• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY BERBASIS MGMP DI MADRASAH TSANAWIYAH SE-KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY BERBASIS MGMP DI MADRASAH TSANAWIYAH SE-KOTA MEDAN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY BERBASIS MGMP

DI MADRASAH TSANAWIYAH SE-KOTA BINJAI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun oleh: GUNARNO

809745007

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY BERBASIS MGMP

DI MADRASAH TSANAWIYAH SE-KOTA BINJAI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun oleh: GUNARNO

809745007

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

iii

KATA PENGANTAR

ميـحرلا نمـحرلا هـللا مسـب

Syukur alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis persembahkan

hanya kepada Allah SWT, karena dengan izin–Nya jugalah sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat dalam

meraih gelar magister pada Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, walaupun

dengan segala keterbatasannya. Salawat dan doa tak lupa terkirim kepada Nabi

Muhammad SAW, sebagai nabi pembawa risalah Islam dan membuka jalan

menuju zaman yang terang benderang.

Dalam pelaksanaan pengumpulan bahan-bahan pustaka maupun dalam

data-data di lapangan yang telah diperoleh, penulis menghadapi berbagai kendala,

namun dengan kesabaran dan motivasi untuk menyelesaikannya, serta do’a kepada Allah SWT, alhamdulilah tesis ini dapat penulis selesaikan.

Keberhasilan penulis dalam penyelesaian tesis ini, tidak terlepas bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Banyak pihak yang senantiasa membrikan

bantuan, dukungan maupun motivasi sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

Dengan segala kerendahan hati dan rasa tulus, penulis mengucapkan terima kasih

dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Ibu Dr. Elly Djulia, M.Pd. selaku

Pembimbing Tesis I dan Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. selaku Pembimbing Tesis II

yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan motivasi mulai dari

penyusunan proposal hingga penulisan tesis ini. Selain itu, ucapan terimakasih

dan penghargaan juga penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Marabangun Harahap, M.Si., Bapak Prof. Dr. Herbert

Sipahutar, M.Sc., Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si. dan Ibu Dr.

(6)

iv

sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis dan

lebih menyempurnakan hasil tesis ini.

2. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. dan Ibu Fauziah Harahap, M.Si. sebagai Ketua

dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

3. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Prodi Pendidikan Biologi yang telah

membekali penulis dengan berbagai disiplin ilmu, pengalaman dan

kematangan berpikir.

4. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Binjai beserta jajaran yang telah

mendukung dan memberikan izin melakukan kegiatan penelitian ini

dilingkungan kerjanya.

5. Bapak Drs. Ponu Siregar sebagai Kepala Seksi Mapenda Kankemenag Kota

Binjai yang mendukung sepenuhnya atas pelaksanaan penelitian tesis ini.

6. Bapak Drs. H.M. Thoha Daulay, MM. sebagai Kepala Balai Diklat

Keagamaaan Medan yang telah mengirimkan narasumber untuk kegiatan

penelitian ini.

7. Abangda Drs. Muhammad Halomoan, M.Pd., Abangda Drs. Luthfi Maulana

Nasution, M.Pd., Kakanda Dandan Irawani Lubis, S.Ag. M.Pd. sebagai TIM

Widyaiswara IPA Balai Diklat Keagamaan Medan yang telah membantu

terlaksananya penelitian ini.

Dalam kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada Ayahanda dan Ibunda serta seluruh keluarga atas

(7)

v

Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang

telah memberikan bantuannya, penulis menyerahkan semuanya kepada Allah

SWT, semoga mendapat ganjaran yang setimpal di sisi-Nya. Amin.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh kerena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat konstruktif demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata, semoga tesis ini

dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan pembaca yang membutuhkannya.

Medan, Oktober 2012

(8)

vi

2.1.2. Kompetensi Pedagogik Guru ... 12

2.1.3.Peningkatan Kompetensi Guru ... 17

2.1.4. Lesson Study ... 18

2.1.4.1. Hakikat Lesson Study ... 20

2.1.4.2. Implementasi Lesson Study di Indonesia ... . 21

2.1.4.3. Pelaksanaan Lesson Study ... 24

2.1.4.4. Tipe-Tipe Lesson Study ... 29

2.1.5. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) ... 32

2.2.Kerangka Konseptual dan Hipotesis Tindakan. ... 34

2.2.1. Kerangka Konseptual ... 34

(9)

vii BAB III. METODE PENELITIAN

3.1.Subyek Penelitian ... 36

3.2.Desain Penelitian ... 36

3.3.Prosedur Penelitian ... 37

3.3.1. Perencanaan Tindakan ... 37

3.3.2. Pelaksanaan Tindakan ... 38

3.4.Definisi Operasional ... 39

3.4.1. Lesson Study Berbasis MGMP ... 39

3.4.2. Kompetensi Pedagogik Guru ... 40

3.5.Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.5.1. Lesson Study Berbasis MGMP ... 41

3.5.2. Kompetensi Pedagogik Guru ... 42

3.6 Teknik Analisis Data... 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 46

4.1.1. Paparan Hasil Penelitian Pratindakan ... 46

4.1.1.1. Hasil Penelitian Pratindakan ... 49

4.1.1.2. Refleksi Pratindakan ... 54

4.1.2. Paparan Hasil Tindakan ... 56

4.1.2.1. Perencanaan Tindakan I ... 56

4.1.2.2. Proses Pelaksanaan Tindakan ... 57

4.1.2.3. Hasil Penelitian Tindakan I ... 58

4.1.2.4. Refleksi Tindakan I ... 64

4.1.2.5. Perencanaan Tindakan II ... 66

4.1.2.6. Proses Pelaksanaan Tindakan II ... 66

4.1.2.7. Hasil Penelitian Tindakan II... 68

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Standar Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran di SD/MI,

SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK ... 14

Tabel 3.1. Guru Mata Pelajaran IPA MTs se-Kota Binjai ... 36

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Proses Pelaksanaan Kegiatan

Lesson Study Berbasis MGMP IPA MTs Kota Binjai ... 41

Tabel 3.3. Kajian Dokumen Perangkat Pembelajaran Guru IPA MTs

se-Kota Binjai ... 42

Tabel 3.4. Kajian Observasi Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Guru

IPA MTs se-Kota Binjai ... 43

Tabel 3.5. Kajian Angket Terhadap Kompetensi Inti Pedagogik Guru ... 44

Tabel 4.1. Persentase Jumlah Guru Menurut Kategori Tingkat Kompetensi

Pedagogik Guru IPA MTs se- Kota Binjai Pada Pratindakan,

Tindakan I dan II ... 48

Tabel 4.2. Tingkat Ketercapaian Kompetensi Inti Pedagogik Guru IPA

MTs se-Kota Binjai Pada Penelitian Pratindakan, Tindakan I,

dan Tindakan II. ... 48

Tabel 4.3. Tingkat Ketercapaian Kompetensi Inti Pedagogik Guru IPA

MTs se-Kota Binjai Pada Penelitian Pratindakan ... 50

Tabel 4.4. Persentase Jumlah Guru Menurut Kategori Kompetensi Inti

Pedagogik Guru IPA MTs se-Kota Binjai Pada Penelitian

Pratindakan ... 53

Tabel 4.5. Tingkat Ketercapaian Kompetensi Inti Pedagogik Guru IPA Tingkat

MTs se-Kota Binjai Pada Penelitian Tindakan I ... 60

Tabel 4.6. Persentase Jumlah Guru Menurut Kategori Kompetensi Inti

Pedagogik Guru IPA MTs se-Kota Binjai Pada Penelitian

Tindakan I. ... 63

Tabel 4.7. Tingkat Ketercapaian Kompetensi Inti Pedagogik Guru IPA

Tingkat MTs se-Kota Binjai Pada Penelitian Tindakan II ... 69

Tabel 4.8. Persentase Jumlah Guru Menurut Kategori Kompetensi Inti

Pedagogik Guru IPA MTs se-Kota Binjai Pada Penelitian

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Siklus Tahapan Dalam Lesson Study ... 24

Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan ... 38

Gambar 4.1. Persentase Jumlah Guru IPA MTs se-Kota Binjai Menurut

Kategori Kompetensi Pedagogik Pada Penelitian Pratindakan 49

Gambar 4.2. Persentase Jumlah Guru Setiap Kompetensi Inti Pedagogik

Pada Pratindakan ... 54

Gambar 4.3. Persentase Jumlah Guru IPA MTs se-Kota Binjai Menurut

Kategori Kompetensi Pedagogik Pada Penelitian Tindakan I .. 59

Gambar 4.4. Persentase Jumlah Guru Setiap Kompetensi Inti Pedagogik

Pada Tindakan I ... 64

Gambar 4.5. Persentase Jumlah Guru MTs se-Kota Binjai Menurut

Kategori Kompetensi Pedagogik Pada Penelitian Tindakan I .. 68

Gambar 4.6. Persentase Jumlah Guru Setiap Kompetensi Inti Pedagogik

Pada Tindakan II... 78

Gambar 4.8. Grafik Kompetensi Inti Pedagogik Tindakan I Berdasarkan

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Observasi Proses Pelaksanaan Kegiatan Lesson

Study Berbasis MGMP IPA MTs Kota Binjai ... 84

Lampiran 2. Lembar Kajian Dokumen Perangkat Pembelajaran Guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai ... 87

Lampiran 3. Lembar Observasi Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Guru IPA MTs se-Kota Binjai ... 91

Lampiran 4. Angket Kompetensi Pedagogik Guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai ... 95

Lampiran 5. Data Hasil Observasi Proses Pelaksanaan Kegiatan Lesson Study Berbasis MGMP IPA MTs Kota Binjai Pada Tindakan I ... 103

Lampiran 6. Data Hasil Observasi Proses Pelaksanaan Kegiatan Lesson Study Berbasis MGMP IPA MTs Kota Binjai Pada Tindakan II ... 106

Lampiran 7. Data Pratindakan ... 109

Lampiran 8. Data Tindakan I ... 116

Lampiran 9. Data Tindakan II ... 123

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 135

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus

memaksimalkan peran sebagai guru yang berkompeten, diantaranya

mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, meningkatkan kemampuan siswa

untuk menyimak pelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran yang

tepat. Adapun kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan seorang

guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab

terkait dengan profesi keguruannya. Karena jabatan guru merupakan pekerjaan

profesi, maka kompetensi guru sangatlah dibutuhkan dalam proses belajar

mengajar.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru menyebutkan

bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas

keprofesinalan. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh dari

pendidikan profesi. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 20 menyatakan

dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban untuk

meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara

berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni. Diantara kompentensi yang harus ditingkatkan dan dikembangkan secara

(14)

2

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang guru dalam

mengelola proses pembelajaran peserta didik. Tim Direktorat Profesi Pendidik

Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (2006) merumuskan

secara substantif kompetensi pedagogik yang mencakup kemampuan pemahaman

terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evalusi hasil

belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan beberapa

potensi yang dimilikinya. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan

merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi

atau mengelola proses belajar mengajar dan kemampuan melakukan penilaian.

Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disingkat MTs menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 adalah salah satu bentuk satuan pendidikan

umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang Pendidikan Dasar sebagai

lanjutan dari Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang

sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SD atau MI.

Peraturan Manteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa Kompetensi Pedagogik guru

SMP/MTs terdiri dari 10 kompentensi inti pedagogik dan 37 kompetensi guru

mata pelajaran.

Berdasarkan Data Balitbang Depdiknas (2003) menunjukkan persentase

guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003 diberbagai satuan

pendidikan sebagai berikut: untuk SD yang layak mengajar hanya 21,07%

(negeri) dan 28,94% (swasta), untuk SMP 54,12% (negeri) dan 60,99% (swasta),

untuk SMA 65,29% (negeri) dan 58,26% (swasta). Dan menurut data hasil

(15)

3

hanya dapat menguasai 60 % dari mata pelajaran IPA yang diujikan, dan salah

satu faktor penyebabnya adalah program in service training yang dilaksanakan

berjalan kurang efektif (Indra Djati, 2000)

Selain data-data penelitian tersebut berdasarkan fakta empiris yang

ditemukan oleh TIM Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Medan pada saat

memberikan pendidikan dan pelatihan tentang Implementasi Dokumen 2 KTSP

Pada Guru IPA Tingkat MTs Kankemenag Binjai yang dilaksanakan tanggal 8 s/d

11 Maret 2011 yang diikuti oleh 25 orang guru IPA MTs. Dari seluruh peserta

pendidikan dan pelatihan terdapat 80% belum lengkap perangkat

pembelajarannya, 20% lengkap perangkat pembelajarannya. Dari 20% guru yang

lengkap perangkat pembelajarannya sebagian besar Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran merupakan hasil copy paste dari internet, sehingga guru mengalami

kesulitan ketika melaksanakan pembelajaran dikelas.

Sebenarnya pedidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru

telah banyak dilakukan baik oleh lembaga pendidikan dan pelatihan guru seperti

Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), P4TK, Balai Diklat Keagamaan

(BDK) atau proyek-proyek peningkatan mutu pendidikan oleh Dinas Pendidikan

dan Mapenda Kantor Kemeterian Agama, tetapi masih dianggap kurang berhasil.

Selain pendidikan dan pelatihan, usaha peningkatan kompetensi guru yang

dapat dilakukan adalah kegiatan guru melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP). MGMP merupakan suatu organisasi profesi guru tempat dimana guru

dapat tukar menukar informasi, diskusi tentang pengembangan kurikulum, diskusi

tentang teknik mengajar, diskusi tentang pembuatan media pembelajaran, diskusi

(16)

4

dikembangkan di sekiolah masing-masing. Prinsip MGMP adalah “dari guru,

oleh guru dan untuk guru”. Tetapi kalau ada masalah yang tidak dapat

dipecahkan, guru dapat pula memperoleh informasi baru dari pengawas, pakar

pendidikan atau lembaga diklat guru.

MGMP memiliki peranan sebagai reformator dalam perubahan

pembelajaran di kelas, terutama dalam reorientasi pembelajaran efektif, mediator

dalam pengembangan dan peningkatan kompetensi guru, sporting agency dalam

inovasi manajemen kelas dan manajemen sekolah dan collaborator terhadap unit

terkait dan organisasi profesi yang relevan (Standar Pengembangan KKG/MGMP,

2008)

Berdasarkan peran di atas, beberapa fungsi MGMP, yaitu: (1) menyusun

program jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek, (2) memotivasi

para guru untuk mengikuti kegiatan MGMP secara rutin, baik di tingkat sekolah,

wilayah, maupun kota, (3) meningkatkan mutu kompetensi profesionalisme guru,

(4) mengembangkan program layanan supervisi akademik klinis yang berkaitan

dengan pembelajaran yang efektif, (5) mengembangkan silabus dan melakukan

Analisis Materi Pelajaran (AMP), Program Tahunan (Prota), Program Semester

(Prosem), Satuan Pelajaran (Satpel), dan Rencana Pembelajaran (Renpel), (6)

mengupayakan lokakarya, simposium dan sejenisnya atas dasar inovasi

manajemen kelas, manajemen pembelajaran efektif, (7) merumuskan model

pembelajaran yang variatif. Dengan demikian MGMP memiliki peran dan fungsi

yang penting dalam mendukung pengembangan kompetensi guru. Tim Direktorat

Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(17)

5

pengembangan profesionalisme guru, maka peningkatan kinerja MGMP

merupakan masalah yang mendesak untuk dapat direalisasikan.

Masalah yang sering didapatkan setelah pendidikan dan pelatihan adalah

guru peserta pendidikan dan pelatihan setelah kembali ke sekolahnya mengajar

seperti kebiasaannya sebelum pelatihan (cara konvensional). Sebagai contoh pada

pelatihan IPA diharapkan semua guru menggunakan pendekatan ketrampilan

proses dengan metode eksperimen untuk beberapa konsep-konsep IPA, padahal

sarana laboratorium di sekolah tidak mendukung. Selain itu jumlah guru yang ikut

pendidikan dan pelatihan melalui proyek pemerintah atau lembaga diklat guru

masih sedikit mengingat dana dan tempat yang terbatas.

Sedangkan peningkatan kinerja MGMP, berbagai upaya telah dilakukan

untuk meningkatkan kinerja MGMP, antara lain melalui berbagai pelatihan

instruktur dan guru inti, peningkatan sarana dan prasarana, dan peningkatan mutu

manajemen MGMP. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum

menunjukkan peningkatan kinerja MGMP yang berarti. Di beberapa daerah

menunjukkan peningkatan kinerja MGMP yang cukup menggembirakan, namun

sebagian besar lainnya masih memprihatinkan”.

Salah satu faktor yang menyebabkan kinerja MGMP tidak mengalami

peningkatan secara merata adalah karena selama ini dalam menerapkan

pendekatan education production function terlalu memusatkan pada input

pendidikan dalam hal ini guru yang mengikuti MGMP dan kurang memperhatikan

pada proses kinerja. Padahal proses kinerja sangat menentukan output kegiatan

MGMP. Berdasarkan kenyataan tersebut, tentu saja perlu dilakukan upaya-upaya

(18)

6

melalui sebuah program pengembangan yang menekankan pada proses kinerja.

Ada beberapa program pengembangan yang dapat dilaksanakan, antara lain:

penelitian, penulisan karya tulis ilmiah, seminar/lokakarya, kompetisi kinerja

guru, penerbitan jurnal MGMP, penyusunan website MGMP dan lesson study

(Depdiknas, 2008).

Lesson study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan

hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh

sekelompok guru. Tujuan utama lesson study yaitu untuk: (1) memperoleh

pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar,

(2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam

melaksanakan pembelajaran, (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis

melalui inkuiri kolaboratif, (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis,

dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya. Manfaat

yang yang dapat diambil dari lesson study, diantaranya: (1) guru dapat

mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (2) guru dapat memperoleh umpan balik

dari anggota lainnya, (3) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan

hasil akhir dari lesson study. Lesson study dapat dilakukan melalui dua tipe yaitu

berbasis MGMP dan berbasis sekolah. Dalam tahap awal pengenalan lesson study

tersebut Saito (2005) mengenalkan ada tiga tahap utama lesson study, yakni: (1)

Perencanaan (Plan), (b) Pelaksanaan (Do), dan Refleksi (See). Sehingga dalam

rangka meningkatkan kompetensi guru IPA dan meningkatkan kinerja MGMP

maka perlu kiranya sebuah kegiatan lesson study berbasis MGMP.

Berdasarkan dari pemikiran di atas, penulis dengan segenap kemampuan

(19)

7

Pedagogik Guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Melalui Kegiatan Lesson Study

Berbasis MGMP Di Madrasah Tsanawiyah Se-Kota Binjai”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas dapat

diidentifikasikan beberapa masalah yang antara lain: (1) guru sekolah/madrasah

memiliki tingkat kelayakan mengajar yang rendah, (2) guru-guru Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) umumnya hanya dapat menguasai 60 % dari mata

pelajaran IPA yang diujikan, (3) setelah kembali ke sekolah/madrasah guru

peserta pendidikan dan pelatihan mengajar seperti kebiasaannya sebelum

pelatihan (cara konvensional), (4) berbagai indikator mutu pendidikan belum

menunjukkan peningkatan kinerja MGMP yang berarti, (4) kegiatan MGMP

kurang memperhatikan pada proses kinerja.

1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya lingkup yang diuraikan, maka untuk menghindari

pembiasan dan salah memahami pembahasan, maka penulis membatasi lingkup

permasalahan yang akan dibahas. Adapaun batasan masalah yang dimaksud

adalah sebagai berikut: (1) penelitian dilakukan pada guru IPA tingkat Madrasah

Tsanawiyah yang menjadi pengurus dan anggota MGMP Gugus 1 MTs Negeri

Binjai berjumlah 25 orang, (2) penelitian ini dibatasi untuk melihat peningkatan

kompetensi pedagogik guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai dengan

(20)

8

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah dalam

penelitian ini, maka permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan: (1) apakah

kegiatan lesson study berbasis MGMP dapat meningkatkan kompetensi pedagogik

guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai?, (2) bagaimana peningkatan

kompetensi pedagogik guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai setelah

melaksanakan kegiatan lesson study berbasis MGMP?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini

difokuskan pada pembahasan untuk mengetahui: (1) peningkatan kompetensi

pedagogik guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai dengan adanya

kegiatan lesson study berbasis MGMP, (2) besarnya peningkatan kompetensi

pedagogik guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai dengan adanya

kegiatan lesson study berbasis MGMP.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan terhadap hasil penelitian ini adalah: (1) sebagai

informasi bagi para guru mata pelajaran IPA khususnya dan guru umumnya

tentang bagaimana efektifitas kegiatan lesson study berbasis MGMP, (2)

diharapkan dijadikan dasar pemikiran dalam pengambilan keputusan pengurus

MGMP dalam memilih jenis yang tepat dalam kegiatan MGMP, (3) sebagai bahan

informasi yang nyata bagi guru tentang kompetensi pedagogik guru IPA

Madrasah Tsanawiyah se-Kota Binjai, (4) sebagai bahan masukan bagi kepala

(21)

9

Tsanawiyah se-Kota Binjai, (5) sebagai bahan masukan bagi Kepala Mapenda

Kementerian Agama Kota Binjai dalam menetapkan kebijakan dalam rangka

meningkatkan kompetensi pedagogik guru IPA Madrasah Tsanawiyah se-Kota

(22)

84

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian tindakan ini, dapat

disimpulkan bahwa kegiatan lesson study berbasis MGMP mampu meningkatkan

kompetensi pedagogik guru IPA MTs se-Kota Binjai. Peningkatan kompetensi

pedagogik guru IPA MTs se-Kota Binjai ini terlihat dari meningkatnya persentase

ketercapaian kompetensi pedagogik guru. Melalui lesson study berbasis MGMP

ini para guru terlatih berfikir ilmiah, melakukan pengkajian terhadap proses

pembelajaran di kelas nyata, menyampaikan saran-saran perbaikan dan menyusun

laporan baik dalam bentuk karya tulis ilmiah maupun hasil observasinya selama

pelaksanaan kegiatan.

Kegiatan lesson study berbasis MGMP meningkatkan persentase

ketercapaian kompetensi pedagogik guru IPA MTs se-Kota Binjai rata-rata

sebesar 6,84%. Demikian juga persentase jumlah guru menurut tingkat kategori

kompetensi pada saat pratindakan 6,67% sangat kompeten, 66,67% kompeten,

dan 26,67% cukup kompeten. Pada saat tindakan I 26,67% sangat kompeten,

53,33% kompeten, dan 20% cukup kompeten. Pada saat tindakan II 33,33%

sangat kompeten dan 66,67% kompeten. Sedangkan dari 10 kompetensi inti

pedagogik pada saat pratindakan terdapat lima kompetensi inti pedagogik belum

mencapai kategori kompeten, setelah tindakan I ada dua kompetensi inti

pedagogik belum mencapai kategori kompeten, dan setelah tindakan II seluruh

(23)

85

5.2. Implikasi

Hasil analisis dan pembahasan penelitian memberikan kesimpulan bahwa

pelaksanaan kegiatan lesson study berbasis MGMP yang diterapkan pada guru

IPA MTs se-Kota Binjai telah berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan

kompetensi pedagogik guru. Penelitian ini menggambarkan betapa pentingnya

peranan kegiatan lesson study MGMP dalam pengembangan kompetensi guru.

Karena proses yang terjadi dalam lesson study berbasis MGMP sangat sistematik

namun cukup sederhana, artinya guru-guru bekerja secara kolaboratif untuk

mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi,

refleksi dan revisi rencana pembelajaran secara bersiklus dan terus menerus.

Sesuai dengan pendapat Slamet Mulyana (2007) bahwa lesson study berbasis

MGMP memiliki dua tujuan utama yakni: (1) guru bisa belajar dari realita

pembelajaran siswa dalam kelas yang nyata, (2) memperkuat latar belakang guru

tentang materi pelajaran atau aspek-aspek pedagogis tertentu.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka perlulah kiranya kegiatan

lesson study berbasis MGMP dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi

guru khususnya kompetensi pedagogik. Bagi stageholder pendidikan, hendaknya

mendukung pelaksanaan lesson study berbasis MGMP. Bagi guru, hendaknya

memanfaatkan kegiatan MGMP secara optimal. Melalui kegiatan ini guru akan

mudah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada tahapan selanjutnya

kegiatan lesson study berbasis MGMP ini juga dapat dikembangkan dengan lesson

(24)

86

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S,.2006. Prosedur Penelitian. Jakarta; Rineka Cipta.

Arikunto, S,. 2010. Penelitian Tindakan, Yogyakarta: Aditya Media.

Ahmadi, dkk,.1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung; Pustaka Setia.

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa

Alwi, Hasan.dkk, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Buku Pedoman Penyelenggaraan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di Lingkungan Madrasah. 1998. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI.

Depdiknas,. 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 Menuju Pembangunan Pendidikan Jangka Panjang. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2008. Standar Pengembangan Kelompok Kerja Guru (KKG) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Devi, K, Poppy, dkk. 2008. Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Kimia Melalui

Kegiatan “MGMP Wilayah”. Jurnal Pendidikan IPA 6(6):30-37. Bandung:

P4TK IPA

Djiwandono, Wulandari, S. 2002. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Gramedia.

Farida. 2008. Sertifikasi Guru. Bandung: Yrama Widya

Hadi, Sutrisno,. 1982. Statistik, Jilid III, Cet. IX, Yogyakarta. Gadjah Mada Pres..

Ilhamuddin, S. 2008. Hubungan Kompetensi Pedagogik Dengan Effektivitas Hasil Pembelajaran.Jurnal Equilibrium, Vol. 4, No.8, Juli-Desember 2008:24-25

Lewis, C.C. 2002. Lesson study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change. Philadelphia: Reseach For better School .Inc.

Ibrohim. 2010. Panduan Pelaksanaan Lesson Study. Malang: UMN.

Panduan Untuk Lesson study Berbasis MGMP dan Lesson study Berbasis Sekolah. 2009. Jakarta: Japan International Coorperation Agency (JICA).

Peraturan Materi Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi akademik dan Kompetensi Guru. (http://

(25)

87

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. (http:// www.hukumonline.com., diakses 10 Maret 2011).

Mahsunah, D.,dkk. 2012. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Badan PSDMPK-PMP

Muslich, M. 2010. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyana, S. 2007. Lesson study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: RemajanRosdakarya.

Riduan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung Alfabeta.

Sabri., Alisuf. 1998. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Saito, E., 2005. Changing Lessons, Changing Learning: Case Study of Study of Piloting activities under IMSTEP. Prosiding Seminar Nasional MIPA dan Pembelajarannya & Exchange Experience of IMSTEP. Malang, 5-6 September.

Salam, Burhanuddi. 2002. Pengantar Pedagogik (Dasar-Dasar Ilmu Mendidik). Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo

Sugiyono,.2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sudjana.2001. Methode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Produksion.

Supriatna, Asep., Hendayana. S., Imansyah, H. & Nahadi. 2009. Lesson study Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Rizqi Press.

Supriatna, Asep., Hendayana. S., Imansyah, H. & Nahadi. 2010. Buku Panduan Implementasi Lesson study. Bandung: Rizqi Press.

(26)

88

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Republik Indosesia Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (http:// www.hukumonline.com., diakses 10 Maret 2011).

Uzer. & Usman, Muhammad. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wijaya, K., Dwitagama, D. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Gambar

Gambar 2.1. Siklus Tahapan Dalam Lesson Study .......................................

Referensi

Dokumen terkait

Menyadari akan hal tersebut, tentunya kita sebagai muslim patut mempertanyakan kembali sejauh mana penerapan hukum syari’ah dalam setiap aktivitas kehidupan kita, terlebih pada

Proses pemungutan dan penagihan melalui penerbitan surat pajak yang langsung diserahkan kepada wajib pajak menjadi kewajiban bagi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur

Hak-hak Adat Masyarakat Dayak dalam Pengelolaan Hutan Di Desa Bahu Palawa.. No Hak Adat Masyarakat dayak

[r]

”Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berorientasi Pendekatan Saintifik Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMA Pada Sma”, Thesis , Makassar: Program

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari latihan stabilisasi terhadap peningkatan teknik double ballet leg dalam cabang olahraga

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat retrospective dengan pengumpulan data dari rekam medis pasien sindrom nefrotik dari tahun 2011 sampai 2012

Layanan Penguasaa n Konten Kompeten si dan kebiasaan dalam kehidupan pribadi Kompetens i dan kebiasaan dalam kehidupan sosial Kompetens i dan kebiasaan dalam kegiatan