• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PEMISAHAN KOMPONEN ZAT WARNA DALAM PERMEN BERDASARKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PEMISAHAN KOMPONEN ZAT WARNA DALAM PERMEN BERDASARKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PEMISAHAN KOMPONEN ZAT WARNA DALAM PERMEN BERDASARKAN MODEL

INKUIRI TERBIMBING

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

oleh

Siti Nur Rokhmah

NIM 1103850

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PEMISAHAN KOMPONEN ZAT

WARNA DALAM PERMEN BERDASARKAN MODEL INKUIRI

TERBIMBING” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak

sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari

ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015

Yang membuat pernyataan,

(3)

SITI NUR ROKHMAH

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PEMISAHAN

KOMPONEN ZAT WARNA DALAM PERMEN BERDASARKAN MODEL

INKUIRI TERBIMBING

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dra. Gebi Dwiyanti, M.Si NIP. 195612061983032002

Pembimbing II

Dr. F.M. Titin Supriyanti, M.S. NIP. 195810141986012001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kimia

(4)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PEMISAHAN

KOMPONEN ZAT WARNA DALAM PERMEN BERDASARKAN MODEL

INKUIRI TERBIMBING

Oleh

Siti Nur Rokhmah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Siti Nur Rokhmah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing, pada topik pemisahan komponen zat warna dalam permen. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap studi pendahuluan dan tahap pengembangan model. Sumber data adalah bahan ajar IPA (buku dan LKS), siswa kelas VII SMP di kota Bandung yang berjumlah 15 orang, guru IPA SMP di kota Bandung yang berjumlah 7 orang, dan dosen Departemen Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang berjumlah 3 orang. Instrumen penelitian yang digunakan berupa pedoman wawancara, lembar analisis LKS praktikum, lembar optimasi, lembar observasi keterlaksanaan tahapan inkuiri, rubrik penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas pada LKS, lembar penilaian guru dan dosen, serta angket respon siswa. Karakteristik LKS praktikum pemisahan komponen zat warna dengan teknik kromatografi kertas yang ada di sekolah, ditinjau berdasarkan ketersediaan informasi alat, bahan dan prosedur, termasuk dalam LKS praktikum dengan tipe instruksi langsung (cookbook). Hasil optimasi prosedur praktikum pemisahan komponen zat warna dalam permen sebagai berikut : sampel zat warna berasal dari permen 2 warna yaitu warna hijau dan coklat, diekstraksi menggunakan pelarut air, dan dipisahkan dengan menggunakan teknik kromatografi kertas dengan 3 jenis pelarut (eluen) yaitu larutan garam 0,1%, alkohol 70% dan aseton. Keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS praktikum yang dikembangkan, berdasarkan keterlaksanaan tahap-tahap inkuiri tergolong sangat baik, dan dari jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan dalam LKS praktikum tergolong baik. Penilaian guru dan dosen terhadap LKS praktikum yang dikembangkan pada aspek kesesuaian konsep, tata bahasa, dan tata letak, serta perwajahan tergolong sangat baik. Respon siswa terhadap LKS praktikum yang dikembangkan tergolong sangat baik.

(6)

Siti Nur Rokhmah, 2015

PENGEMBNGAN LE,BAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PEMISAHAN KOMPONEN ZAT WARNA PERMEN BERDASARKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This research aims to determine the feasibility of a lab worksheets based on a guided inquiry model with the topic separating components of color in candy. The research method used is research and development conducted in two stages, i.e. Preliminary study and development of the model (within limited testing). The data source is learning material for science (book and LKS), 15 students of the VII grade of SMP in Bandung, 7 teachers for science teachers of SMP in Bandung, and the 3 lecturers of Department of Chemistry Education of FPMIPA of UPI. The instruments used were sheet analysis for lab worksheets, interview guides, design optimization, observation sheet, rubric for scoring student’s answer related to the worksheet task, assesment sheets given to teacher and lecturers, and questionnaire students’ responses. The characteristic of lab worksheets separating mixtures with paper chromatography technique in SMP in Bandung, be reviewed based on the availability of information tools, materials, and procedures, including the cookbook lab worksheets. The optimization result of experiment separating color in candy: the sample of a two-color candy which are green and brown, extracted by using water and separated by using paper chromatography technique with 3 kind of solvent (eluen) which are a solution of salt 0,1 %, alcohol 70 %, and aseton. Eligibility lab worksheets were developed based on the stage of inquiry categorized very good and of the students’ answers to the task in the worksheets was categorized into good. The evaluation designated teacher and lecturers of the developed student worksheet based on the suitability of the concept, grammar, layout and appearance was categorized into very good. Students’ responses of the experiment using the developed worksheet was categorized into very good.

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar merupakan pola interaksi antara guru dan siswa dalam

situasi pendidikan. Dalam proses belajar mengajar, diharapkan siswa dapat

berperan aktif dalam menemukan pengetahuan, konsep dan teori. Namun

berdasarkan penelitian Astuti dan Setiawan (2013, hlm. 88), menunjukkan bahwa

sebagian besar pembelajaran IPA di sekolah, masih melibatkan peran guru yang

lebih dominan dari siswa (teacher centered), yang mengakibatkan siswa pasif

dalam pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang

dapat mengembangkan peran aktif siswa, salah satunya adalah model inkuiri

terbimbing.

Inkuiri terbimbing merupakan salah satu jenis model pembelajaran inkuiri,

dengan guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan

awal, dan mengarahkan pada suatu diskusi. Alasan digunakan model inkuiri

terbimbing adalah karena menurut Dahar (2011, hlm. 139) apabila dilihat dari

kemampuan berfikir siswa pada jenjang SMP yang masih membutuhkan arahan

dan bimbingan dalam menemukan sebuah konsep. Dalam implementasinya,

model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat digunakan dengan metode

praktikum. Hal ini sesuai dengan pendapat Rustaman ( 2005, hlm. 109) yang

menyatakan bahwa, metode praktikum paling tepat apabila dilaksanakan untuk

merealisasikan pembelajaran inkuiri, karena dapat mengembangkan peran aktif

siswa dalam pemberian pengalaman langsung untuk menemukan sebuah konsep

melalui kegiatan percobaan. Sejumlah penelitian telah dilakukan pada

pembelajaran praktikum dengan menggunakan inkuiri terbimbing, salah satunya

oleh Wang (2014, hlm. 113) yang menyebutkan bahwa pembelajaran

menggunakan praktikum berbasis inkuiri terbimbing dapat meningkatkan level

pemahaman siswa.

Keberhasilan dan keefektifan pembelajaran menggunakan metode praktikum

ditunjang oleh beberapa faktor, salah satunya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS)

(8)

2

Siti Nur Rokhmah, 2015

PENGEMBNGAN LE,BAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PEMISAHAN KOMPONEN ZAT WARNA PERMEN BERDASARKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru.

Untuk membantu siswa mencapai kompetensi yang diharapkan dalam praktikum,

guru harus menyiapkan LKS Praktikum yang tepat dan sesuai dengan standar

kurikulum. Kurikulum yang berlaku pada tingkat Sekolah Menengah Pertama

(SMP) di Bandung adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Implementasi KTSP memberikan ruang gerak yang luas kepada guru pada setiap

satuan pendidikan dalam mengembangkan LKS secara kreatif dan inovatif.

Menanggapi kondisi demikian menurut Mulyasa (2011, hlm.4) guru dituntut

memiliki kreativitas yang tinggi untuk mengembangkan LKS sesuai prinsip

pengembangannya agar siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Oleh

karena itu perlu dilakukan pengembangan LKS praktikum, agar diperoleh LKS

yang dapat mendukung kegiatan praktikum. Sebelum mengembangkan LKS

praktikum, terlebih dahulu dilakukan optimasi untuk mendapatkan prosedur

praktikum yang optimal.

LKS praktikum yang baik hendaknya dapat membantu guru dalam

memfasilitasi siswa untuk terlibat aktif dalam menemukan konsep melalui

kegiatan praktikum. Hal ini sejalan dengan pendapat Widjajanti (2008, hlm. 3)

bahwa LKS praktikum hendaknya mampu mengajak siswa aktif dalam proses

pembelajaran dan memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep

secara mandiri. Namun kenyataan di lapangan berbeda dengan apa yang

diharapkan, menurut Susiwi (2009, hlm. 12) dalam penelitiannya menjelaskan

bahwa pada umumnya LKS praktikum yang ada di lapangan mengindikasikan

bahwa siswa tidak dilatih berfikir dan berinisiatif sehingga tidak menantang

kemampuan siswa karena prosedur, alat, dan bahan sudah tersedia (cookbook).

Akibatnya dalam melakukan sebuah praktikum siswa tidak berpartisipasi aktif

untuk bereksplorasi dalam menemukan konsep sendiri. Pada penelitian Domin

(2007, hlm. 141) menyebutkan bahwa LKS praktikum berdasarkan model inkuiri

memuat petunjuk, arahan dan informasi yang dapat membimbing siswa

menemukan konsep secara mandiri (student-centered). Dengan menemukan

konsep sendiri, menurut Suryosubroto (2009, hlm. 177) maka hasil yang diperoleh

(9)

3

Penelitian dalam mengembangkan LKS praktikum berdasarkan model inkuiri

terbimbing telah banyak dilakukan pada jenjang SMP, diantaranya oleh Putri dan

Widiyatmoko (2013) yang mengembangkan LKS IPA terpadu berbasis inkuiri

pada tema darah dan penelitian oleh Astuti dan Setiawan (2013) yang

mengembangkan LKS berbasis pendekatan inkuiri terbimbing pada materi kalor,

serta penelitian Waluyo dan Parmin (2014) yang mengembangkan panduan

praktikum IPA terpadu berbasis inkuiri terbimbing pada tema fotosintesis.

Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa LKS praktikum berbasis

inkuiri terbimbing dapat digunakan dengan baik pada pembelajaran IPA ditingkat

SMP/MTs.

Materi pemisahan campuran merupakan salah satu materi dalam mata

pelajaran IPA. Menurut penelitian Witteck, dkk (2007, hlm. 108-119) materi

pemisahan campuran memiliki karakteristik yang dapat menumbuhkan rasa ingin

tahu dan sikap ilmiah siswa dalam menyelidiki berbagai jenis campuran yang

akan dipisahkan, sehingga sangat cocok apabila direalisasikan dengan

menggunakan metode pembelajaran praktikum berdasarkan model inkuiri

terbimbing. Selain itu berdasarkan analisis Standar Kompetensi (SK) 4 yaitu

Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan perubahan kimia, dan

analisis Kompetensi Dasar (KD) 4.2 yaitu melakukan pemisahan campuran

dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan kimia yang menuntut siswa

untuk memiliki pengalaman langsung dalam memisahkan sebuah campuran.

Pada penelitian ini digunakan alat dan bahan yang mudah ditemukan siswa

pada kehidupan sehari-hari. Menurut Lilia (2013, hlm. 85-87) pembelajaran yang

lebih dekat dengan kehidupan siswa dapat meningkatkan respon dan motivasi

siswa dalam belajar IPA, karena dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Oleh

karena itu, peneliti menggunakan zat warna dalam permen sebagai hal yang sering

dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga diharapkan siswa lebih

mudah memahami materi dan mampu mengaplikasikan dalam kehidupan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dilakukan suatu

penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Praktikum

(10)

4

Siti Nur Rokhmah, 2015

PENGEMBNGAN LE,BAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PEMISAHAN KOMPONEN ZAT WARNA PERMEN BERDASARKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah

Keberhasilan pembelajaran dengan metode praktikum ditunjang beberapa

faktor, salah satunya adalah LKS praktikum yang membantu siswa bekerja secara

mandiri yaitu LKS praktikum. Namun menurut Susiwi (2009, hlm.12) fakta di

lapangan menunjukkan kegiatan praktikum masih menggunakan LKS berupa

instruksi langsung atau cookbook. LKS praktikum tipe cookbook tidak membuat

siswa berpartisipasi aktif dalam menemukan sebuah konsep karena siswa hanya

mengikuti prosedur praktikum sesuai dengan langkah-langkah yang telah ada

(teacher-centered). Oleh karena itu diperlukan LKS praktikum yang mampu

membangkitkan peran aktif siswa yaitu LKS praktikum berdasarkan model inkuiri

terbimbing. Menurut Wenning (2005, hlm.7) LKS praktikum berdasarkan model

inkuiri terbimbing menuntun siswa dalam melibatkan keterampilan berpikir dan

bertindak secara mandiri dalam menemukan sebuah konsep (student-centered).

Untuk mendapatkan LKS Praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing yang

baik, diperlukan prosedur praktikum yang optimal, sehingga perlu dilakukan

optimasi terhadap prosedur praktikum yang telah ada sebelumnya. Berdasarkan

hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, ketersediaan LKS Praktikum

berdasarkan model inkuiri terbimbing pada materi pemisahan campuran dengan

cara kromatografi ini belum ada, sehingga perlu untuk membuat LKS praktikum

berdasarkan model inkuiri terbimbing pada topik pemisahan komponen zat warna

dalam permen.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah secara umum untuk penelitian ini adalah “Bagaimana kelayakan LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing pada praktikum pemisahan komponen zat warna dalam

permen?”. Identifikasi rumusan masalah tersebut menghasilkan sub masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana tipe LKS praktikum yang beredar di lapangan pada topik

pemisahan campuran dengan kromatografi kertas?

2. Bagaimana kondisi optimum prosedur praktikum pemisahan komponen zat

(11)

5

3. Bagaimana keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS praktikum

pemisahan komponen zat warna dalam permen yang telah dibuat?

4. Bagaimana penilaian guru dan dosen terhadap LKS praktikum pemisahan

komponen zat warna dalam permen yang telah dibuat?

5. Bagaimana respon siswa terhadap LKS praktikum pemisahan komponen zat

warna dalam permen yang telah dibuat?

D. Pembatasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, maka ruang lingkup masalah yang

diteliti dibatasi pada :

1. Materi pemisahan campuran dibatasi hanya pada materi pemisahan campuran

dengan teknik kromatografi kertas

2. Jenis permen yang digunakan sebagai sampel adalah permen warna-warni

3. Pengembangan LKS praktikum berdasarkan model inkuri terbimbing

dilakukan sampai pengembangan model yang berupa uji coba terbatas, tidak

diteliti pengaruh digunakannya LKS praktikum inkuiri terbimbing terhadap

variabel penelitian lainnya, seperti hasil belajar.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) praktikum pemisahan komponen zat

warna dalam permen berdasarkan model inkuiri terbimbing dan mengetahui

kelayakan LKS Praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing yang

dikembangkan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil pengembangan LKS berdasarkan model inkuiri terbimbing ini

diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan bagi guru IPA SMP/MTs untuk

menggunakan LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing yang

(12)

6

Siti Nur Rokhmah, 2015

PENGEMBNGAN LE,BAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PEMISAHAN KOMPONEN ZAT WARNA PERMEN BERDASARKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam mata pelajaran IPA serta dapat digunakan sebagai contoh

pengembangan LKS praktikum pada topik IPA lainnya.

2. Bagi sekolah, adanya penelitian ini dapat memberikan keuntungan bagi

sekolah dengan diperolehnya LKS praktikum yang dikembangkan, dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan praktikum yang

memanfaatkan material lokal, sehingga dengan adanya peningkatan

kemampuan siswa dapat juga meningkatkan kualitas sekolah.

3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan salah satu dasar atau acuan untuk

mengembangkan penelitian sejenis tentang pengembangan LKS praktikum

berdasarkan model inkuiri terbimbing pada topik materi lainnya.

G. Definisi Istilah

1. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah

terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu

pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru.

(Pemerintah RI, 2002, hlm. 3)

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus

dikerjakan oleh siswa. (Majid, 2009, hlm. 176).

3. LKS praktikum adalah salah satu jenis LKS yang digunakan sebagai panduan

untuk melakukan kegiatan praktikum (Trianto, 2007, hlm.25).

4. Metode Praktikum adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan

kegiatan percobaan (Arifin, 2000, hlm.122)

5. Inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah kegiatan inkuiri dengan guru

membimbing siswa melakukan kegiatan pembelajaran melalui pemberian

pertanyaan awal dan mengarahkannya pada suatu diskusi. (Rustaman, 2005,

hlm. 137).

6. Praktikum Inkuiri terbimbing adalah salah satu bentuk praktikum yang

bersifat investigasi atau penyelidikan dengan tujuan melatih kemampuan

(13)

7

H. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk dapat memahami alur berfikir dalam penelitian ini, diperlukan struktur

organisasi yang disusun secara sistematis. Skripsi ini terdiri dari 5 bab. Bab I

Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka, Bab III Metodologi Penelitian, Bab IV Hasil

Penelitian dan Pembahasan dan Bab V Kesimpulan dan Saran.

Bab I (pendahuluan) berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi

skripsi. Latar belakang menjelaskan alasan yang melatarbelakangi penulis dalam

melakukan penelitian yang berdasarkan fakta-fakta, data-data, referensi, dan

temuan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan

dilakukan. Rumusan masalah menjelaskan masalah yang akan diketahui

jawabannya melalui penelitian yang dilakukan. Pembatasan masalah menjelaskan

tentang batasan masalah yang bertujuan untuk memfokuskan penelitian yang akan

dilakukan agar cakupan penelitian lebih jelas. Tujuan penelitian menjelaskan

tentang tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian yang dilakukan.

Manfaat penelitian menjelaskan tentang manfaat yang diperoleh dari penelitian

yang dilakukan. Struktur organisasi skripsi menjelaskan tentang rincian urutan

penulisan dari setiap bab dan sub bab dalam skripsi.

Bab II (Kajian Pustaka) berisi tentang konsep-konsep dan teori yang

mendukung penelitian seperti mengenai LKS, Lember Kerja Siswa, metode

praktikum, praktikum inkuiri terbimbing, dan tinjauan materi tentang pemisahan

campuran.

Bab III (Metodologi penelitian) berisi tentang sumber data, metode

penelitian, langkah-langkah dalam melakukan penelitian, instrumen penelitian,

dan prosedur pengolahan data.

Bab IV (Hasil penelitian dan pembahasan) berisi tentang pemaparan data

hasil temuan penelitian yang diperoleh pada tahap studi pendahuluan, dan hasil

temuan penelitian pada tahap pengembangan model.

Bab V (Simpulan dan saran) berisi tentang kesimpulan yang menjawab

rumusan masalah penelitian dan saran untuk penelitian berikutnya.

Daftar pustaka berisi semua sumber yang digunakan dalam penyusunan

(14)

Siti Nur Rokhmah, 2015

PENGEMBNGAN LE,BAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PEMISAHAN KOMPONEN ZAT WARNA PERMEN BERDASARKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, didapatkan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Tipe LKS praktikum pemisahan komponen zat warna dengan teknik

kromatografi kertas yang ada di sekolah, ditinjau berdasarkan ketersediaan

informasi alat, bahan dan prosedur, termasuk dalam LKS praktikum dengan

tipe instruksi langsung (cookbook).

2. Hasil optimasi prosedur praktikum pemisahan komponen zat warna dalam

permen sebagai berikut : sampel zat warna berasal dari permen 2 warna yaitu

warna hijau dan coklat, diekstraksi menggunakan pelarut air, dipisahkan

dengan menggunakan teknik kromatografi kertas dengan 3 jenis pelarut

(eluen) yaitu larutan garam 0,1%, alkohol 70%, dan aseton.

3. Keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS praktikum yang dikembangkan,

berdasarkan keterlaksanaan tahap-tahap inkuiri termasuk dalam kategori

sangat baik, dan dari jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan

dalam LKS praktikum termasuk dalam kategori baik.

4. Penilaian guru dan dosen terhadap LKS praktikum yang dikembangkan pada

aspek kesesuaian konsep, tata bahasa, dan tata letak, serta perwajahan

termasuk dalam kategori sangat baik.

5. Respon siswa terhadap LKS praktikum yang dikembangkan termasuk dalam

kategori sangat baik.

B. Saran

Berdasarkan temuan dan pembahasan dapat disarankan sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan perbaikan LKS praktikum yang meliputi :

a. Tata bahasa dalam fenomena yang terdapat dalam LKS praktikum yang

dikembangkan, agar siswa lebih mudah merumuskan masalah dan

(15)

79

b. Perlu adanya tambahan bahan-bahan praktikum yang disediakan pada LKS

yang dikembangkan untuk dijadikan sebagai pengecoh, agar dapat melatih

siswa dalam memilih bahan yang tepat.

2. Untuk mendapatkan LKS praktikum yang teruji keefektifannya dalam

pembelajaran, maka disarankan untuk melakukan pengembangan penelitian

(16)

Siti Nur Rokhmah, 2015

PENGEMBNGAN LE,BAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PEMISAHAN KOMPONEN ZAT WARNA PERMEN BERDASARKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. dkk. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Astuti, Y dan Setiawan, B. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. JPII 2 (1), hlm. 88-92

Chang, R dan Overby, J. (2005). General Chemistry The Essential Concepts. America : McGraw-Hill Companies.

Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Erlangga

Deters, K.M. (2005). Student Opinions Regarding Inquiry-Based Labs. Journal of Chemical Education, 82 (8), hlm. 1178-1180.

Domin, D.S. (2007). Student’s Perceptions of when conceptual development

occurs during laboratory instructions. Chemistry Education Research and Practice, 8 (2), hlm. 140-152

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar Cet. 9. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Hurvich, L.M dan Jameson, D. (2012). Helmholtz and the Three-Color Theory. The American Journal of Psychology, vol.62, No.1. hlm : 111-114

Johnstone, A.H, dan Shuaili, A. (2001). Learning In The Laboratory : Some Thoughts From The Literature. Journal The Royal Society of Chemistry, 5 (2), hlm. 45-48.

Lilia, L. (2013). Implementasi Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi Praktikum Sederhana Berbasis Bahan Alam Lingkungan Siswa Kelas X. (Skripsi). FMIPA Universitas Negeri Semarang : tidak diterbitkan

(17)

81

Mohrig J.R. dkk. (2007). On the Successful Use of Inquiry-Driven Experiment in the Organic Chemistry Laboratory, Journal of Chemical Education, 84 (6), hlm. 3

Mulyasa, E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Pemerintah RI. (2002). Undang-Undang Republik Indonesia No.18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta : Kemristek

Petrucci H.R. dkk. (2011). General Chemistry: Principles and Modern Applications 9th Edition. Canada : Pearson Pentrice Hall

Putri, B.K dan Widiyatmoko, A. (2013). Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Tema Darah di SMPN 2 Tengaran. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, JPII 2 (2) (2013), hlm. 102-106

Riduwan. (2014). Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Skoog, A.D. (2004). Fundamental Of Analytical Chemistry. USA : Thomson Learning Academic

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung : Alfabeta

Sukmadinata, N.S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

(18)

82

Siti Nur Rokhmah, 2015

PENGEMBNGAN LE,BAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PEMISAHAN KOMPONEN ZAT WARNA PERMEN BERDASARKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Susiwi . (2009). Alternative Worksheet for enhancing students’s formal thinking

in Chemistry Laboratory Activities. The 2nd International Conference on Lesson Study. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia, hlm. 1-13

Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Wang, H.P., dkk. (2014). Qualitative Research on the Implementation of Inquiry-based Instruction. Journal of Modern Education Review, USA, 4 (2), hlm. 112-118

Wenning, dkk. (2005). Levels of inquiry hierarchies of pedagogical practices and inquiry processes. Illinois: Department of Physics Illinois State University, 2 (3), hlm. 7

Widjajanti, E. (2008). Kualitas lembar kerja siswa. Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Kimia UNY.

Waluyo, M.E dan Parmin, P. (2014). Pengembangan Panduan Praktikum IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing Tema Fotosintesis Untuk Menumbuhkan Keterampilan Untuk Menumbuhkan Keterampilan Kerja Ilmiah Siswa SMP. Unnes Science Educational Journal, 3 ( 3 ), hlm. 87

Winarno, F.G. (2004). Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Witteck, T., dkk. (2007). A lesson plan on ‘methods of separating matter’ based on the Learning Company Approach – A motivating frame for self-regulated and open lab-work in introductory secondary chemistry lessons. Chemistry Education Research and Practice, 8 (2), hlm. 108-119

Referensi

Dokumen terkait

1) Pikeun pihak pamaréntah, utamana Dinas Pendidikan Jawa Barat kudu mikaweruh kana kapamalian-kapamalian anu masih kénéh tumuwuh sarta dipaké kénéh ku masarakat, ulah

Surat Keterangan Kependudukan adalah bukti yang dimiliki seseorang setelah melaporkan peristiwa penting atau peristiwa yang dialami, meliputi Surat Keterangan

(1) Selain  Penyidik  Pejabat  Polisi  Negara  Republik  Indonesia,  Penyidik Pegawai    Negeri    Sipil  tertentu  di   lingkungan  Instansi  Pemerintah

PADA KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU OFF-TASK PADA ANAK AUTIS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Perbedaan ini antara lain disebabkan perbedaan dalam motivasi kerja" dan sikap kerja yang berbeda antara karyawan yang bahkan memiliki tingkat pendidikan formal

[r]

Judul Makalah : Analisis Perbedaan Prestasi Kerja Dan Kepuasan Ke{a Ditinjau Tingkat Pendidikan Karyarvaa Divisi Umum Dan Sumber Manusia PTa. Jumlah

Dalam proses pengolahan minyak kelapa sawit, proses pemurnian ( clarification ) memiliki peranan yang penting untuk menghasilkan minyak mentah dengan kualitas yang terbaik..