• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Lokasi dan Kualitas Pelayanan dengan Sikap Keputusan Berobat pada Pasien di Puskesmas Tegalrejo Salatiga T1 462008049 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Lokasi dan Kualitas Pelayanan dengan Sikap Keputusan Berobat pada Pasien di Puskesmas Tegalrejo Salatiga T1 462008049 BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia

Sehat 2010-2014 mencantumkan empat sasaran pembangunan

kesehatan, yaitu: 1) Menurunnya disparitas status kesehatan

dan gizi masyarakat antar wilayah dan antar tingkat sosial

ekonomi serta gender, 2) Meningkatnya penyediaan anggaran

publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko

finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk

terutama penduduk miskin, 3) Meningkatnya Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50

persen menjadi 70 persen, 4) Terpenuhinya kebutuhan tenaga

kesehatan strategis di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan

dan kepulauan (Kemen Kes, 2011).

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan

tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara

menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah

penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan untuk

jenjang tingkat pertama. Adapun tujuan pembangunan

kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk

(2)

nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di

wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat

(http://puskesmasprimaryhealthcare).

Pada saat ini Puskesmas telah didirikan hampir di

seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau wilayah kerjanya

puskesmas diperkuat dengan puskesmas pembantu,

puskesmas keliling dan untuk daerah yang jauh dari sarana

pelayanan rujukan, puskesmas dilengkapi dengan fasilitas

rawat inap (Depkes RI, 2009).

Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah

puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Untuk perluasan

jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu

ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih

sederhana yaitu Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Puskesmas

Keliling (Pusling). Pelayanan kesehatan yang diberikan di

Puskesmas adalah pelayanan kesehatan yang meliputi

pelayanan pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif),

peningkatan kesehatan (promotif) dan pemulihan kesehatan

(rehabilitatif) yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak

(3)

dalam kandungan sampai tutup usia

(http://puskesmasprimaryhealthcare).

Sekalipun telah banyak keberhasilan yang dicapai

oleh puskesmas dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, namun dalam pelaksanaanya masih banyak terjadi

masalah-masalah yang dapat menghambat puskesmas

berfungsi secara maksimal. Masalah-masalah tersebut dapat

mempengaruhi pemanfaatan puskesmas yang pada ujungnya

berpengaruh pada status kesehatan masyarakat di wilayah

kerjanya (Oleske, 2002 dalam http://repository.usu.ac.id).

Hal ini terlihat antara lain pada tingkat pemanfaatan

pelayanan KB di rumah sakit pemerintah sebesar 3,2%,

pemanfaatan puskesmas 12%, pemanfaatan pustu 4,5%,

poskesdes (Pos Kesehatan Desa) atau polindes (Poliklinik

Desa) 1,5%. Pencapaian terhadap target indikator SPM yang

mengikuti MDGs (Millennium Development Goals) antara lain

cakupan terhadap kunjungan ibu hamil K4 sebesar 61,3%

sementara target SPM (Standar Pelayanan Minimal) 95%,

cakupan peserta KB aktif 53,9% sementar target SPM 70%,

cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan 82,3%

sementara target nasional 90% dan cakupan kunjungan

neonatus 60,6% sementara target SPM 90% (Riskesdas 2010).

(4)

bahwa cakupan imunisasi di semua desa/ kelurahan harus

mencapai UCI (Universal Child Immunization), artinya lebih dari

80 % jumlah bayi yang ada di desa/ kelurahan sudah mendapat

imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Namun

demikian kenyataannya upaya pencapaian target tersebut

kurang berhasil (Dinkes, 2010).

Beberapa pandangan yang berkembang di masyarakat

terkait rendahnya jumlah kunjungan masyarakat ke puskesmas

ialah buruknya citra pelayanan di puskesmas. Di antara stigma

ini, yaitu pegawai puskesmas yang tidak disiplin, kurang ramah,

kurang profesional, pengobatan yang tidak manjur, fasilitas

gedung maupun peralatan medis dan non medis kurang

memadai, karena itu penderita harus dirujuk untuk melanjutkan

pengobatan atau pemeriksaan yang sebenarnya masih dapat

dilakukan di puskesmas. Disamping itu juga obat-obatan yang

diperlukan tidak tersedia di puskesmas Begitu kondisi geografis

terkadang tidak mendukung akibat jauhnya jarak tempuh, tidak

ada transportasi, keterbatasan jam buka puskesmas, maupun

praktik swasta petugas puskesmas di luar jam kerja puskesmas

yang memungkinkan persaingan terselubung dengan

puskesmas, sehingga berpengaruh terhadap angka kunjungan

ke puskesmas (Muninjaya, 2004 dalam

(5)

Namun demikian kondisi tersebut di atas tidak

sepenuhnya dapat dibenarkan. Berita yang dilansir oleh Harian

Semarang Metro (2008), Kepala DKK Salatiga mengatakan,

tidak meningkatnya jumlah pengunjung berobat ke puskesmas

membuktikan derajat kesehatan masyarakat sudah membaik.

Selain itu, masalah lainnya adalah rendahnya pengetahuan

masyarakat itu sendiri tentang masalah kesehatan. Hal yang

sama diungkapkan oleh penelitian Setiyono (2012) di

Puskesmas Tegalrejo, menemukan bahwa 15% ibu dari 49

orang ibu yang sering terlambat melakukan imunisasi bayinya.

Padahal kepatuhan seorang ibu dalam mengimunisasikan

anaknya sesuai jadwal, dosis yang tepat, cara pemberian

imunisasi dengan tepat diharapkan dapat memberikan

serokonversi yang maksimal sehingga dapat memberikan

kekebalan maksimal pada bayi.

Fenomena tersebut di atas sejalan dengan hasil

observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas

Tegalrejo terhadap 5 orang pasien pada tanggal 12 Juni 2013.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa

keputusan pasien untuk melakukan pengobatan di Puskesmas

Tegalrejo karena pelayanan yang diberikan oleh petugas

memuaskan, misal dokter puskesmas mau memberikan

(6)

administrasi pasien memiliki sikap yang ramah dalam

memberikan pelayanan. Selain itu, faktor lainnya karena

kedekatan lokasi puskesmas dengan tempat tinggal, dan lokasi

puskesmas yang strategis karena berada di pinggir jalan utama

Tegalrejo Raya sehingga mudah dijangkau, baik melalui

kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

Hal tersebut memberikan kontribusi rata-rata jumlah

kunjungan pasien perbulan pada tahun 2011 sebanyak 1344

pasien, dan 1452 pasien di tahun 2012 (Data Puskesmas

Tegalrejo, 2013).

Tampak bahwa rata-rata kunjungan pasien ke

Puskesmas Tegalrejo Salatiga selama tahun 2011-2012

menunjukkan peningkatan sebesar 3,86%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa masyarakat memiliki apresiasi yang positif

terhadap kinerja Puskesmas Tegalrejo dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat.

Untuk itulah peneliti tertarik melakukan penelitian

untuk mengkaji hubungan antara lokasi, dan kualitas pelayanan

dengan dengan Sikap Keputusan Berobat Pada Pasien di

(7)

1.2. Rumusan Masalah

Beberapa pandangan yang berkembang di masyarakat

terkait rendahnya jumlah kunjungan masyarakat ke puskesmas

ialah buruknya citra pelayanan di puskesmas dan lokasi

puskesmas yang tidak strategis berhubungan dengan angka

kunjungan ke puskesmas. Berdasarkan hal ini maka dapat di

rumuskan masalah sebagai berikut

1. Apakah terdapat hubungan lokasi dengan sikap keputusan

berobat pada pasien di Puskesmas Tegalrejo Salatiga?

2. Apakah terdapat hubungan kualitas pelayanan dengan sikap

keputusan berobat pada pasien di Puskesmas Tegalrejo

Salatiga?

1.3. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui hubungan antara lokasi dan kualitas

pelayanan dengan sikap keputusan berobat pada pasien di

Puskesmas Tegalrejo Salatiga.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penulis melakukan

(8)

a. Mengetahui karakteristik pasien yang berobat di

Puskesmas Tegalrejo Salatiga.

b. Mengetahui penilaian lokasi Puskesmas Tegalrejo

Salatiga.

c. Mengetahui kualitas pelayanan di Puskesmas Tegalrejo

Salatiga.

d. Mengetahui pertimbangan pasien dalam memutuskan

berobat di Puskesmas Tegalrejo Salatiga.

e. Menguji secara statistik hubungan antara lokasi dengan

sikap keputusan berobat pada pasien di Puskesmas

Tegalrejo Salatiga.

f. Menguji secara statistik hubungan antara kualitas

pelayanan dengan sikap keputusan berobat pada pasien

di Puskesmas Tegalrejo Salatiga.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Mampu melakukan penelitian dan penulisan ilmiah sesuai

standar baku.

2. Bagi Puskesmas Tegalrejo Salatiga

Dari hasil penelitian ini pihak Puskesmas Tegalrejo Salatiga

(9)

Pasien Berobat di Puskesmas, sehingga pihak puskesmas

dapat mengetahui sikap dan perilaku pasiennya dalam

berobat serta menggunakan strategi pelayanan yang tepat

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSCHNITT V SCHLUSSFOLGERUNG UND

Penyerang: Karim Benzema (Real Madrid), Olivier Giroud (Arsenal), Antoine Griezmann (Real Sociedad), Franck Ribery (Bayern Munich), Loic Remy (QPR) Daftar Tunggu: Remy

Siklus regeneratif menggunakan uap yang diekstraksi dari turbin untuk memanaskan fluida kerja pada tingkat keadaan cair jenuh yang dipompakan menuju boiler,

Siswa melakukan presentasi sejarah dan pengertian kearsipan dengan menggunakan etika yang baik dalam presentasi, sesuai dengan rincian tugas kinerja yang ditentukan di LP

Oleh karena itu, untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan listrik ini, maka diperlukan sebuah sumber energi baru yang mampu memenuhi kebutuhan listrik nasional yang semakin besar.

Apabila dalam kurun waktu penerimaan beasiswa, anak saya tersebut melakukan tindakan yang tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan perguruan tinggi dan peraturan perundangan

laut yang memanfaatkan pasang surut air laut sehingga dapat menggerakan turbin.. dan