• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibuat dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai. Tablet dapat berbedabeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibuat dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai. Tablet dapat berbedabeda"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tablet

Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai. Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, dan dalam aspek lainya tergantung pada cara pemakaian dan metode pembuatan tablet tersebut. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian obat secara oral (Ansel.H.C, 1989).

2.1.1 Jenis-jenis Tablet

Macam-macam jenis tablet berikut ini:

1. Tablet Kompresi, yaitu tablet kompresi yang dibuat dengan mencetak pada punch dan die dengan sekali tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya ke dalam bahan obatnya, diberi tambahan sejumlah bahan pembantu antara lain:

a. Pengenceran atau pengisi yang ditambahkan jika perlu ke dalam formulasi supaya membentuk ukuran tablet yang diinginkan.

(2)

b. Pengikat atau perekat, yang membantu pelekatan partikel dalam formulasi, memungkinkan granul dibuat dan dijaga keterpaduan hasil akhir tabletnya.

c. Penghancur atau bahan yang dapat membantu penghancuran, akan membantu memecah atau menghancurkan tablet setelah pemberian sampai menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, sehingga lebih mudah diabsorpsi.

d. Antirekat pelincir atau zat pelincir yaitu zat yang meningkatkan aliran bahan memasuki cetakan tablet dan mencegah melekatnya bahan ini pada punch dan die serta membuat tablet-tablet menjadi bagus dan berkilat.

e. Bahan tambahan lain seperti zat warna dan zat pemberi rasa.

2. Tablet Kompresi Ganda, yaitu tablet kompresi berlapis, dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali tekanan. Tablet berlapis dibuat dengan cara memasukkan satu campuran obat ke dalam cetakan dan ditekan, demikian pula campuran obat sebagai lapisan berikutnya dimasukkan ke dalam cetakan yang sama dan ditekan lagi, untuk membentuk dua atau tiga lapisan tergantung pada jumlah obat yang ditambahkan secara terpisah dalam satu tablet berlapis (Ansel.H.C, 1989 ) 2.1.2 Cara Penggunaan Tablet

(3)

1. Tablet Oral

- Tablet biasa yaitu tablet yang dicetak, tidak disalut diabsorpsi disaluran cerna dan pelepasan obatnya cepat untuk segera memberikan efek terapi.

Contoh: tablet parasetamol

- Tablet Kunyah, dikunyah dulu baru ditelan.

Contoh: Antasida.

2. Tablet penggunaannya melalui rongga mulut

- Tablet Bukal, disisipkan diantara gusi dan pipi.

Contoh: Tablet Progesteron

- Tablet Sublingual, diletakkan dibawah lidah. Tablet ini cepat melarut dan bahan obatnya cepat diabsorpsi

Contoh: Tablet Isosorbit dinitrat

- Tablet Hisap = Troches = LozengsTablet dihisap dan obatnya terlarut sedikit demi sedikit dan diserap di rongga mulut

Contoh: Antiseptika dan Local anestesi.

3. Tablet penggunaannya di bawah kulit

(4)

Tujuannya untuk pemakaian tempo lama.

Contoh: Tablet Hormon KB

- Tablet Hipodermik, tablet ini sebelum digunakan dilarutkan dulu

dalam pelarutnya.

Contah: Atropin Sulfat

4. Tablet Everfessen, tablet ini dilarutkan dulu dalam air kemudian diminum. Contoh: Tablet Ca Sandoz

5. Tablet Vagina, pemakaiannya melalui vagina. Bentuknya pipih oval ujungnya lebih kecil. Tablet ini mengandung antibiotika dan antibakteri (Ansel.H.C, 1989).

Atas dasar kerja Farmakologisnya, analgetika dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu :

1. Analgetika perifer (non-nsrkotika), yang terdiri dari obat-obatan yang tidak bersifat narkotika dan tidak bekerja sentral. Analgetika antiradang termasuk kelompok ini.

2. Analgetika narkotika khusus digunakan menghalau rasa nyeri hebat, seperti fractura dan kanker (Tjay, 2007)

(5)

2.2. Uraian umum

Paracetamol

Rumus Bangun :

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 151,16

Nama Kimia : 4’- Hidroksiasetanilida

Pemerian : Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit.

Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam

natrium hidroksida 1N; mudah larut dalam etanol

Sinonim : Asetaminofen (Ditjen POM, 1995)

Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang telah digunakan sejak tahun 1893, efek antipiretiknya ditimbulkan oleh gugus amino-benzen, menurunkan suhu badan tinggi dengan cara menimbulkan dilatasi pembuluh darah perifer dan mobilatasi air hingga terjadi pengenceran darah dan pengeluaran keringat (Siswandono, 2000)

Pada penggunaan per oral parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna. Kadar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah peberian. Efek samping tak jarang terjadi, antara lain reaksi hipersensitivitas dan kelainan darah.

(6)

Overdose dapat menimbulkan antara lain mual, muntah dan anoreksia. Penanggulangannya dengan cuci lambung, disamping perlu pemberian zat penawar (asam-amino N-asetilsistein atau metionin) sedini mungkin, sebaiknya dalam 8-10 jam setelah intoksikasi. Wanita hamil dapat menggunakan parasetamol dengan aman, juga selama laktasi walaupun mencapai air susu ibu. Interaksi pada dosis tinggi dapat memperkuat efek antikoagulansia tetapi pada dosis biasa tidak interaktif (Tjay, 2007)

2.2.1 Farmakokinetik

Parasetamol diserap cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu setengah jam, masa paruh dalam plasma antara 1-3 jam. Obat ini tarsebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam plasma terikat 25% oleh protein plasma.

Obat ini mengalami metabolisme oleh enzim-enzim mikrosom dalam hati; 80% parasetamol dikonjugasi dengan asam glukuronat dan sebagian kecil dengan asam sulfat dalam hati. Selain itu obat ini juga dapat mengalami hidroksilasi. Metabolit hasil hidroksilasi ini dapat menimbulkan methemoglobinemia dan hemolisis ertrosit. Obat ini diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil sebagai parasetamol dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi (Ganiswarna S.G, dkk, 1995)

(7)

2.2.2 Farmakodinamik

Menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral. Efek anti-inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu parasetamol tidak digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat biosintetis prostaglandin yang lemah. Efek iritasi dan perdarahan lambung tidak terlihat pada obat ini, demikian juga gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa (Ganiswarna S.G, dkk, 1995)

2.3 Pengujian Parasetamol

2.3.1 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau biasa disebut dengan HPLC ( high perfomance liquid chromatography) dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an.

Kegunaan umum Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis; analisis ketidak murnian (impurities); analisis senyawa yang mudah menguap (non-volatil); analisis senyawa yang tidak ionik, maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian senyawa; pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama; pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sekelumit (trace elements), dalam jumlah banyak, dan dalam skala proses industri. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif.

(8)

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) paling sering digunakan untuk: menetapkan kadar senyawa-senyawa tertentu seperti sama-asam amino, asam-asam nukleat, dan protein-protein dalam cairan fisiologis; menentukan kadar senyawa-senyawa aktif obat, produk hasil samping proses sintetis, atau produk-produk degradasi dalam sediaan farmasi; memonitor sampel-sampel yang berasal dari lingkungan; memurnikan senyawa dalam suatu campuran; memisahkan polimer dan menentukan distribusi berat molekulnya dalam suatu campuran; kontrol kualitas; dan mengikuti jalannya reaksi sintetis (Rohman, 2006)

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dapat memisahkan dan menentukan jumlah zat berkhasiat disamping hasil peruraiannya dalam bentuk sediaannya . Banyak metode analisis lama yang dipakai sebagai metode pemeriksaan resmi berangsur-angsur digantikan oleh metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) yang lebih spesifik, peka dan teliti. (Lachman, 1994)

Alat utama Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) terdiri dari :

1. Tandon Pelarut

Bahan Tandon harus lembam terhadap fase gerak berair dan tidak berair. Sehingga baja anti karat jangan dipakai pada pelarut yang mengandung ion halida dan jika tandon harus bertekanan, hindari penggunaan gelas. Daya tampung tandon harus lebih dari 500 ml digunakan selama 4 jam untuk kecepatan alir 1-2 ml/menit.

(9)

2. Pipa

Pipa merupakan penyambung dari sluruh bagian sistem. Garis tengah dalam pipa sebelum penyuntikan tidak berpengaruh hanya saja harus lembam, tahan tekanan dan mampu melewati pelarut dengan volume yang memadai.

3. Pompa

Pompa harus lembam terhadap semua pelarut. Bahan yang umum digunakan adalah gelas, baja antikarat, teflon, dan batu nilam. Aliran pelarut dalam pompa harus tanpa denyut atau direndam untuk menghilangkan denyut, karena denyut alir pelarut dapat menyebabkan hasil yang rancu bagi beberapa detektor. Kecapatan alir pompa harus tetap, baik untuk keperluan jangka pendek maupun jangka panjang.

4. Penyuntik / Sistem Penyuntik Cuplikan

Teknik penyuntikan harus dilakukan dengan cepat untuk mencapai ketelitian maksimum analisis kuantitatif. Yang terpenting sistem harus dapat mengatasi tekanan balik yang tinggi tanpa kehilangan cuplikan. Pada saat pengisian cuplikan, cuplikan dialirkan melewati lingkaran cuplikan dan kelebihannya dikeluarkan kepembuangan. Pada saat penyuntikan, katup diputar sehingga fase gerak mengalir melewati lingkar cuplikan ke kolom.

(10)

5. Kolom

Kolom merupakan jantung kromatografi, keberhasilan atau kegagalan analisi bergantung pada pilihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Dianjurkan untuk memasang penyaring 2 μm dianjurkan antara penyuntik dan kolom, untuk menahan partikel yang dibawa fase gerak dan cuplikan. Hal ini dapat memperpanjang umur kolom. (Munson, 1991)

Kolom kromatografi untuk pengaliran oleh gaya tarik bumi (Gravitasi) atau sistem bertekanan rendah biasanya terbuat dari kaca yang dilengkapi kran jenis tertentupada bagian bawahnya untuk mengatur aliran pelarut. Salah satu konsep penting KCKT adalah mengusahakan volum pelarut antara penjerap dan detektor atau farksinator sekecil mungkin untuk mencegah pencampuran kembali fraksi-fraksi setelah terpisah. (Gritter, 1991)

6. Detektor

Detektor harus memberi tanggapan pada cuplikan, tanggapan yang dapatdiramal, peka, hasil yang efisien dan tidak terpengaruh oleh perubahan suhu atau komposisi fasgerak. Detektor yang dipakai pada Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) biasanya adalah UV 254 nm. Bila tanggapan detektor lebih lambat dari elusi sampel timbullah pelebaran jalan pita yang memburuk pemisahan. Pemilihan detektor Kromatogrfai Cair Kinerja Tinggi (KCKT) tergantung pada sifat sampel, fase gerak dan kepekaan yang tinggi dicapai.

(11)

7. Penguat sinyal

Pada umunya sinyal yang berasal dari detektor diperkuat terlebih dahulu sebelum disampaikan pada alat perekam potensiometrik. Dapat pula sinyal dikirimkan kepada suatu integrator digital elektronik untuk mengukur luas puncak kromatogram secara otomatik.

8. Perekam

Perekam merupakan salah satu dari bagian peralatan yang berfungsi untuk merekam atau menunjukkan hasil pemeriksaan suatu senyawa berupa peak (puncak). Dari daftar tersebut secara kualitatif kita dapat menentukan atau mengetahui senyawa apa yang diperiksa, luas dan tinggi puncak berbanding lurus dengan konsentrasi. Dari data ini dapat pula dipakai untuk memperoleh secara kuantitatif. Sebagai perekam biasanya dipakai bersama-sama dengan integrator (Munson, 1991)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Aqaid Al-Khamsina adalah Sifat- Sifat Allah Swt dan RasulNya yang berjumlah 50 yaitu 20 Sifat Wajib Allah, 20 Sifat Mustahil Allah,

Pembangunan kebolehpasaran siswazah tidak terhad kepada kurikulum program pengajian sahaja malah yang lebih penting adalah usaha universiti menawarkan program atau

Selanjutnya menurut Rahmi, dkk (2010) tentang hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan menunjukkan bahwa

Setelah program ini diimplementasikan dalam studi kasus absensi karyawan perusahaan Mentari Rajut maka program aplikasi ini dapat dikatakan berhasil dengan memberikan

• Pelabuhan *aratan adalah suatu tempat tertentu di daratan dengan batas1batas yang jelas, dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat, lapangan penumpukan dan gudang serta prasarana dan

Jika dalam transmisi tenaga listrik terjadi hubung singkat antara kabel fasa dengan tanah, maka rele hubung tanah akan langsung bekerja dalam waktu yang

Rincian Dana Desa untuk setiap Desa Tahun Anggaran 2016 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini2. BAB

Dari paparan di atas dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui: (1) Mana yang lebih efektif, pembelajaran menggunakan metode diskusi dengan pendekatan matematika