber.

3.7

Teknik Analisis Data

Menurut Yin (2015) terdapat tiga teknik analisis studi kasus yang dapat digunakan, yaitu:

a. Penjodohan Pola

Membandingkan pola yang berdasar atas empiri dengan pola yang diprediksikan jika kedua pola tersebut memiliki sebuah atau beberapa persamaan, maka hasilnya dapat menguatkan uji kredibilitas data (validitas internal) studi kasus yang bersangkutan

(10)

sehingga dapat menguatkan validitas internal pada sebuah studi kasus.

b. Pembuatan Eksplanasi

Suatu teknik analisis data dengan menganalisa data studi kasus, yaitu membuat eksplanasi terhadap suatu kasus yang bersangkutan, khususnya pada studi kasus yang bersifat eksplanatori.

c. Analisis Deret Waktu

Teknik analisis data dengan menganalisis sebuah kasus secara historis. Menjelaskan kronologi dalam rangka menyelidiki kejadian atau peristiwa yang diteliti dalam suatu rangkaian waktu sebagai penyebab suatu hubungan.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data penjodohan pola dikarenakan peneliti akan membandingkan hasil penelitian yang didapatkan dan data wawancara dengan beberapa data wawancara lain, kemudian menjelaskan keterkaitannya dengan konsep yang digunakan dalam penelitian ini yaitu strategi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil darinya warga Dusun Banaran yang mengikuti kegiatan tersebut mampu mengelolah sampah menjadi produk lain sesuai dengan ketertarikan warga pada materi dan

TugasMahasiswa: menjawab soal Dan menggambarkan Grafik fungsi linier dan fungsi non linier Metode/ cara pengerjaan tugas: sesuai arahan dan bentuk soal yang diberikan dosen pengampu

Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data-data yang sudah terkumpul di lapangan yang diperoleh melalui teknik pengambilan data yang menggunakan

Disesuaikan dengan bentuk dan jenis kegiatan 4.500.000 Semester genap 2014-2015 Keterlibatan dosen dengan berbagai kegiatan sesuai dengan keperluan penelitian.

1) Keberagaman kemampuan intelektual siswa. Setiap siswa mempunyai tingkat kemampuan dan karakter yang berbeda. Maka dari itu guru harus bisa membaca karakter dan

Perpanjangan dari observasi dapat menambah tingkat kepercayaan sebuah data. Adanya perpanjangan pengamatan dimaksud, itu berarti peneliti kemungkinan akan kembali ke

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,