Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF
DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN
UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan
Oleh:
Engkos Kosasih
1201358
PROGRAM STUDI PENELITIAN DAN PENGUKURAN PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Oleh: Engkos Kosasih
Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Pasundan Cimahi, 2004
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi
Penelitian dan Pengukuran Pendidikan
© Engkos Kosasih 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang – undang
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HALAMAN PENGESAHAN
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing,
Dr.Budi Susetyo, M.Pd NIP. 19580907 198703 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TESIS INI TELAH DIUJIKAN TAHAP II PADA:
Hari/Tanggal : Senin, 22 Juli 2014
Waktu : 09.00 – 11.00 WIB
Tempat : Ruang Program Studi PPP Lantai 6, SekolahPascaSarjana UPI
Penguji Terdiri dari:
Penguji 1,
Prof. Dr. Asmawi Zaenul, M.ED NIP.
Penguji 2,
Dr.Budi Susetyo, M.Pd NIP. 195809071987031001
Penguji 3,
Dr. Nahadi, M.Si, M.Pd NIP.197102041997021002
Penguji 4
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tanggungjawab yuridis ada pada:
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perbandingan Metoda Standar Setting Angoff dan Nedelsky Dalam Penentuan Standard Setting Kelulusan Ujian Nasional pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMA standard setting yang berbeda, yaitu metoda Nedelsky dan Angoff yang digunakan sebagai acuan patokan bagi peserta tes untuk dinyatakan telah mencapai standar kompetensi maksimum yang diharapkan atau dinyatakan lulus.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif yang digunakan untuk tujuan penelitian ini adalah respon peserta tes terhadap mata pelajaran bahasa Inggris pada Ujian Nasional (UN) SMA program IPS dengan barcode soal USB-E08 tahun pelajaran 2012/2013 di Kabupaten Purwakarta. Data kuantitatif yang digunakan untuk keperluan penelitian ini diperoleh dari estimasi judgment panelis yang kemudian hasil tafsiran panelis tersebut dijadikan acuan dalam menetapkan cut off score batas kelulusan. Data hasil respon peserta tes kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk Z score untuk mendapatkan nilai baku (standardized score). Nilai baku peserta test tersebut yang kemudian dibandingkan dengan cut off score hasil tafsiran panelis untuk mengidentifikasi berapa banyak peserta tes yang dinyatakan lulus. Penetapan cut off score untuk metoda Nedelsky dilakukan dengan teknik trimmed mean, yaitu membuang skor ekstrim tertinggi dan skor terendah dan kemudian menghitung mean dari sisa skor tersebut, untuk metoda Angoff ditetapkan dengan cara menghitung mean dari jumlah skor panelis secara keseluruhan. Untuk menguji perbedaan rata-rata kedua metoda tersebut dilakukan uji statistik dengan The Wilcoxon Signed Rank. Dari hasil temuan tersebut dapat digeneralisasi secara internal bahwa metoda standard setting Angoff memberikan peluang lebih banyak terhadap jumlah proporsi kelulusan peserta tes yang mencapai standar kompetensi minimum yang dipersyaratkan.
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
The Comparison of Angoff and Nedelsky Standard Setting Method to Determine
Indonesia University of Education (UPI) Bandung
Abstract
The objective of the research is to determine national examination cut off score on English subject using standard setting of Angoff and Nedelsky method. This research is a quantitative descriptive. Quantitative data used for the purpose of the research taken in the form of students’ responses against the problems of English used for Senior High School national examination for social sciences program with barcode USB-E08 in Kabupaten Purwakarta academic year 2012/2013. While the quantitative data is obtained from expert judgments which are used to determine cut off score. The data of students’ response is transformed into z score to obtain cut off score, then the result in the form of standardized score is compared by both of the cut off score which have been estimated through the experts judgment process to identify how many respondents who get a minimum competency to pass either by Angoff or Nedelsky Standard setting method. To determine cut off score of Nedelsky method is done by using trimmed mean, that is by eliminating the highest dan the lowest score, average the rest to find mean. For Angoff method, cut off score is determined by computing mean of total panelists score. To compute the difference of mean of two standard setting methods is used Statistical test The Wilcoxon Signed Rank Test. It can be generalized that with Angoff standard setting method, the number of students who are defined passed or obtained the minimum competence is relatively much bigger than Nedelsky one. It could be concluded that Angoff standard setting method has probability more for the students to pass.
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah……….. 1
B. Identifikasi Masalah……… 7
C. Pembatasan Masalah...……… 8
D. Perumusan Masalah...………. 9
E. Tujuan Penelitian...………. 9
F. Mamfaat Penelitian………. 9
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Deskripsi Teoritis……… 11
1. Konsep Evaluasi, Penilaian, dan Pengukuran……… 11
1.1 Evaluasi………. 11
1.2 Penilaian..……….. 12
1.3 Pengukuran……… 13
2. Tujuan, Prinsip, dan Langkah-Langkah Penilaian……… 14
2.1 Tujuan Penilaian...……… 14
2.2 Prinsip Penilaian……… 16
2.3 Langkah-Langkah Penilaian………. 16
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.1 Definisi Tes……… 19
3.2 Jenis-Jenis Tes……… 19
3.3 Tes Berdasarkan Fungsinya……… 20
3.4 Tes Berdasarkan Ranah yang Diukur………. 23
4. Persyaratan Tes yang Baik……… 26
5. Konsep Pendekatan Penilaian……… 28
5.2 Pendekatan Acuan Norma……….. 29
5.3 Pendekatan Acuan Kriteria………. 31
5.4 Penilaian Berbasis Acuan Kriteria……….. 31
B. Ujian Nasional (UN) SMA……… 32
1. Standar Umum Kompetensi……… 33
2. Standar Kompetensi Khusus……… 36
3. Indikator Pencapaian SKL………. 40
4. Item Butir Soal……… 42
5. Kriteria Kelulusan UN……… 42
C. Standar Setting……….. 43
1. Definisi Standard Setting………. 43
2. Metoda Standard Setting……….. 46
3. Prosedur Pelaksanaan Standard Setting……… 50
4. Validasi Internal……….. 52
5. Standard Setting dengan Metoda Nedelsky dan Angoff……….. 54
5.1Metoda Nedelsky……… 54
5.2 Metoda Angoff………. 60
D. Penelitian Sebelumnya yang Relevan……… 63
E. Kerangka Berpikir……….. 65
F. Pengujian Hipotesis Penelitian……… 67
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda, Waktu, dan Tempat Penelitian………. 68
1. Metoda Penelitian……….. 68
2. Waktu dan Tempat Penelitian……… 68
B. Instrumen Penelitian……… 69
C. Populasi dan Sampel Penelitian………. 69
D. Variabel Penelitian……… 71
E. Definisi Operasional……….. 71
F. Alur Penelitian……… 72
G. Teknik Analisis Data………. 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….. 82
1. Deskripsi Data Kualitatif……… 82
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1Indeks Kesukaran Soal……….. 84
2.2 Indeks Daya Beda Butir ……….. 84
2.3 Analisis Distraktor……… 85
2.4 Validasi pengukuran………. 85
2.4 Reliabilitas………. 86
2.5 Kesalahan Baku Pengukuran……….. 86
3. Analisis Kompetensi Kelulusan………. 87
4. Analisis Skor Peserta Tes……….. 88
5. Pengolahan Data Hasil Judgment Panelist………. 89
5.1 Penghitungan Hasil JudgmentMetoda Nedelsky………. 89
5.2 Penghitungan Hasil JudgmentMetoda Angoff………. 90
6. Validasi Internal……….. 90
7. Penetapan Kelulusan……… 92
8. Pengujian Persyaratan Hipotesis………. 93
8.1 Uji Normalitas……… 93
8.2 Uji Homogenitas……….. 94
8.3 Pengujian Hipotesis……….. 95
B. Pembahasan……… 97
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan……… 100
B. Saran……….. 100
DAFTAR PUSTAKA……….. 102
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
No. Hal.
1. Tabel 4.2 Kesukaran Butir Soal …..……… 106
2. Tabel 4.3 Daya Beda Butir Soal ….……… 108
3. Tabel 4.4 Keberfungsian Distraktor ….………. 110
4. Tabel 4.8 Skor Baku Peserta Tes..……….. 113
5. Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Judgment Panelis Dengan Metoda Nedelsky……….. 117
6. Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Judgment Panelist Dengan Metoda Angoff ……….. 119
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : SK Pembimbing Thesis
Lampiran 2 : Surat izin Observasi Penelitian
Lampiran 3 : Transkrip Teks Listening
Lampiran 4 : Naskah Soal UN Bahasa Inggris SMA
Lampiran 5 : Respon Peserta Tes
Lampiran 6 : Out put Analisis Butir Soal dengan Iteman
Lampiran 7 :
Lampiran 8 :
Lampiran 9 :
Lampiran 10:
Judgment Panelis
Hasil Pengolahan Skor Mentah Peserta Tes
Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam praktik pendidikan, guru senantiasa dihadapkan pada
keputusan-keputusan dalam memberikan label pada setiap karakteristik atribut siswa.
Pemberian atribut tersebut dilakukan sebagai hasil dari pengukuran yang
dilakukan dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas. Keputusan-keputusan
tersebut, tidak hanya akan berdampak terhadap pengelolaan pembelajaran di
kelas, tetapi juga terhadap efektifitas program-program untuk meningkatkan
kemampuan siswa melalui program pengayaan (enrichment), program perbaikan
(remedial teaching), kebutuhan siswa terhadap program bimbingan dan
penyuluhan, dan lebih jauhnya lagi terhadap pengambilan kebijakan di tataran
tingkat sekolah.
Pengukuran terhadap berbagai karakteristik atribut siswa dilakukan
melalui kegiatan penilaian kelas (class assessment). Penilaian kelas merupakan
bagian yang integral dari keseluruhan proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru sepanjang rentang waktu berlangsungnya proses pembelajaran. Penilaian
kelas harus memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam rencana program pengajaran. Hasil dari kegiatan penilaian
tersebut digunakan untuk memperoleh pemahaman terhadap pelaksanaan dan
umpan balik (feedback) terhadap hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan,
membuat keputusan berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil pembelajaran, dan
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Mengingat urgensi
penilaian (assessment) seperti yang dijelaskan di atas, maka perencanaan dan
pengadministrasian terhadap kegiatan penilaian (assesment) tersebut harus
dilakukan secara cermat, tepat, dan terarah.
Hasil akhir dari penilaian adalah berupa skor. Skor inilah yang kemudian
menjadi nilai atau atribut yang akan diberikan oleh guru terhadap keberhasilan
2
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan (KTSP), maupun kurikulum 2013, guru telah mengenal istilah kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Sebagaimana yang dinyatakan oleh Badan Standar
Penilaian Nasional (BSNP) dalam panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dijelaskan bahwa penetapan
kriteria minimal ketuntasan belajar tersebut merupakan tahapan awal pelaksanaan
penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan KTSP. Dengan
demikian Kurikulum KTSP yang berbasis kompetensi dan kurikulum 2013 dalam
implementasinya harus menggunakan acuan kriteria dalam penilaian dan
mengharuskan pendidik dan satuan pendidikan menetapkan kriteria minimal yang
menjadi tolok ukur pencapaian kompetensi.
Penetapan KKM tidak hanya dilakukan untuk jenis-jenis tes seperti
ulangan harian (formative test), ulangan semester (summative test) tetapi juga
untuk tes yang berskala nasional misalnya ujian nasional (UN). Dalam UN kriteria
ketuntasan minimal dijadikan sebagai standar dan acuan dalam penentuan
kelulusan siswa, dimana kriteria kelulusan siswa tersebut dinyatakan dalam
indikator butir-butir pencapaian pada standar kompetensi kelulusan (SKL). SKL
tersebutlah yang kemudian menjadi patokan terhadap standar penguasaan atau
standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta tes untuk memperoleh kriteria
kelulusan.
Namun demikian, kondisi empiris yang terjadi di Indonesia menunjukan
bahwa standar minimum kelulusan UN masih merupakan gabungan antara nilai
UN murni dengan nilai US, dengan proporsi 60% untuk nilai UN murni dan 40%
untuk nilai US. Penggabungan nilai tersebut dalam berbagai sisi masih memiliki
banyak kelemahan. Kelemahan yang pertama adalah penggabungan nilai UN dan
US mengandung makna bahwa semua peserta didik akan lulus. Kalau semua
peserta didik akan lulus artinya pendidikan tersebut tidak bermutu. Dengan
demikian penentuan standar kelulusan UN yang mendasarkan kepada nilai
gabungan tersebut menjadi kontraproduktif dengan tujuan dilaksanakannya UN
tersebut.
Sisi kelemahan yang kedua adalah bahwa interferensi guru/sekolah
3
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penyelenggaraan tes yang sebenarnya. Salah satu tujuan diadakan tes adalah untuk
mendapatkan gambaran sejauh mana peserta didik telah menguasai materi
pembelajaran yang sudah disampaikan. Dengan makna lain adalah bahwa
berapapun skor yang diperoleh oleh peserta didik akan selalu merefleksikan
kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Dengan memberikan nilai US yang
relatif besar, walaupun tujuannya sebagai langkah antisipatif agar peserta tes
mendapat peluang lulus lebih besar, dari sudut pandang teori pengukuran dan
evaluasi pembelajaran tetap saja bertolak belakang dan tidak bisa dibenarkan.
Sisi kelemahan berikutnya adalah bahwa sekolah-sekolah tertentu yang
berakreditasi A dan sekolah lainnya yang berakreditasi B atau C memiliki input
siswa, kualitas sumber daya manusia (guru), fasilitas pendukung, dll yang
berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut juga akan berpengaruh terhadap besarnya
nilai US yang diberikan oleh sekolah/guru. Dengan demikian, penetapan
kelulusan UN selayaknya tidak mengacu kepada hasil penggabungan nilai tetapi
berdasarkan kepada skor minimum yang telah ditetapkan.
Sejalan dengan pemikiran yang dideskripsikan dalam kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) maupun kurikulum 2013, tentang penetapan KKM,
peneliti telah mengenal istilah standard setting.Standard setting merupakan suatu
penetapan yang telah ditafsirkan oleh panelist dalam bentuk skor minimal (cut off
score) yang harus dicapai oleh peserta didik tentang aspek pengetahuan dan
keterampilan yang memadai atau kompetensi minimum (minimum competency)
yang harus dicapai. Kaitan antara standard setting dan UN adalah bahwa melalui
standard setting akan ditetapkan skor minimum (cut off score) yang harus
diperoleh peserta didik pada mata pelajaran yang dujian nasionalkan sebagai
prasyarat untuk mendapatkan kelulusan. Penetapan cut off score tersebut lebih
umum digunakan untuk penilaian yang menggunakan pendekatan acuan atau
kriteria.
Secara garis besar, ada dua jenis pendekatan penilaian yaitu 1) pendekatan
dengan menggunakan acuan norma (norm referenced), dimana dalam acuan
norma interprestasi skor peserta tes dibandingkan dengan kemampuan individu
4
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dimana dalam acuan kriteria interprestasi skor dibandingkan dengan level
kemampuan tertentu berdasarkan indikator-indikator pembelajaran.
Sebagai acuan bagi pemerintah dan sekolah/guru dalam menentukan
kelulusan UN, dipandang perlu untuk menerapkan pendekatan penilaian acuan
kriteria. Hal tersebut sejalan dengan prinsip penetapan KKM yang salah satunya
adalah bahwa penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang
dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif
dapat dilakukan melalui professional judgment oleh pendidik yang kompeten di
bidangnya dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman
pendidik dalam mengampu mata pelajaran tertentu di sekolahnya. Sedangkan
metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan
penetapan kriteria yang ditentukan.
Secara teoritis, prinsip pedoman kriteria dalam PAP sendiri telah
berkembang. Beberapa referensi menyebutkan bahwa ada beberapa metoda PAP
yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penetapan kelulusan suatu tes.
Penetapan standar kelulusan yang selanjutnya disebut dengan standard setting
terdiri atas dua kelompok. Kelompok yang pertama adalah penetapan standard
setting yang berbasis kepada pertanyaan atau item tes (judgment about test
questions) yang mendasarkan kepada professional judgment dalam penetapan cut
off score nya. Metoda yang berbasis judgment about test questions tersebut
adalah Metoda Angoff, Modified Angoff’s (Yes/No), Nedelsky, dan Ebel. Sedangkan metoda yang mendasarkan kepada peserta didik (test taker) dalam
menetapkan cut off score nya adalah metoda Bookmark dan Constrasting Group.
Metoda standard setting yang berbasis kepada pertanyaan tes (judgment
about test questions) terdiri atas metoda Nedelsky, Angoff, Modified Angoff, dan
Ebel. Metoda Ebel memiliki dua tahapan prosedur. Pada tahap pertama, tiap-tiap
panelis mengklasifikasikan pertanyaan kedalam kelompok-kelompok dan
kemudian membuat judgment dalam bentuk bilangan numerik tunggal untuk
masing-masing kelompok pertanyaan tersebut. Pengklasifikasian pertanyaan tes
kedalam kelompok tersebut berdasarkan pada dua jenis judgment, yaitu tingkat
5
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(relevance/importance). Kemudian Ebel menganjurkan tiga tingkat kesulitan soal
dengan label mudah (easy), sedang (medium), dan sukar(hard) dan empat kategori
relevansi, yaitu; sangat penting (essential), penting (important), dapat diterima
(acceptable), dan dipertanyakan (questionable).
Metoda Nedelsky dan Angoff sangat menarik dalam banyak konteks
karena prosedur yang digunakan lebih mudah dipahami oleh panelis dan
pengguna tes itu sendiri. Prosedur dalam kedua metoda tersebut mengharuskan
panelis memberikan pertimbangan yang detail terhadap isi tes (test content) secara
spesifik.
Peneliti telah mengkaji dan mengindentifikasi persamaan-persamaan
prosedur yang dimiliki oleh kedua metoda tersebut. Namun demikian, walaupun
terdapat beberapa persamaan, dalam beberapa hal kedua metoda tersebut memiliki
perbedaan dalam menentukan cut off score nya. Perbedaan yang dianggap sangat
penting dan mendasar tersebut yang mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian dan membandingkan kedua metoda tersebut sebagai bahan kajian dan
referensi yang bermanfaat apabila kedua metoda standard setting tersebut
dijadikan kriteria dalam menentukan kelulusan peserta tes.
Metoda Nedelsky, yang diusulkan oleh Leo Nedelsky pada tahun 1954,
hanya dapat digunakan untuk tes dengan bentuk pilihan ganda (multiple choice),
dimana tugas panelis adalah memberikan judgment terhadap tiap opsi butir soal
yang salah atau yang tidak akan dijawab oleh siswa. Jumlah opsi butir soal yang
dieliminasi tersebut akan menentukan proporsi peserta tes menjawab benar. Hasil
akumulasi judgment terhadap keseluruhan opsi butir soal dijadikan sebagai cut off
score ketuntasan/kelulusan dari peserta tes. Kalau dikaitkan dengan teori tes
klasik, judgment yang dilakukan dengan metoda Nedelsky adalah judgment
terhadap daya pengecoh (distractor) dan keberfungsian opsi butir soal (item test
functioning). Dalam hal ini, panelis harus mampu menganalisis setiap opsi butir
soal yang dianggap salah dan tidak akan dipilih oleh peserta tes.
Metoda Angoff, yang diusulkan oleh William H. Angoff pada tahun 1971,
sama halnya dengan prosedur metoda Nedelsky tetapi metoda Angoff bisa
6
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
juga pada bentuk tes lainnya. Dalam metoda Angoff, cut off score dihitung
berdasarkan skor yang diharapkan dari tiap butir pertanyaan, tetapi tidak
berdasarkan pada daya pengecoh (distractor). Panelis mempertimbangkan
tiap-tiap butir pertanyaan secara keseluruhan dan membuat judgment terhadap proporsi
peserta tes yang akan menjawab benar. Kalau dikaitkan dengan teori tes klasik,
penentuan judgment dengan metoda Angoff lebih kepada taraf kesulitan (difficulty
level) dari tiap butir soal. Semakin mudah butir soal, proporsi peserta tes
menjawab benar akan semakin tinggi dan semakin sukar butir soalnya, proporsi
peseta tes menjawab benar akan semakin rendah.
Penulis beranggapan bahwa kedua metoda tersebut bisa dijadikan acuan
dalam penentuan kriteria kelulusan UN. Pertimbangan rasionalnya adalah bahwa
jenis tes seperti UN merupakan jenis tes yang terstandardisasi dengan kualitas
soal yang sangat baik. Perangkat soal dikonstruksi sedemikian rupa sehingga
memenuhi kelayakan suatu tes. Namun demikian, untuk memastikan metoda
mana yang paling tepat diaplikasikan dalam penetapan standard setting kelulusan,
prosedur pertama yang harus ditempuh adalah melakukan perbandingan estimasi
panelis terhadap perangkat tes tersebut. Hal tersebut dimaksudkan bahwa apabila
dikaji dari tingkat kesulitan soal, berapa banyak probabilitas peserta tes yang
diprediksi dapat lulus, dan apabila dikaji dari daya pengecoh (distractor) nya.
berapa banyak probabilitas bagi peserta tes untuk dinyatakan lulus. Walaupun
tingkat kesukaran soal (difficulty level) dengan proporsi 50% soal dengan kategori
mudah, hal tersebut belum bisa dipastikan semua peserta tes akan mampu
menjawab soal tes sebanyak 50% benar. Sebaliknya, dengan daya pengecoh
(distractor) opsi pada butir soal, kemampuan peserta tes yang minimum pun
belum bisa dipastikan dapat menjawab setiap butir soal dengan benar. Dengan
demikian kedua metoda tersebut harus dibandingkan terlebih dahulu, sebelum
sampai kepada keputusan metoda mana yang dianggap paling tepat untuk
dijadikan acuan standar kelulusan dan memberikan proporsi paling banyak bagi
peserta tes untuk dapat lulus.
Mempelajari dan mengkaji begitu banyak penelitian yang terkait dengan
7
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
artikel atau jurnal penelitian yang mencoba membandingkan metoda Nedelsky
dan metoda Angoff dalam penentuan standard setting. Muncul suatu gagasan
mengapa harus metoda Nedelsky dan metoda Angoff yang harus dibandingkan?
Berangkat dari suatu asumsi bahwa metoda nedelsky dan Angoff memiliki
prosedur yang lebih mudah diaplikasikan dan lebih mudah dipahami oleh panelis
dan pengguna tes, maka penulis memandang sangat perlu untuk melakukan
penelitian yang mengkaji secara intensif dan komprehensif terhadap kedua
metoda tersebut, dan kemudian membandingkan jumlah proporsi peluang
kelulusan dari masing-masing metoda tersebut. Hasil temuan dari penelitian yang
dilakukan diharapkan akan sangat bermanfaat dan berdaya guna, tidak hanya bagi
pemerintah, tetapi juga bagi sekolah/guru atau praktisi kependidikan dalam
menetapkan standard setting kelulusan yang tepat. Alasan rasional tersebut di atas
yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan membandingkan
metoda Nedelsky dan metoda Angoff dalam penentuan standard setting kelulusan
UN khususnya pada mata pelajaran bahasa Inggris.
Memahami adanya pendekatan, prinsip, dan prosedur yang berbeda antara
metoda Nedelsky dan metoda Angoff dalam menentukan standadr setting
kelulusan maka peneliti mengangkat judul “Komparasi Metoda Nedelsky dan
Angoff dalam Penentuan Standar Setting Kelulusan UN Pada Mata
Pelajaran Bahasa Inggris SMA” sebagai topik utama yang akan diteliti, dikaji,
dianalisis, dan dinterprestasi secara intensif dan komprehensif. Hasil
temuan-temuan dalam penelitian digunakan untuk menginterprestasi dan menggeneralisasi
metoda yang mana yang lebih tepat untuk diaplikasikan.
B. Identifikasi Masalah
Perbaikan terhadap penyelenggaraan dan pelaksanaan UN harus terus
dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan UN
tersebut. Salah satu revisi yang sangat mendasar dan harus segera
diimplementasikan dalam pelaksanaan UN tersebut adalah sistem pendekatan
8
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi dari sistem penilaian tersebut adalah
sebagai berikut;
1. Terkait dengan nilai minimal pada penilaian akhir untuk semua mata
pelajaran, dijelaskan tentang kriteria kelulusan peserta didik untuk UN,
dimana nilai akhir (NA) merupakan gabungan nilai sekolah dan UN
dengan bobot 40% nilai US dan 60% dari nilai UN. Berdasarkan
pengalaman guru/pendidik bahwa pemberian nilai US oleh sekolah/guru
tersebut tidak mencerminkan kemampuan peserta tes yang sesungguhnya.
2. Penentuan nilai akhir kelulusan juga ditentukan melalui kebijakan
institusi/sekolah, musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) yang masih
belum mencerminkan tujuan dilaksanakannya tes. Sekolah yang
berakreditasi A memiliki sumber daya (guru), input siswa, dan sarana dan
prasarana yang lebih memadai dibandingkan dengan sekolah yang
berakreditasi B atau C. Dengan demikian penetapan nilai akhir kelulusan
masih menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.
3. Penentuan nilai akhir kelulusan melalui standard setting, baik metoda
yang mendasarkan kepada pertanyaan atau item tes (judgment about test
questions) maupun metoda yang mendasarkan kepada peserta didik (test
taker), menjadi alternatif terbaik dalam menetapkan nilai minimal
kelulusan. Dengan demikian, maka pemerintah sebagai penyelenggara dan
sekaligus penanggung jawab pelaksanaan UN dipandang perlu untuk
merevisi sistem penilaian yang digunakan dengan cara
mengimplementasikan metoda standard setting dalam penentuan batas
minimal kelulusan.
C. Pembatasan Masalah
Sebagai kerangka acuan kajian, analisis, interprestasi, dan upaya
memberikan ruang lingkup yang lebih sistematis dan terarah dalam pembahasan
penelitian ini, maka masalah-masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal
9
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Metoda standard setting yang secara khusus akan dibahas secara
komprehensif dalam penentuan nilai akhir kelulusan adalah metoda
Nedelsky dan Angoff.
2. Pembatasan pembahasan terhadap kedua metoda standard setting tersebut
bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam membuat interprestasi dan
generalisasi hasil dari temuan-temuan yang diperoleh.
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang dikemukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Metoda standard setting yang manakah yang memberikan peluang lebih
besar bagi peserta UN untuk dinyatakan luluspada mata pelajaran bahasa
Inggris SMA dengan kompetensi minimum yang dipersyaratkan?
2. Berapakah jumlah proporsi peluang kelulusan berdasarkan kedua metoda
standard setting Nedelsky dan Angoff tersebut?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Untuk membandingkan hasil judgment panelis terhadap dua metoda
standard setting dalam menentukan cut off score kelulusan UN mata
pelajaran bahasa Inggris SMA.
2. Memperoleh gambaran tentang skor baku (standardized score) peserta tes
hasil dari respon peserta tes terhadap UN bahasa Inggris SMA dengan cut
off score hasil judgement panelis terhadap dua metoda standard setting,
yaitu Nedelsky dan Angoff.
3. Menganalisis proporsi banyaknya peserta tes yang lulus berdasarkan
masing-masing metoda standard setting tersebut, dan kemudian membuat
interprestasi dan generalisasi terhadap metoda standard setting yang
manakah yang memberikan peluang yang lebih besar bagi perserta tes
10
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan hasil penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:
1. Kegunaan Secara Teoritis
Kegunaan penelitian secara teoritis adalah bahwa hasil kajian penelitian
ini akan memperkaya khasanah pengetahuan dan perkembangan ilmu
pendidikan, terutama dalam pengembangan metoda pendekatan penilaian
sehingga hasil temuan penelitian akan menjadi bahan rujukan dalam
menentukan cut off score, baik untuk kepentingan kelulusan UN atau
tes-tes lain yang terstandardisasi, maupun dalam penentuan ketuntasan belajar
(mastery learning) melalui penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
2. Kegunaan Secara Praktis
a. Pada tataran tingkat sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi yang positif bagi pemerintah, sekolah/guru, dan praktisi
kependidikan dalam hal mengaplikasikan dan mengimplementasikan
metoda standar setting yang digunakan dalam penilaian (assessment),
dan untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis dalam penilaian
hasil pembelajaran.
b. Hasil penelitian memungkinkan untuk didesiminasikan oleh guru-guru
bahasa Inggris melalui kegiatan MGMP sebagai upaya untuk
memberikan input yang bermamfaat dalam membuat keputusan hasil
pendidikan dan memperbaiki praktik penilaian hasil pembelajaran
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metoda, Waktu dan Tempat Penelitian
Pada Bab III ini akan dibahas berbagai aspek yang berkaitan dengan
metodologi penelitian seperti metoda penelitian, waktu dan tempat penelitian,
sampel penelitian, instrument penelitian, variabel penelitian, definisi operasional
variabel penelitian, alur peneitian, teknik analisis data, dan hipotesis penelitian.
1. Metoda Penelitian
Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda
deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
respon peserta UN bahasa Inggris SMA se-Kabupaten Purwakarta tahun pelajaran
2012/2013 dengan barcode soal USB-E08, program IPS. Selain itu, data
kuantitatif penelitian juga berasal dari panelist berupa hasil judgment terhadap
butir soal UN dengan menggunakan metoda standard setting dari Nedelsky dan
Angoff. Hasil judgment panelist tersebut berupa cut off score yang kemudian
digunakan untuk menentukan kelulusan peserta tes dalam UN bahasa Inggris.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Pengumpulan data penelitian dilakukan pada awal bulan Maret 2014. Data
penelitian yang pertama berupa respon peserta tes berasal dari Pusat Penilaian
Pendidikan (PUSPENDIK) Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
Jakarta. Kegiatan selanjutnya dilakukan pada minggu ke 1 bulan April 2014, yaitu
pengambilan data kuantitatif melalui diskusi panel dengan guru-guru SMA yang
tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bahasa Inggris
Kabupaten Purwakarta yang diselenggarakan di SMA Negeri 2 Purwakarta
sebagai sekretariat kegiatan MGMP, yang kemudian beberapa guru tersebut
bertindak sebagai panelis. Kegiatan diskusi panel tersebut berupa pengarahan dan
69
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan pendekatan metoda Angoff dan Nedelsky. Untuk metoda Angoff, panelis
menganalisis tingkat kesulitan (difficulty index) butir soal dan memberikan
estimasi berupa proporsi persentase soal yang dijawab benar oleh peserta tes.
Sedangkan untuk metoda Nedelsky, panelist menganalisis keberfungsian
pengecoh (distractor) pada opsi butir soal dan untuk kemudian memberikan
estimasi terhadap opsi tiap butir soal yang dieliminasi atau opsi yang memiliki
probabilitas tidak akan dipilih oleh peserta tes.
Kegiatan berikutnya dilakukan antara kurun waktu bulan April sampai
dengan Mei, yaitu pengolahan dan analisis data sampai kepada tahap akhir
pengolahan dan analisis data, yaitu menggeneralisasi temuan-temuan dalam
penelitian untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah diajukan.
B. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data set yaitu berupa respon peserta UN bahasa Inggris SMA tahun
pelajaran 2012/2013 Program IPS dengan barcode USB-E08 dengan
jumlah butir soal sebanyak 50 butir dalam tes objektif pilihan ganda
(multiple choice);
2. Format estimasi yang digunakan oleh panelist dalam menentukan cut off
score kelulusan untuk kedua metoda standard setting Angoff dan
Nedelsky;
3. Format rekapitulasi hasil estimasi panelist dalam menentukan cut off score
untuk kedua standard setting yang digunakan.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian merujuk
kepada suatu kelompok sebjek yang dipilih untuk mewakili seluruh anggota
kelompok. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Ali (2011: 82) yang
mendefinisikan populasi sebagai berikut:
„Dalam metodologi riset, kelompok besar subjek riset disebut dengan
70
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mewakili kelompok besar itu disebut dengan sampel subjek atau sampel
riset‟
Sejalan dengan pendapat Ali tersebut, populasi dan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:
1. Populasi
Populasi yang digunakan sebagai sumber data penelitian adalah guru bahasa
Inggris SMA yang tergabung dalam MGMP bahasa Inggris se-Kabupaten
Purwakarta yang bertindak sebagai panelis.
2. Sampel
Sampel yang mewakili populasi tersebut adalah guru bahasa Inggris dengan
jumlah 25 panelist.
Ada beberapa teknik penyampelan yang digunakan untuk tujuan
penelitian. Ali (2011: 102) mengklasifikasikan teknik pensampelan sebagai
berikut:
„Secara umum teknik penyampelan dapat dibedakan kedalam dua kategori
utama, yaitu 1) penyampelan berpeluang (probability sampling) dan 2) penyampelan tidak berpeluang (non-probability sampling). Penyampelan berpeluang dilakukan dengan teknik-teknik yang memungkinkan setiap subyek mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai anggota sampel. Teknik-teknik yang termasuk ke dalam kategori ini adalah 1)penyampelan random, 2) penyampelan stratifikasi, 3) penyampelan klaster, 4) penyampelan berjenjang. Adapun yang termasuk kategori penyampelan tak berpeluang adalah 1) penyampelan kuota, 2)
penyampelan purposif, dan 3) penyampelan aksidental‟
Berdasarkan pendapat Ali tersebut, teknik penyampelan yang digunakan
untuk tujuan penelitian ini adalah teknik penyampelan stratifikasi. Penulis
mengindentifikasi karakteristik umum populasi, kemudian mengelompokkan
unit-unit populasi yang berkarakteristik sama dalam berbagai strata untuk kemudian
masing-masing strata tersebut dipilih secara random. Karakteristik umum populasi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Guru bahasa Inggris dengan kualifikasi pendidikan sarjana pendidikan
bahasa Inggris;
71
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Telah memiliki sertifikasi kependidikan.
Kemudian yang menjadi responden adalah peserta UN SMA program IPS
tahun ajaran 2012/2013 dengan barcode soal USB-E08 se-Kabupaten Purwakarta
sebanyak 134 siswa.
D. Variabel Penelitian
Ada dua variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu cut off score dari standard
setting dengan metoda Angoff dan metoda Nedelsky. Sedangkan variabel
terikatnya adalah skor baku peserta tes UN. Menurut pendapat Ali ( 2011:71)
menjelaskan bahwa, “Variabel bebas merupakan variabel yang kemunculannya
diasumsikan menjadi sebab munculnya variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang kemunculannya diasumsikan sebagai akibat dari adanya
variabel bebas.
Pendapat lainnya tentang skor baku juga dikemukakan oleh Naga (2013;117).
Dali menjelaskan bahwa, “Nilai baku adalah letak nilai (jarak) terhadap rerata
yang dinyatakan dengan satuan simpangan baku yakni simpangan baku
jaraknya dari rerata”.
Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa skor baku
adalah skor yang ditunjukan dengan suatu skala dan menggambarkan
72
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Cut off score
Istilah cut off score (cutscore, cut off score, mastery score, passing grade,
passing score, passing criterion) merupakan istilah umum yang digunakan
dalam standard setting ketuntasan/kelulusan. Zieky & Perie (2005: 2)
menjelaskan bahwa;
‘Cut scores are selected points on the score scale of a test. The points are
used to determine whether a particular test score is sufficient for some purpose. For example, student performance on a test may be classified into one of several categories such as basic, proficient, or advanced on the
basis of cut scores’.
Dari penjelasan yang dikemukakan oleh Zieky & Perie tersebut dapat
disimpulkan bahwa cut off score adalah poin tertentu yang digunakan pada
skala skor hasil test yang digunakan untuk menentukan tingkat penguasaan
terhadap kategori yang telah ditetapkan.
Cut off score dari metoda Nedelsky diperoleh dengan cara merata-ratakan skor
(trimmed mean) dari keseluruhan judgment dengan membuang skor yang
ekstrim, yaitu skor yang tertinggi dan skor yang terendah sedangkan cut off
score dari metoda Angoff diperoleh dengan cara merata-ratakan jumlah
proporsi tiap butir soal yang dijawab betul oleh peserta tes dari keseluruhan
judgment yang ditetapkan panelis.
F. Alur Penelitian
Kegiatan penelitian yang dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut ini:
1. Pengolahan data respon peserta tes UN untuk mendapatkan skor mentah
(raw score) dan untuk kemudian skor mentah tersebut ditransformasikan
dengan menggunakan Z score untuk mendapatkan skor baku/skor standar.
2. Pengujian terhadap kelayakan instrumen, yaitu pengujian terhadap
validitas dan reliabilitas perangkat tes yang digunakan.
3. Pengujian terhadap analisis butir soal yaitu pengujian terhadap a) tingkat
kesukaran , b) daya beda, dan c) distraktor.
4. Melaksanakan diskusi panel yang diselenggarakan melalui kegiatan
73
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
panelist yang memiliki persyaratan kualifikasi akademik dan persyaratan
administrasi yang bersedia menjadi panelis. Kepada panelis tersebut
dilakukan diskusi mengenai petunjuk pelaksanaan penentuan estimasi
judgment berdasarkan kedua metoda standard setting yang diberikan.
5. Pengolahan data kuantitatif hasil judgment panelis.
6. Penentuan cut off score berdasarkan hasil judgment panelis untuk kedua
metoda standard setting.
7. Menentukan kelulusan peserta UN dengan cara membandingkan skor baku
yang diperoleh peserta tes dengan cut off score dari masing-masing
metoda standard setting.
8. Melalukan pengujian normalitas dan homogenitas data skor panelis.
9. Melakukan pengujian lebih lanjut terhadap data skor panelis.
10.Tahap akhir dari alur penelitian ini adalah menginterprestasi dan
menggeneralisasi keseluruhan hasil temuan-temuan penelitian.
Secara garis besar alur kegiatan penelitian ini digambarkan dalam bagan alur
seperti di bawah ini:
Pengolahan Data Respon Peserta Tes
Pengujian Instrumen Tes
Pengolahan Data Respon Peserta Tes
74
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Bagan Alur Kegiatan Penelitian
G. Teknis Analisis Data
Teknis analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu:
1. Pengujian persyaratan kelayakan perangkat tes. Uji kelayakan yang
dilakukan adalah pengujian terhadap validitas dan reliabilitas perangkat
tes. Untuk pengujian validitas dilakukan terhadap validitas isi (content Pelaksanaan Diskusi Panel
Pengolahan Data Hasil Judgment Panelis
Penetapan Cut off Score Kelulusan
Pengujian dan Analisis Data dengan Statistik
75
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
validity) yaitu melalui uji kecocokan butir soal dengan indikator pada
Standar Kompetensi Kelulusan (SKL).
2. Kemudian uji reliabilitas perangkat tes dengan menggunakan perhitungan
reliabilitas Cronbach Alpha Penggunaan Cronbach Alpha dikarenakan
skor yang akan didapat berupa skor dikotomi. Berikut persamaan yang
digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas (Juliandi, 2014: 2)
Untuk dijadikan pegangan, para pakar terkait biasanya hanya
menyarankan agar pelaku riset menghindari penggunaan instrumen yang
memiliki derajat kereliabelan rendah. Secara kuantitaif, derajat
kereliabelan dianggap rendah apabila indeks yang diperoleh dari hasil
pengujian adalah sama dengan atau lebih dari 0.40 (r Ali (2011:
141).
3. Pengolahan data hasil respon peserta tes. Kegiatan menginput data hasil
respon peserta tes dimaksudkan mengolah data tersebut untuk
mendapatkan skor mentah (raw score). Data mentah tersebut kemudian
diolah dengan cara mencari standar deviasinya dan ditransformasikan
kedalam z score untuk mendapatkan skor baku/standar. Untuk
mendapatkan skor mentah (raw score), peneliti menggunakan rumus
sebagai berikut.
76
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dan kemudian untuk mendapatkan skor baku, peneliti menggunakan
rumus sebagai berikut;
Z = x (Susetyo, 2011: 37)
dimana:
Z = z skor, X = skor x = rata-rata, S = standar deviasi atau simpangan
baku
Untuk menghindari skor yang bertanda negatif maka digunakan T skor
dimana T skor menggunakan rata-rata X = 50, dan simpangan baku, S =
10, dengan rumus;
Skor baku = 50 + 10z (Susetyo, 2011: 38)
4. Melakukan analisis perangkat tes seperti uji tingkat kesukaran soal
(difficulty level), daya beda (item discrimination), dan keberfungsian
distractor (item functioning respon) dengan menggunakan teori tes klasik
(classical test theory).
a. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal (difficulty level), peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut:
Pi = 0.5 (PTi + PRi), (Susetyo, 2011: 156)
Dimana;
PTi =
fi = peserta yang menjawab benar
PTi = taraf kesukaran butir tes untuk kelompok tinggi ke-I
M = jumlah peserta test
PRi =
fi = peserta yang menjawab benar
77
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu M = jumlah peserta tes
Pembagian tingkat kesukaran menurut Witherington seperti yang
dikutip Susetyo (2011: 154) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tingkat Kesukaran Butir Soal
Rentang Tingkat Kesukaran
0,00 ≤ P ≤ 0,24 Sukar
0,25 ≤ P ≤ 0,74 Sedang
0,75 ≤ P ≤ 1,00 Mudah
b. Untuk menghitung daya beda butir soal (item discrimination) digunakan
rumus;
DP = (Puspendik, 2008: 4)
dimana,
DP : daya pembeda
KA : banyak siswa pada kelompok atas yang menjawab benar
KB : banyak siswa pada kelompok bawah yang menjawab benar
N : banyaknya siswa
Pembagian daya beda menurut Ebel R. (1979: 267) seperti yang dikutip
Susetyo (2011: 161) sebagai berikut:
Tabel 3.2 Indeks Daya Beda
Indeks Daya Beda Keterangan
0,70 ≤ D ≤ 1,0 Butir memiliki daya beda baik sekali
0,40 ≤ D ≤ 0,69 Butir memiliki daya beda cukup baik
0,30 ≤ D ≤ 0,39 Butir memerlukan revisi sedikit atau tidak
0, 20 ≤ D ≤ 0,29 Butir memerlukan revisi atau disisihkan
78
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Untuk menghitung keberfungsian distraktor peneliti menggunakan
rumus;
ρxi = X 100% (Susetyo, 2011: 170)
dimana,
M = jumlah responden
ρxi = proporsi masing-masing pilihan jawaban suatu butir tes Fxi = frekwensi masing-masing pilihan jawaban suatu butir tes.
Susetyo (2011: 172) menjelaskan bahwa suatu distraktor berjalan
dengan baik apabila dapat menggiring peserta tes untuk memilihnya
dan sekurang-kurangnyatelah dipilih oleh peserta minimal 5% dari
jumlah keseluruhan peserta tes.
5. Pengolahan data hasil judgment panelis akan berupa cut off score
kelulusan. Penetapan cut off score dengan metoda Nedelsky digunakan
rumus;
trimmed mean = x
dimana:
x = jumlah skor
N = jumlah panelist
Untuk penghitungan dengan cara trimmed mean, skor yang ekstrim yaitu
skor tertinggi dan skor terendah tidak dihitung atau dieliminasi.
Sedangkan untuk cut off score metoda Angoff digunakan rumus;
dimana:
x = rata rata skor estimasi panelis
79
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Melakukan uji validasi internal terhadap hasil judgment panelis, melalui:
a. analisis konsistensi metoda dengan cara mengestimasi standar error of
judgment(SEj) dengan rumus:
SD
metoda yang digunakan. Analisis dilakukan dengan cara melihat
simpangan baku cut off score dari masing-masing metoda. Kriteria
pengujian terhadap konsistensi inter-judge adalah bahwa kelayakan
suatu metoda dapat dilihat dari nilai simpangan bakunya. Apabila
simpangan baku yang diperoleh semakin kecil maka semakin layak
metoda tersebut digunakan.
7. Mentabulasikan data hasil pengolahan respon peserta tes yaitu berupa skor
baku dengan cut off score dari masing-masing metoda standard setting;
8. Pengujian data analisis lebih lanjut yaitu dengan menggunakan uji statitika
sebagai berikut:
a. Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data
dilakukan dengan menggunakan formula dari statistik uji Lilliefors
80
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Uji statistika berikutnya adalah uji homogenitas varian (uji Levine).
Untuk menguji apakah ragam populasi dari dua sampel
diasumsikan homogen atau tidak maka dilakukan uji homogenitas.
Untuk itu, asumsi homogenitas ragam populasi dari 2 sampel ini
perlu diuji terlebih dahulu. Semua pengujian dilakukan dengan
taraf kepercayaan 5% (α = 0.05)
c. Apabila diasumsikan bahwa ragam populasi dari kedua sampel
adalah homogen maka langkah selanjutnya dilakukan pengujian
statistika dengan uji-t 2 sampel independen. Uji-t (t-test) yang
digunakan adalah untuk sampel berpasangan dimana sampel
berasal dari subjek yang sama.
Untuk pengujian hipotesis dengan uji-t tersebut ditetapkan
hipotesis sebagai berikut:
Angoff dalam penetapan jumlah proporsi kelulusan.
HA = Ada perbedaan antara metoda Nedelsky dan Angoff
dalam penetapan jumlah proporsi kelulusan.
Untuk pengujian perbedaan dua rata-rata populasi ( ),
masing-masing diketahui maka menggunakan rumus sebagai
81
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria Pengujian
Taraf nyata atau signifikansi α, untuk pengujian dua pihak adalah:
H0 diterima jika –z ½ (1-α) < z < z 1/2 (1-α) diperoleh dari daftar
distribusi normal baku dengan peluang ½ (1 – α ), sebaliknya H0
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab V ini akan dibahas beberapa kesimpulan dari hasil
temuan-temuan yang telah dilakukan setelah proses penelitian. Hasil temuan-temuan-temuan-temuan
tersebut akan digunakan untuk menggeneralisasi hasil penelitian dan menjawab
hipotesis penelitian yang telah ditetapkan. Selanjutnya peneliti akan
menyampaikan saran-saran yang mungkin akan sangat bermamfaat bagi pembaca
umumnya dan bagi sekolah/guru pada khususnya terkait dengan
pengimplementasian standard setting untuk tujuan-tujuan tertentu misalnya untuk
penetapan KKM maupun ketuntasan belajar dan kelulusan.
1. Simpulan
Setelah melalui proses pengumpulan, pengolahan, dan analisis data,
kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut;
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian ini, peneliti memutuskan untuk
menerima H0 yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara metoda
Nedelsky dan metoda Angoff dalam penentuan jumlah proporsi kelulusan peserta
tes pada UN mata pelajaran bahasa Inggris. Dengan demikian, kedua metoda
tersebut dapat diaplikasikan secara terpisah dalam penetapan cut off score
kelulusan peserta UN.
2. Saran
Sebagai upaya pengimplementasian standard setting baik untuk keperluan
penetapan KKM ataupun kelulusan, peneliti memiliki saran yang mungkin sangat
bermamfaat bagi pembaca umumnya dan bagi sekolah/guru/praktisi kependidikan
pada khususnya. Beberapa saran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut;
a. Standard setting merupakan salah satu referensi yang bisa digunakan oleh
sekolah/guru/praktisi kependidikan ketika kita ingin melakukan penilaian
101
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Standard setting juga merupakan teknik pendekatan yang relatif mudah untuk
diaplikasikan dalam menentukan batas KKM atau kelulusan peserta didik,
selama perangkat soal yang disusun untuk keperluan test tersebut memiliki
persyaratan kelayakan dalam penggunaannya. Keterlibatan panelist dalam
menentukan judgment, hendaknya guru/praktisi pendidikan yang telah
mengampu mata pelajaran tertentu sedikitnya lima tahun, memahami tentang
konsep pengukuran dan penilaian pembelajaran secara umum.
c. Untuk mengaplikasikan standard setting dengan metoda Nedelsky dan Angoff,
disarankan untuk memberi waktu yang cukup pada panelist. Menganalisis
tingkat kesulitan soal dan daya pengecoh opsi butir soal memerlukan waktu
yang relatif lama untuk mendapatkan estimasi yang tepat.
d. Hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, dengan demikian peneliti akan
mengapresiasi apabila ada pihak terkait yang juga memiliki ketertarikan untuk
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: Pustaka
Cendikia Utama
Anastasi, Anne. (2006). Tes Psikologi.Jakarta : Indeks Kelompok Gramedia.
Bechger, Timo, at all. (2003). The Nedelsky Model for Multiple Chioce Item.
Measurement and Research Departement Report: CITO National Institute
for Educational Measurement Arnhem.
Chang, Lei. (2004). Setting Standards and Detecting Intrajudge Inconsistency
Using Interdependent Evaluation of Response Alternatives. Educational
and Psychological Measurement, Volume 64 No. 5, Oktober 2004,
SAGE . Publication USA.
Connoley, Rob. (2004). Criterion-Referenced Assessment Educational
Developer/Lecturer Teaching & Learning, Faculty of Business & Law
Deakin university.
Corder, Gregory w and Foreman, Dale I. Nonparametrik Statistics for
Non-Statisticians. Wiley: A John Wiley & Sons, Inc., Publication.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.(2013). Pedoman Khusus
Pengembangan Silabus dan Penilaian, Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Green, Sylvia. (2012), Criterion Referenced Assessment as A Guide to Learning
The Importance of Progression and Reliability, A Paper presented at the
association for the study of evaluation in education in Sothern Africa
103
Engkos Kosasih, 2014
KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hadi, Samsul, (2012). Menentukan Batas Kelulusan (Standard Setting) dengan
Metoda Angoff. Disajikan pada workshop penentuan standard setting bagi
guru SMK kelompok teknologi dan rekayasa 29 Desember 2012,
Yogjakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
UNY.
http ://www.azuarjuliandi.com
Huang, Tsai-Wei. Comparing Standard Toughness Through Weighted and
Unweighted Scores by Three Standard Setting Procedures. K@ta: Journal
of Technology Research pp.12-13.
Livingstone, Samuel A. (1982). Passing Scores. USA: Educational Testing
Service
Mardapi, Dj. dan Ghofur, A. (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian;
Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Menengah Umum.
Morgan, Deanna, L. (2011; 1)). Setting Cut Score on Multiple Choice Test. The
College Board Accuplacer Conference, pp.
Nunally, Jum C. (1978). Psychometric Theory, Second Edition, New Delhi: Tata
Mc Grawhill Publishing Company LTD.
Naga, Dali Santun, 2013, Teori Sekor Pada Pengukuran Mental, Jakarta:
Nagarani Citrayasa.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun