• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF PEREMPUAN BERGABUNG DALAM KELOMPOK DAMPINGAN LSM LP2M (Studi Kelompok Dampingan LSM LP2M Kel.Kuranji) ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MOTIF PEREMPUAN BERGABUNG DALAM KELOMPOK DAMPINGAN LSM LP2M (Studi Kelompok Dampingan LSM LP2M Kel.Kuranji) ARTIKEL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIF PEREMPUAN BERGABUNG DALAM

KELOMPOK DAMPINGAN LSM LP2M

(Studi Kelompok Dampingan LSM LP2M Kel.Kuranji)

ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

Vandi Arman

11070249

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

Motive Women Join In Group Assisted LSM LP2M

(Study Group Assisted LSM LP2M Village of Kuranji)

Vandi Arman

1

, Isnaini

2

, Ariesta

3 Sociology of education courses

STKIP PGRI West Sumatra

ABSTRACT

The greatest burden of poverty lies in marginalized groups and women in general is the injured party. Poverty can push women into situations vulnerable to sexual exploitation. Therefore, it is in need of empowerment for the women. LSM LP2M is an LSM that focuses its activities on women's empowerment in improving the economy of the poor for gender equality are realized through the assistance group. LP2M groups assisted in the Village Kuranji which consists of three groups of beneficiaries, namely Ichiban, Lapau Munggu and Latansa Kampung Guo. Meanwhile, when compared with the poor in the region Kampung Guo, the number of members who joined the group fairly small. This means that members who join in the groups have a strong motive to join. Informan of this research are 11 people. This research used a qualitative approach with descriptive type. Selection of informants through purposive sampling technique. The results showed that the motives of women joined the group assisted of LSM LP2M are: 1. In order to motive (a) Increases Sciences, (b) the influence of the environment, (c) boosting the economy. 2. Because Motive is to get help. The impact of women joined the group assisted of LSM LP2M are: 1. Increase the capacity of self, 2. Problem solving, 3. Social Networking.

Keywords – Motive, Group Assisted, LSM LP2M, Empowerment Woman

1 Student Of Sociology Education STKIP PGRI West Sumatra Force In 2011 2 Supervisor I and lecturers STKIP PGRI Sumbar

(4)

Motif Perempuan Bergabung Dalam Kelompok Dampingan LSM LP2M

(Studi Kelompok Dampingan LSM LP2M Kelurahan Kuranji)

Vandi Arman

1

, Isnaini

2

, Ariesta

3 Program Studi Pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Beban kemiskinan paling besar terletak pada kelompok-kelompok marjinal dan kaum perempuan pada umumnya merupakan pihak yang dirugikan. Kemiskinan dapat mendorong perempuan kedalam situasi rawan pada eksploitasi seksual. Oleh sebab itu, sangat di butuhkan pemberdayaan bagi kaum perempuan. LSM LP2M merupakan sebuah LSM yang fokus kegiatannya pada pemberdayaan perempuan dalam usaha peningkatan ekonomi masyarakat miskin untuk kesetaraan gender yang diwujudkan melalui kelompok dampingan. Kelompok dampingan LSM LP2M di Kelurahan Kuranji yang terdiri dari 3 kelompok dampingan yaitu Ichiban, Lapau Munggu dan Latansa Kampung Guo. Sementara itu bila dibandingkan dengan warga miskin yang ada di wilayah Kampung Guo, jumlah anggota kelompok yang bergabung terbilang sedikit. Hal ini berarti anggota yang bergabung di kelompok tersebut memilki motif yang kuat untuk bergabung. Informan penelitian ini berjumlah 11 orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pemilihan informan melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif perempuan bergabung dalam kelompok dampingan LSM LP2M adalah : 1. In order to motive (a) Menambah Ilmu Pengetahuan, (b) pengaruh lingkungan, (c) meningkatkan ekonomi. 2. Because Motive yaitu untuk mendapatkan bantuan. Dampak perempuan bergabung dalam kelompok dampingan LSM LP2M adalah: 1. Meningkat kapasitas diri, 2. Problem solving, 3. Social Networking.

Kata kunci – Motif, Kelompok Dampingan, LSM LP2M,Pemberdayan Perempuan .

1

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumbar Tahun 2011 2 Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumbar

(5)

P

ENDAHULUAN

Analisis gender dalam sejarah pemukiman manusia tentang ketidakadilan sosial dianggap merupakan suatu analisis baru dan mendapat sambutan akhir-akhir ini. Bila dibandingkan dengan analisis sosial lainnya, analisis gender tidak kalah mendasar. Analisis gender justru ikut mempertajam analisis kritis yang ada (Fakih, 1996 : 4).

Menurut Gayle Rubin gender adalah perbedaan peran perempuan dan laki-laki dimana yang membentuk adalah konstruksi sosial dan kebudayaan yang bekerja sama dalam memenuhi kehidupan, jadi bukan karena konstruksi yang dibawa sejak lahir. Jika jenis kelamin adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, maka gender adalah sesuatu yang dibentuk karena pemahaman yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat (Nugroho, 2008 : 3).

Mansour Fakih mengatakan bahwa gender telah melahirkan ketidakadilan baik bagi laki-laki maupun bagi perempuan. Ketidakadilan yang disebabkan oleh perbedaan gender terhadap perempuan dimana adanya pelabelan negatif (stereotype), keterasingan (marginalisasi), dikuasai (subordinasi), beban ganda dan kekerasan yang mengakibatkan munculnya berbagai ketidakadilan di dalam masyarakat, sehingga banyak sekali peran yang diberikan kepada kaum perempuan yang berakibat membatasi, menyulitkan, memiskinkan dan merugikan kaum perempuan. Misalnya, karena adanya keyakinan masyarakat bahwa laki-laki adalah pencari nafkah maka setiap pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan dianggap sebagai tambahan dan boleh digaji rendah (Fakih, 1996 : 11).

Kedudukan kaum perempuan dalam kehidupan sosial diatur oleh tradisi. Hak dan kewajiban kaum perempuan lebih rendah dibandingkan dengan kaum lelaki. Kebiasaan yang sudah berlangsung lama ini masih saja terjadi. Besarnya peran perempuan sebagai elemen kuat dalam perekonomian menunjukkan betapa pentingnya perempuan didalam masyarakat yang menjadikan tradisi sebagai pedoman hidup dan setiap orang di pandang karena fungsinya dalam sektor ekonomi. Selain itu, peran perempuan sebagai istri dan ibu sangatlah penting bagi kelangsungan hidup masyarakat dan ini berhubungan dengan perannya yang pertama. Hal ini mengukuhkan kedudukannya di

masyarakat dan rumah tangga (Cora, 2008 : 45-48).

Adanya anggapan bahwa kaum perempuan bersifat memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk menjadi kepala rumah tangga, maka anggapan itu membawa akibat semua pekerjaan domestik rumah tangga menjadi tanggung jawab kaum perempuan. Oleh karena itu banyak kaum perempuan yang harus bekerja keras dan lama untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah tangganya, mulai dari membersihkan rumah, memasak, mencuci, mencari air untuk mandi dan memelihara anak. Beban yang sangat berat ini harus ditanggung oleh perempuan sendiri di kalangan keluarga miskin. Terlebih-lebih jika si perempuan tersebut harus bekerja, maka ia mengalami beban kerja ganda (Fakih, 1996 : 20).

Beban kemiskinan paling besar terletak pada kelompok-kelompok marjinal dan kaum perempuan pada umumnya merupakan pihak yang dirugikan. Perempuan dalam rumah tangga miskin sering menjadi pihak yang menanggung beban kerja yang lebih berat dari pada kaum laki-laki. Demikian pula dengan anak-anak, mereka juga menderita akibat adanya ketidak merataan beban kerja. Kualitas hidup masa depan mereka terancam oleh karena tidak tercukupinya gizi, pemerataan kesehatan dan pendidikan (Bahri, 2005).

Kombinasi ketiadaan akses pada unsur ekonomi, sosial, dan kuasa yang dihadapi oleh perempuan miskin menyebabkan terjadinya peningkatan “feminization of

poperty”. Pemiskinan perempuan secara

langsung terkait pada status ekonomi rendah, termasuk tidak adanya peluang ekonomi dan otonomi, kurangnya akses terhadap sumberdaya ekonomi (termasuk kredit, pemilikan lahan dan pewarisan), kurangnya akses kependidikan dan jasa pendukung dan minimnya partisipasi mereka dalam penentuan keputusan. Kemiskinan juga dapat mendorong perempuan kedalam situasi rawan pada eksploitasi seksual (Susanti, 2006). Oleh sebab itu, sangat di butuhkan pemberdayaan bagi kaum perempuan.

Pemberdayaan perempuan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk pemberantasan kemiskinan. Dengan pemberdayaan maka pengetahuan perempuan akan bertambah, kapasitas dan rasa percaya diri pada saat yang bersamaan akan bertambah pula. Artinya, akan ada peningkatan kemampuan perempuan untuk

(6)

mencapai tujuan pembangunan termasuk untuk menekan angka kemiskinan.

Oleh sebab itu, banyak program pemberdayaan dan pembangunan bagi perempuan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan perempuan, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, hukum, ketenagakerjaan, sosial, politik, lingkungan hidup dan ekonomi. Program lain yang dilakukan adalah memperkuat kelembagaan pengarus utamaan gender, terutama ditingkat Kabupaten/Kota.

Berkaitan dengan pemberdayaan perempuan, Sumatera Barat khususnya Kota Padang yang memiliki budaya Minangkabau yang dikenal memiliki sistem matrilineal ternyata tidak menjamin tingginya peran dan partisipasi perempuan khususnya dalam ranah publik. Akses dan kontrol perempuan baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap sumberdaya yang ada disekitarnya masih lebih banyak ditentukan oleh orang-orang yang berada diluar dirinya. Peluang perempuan untuk mendapatkan modal secara mandiri masih terhalang oleh syarat izin. Disamping itu, beban kemiskinan mempersempit peluang untuk dapat memajukan dan meningkatkan kapasitas diri (LP2M, 2006).

Di Sumatera Barat terdapat 419 LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang tersebar diseluruh kota dan kabupaten yang bergerak diberbagai bidang, salah satunya LP2M (Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat). LP2M ini merupakan salah satu anggota dari ASPPUK (Assosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil) dengan program kredit mikronya melakukan kegiatan revolving fund yang ditunjukan pada pemberdayaan masyarakat miskin melalui usaha produktif untuk masyarakat miskin yang ada di Sumatera Barat (Ariesta, 2012: 7).

Lembaga ini berdiri sejak tahun 1995, merupakan sebuah LSM yang fokus kegiatannya pada pemberdayaan perempuan dalam usaha peningkatan ekonomi masyarakat miskin untuk kesetaraan gender. Pemberdayaan ini dituangkan dalam memfasilitasi pembentukan kelompok perempuan dan membuat jaringan kelompok perempuan yang didalamnya tergabung semua kelompok dampingan LP2M. Jaringan ini dikenal dengan nama JARPUK (Jaringan Perempuan Usaha Kecil) yang menciptakan hubungan yang terpola serta mencerminkan

struktur-struktur elemen yang terintegrasi dengan baik. Artinya elemen-elemen yang membentuk struktur memiliki kaitan atau jalinan yang bersifat saling mendukung dan saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya. Pembentukan kelompok ini bertujuan sebagai wadah untuk berdiskusi berbagai masalah perempuan. Salah satu permasalahan yang krusial di tengah masyarakat yaitu kemiskinan, kemiskinan ini memberi efek besar terhadap ketidakadilan gender yang di derita oleh perempuan (Ariesta, 2012: 8-9).

Berdasarkan hasil wawancara dengan

Community Organizer (CO) LSM LP2M

memiliki 35 wilayah dampingan yang dapat di lihat pada Lampiran 1. Sementara itu, jumlah kelompok dampingan di Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji sebanyak 3 kelompok yaitu Ichiban, Lapau Munggu dan Latansa Kampung Guo yang dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:

TABEL

KELOMPOK DAMPINGAN LSM LP2M DI KELURAHAN KURANJI PADANG

NO Nama Kelompok Jumlah Anggota Tahun Berdiri 1 Latansa Kampung Guo 9 orang 2011 2 Lapau Munggu 15 orang 2011 3 Ichiban 21 orang 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kelompok dampingan Latansa Kampung Guo merupakan kelompok yang paling awal di dirikan di Kelurahan Kuranji ini. Bila dibandingkan dengan kelompok dampingan lain, anggota kelompok inilah yang paling lama bertahan sehingga dapat disimpulkan bahwa anggota kelompok dampingan Latansa Kampung Guo memiliki motivasi yang besar untuk bergabung. Kelompok Latansa Kampung Guo terletak di RW IV desa Kampung Guo, dimana masyarakat yang berada di wilayah tersebut sebagian besar adalah petani dan peternak. Kegiatan pada kelompok Latansa Kampung Guo juga bergerak di bidang pertanian dan peternakan seperti bertenak bebek, bersawah, berladang dan pemasaran hasil pertanian.

Sementara itu, bila dibandingkan dengan warga miskin yang ada di wilayah Kampung Guo ini jumlah anggota yang bergabung terbilang sedikit. Berdasarkan data

(7)

dari Kelurahan Kuranji diperoleh data sebanyak 85 keluarga merupakan masyarakat miskin. Sedangkan jumlah anggota kelompok dampingan LSM LP2M di Latansa Kampung Guo hanya 9 orang. Dengan kata lain, hanya sedikit masyarakat miskin yang memiliki kesadaran untuk diberdayakan. Hal ini berarti ada suatu dorongan yang kuat dari dalam maupun luar diri anggota kelompok Latansa Kampung Guo ini untuk mau bergabung dalam pemberdayaan perempuan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apa yang menjadi motif perempuan bergabung dalam kelompok dampingan LSM LP2M serta dampak yang dirasakan oleh anggota kelompok dampingan LSM LP2M setelah bergabung dalam kelompok dampingan LSM LP2M khususnya pada kelompok dampingan Latansa Kampung Guo.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motif perempuan bergabung dalam kelompok dampingan LSM LP2M serta dampak yang dirasakan oleh anggota kelompok dampingan LSM LP2M setelah bergabung dalam kelompok dampingan LSM LP2M khususnya pada kelompok dampingan Latansa Kampung Guo.

M

ETODE

P

ENELITIAN

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Mei s/d Juli 2016 di Kampung Guo Kelurahan Kuranji Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Teknik yang dipakai dalam pemilihan informan adalah secara

purposive sampling, yaitu penarikan sampel

secara sengaja. Adapun informan penelitian ini adalah 11 orang. Data primer dalam penelitian ini didapatkan langsung dari informan melalui wawancara dengan anggota kelompok dampingan Latansa Kampung Guo, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji Padang. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari referensi atau sumber lain yang relevan dan dapat dijadikan acuan dalam penelitian mengenai motif perempuan bergabung dalam kelompok dampingan LSM LP2M.

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Observasi

Pada saat penelitian, peneliti mengamati usaha anggota kelompok dampingan Latansa Kampung Guo Peneliti juga mengamati acara petemuan rutin yang diselenggarakan setiap bulannya. Agenda pertemuan rutin tersebut

meliputi pembayaran uang kas kelompok, penyelesaian masalah anggota kelompok serta saling berbagi informasi

.

2. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang motif perempuan bergabung dalam kelompok dampingan Latansa Kampung Guo, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji Padang. Peneliti telah melakukan wawancara mendalam ini pada waktu siang hari antara jam 14:00 sampai pukul 17:00 WIB di di rumah anggota yang bergabung dalam kelompok dampingan Latansa Kampung Guo.

3. Studi Dokumen

Data yang digunakan dalam studi dokumen adalah berupa buku yang menceritakan peran LSM LP2M dalam pemberdayaan perempuan dengan judul “Memancang Mitigasi Memuluhkan Ekonomi, Leaflet LSM LP2M serta profil LSM LP2M.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu yaitu anggota serta pendamping di kelompok dampingan Latansa Kampung Guo, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji Padang. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan model interaktif. Lokasi penelitian adalah di kampung Guo, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji Padang.

H

ASIL DAN

P

EMBAHASAN

Gambaran Umum Kelompok Dampingan Latansa Kampung Guo

Kelompok dampingan LSM LP2M di Kelurahan Kuranji berdiri pada tahun 2010. Awalnya kelompok dampingan tersebut terbentuk atas ajakan seorang warga Kelurahan Kuranji bernama Junaidi. Beliau adalah staff fasilitator dari LSM LP2M yang mendampingi wilayah dampingan Padang tepatnya Kelurahan Kuranji. Beliau menginformasikan tentang kelompok dampingan LSM LP2M ini kepada Ibu-Ibu yang hadir pada suatu acara di sekolah PAUD Mutiara. Ibu-ibu yang mayoritas petani ini tertarik untuk ikut serta dalam kelompok dampingan LSM LP2M dengan berbagai alasan.

Anggota kelompok yang telah bergabung serta staff LP2M terus mensosialisasikan kelompok dampingan LSM LP2M kepada masyarakat lainnya. Pada

(8)

awal berdiri hanya terdapat satu kelompok dampingan LSM LP2M di Kelurahan Kuranji yaitu kelompok dampingan Melati Guo, namun seiring berjalannya waktu kelompok dampingan ini terus bertambah. Pada tahun 2012 dengan alasan jarak dan akses untuk mengikuti dampingan, akhirnya kelompok dampingan Melati Guo dipecah menjadi 2 kelompok yaitu Lapau Munggu Saiyo dan Latansa Kampung Guo. Pada tahun 2016 di bentuk lagi kelompok dampingan LSM LP2M yang bernama Ichiban, sehingga total kelompok dampingan LSM LP2M di Kelurahan Kuranji ada tiga kelompok.

Kelompok dampingan Latansa Kampung Guo terdiri atas pendamping, CO serta anggota kelompok dampingan. Pendamping adalah staff LSM LP2M yang di tunjuk untuk mendampingi suatu wilayah dampingan LSM LP2M. Pendamping untuk wilayah kota Padang tepatnya Kelurahan Kuranji bernama Iza. Beliau di utus oleh LSM LP2M untuk mendampingi kelompok Latansa Kampung Guo sejak tahun 2015. Pada awal berdiri kelompok ini di dampingi oleh Bu Ariesta pada tahun 2010. Setelah itu, kelompok ini di dampingi oleh Bu Ayu, Bu Rifma Fitri dan sekarang saudari Iza.

Sedangkan CO adalah anggota yang di pilih oleh LSM LP2M untuk mendampingi anggotanya. CO berfungsi untuk menggerakan dan mengkoordinir anggota kelompok. Mereka yang terpilih merupakan anggota kelompok yang paling aktif dan berpotensi sebagai penggerak anggota kelompok lainnya. Saat ini kelompok dampingan Latansa Kampung Guo memiliki 2 orang CO yaitu Uni Rahmah dan Uni Eli Putri Wati.

Sementara itu, ketua adalah seseorang yang dipilih oleh anggota kelompok untuk memimpin anggota kelompoknya. Ketua dari kelompok dampingan Latansa Kampung Guo bernama Bu Rita Nurmi. Sedangkan anggota adalah seseorang yang telah bergabung di dalam kelompok dampingan LSM LP2M. Meskipun terdapat perbedaan diantara mereka tetapi mereka tetap menjalin hubungan dengan baik tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2016 terdapat kelompok dampingan LSM LP2M yang bernama kelompok dampingan Latansa Kampung Guo di Kampung Guo RW IV Kelurahan Kuranji. Kelompok dampingan Latansa Kampung Guo memiliki 9 orang

anggota yang memfokuskan kegiatan dampingannya pada bidang pertanian dan peternakan serta produk olahan. Pada bidang pertanian anggota kelompok dampingan Latansa Kampung Guo memiliki usaha seperti bertani padi, sayur serta jagung. Sedangkan dibidang peternakan anggota kelompok dampingan Latansa Kampung Guo memiliki usaha beternak ayam, bebek, kambing dan sapi. Sementara itu pada produk olahan terdapat pembuatan nata de aloe yang merupakan makanan yang di fermentasi dari lidah buaya (Aloe Vera).

Kelompok dampingan Latansa Kampung Guo memiliki agenda pertemuan rutin yang dilaksanakan sekali sebulan. Pertemuan ini dilaksanakan pada hari yang disepakati bersama, biasanya dilaksanakan di rumah Uni Rahmah yang merupakan salah satu CO kelompok dampingan ini. Acara pertemuan rutin biasanya dipimpin oleh seorang pendamping yang telah ditunjuk oleh LSM LP2M. Kegiatan-kegiatan dalam agenda pertemuan rutin tersebut diantaranya:

1. Membayar Keuangan Rutin (Kas) Setiap anggota kelompok dampingan Latansa Kampung Guo wajib membayar Simpanan Pokok (SP) dan Simpanan Wajib (SW). Simpanan Pokok dibayarkan pada saat anggota kelompok baru mulai bergabung yang besarnya Rp.10.000,00. Sedangkan Simpanan Wajib (SW) dibayarkan setiap bulannya sebesar Rp.5.000,00. Simpanan Wajib biasanya diberikan pada saat pertemuan rutin yang fungsinya untuk Kas kelompok serta pembelian snack untuk acara tersebut. CO Latansa Kampung Guo menuturkan bahwa Simpanan Wajib (SW) sangat berguna disaat ada salah satu dari anggota kelompok yang sakit atau kesulitan ekonomi.

Kas kelompok dampingan Latansa Kampung Guo ini dapat di pinjam kepada anggota kelompok paling banyak Rp200.000,00. Uang yang dipinjamkan dapat digunakan oleh anggota kelompok untuk mengembangkan uasahanya. Selain itu, uang kas tersebut juga digunakan untuk usaha bersama yaitu beternak belut. Hasil ternak belut ini juga dapat membantu perekonomian anggota kelompok dampingan.

2. Menyelesaikan Masalah Anggota Kelompok

Sesi yang tidak kalah penting dalam pertemuan tersebut adalah menyelesaikan permasalahan yang ada, baik permasalahan kelompok maupun permasalahan

(9)

masing-masing anggota kelompok. Pada mulanya pendamping meminta perwakilan dari anggota kelompok untuk menyampaikan permasalahan yang sedang mereka rasakan. Setelah permasalahan tersebut disampaikan selanjutnya dicari solusi penyelesaian masalah secara bersama-sama. Akhirnya,direncanakan program lanjutan untuk penyelesaian masalah dibantu oleh pendamping pada masing-masing kelompok dampingan.

3. Saling Berbagi Informasi

Selain agenda pertemuan rutin setiap bulannya, LSM LP2M juga memfasilitasi kelompok dampingan untuk menambah ilmu pengetahuan mereka, baik di bidang pertanian, peternakan, produk olahan, kesehatan dan keluarga. Acara yang di gelar berupa advokasi maupun demonstrasi dari narasumber yang ahli yang diadakan di kantor LSM LP2M setiap hari jum’at. Acara ini di adakan satu sampai tiga kali dalam sebulan. Biasanya setiap kelompok dampingan mengutus dua orang perwakilan kelompok untuk mengikuti acara tersebut. Karena tidak semua anggota kelompok yang mengikuti, pada saat pertemuan rutin inilah kesempatan bagi perwakilan anggota kelompok untuk menyampaikan informasi yang di dapatkan dalam acara tersebut.

Dari penjelasan diatas berbagai kegiatan yang dilakukan oleh kelompok dampingan Latansa Kampung Guo bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan serta membantu perekonomian anggota yang dikenal dengan peningkatan kapasitas perempuan.

Motif Perempuan Bergabung dalam Kelompok Dampingan LSM LP2M

Motif merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu hal, dorongan tersebut dapat muncul dari luar atau dalam diri seseorang. Begitu juga dengan anggota kelompok dampingan LSM LP2M yang mempunyai motif tersendiri untuk bergabung dalam kelompok dampingan LSM LP2M.

Berdasarkan teori yang peneliti gunakan yaitu teori fenomenologi yang dikembangkan oleh Alfred Schutz yang memfokuskan pada motif seseorang dalam melakukan sesuatu. Alfred Schtuz membagi motif yang mempengaruhi tindakan manusia ke dalam dua bagian :

1. Because motive, yaitu suatu tindakan yang diarahkan pada pengalaman masa lalu seseorang. Motif seseorang individu dalam melakukan sesuatu didasarkan pada pengalaman-pengalaman yang ada pada dirinya. 2. In order to motive, yaitu suatu

tindakan atau motivasi yang tumbuh dan timbul karena melihat adanya nilai-nilai tertentu terhadap tindakan seseorang untuk jangkauan masa yang akan datang (Craib, 1986: 134). Motif anggota kelompok dampingan LSM LP2M untuk bergabung dalam kelompok dampingan LSM LP2M adalah sebagai berikut:

1. Menambah Ilmu Pengetahuan Pada hakikatnya setiap manusia mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, hal inilah yang mendorong manusia untuk melakukan berbagai hal guna mengobati rasa ingin tahunya tersebut untuk terus memperbaharui dan menambah ilmu pengetahuannya. Begitu juga dengan anggota kelompok dampingan Latansa Kampung Guo, beberapa Ibu-Ibu yang telah bergabung dalam kelompok tersebut mengatakan awal mulanya tertarik bergabung karena rasa ingin tahu yang mereka miliki untuk menambah ilmu pengetahuannya.

Berdasarkan teori Alfred Schutz salah satu motif yang mempengaruhi tindakan manusia yaitu in order to motive yang berarti motivasi yang timbul karena seseorang melihat adanya nilai-nilai terhadap tindakan sekarang untuk jangkauan masa depan. Teori ini terbukti bahwa anggota yang mengikuti kelompok dampingan Latansa Kampung Guo karena berasal dari keinginan individu untuk menambah ilmu pengetahuannya. Schutz juga mengatakan bahwa tindakan manusia ditentukan oleh makna dan alasan tertentu. Anggota yang bergabung kedalam kelompok dampingan Latansa Kampung Guo merupakan tindakan manusia yang sudah dimaknai melalui apa yang dilihatnya kemudian anggota tersebut merasa bahwa apa yang dilihatnya sesuai apa yang ingin dilakukan anggota, maka dari itu anggota mengikuti kelompok dampingan LSM LP2M di Latansa Kampung Guo.

2. Mendapatkan Bantuan

Pemberdayaan perempuan dalam LSM LP2M difasilitasi dengan pembentukan kelompok perempuan untuk membantu menyelesaikan masalah didalam kelompok. Penyelesaian masalah tersebut biasanya

(10)

dilakukan pada saat acara pertemuan rutin yang diadakan setiap bulannya. Penyelesaian masalah didampingi oleh pendamping yang telah di utus oleh LSM LP2M pada masing-masing wilayah dampingan. Setelah berbagai masalah tersampaikan maka dilakukan diskusi atas penyelesaian masalah yang dialami kelompok maupun individu.

Pada mulanya pendamping meminta perwakilan dari anggota kelompok untuk menyampaikan permasalahan yang sedang mereka rasakan. Berdasarkan hasil observasi pada saat peneliti mengikuti acara pertemuan rutin tersebut diketahui bahwa kelompok Latansa Kampung Guo sedang kesulitan dalam mengajukan permohonan pupuk murah serta bantuan hewan ternak kepada pemerintah. Salah satu anggota kelompok menuturkan bahwa sampai saat ini mereka masih membeli pupuk dengan harga tinggi meskipun pada kios kelompok tani sendiri. Mereka sudah mencoba mengajukan permohonan ke pejabat pemerintah setempat setingkat RT maupun RW. Namun sampai saat ini belum ada kejelasan informasi mengenai hal tersebut.

Setelah permasalahan tersebut disampaikan selanjutnya dicarikan solusi penyelesaian masalah secara bersama-sama. Akhirnya, pada pertemuan tersebut diperoleh solusi bahwa pendamping akan membantu anggota kelompok untuk berdiskusi dengan ketua RT dan RW setempat. Selain itu, LSM LP2M akan membantu mengajukan permohonan pupuk murah serta bantuan hewan ternak kepada Dinas Pertanian, dimana anggota kelompok diminta untuk membuat proposal pengajuan terlebih dahulu. Berdasarkan teori Alfred Schurt salah satu motif yang mempengaruhi tindakan manusia yaitu because motive yang berarti suatu tindakan yang diarahkan pada pengalaman masa lalu seseorang. Teori ini terbukti bahwa anggota yang mengikuti kelompok dampingan Latansa Kampung Guo karena berasal dari keinginan individu agar dapat dibantu dalam menyelesaikan masalah yang terjadi sebelumnya.

3. Pengaruh Lingkungan

Lingkungan adalah sesuatu yang berada diluar diri seseorang. Seringkali lingkungan membawa pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk sosial (homo sosialis) yang tidak dapat mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal tertentu.

Manusia bahkan sering membuat keputusan karena dorongan dari lingkungan. Begitu pula yang dialami oleh sebagian anggota kelompok dampingan Latansa Kampung Guo. Mereka mengaku awal bergabung ke kelompok tersebut karena dorongan dari beberapa teman yang telah bergabung. Bagi mereka kelompok ini menjadi wahana untuk memperluas jaringan dalam kehidupan masyarakat. Anggota dampingan Latansa Kampung Guo serta anggota kelompok dampingan lain dapat menjadi teman baru dan saling bekerjasama dalam berbagai hal.

Berdasarkan teori Alfred Schurt salah satu motif yang mempengaruhi tindakan manusia yaitu in order to motive yang berarti motivasi yang timbul karena seseorang melihat adanya nilai-nilai terhadap tindakan sekarang untuk jangkauan masa depan. Mereka bergabung karena pengaruh lingkungan, lingkungan dalam hal ini teman mendorong mereka untuk bergabung karena mereka mengganggap bahwa berteman dapat membentuk persaudaraan serta menambah wawasannya di masa mendatang.

4. Meningkatkan ekonomi

Peningkatan ekonomi merupakan suatu proses naiknya pendapatan perekonomian masyarakat. Peningkatan ekonomi masyarakat sangat bergantung pada perekonomian keluarga. Semakin banyak keluarga miskin yang diberdayakan maka perekonomian masyarakat akan meningkat dengan sendirinya. Oleh karena itu, LSM LP2M mempunyai program kelompok dampingan yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat miskin khususnya kaum perempuan. LSM LP2M merupakan sebuah LSM yang fokus kegiatannya pada pemberdayaan perempuan dalam usaha peningkatan ekonomi masyarakat miskin. Hal ini diwujudkan melalui pemberian dampingan serta koperasi kelompok. Koperasi kelompok menganut sistem swadaya (dari kita untuk kita oleh

kita).

Setiap anggota kelompok yang telah bergabung wajib membayar Simpanan Pokok (SP) dan Simpanan Wajib (SW). Simpanan Pokok dibayarkan pada saat anggota kelompok baru mulai bergabung yang besarnya Rp.10.000,00. Sedangkan Simpanan Wajib (SW) dibayarkan setiap bulannya sebesar Rp.5.000,00. Uang yang terkumpul dapat dipinjamkan kepada anggota kelompok yang kesulitan ekonomi sebagai pembantu modal usaha. CO Latansa Kampung Guo

(11)

menuturkan kas kelompok dampingan Latansa Kampung Guo ini dapat di pinjam kepada anggota kelompok paling banyak Rp200.000,00. Selain dipinjamkan uang kas tersebut juga digunakan untuk usaha bersama yaitu beternak belut. Hasil ternak belut ini juga dapat membantu perekonomian anggota kelompok dampingan.

Berdasarkan teori Alfred Schurt salah satu motif yang mempengaruhi tindakan manusia yaitu in order to motive yang berarti motivasi yang timbul karena seseorang melihat adanya nilai-nilai terhadap tindakan sekarang untuk jangkauan masa depan. Teori ini terbukti bahwa anggota yang mengikuti kelompok dampingan Latansa Kampung Guo karena berasal dari keinginan individu untuk bergabung agar dapat meningkatnya hasil ekonomi atau kebutuhannya didalam rumah tangga.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggota kelompok dampingan Latansa Kampung Guo memiliki motif awal bergabung kedalam kelompok dampingan Latansa Kampung Guo meliputi :

1. In order to motive (a) rasa ingin tahu, rasa ingin tahu dalam meningkatkan ilmu pengetahuan mendorong mereka untuk bergabung dengan harapan agar ilmu pengetahuan yang dimiliki dapat merubah kehidupan mereka kedepannya, (b) pengaruh lingkungan, lingkungan dalam hal ini teman mendorong mereka untuk bergabung karena mereka mengganggap bahwa berteman dapat membentuk persaudaraan serta menambah wawasannya di masa mendatang, (c) meningkatkan ekonomi, dengan bergabung kedalam kelompok dampingan LSM LP2M mereka berharap dapat meningkatkan perekonomian untuk kehidupan yang lebih baik ke depannya.

2. Because Motive yaitu membantu menyelesaikan masalah, mereka bergabung kedalam kelompok dampingan untuk membantu menyelesaikan masalah yang telah ada sebelumnya.

Dampak Perempuan Bergabung dalam Kelompok Dampingan LSM LP2M 1. Meningkatkan kapasitas diri

Meningkatkan kapasitas diri merupakan suatu cara yang dilakukan oleh individu

untuk mengembangkan kemampuan yang berasal dari dalam diri seseorang agar mampu bersaing di dalam masyarakat. LP2M dalam pengorganisasian perempuan menggunakan pendekatan penguatan perempuan yang mengacu pada Kerangka Pemberdayaan Perempuan yang dikembangkan oleh Sarah Longwe. Salah satu kerangka tersebut adalah akses yang dapat berupa peningkatan kapasitas diri. Hal ini di wujudkan melalui program dampingan yang diselenggarakan di berbagai wilayah dampingan.

LP2M mengadakan berbagai seminar mengenai keluarga, pertanian, kesehatan dan ilmu lainnya yang di selenggarakan setiap mingggunya. Acara ini didukung dengan narasumber yang telah ahli dan berpengalaman dibidangnya. Pada kesempatan tersebut anggota kelompok dampingan dapat menambah ilmu pengetahuan mereka. Selain itu, mereka juga berkesempatan untuk menggunakan ilmu yang telah mereka dapatkan. LP2M berharap melalui peningkatan kapasitas diri anggota kelompok dampingan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat miskin khususnya kaum perempuan.

Peningkatan ekonomi ini diwujudkan melalui dampingan, advokasi serta seminar yang diberikan kepada anggota kelompok dampingan. Sebagai contoh pelatihan mengenai cara pembuatan nata de aloe. Nata

de aloe merupakan jenis makanan hasil

fermentasi lidah buaya. Jika biasanya orang membuat nata dari air kelapa, saat ini anggota kelompok dampingan telah di ajarkan cara membuat nata dari lidah buaya yang dikenal dengan nata de aloe. Jika anggota kelompok bisa mengembangkan, hal ini bisa menjadi ilmu bagi mereka dalam mengembangkan usahanya. Pencetus pembuatan nata de aloe adalah Uni Rara dan Uni Eva yang merupakan CO dari kelompok Melati Guo sebelum dipecah menjadi Latansa Kampung Guo dan Lapau Munggu Saiyo.

Selain pelatihan dan pemberian ide usaha, anggota kelompok juga dapat meminjam modal di koperasi kelompok. Selain dipinjamkan uang kas tersebut juga digunakan untuk usaha bersama seperti usaha beternak belut. Hasil ternak belut ini juga dapat membantu perekonomian anggota kelompok dampingan Latansa Kampung Guo ini.

2. Problem Solving

Masalah adalah tidak sesuainya antara harapan dengan kenyataan. Setiap orang pasti

(12)

memiliki masalah baik dipandang dalam segi individu maupun kelompok. Begitu juga dengan kelompok dampingan Latansa Kampung Guo, sebagian besar anggota mengeluh disaat pendamping membuka sesi untuk mengemukakan masalah yang dirasakan anggotanya. Mereka mengaku kesulitan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti subsidi pupuk yang lebih murah, bantuan hewan ternak dan lain sebagainya.

3. Menambah Jaringan Sosial (Sosial

Networing)

Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari bantuan orang lain. Mereka hidup saling ketergantungan satu sama lainnya. Oleh karena itu, mereka perlu membina hubungan baik dengan sesama agar terbentuk jaringan sosial yang baik. Jaringan Sosial (Sosial Networing) merupakan suatu hubungan terpola di masyarakat dimana elemen-elemennya terintegrasi dengan baik serta saling ketergantungan antara yang satu dengan lainnya.

Pemberdayaan perempuan dalam LSM LP2M juga dituangkan dengan pembentukan kelompok perempuan dan membuat jaringan kelompok perempuan yang di dalamnya tergabung semua kelompok dampingan LP2M, jaringan ini di kenal dengan nama JARPUK (Jaringan Perempuan Usaha Kecil). Jaringan ini menciptakan hubungan yang baik dan saling ketergantungan satu sama lainnya. Mereka saling membantu dan berdiskusi tentang masalah perempuan termasuk kemiskinan. Artinya dengan bergabung ke dalam kelompok dampingan LSM LP2M, anggota kelompok tidak hanya menambah ilmu pengetahuan tetapi juga bisa menambah teman serta saling membantu dalam pemecahan masalah.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dampak perempuan bergabung kedalam kelompok dampingan LSM LP2M adalah:

1. Meningkatkan kapasitas diri, berkumpul dan saling berbagi informasi akan menambah ilmu pengetahuan. Dengan peningkatan kapasitas diri dapat meningkatkan perekonomian anggota kelompok dampingan LSM LP2M. 2. Problem Solving, permasalahan akan

lebih cepat terselesaikan jika dirundingkan secara bersama-sama. Anggota kelompok dampingan Latansa Kampung Guo ini saling membantu dalam menyelesaikan masalahnya baik

dalam bidang pertanian maupun keluarga.

3. Menambah Jaringan Sosial (sosial

networking) , memiliki banyak teman

dapat membentuk persaudaraan serta menambah wawasan.

KESIMPULAN

DAN

SARAN

Berdasarkan data hasil penelitian yang di dapatkan pada kelompok dampingan Latansa di Kampung Guo Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji Padang dapat disimpulkan bahwa motif perempuan bergabung kedalam kelompok dampingan LSM LP2M adalah : 1. In order to motive (a) menambah ilmu pengetahuan, rasa ingin tahu dalam meningkatkan ilmu pengetahuan mendorong mereka untuk bergabung dengan harapan agar ilmu pengetahuan yang dimiliki dapat merubah kehidupan mereka kedepannya, (b) pengaruh lingkungan, lingkungan dalam hal ini teman mendorong mereka untuk bergabung karena mereka mengganggap bahwa berteman dapat membentuk persaudaraan serta menambah wawasannya di masa mendatang, (c) meningkatkan ekonomi, dengan bergabung kedalam kelompok dampingan LSM LP2M mereka berharap dapat meningkatkan perekonomian untuk kehidupan yang lebih baik ke depannya. 2. Because motive yaitu mendapatkan bantuan, mereka bergabung kedalam kelompok dampingan untuk dapat menerima bantuan dalam menyelesaikan masalah yang telah ada sebelumnya.

Dampak perempuan bergabung kedalam kelompok dampingan LSM LP2M adalah: (1) Meningkatkan kapasitas diri, berkumpul dan saling berbagi informasi akan menambah ilmu pengetahuan. Dengan peningkatan kapasitas diri dapat meningkatkan perekonomian anggota kelompok dampingan LSM LP2M. (2) Problem Solving,

permasalahan akan lebih cepat terselesaikan jika dirundingkan secara bersama-sama. Anggota kelompok dampingan Latansa Kampung Guo ini saling membantu dalam menyelesaikan masalahnya baik dalam bidang pertanian maupun keluarga. (3) Menambah Jaringan Sosial (sosial networking) , memiliki banyak teman dapat

membentuk persaudaraan serta menambah wawasan.

Dari penelitian yang telah dilakukan tentang motif perempuan begabung dalam kelompok dampingan LSM LP2M ini.

(13)

Peneliti mengharapkan agar penelitian ini dapat dilanjutkan serta dapat menjadi literatur untuk kajian tentang pengentasan kemiskinan lainnya. Selanjutnya peneliti menyarankan kepada pemerintah untuk dapat menjadikan model yang dilakukan oleh LSM LP2M sebagai salah satu cara yang dapat dijadikan sebagai pedoman di dalam melakukan penyelesaian terhadap masalah pengentasan kemiskinan.

DAFTAR PUSTAKA

Fakih, Masour. 1996. Menggeser Konsep

Gender dan Transformasi Sosial.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Nugroho, Riant. 2008. Gender dan Strategi

Pengarus-Utamanya di Indonesia.

Yogyakarta: Pustaka pelajar

Cora Vreede-D Stuers. 2008. Sejarah

Perempuan Indonesia.Jakarta : Komunitas Bambu

Susanti, Mayavanie Dewi. 2006. Artikel :

Peranan Perempuan Dalam Upaya Penanggulangan Kemiskinan

Ariesta. 2012. Aksestibilitas dan Sustanabilitas LKP LP2M Terhadap Pengentasan Kemiskinan. Tesis. Pascasarjana UNAND

Bahri, Syaiful. 2005. Faktor - Faktor

Determinan yang Mempengaruhi

Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Pada Program Gerdu Taskin Di Kabupaten Jombang. Artikel Tesis. Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Surabaya

LP2M. 2006. Leaflet Lembaga Pengkajian

Pemberdayaan Masyarakat (LP2M).

Padang-Sumatera Barat

Craib, Ian. 1986. Teori-teori Sosial Modern

dari Parsons Sampai Habermas.

Referensi

Dokumen terkait

 Pernapasan jadi sulit  Pernapasan jadi cepat  Anak tidak bisa minum  Sakit anak jadi lebih berat. Hal Penting Lain yang Harus Dilakukan oleh Ibu

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 005/RR_BPBD/V/2017 tanggal 19 Mei 2017 , Berita Acara Penjelasan Dokumen Pengadaan, dan Dokumen

ABSTRAK: - Bahwa berdasarkan Pasal 93 ayat (5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah

Presentasi yang dilaksanakan oleh siswa kelas eksperimen lebih baik daripada presentasi yang dilakukan oleh siswa kelas kontrol, hal ini dapat dikarenakan pada

Sedangkan pada gambar 6 adalah gambar yang menampilkan data tersebut gagal dimasukkan dan tidak dimasukkan ke dalam database dan secara langsung proses inputan

Oleh karena itu diperlukan suatu strategi untuk pengolahan data konsumen, promosi produk, penjualan produk dan mengolah data pelayanan konsumen untuk mendapatkan

Nama anak laki laki ini tentunya bisa dikombinasikan dengan nama lain untuk membentuk sebuah rangkaian nama bayi laki laki 2-3 kata bernuansa Sansekerta yang cocok

Konsistensi diri akan lebih maksimal jika pemahaman konsep tertata dengan baik, hal ini menuntut prestasi belajar matematika yang merupakan salah satu potensi yang