PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY-INQUIRY BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KOLOID
Oleh :
Agus Hendri Yaman Telaumbanua NIM 409431002
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingg penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu
yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery-Inquiry Berbasis Praktikum Terhadap Aktivitas Dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa
SMA Pada Pokok Bahasan Koloid”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : Ibu Dra.
Murniaty Simorangkir, M.S, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada Drs. Wesly Hutabarat, M.Sc, Dr. Iis Siti Jahro, M.Si, dan
Drs. Marudut Sinaga, M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran-saran
mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan
terimaksih disampaikan kepada Bapak Drs. Pasar Maulim Silitonga, M.S, selaku
Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta
Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.
Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Badaruddin Tarigan, M.Pd selaku
kepala SMAN 1 Percut Sei Tuan yang telah memberi izin penelitian kepada
penulis dan Ibu Sormeida Harahap selaku Guru Kimia beserta siswa/i kelas XI
IPA 2 dan XI IPA 3 yang telah banyak membantu selama penelitian ini.
Teristimewa saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda Waonasokhi Telaumbanua dan Ibunda nafisa Hia beserta sanak
keluarga yang sudah mendoakan dan memberi dorongan dan dana kepada saya
dalam menyelesaikan studi di Unimed hingga memperoleh gelar sarjana
pendidikan. Dan juga kepada segenap keluarga besar mahasiswa jurusan kimia,
khususnya Pendidikan Kimia A 2009 yang telah banyak memberikan masukan
v
Ucapan Terimakasih juga kepada sahabat-sahabat saya Fadli Ramadan,
Alfinoza Elhaya, Roby Suhaimi, Liasirli Muslim, Fariz, Diah Adistia, Gadis
Sintiya A., Fitri Anggraini, Ulfani Sitorus, Nurhasni, Nurhidayati, Dewi Yuliana
S., Shafira A Nst, Hermansyah Sihombing, Rudini Tampubolon, Ely Kesuma,
Sarifah Aini, yang selalu memberi dorongan dan mendampingi penulis. Kepada
rekan-rekan PPLT Anggi, Chairul, Desy, Dita, Dani, Hamdi, Yusri, Tia serta
semua pihak yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2013
Penulis,
Agus Hendri Yaman Telaumbanua
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY-INQUIRY BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KOLOID
Agus Hendri Yaman Telaumbanua (NIM 409431002) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum dan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan koloid, mengetahui hubungan yang signifikan antara aktivitas siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan yang terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling dengan mengambil 2 kelas yaitu kelas eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 22 soal dan telah diuji validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Data peningkatan hasil belajar dianalisis dengan uji-t dan hubungan aktivitas belajar siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan uji-r.
vi
2.1.4.Ciri-ciri Model Pembelajaran Discovery-Inquiry 10
2.1.5.Prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Discovery-Inquiry 11
2.1.6.Tahapan Model Pembelajaran Discovery-Inquiry 12
2.1.7.Kelebihan dan Kelemahan Discovery-Inquiry 14
4.2.1. Uji Normalitas Data Gain 44
4.2.2. Uji Homogenitas Data Gain 44
4.2.3. Uji Hipotesis Data Gain 45
4.2.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar 45
4.2.5. Aktivitas Belajar Siswa 46
4.2.6. Uji korelasi 46
4.3.Pembahasan 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan 53
5.2.Saran 53
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perbedaan Model Pembelajaran Discovery, Inquiri, dan
Discovery-Inquiry 9
Tabel 2.2. Indikator Tahapan Model Pembelajaran Discovery-Inquiri 12
Tabel 2.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Discovery-Inquiry 14
Tabel 2.4. Perbandingan Antara Larutan, Koloid dan Suspensi 19
Tabel 2.5. Jenis-Jenis Koloid 21
Tabel 2.6. Perbandingan Sifat Sol Liofil dan Liofob 26
Tabel 2.7. Aplikasi Koloid 29
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 35
Tabel 4.1 Rata-rata, Standar Deviasi, dan Gain 43
Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Gain 44
Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Gain 44
Tabel 4.4. Uji Hipotesis Data Gain 45
Tabel 4.5. Persen Peningkatan Hasil Belajar 45
Tabel 4.6. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen 46
Tabel 4.7. Korelasi Antara Nilai Aktivitas Siswa Dengan Nilai Hasil Belajar
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Efek Tyndall 22
Gambar 2.2. Gerak Brown 23
Gambar 3.1. Diagram Alir Desain Penelitian 37
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 57
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 60
Lampiran 3. Kisi-kisi Instrument Test 78
Lampiran 10. Kunci Jawaban Instrument Test Valid 102
Lampiran 11. Tabel Uji Validitas Test 103
Lampiran 12. Perhitungan Validitas Test 104
Lampiran 13. Tabel Uji Reliabilitas Test 106
Lampiran 14. Perhitungan Reliabilitas Test 108
Lampiran 15. Tabel Uji Tingkat Kesukaran 109
Lampiran 16. Perhitungan Tingkat Kesukaran 110
Lampiran 17. Tabel Uji Daya Beda 112
Lampiran 18. Perhitungan Uji Daya Beda 113
Lampiran 19. Tabulasi Nilai 115
Lampiran 20. Standar Deviasi 117
Lampiran 21. Uji Gain 120
Lampiran 22. Uji Normalitas Data Gain 125
Lampiran 23. Uji Homogenitas Data Gain 127
Lampiran 24. Uji Hipotesis 129
Lampiran 25. Perhitungan Persen Gain 131
Lampiran 26. Lembar Penilaian Aktivitas Hasil Belajar 132
Lampiran 27. Nilai Aktivitas Belajar Siswa 136
Lampiran 28. Pedoman Penskoran Aktivitas Belajar Siswa 138
Lampiran 29. Uji Korelasi 139
Lampiran 30. Dokumentasi Penelitian 142
1
PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
Pemerintah telah banyak melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Namun kenyataannya sampai saat ini kualitas pendidikan
Indonesia masih rendah. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Kemajuan
bangsa indonesia dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik, dengan
adanya berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan
harkat dan martabat bangsa Indonesia.
Berdasarkan pengamatan penulis selama melaksanakan kegiatan Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL), nilai kimia siswa rata-rata masih dibawah KKM
yang telah ditentukan yaitu 75. Ini disebabkan karena kegiatan pembelajaran
kimia yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode ceramah. Siswa
hanya terfokus pada pembelajaran yang lebih ditekankan pada metode yang
banyak diwarnai dengan ceramah yang berpusat pada guru. Guru lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa tanpa
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki dan menemukan
sehingga hal tersebut membuat siswa menjadi pasif dalam proses belajar mengajar
dan rendahnya hasil belajar siswa tersebut.
Guru sebagai orang yang melaksanakan proses belajar mengajar tersebut
harus dapat menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
diajarkan serta dalam proses belajar mengajar guru harus bisa menempatkan siswa
sebagai subjek belajar, dimana siswa dituntun untuk belajar sendiri dan berpikir
kritis dalam proses belajar sehingga siswa menjadi aktif dalam belajar dan proses
belajar mengajar itu menjadi berpusat pada siswa.
Salah satu contoh model pembelajaran yang diyakini memiliki banyak
kelebihan dalam proses belajar mengajar, khususnya pembelajaran kimia yang
menuntut peserta didiknya untuk mengembangkan keterampilan bernalar dalam
2
dikemukakan Jerome Bruner (Amien, 1987) yang menyatakan bahwa melalui
pembelajaran discovery-inquiry dapat mendorong siswa untuk berpikir dan
bekerja atas inisiatifnya sendiri. Pada dasarnya model pembelajaran
discovery-inquiry merupakan perpaduan dan modifikasi dari dua model pembelajaran yaitu
model pembelajaran discovery dan model pembelajaran inquiry.
Untuk itu, penggunaan model pembelajaran discovery-inquiry yang
berpusat pada siswa perlu dipraktekkan dalam kegiatan belajar mengajar karena
model pembelajaran ini selalu mengusahakan agar siswa terlibat dalam masalah–
masalah yang dibahas. Materi yang disajikan guru, tidak hanya diberitahukan
begitu saja dan diterima oleh siswa, namun siswa diusahakan sedemikian rupa hingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka “menemukan
sendiri” konsep – konsep yang direncanakan oleh guru.
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Ferani Mulianingsih (2009),
yang menerapkan model pembelajaran discovery-inquiry, hasilnya menunjukkan
peningkatan hasil belajar siswa sebesar 77,49%. Hasil penelitian Pujiastuti (2003)
mengenai pembelajaran penemuan sebagai bagian dari discovery-inquiry,
menunjukkan bahwa pembelajaran penemuan ini dapat meningkatkan pemahaman
IPA Biologi dan kemampuan induksi siswa sebesar 78,78%. Sedangkan penelitian
Marimuthu (2007) menegaskan bahwa pembelajaran discovery-inquiry dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam menentukan suatu pengetahuan IPA
sebesar 80,13%.
Dalam ilmu kimia, materi koloid adalah salah satu materi kimia yang
bersifat konkrit dan dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Akan tetapi, materi
koloid lebih bersifat teori sehingga siswa lebih banyak membaca dan menghapal
daripada menemukan suatu masalah dan cara memecahkan sendiri masalah
tersebut. Dalam hal ini, siswa cenderung menjadi pasif selama proses
pembelajaran berlangsung dan sudah tentu berpengaruh terhadap kurangnya
pengetahuan siswa tersebut, daya serapnya rendah dan mudah lupa. Oleh karena
itu, dengan penggunaan model pembelajaran discovery-inquiry ini diharapkan
dapat meningkatan pengetahuan siswa yang menekankan pada penyelidikan yang
Pada pokok bahasan koloid ini, siswa dapat mengetahui pembagian
sistem koloid pada umumnya, pengelompokkan sistem koloid beserta
contoh-contohnya, bagaimana sifat-sifat koloid serta peranan koloid dalam kehidupan kita
sehari-hari sampai akhirnya mereka memperoleh suatu penemuan sendiri.
Merancang dan melakukan eksperimen merupakan satu dari keterampilan proses
yang terpenting dalam melakukan discovery-inquiry. Ketika siswa
mengemukakan pertanyaan mengenai fenomena yang spesifik, langkah
selanjutnya adalah mencari kemungkinan jawaban atau uji yang mungkin
dilakukan.
Salah satu tahapan dari discovery-inquiry yang dapat dilakukan melalui
kegiatan praktikum yaitu tahap pengumpulan data. Secara umum, praktikum
merupakan kegiatan belajar di dalam laboratorium yang bertujuan untuk
membuktikan konsep atau hukum yang sudah diajarkan di kelas. Adanya
praktikum dalam proses pembelajaran sangat membantu siswa dalam
mengeksplore secara terbuka fenomena tanpa ada ide tertentu yang dimengerti
dulu (hipotesis) atau hanya berupa rumusan masalah, sehingga siswa dapat
terbantu dalam memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan. Hal ini
membuat siswa terlihat lebih aktif dan terlibat langsung dalam proses
pembelajaran karena dapat merancang percobaan sendiri. Siswa juga dapat
menguji suatu teori mengenai suatu hal yang diamati, dan untuk mengetahui
kebenaran suatu konsep.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Discovery-Inquiry Berbasis Praktikum Terhadap Aktivitas Dan Peningkatan
Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Koloid.” 1.2.Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
maka ruang lingkupnya adalah penggunaan model pembelajaran
discovery-inquiry berbasis praktikum untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok
4
1.3.Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Penggunaan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum untuk
kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol.
2. Pokok bahasan yang diajarkan dalam penelitian ini adalah sistem koloid
3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa SMA Kelas XI semester genap di SMA
Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun ajaran 2012/2013.
1.4.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum lebih tinggi daripada hasil
belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional?
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara aktivitas siswa dengan
peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum dan
peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran konvensional.
2. Mengetahui hubungan yang signifikan antara aktivitas siswa dengan
peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum.
1.6.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya
1. Sebagai bahan masukan bagi guru dan calon guru dalam menerapkan model
pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih menarik minat siswa untuk
belajar.
2. Siswa lebih termotivasi untuk terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan hasil belajarnya.
3. Memberikan solusi terhadap kendala dalam pelaksanaan pembelajaran kimia.
4. Membantu sekolah dalam menambah kajian tentang metode pembelajaran
sehingga sekolah bersedia memberikan bantuan dan dorongan kepada para
guru untuk melakukan pembaharuan dalam pembelajaran.
1.7.Defenisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran istilah yang digunakan maka perlu
didefenisikan secara operasional beberapa istilah berikut :
1. Model pembelajaran discovery-inquiry adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dikemukakan. Model pembelajaran discovery-inquiry terdiri dari 6 tahapan
yaitu simulasi, perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data,
verifikasi, dan generalisasi.
2. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang lebih terpusat pada
guru. Metode yang sering dipakai dalam pembelajaran konvensional antara
lain adalah ekspositori sama seperti metode ceramah.
3. Peningkatan hasil belajar adalah selisih antara hasil belajar siswa yang
diharapkan setelah diberi model pembelajaran yang bervariasi dari hasil
belajar siswa sebelum diberi perlakuan.
4. Praktikum adalah kegiatan belajar di dalam laboratorium yang terdiri dari
rangkaian kegiatan pengamatan/pengukuran, pengolahan data, dan penarikan
kesimpulan yang bertujuan untuk membuktikan konsep atau hukum yang
54 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan yaitu:
1. Peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum memberikan hasil
yang tinggi yakni sebesar 77,1% daripada peningkatan hasil belajar siswa
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional yaitu sebesar
71,8% .
2. Ada korelasi positif dan signifikan antara nilai aktivitas belajar siswa
terhadap peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran discovery-inquiry berbasis praktikum.
Berdasarkan uji korelasi tersebut diketahui bahwa nilai aktivitas siswa
berbanding lurus dengan peningkatan hasil belajar siswa, dimana siswa yang
nilai aktivitasnya tinggi maka peningkatan hasil belajar yang diperoleh juga
tinggi dan sebaliknya, siswa yang nilai aktivitas belajarnya kurang atau
rendah maka peningkatan hasil belajar yang diperoleh juga rendah.
5.2. SARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas
maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model pembelajaran discovery-inquiry
mempermudah pencapaian tujuan instruktusional dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia.
2. Bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran discovery-inquiry
hendaknya mampu menguasai kelas dan mengatur waktu dengan baik supaya
sintaks model discovery-inquiry dapat berjalan dengan baik serta adanya
praktikum agar lebih menuntun siswa belajar mandiri untuk menemukan
DAFTAR PUSTAKA
Amien, M, 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Ariani, R. S, 2006, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Ibl (Inquiry-Based Learning) Pada Kelas Xi Sma 12 Semarang, Skripsi, UNS, FMIPA, Semarang.
Arikunto, S, 2009, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Dahar, Ratna Wilis, 2011, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta.
Djamarah, S. B dan Aswan Zain., 2010, Stategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Hamdani, 2011, Strategi belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung.
Hardiani, Isriani dan Dewi Puspita Sari., 2012, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, & Implementasi), Familia, Yogyakarta.
Istarani, 2012, 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penenrbit Media Persada, Medan.
Meltzer, 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain In Physics, Hidden Variable In Diagnostic Present Scors American Jurnal Physics : 70 (12), (1259,1267).
Purba, M, 2010, Kimia Untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Erlangga.
Permana, Irvan, 2009, Memahami Kimia SMA/MA Kelas XI, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Rokhayati, Nuri, 2010, Peningkatan Penguasaan Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Guided Discovery-Inquiry Pada Siswa kelas VII Smp N 1 Sleman, Skripsi, UNY, FMIPA, Yogyakarta.
Rusman, 2012, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pres, Jakarta.
56
Sardiman, 2009, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.
Sastrawijaya, T, 1998, Proses Belajar Mengajar Kimia, Dedikbud. Jakarta
Silitonga, P. M, 2011, Metodologi Penelitian Pendidikan, Medan:FMIPA, Unimed.
Silitonga, P. M, 2010, Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, Medan: FMIPA, Unimed.
Situmorang, Manihar, 2010, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, Medan, FMIPA, Unimed.
Slavin, R. E, 2005, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.
Subroto, S, 1997, Proses Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Penelitian, Bandung, Alfabeta.
Suyanti, R. D, 2010, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta, Graha Ilmu.
Trianto, 2011, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Utami, Budi, dkk, 2009, KIMIA Untuk SMA dan MA Kelas XI, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.