• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Proyek

Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Iman Soeharto, 1997) Dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memiliki tujuan khusus berupa produk atau hasil akhir.

2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta mutu dalam proses mencapai tujuan telah ditentukan.

3. Waktu awal dan akhir ditentukan jelas.

4. Jenis dan identitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. 5. Bersifat kompleks.

Semua itu dibatasi dengan batasan-batasan tertentu yaitu: 1. Biaya, dibatasi dengan anggaran tertentu. 2. Waktu, telah ditetapkan.

3. Mutu, dalam bentuk kinerja yang harus memenuhi syarat tertentu. Proyek konstruksi adalah proyek dengan komponen kegiatan dari pengkajian kelyakan, design engineering, pengadaan dan konstruksi (Iman Soeharto, 1997).

2.2 Studi Kelayakan Proyek

Pengkajian yang bersifat menyeluruh dan mencoba menyoroti segala aspek kelayakan proyek atau investasi dikenal sebagai studi kelayakan (Iman Soeharto, 1997). Mengkaji kelayakan suatu proyek bertujuan untuk menilai usulan suatu proyek atau investasi yang akan datang dari segala segi secara professional. Penilaian disini tidak lain adalah memberikan rekomendasi apakah sebaiknya proyek yang bersangkutan layak dikerjakan atau tidak. Mengingat kondisi dimasa mendatang penuh ketidak pastiaan, maka studi yang dilakukan meliputi berbagai aspek yang membutuhkan pertimbangan tertentu untuk memutuskannya. Tujuan dilakukannya studi kelayakan untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal

(2)

yang terlalu besar untuk proyek yang tidak memungkinkan. Hal-hal yang perlu diketahui dalam studi kelayakan adalah:

1. Ruang lingkup kegiatan proyek disini perlu ditentukan bidang-bidang apa proyek yang akan beroperasi.

2. Cara-cara kegiatan proyek dilakukan. Dalam hal ini perlu ditentukan apakah proyek akan dijalankan sendiri atau diserahkan kepada beberapa pihak lain.

3. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek

4. Sarana yang dibutuhkan oleh proyek misalnya kebutuhan tenaga kerja, material dan sebagainya.

5. Hasil kegiatan proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus ditanggung. 6. Akibat-akibat yang bermanfaat maupun tidak dari adanya proyek tersebut. 7. Langkah-langkah rencana untuk melaksanakan proyek (jadwal untuk

masing-masing kegiatan).

Pada umumnya studi kelayakan menyangkut beberapa hal yang harus dipelajari antara lain aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial, aspek sosial, dan aspek ekonomi. Dalam hal ini yang akan dibahas lebih lanjut yaitu tentang aspek pasar, teknis, dan finansial.

2.2.1 Aspek Pasar

Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek yang paling utama dan pertama dilakukan pengkajian dalam usulan proyek investasi, alasannya adalah tidak akan mungkin suatu proyek didirikan dan dioperasikan jika tidak ada pasar yang siap menerima produk perusahaan tersebut. Itulah sebabnya jika dalam kajian pada aspek pasar ini suatu usulan proyek investasi dinyatakan tidak layak, maka tidak perlu lagi mengkaji aspek-aspek yang lain.

Dalam kajian aspek pasar akan mempelajari tentang:

1. Penawaran, dalam negeri serta perkembangan dimasa lalu dari perkiraan dimasa datang.

(3)

3. Program pemasaran yang mencakup strategi pemasaran yang digunakan. 4. Perkiraan penjualannya yang bisa dicapai perusahaan.

2.2.2 Aspek Teknis

Kajian aspek teknis menitik beratkan pada penilaian atas kelayakan proyek dari sisi teknis. Penilaian meliputi penentuan lokasi proyek, pemilihan mesin dan peralatan. Sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa hal yang perlu dikaji diantaranya:

1. Lokasi atau letak yang dipilih cukup strategis. 2. Material dan bahan mudah didapat.

3. Mobilisasi kendaraan. 2.2.3 Aspek Finansial

Aspek finansial berkaitan dengan bagaiman menentukan jumlah dana dan sekaligus mengalokasikannya serta mencari sumber dana yang bersangkutan secara efisien sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investasi. Dalam menentukan jumlah dana dan mengalokasikan dana investor harus dapat menentukan berapa besar seharusnya dana yang ditanamkan dalam investasi dan mengalokasikan secara tepat sehingga dapat mengestimasi aliran kas dari proyek yang diusulkan. Tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor adalah suatu tingkat keuntungan yang diukur berdasarkan kas.

2.3 Evaluasi Proyek

Evaluasi proyek merupakan metode pengevaluasian alternatif-alternatif dengan cara yang mudah dan dapat dipahami. Evaluasi proyek merupakan suatu sistem analisis yang membandingkan biaya-biaya dan manfaat-manfaat sebagai alat untuk menilai kewajaran dari usulan proyek. Tujuan evaluasi proyek pada dasarnya adalah untuk mengetahui atau menilai kelayakan dari suatu, apakah menguntungkan atau tidak bila dilaksanakan.

Perencanaan dan penganalisaan proyek agar efektif perlu mempertimbangkan banyak secara bersama-sama untuk menentukan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi. Aspek-aspek dalam evaluasi

(4)

proyek yang harus diperhatikan antara lain adalah aspek pasar, teknis, keuangan, hukum, dan ekonomi Negara (Husnan dan Suwarsono 2000). Dalam tugas akhir ini yang akan dibahas adalah analisis proyek terhadap aspek pasar, aspek teknis, dan aspek finansial.

2.3.1 Evaluasi Aspek Pasar

Setelah data-data yang dibutuhkan dalam menganalisis aspek pasar telah terkumpul maka selanjutnya dilakukan aspek pasar yang dalam penelitian ini akan dibahas:

a. Penggolongan kelas hotel

b. Pengukuran dan peramalan permintaan 2.3.1.1 Penggolongan Kelas Hotel

Menurut Ditjen Pariwisata definisi hotel adalah suatu usaha yang mengggunakan seluruh atau sebagian dari bangunan yang khusus disediakan, dimana setiap orang dapat menginap, makan dan minum (mempunyai pelayanan yang berada dibawah manajemen hotel bersangkutan) serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran.

Menurut Peraturan Menterri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PM. 53/HM.001/MPEK/2013 tentang penggolongan kelas hotel, bahwa golongan kelas hotel terdiri atas hotel bintang dan hotel nonbintang. Sesuai pasal 13, sertifikasi usaha hotel dilaksanakan oleh LSU Bidang Pariwisata yang berkedudukan di wilayah Indonesia.

Pada pasal 6 tercantum unsur-unsur penilaian standar usaha hotel mencakup 3 hal yaitu: Persyaratan dasar, kriteria mutlak, dan kriteia tidak mutlak. Persyaratan dasar yang dimaksud antara lain: Tanda daftar usaha pariwisata bidang usaha penyediaan akomodasi jenis usaha hotel, kelaikan fungsi bangunan gedung, keterangan laik sehat, dan kelaikan kualitas air.

Kriteria mutlak pada hotel bintang terdiri dari 3 aspek yaitu: aspek produk meliputi 12 unsur dan 15 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur, dan aspek pengelolaan meliputi 3 unsur dan 5 sub unsur. Kriteria mutlak untuk hotel nonbintang terdiri dari 3 aspek yaitu: aspek produk meliputi 7 unsur

(5)

dan 7 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur, dan aspek pengelolaan meliputi 3 unsur dan 4 sub unsur.

Kriteria tidak mutlak pada hotel bintang terdiri dari 3 aspek yaitu: aspek produk meliputi 32 unsur dan 147 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 14 unsur dan 40 sub unsur, dan aspek pengelolaan meliputi 6 unsur dan 21 sub unsur. Kriteria tidak mutlak untuk hotel nonbintang terdiri dari 3 aspek yaitu: aspek produk meliputi 7 unsur dan 7 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur, dan aspek pengelolaan meliputi 3 unsur dan 4 sub unsur.

Pada lampiran II Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Tahun 2013, berisi unsur-unsur dan sub unsur yang perlu dinilai untuk mengetahui standar usaha hotel bintang dan nonbintang. Terdapat pula tentang tata cara penilaian standar hotel bintang dan nonbintang. Metode penilaian standar hotel bintang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Metode Penilaian Standar Hotel Bintang JUMLAH

SUB UNSUR

BOBOT RENTANG

NILAI

INTERVAL KELAS HOTEL

104 208 2 208-292 20 5 3 312-500 20 4 5 520-708 20 3 7 728-916 20 2 9 ≥ 936 20 1

Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Tahun 2013

Kriteria penilaian standar hotel bintang terdiri dari 208 sub unsur yang merupakan bagian dari aspek produk, aspek pelayanan, dan aspek pengelolaan. Dari sejumlah 208 sub unsur tersebut ditetapkan 104 sub unsur sebagai bilangan pengali dengan bobot untuk menentukan nilai minimal pada setiap kelas hotel bintang. Dalam melakukan penilaian terhadap penggolongan kelas hotel bintang,

(6)

setiap sub unsur diberi nilai 1-5 sesuai dengan kualitas dan kondisinya. Angka 1-5 dijabarkan sebagai berikut, yaitu: 1=kurang, 2=cukup baik, 3=baik, 4=sangat baik, dan 5=terbaik. Dari total nilai sub unsur untuk seluruh aspek standar hotel yang merupakan penjumlahan dari total nilai sub unsur untuk aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan digunakan untuk menentukan penggolongan kelas hotel sesuai dengan rentang nilai sebagaimana tercantum pada tabel 2.1.

Tabel 2.2 Metode Penilaian Standar Usaha Hotel Nonbintang

Aspek Jumlah SubUnsur

Nilai Kualitas

Sub Unsur

Nilai Sub Unsur

Bobot Aspek Nilai Setelah Pembobotan Terenda h (bxc), c=1 Tertingg i (bxc), c=3 Terendah (dxf) Tertinggi(dxf) A b C d e f g h PRODUK 28 1;2;3 28 84 2 56 168 PELAYANAN 5 5 15 3 15 45 PENGLOLAAN 5 5 15 1 5 15

Total Nilai Setelah Pembobotan 76 228

Batas Nilai Penetapan Hotel Nonbintang (g+h):2 152 Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik

Indonesia Tahun 2013

Jumlah sub unsur yang digunakan penilaian terdiri atas 28 sub unsur aspek produk, 5 sub unsur aspek pelayanan dan 5 sub unsur aspek pengelolaan, yang digunakan sebagai bilangan pengali dengan nilai kualitas setiap sub unsur, yaitu 1, 2, atau 3, untuk menentukan nilai terendah dan nilai tertinggi. Nilai kualitas sub unsur digunakan sebagai bilangan pengali dengan sub unsur setiap aspek untuk menentukan nilai terendah dan nilai tertinggi,3 = tinggi, 2 = sedang, atau 1 = rendah. Bobot aspek yang ditetapkan pada ketiga aspek standar hotel tersebut, yaitu pada aspek produk dengan bobot 2, aspek pelayanan dengan bobot 3, dan aspek pengelolaan dengan bobot 1.

Hasil kali dari sub unsur setiap aspek dan bobot setiap aspek akan didapatkan nilai pembobotan tertinggi dan terendah. Batas nilai terendah penetapan untuk Hotel Nonbintang adalah sebesar 152 diperoleh dari rata-rata

(7)

penjumlahan nilai tertinggi dan terendah setelah pembobotan, sesuai dengan pada tabel 2.2

Penetapan akhir golongan kelas hotel dilakukan dengan penggabungan hasil penilaian dasar dengan hasil penilaian teknis operasional. Golongan kelas hotel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.3 Penggolongan kelas hotel

No GOLONGAN KELAS HOTEL SKALA NILAI BINTANG 1 Bintang 5 ≥ 936 2 Bintang 4 728-916 3 Bintang 3 520-708 4 Bintang 2 312-500 5 Bintang 1 208-292 6 Nonbintang Min. 152

Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Tahun 2013

2.3.1.2 Pengukuran dan Peramalan Pemintaan

Pengukuran permintaan merupakan salah satu analisa yang ditinjau dalam analisis aspek pasar. Pengukuran permintaan adalah usaha untuk mengetahui permintaan atas suatu produk atau sekelompok produk dimasa yang lalu dan masa sekarang dalam kendala suatu kondisi tertentu. Sedangkan peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk dimasa yang akan datang dalam kendala satu kondisi tertentu

Analisis dan peramalan memegang peranan penting dalam pengkajian aspek pasar yaitu mengubah sejumlah besar data menjadi kesimpulan dan laporan yang dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan masukan informasi yang sangat berguna bagi proses pengambilan keputusan. Pengertian dan penguasaan metode yang digunakan merupakan syarat keberhasilan analisis data. Dalam memilih metode peramalan sangat tergantung pada berapa faktor antara lain :

 Waktu yang hendak diliput, yaitu rentang waktu masa datang dari jangkauan peramalan,

(8)

 Tingkah laku data, meliputi jumlah ketepatan dan tingkah laku data masa lalu yang tersedia.

Tipe model, yakni apakah model yang digunakan merupakan model time series, kausalitas ataukah model lain yang lebih komplek.

 Biaya yang tersedia.

 Tingkat ketepatan yang diinginkan, hal ini berkaitan dengan kebutuhan manajemen.

 Kemudahan penerapan, dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan manajemen, data dan biaya yang tersedia.

Disamping keenam faktor-faktor tersebut waktu yang tersedia juga berpengaruh terhadap pemilihan teknik peramalan (Suad Husnan dan Suwarsono, 2000).

Meramalkan nilai suatu variabel perlu diketaliui sifat dan tadiat variabel tersebut di waktu sekarang dan lampau. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode time series. Untuk mempelajari bagaimana perkembangan historis dan suatu variabel digunakan deret nilai-nilai variabel itu menurut waktu. Deretan seperti ini dinamakan time series (Amudi Pasaribu, 1975). Ada empat cara atau metode yang biasa digunakan untuk menyusun atau menentukan trend yaitu metode bebas freehand method, metode setengah rata-rata (semi average method), metode rata-rata bergerak (moving average method), metode kuadrat terkecil (least squares method). Metode kuadrat terkecil akan menghasilkan trend yang paling cocok dibandingkan dengan metode-metode lainnya (Nata Wirawan,2001). Metode trend dapat dibedakan berdasarkan persamaannya yaitu metode trend dengan persamaan linier, kuadrat dan logaritma linier (Simple Exponential).

 Metode Trend Linier

Metode ini digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis lurus.

Fungsi persamaan dari metode ini adalah : Y = a+bXi

Koefisien a,b dan c diperoleh dengan : a = ∑Y : n

(9)

b = ∑ XY: ∑ X2 jika ∑ X = 0

Y = Variabel Permintaan n = Jumlah Data

X = Variabel Tahun

 Metode Trend Kuadratik

Metode ini digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk parabola.

Fungsi persamaan dari metode ini adalah : Y = a+bX+cX2

Koefisien a,b dan c diperoleh dengan : a = (∑Y - c∑ X2) : n

b = ∑ XY : ∑ X2

c = {n∑X2Y-(∑X2)( ∑Y)}: { n ∑ X4-( ∑X2)2} jika ∑ X = 0

Metode Trend Logaritma (Simple Exponential)

Metode ini digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik Fungsi persamaan dari metode ini adalah :

Y1= abxi

Yang dapat diubah dalam fungsi logaritma: Log Y1 =log a + X ( log b)X

jika ∑Xi = 0, maka koefisien a dan b dapat dicari dengan: log a = (∑ log Y) : n

log b = {∑X (logY)}: ∑X2

Pedoman memilih trend adalah dipilih trend yamg memberikan harga ∑(Yi-Y’)2terkecil.

2.3.2 Evaluasi Aspek Teknis

Analisis teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut

(10)

selesai dibangun. Berdasarkan analisa ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya.

2.3.2.1 Lokasi Proyek

Lokasi yang akan dipilih sebaiknya telah diteliti dari aspek hukum, sosial, ekonomi dan budaya masyarakatnya terlebih dahulu sehingga di kemudian hari tidak ada kendala yang menyebabkan gagalnya pembangunan proyek.

Beberapa variabel yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi proyek dibedakan dalam dua golongan besar, yakni variabel utama dan variabel bukan utama (Husnan dan Suwarsono 2000).

Variabel-variabel utama tersebut antara lain:

a. Ketersediaan bahan baku utama dan bahan pembantu b. Suplai tenaga kerja

c. Ketersediaan fasilitas transportasi

d. Ketersediaan sarana telekomunikasi, air dan tenaga listrik e. Kedekatan dengan letak pasar yang dituju

Disamping kelima variabel utama tersebut diatas, terdapat beberapa variabel bukan utama yang perlu mendapat perhatian dalam pemilihan lokasi proyek diantaranya adalah :

a. Hukum dan peraruran yang berlaku di Indonesia, maupun di tingkat lokal pada rencana lokasi

b. Iklim,keadaan tanah

c. Sikap dari masyarakat setempat (adat istiadat)

d. Rencana masa depan perusaliaan, dalam kaitannya dengan perluasan Setelah variabel utama dan variabel bukan utama diketahui rnaka barulah dilakukan pengambilan keputusan pada lokasi mana proyek akan dilaksanakan.

2.3.2.2 Layout

Layout merupakan keseluruhan proses penentuan “bentuk” dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Dengan demikian pengertian layout mencakup layout site (layout lahan lokasi proyek), layout

(11)

pabrik, layout bangunan, bukan pabrik dan fasilitas-fasilitasnya (Husnan dan Suwarsono 2000).

2.3.3 Evaluasi Aspek Finansial

Dalam analisis aspek finansial proyek hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Kebutuhan dan pengalokasian dana 2. Sumber-sumber dana

3. Pendapatan hotel

4. Kriteria penilaian investasi

5. Analisa kepekaan (sensitivity analysis). 2.3.3.1 Kebutuhan dan Pengalokasian Dana

Tafsiran dana proyek investasi dipengaruhi beberapa faktor seperti lokasi dimana proyek akan dibangun, model bangunan, fasilitas yang ditawarkan dan biaya-biaya lain dibutuhkan untuk beroperasinya proyek. Secara umum investasi dialokasikan ke dalam dua kelompok yakni aktiva tetap dan untuk modal kerja. Aktiva tetap adalah aktiva yang dibeli tidak untuk dijual kembali melainkan digunakan untuk beroperasi. Modal kerja atau aktiva lancar adalah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan yang dapat berubah menjadi kas.

2.3.3.2 Sumber Dana

Sumber dana proyek dapat berasal dari pinjaman atau dari modal sendiri yakni investor sendiri sebagai pemilik perusahaan. Permasalahan pokok adalah apakah suatu proyek investasi didanai dari pinjaman atau utang saja , modal sendiri, ataukah gabungan utang dan modal sendiri.

2.3.3.3 Aliran Kas

Aliran kas (cash flow) bisa digambarkan sebagai yang menunjukkan penerimaaan dan pengeluaran daripada kas atau biaya pada tertentu. Sumbu X pada diagram menunjukkan besarnya uang atau biaya.

(12)

Untuk menyatakan penerimaan, umumnya mengarah ke sumbu Y positif dan pengeluaran k sumbu Y negatif,atau sebaliknya.

Diagram kas digambarkan sebagai berikut: 100

0 1 2 3 4 5 6

18 18 18 18 18 18

Artinya besar pinjaman atau penerimaan sebesar 100, selama 6 satuan waktu (bulan, tahun, dll) harus membayar atau mengeluarkan sebesar 18 tiap periode waktu.

2.3.3.4 Estmasi Aliran Kas (Cash Flow)

Salah satu bagian yang penting dalam perencanaan suatu investasi adalah mengestimasi aliran kas pada masa yang akan dating. Kelayakannya tergantung ketepatan estimasi tersebut. Keuntungan apapun yang diharapkan dari suatu investasi harus dinyatakan dalam hubungan dengan aliran kas dan bukan dengan pendapatan (konsep laba yang dipakai dalam akuntansi).

Hal itu tidak lain karena :

a. Laba dalam pengertian akutansi tidak sama dengan kas masuk bersih. b. Yang lebih relevan bagi investor adalah kas bukan laba

Perusahaan menginvestasikan kas pada saat sekarang dengan harapan akan menerima hasil-hasilnya dalam bentuk kas pula dengan jumlah yang besar pada masa yang akan datang.

Jadi aliran kas dapat dilukiskan sebagai suatu realisasi atau tafsiran dari pemasukan uang (inflow) atau pengeluaran (outflow) yang terjadi pada suatu investasi dalam jangka waktu tertentu. Cara umum yang dipakai untuk menafsir aliran kas adalah sebagai berikut: ( J. fred Wetson & Eugene F.Brigham, 1993)

Aliran kas yang diharapkan = laba bersih setelah pajak + penyusutan = X (1-T) + Dep

(13)

Atau = NI + (Int) (1-T) + Dep

X = pendapatan operasi bersih, atau NOI (Net Operating Income, atau EBIT (Earning Before Interest & Tax) Tax = Tax atau pajak dalam %

Dep = Depresiasi

EBDIT= Earning Before Depreciation, Interest, Tax NI = Net Income (pendapatan bersih)

Int = Interest atau bunga 2.3.3.5 Depresiasi

Investasi modal dari sebuah perusahaan merupakan aset yang dapat dihitung seperti misalnya: peralatan, computer, kendaraan, bangunan, dan mesin-mesin. Berkurangnya nilai dari aset tersebut sesuai dengan waktu disebut dengan depresiasi atau penyusutan.

Depresiasi ini biasanya juga digunakan oleh perusahaan untuk mengembalikan aset, dimana proses depresiasi dari aset ini juga disebut pengembalian modal (capital recovery).

Depresiasi secara umum dapat digolongkan menjadi 2 kelompok:

1. Berkurangnya nilai dari suatu aset karena umur pemakaian sehingga kemampuan dari aset tersebut menjadi berkurang yang disebut juga dengan physical degradation.

2. Semakin majunya perkembangan teknologi sehingga diperlukan mesin atau peralatan baru yang lebih efisien dan ekonomis dari pada yang dipergunakan sekarang yang disebut juga dengan fungsional depreciation.

Depresiasi merupakan komponen yang penting dalam analisis ekonomi teknik, karena dengan menggunakan depresiasi:

1. Dapat dipergunakan unutk mengetahui nilai suatu aset sesuai dengan waktu.

2. Dapat dipergunakan untuk mengalokasikan depresiasi (accounting depreciation) nilai aset tersebut. Pengalokasian tersebut dipergunakan

(14)

untuk menjamin bahwa aset yang telah diinvestasikan dapat diperoleh kembali setelah masa layannya selesai.

3. Dengan depresiasi dapat dipergunakan untuk pengurangan pengenaan pajak dengan jalan bahwa aset yang diinvestasikan diperhitungkan sebagai biaya produksi, sehingga hal ini berkaitan dengan pajak.

Terdapat beberapa model yang dipergunakan untuk menghitung depresiasi dari suatu aset. Metode depresiasi diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Depresiasi Garis Lurus (Straight Line Depreciation)

Depresiasi garis lurus (Straight Line Depreciation) adalah metode depresiasi yang digunakan sebagai standar untuk kebanyakan metode yang lain. Dari namanya depresiasi tersebut ternyata nilai buku menurun secara linier terhadap waktu, karena laju depresiasinya adalah sama setiap tahun, mulai dari tahun 1 sampai periode pengembaliannya.

Laju depresiasi d=1/n, depresiasi tahunan ditentukan denagn mengalikan biaya awal dikurangi nilai sisa dengan laju depresiasinya d, atau sama dengan dibagi dengan periode pengembalian n.

Bentuk persamaannya adalah: Dt= (B-SV).d = (B – SV)/n Dimana: t = tahun (t=1,2,3… dst) Dt = Depresiasi tahunan B = Biaya awal SV = Nilai sisa d = Laju depresiasi n = Periode pengembalian 2. Declening Balance Depreciation

Metode ini juga dikenal sebagai persentase sama atau tetap. Model ini adalah model percepatan depresiasi. Perhitungan metode ini sangat sederhana, besarnya depresiasi tahunan diperoleh dengan mengalikan nilai buku setiap awal tahun dengan persentase yang sama, yang mana disebut denagn dengan d dalam bentuk desimal. Sebagai contoh, jika

(15)

persentasenya adalah 10% (maka d=0, 10), maka depresiasi setiap tahun yang diberikan adalah 10% dari nilai buku pada awal tahun. Laju depresiasi besar pada awal tahun dan menurun pada tahun-tahun berikutnya.

Karena d menggambarkan laju depresiasi, formula yang digunakan untuk menghitung harga max (d max) adalah dua kali dari besarnya metode garis lurus atau d max = 2/n. ketika laju depresiasi ini dipergunakan maka metode ini dikenal sebagai Double Declening Balance.

Laju depresiasi aktual untuk tiap-tiap tahun t relatif terhadap biaya awal adalah

Dt= d(1-d)t-1

Depresiasi untuk tahun ke t, Dt adalah laju depresiasi d dikalikan dengan nilai buku pada akhir tahun sebelumnya.

Dt= (d)BVt-1

Jika BVt-1tidak diketahui, besarnya depresiasi dapat dihitung dengan Dt= (d)B(1-d)t-1

Nilai buku pada tahun ke t dapat ditentukan denagn dua cara. Pertama dengan menggunakan laju yang sama d dan biaya awal B

BVt= B(1-d)t

Yang kedua nilai buku BVt untuk setiap model depresiasi selalu dapat ditentukan denagn mengurangi nilai buku sebelumnya dengan besarnya nilai depresiasi saat ini

BVt= BVt-1-Dt

Nilai buku dalam metode Declining Balance (DB) tidak akan mencapai nol. Hal ini akan berpengaruh kepada nilai sisa (SV) setelah n tahun, yang sama dengan nilai buku (BV) pada tahun ke n

Pengaruh SV = BVn= B(1-d)n

Jika pengaruh SV kurang dari SV yang diperkirakan maka aset sudah terdepresiasi seluruhnya sebelum berakhirnya masa layan dari aset yang diperkirakan.

(16)

3. Sum of Year Digit (SOYD

Metode ini berdasarkan jumlah bilangan tahun, dimana suatu aset berkurang nilainya sebanding dengan unit tahunnya. Besarnya depresiasi dihitung sebagai sisa masa layan pada awal tahun dibagi dengan jumlah angka tahun seluruh masa layan, diman rasio tersebut dikalikan dengan jumlah total depresiasi.

Sisa masa layan

SOYD = (P-S)

Angka Sum of Year

Sedangkan Sum of Year adalah sebagai berikut: Sum of Year = n/2 (n+1)

2.3.3.6 Kriteria Penilaian Investasi

Kriteria investasi merupakan alat untuk menentukan apakah proyek layak atau tidak untuk dilaksanakan. Kriteria investasi yang digunakan adalah:

3. Net Present Value (NPV). 4. Benefit Cost Ratio (BCR). 5. Internal Rate Of Return (IRR). 6. Payback Period

1. Metode Net Present Value

Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas di masa yang akan datang. Apabila nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas di masa yang akan datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi, maka proyek dikatakan menguntungkan seliingga diterima. Sedangkan apabila NPV<0 (NPV egative), proyek ditolak karena dinilai tidak menguntungkan.

Cara perhitungan Net Present Value adalah:

NPV = [( ) :(1 ) ] [( 0) :(1 ) ] 1 1 t n t t n t i t c i t c  

  dimana:

NPV = Nilai sekarang neto

(17)

(c0)t = Aliran kas keluar taliun ke-t n = umur ekonomis proyek i = tingkat bunga yang berlaku

t = waktu

2. Metode Benefit Cost Ratio

Benefit cost ratio atau angka banding manfaat biaya adalah angka banding nilai manfaat (sekarang) suatu proyek dengan nilai biaya (sekarang). Jika nilai BCR>1 maka proyek layak dilaksanakan dan sebaliknya jika nilai BCR<1 maka proyek ditolak.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung nilai BCR sebagai berikut: BCR = C PV B PV biaya sekarang Nilai benefit sekarang Nilai ) ( ) (  dimana:

BCR = Perbandingan manfaat terhadap biaya (Benefit-Cost ratio) (PV) B = Nilai sekarang benefit

(PV) C = Nilai sekarang cost 3. Metode Internal Rate of Return

Dalam beberapa keadaan adalah bermanfaat untuk menghitung suku bunga investasi, untuk mengetahui apakah investasi tersebut menguntungkan atau tidak. Biasanya suku bunga investasi tersebut dibandingkan dengan suku bunga yang terdapat di Bank atau suku bunga standar. Jika suku bunga investasi tersebut lebih besar dari suku bunga Bank atau Minimum Attractive Rate Of Return (MARR), maka investasi tersebut dapat dilakukan, jika tidak maka lebih ekonimis menyimpan uang di Bank.

IRR = i’ + ( '' )' '' ' ' x i i NPV NPV NPV

Dalam analisis ini besarnya IRR tidak dapat ditentukan secara langsung tapi harus dicari dengan cara coba-coba. Mula-mula dipakai discount factor yang mendekati besarnya IRR. Jika dari basil perhitungan menghasilkan nilai NPV positif maka harus dicoba discount factor yang lebih tinggi. Sedangkan jika nilai

(18)

NPV egative bebarri nilai percobaan i terlalu tinggi, jadi dipilih nilai percobaan i baru yang lebih rendah. Nilai percobaan pertama untuk discount factor dilambangkan dengan i’, yang kedua dengan i”. Nilai percobaan pertama untuk NPV dilambangkan dengan NPV dan yang kedua dengan NPV”.

4. Metode Payback Period

Metode ini mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena itu satuan hasilnya bukan persentase tetapi satuan waktu (bulan, tahun dan sebagainya). Jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi dihitung dari aliran kas bersih yaitu selisih pendapatan terhadap pengeluaran pertahun.

 Aliran kas tahunan dengan Jumlah tetap

Dalam hal ini selisih pendapatan dan pengeluaran per tahun atau aliran kas bersih dari tahun ke tahun adalah tetap. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Payback period = Cf/A dimana:

Cf = biaya pertama

A = aliran kas bersih neto per tahun

 Aliran kas Tahunan dengan Jumlah Tidak tetap

Bila aliran kas tiap tahun berubah-ubah, dalam hal ini maka digunakan rumus:

Payback Period = ( n-1 ) + [ Cf- ∑An ] (∑/Ian ) dimana:

Cf = biaya pertama

An = aliran kas pada tahun ke n n = tahun pengembalian 2.3.3.7 Analisa Kepekaan (Sensitivity Analysis)

Studi kelayakan proyek dibuat berdasarkan sejumlah asumsi, hal ini disebabkan karena banyak faktor ketidakpastian mengenai situasi dan kondisi di

(19)

masa depan. Perkiraan permintaan pada masa yang akan datang disusun berdasarkan berbagai macam asumsi. Analisa kepekaan ini diperlukan berkaitan dengan strategi yang akan dilakukan oleh menejemen dalam memperkirakan permintaan produk.

Gambar

Tabel 2.1 Metode Penilaian Standar Hotel Bintang JUMLAH
Tabel 2.2 Metode Penilaian Standar Usaha Hotel Nonbintang
Tabel 2.3 Penggolongan kelas hotel No GOLONGAN KELASHOTEL SKALA NILAI BINTANG 1 Bintang 5 ≥ 936 2 Bintang 4 728-916 3 Bintang 3 520-708 4 Bintang 2 312-500 5 Bintang 1 208-292 6 Nonbintang Min
Diagram kas digambarkan sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan dari penelitian ini yaitu kelima indikator experiential marketing berpengaruh signifikan secara simultan atau serempak terhadap experiential value. Hal ini

karakteristik itulah yang menjadikan seseorang menjadi orang kaya.Kekayaannya yang mereka terima tidak turun begitu saja dari langit.Kekayaan yang mereka terimamerupakan buah dari

Tutupan lahan berpengaruh terhadap Safety Factor (SF) karena semakin kecil nilai koefisien limpas (CN) dalam kategori lahan maka akan berpengaruh terhadap infiltrasi air

Tumbuhan yang diresepkan oJeh para pengobat tradisional sebanyak 89 jenis twnbuhan yang berasaJ dari 44 macam suku twnbuhan yang berbeda Suku twnbuhan yang paling

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apa yang menjadi motif perempuan bergabung dalam kelompok dampingan LSM LP2M serta dampak yang dirasakan oleh anggota

PAUD adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

Siswa yang mempunyai tingkat Adversity Quotient yang tinggi akan selalu berusaha dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, meskipun siswa tersebut menemui

UNTUK MENDOWNLOAD BUKU INI, SILAHKAN KE LINK DIBAWAH INI: (TO DOWNLOAD THE FULL EBOOK, PLEASE CLICK THE LINK