• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PECAHAN DI KELAS V SDN 060874 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PECAHAN DI KELAS V SDN 060874 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH PADA MATERI PECAHAN DI KELAS V SDN 060874 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh:

Reza Handika Winata Lubis NIM 408111091

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridha-Nya sehingga penelitian dan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Pecahan di Kelas V SDN 060874 Medan Tahun Ajaran 2012/2013” disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd., Bapak Drs. Yasifati Hia M.Si., dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya skripsi ini dan kepada Bapak Drs. M. Panjaitan M.Pd selaku dosen pembimbing akademik.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta jajarannya.ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan Sirait, M.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan beserta jajarannya. Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika, Mutia Khairani selaku Pegawai Jurusan Matematika, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah banyak membantu kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

(4)

bidang studi matematika sekaligus wali kelas V SDN 060874 Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

Teristimewa dan terkhusus rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Ayahanda Sulhan Lubis dan almarhumah Ibunda Nurasiah yang selalu setia memberikan dukungan, doa, nasihat, bantuan moril maupun materil. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada adinda penulis yaitu Fatma Yana Kartika Lubis yang setia juga memberikan dukungan, semangat dan doa.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada kekasih tercinta Rahmawati yang selalu memberikan semangat, support, dan doa sehingga penulis semakin giat mengerjakan skripsi ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada para sahabat Dik-B reguler 2008 khususnya Dwinta, Lisa, Yuni, Didik, Christian, Otto, dan Hetty atas dukungan dan bantuannya selama penyusunan skripsi. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan Ayu G Lubis, Bang Maruhum, Ricky, Deyos, Zakaria, Inra, Siska Br Gultom yang selalu berdiskusi memberikan masukan serta semua pihak yang membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya wawasan pendidikan dan keilmuan dibidang matematika.

Medan, Juni 2013 Penulis,

(5)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH PADA MATERI PECAHAN DI KELAS V SDN 060874 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013

REZA HANDIKA WINATA LUBIS (408111044)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah strategi penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi pecahan di kelas V SDN 060874 Medan dan untuk mengetahui bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar matematika siswa melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pecahan di kelas V SDN 060874 Medan.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Research) yang terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 060874 Medan yang berjumlah 35 orang. Objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah pada materi pecahan di kelas V SDN 060874 Medan.tahun ajaran 2012/2013.

Berdasarkan hasil observasi guru pada masing-masing pertemuan setiap siklus, diperoleh rata-rata kemampuan peneliti melaksanakan pembelajaran Siklus I adalah 2,5 dengan kategori kurang baik dan rata-rata kemampuan peneliti melaksanakan pembelajaran pada Siklus II adalah 3,1 dengan kategori baik.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada setiap pertemuan, dari lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I secara keseluruhan diperoleh persentase 55,04% (kategori kurang aktif) dan hanya 16 siswa (45,71%) yang termasuk kategori aktif, sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II secara keseluruhan diperoleh persentase 78,15% (kategori aktif). dan di akhir siklus II terjadi peningkatan aktivitas melalui lembar obervasi dari pertemuan I ke pertemuan II sebesar 5,86% dan terdapat 33 orang siswa (94,28%) yang sudah mencapai persentase aktivitas minimal 70% (kategori aktif).

(6)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah 1

(7)

2.2.2 Persen dan Desimal 25 2.2.3 Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan 26 2.2.4 Perkalian dan Pembagian Pecahan 28 2.2.5 Menggunakan Pecahan dalam Perbandingan dan Skala 29

2.3 Kerangka Konseptual 29

2.4 Penelitian yang relevan 31

2.5 Hipotesis Tindakan 31

BAB III METODE PENELITIAN 32

3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 32

(8)

4.1.1.6. Refleksi Siklus I 52 4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II 53 4.1.2.1. Permasalahan Siklus I I 53 4.1.2.2. Perencanaan Tindakan Siklus II 54 4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 55 4.1.2.4. Pengamatan Siklus II 57 4.1.2.5. Analisis Data Siklus II 57 4.1.2.5.1. Analisis Data Hasil Observasi II 57 4.1.1.6. Refleksi Siklus II 61 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 64

5.1. Kesimpulan 64

5.2. Saran 66

(9)

DAFTAR TABEL

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Ilustrasi Pecahan pada Persegi dan Garis 24 Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 33 Gambar 1. Peneliti Berada di Lokasi Penelitian 135 Gambar. 2 Peneliti Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

dan Memotivasi Siswa 135

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I Siklus I 70 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II Siklus I 74 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I Siklus II 78 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II Siklus II 82 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 86 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II) 89 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III) 92 Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) 95

Lampiran 9 Tes Awal 99

Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 100

Lampiran 11 Kisi-kisi Tes Awal 101

Lampiran 12 Pedoman Penskoran Tes Awal 102 Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

(Pertemuan II) 113

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, ketrampilan, dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Undang- Undang Sistem Pendikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 11 ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas bagi setiap warga negara. Terwujudnya pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya yang terus menerus untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran karena muara dari berbagai program pendidikan adalah terlaksananya program pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya peningkatan kualitas pembelajaran. Salah satu aspek pendidikan yang turut menentukan kualitas pendidikan adalah pendidikan matematika.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Sebagai bukti adalah pelajaran matematika diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan:

(13)

Namun banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit dan merupakan momok yang menakutkan bagi siswa. Kesulitan yang dirasakan pada siswa terhadap matematika disebabkan ilmunya yang dianggap abstrak dan kompleks terutama pada materi yang memerlukan keterampilan pemahaman berbahasa seperti yang dikemukakan oleh Bambang (dalam http://rbaryans.wordpress.com/2008) bahwa :

”Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran sulit, diantaranya adalah karakteristik matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang membingungkan. Selain itu, beberapa pelajar tidak menyukai matematika karena matematika penuh dengan hitungan dan miskin komunikasi”.

Untuk mempelajari matematika secara mendalam, seseorang perlu memahami pengetahuan dasar matematika. Salah satunya materi pecahan yang merupakan suatu komponen penting dan modal untuk persiapan dalam memahami kompetensi dasar pecahan matematika pada jenjang pendidika selanjutnya. Simanjuntak (dalam

http://www.majalahpendidikan.com/2011/10/kesulitan-belajar-siswa-sd-pada-materi.html) bahwa:

“Hendaknya sejak dini konsep- konsep matematika itu dapat diajarkan oleh guru dengan metode penyampaian yang tepat sehingga siswa diharapkan dapat menguasai dengan baik suatu materi matematika yang selanjutnya dapat menjadi dasar untuk materi selanjutnya yang lebih sukar.”

(14)

mungkin pengetahuan yang masih terbatas sehingga mereka selalu menggunakan cara yang sama dari waktu ke waktu.

Memang tidak mudah membawa para siswa mampu memahami konsep dan makna pecahan. Ini berarti bahwa pembelajaran pecahan memerlukan perhatian, kesungguhan, keseriusan, ketekunan, dan kemampuan profesional. Mengingat secara alami tingkat berpikir yang dominan dapat meniadakan kesulitan para siswa, maka pembelajaran pecahan dapat menggunakan dan memanfaatkan benda-benda manipulatif dan keadaan realistik di sekitar kehidupan dan lingkungan siswa. Benda atau bahan manipulatif adalah bahan-bahan yang dapat dipegang, dipindah-pindah, dipasang, dibolak-balik, diatur/ditata, dilipat/dipotong dan dapat dimain-mainkan oleh siswa. Dengan benda-benda manipulatif tersebut diharapkan para siswa mempunyai pengalaman memanipulasikan sendiri benda-benda itu untuk memahami konsep dan makna, sehingga mereka akan lebih mendalami dan menghayati bahan matematis yang sedang mereka pelajari. Dengan pengalaman yang realistik, sesuai dengan keadaan di sekitar kehidupan dan lingkungan mereka, mereka akan merasakan bahan matematis yang diberikan mempunyai kaitan nyata dan manfaat dengan situasi yang mereka alami setiap hari.

Banyak guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah. pembelajaran kebanyakan berpusat pada guru serta dalam pelaksanaannya guru memegang kendali sedangkan siswa cenderung pasif dalam menerima informasi, pengetahuan dan keterampilan yang diberikan oleh guru. Tidak jarang pula aktivitas tanya jawab yang terjadi terkesan dipaksakan misalnya siswa baru menjawab sebuah pertanyaan apabila sudah mendapat perintah atau ditunjuk oleh gurunya. Hal tersebut mengakibatkan aktivitas belajar siswa rendah karena mereka hanya dijadikan objek pembelajaran bukan subjek dalam pembelajaran.

(15)

“Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis ( kejiwaan ) adalah, jika daya jiwanya”.

Jadi, rendahnya aktivitas siswa juga di pengaruhi oleh kurangnya variasi metode dalam mengajar yang digunakan guru dalam proses belajar dan mengajar dan cenderung tidak mengajak siswa untuk berperan secara aktif di dalam pembelajaran yang berlangsung.

Berdasarkan pengalaman peneliti ketika melakukan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di SMP Negeri 8 Binjai pada tahun ajaran 2011/2012, menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar matematika di dalam kelas masih rendah. Hal ini terlihat dari pembelajaran yang berlangsung masih banyak bertumpu pada aktivitas guru artinya kebanyakan dari siswa hanya sekedar mengikuti pelajaran di dalam kelas, yaitu dengan hanya mendengarkan penjelasan materi dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik, dan pertanyaan dari siswa kepada guru sebagai umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar.

Jika permasalahan tersebut masih terus berlangsung, maka akan mengakibatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar menjadi terhambat. Siswa akan beranggapan bahwa belajar matematika bukanlah kebutuhan, melainkan hanya sebagai tuntutan kurikulum saja, karena siswa merasa tidak mendapatkan makna dari pelajaran matematika yang dipelajari.

Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 17 September 2012 dengan wali kelas V SDN 060874 Medan, Tierly Harianja, diperoleh bahwa :

(16)

Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di V SDN 060874 Medan menunjukkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah tersebut masih menggunakan metode pembelajaran ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas, artinya model pembelajaran yang digunakan masih banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa model pembelajaran yang digunakan masih kurang bervariasi.

Guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Materi pelajaran juga akan tambah berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka dan menemukan arti di dalam proses pembelajarannya sehingga pembelajarannya akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Siswa yang semangat akan bekerja keras untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga otomatis aktivitas belajar mereka pun akan semakin meningkat.

Salah satu model pembelajaran yang membantu keterampilan berpikir siswa adalah model pembelajaran berbasis masalah. Menurut Tan (Rusman, 2011: 229) bahwa :

“Pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.”

(17)

itu sendiri sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa menemukan sendiri cara menyelesaikan permasalahan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Pecahan di Kelas V SDN 060874 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 ”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan menakutkan 2. Aktivitas belajar siswa masih kurang

3. Siswa masih kesulitan memahami konsep materi pecahan 4. Guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama 5. Model pembelajaran yang digunakan masih kurang bervariasi

6. Pembelajaran matematika di sekolah tersebut masih menggunakan metode pembelajaran ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas

7. Proses pembelajaran yang dilaksanakan belum mampu memberikan hasil yang diharapkan.

1.3. Batasan Masalah

(18)

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah yang dikemukakan diatas, dirumuskan permasalahan :

1. Bagaimanakah strategi penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi pecahan di kelas V SDN 060874 Medan?

2. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar matematika siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah pada materi pecahan di kelas V SD 060874 Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah strategi penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi pecahan di kelas V SDN 060874 Medan.

2. Untuk mengetahui bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar matematika siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah pada materi pecahan di kelas V SDN 060874 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka manfaat yang diharapakan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru matematika SDN 060874 Medan dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk bekal ilmu pengetahuan dalam mengajar matematika pada masa yang akan datang.

(19)

4. Bagi siswa, melalui pembelajaran berbasis masalah ini, siswa semakin aktif untuk belajar matematika yang akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar.

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi pecahan di kelas V SDN 060874 Medan yaitu:

a. Mengorientasikan siswa pada masalah

1) Guru memotivasi siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan mengajukan cerita untuk memunculkan masalah.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisikan langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

3) Mempersiapkan sarana pendukung pembelajaran yang mendukung pelaksanaan tindakan yaitu : Lembar Aktivitas Siswa (LAS) dan buku mata pelajaran

4) Mempersiapkan lembar observasi untuk aktivitas guru dan aktivitas siswa

b. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar

1) Guru mengorganisaikan siswa ke dalam kelompok belajar yang heterogen, artinya setiap kelompok terdiri dari siswa yang memiliki tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

c. Membimbing penyelidikan kelompok

1) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan penjelasan dalam strategi pemecahan masalah 2) Memberikan nilai tambah bagi siswa yang ikut berperan aktif dalam

pembelajaran

(21)

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

1) Guru membantu siswa dalam merencanakan kegiatan diskusi, berbagi tugas dengan temannya, dan menyajikan hasil LAS di depan kelas 2) Memberikan penghargaan (reward) kepad kelompok terbaik,

kelompok terbaik adalah kelompok yang kompak, semua anggota aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan memperoleh nilai LAS tertinggi

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

1) Guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan serta bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran

2. Peningkatan aktivitas belajar matematika siswa setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah pada materi pecahan di kelas V SDN 060874 Medan termasuk kategori baik, aktivitas belajar matematika yang mengalami peningkatan yaitu:

a. Siswa lebih serius memperhatikan penjelasan guru ketika guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dan menginformasikan materi pelajaran

b. Siswa memberikan jawaban terhadap pertanyaan yg diajukan oleh guru c. Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menyelesaikan Lembar

Aktivitas Siswa (LAS)

d. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru jika mengalami kesulitan e. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas

f. Siswa menyampaikan pendapat/ide kepada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi

(22)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika disarankan untuk menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah masalah dalam pembelajaran, untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

2. Kepada siswa disarankan untuk tetap aktif dalam kegiatan pembelajaran, agar seluruh potensi yang dimiliki semakin berkembang

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas dan Nurhayati, (2002), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Matematika di SMU, http://depsiknas.go.id (diakses pada tanggal 13 Juli 2012)

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Amustofa, (2009), Strategi Pemecahan Masalah dalam Matematika,

http://amustofa70.wordpress.com (diakses pada tanggal 29 September

2012).

Anchoto, (2009), Karakterirstik Matematika, http://anchoto. sman1ampekangke.com/2009/09/26/defenisi-karakteristik-matematika/ (diakses 31 Juli 2012)

Arikunto, Suharsimi, (2011), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta

______________, dkk, (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. Bambang, (2008), Matematika Dianggap Sulit, http://rbaryans.

wordpress.com/2008 (diakses pada 1 Maret 2013)

Cahyono, A. N, (2007), Pengembangan Model Creative Problem Solving Berbasis Teknologi, http://www.adi-negara.blogspot.com (diakses pada tanggal 21 September 2012)

Djamarah, S.B. dkk., (2010). Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta __________, (2008), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta

Dimyati, dkk., (2006), Belajar dan Pembeajaran. Rineka Cipta, Jakarta

Duch, (2000), Problem Based Learning , http://unisys.uii.ac.id/

index.asp?u=710&b=I&v=1&j=I&id=8 , (diakses pada 3 Maret 2013)

Hamalik, O., (2002), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta

(24)

Krismanto, Al., (2003), Beberapa Teknik, Model dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika, http://www.p3matyo.go.id/download/ modelpembelajaran.Pdf (diakses pada tanggal 8 Juli 2012)

Kunandar, (2011), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Pers, Jakarta

Khafid, M. Dkk. Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas V. Erlangga, Jakarta

Margono, S, (2005), Metode Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.

Pandoyo, dkk. Matematika 1 Petunjuk Guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Kelas 1. Depdikbud, Jakarta

Irianto, B. dkk. Buku paket Matematika untuk SD/MI Kelas V, CV Thursina, 2010 PISA (Program of International Student Assesment), (2011), http://edukasi.

kompasiana.com/2011/01/30/Indonesia-peringkat-10-besar-terbawah-dari-65-negara-peserta-PISA-html (diakses pada tanggal 13 Juli 2012) Roestiyah, (2011), http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/10/

pendekatan-pembelajaran- konvensional/ (diakses pada tanggal 14 Maret 2012) Rusman, (2011), Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru, Rajawali Pers, Jakarta

Sanjaya, W. (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana, Jakarta

Sardiman, A.M. (2000). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Salatiga.

Sonya, Dewi Praty, (2010), Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pokok Bahasan Pecahan di Kelas VII SMP Negeri 1 Salapian Tahun Pe;lajaran 2012/2013, FMIPA UNIMED, Medan

Sudjana, Nana. (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya Ofsset, Bandung

(25)

Syaban, Mumun, (2009), Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa. http://educare.e.fkipunia.net (diakses pada tanggal 19 Oktober 2012) TIMSS (Trend in International Mathematics and Science Study), (2012),

http://litbang-kemendiknas.net/detail.php?id=214 (diakses pada tanggal 14 Agustus 2012)

Gambar

Table 2.1   Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning    Tabel 3.1   Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Aktivitas Guru
Gambar 2.1  Ilustrasi Pecahan pada Persegi dan Garis  Gambar 3.1  Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimba nmgan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan Tujuan : Meningkatkan toleransi aktiviitas Kriteria ; Frekuensi jantung, irama

Dari uraian diatas, maka penulis bermaksud untuk membuat suatu Sistem Informasi Wisma dan Reservasi Kamar berbasis web yang efektif dan efisien yang dapat meningkatkan

Agen pendidikan politik inilah yang seharusnya diberi peran dan tanggung jawab untuk memberi pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman menyangkut nilai-nilai pemilu

Between the internal auditors and the audit committee must be established appropriate communication processes are well stated by Cohen, et.al (2007) the process

Pemakaian cahaya buatan pada permukaan ceiling dan sisi dalam ceiling yang berbeda yang dipadukan dengan bentuk ceiling yang berbeda maka akan menghasilkan suatu bayangan

Untuk menentukan kapasitas produksi yang direncanakan, akan menggunakan data referensi dari Unit Usaha fillet ‘Patin Kita’ yang merupakan unit usaha yang sejenis dengan

[r]

Cara mengatur jarak spasi di ms word - Memberikan spasi pada artikel yang ditulis di ms word bertujuan untuk memberikan jarak antara baris per baris dari setiap paragraf atau