Pilar 3: Meningkatnya Popularitas Apoteker dan Pengakuan
Masyarakat Atas Keberadaan dan Manfaat Jasa Apoteker
Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi
Bidang Kerjasama dan Kemitraan
Badan Pengabdian Profesi dan Tanggap
Bencana
Positioning
• Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the
act of designing the company’s offer so that it
occupies a distinct and value placed in the target
customer mind”.
• Positioning adalah tindakan yang umumnya
berupa ungkapan kata yang mewakili bagaimana
produk atau jasa itu mudah dikenali dan
menancap di benak masyarakat sehingga
menimbulkan kesan tertentu di ingatan
masyarakat.
Contoh Positioning
• Mengatasi masalah tanpa masalah……siapa ?
• Ingat beras ingat …..ingat …..
• Enak dibaca dan perlu...siapa ?
• Kesan pertama begitu menggoda,selanjutnya
terserah anda
Positioning Apoteker
Apoteker sahabat
sehat keluarga
Branding
• Branding Apoteker dimaksudkan agar
Apoteker keberadaannya dikenal dan
populer di benak masyarakat sebagai
tenaga kesehatan yang melakukan
praktek Kefarmasian,dan manfaatnya
dirasakan mak nyesss……ss oleh
Seberapa kuat Brand Apoteker
Kalau sakit yang di ingat pertama kali dokter
Kalau dokter memberi resep yang di ingat Apotek
Kalau ingat apotek yang terbayang adalah Apotek
terdekat,harga yang murah,yang obatnya lengkap
Kalau di apotek sudah dapat obat yang di ingat
adalah segera meminum nya,segera pulang ke
rumah.
Seharusnya Brand Apoteker
• Ingat Sakit …..ingat dokter…..
• Ingat Obat ……ingat Apoteker….
Pilar 3: POPULARITAS APOTEKER DI MASYARAKAT MENINGKAT
SEKARANG
DAHULU
• Apoteker kurang dikenal
• Apoteker “ngumpet” di
belakang layar
• Apoteker kurang
memperlihatkan
keahliannya di bidang
praktik kefarmasian.
• Tidak dikenal sebagai
tenaga kesehatan.
• Masyarakat lebih mengenal
apoteker sebagai tenaga
kesehatan
• Masyarakat mendapat
manfaat praktik
kefarmasian
• Masyarakat mengakui
layanan dan profesionalitas
apoteker
3.Meningkatkan Value IAI dan
Apoteker
• Menuju organisasi IAI yang dipersepsi baik
dalam melayani anggotanya.
• Menuju Apoteker yang jasa nya dirasakan
manfaatnya oleh Masyarakat
Pilar 4 : Membantu Transformasi Pendidikan Apoteker Sesuai
Dengan Naskah Akademik Pendidikan Apoteker, Blueprint Uji
Kompetensi Apoteker dan Instrumen Akreditasi Pendidikan
Apoteker Sesuai Hasil HPEQ Farmasi
Bidang Lembaga Pengembangan Uji Kompetensi
(LPUK)
Bidang Fasilitasi Pendidikan Apoteker
Bidang Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan
Tinggi Kesehatan (LAM PT.Kes)
Pilar 4: PERUBAHAN DALAM PENDIDIKAN APOTEKER
SEKARANG
DAHULU
Model Tipe Z
Domain
Akademik
Tahun
% Muatan PembelajaranDomain
Profesi
Model Tipe H
Domain
Akademik
Tahun
% Muatan PembelajaranDomain
Profesi
ASESOR,FASILISATOR,VALIDATOR
LAMPTKES
APOTEKER PENDIDIK KLINIK
( PERCEPTOR)
Pembentukan KIFI
Kolegium Ilmu Farmasi Indonesia (KIFI) adalah suatu badan otonom yang
dibentuk dan dilantik oleh Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI)
sebagai badan pengampu disiplin ilmu farmasi.
Anggota KIFI terdiri dari unsur Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), unsur Asosiasi
Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI), Akademisi, serta unsur Praktisi
Kefarmasian. Dalam menjalankan kegiatan untuk memajukan pendidikan ilmu
farmasi di Indonesia, KIFI berwenang untuk melakukan kegiatannya secara
mandiri bersinergi dengan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).
Pembentukan KIFI
Tujuan Pembentukan KIFI :
1.Memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan apoteker yang mencapai
seluruh pelosok tanah air.
2.Menghasilkan apoteker yang handal dan sejajar dengan apoteker di
kawasan ASEAN.
3.Memberikan masukan bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Kementerian Kesehatan, Komite Farmasi Nasional dan organisasi profesi
dalam hal yang berkaitan dengan standar dan praktik profesi tenaga
kefarmasian.
BLUEPRINT CBT UKAI
Tinjauan 1 Tinjauan 2 Tinjauan 3 Tinjauan 4 Tinjauan 5 Tinjauan 6 Area Kompetensi % Dimensi Prilaku % Reasoning
Ability % Recipient % Bentuk sediaan % Farmakoterapi % Praktik profesional, legal
dan etis 15-20% Kognitif 40-50% Reasoning
70—
80% Neonatus 0-1% Sediaan Padat 40-60%
Gangguan Kardiovaskular 10 - 12% Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi 30-35% Pengetahuan Prosedural 40-50% Recall
Knowledge 20-30% Anak (Pediatri) 5-10%
Sediaan Semi
Padat 20-30% Gangguan Pernapasan 3 - 5% Dispensing sediaan
farmasi dan alat kesehatan
25-30% Konatif 5-10%
Dewasa
40-50% Sediaan Cair 30-40% Gangguan Saraf 6 - 8% Formulasi dan
pembuatan sediaan farmasi
10-15%
Lanjut Usia
10-15% Sediaan Gas 5-10% Gangguan Psikiatri 1 - 3% Komunikasi dan
kolaborasi 15-20% Ibu Hamil 2-5% Gangguan Saluran Cerna 12 - 14% Upaya preventif dan
promotif kesehatan masyarakat
5-10%
Ibu Menyusui
1-3% Gangguan Saluran
Kemih dan Ginekologi 3 - 5% Pengelolaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan 10-15% Gagal Ganjal 3-5% Gangguan Endokrin 3 - 5% Kepemimpinan dan manajemen diri 0 Gagal Hati 3-5%
Gangguan Mata dan Telinga dan
Tenggorokan
3 - 5% Peningkatan kompetensi
Profesi 5-10% Syok 0% Gangguan Darah 3 - 5% Malnutrisi 1-3% Gangguan Imunologi 1 - 3% Masyarakat 5-10%
Gangguan Tulang dan
Sendi 8 - 10% Gangguan Kulit 3 - 5% Gangguan Infeksi 23 - 25% Gangguan Onkologi 1 - 3% Gangguan Ginjal 2 - 4% Gangguan Nutrisi 1 - 3% Gawat Darurat 1 - 3%
Blueprint Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI)
Dengan Metode Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
As al d ari Ko mpe tens i nom or Min ima l Pe laya nan sw am edi kasi Pa sie n d eng an kon dis i fisio logi s kh usu s Pa sie n d eng an kon dis i pat olo gis kh usu s Ob at d eng an form ula si khu sus Ob at d eng an inde ks t era pi sem pit & ob at b ers ifat ind uce r/in hib itor en zim Re sep ra cika n Re sep po lifa rm asi oba t de nga n a lat b ant u d an tekn ik k hu sus Oba t –ob atan Pro gra m Pe me rint ah Ob at Kh usu s Ob at a ntin feks i Ob at d an alk es yan g ru sak dan ka dal ua rsa No Station 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Asesmen 2,3,5 4 √ √ √ √ √
2 Menetapkan dan memberikan
solusi kebutuhan terapi obat pasien 2,3,5 4 √ √ √ √ √ √ √
3 Compounding (penimbangan,
peracikan, etiket, apograph ) 2,3,4 3 √ √ √ √ √
4 Komunikasi, informasi obat dan
konseling 2,5,6 4 √ √ √ √ √ √ √ √
5 Monitoring dan evaluasi 2 3 √ √ √
6 Pengelolaan sediaan farmasi dan
alat kesehatan 7,8 3 √ √ √
7 Perilaku profesional 1 6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kategori Kompetensi
Varian
Keterangan :
Terdapat 14 station terdiri 2 station istirahat, 1 station dengan dokter simulasi , 7 station dengan pasien simulasi dan 4 station mandiri. Setiap station memerlukan waktu 15 menit