PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY BERBASIS MGMP
DI MADRASAH TSANAWIYAH SE-KOTA BINJAI
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh: GUNARNO
809745007
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY BERBASIS MGMP
DI MADRASAH TSANAWIYAH SE-KOTA BINJAI
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh: GUNARNO
809745007
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
KATA PENGANTAR
ميـحرلا نمـحرلا هـللا مسـب
Syukur alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis persembahkan
hanya kepada Allah SWT, karena dengan izin–Nya jugalah sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat dalam
meraih gelar magister pada Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, walaupun
dengan segala keterbatasannya. Salawat dan doa tak lupa terkirim kepada Nabi
Muhammad SAW, sebagai nabi pembawa risalah Islam dan membuka jalan
menuju zaman yang terang benderang.
Dalam pelaksanaan pengumpulan bahan-bahan pustaka maupun dalam
data-data di lapangan yang telah diperoleh, penulis menghadapi berbagai kendala,
namun dengan kesabaran dan motivasi untuk menyelesaikannya, serta do’a kepada Allah SWT, alhamdulilah tesis ini dapat penulis selesaikan.
Keberhasilan penulis dalam penyelesaian tesis ini, tidak terlepas bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Banyak pihak yang senantiasa membrikan
bantuan, dukungan maupun motivasi sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
Dengan segala kerendahan hati dan rasa tulus, penulis mengucapkan terima kasih
dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Ibu Dr. Elly Djulia, M.Pd. selaku
Pembimbing Tesis I dan Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. selaku Pembimbing Tesis II
yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan motivasi mulai dari
penyusunan proposal hingga penulisan tesis ini. Selain itu, ucapan terimakasih
dan penghargaan juga penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Marabangun Harahap, M.Si., Bapak Prof. Dr. Herbert
Sipahutar, M.Sc., Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si. dan Ibu Dr.
iv
sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis dan
lebih menyempurnakan hasil tesis ini.
2. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. dan Ibu Fauziah Harahap, M.Si. sebagai Ketua
dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Prodi Pendidikan Biologi yang telah
membekali penulis dengan berbagai disiplin ilmu, pengalaman dan
kematangan berpikir.
4. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Binjai beserta jajaran yang telah
mendukung dan memberikan izin melakukan kegiatan penelitian ini
dilingkungan kerjanya.
5. Bapak Drs. Ponu Siregar sebagai Kepala Seksi Mapenda Kankemenag Kota
Binjai yang mendukung sepenuhnya atas pelaksanaan penelitian tesis ini.
6. Bapak Drs. H.M. Thoha Daulay, MM. sebagai Kepala Balai Diklat
Keagamaaan Medan yang telah mengirimkan narasumber untuk kegiatan
penelitian ini.
7. Abangda Drs. Muhammad Halomoan, M.Pd., Abangda Drs. Luthfi Maulana
Nasution, M.Pd., Kakanda Dandan Irawani Lubis, S.Ag. M.Pd. sebagai TIM
Widyaiswara IPA Balai Diklat Keagamaan Medan yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini.
Dalam kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada Ayahanda dan Ibunda serta seluruh keluarga atas
v
Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang
telah memberikan bantuannya, penulis menyerahkan semuanya kepada Allah
SWT, semoga mendapat ganjaran yang setimpal di sisi-Nya. Amin.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh kerena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat konstruktif demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata, semoga tesis ini
dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan pembaca yang membutuhkannya.
Medan, Oktober 2012
vi
2.1.2. Kompetensi Pedagogik Guru ... 12
2.1.3.Peningkatan Kompetensi Guru ... 17
2.1.4. Lesson Study ... 18
2.1.4.1. Hakikat Lesson Study ... 20
2.1.4.2. Implementasi Lesson Study di Indonesia ... . 21
2.1.4.3. Pelaksanaan Lesson Study ... 24
2.1.4.4. Tipe-Tipe Lesson Study ... 29
2.1.5. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) ... 32
2.2.Kerangka Konseptual dan Hipotesis Tindakan. ... 34
2.2.1. Kerangka Konseptual ... 34
vii BAB III. METODE PENELITIAN
3.1.Subyek Penelitian ... 36
3.2.Desain Penelitian ... 36
3.3.Prosedur Penelitian ... 37
3.3.1. Perencanaan Tindakan ... 37
3.3.2. Pelaksanaan Tindakan ... 38
3.4.Definisi Operasional ... 39
3.4.1. Lesson Study Berbasis MGMP ... 39
3.4.2. Kompetensi Pedagogik Guru ... 40
3.5.Teknik Pengumpulan Data ... 41
3.5.1. Lesson Study Berbasis MGMP ... 41
3.5.2. Kompetensi Pedagogik Guru ... 42
3.6 Teknik Analisis Data... 44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 46
4.1.1. Paparan Hasil Penelitian Pratindakan ... 46
4.1.1.1. Hasil Penelitian Pratindakan ... 49
4.1.1.2. Refleksi Pratindakan ... 54
4.1.2. Paparan Hasil Tindakan ... 56
4.1.2.1. Perencanaan Tindakan I ... 56
4.1.2.2. Proses Pelaksanaan Tindakan ... 57
4.1.2.3. Hasil Penelitian Tindakan I ... 58
4.1.2.4. Refleksi Tindakan I ... 64
4.1.2.5. Perencanaan Tindakan II ... 66
4.1.2.6. Proses Pelaksanaan Tindakan II ... 66
4.1.2.7. Hasil Penelitian Tindakan II... 68
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Standar Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran di SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK ... 14
Tabel 3.1. Guru Mata Pelajaran IPA MTs se-Kota Binjai ... 36
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Proses Pelaksanaan Kegiatan
Lesson Study Berbasis MGMP IPA MTs Kota Binjai ... 41
Tabel 3.3. Kajian Dokumen Perangkat Pembelajaran Guru IPA MTs
se-Kota Binjai ... 42
Tabel 3.4. Kajian Observasi Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Guru
IPA MTs se-Kota Binjai ... 43
Tabel 3.5. Kajian Angket Terhadap Kompetensi Inti Pedagogik Guru ... 44
Tabel 4.1. Persentase Jumlah Guru Menurut Kategori Tingkat Kompetensi
Pedagogik Guru IPA MTs se- Kota Binjai Pada Pratindakan,
Tindakan I dan II ... 48
Tabel 4.2. Tingkat Ketercapaian Kompetensi Inti Pedagogik Guru IPA
MTs se-Kota Binjai Pada Penelitian Pratindakan, Tindakan I,
dan Tindakan II. ... 48
Tabel 4.3. Tingkat Ketercapaian Kompetensi Inti Pedagogik Guru IPA
MTs se-Kota Binjai Pada Penelitian Pratindakan ... 50
Tabel 4.4. Persentase Jumlah Guru Menurut Kategori Kompetensi Inti
Pedagogik Guru IPA MTs se-Kota Binjai Pada Penelitian
Pratindakan ... 53
Tabel 4.5. Tingkat Ketercapaian Kompetensi Inti Pedagogik Guru IPA Tingkat
MTs se-Kota Binjai Pada Penelitian Tindakan I ... 60
Tabel 4.6. Persentase Jumlah Guru Menurut Kategori Kompetensi Inti
Pedagogik Guru IPA MTs se-Kota Binjai Pada Penelitian
Tindakan I. ... 63
Tabel 4.7. Tingkat Ketercapaian Kompetensi Inti Pedagogik Guru IPA
Tingkat MTs se-Kota Binjai Pada Penelitian Tindakan II ... 69
Tabel 4.8. Persentase Jumlah Guru Menurut Kategori Kompetensi Inti
Pedagogik Guru IPA MTs se-Kota Binjai Pada Penelitian
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Siklus Tahapan Dalam Lesson Study ... 24
Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan ... 38
Gambar 4.1. Persentase Jumlah Guru IPA MTs se-Kota Binjai Menurut
Kategori Kompetensi Pedagogik Pada Penelitian Pratindakan 49
Gambar 4.2. Persentase Jumlah Guru Setiap Kompetensi Inti Pedagogik
Pada Pratindakan ... 54
Gambar 4.3. Persentase Jumlah Guru IPA MTs se-Kota Binjai Menurut
Kategori Kompetensi Pedagogik Pada Penelitian Tindakan I .. 59
Gambar 4.4. Persentase Jumlah Guru Setiap Kompetensi Inti Pedagogik
Pada Tindakan I ... 64
Gambar 4.5. Persentase Jumlah Guru MTs se-Kota Binjai Menurut
Kategori Kompetensi Pedagogik Pada Penelitian Tindakan I .. 68
Gambar 4.6. Persentase Jumlah Guru Setiap Kompetensi Inti Pedagogik
Pada Tindakan II... 78
Gambar 4.8. Grafik Kompetensi Inti Pedagogik Tindakan I Berdasarkan
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Observasi Proses Pelaksanaan Kegiatan Lesson
Study Berbasis MGMP IPA MTs Kota Binjai ... 84
Lampiran 2. Lembar Kajian Dokumen Perangkat Pembelajaran Guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai ... 87
Lampiran 3. Lembar Observasi Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Guru IPA MTs se-Kota Binjai ... 91
Lampiran 4. Angket Kompetensi Pedagogik Guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai ... 95
Lampiran 5. Data Hasil Observasi Proses Pelaksanaan Kegiatan Lesson Study Berbasis MGMP IPA MTs Kota Binjai Pada Tindakan I ... 103
Lampiran 6. Data Hasil Observasi Proses Pelaksanaan Kegiatan Lesson Study Berbasis MGMP IPA MTs Kota Binjai Pada Tindakan II ... 106
Lampiran 7. Data Pratindakan ... 109
Lampiran 8. Data Tindakan I ... 116
Lampiran 9. Data Tindakan II ... 123
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 135
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus
memaksimalkan peran sebagai guru yang berkompeten, diantaranya
mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, meningkatkan kemampuan siswa
untuk menyimak pelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran yang
tepat. Adapun kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan seorang
guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab
terkait dengan profesi keguruannya. Karena jabatan guru merupakan pekerjaan
profesi, maka kompetensi guru sangatlah dibutuhkan dalam proses belajar
mengajar.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru menyebutkan
bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesinalan. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh dari
pendidikan profesi. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 20 menyatakan
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban untuk
meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni. Diantara kompentensi yang harus ditingkatkan dan dikembangkan secara
2
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang guru dalam
mengelola proses pembelajaran peserta didik. Tim Direktorat Profesi Pendidik
Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (2006) merumuskan
secara substantif kompetensi pedagogik yang mencakup kemampuan pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evalusi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan beberapa
potensi yang dimilikinya. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan
merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi
atau mengelola proses belajar mengajar dan kemampuan melakukan penilaian.
Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disingkat MTs menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang Pendidikan Dasar sebagai
lanjutan dari Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SD atau MI.
Peraturan Manteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa Kompetensi Pedagogik guru
SMP/MTs terdiri dari 10 kompentensi inti pedagogik dan 37 kompetensi guru
mata pelajaran.
Berdasarkan Data Balitbang Depdiknas (2003) menunjukkan persentase
guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003 diberbagai satuan
pendidikan sebagai berikut: untuk SD yang layak mengajar hanya 21,07%
(negeri) dan 28,94% (swasta), untuk SMP 54,12% (negeri) dan 60,99% (swasta),
untuk SMA 65,29% (negeri) dan 58,26% (swasta). Dan menurut data hasil
3
hanya dapat menguasai 60 % dari mata pelajaran IPA yang diujikan, dan salah
satu faktor penyebabnya adalah program in service training yang dilaksanakan
berjalan kurang efektif (Indra Djati, 2000)
Selain data-data penelitian tersebut berdasarkan fakta empiris yang
ditemukan oleh TIM Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Medan pada saat
memberikan pendidikan dan pelatihan tentang Implementasi Dokumen 2 KTSP
Pada Guru IPA Tingkat MTs Kankemenag Binjai yang dilaksanakan tanggal 8 s/d
11 Maret 2011 yang diikuti oleh 25 orang guru IPA MTs. Dari seluruh peserta
pendidikan dan pelatihan terdapat 80% belum lengkap perangkat
pembelajarannya, 20% lengkap perangkat pembelajarannya. Dari 20% guru yang
lengkap perangkat pembelajarannya sebagian besar Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran merupakan hasil copy paste dari internet, sehingga guru mengalami
kesulitan ketika melaksanakan pembelajaran dikelas.
Sebenarnya pedidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru
telah banyak dilakukan baik oleh lembaga pendidikan dan pelatihan guru seperti
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), P4TK, Balai Diklat Keagamaan
(BDK) atau proyek-proyek peningkatan mutu pendidikan oleh Dinas Pendidikan
dan Mapenda Kantor Kemeterian Agama, tetapi masih dianggap kurang berhasil.
Selain pendidikan dan pelatihan, usaha peningkatan kompetensi guru yang
dapat dilakukan adalah kegiatan guru melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP). MGMP merupakan suatu organisasi profesi guru tempat dimana guru
dapat tukar menukar informasi, diskusi tentang pengembangan kurikulum, diskusi
tentang teknik mengajar, diskusi tentang pembuatan media pembelajaran, diskusi
4
dikembangkan di sekiolah masing-masing. Prinsip MGMP adalah “dari guru,
oleh guru dan untuk guru”. Tetapi kalau ada masalah yang tidak dapat
dipecahkan, guru dapat pula memperoleh informasi baru dari pengawas, pakar
pendidikan atau lembaga diklat guru.
MGMP memiliki peranan sebagai reformator dalam perubahan
pembelajaran di kelas, terutama dalam reorientasi pembelajaran efektif, mediator
dalam pengembangan dan peningkatan kompetensi guru, sporting agency dalam
inovasi manajemen kelas dan manajemen sekolah dan collaborator terhadap unit
terkait dan organisasi profesi yang relevan (Standar Pengembangan KKG/MGMP,
2008)
Berdasarkan peran di atas, beberapa fungsi MGMP, yaitu: (1) menyusun
program jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek, (2) memotivasi
para guru untuk mengikuti kegiatan MGMP secara rutin, baik di tingkat sekolah,
wilayah, maupun kota, (3) meningkatkan mutu kompetensi profesionalisme guru,
(4) mengembangkan program layanan supervisi akademik klinis yang berkaitan
dengan pembelajaran yang efektif, (5) mengembangkan silabus dan melakukan
Analisis Materi Pelajaran (AMP), Program Tahunan (Prota), Program Semester
(Prosem), Satuan Pelajaran (Satpel), dan Rencana Pembelajaran (Renpel), (6)
mengupayakan lokakarya, simposium dan sejenisnya atas dasar inovasi
manajemen kelas, manajemen pembelajaran efektif, (7) merumuskan model
pembelajaran yang variatif. Dengan demikian MGMP memiliki peran dan fungsi
yang penting dalam mendukung pengembangan kompetensi guru. Tim Direktorat
Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5
pengembangan profesionalisme guru, maka peningkatan kinerja MGMP
merupakan masalah yang mendesak untuk dapat direalisasikan.
Masalah yang sering didapatkan setelah pendidikan dan pelatihan adalah
guru peserta pendidikan dan pelatihan setelah kembali ke sekolahnya mengajar
seperti kebiasaannya sebelum pelatihan (cara konvensional). Sebagai contoh pada
pelatihan IPA diharapkan semua guru menggunakan pendekatan ketrampilan
proses dengan metode eksperimen untuk beberapa konsep-konsep IPA, padahal
sarana laboratorium di sekolah tidak mendukung. Selain itu jumlah guru yang ikut
pendidikan dan pelatihan melalui proyek pemerintah atau lembaga diklat guru
masih sedikit mengingat dana dan tempat yang terbatas.
Sedangkan peningkatan kinerja MGMP, berbagai upaya telah dilakukan
untuk meningkatkan kinerja MGMP, antara lain melalui berbagai pelatihan
instruktur dan guru inti, peningkatan sarana dan prasarana, dan peningkatan mutu
manajemen MGMP. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum
menunjukkan peningkatan kinerja MGMP yang berarti. Di beberapa daerah
menunjukkan peningkatan kinerja MGMP yang cukup menggembirakan, namun
sebagian besar lainnya masih memprihatinkan”.
Salah satu faktor yang menyebabkan kinerja MGMP tidak mengalami
peningkatan secara merata adalah karena selama ini dalam menerapkan
pendekatan education production function terlalu memusatkan pada input
pendidikan dalam hal ini guru yang mengikuti MGMP dan kurang memperhatikan
pada proses kinerja. Padahal proses kinerja sangat menentukan output kegiatan
MGMP. Berdasarkan kenyataan tersebut, tentu saja perlu dilakukan upaya-upaya
6
melalui sebuah program pengembangan yang menekankan pada proses kinerja.
Ada beberapa program pengembangan yang dapat dilaksanakan, antara lain:
penelitian, penulisan karya tulis ilmiah, seminar/lokakarya, kompetisi kinerja
guru, penerbitan jurnal MGMP, penyusunan website MGMP dan lesson study
(Depdiknas, 2008).
Lesson study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan
hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh
sekelompok guru. Tujuan utama lesson study yaitu untuk: (1) memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar,
(2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam
melaksanakan pembelajaran, (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis
melalui inkuiri kolaboratif, (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis,
dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya. Manfaat
yang yang dapat diambil dari lesson study, diantaranya: (1) guru dapat
mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (2) guru dapat memperoleh umpan balik
dari anggota lainnya, (3) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan
hasil akhir dari lesson study. Lesson study dapat dilakukan melalui dua tipe yaitu
berbasis MGMP dan berbasis sekolah. Dalam tahap awal pengenalan lesson study
tersebut Saito (2005) mengenalkan ada tiga tahap utama lesson study, yakni: (1)
Perencanaan (Plan), (b) Pelaksanaan (Do), dan Refleksi (See). Sehingga dalam
rangka meningkatkan kompetensi guru IPA dan meningkatkan kinerja MGMP
maka perlu kiranya sebuah kegiatan lesson study berbasis MGMP.
Berdasarkan dari pemikiran di atas, penulis dengan segenap kemampuan
7
Pedagogik Guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Melalui Kegiatan Lesson Study
Berbasis MGMP Di Madrasah Tsanawiyah Se-Kota Binjai”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yang antara lain: (1) guru sekolah/madrasah
memiliki tingkat kelayakan mengajar yang rendah, (2) guru-guru Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) umumnya hanya dapat menguasai 60 % dari mata
pelajaran IPA yang diujikan, (3) setelah kembali ke sekolah/madrasah guru
peserta pendidikan dan pelatihan mengajar seperti kebiasaannya sebelum
pelatihan (cara konvensional), (4) berbagai indikator mutu pendidikan belum
menunjukkan peningkatan kinerja MGMP yang berarti, (4) kegiatan MGMP
kurang memperhatikan pada proses kinerja.
1.3. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya lingkup yang diuraikan, maka untuk menghindari
pembiasan dan salah memahami pembahasan, maka penulis membatasi lingkup
permasalahan yang akan dibahas. Adapaun batasan masalah yang dimaksud
adalah sebagai berikut: (1) penelitian dilakukan pada guru IPA tingkat Madrasah
Tsanawiyah yang menjadi pengurus dan anggota MGMP Gugus 1 MTs Negeri
Binjai berjumlah 25 orang, (2) penelitian ini dibatasi untuk melihat peningkatan
kompetensi pedagogik guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai dengan
8
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah dalam
penelitian ini, maka permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan: (1) apakah
kegiatan lesson study berbasis MGMP dapat meningkatkan kompetensi pedagogik
guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai?, (2) bagaimana peningkatan
kompetensi pedagogik guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai setelah
melaksanakan kegiatan lesson study berbasis MGMP?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini
difokuskan pada pembahasan untuk mengetahui: (1) peningkatan kompetensi
pedagogik guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai dengan adanya
kegiatan lesson study berbasis MGMP, (2) besarnya peningkatan kompetensi
pedagogik guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai dengan adanya
kegiatan lesson study berbasis MGMP.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan terhadap hasil penelitian ini adalah: (1) sebagai
informasi bagi para guru mata pelajaran IPA khususnya dan guru umumnya
tentang bagaimana efektifitas kegiatan lesson study berbasis MGMP, (2)
diharapkan dijadikan dasar pemikiran dalam pengambilan keputusan pengurus
MGMP dalam memilih jenis yang tepat dalam kegiatan MGMP, (3) sebagai bahan
informasi yang nyata bagi guru tentang kompetensi pedagogik guru IPA
Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai, (4) sebagai bahan masukan bagi kepala
9
Tsanawiyah se-Kota Binjai, (5) sebagai bahan masukan bagi Kepala Mapenda
Kementerian Agama Kota Binjai dalam menetapkan kebijakan dalam rangka
meningkatkan kompetensi pedagogik guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota
84
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian tindakan ini, dapat
disimpulkan bahwa kegiatan lesson study berbasis MGMP mampu meningkatkan
kompetensi pedagogik guru IPA MTs se-Kota Binjai. Peningkatan kompetensi
pedagogik guru IPA MTs se-Kota Binjai ini terlihat dari meningkatnya persentase
ketercapaian kompetensi pedagogik guru. Melalui lesson study berbasis MGMP
ini para guru terlatih berfikir ilmiah, melakukan pengkajian terhadap proses
pembelajaran di kelas nyata, menyampaikan saran-saran perbaikan dan menyusun
laporan baik dalam bentuk karya tulis ilmiah maupun hasil observasinya selama
pelaksanaan kegiatan.
Kegiatan lesson study berbasis MGMP meningkatkan persentase
ketercapaian kompetensi pedagogik guru IPA MTs se-Kota Binjai rata-rata
sebesar 6,84%. Demikian juga persentase jumlah guru menurut tingkat kategori
kompetensi pada saat pratindakan 6,67% sangat kompeten, 66,67% kompeten,
dan 26,67% cukup kompeten. Pada saat tindakan I 26,67% sangat kompeten,
53,33% kompeten, dan 20% cukup kompeten. Pada saat tindakan II 33,33%
sangat kompeten dan 66,67% kompeten. Sedangkan dari 10 kompetensi inti
pedagogik pada saat pratindakan terdapat lima kompetensi inti pedagogik belum
mencapai kategori kompeten, setelah tindakan I ada dua kompetensi inti
pedagogik belum mencapai kategori kompeten, dan setelah tindakan II seluruh
85
5.2. Implikasi
Hasil analisis dan pembahasan penelitian memberikan kesimpulan bahwa
pelaksanaan kegiatan lesson study berbasis MGMP yang diterapkan pada guru
IPA MTs se-Kota Binjai telah berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan
kompetensi pedagogik guru. Penelitian ini menggambarkan betapa pentingnya
peranan kegiatan lesson study MGMP dalam pengembangan kompetensi guru.
Karena proses yang terjadi dalam lesson study berbasis MGMP sangat sistematik
namun cukup sederhana, artinya guru-guru bekerja secara kolaboratif untuk
mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi,
refleksi dan revisi rencana pembelajaran secara bersiklus dan terus menerus.
Sesuai dengan pendapat Slamet Mulyana (2007) bahwa lesson study berbasis
MGMP memiliki dua tujuan utama yakni: (1) guru bisa belajar dari realita
pembelajaran siswa dalam kelas yang nyata, (2) memperkuat latar belakang guru
tentang materi pelajaran atau aspek-aspek pedagogis tertentu.
5.3. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka perlulah kiranya kegiatan
lesson study berbasis MGMP dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi
guru khususnya kompetensi pedagogik. Bagi stageholder pendidikan, hendaknya
mendukung pelaksanaan lesson study berbasis MGMP. Bagi guru, hendaknya
memanfaatkan kegiatan MGMP secara optimal. Melalui kegiatan ini guru akan
mudah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada tahapan selanjutnya
kegiatan lesson study berbasis MGMP ini juga dapat dikembangkan dengan lesson
86
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S,.2006. Prosedur Penelitian. Jakarta; Rineka Cipta.
Arikunto, S,. 2010. Penelitian Tindakan, Yogyakarta: Aditya Media.
Ahmadi, dkk,.1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung; Pustaka Setia.
Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa
Alwi, Hasan.dkk, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Buku Pedoman Penyelenggaraan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di Lingkungan Madrasah. 1998. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI.
Depdiknas,. 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 Menuju Pembangunan Pendidikan Jangka Panjang. Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2008. Standar Pengembangan Kelompok Kerja Guru (KKG) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Devi, K, Poppy, dkk. 2008. Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Kimia Melalui
Kegiatan “MGMP Wilayah”. Jurnal Pendidikan IPA 6(6):30-37. Bandung:
P4TK IPA
Djiwandono, Wulandari, S. 2002. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Gramedia.
Farida. 2008. Sertifikasi Guru. Bandung: Yrama Widya
Hadi, Sutrisno,. 1982. Statistik, Jilid III, Cet. IX, Yogyakarta. Gadjah Mada Pres..
Ilhamuddin, S. 2008. Hubungan Kompetensi Pedagogik Dengan Effektivitas Hasil Pembelajaran.Jurnal Equilibrium, Vol. 4, No.8, Juli-Desember 2008:24-25
Lewis, C.C. 2002. Lesson study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change. Philadelphia: Reseach For better School .Inc.
Ibrohim. 2010. Panduan Pelaksanaan Lesson Study. Malang: UMN.
Panduan Untuk Lesson study Berbasis MGMP dan Lesson study Berbasis Sekolah. 2009. Jakarta: Japan International Coorperation Agency (JICA).
Peraturan Materi Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi akademik dan Kompetensi Guru. (http://
87
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. (http:// www.hukumonline.com., diakses 10 Maret 2011).
Mahsunah, D.,dkk. 2012. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Badan PSDMPK-PMP
Muslich, M. 2010. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyana, S. 2007. Lesson study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat.
Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: RemajanRosdakarya.
Riduan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung Alfabeta.
Sabri., Alisuf. 1998. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Saito, E., 2005. Changing Lessons, Changing Learning: Case Study of Study of Piloting activities under IMSTEP. Prosiding Seminar Nasional MIPA dan Pembelajarannya & Exchange Experience of IMSTEP. Malang, 5-6 September.
Salam, Burhanuddi. 2002. Pengantar Pedagogik (Dasar-Dasar Ilmu Mendidik). Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Sugiyono,.2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sudjana.2001. Methode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Produksion.
Supriatna, Asep., Hendayana. S., Imansyah, H. & Nahadi. 2009. Lesson study Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Rizqi Press.
Supriatna, Asep., Hendayana. S., Imansyah, H. & Nahadi. 2010. Buku Panduan Implementasi Lesson study. Bandung: Rizqi Press.
88
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-Undang Republik Indosesia Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (http:// www.hukumonline.com., diakses 10 Maret 2011).
Uzer. & Usman, Muhammad. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wijaya, K., Dwitagama, D. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.