PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH (LP2KD) KABUPATEN TANA TORAJA TAHUN 2014
TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA
I N A N T A
Tujuan Umum Penyusunan LP2KD
• Melaporkan gambaran tentang kondisi kemiskinan di
Kab. Tana Toraja;
• Memberikan gambaran permasalahan kemiskinan
dan penanggulangan kemiskinan di Kab. Tana Toraja
• Menyusun rekomendasi dan saran dalam rangka
meningkatkan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penanggulangan kemiskinan di Kab. Tana
Toraja
Tujuan Khusus Penyusunan LP2KD
• Memperkuat mekanisme pendataan kemiskinan yang berbasis
masyarakat yang dapat dijadikan rujukan data base kemiskinan tingkat
kabupaten, kecamatan dan desa, yang dapat dimutakhirkan setiap waktu
guna memperoleh database kemiskinan yang akuntabel di Kab. Tana
Toraja.
• Meningkatnya kualitas sumber daya manusia baik sumberdaya aparat
dan masyarakat umum agar tercipta kolaborasi dan sinergitas antara Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kab.Tana Toraja dengan
pemangku kepentingan (Pemerintah, Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi
dan Dunia Usaha) untuk memperkuat dan membangun layanan jasa dan
kualitas informasi yang efektif bagi masyarakat dan stakeholders guna
penanggulangan kemiskinan di Kab. Tana Toraja.
• Merumuskan sejumlah kegiatan daerah untuk perbaikan kebijakan dan
strategi percepatan penanggulangan kemiskinan di Kab. Tana Toraja.
Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Sulawesi
Selatan dan Tana Toraja
4.5 6.1 6.5 6.23 5.78 6.2 8.18 7.65 8.37 8.39 6.1 6.31 7.88 8.02 7.57 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2009 2010 2011 2012 2013 Nasional Sulawesi Selatan Tana Toraja Sumber Data : BPS
Presentase Penduduk Miskin
Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013
Tahun Garis Kemiskinan Penduduk Miskin Jumlah Jiwa % 2008 136.634 85.280 18,57 2009 172.445 75.240 16.14 2010 185.785 32.400 14,62 2011 196.785 29.599 13,22 2012 208.436 28.600 12,72 2013 217.981 31.300 13,81
Garis Kemiskinan & Penduduk Miskin
Kab. Tana Toraja Tahun 2010 – 2013
Sumber : BPS Kab. Tana Toraja
Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk mengelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin. Penduduk miskin adalah penduduk (per jiwa) yang memiliki rata – rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
Presentase RT Miskin
Kab. Tana Toraja Per Kecamatan Tahun 2013
8.14 6.86 9.96 9.00 6.98 16.19 12.41 10.10 4.03 6.57 4.82 9.36 7.48 2.67 6.42 6.85 11.46 9.91 15.99 - 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 % KK Pra Sejahtera
Komposisi Status Kesejahteraan RT
Kab. Tana Toraja Tahun 2013
8% 21% 45% 22% 4% Pra Sejahtera Sejahtera I Sejahtera II Sejahtera III Sejahtera III +
Garis Kemiskinan & Status Rumah Tangga
GK
RT SANGAT MISKIN RT MISKIN RT RENTAN MISKIN RT TIDAK MISKINKarakteristik Kemiskinan
Statistik Ketenagakerjaan
Kabupaten Tana Toraja Tahun 2013
KETENAGAKERJAAN
Nasional :
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 66,90 % Tingkat Pengangguran Terbuka 6,25 %
KETENAGAKERJAAN
% Penduduk Usia Kerja
Menurut Pendidikan Tahun 2013
Karakteristik Kemiskinan
72.00 72.20 72.40 72.60 72.80 73.00 73.20 73.40 73.60 73.80 74.00 74.20 74.40 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2013 72.78 72.78 72.94 73.12 73.09 73.24 73.39 74.10 74.10 74.28Angka Harapan Hidup
Kab. Tana Toraja Tahun 2002-2013
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tana Toraja
65.00 66.00 67.00 68.00 69.00 70.00 71.00 72.00 73.00 74.00 75.00 2008 2009 2010 2011 2012 2013 73.39 74.13 74.17 74.22 74.26 74.28 69.60 69.80 70.00 70.20 70.41 70.60 69.00 69.21 69.43 69.48 69.50 69.80 Tana Toraja Sulawesi Selatan Nasional
Karakteristik Kemiskinan
Angka Harapan Hidup
Kab. Tana Toraja, Prop. Sulawesi Selatan Dan Nasional Tahun 2008 - 2013
Sumber Data : Badan Pusat Statistik
Karakteristik Kemiskinan
Angka Kematian Bayi
Kab. Tana Toraja Tahun 2010 – 2013
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Tana Toraja, oleh Dinas Kesehatan
Karakteristik Kemiskinan
Angka Kematian Bayi
Tiap Kecamatan Tahun 2010 dan 2013
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Tana Toraja Tahun 2010 dan Tahun 2013
- 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 55.00 60.00 65.00 1.41 11.36 3.41 - 1.75 - 5.18 - - 11.36 2.95 11.76 14.18 62.50 9.43 9.71 30.93 6.30 8.97 4.95 4.72 10.25 16.53 29.41 - 10.24 8.00 18.37 6.21 16.53 6.90 21.58 - - - 16.00 2010 2013 Nasional
KESEHATAN
Karakteristik Kemiskinan
KESEHATAN
- 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 2010 2011 2012 2013 1.24 2.34 1.72 1.96Angka Kematian Balita
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Tana Toraja, oleh Dinas Kesehatan Angka Kematian Balita
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 0.52 6.70 0.72 - 0.68 - 1.18 - - 1.56 0.47 1.89 1.64 15.95 1.53 3.50 9.23 - - 1.19 1.19 0.79 1.03 1.62 3.15 6.66 - 2.51 1.39 4.01 2.08 2.47 1.32 3.30 - - - 2.52 2010 2013
Karakteristik Kemiskinan
KESEHATAN
Angka Kematian Balita
Tiap Kecamatan Tahun 2010 dan 2013
- 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00 200.00 2010 2011 2012 2013 193.47 172.54 166.50 45.50
Angka Kematian Ibu
Karakteristik Kemiskinan
KESEHATAN
Angka Kematian Ibu
Kab. Tana Toraja Tahun 2010 – 2013
- 500.00 1,000.00 1,500.00 2,000.00 2,500.00 3,000.00 3,500.00 281.29 378.79 - - 349.04 - 518.13 - 377.36 - - - - 3,125.00 - - - - 157.48 - - - - 359.71 - - - - 2010 2013
Karakteristik Kemiskinan
KESEHATAN
Angka Kematian Ibu
Kecamatan Tahun 2010 dan 2013
Karakteristik Kemiskinan
PENDIDIKAN
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 7 - 12 13 - 15 16 - 18 98.63 86.78 55.46 97.47 93.53 60.34 2010 2013Angka Partisipasi Sekolah Usia Sekolah SD, SMP & SMA Kab. Tana Toraja Tahun 2010 dan 2013
Karakteristik Kemiskinan
PENDIDIKAN
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 7 - 12 13 - 15 16 - 18 97.47 93.53 60.34 98.21 89.55 62.23 98.36 90.68 63.48 Tana Toraja Sul Sel NasionalAngka Partisipasi Sekolah Usia Sekolah SD, SMP & SMA Tahun 2013 Di Kabupaten Tana Toraja, Propinsi Sulawesi Selatan & Nasional
Karakteristik Kemiskinan
INFRASTRUKTUR DASAR
- 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 RT dengan jaringan listrik PLN RT dengan jaringan listrik Non PLN RT dengan Penerangan Non ListrikGrafik Proporsi Rumah Tangga Dengan Jenis Sumber Penerangan Di Setiap Kecamatan Kabupaten Tana Toraja Tahun 2013
Karakteristik Kemiskinan
INFRASTRUKTUR DASAR
Grafik Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Kabupaten / Kota di Sulawesi Selatan Tahun 2009
Karakteristik Kemiskinan
INFRASTRUKTUR DASAR
203 110 257 187 1136 501 319 416 352 653 567 251 248 470 659 234 278 549 227 0 200 400 600 800 1000 1200Tempat BAB Sendiri Tempat BAB UMUM/BERSAMA Tidak Ada Tempat BAB
Tempat Buang Air Besar (BAB) Kab. Tana Toraja Tahun 2012
Karakteristik Kemiskinan
KETAHANAN PANGAN
N0 Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
A Produksi
1 - Tanaman Padi Ton 104.405 113.140 108,37 2 - Jagung Ton 26.660 31.553 118,35 3 - Kacang Kedelai Ton 70 101 144,29 4 - Kacang Tanah Ton 126 107 84,92 5 - Ubi Jalar Ton 2.640 4.419 167,39 6 - Kakao Ton 2210 880 39,82 7 - Kopi Ton 3796 3831 100,92 B Populasi Ternak 1 - Sapi Ekor 5.935 6.184 104,20 2 - Kambing Ekor 21.913 27.406 125,07 3 - Kerbau Ekor 7.661 7.778 101,53 4 - Babi Ekor 253.912 277.101 109,13 5 - Kuda Ekor 3.718 4.395 118,21 6 - Ayam Kampung (Buras) Ekor 571.090 659.533 115,49 7 - Itik Ekor 55.601 62.385 112,20 C. Produksi Perikanan 1 - Budidaya kolam Ton 1 2 200,00 2 - Budidaya Mina Padi Ton 309 354 114,56 3 - Perairan Umum Ton 19 19 100,00 Capaian rata-rata 115,56
Sumber : Laporan RPKAD 2014
Capaian Kinerja
Karakteristik Kemiskinan
HASIL FGD
No. Lokasi Kegiatan Metode Lembang / Kelurahan Kecamatan
1. Lembang Raru’ Sibunuan Sangalla Selatan
FGD Kelompok Miskin FGD Tokoh Masyarakat Wawancara Keluarga Miskin Wawancara Tokoh Masyarakat
2. Kelurahan Pasang Makale Selatan
FGD Kelompok Miskin FGD Tokoh Masyarakat Wawancara Keluarga Miskin Wawancara Tokoh Masyarakat
3 Lembang Kayuosing Rembon
FGD Kelompok Miskin FGD Tokoh Masyarakat Wawancara Keluarga Miskin Wawancara Tokoh Masyarakat
4. Lembang Buttu Limbong Bittuang
FGD Kelompok Miskin FGD Tokoh Masyarakat Wawancara Keluarga Miskin Wawancara Tokoh Masyarakat
5. Lembang Rano Timur Rano
FGD Kelompok Miskin FGD Tokoh Masyarakat Wawancara Keluarga Miskin Wawancara Tokoh Masyarakat
Human Aset Latar belakang
pendidikan keluarga miskin rata – rata
hanya tamat SD
bahkan ada yang
tidak menamatkan pendidikan SD dan
ada juga yang buta
aksara Mayoritas keluarga miskin mengemukakan bahwa keterampilan mereka sangat terbatas hanya
bertani dan beternak. Jika ada yang
memiliki
keterampilan khusus seperti pertukangan dan kerajinan tangan (pengukir, pandai besi, menganyam) itu didapatkan dari orang tua mereka.
Natural Aset Financial Aset
Karakteristik Kemiskinan
HASIL FGD
Kepemilikan
peralatan dan modal usaha yang terbatas. Sebahagian besar
keluarga miskin jika sakit berobat ke
puskesmas, ada juga
diantara mereka yang tidak ke puskesmas karena jarak
puskesmas yang jauh dan membutuhkan biaya transportasi yang mahal.
Aset berupa tanah atau kebun yang dimiliki oleh keluarga miskin
merupakan warisan dari orang tua yang luas nya sangat terbatas, rata – rata hanya 0,5 ha
Ada juga yang tidak memiliki kebun, hanya sebagai penggarap pada kebun milik orang lain. Hasil dari kebun tersebut di bagi 2 antara penggarap dan pemilik
Kebun yang mereka olah ditanami dengan tanaman coklat, kopi dan tanaman lainnya. Hasil kebun dijual untuk menopang kebutuhan hidup sehari – hari
Seluruh keluarga miskin menyampaikan bahwa mereka
tidak memiliki tabungan
Yang memiliki pekerjaan hanya sebagai pekerja kasar dan musiman seperti buruh tukang
yang upahnya rendah. Yang
memiliki kendaraan roda dua biasanya melakoni profesi ojek
Karakteristik Kemiskinan
HASIL FGD
Physical Aset Social Aset
Rumah hunian keluarga miskin ada yang telah beratapkan seng dan ada juga yang menggunakan bambu. Dindingnya ada yang menggunakan papan ada juga yang menggunakan anyaman bambu. Keluarga miskin sebagian besar menempati rumah
warisan dari orang tua dan ada juga keluarga miskin yang menumpang di rumah keluarga mereka. Di kelurahan pasang kecamatan Makale Selatan dan
lembang Kayu Osing kecamatan Rembon, fasilitas listrik PLN belum ada. Masyarakat mengoperasikan
turbin air sebagai pembangkit listrik, namun di
musim kemarau tidak berfungsi dengan baik karena menurunnya debit air. Ada juga keluarga yang menggunakan pelita sebagai sumber penerangan. Dilembang Raru Sibunuan kecamatan Sangalla
Selatan dan lembang Buttu Limbong kecamatan Bittuang, jaringan listrik PLN telah ada namun keluarga miskin yang ada di lembang tersebut tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk mengakses fasilitas tersebut karena biaya sambungan baru yang
mahal.
Rata – rata keluarga miskin telah
memiliki sarana sanitasi berupa
jamban walaupun sangat sederhana. Untuk sarana air bersih berberapa keluarga miskin telah dapat mengakses air bersih dari sarana perpipaan, ada yang mengakses sumur dan mata air. Seluruh lokasi FGD dapat diakses oleh
kendaraan roda dua. Beberapa dusun dari kelurahan/lembang lokasi FGD, jalan menuju dusun tersebut masih berada dalam kondisi sangat terbatas. Empat dari lima lokasi FGD telah
memiliki sinyal telekomunikasi untuk telepon genggam.
Sebagian besar keluarga miskin tidak memiliki peralatan tani yang memadai, pendampingan dinas teknis juga sangat jarang dan boleh dikata tidak pernah mereka dapatkan
Diseluruh lokasi FGD terdapat kelompok – kelompok tani, ada keluarga miskin yang masuk dalam
kelompok tani dan ada juga yang tidak masuk.
Diseluruh lokasi FGD terdapat aturan dan sangsi adat yang sampai saat ini masih berlaku, juga terdapat kepemimpinan informal dalam tataran adat. Masyarakat Miskin
tidak terlibat dalam musyarawarah pembangunan lembang/kelurahan
Karakteristik Kemiskinan
HASIL FGD
LEMBANG KAYU OSING – KEC. REMBON
Tokoh Masyarakat, Agama & Aparat Pemerintah Lembang :
Rumah tangga miskin yang memiliki strata sosial yang rendah otomatis menggarap tanah
tuannya yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali.
Rumah tangga miskin yang strata sosialnya di tinggkat atas miskin karena faktor gengsi.
Pada saat pesta mereka habis-habisan bahkan meminjam. Setelah pesta mereka
tidak punya apa-apa lagi yang ada adalah utang yang harus di bayar.
Hal yang lain yang mempengaruhi kemiskinan adalah pendidikan yang rendah dan
minimnya pengetahuan tentang bercocok tanam, keterbatasan bibit unggul dan
peralatan yang digunakan seadanya.
Selama ini hasil produksi usaha tani dijual ke tengkulak yang datang ke lembang
Kayuosing, harga penjualan jauh di bawah harga pasar.
Karakteristik Kemiskinan
HASIL FGD
LEMBANG KAYU OSING – KEC. REMBON
Tokoh Masyarakat, Agama & Aparat Pemerintah Lembang : Usulan :
Pemerintah dapat memberi bantuan berupa alat-alat pertanian
Pembinaan dan penyuluhan tentang pertanian secara rutin dilakukan
Masyarakat diberi modal usaha berupa bibit tanaman sayuran, pupuk dan obat-obatan Pendidikan gratis sampai SMA bagi masyarakat yang tidak mampu
Perbaikan pengairan yang telah rusak
Tukang kayu dan tukang pahat batu yang ada di lembang Kayu osing diberi pelatihan agar
Berikut adalah hak dasar yang wajib untuk diperhatikan :
1. Pemenuhan hak atas pangan
2. Pemenuhan hak atas layanan pendidikan
3. Pemenuhan hak atas layanan kesehatan
4. Pemenuhan hak atas perumahan dan prasarana dasar
5. Pemenuhan hak untuk berusaha
6. Pemenuhan Hak atas Air Bersih, serta Sanitasi yang
Baik
7. Pemenuhan Hak atas Sumberdaya Alam dan
Lingkungan Hidup
8. Pemenuhan Hak untuk Berpartisipasi
G A R I S K E M I S K I N A N
Sejahtera
Sangat
Miskin
Miskin
Miskin/
Hampir
Rentan
Tidak
Miskin
Program-programPerlindungan Sosial
Program Keuangan Mikro dan Pengembangan Penghidupan
Prioritas Penanggulangan Kemiskinan
4
prinsip utama :
Perbaikan dan pengembangan sistem perlindungan sosial Peningkatan akses pelayanan dasar Pemberdayaan kelompok masyarakat miskin Pembangunan yang inklusifstrategi
percepatan
Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dankecil Membentuk sinergi kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan
(I) Bantuan dan Perlindungan Sosial Kelompok Miskin (II) Pemberdayaan Masyarakat (III) Pemberdayaan Usaha Mikro &
Kecil (UMK) (III) Peningkatan & Perluasan Program Pro Rakyat Bentuk : Raskin, BLT, PKH, JAMKESMAS, dll. Bentuk : Program-program yang tergabung dalam PNPM, CSR, Program NGO Bentuk : KUR Bentuk (sasaran khusus) : energi murah dan hemat, pupuk dan benih murah, kemudahan ijin usaha,
pengembangan pasar tradisional, akses pasar.
“memberi ikan” “mengajar mancing”
“membantu punya pancing & perahu”
“membantu
menyiapkan tempat mancing”
program :
Tujuannya adalah memenuhi hak dasar, mengurangi beban hidup, dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin. Tujuannya adalah mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan berdasarkan prinsip-prinsip pemberdayaan
masyarakat.
Tujuannya adalah memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil. Tujuannya adalah meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin.
Prioritas Penanggulangan Kemiskinan
Kategori % Kemiskinan Kecamatan
> 10 % (diatas 10 %) - Simbuang (16,91 %) - Mappak (15,99 %) - Kurra (12,41 %) - Bonggakaradeng (11,46 %) - Bittuang (10,10 %) 5 – 10 % - Masanda (9,96 %) - Rano (9,91 %) - Rantetayo (9,36 %) - Mengkendek (9 %) - Sangalla (8,14 %) - Makale Selatan (7,48 %) - Sangalla Utara (6,98 %) - Malimbong Balepe (6,86 %) - Sangalla Selatan (6,85 %) - Makale (6,57 %)
- Gandang Batu Sillanan (6,42 %)
< 5 % (dibawah 5 %)
- Makale Utara (2,67 %)
- Rembon (4,03 %)
Pertanian Padi Sawah - Mengkendek - Rembon - Sangalla Selatan - Sangalla Utara - Kurra Jagung - Bongakaradeng - Simbuang
- Gandang Batu Sillanan Kedelai - Rano
- Bonggakaradeng
Kacang Tanah - Bonggakaradeng
Ubi Kayu - Mengkendek - Bonggakaradeng - Kurra Hortikultura - Rano - Mengkendek
- Gandang Batu Sillanan - Makale Selatan
Perkebunan
Kopi
- Bittuang
- Mengkendek
- Gandang Batu Sillanan - Masanda - Saluputti - Malimbong Balepe - Simbuang - Mappak - Rembon Cengkeh - Mengkendek
- Gandang Batu Sillanan
- Bittuang - Masanda Peternakan Kerbau - Mengkendek - Bittuang - Simbuang - Bonggakaradeng - Sangalla Selatan Sapi - Bongakaradeng - Mengkendek - Rano
Prioritas Penanggulangan Kemiskinan
Perdagangan & Jasa
- Kota Makale
- Makale Utara
Perikanan
- Rantetayo - Mengkendek
- Gandang Batu Sillanan - Kurra
- Saluputti
- Sangalla
Sektor Prioritas Wilayah Akses Jalan
Dari Ibu Kota Kabupaten
- Simbuang - Mappak - Rano Listrik - Makale Selatan - Kurra - Masanda - Malimbong Balepe Air Bersih - Bittuang - Malimbong Balepe - Masanda - Rembon - Simbuang - Rano
- Gandang Batu Sillanan - Mengkendek - Mappak - Makale Selatan Sanitasi (Jamban) - Bittuang - Simbuang - Malimbong Balepe - Masanda - Mappak
- Gandang Batu Sillanan - Rano
- Bonggakaradeng - Makale Selatan
Kesehatan (BUMIL, BAYI & BALITA) - Sangalla Selatan - Bittuang - Rembon - Sangalla - Saluputti - Simbuang
Kesimpulan & Rekomendasi
Pertumbuhan Ekonomi Kab. Tana Toraja terus meningkat dari tahun 2009 (6,1 %) sampai
tahun 2012 (8,02 %), dan mengalami penurunan pada tahun 2013 (7,57 %)
Angka Harapan Hidup (AHH) terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 (74,14 tahun)
dan tahun 2013 (74,28 tahun).
Angka Melek Huruf terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 (86,26 %) dan pada
tahun 2013 (90,14 %)
Purchasing Power Parity (Paritas Daya Beli) mengalami peningkatan dari tahun 2010 yang
sekitar 614 ribu pada tahun 2013 sebesar 622,62 ribu.
Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami peningkatan dari tahun 2010
(71,84) dan pada tahun 2013 (73,76)
Jumlah & Persentase Penduduk Miskin di Kab. Tana Toraja mengalami penurunan dari
Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 (2008 = 85.280 jiwa – 18,57 % dan
2012 = 28.600 jiwa – 12,72 %)
Pada Tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 13,81 % - 31.300 jiwa.
Desain perencanaan dan penganggaran perlu untuk lebih berpihak bagi kaum sangat miskin, miskin dan hampir miskin (Pro Poor Planning &
Budgeting).
Penguatan pembahasan mengenai tujuan dan target yang akan dicapai, validasi dan ketepatan kelompok sasaran, akurasi & efektifitas strategi intervensi.
Optimalisasi dan sinergi berbagai progam penanggulangan kemiskinan dengan sistem pemantauan terpadu terhadap pencapaian output yang terukur, tepat waktu, tepat sasaran dan jumlah dalam
implementasi program.
Keterlibatan kelompok miskin dalam memikirkan penyebab dan pemecahan masalah kemiskinan. Penduduk miskin terlibat secara aktif dalam keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan, mulai dari tahapan
penyusunan rencana, implementasi, pengendalian dan evaluasi,
hingga tahapan penganggaran.
Validasi, keakuratan dan pemutahiran data RT Sangat Miskin (RTSM), RT Miskin (RTM), RT Hampir Miskin (RTHM)
Kesatuan Data Sasaran Kelompok Miskin dan Kesatuan serta Updated Data indikator penanggulangan kemiskinan.
REKOMENDASI
Memberi perhatian kepada sektor yang mampu menyerap tenaga kerja. Untuk konteks Tana Toraja : pertanian, industri rakyat dan perdagangan.
Menjaga daya beli masyarakat miskin melalui :
- Kelompok miskin mendapatkan “blanket program” : RASKIN, BPJS Kesehatan, Beasiswa Keluarga Miskin, Bantuan BUMIL & BALITA
Keluarga Miskin, Disabilitas. Dan program pangan skala rumah tangga : home gardening.
- Pengendalian inflasi khususnya barang – barang konsumsi rumah tangga. Pengembangan program-program yang diarahkan untuk mendorong
peningkatan produktivitas penduduk miskin. Misalnya melalui
pemberian kredit mikro, bantuan bahan dan peralatan usaha, program padat karya perdesaan, pelatihan keterampilan (pertanian, peternakan dan usaha lainnya).
Penguatan kelembagaan di daerah yang menangani Penanggulangan
Kemiskinan. Agar program SKPD/Badan/Kantor dapat bersinergi dan terkoordinasi mengingat penanggulangan kemiskinan bersifat
outcome based yang membutuhkan keterlibatan dan partisipasi multi-pihak termasuk keterlibatan lembaga international.
Program rekomendasi : Penyediaan Infrastruktur Dasar Pedesaan, Peningkatan Aksessibilitas, Peningkatan Pelayanan Dasar (pendidikan, kesehatan,
perumahan), Pengembangan Program Padat Karya, Akses Lahan Produktif.