1
PERENCANAAN PENDIDIKAN
Oleh: Kelompok 5 Kelas A
A. PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan
peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam
lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling
pengaruh antara pendidik dengan peserta didik. Pendidikan berfungsi membantu
peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu mengembangkan semua
potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi
dirinya maupun lingkungannya.
Dengan demikian, sangat dibutuhkan rencana pembelajaran yang efektif
dan efisien serta menciptakan suasana yang sistematis guna pencapaian tujuan
pendidikan. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian perencanaan
pembelaran, tujuan perecncanaan pendidikan, prinsip-prinsip perencanaan
pendidikan, design pendidikan serta bagaimana manegemet waktu belajar agar
efektif dan efesien.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Perencanaan Pendidikan
Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan
tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Memahami definisi
Perencanaan Pendidikan dapat dikaji dari kata-kata yang membangunnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perencanaan adalah proses,
cara, perbuatan merencanakan (merancangkan), sementara pembelajaran
adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.1
Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan
tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang
lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
2
mencapai tujuan tersebut. Ketika kita merencanakan, maka pola pikir kita
diarahkan bagaimana agar tujuan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien.2
Pendapat dari Prof. Dr. Yusuf Enoch, perencanaan pendidikan, adalah
suatu proses yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi
kegiatan masa depan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha
yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada dibidang
ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu negara.
Tak jauh berbeda menurut Beeby, perencanaan pendidikan adalah suatu
usaha melihat ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas,
dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada
dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk mengembangkan potensi
system pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang
dilayani oleh sistem tersebut.3
Dari pendapat di atas, maka setiap perencanaan minimal harus memiliki
empat unsur sebagai berikut:
a. Adanya tujuan yang harus dicapai (tujuan merupakan arah yang harus
dicapai).
b. Adanya strategi untuk mencapai tujuan (berkaitan dengan penetapan
keputusan yang harus dilakukan oleh seorang perencana).
c. Sumber daya yang dapat mendukung (penetapan sumberdaya yang
diperlukan untuk mencapai tujuan).
d. Implementasi setiap keputusan (implementasi adalah pelaksanaan dari
strategi dan penetapan sumber daya).
Sedangkan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antar
guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik
potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat
dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi
yang ada di luar diri siswa.
Wina Sanjaya, Perencanaan dan desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Goup, 2010) hlm. 23-24
3
Secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan
merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran,
cara apa yang akan dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut,
materi/bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya,
alat atau media apa yang diperlukan (R. Ibrahim 1993:2).
Dari pemaparan di atas, maka konsep perencanaan pembelajaran memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir.
b. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
c. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan.
Jadi dapat kita simpulkan perencanaan yang berkaitan dengan pendidikan
itu bisa diuraikan sebagai proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak
dicapai dalam dunia pendidikan dan langkah-langkah yang digunakan untuk
melaksanakannya.
2.Tujuan Perencanaan Pendidikan
Pada dasarnya tujuan perencanaan pendidikan adalah sebagai pedoman
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam dunia pendidikan dan
juga sebagai suatu alat ukur di dalam membandingkan antara hasil yang dicapai
dengan harapan. Namun, jika diurai lebih lanjut maka dapat kita temukan
beberapa tujuan perencanaan pendidikan antara lain:4
a. Untuk standar pengawasan pola perilaku pelaksana pendidikan, yaitu untuk
mencocokkan antara pelaksanaan atau tindakan pemimpin dan anggota
organisasi pendidikan dengan program atau perencanaan yang telah
disusun.
4
b. Untuk mengetahui kapan pelaksanaan perencanaan pendidikan itu
diberlakukan dan bagaimana proses penyelesaian suatu kegiatan layanan
pendidikan.
c. Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya) dalam
pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan, baik aspek kualitas
maupun kuantitasnya, dan baik menyangkut aspek akademik-nonakademik.
d. Untuk mewujudkan proses kegiatan dalam pencapaian tujuan pendidikan
secara efektif dan sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
e. Untuk meminimalkan terjadinya beragam kegiatan yang tidak produktif dan
tidak efisien, baik dari segi biaya, tenaga dan waktu selama proses layanan
pendidikan.
f. Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh (integral) dan khusus
(spefisik) tentang jenis kegiatan atau pekerjaan bidang pendidikan yang
harus dilakukan.
g. Untuk menyerasikan atau memadukan beberapa sub pekerjaan dalam suatu
organisasi pendidikan sebagai suatu sistem.
h. Untuk mengetahui beragam peluang, hambatan, tantangan dan kesulitan
yang dihadapi organisasi pendidikan.
i. Untuk mengarahkan proses pencapaikan tujuan pendidikan.
3.Prinsip-Prinsip Perencanaan Pendidikan
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan
perencanaan pendidikan, antara lain:5
a. Prinsip interdisipliner, yaitu menyangkut berbagai bidang keilmuan atau
beragam kehidupan. Hal ini penting karena hakikat layanan pendidikan
kepada peserta didik harus menyangkut berbagai jenis pengetahuan,
beragam ketrampilan dan nilai-norma kehidupan yang berlaku di
masyarakat.
b. Prinsip fleksibel, yaitu bersifat lentur, dinamik dan responsif terhadap
perkembangan atau perubahan kehidupan di masyarakat. Hal ini penting,
5
karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik adalah menyiapkan
siswa untuk mampu menghadapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) dan beragam tantangan kehidupan terkini.
c. Prinsip efektifitas-efisiensi, artinya dalam penyusunan perencanaan
pendidikan didasarkan pada perhitungan sumber daya yang ada secara
cermat dan matang, sehingga perencanaan itu berhasil guna dan bernilai
guna dalam pencapaian tujuan pendidikan.
d. Prinsip progress of change, yaitu terus mendorong dan memberi peluang
kepada semua warga sekolah untuk berkarya dan bergerak maju ke depan
dengan beragam pembaharuan layanan pendidikan yang lebih berkualitas,
sesuai dengan peranan masing-masing.
e. Prinsip objektif, rasional dan sistematis, artinya perencanaan pendidikan
harus disusun berdasarkan data yang ada, berdasarkan analisa kebutuhan
dan kemanfaatan layanan pendidikan secara rasional (memungkinkan untuk
diwujudkan secara nyata), dan mempunyai sistematika dan tahapan
pencapaian program secara jelas dan berkesinambungan.
f. Prinsip kooperatif-komprehensif, artinya perencanaan yang disusun mampu
memotivasi dan membangun mentalitas semua warga sekolah dalam bekerja
sebagai suatu tim yang baik. Disamping itu perencanaan yang disusun harus
mencakup seluruh aspek esensial (mendasar) tentang layanan pendidikan
akademik dan non akademik setiap peserta didik.
g. Prinsip human resources development, artinya perencanaan pendidikan
harus disusun sebaik mungkin dan mampu menjadi acuan dalam
pengembangan sumber daya manusia secara maksimal dalam mensukseskan
program pembangunan pendidikan. Layanan pendidikan pada peserta didik
harus betul-betul mampu membangun individu yang unggul baik dari
aspek intelektual, aspek emosional dan aspek spiritual.
4.Analisa Konsep Perencanaan Pendidikan berdasarkan Hadits Nabi Muhammad SAW
Pada dasarnya, perencanaan pendidikan yang ditawarkan oleh Nabi
6
hal ini yang dimaksud Rasulullah adalah persiapan, dalam arti ketika kita
hendak melaksanakan aktifitas dalam kehidupan termasuk aktifitas pendidikan
sebaiknya harus dimulai dengan perencanaan atau persiapan.
Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dan essensial, misalnya
hadits tentang niat seorang mu’min, hal itu sangat berkaitan dengan perencanaan.
ِم َس ُهْنَع ُالله َي ِ ضَر َنْيِنِمْؤُ ْلْا ُرْيِمَأ َلاَق
: ُل ْو ُقَي َمَّل َس َو ِهْي
لَع ُالله ى َّل َص ِالله ُلْو ُسَر ُتْع
َ
ِهِلْو ُسَر َو ِالله ى
ل ِا ُهُتَر ْج ِه ْتَنا
َ
َك ْنَمَف .ىَوَن اَم ٍءِرْمِ ِلِ ِِّلُكِل اَمَّنِإ ِتاَيِِّناِب ُلاَمْعَ ْلْا اَمَّنِإ
دِل ُهُتَر ْج ِه ْتَنا
َك ْنَمِو ِهِلْو ُسَر َو ِالله ىَلِا ُهُتَرْج ِهَف
ا َه ُح ِكْنَي
ًةَأَرْمِا ْوَا اَهَبْي ِسُي اَيْن
) ْمِل ْس ُم َو ىِرا
َخُبْلا ُها َوَر( ِهْيَلِا َرَج َه اَم ىَلِا ُهُتَرْج ِهَف
“Amirul mukminin Umar bin Khottob ra. berkata: aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai niatnya. Barang siapa yang berpijak hanya karena Allah dan Rasulnya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia dan yang diharapkan atau wanita yang ia
nikahi, maka hijrahnya itu menuju apa yang ia inginkan”. (HR. Bukhori dan
Muslim)
Niat dapat diumpamakan sebagai perencanaan meskipun niat belum
terbentuk atau tergambar dalam sebuah tulisan, namun sudah terlintas dan
tergambar dalam hati atau fikiran seseorang. Suatu perencanaan yang matang
akan menghasilkan hasil yang baik dan maksimal, bagitu juga sebaliknya
perencanaan yang kurang matang atau tidak baik maka akan membuahkan
hasil yang tidak maksimal juga. Begitu pula dengan niat, ketika niat seorang
mu’min tidak baik maka hasil yang dikeluarkan dari perbuatannya tentu tidak
baik. Maka dari irtu perencanaan atau persiapan atau dapat dikatakan sebagai
nai adalah sanagat mutlak adanya. Tanpa adanya niat atau perencanaan atau
persiapan, maka aktifitas seseorang tidak akan berhasil dan sia-sia belaka.
Begitu juga di dalam perencanaan pendidikan harus direncanakan dengan baik
dan matang agar hasil yang dikeluarkan dapat memenuhi tujuan pendidikan.
Ketika perencanaan diartikan sebagai persiapan untuk melasanakan
aktifitas sesuatu dengan jangka waktu tertentu, dalam hadits yang disabdakan
7
ْم َخ ْمِنَت
ْغِإ : َمَّل َسَو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِالله ُلْو ُسَر َلاَق
َلْبَق َكَباَب َش. ٍس ْم
َخ َلْبَق ا ًس
َك ِمَر َه
َكُتَي َح َو َكُلَغ َس َلْبَق َكَغَر َف َو َكُر ْقَف َلْبَق َك ِمَن
َغ َو َكَهَق َس َلْبَق َكَتَح ِصَو
َكِت ْو َم َلْب
َق
“Manfaatkalah lima perkara sebelum datangnya lima perkara : masa
mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa tuamu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa luangmu sebelum masa
sibukmu, dan masa hidupmu sebelum masa matimu.”
Hal itu menunjukkan bahwa pesiapan dan perencanaan untuk masa yang
akan datang sangatlah kita butuhkan. Untuk itu persiapan atau perencanaan
ternasuk pendidikan baik itu perencanaan jangka pendek, sedang, atau
panjang, harus benar-benar dilaksanakan agar dalam semua kegiatan atau
aktifitas dapat terukur, teramati dan terevaluasi secara baik dan bertanggung
jawab. Kunci utama kegiatan perencanaan adalah proses kegiatan perencanaan
itu sendiri. Proses perencanaan adalah suatu cara pandang yang logis mengenai
apa yang dilakukan dan bagaimana cara maengetahui apa yang dilakukan,
dapat membantu dalam pengambilan keputusan, dan bersifat rasional.
5.Proses atau Tahapan Penyusunan Perencanaan Pendidikan
a. Tahap need assessment, yaitu melakukan kajian terhadap beragam
kebutuhan atau taksiran yang diperlukan dalam proses pembangunan atau
pelayanan pembelajaran disetiap satuan pendidikan. Kajian awal ini harus
cermat, karena fungsi kajian akan memberikan masukan tentang: (a)
pencapaian program sebelumnya; (b) sumber daya apa yang tersedia, dan (c)
apa yang akan dilakukan dan bagaimana tantangan ke depan yang akan
dihadapi.
b. Tahap formulation of goals and objective, yaitu perumusan tujuan dan
sasaran perencanaan yang hendak dicapai. Perumusan tujuan perencanaan
pendidikan harus berdasarkan pada visi, misi dan hasil kajian awal tentang
beragam kebutuhan atau taksiran (assessment) layanan pendidikan yang
8
c. Tahap policy and priority setting, yaitu merancang tentang rumusan
prioritas kebijakan apa yang akan dilaksanakan dalam layanan pendidikan.
Rumusan prioritas kebijakan ini harus dijabarkan kedalam strategi dasar
layanan pendidikan yang jelas, agar memudahkan dalam pencapaian tujuan.
d. Tahap program and project formulation, yaitu rumusan program dan
proyek pelaksanaan kegiatan operasional perencanaan pendidikan,
menyangkut layanan pedidikan pada aspek akademik dan non akademik.
e. Tahap feasibility testing, yaitu dilakukan uji kelayakan tentang beragam
sumber daya (sumber daya internal/ eksternal; atau sumber daya manusia/
material). Apabila perencanaan disusun berdasarkan sumber daya yang
tersedia secara cermat dan akurat, akan menghasilkan tingkat kelayakan
rencana pendidikan yang baik.
f. Tahap plan implementation, yaitu tahap pelaksanaan perencanaan
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Keberhasilan tahap ini
sangat ditentukan oleh: (a) kualitas sumber daya manusianya (kepala
sekolah, guru, komite sekolah, karyawan, dan siswa); (b) iklim atau pola
kerjasama antar unsur dalam satuan pendidikan sebagai suatu tim kerja yang
handal; dan (c) kontrol atau pengawasan dan pengendalian kegiatan selama
proses pelaksanaan atau implementasi program layanan pendidikan.
g. Tahap evaluation and revision for future plan, yaitu kegiatan untuk menilai
(mengevaluasi) tingkat keberhasilan pelaksanaan program atau perencanaan
pendidikan, sebagai masukan atau umpan balik, selanjutnya dilakukan revisi
program untuk rencana layanan pendidikan berikutnya yang lebih baik.
6.Desain Pendidikan
Desain adalah berasal dari bahasa Inggris (design) yang berarti “rancangan, rencana, atau reka rupa” dari kata design muncullah kata desain yang berarti
mencipta, memikir, atau merancang. Tujuan dari desain adalah untuk
mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan
9
karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan melalui
langkah-langkah yang sistematis.6
Desain pendidikan berarti terkait dengan pembelajaran di dalam
pendidikan tersebut, sehingga diperlukannya tindakan dalam mendesain
pembelajaran dalam proses pendidikan. Berikut adalah hal-hal yang harus
diperhatikan dalam mendesain suatu proses pembelajaran.
1) Desain Pembelajaran Sebagai Perbaikan Kualitas Pembelajaran
Perbaikan kualitas pembelajaran harus diawali dengan perbaikan
desain pembelajaran. Sehingga, perencanaan pembelajaran dapat dijadikan
titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini dimungkinkan
karena dalam desain pembelajaran, tahapan yang akan dilakukan oleh guru
atau dosen dalam mengajar telah terancang dengan baik, mulai dari
mengadakan analisis dari tujuan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan
evaluasi sumatif yang tujuannya untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
2)Desain Pembelajaran Diacukan Pada Siswa Perorangan M aupun Kelompok
Seseorang dikatakan belajar, berarti ia memiliki potensi yang perlu
dikembangkan. Adapun hadits yang berkaitan dengan ini adalah tentang
fitah manusia yang dilahirkan dengan potensi, sebagaimana berikut:
َح
َّد
َث َن
َدآ ا
ُم
َح
َّد
َث َن
ْبا ا
ُن
َ
أ ِب
ِذ ي
ْئ
َع ب
ِن
َولا
ْه
ِر
َع ي
ْن
َ
أ ِب
َس ي
َّل
َم
َة
ْب
ِن
َع
ْب
ِد
َّرلا
ْح
َم
ِن
َع
ْن
َ
أ ِب
ُه ي
َر ْي
َر
َة
َر
ِ ض
َي
ُالله
َع
ْن
ُه
َق
َلا
َق :
َلا
َّنلا
ِب ي
ملس و هيلع الله ىلص
ُك
ل
َم
ْو
ُ
ل ْ
و
ٍد
ُي ْ
و
َ
ل
ُد
َع
َل
ِفلا ى
ْ
ط
َر
ِة
َف
َ
أ َب
َو
ُها
ُي
َه ِو
َد
ِنا
ِه
َ
أ ْو
ُي
َن
ِِّص
َرا
ِن ِه
َ
أ ْو
ُي
َم
ِِّج
َس
ِنا
ِه
“Telah menceritakan pada kami adam telah menceritakan pada kami Ibnu Abi Dzi’b dari al-Wahri dari Abi Salamah b. Abdul Rahman dari Abu Hurairah ra berkata: Telah bersabda Nabi Saw, “Setiap bayi yang dilahir dalam keadaan suci maka orang tuanyalah yang mempengaruhinya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi”.
10
Tindakan atau perilaku belajar dapat ditata atau dipengaruhi, tetapi
tindakan atau perilaku belajar itu tetap berjalan sesuai dengan karakteristik
siswa. Siswa yang lambat dalam berpikir, tidak mungkin dapat dipaksa untuk
segera bertindak cepat. Sebaliknya siswa yang memiliki kemmapuan berpikir
tinggi tidak mungkin dipaksa bertindak dengan cara lambat. Dalam hal ini,
jika desain pembelajaran tidak diacukan pada individu yang belajar seperti
ini, maka besar kemungkinan bahwa siswa yang lambat belajar akan semakin
tertinggal, dan yang cepat berpikir akan semakin maju pemebelajarannya.
Akibat proses pembelajaran yang dilakukan dalam suatu kelompok tertentu
akan banyak mengalami hambatan karena perbedaan karakteristik siswa
yang tidak diperhatikan. Hal ini merupakan karakteristik siswa dalam
perkembangan intelektual, tingkat motivasi, kemampuan berpikir, gaya
kognitif, gaya belajar, kemampuan awal, dan lain-lain. Berdasarkan
karakteristik ini, maka rancangan (desain) mau tidak mau harus diacukan
pada masalah tersebut.
3)Desain Pembelajaran Diarahkan Pada Kemudahan Belajar
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa pembelajaran merupakan
upaya membelajarkan siswa dan perancangan pembelajaran merupakan
merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam
kondisi yang ditata dengan baik, strategi yang direncanakan akan
memberikan peluang dicapainya hasil pembelajaran. Disamping itu, peran
guru sebagai sumber sumber belajar telah diatur secara terencana,
pelaksanaan evaluasi baik formatif maupun sumatif telah terencana,
memberikan kemudahan siswa untuk belajar. Dengan desain pembelajaran,
setap kegiatan yang dilakukan guru telah terencana, dan guru dapat dengan
mudah melakukan kegiatan pembelajaran. Jika hal ini dilakukan dengan
baik, sudah tentu sasaran akhir dari pembelajaran adalah terjadinya
kemudahan belajar siswa dapat dicapai.
Dalam kitab Riyadhus Shalihin Kitabul Ilmi Al Imam An Nawawi
11
ِهْيِف ُسِمَت
ْلَياًقْيِرَط َكَل َس ْنَمَو:َلاَق ِالله َلْو ُسَر َّنَأ َةَرْيَرُه ىِبَأ ْنَعَو
ُه
ل ُالله َلَّه َس,ا ًمْلِع
َ
ِةَّن َجلا ى
ل ِإ ا
َ
ًقْيِرَط
Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (H.R Muslim)
Sebagaimana firman Allah SWT:
َر ْسُع
لا ُم ُكِب ُديِرُي
ْ
لَْو َر ْسُي
َ
لا ُم ُكِب ُ
ْ
َّللَّا ُديِرُي
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu.”
Kandungan Hadits:
Hadits ini menjelaskan tentang keutamaan ilmu dan pengaruh serta
dampaknya yang baik di dalam pembelajaran.
ا ًقْيِر
ط َكَل َس
َ
“Menempuh Jalan” disini mencakup:a. Jalan secara indrawi, yaitu jalan yang dilalui kedua kaki, seperti sesorang
pergi dari rumahnya menuju tempat untuk menimba ilmu baik berupa
masjid, madrasah, ataupun universitas dan lain sebagainya. Dan termasuk
hal ini adalah rihlah (mengadakan perjalanan) dalam rangka mencari ilmu
yaitu seseorang yang rihlah dari negerinya ke negeri lain untuk mencari ilmu,
maka hal ini adalah termasuk menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu.
Sungguh Jabir bin Abdillah Al Anshori radhiallahu ‘anhu, seorang shahabat Rasulullah SAW mengadakan rihlah untuk mendapatkan satu
hadits selama perjalanan sebulan di atas onta, beliau menempuh perjalanan
dari negerinya ke negeri yang lain selama sebulan untuk mendapatkan satu
hadits, yang diriwayatkan Abdullah bin Unais radhiallahu ‘anhu dari
Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab Adabul
Mufrad No. 746.
b. Jalan yang bersifat maknawi, yaitu mencari ilmu dari pendapat dan
kitab-12
kitab untuk mengetahui dan mendapatkan hukum permasalahan syari’at
walaupun dia duduk diatas kursinya maka ia telah menempuh satu jalan
mendapatkan ilmu. Barang siapa duduk dihadapan seorang syaikh (ahlul
ilmi) dia belajar darinya, maka ia telah menempuh jalan untuk mendapatkan
ilmu walaupun ia duduk.
Oleh karena itu, barangsiapa menempuh jalan tersebut maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga, karena dengan ilmu syar’i maka
kita akan mengerti hukum-hukum Allah SWT serta mengetahui syari’at Allah, apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang-Nya, sehingga kita akan
diberi petunjuk yang diridoi oleh Allah SWT dan dapat menghantarkan kita
ke Jannah-Nya. Manakala bertambah semangat dalam menempuh jalan
yang mengantarkan kepada ilmu maka bertambah pula kemudahan jalan
yang mengantarkan kita ke surga.
Dalam hadits ini terdapat dorongan semangat untuk “tholabul ilmi”
(mencari ilmu) tanpa diragukan oleh seorangpun. Maka sudah sepantasnya
bagi manusia untuk segera mempergunakan kesempatan, terlebih bagi
pemuda yang dia lebih mampu menghafal dengan cepat, lebih kuat melekat
pada pikirannya, maka sudah sepantasnya untuk bersegera menggunakan
waktu dan umurnya sebelum datang masa-masa yang menyibukkan dirinya.7
4)Desain Pembelajaran Sebagai Penetapan Metode Untuk Mencapai Tujuan
Inti dari desain pembelajaran adalah menetapkan metode
pembelajaran yang optimal untuk mencapau hasil pembelajaran yang
diinginkan. Fokus utama perancangan pembelajaran adalah pada pemilihan,
penetapan, dan pengembangan variabel metode pembelajaran. Pemilihan
metode pembelajaran harus didasarkan analisis kondisi dan hasil
pembelajaran yang diharapkan. Setelah itu, barulah menetapkan dan
mengembangkan metode pembelajaran yang diambil setelah perancangan
pembelajaran mempunyai informasi yang lengkap mengenai kondisi nyata
yang ada dan hasil pembelajaran yang diharapkan.
13
Ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan
metode pembelajaran, ketiga prinsip tersebut antara lain:
a)Tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan di
dalam semua kondisi.
b)Metode (strategi) pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang
berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran.
c) Kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil
pengajaran.
Adapun yang berkenaan tentang tujuan pembelajaran itu sendiri telah
diisyaratkan dalam hadits berikut:
َ
أ اًع ِمَت ْس ُم ْو
أ ا ًم ِ
َ
ِّلَعَتُم ْوَأ اً ِلْاَع ْنُك َمَّل َسَو ِهْيَلَع ُ ِّللَّا ىَّلَص يِبَّنلا َلاَق
ب ِح ُم ْو
َ
لَْو ا
)ىقهيب هاور( َك ِلْهَت
َف ا ًسِماَخ ْنُكَت
“Telah bersabda Rasulullah saw: “Jadilah engkau orang yang berilmu
(pandai), atau orang yang belajar, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka.8 (HR. Baihaqi)
Kandungan Hadits:
Sementara dalam hadits yang lain dikatakan, ada lima golongan kriteria
manusia, yaitu mereka yang:
a. Berilmu (pandai), sehingga dengan ilmu yang dimiliki seorang muslim bisa
mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada orang-orang yang ada
disekitarnya. Dan dengan demikian kebodohan yang ada dilingkungannya
bisa terkikis habis dan berubah menjadi masyarakat yang beradab dan
memiliki wawasan yang luas.
b. Jika tidak bisa menjadi orang pandai yang mengajarkan ilmunya kepada
umat manusia, jadilah sebagai orang yang mau belajar dari lingkungan
sekitar dan dari orang-orang pandai.
14
c. Jika tidak bisa menjadi orang yang belajar, jadilah sebagai orang yang mau
mendengarkan ilmu pengetahuan. Setidaknya jika kita mau mendengarkan
ilmu pengetahun kita bias mengambil hikmah dari apa yang kita dengar.
d. Jika menjadi pendengar juga masih tidak bisa, maka jadilah sebagai orang
yang menyukai ilmu pengetahun, diantaranya dengan cara membantu dan
memuliaka orang-orang yang berilmu, memfasilitasi aktivitas keilmuan
seperti menyediakan tempat untuk pelaksanaan pengajian dan lain-lain.
e. Janganlah menjadi orang yang kelima, yaitu yang tidak berilmu, tidak
belajar, tidak mau mendengar, dan tidak menyukai ilmu. Jika diantara kita
memilih yang kelima ini akan menjadi orang yang celaka.
7. Management waktu dalam belajar
ْى َب َكْن َمِب َم
َّل َسَو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِالله ُلْو ُسَر َذَخَأ : َلاَق امُهْنَع ُالله َي ِ ضَر َرَمُع ِنْبا ْنَع
َكَّن
اَك اَيْن دلا ى ِف ْن
َ
ُك :َلاَقَف
امُهْنَع ُالله َي ِ ضَر َر َمُع ِنْبا
َناَك . ٌلْيِب َس ٌرِباَع ْوَا ٌبْيِرَغ
ْن ِم
ْذُخَو َءا َسَ ْلْا ُر ِظَتْنَت َلََف ْتَحَبْصَا اَذِإ َو َحاَبَّصلا ُر ِظَتْنَت َلََف َتْي َسْمَا اَذِإ ُلْوُقَي
َكِتْو
َ
ِلْ
َكِتاَيَح ْنِم َو َكَضْرَ ِلْ َكِتَّح ِص
(
َخُب
لا ُها َوَر
ْ
ىِرا
)
Dari Ibnu Umar R.A ia berkata, Rasulullah SAW telah memegang pundakku,
lalu beliau bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan perantau
(orang asing) atau orang yang sedang menempuh perjalanan. Ibnu Umar
berkata: “Jika engakau diwaktu sore maka jangan menunggu sampai waktu
pagi dan sebaliknya, jika engkau diwaktu pagi maka janganlah menunggu
sampai diwaktu sore, dan gunakanlah sehatmu untuk sakitmu, dan
gunakanlah hidupmu untuk matimu”9. (H.R Bukhari)
Dari perkataan Ibnu Umar diatas dapat kita pahami bahwa janganlah
menunda amal yang dapat dilakukan pada malam hari sampai datang pagi hari.
15
Begitu pula jika berada di pagi hari, janganlah menunda sampai datang sore hari
dan menunda amal di pagi hari samapi datang malam hari. Dalam hal ini,
anjuran bagi kita agar dapat memanagemen waktu. Bagaimana cara menata
kehidupan dari sudut pandang manapun, terutama dari bagaimana kita
merencakan dan mendesign sistem pembelajaran. Ketika perencanaan diartikan
sebagai persiapan untuk melasanakan aktifitas sesuatu dengan jangka waktu
yang telah ditentukan, dimana merencanakan sesuatu sebelum datang waktu
temponya atau tepat pada waktunya merupakan langkah yang sangat penting.
Sama halnya dengan pembelajaran dan pendidikan yang terus-menerus ditunda
karena malas misalnya dan akhirnya datang penyesalan atau tiba pada masa tua.
Namun hendaklah segera dilaksanakan, inilah yang disebut sebagai pelaksanaan
dari perencanaan yang baik. Untuk itu, dalam mendesign pendidikan baik itu
dalam jangka waktu pendek, sedang, atau panjang harus benar-benar terlaksana
agar dalam semua kegiatan atau aktifitas dapat efektif dan efesien, terukur,
teratur, teramati dan terevaluasi secara baik dan bertenggung jawab.
Proses perencanaan itu sendiri adalah kunci utama dari mencapai sebuah
tujuan, dimana suatu cara pandang yang logis dapat membantu dalam
pengambilan keputusan juga cara bagaimana pelaksanaanya, serta
memudahkan dalam pelaksanaan itu sendiri.
Kalimat “pergunakanlah waktu sehatmu sebelum kamu sakit”
menganjurkan agar mempergunakan saat sehat dan berusaha dengan penuh
kesungguhan selama masa itu karena khawatir bertemu dengan masa sakit yang
dapat menghalangi segala kegiatan yang sudah terdesign sedemikian rupa.
Begitu pula “waktu hidupmu sebelum kamu mati” mengingatkan kita agar
mempergunakan masa hidup dengan baik dan gunakanlah waktu dengan
sebaik-baiknya, karena waktu yang kita miliki tidak bisa diulang kembali. Saat kita
sudah mati angan-angan sudah lenyap, serta akan muncul penyesalan yang berat
karena akibat dari kelengahan kita sampai meninggalkan apa yang sudah
direncanakan. Dengan itu, hendaklah kita menyadari bahwa semua manusia
akan menghadapi masa yang panjang di alam kubur tanpa dapat beramal
16
kerjakan di dunia. Oleh karena itu, hendaklah kita memanfaatkan seluruh masa
hidup kita untuk berbuat kebajikan dan menjalankan segala kewajiban serta
apa-apa kegiatan proses pembelajaran yang sudah didesign sedemikian rupa untuk
menjadi bekal agar hidup yang kita jalani ini tidak sesat dan sesuai dengan
tujuan pada hakikatnya.
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu menata waktu
menjadi lebih efektif dan efesien:
a) Identifikasi waktu terbaik pada setiap harinya
Apakah Anda termasuk seorang “night person” atau “morning person”? Gunakan kekuatan waktu tersebut untuk belajar. Belajar pada waktu terbaik
setiap harinya - apakah itu pagi (jika anda seorang “morning person”) atau
malam hari (jika anda seorang “night person”)- memungkinkan anda menyelesaikan tugas dalam waktu yang lebih singkat.
b) Belajar subyek yang sulit atau membosankan lebih dulu.
Dalam keadaan segar, informasi dapat diproses lebih cepat dan anda jadi
lebih menghemat waktu. Alasan lainnya adalah lebih mudah mendapatkan
motivasi untuk mempelajari sesuatu yang menyenangkan pada saat lelah
daripada mempelajari subyek yang membosankan.
c) Pastikan bahwa lingkungan sekitar kondusif untuk belajar
Perpustakaan adalah tempat yang baik untuk belajar karena satu-satunya
yang bisa dilakukan di perpustakaan adalah belajar. Tetapi jika perpustakaan
tidak memungkinkan untuk belajar (karena jam operasi yang terbatas,
misalnya), carilah tempat (dan waktu) yang memang benar-benar jauh dari
gangguan.
d) Jangan tinggalkan rekreasi dan hiburan
Kuliah di perguruan tinggi tidak berarti anda harus belajar sepanjang waktu.
Anda harus tetap mempunyai kehidupan sosial demi keseimbangan hidup
anda. Jadi, tidak ada salahnya anda menjadwalkan berkunjung dan
mengobrol dengan teman atau mengerjakan hobi anda yang lain.
17
Tidur seringkali dianggap sebagai “bank” dalam manajemen waktu.
Maksudnya, setiap kali anda mendapat tugas yang membutuhkan waktu
cukup banyak, anda akan “mengambil” waktu tidur anda untuk mengerjakan tugas. Hal ini jelas tidak efektif karena anda pasti akan memerlukan waktu
yang lebih banyak lagi untuk mengerjakan tugas karena tubuh anda
kelelahan sehingga kurang konsentrasi. Jadi kebutuhan tidur anda haruslah
tetap diperhatikan.
f) Manfaatkan waktu menunggu atau kombinasikan dua kegiatan
Jika anda menggunakan transpotasi umum untuk pergi dan pulang dari
kampus anda seringkali harus menunggu beberapa menit bahkan beberapa
jam di halte atau peron. Mengapa tidak manfaatkan waktu menunggu
tersebut untuk membaca? Bawalah catatan atau ringkasan kuliah kemana
pun anda pergi dan baca setiap ada kesempatan meskipun hanya satu
paragraf. Jika anda menggunakan kendaraan pribadi, mobil misalnya, jangan
membaca sambil mengemudi karena sangat berbahaya. Tapi tidak berarti
tidak bisa belajar selama perjalanan. Dengarkan saja rekaman belajar anda
sendiri dari kaset10.
C. KESIMPULAN
Dari uraian materi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa proses suatu
perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai terlebih
dahulu. kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Ketika kita merencanakan, maka pola pikir kita
diarahkan bagaimana agar tujuan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Untuk itu, pesiapan dan perencanaan untuk masa yang akan datang sangatlah kita
butuhkan, termasuk juga perencanaan pendidikan baik itu perencanaan jangka
pendek, sedang, atau panjang, harus benar-benar dilaksanakan agar dalam semua
kegiatan atau aktifitas dapat terukur, teramati dan terevaluasi secara baik dan
bertanggung jawab.
http://www.aswanblog.com/2014/06/manajemen-waktu-dalam-belajar.html diakses tgl
18
Diperlukannya tindakan mendesain pembelajaran dalam proses
pendidikan untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan
memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Serta tidak lupa seberapa
pentingnya menata waktu dalam kehidupan, jangan sampai kita lengah dan
menyesal di akhir kelak dengan apa-apa yang sudah kita rencanakan tidak
terlaksana dengan tuntas.
D. DAFTAR RUJUKAN
Al-Utsaimin, 1995, Syaikh Muhammad bin Shalih, Syarah Riyadhus Shalihin
Cetakan Ketiga. Jakarta: Darul Atsar
B.Uno, Hamzah, 2016, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara
Falah, Ahmad, 2010, Hadits Tarbawi. Kudus: STAIN Kudus
http://www.aswanblog.com/2014/06/manajemen-waktu-dalam-belajar.html
Langgulung. H, 1992, Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al Husna
Sagala, S. 2009, Manajemen Strategi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung: Alfabeta
Sanjaya, Wina, 2010, Perencanaan dan desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: