• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Pengaruh Jenis Tanah Kohesif (IP) Pada Uji Kompaksi Standard Proctor.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Pengaruh Jenis Tanah Kohesif (IP) Pada Uji Kompaksi Standard Proctor."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

vii

STUDI PENGARUH JENIS TANAH KOHESIF (IP)

PADA UJI KOMPAKSI STANDAR PROCTOR

Oki Ditya Rivaldy NRP : 0921003

Pembimbing : Ir. HERIANTO WIBOWO, MT.

ABSTRAK

Pada dasarnya, kondisi tanah di alam berbeda-beda dan tidaklah selalu baik bagi keperluan (konstruksi) pembangunan tanggul, bendungan tanah, dan dasar jalan.

Salah satu cara memperbaiki kondisi tanah kohesif yang kurang baik adalah dengan melakukan pemadatan, pada penelitian ini dilakukan pengujian kompaksi dimana contoh tanah uji diambil dari Lapangan Universitas Kristen Maranatha. Tanah yang akan digunakan sebagai benda uji yang diambil pada titik atau lokasi yang berbeda, tanah uji satu di ambil pada kedalaman 1 m dengan IP 24.86%, ditempat yang berbeda tanah uji dua di ambil pada kedalaman 1 m dengan IP 40.68%, tanah uji tiga diambil pada kedalaman 6 m dengan IP 29.82%, dan tanah uji empat diambil pada kedalaman 5 m dengan IP 29.96%, dan metode yang digunakan adalah kompaksi standar proctor. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi tanah setelah distabilkan dengan kompaksi dengan mengetahui nilai berat volume kering

(γd) maksimum dan kadar air (w) optimumnya.

Dari hasil analisi pengujian kompaksi standar proctor, didapat hasil sebagai berikut. Pada tanah 1 dengan IP 27.24 % didapat hasil kompaksi γdry maksimum 1.36 gr/cm3dan w optimum 16%. Pada tanah 2 dengan IP 42.68 %

γdry maksimum 1.24 gr/cm3 dan w optimum 22.5 %. Pada tanah 3 dengan IP

31.11 % γdry maksimum 1.2 gr/cm3 dan w optimum 23.3%. Pada tanah 4 dengan IP 33.41 % γdry maksimum 1.305 gr/cm3 dan w optimum 31 %.

Dari hasil analisa pengujian tentang pengaruh jenis tanah kohesif (IP) pada uji kompaksi standard proctor dapat dinyatakan bahwa semakin besar

nilai IP pada tanah uji semakin menurun pula nilai berat volume kering (γdry)

maksimum.

(2)

viii

STUDY ON THE EFFECT OF COHESIF SOIL (IP)

COMPACTING STANDARD ON TEST PROCTOR

Oki Ditya Rivaldy NRP: 0921003

Pembimbing : Ir. HERIANTO WIBOWO, MT.

ABSTRAK

Basically , soil conditions vary in nature and is not necessarily good for the purposes of ( construction ) construction of levees , dams soil and road base.

One way to improve the condition of poor cohesive soil is compacting , in this study the compaction testing where the test soil samples taken from Maranatha Christian University Square . Land to be used as a test specimen taken at different points or locations , a soil test is taken at a depth of 1 m with 24.86 % of IP , place two different soil test taken at a depth of 1 m with the IP 40.68 % , soil test three taken at a depth of 6 m with the IP 29.82 % , and four soil test taken at a depth of 5 m with the IP 29.96 % , and the method used is the standard proctor compaction . This research is expected to provide an overview of the condition is stabilized by compacting soil after knowing the value of the volume of dry weight ( γd ) and the maximum water content ( w ) optimum .

From the analysis results of standard proctor compaction test , showed the following results . In IP land 27.24 % 1 with the results obtained maximum

compaction γdry 1.36 gr/cm3

From the analysis of the influence of the type of soil testing cohesive ( IP ) in the standard proctor compaction test can be stated that the greater the value of the IP to test the soil decreases the value of the volume of dry weight (

γdry ) maximum.

(3)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv

KATA PENGANTAR ... v

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 2

1.4 Sistematika Penulisan ... 2

BAB II STUDI PUSTAKA ... 4

2.1 Tanah ... 4

2.1.1 Tanah kohesif ... 4

2.1.2 Tanah non Kohesif ... 5

2.2 Klasifikasi Tanah ... 5

2.3 Sifat Fisik Tanah ... 8

2.4 Pemadatan Tanah ... 12

2.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemadatan ... 14

2.4.2 Struktur dan Sifat Tanah yang Dipadatkan ... 16

2.4.3 Spesifikasi Pemadatan di Lapangan ... 17

2.4.4 Kontrol Lapangan Untuk Pemadatan ... 19

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 21

3.1 Rencana Kerja ... 21

3.2 Persiapan Contoh Tanah Uji ... 22

3.2.1 Pemilihan dan Pengambilan Contoh Tanah Uji ... 22

3.2.2 Pembuatan Contoh Tanah Uji ... 24

3.3 Pengujian Pendahuluan ... 24

3.3.1 Pengujian Berat jenis Butir (Specific Gravity) ... 24

3.3.2 Pengujian Index Properties ... 29

3.3.3 Pengujian Atterberg Limit ... 32

3.4 Pengujian Kompaksi (Compaction Test) ... 41

3.4.1 Hasil Dari Prosedur Pengujian Kompaksi ... 49

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 58

4.1 Analisis Data Pengujian Pendahuluan ... 58

4.1.1 Specific Gravity ... 58

4.1.2 Index Properties ... 59

4.1.3 Atterberg Limits ... 60

(4)

x

4.2.1 Pengujian kompaksi dengan jenis tanah uji 1 ... 61

4.2.2 Pengujian kompaksi dengan jenis tanah uji 2 ... 62

4.2.3 Pengujian kompaksi dengan jenis tanah uji 3 ... 63

4.2.4 Pengujian kompaksi dengan jenis tanah uji 4 ... 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Simpulan ... 67

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(5)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Diagram Plastisitas (ASTM ,Casagrande) ... 8

Gambar 2. 2 Batas-batas Atterberg ... 10

Gambar 2. 3 Kurva hasil uji pemadatan pada berbagai jenis tanah (ASTM D-698) ... 15

Gambar 2. 4 Berbagai bentuk kurva pemadatan (lee dan suedkamp, 1972) ... 15

Gambar 2. 5 Pengaruh kualitatif dari pemadatan terhadap tekstur dan tekstur tanah. (Diambil dari lambe, 1958.) ... 17

Gambar 2. 6 pertimbangan ekonomis dalam memperoleh hasil pemadatan ... 19

Gambar 2. 7 Alat pemeriksaan hasil di lapangan; (a) Metode Kerucut pasir. (b) Metode balon karet. (c) Metode nuklir. ... 20

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ... 21

Gambar 3. 2 Lokasi Pengambilan Tanah Uji ... 22

Gambar 3. 3 Sampel Tanah Uji ... 23

Gambar 3. 4 Sketsa Lokasi atau titik Pengambilan Tanah Uji ... 23

Gambar 3. 5 Timbangan ... 24

Gambar 3. 6 Erlenmeyer ... 24

Gambar 3. 7 Pinggan pengaduk ... 25

Gambar 3. 8 Oven ... 25

Gambar 3. 9 Thermometer ... 25

Gambar 3. 10 Botol Ditimbang dalam keadaan kering ... 26

Gambar 3. 11 Botol yang sudah diisi dengan Aquades yang mendidih ... 26

Gambar 3. 12 Adonan tanah yang dibuat menjadi homogen ... 27

Gambar 3. 13 Botol yang sudah diisi adonan tanah ... 27

Gambar 3. 14 Tanah yang sudah di oven ... 27

Gambar 3. 15 Tanah yang dikeluarkan dari erlenmeyer ... 27

Gambar 3. 16 Extruder ... 29

Gambar 3. 22 Tanah di dalam ring yang sudah siap dimasukan dalam oven .... 31

Gambar 3. 23 Diagram fase Tanah... 31

Gambar 3. 24 Groving tool ... 33

Gambar 3. 25 Alat Cassagrande ... 33

Gambar 3. 26 Container... 33

Gambar 3. 27 Scrapper ... 33

Gambar 3. 28 Tanah yang sudah diratakan pada Cassagrande ... 35

Gambar 3. 29 Tanah yang sudah digores oleh Grooving tool ... 35

Gambar 3. 30 Tanah yang sudah diambil tegak lurus alur ... 35

Gambar 3. 31 Tanah yang sudah menutup ... 35

Gambar 3. 32 Timbangan ... 35

Gambar 3. 33 Pelat kaca ... 36

Gambar 3. 34 Container... 36

(6)

xii

Gambar 3. 36 Grafik hubungan antara jumlah pukulan vs kadar air ... 37

Gambar 3. 37 Bagan Plastisitas tanah uji 1 ... 37

Gambar 3. 38 Grafik hubungan antara jumlah pukulan vs kadar air ... 38

Gambar 3. 39 Bagan Plastisitas tanah uji 2 ... 38

Gambar 3. 40 Grafik hubungan antara jumlah pukulan vs kadar air ... 39

Gambar 3. 41 Bagan Plastisitas tanah uji 3 ... 39

Gambar 3. 42 Grafik hubungan antara jumlah pukulan vs kadar air ... 40

Gambar 3. 43 Bagan Plastisitas tanah uji 4 ... 40

Gambar 3. 52 Mold yang sudah diisi tanah sampai batas yang ditentukan ... 48

Gambar 3. 53 Tanah yang sedang ditumbuk sebanyak 25 kali perlapis ... 48

Gambar 3. 54 Mold yang sudah dipasang Collar ... 48

Gambar 3. 55 Tanah ditumbuk lagi sebanyak 25 kali ... 48

Gambar 3. 56 Mold dan contoh tanah ditimbang... 48

Gambar 3. 57 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 1 ... 49

Gambar 3. 58 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 2 ... 50

Gambar 3. 59 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 3 ... 50

Gambar 3. 60 Kurva hubungan kadar air dan berat volume gabungan pada tanah uji 1 ... 51

Gambar 3. 61 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 1 ... 51

Gambar 3. 62 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 2 ... 52

Gambar 3. 63 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 3 ... 52

Gambar 3. 64 Kurva hubungan kadar air dan berat volume gabungan pada tanah uji 2 ... 53

Gambar 3. 65 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 1 ... 53

Gambar 3. 66 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 2 ... 54

Gambar 3. 67 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 3 ... 54

Gambar 3. 68 Kurva hubungan kadar air dan berat volume gabungan pada tanah uji 3 ... 55

Gambar 3. 69 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 1 ... 55

Gambar 3. 70 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 2 ... 56

Gambar 3. 71 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 3 ... 56

Gambar 3. 72 Kurva hubungan kadar air dan berat volume gabungan pada tanah uji4 ... 57

Gambar 4. 1 Bagan plastisitas Gabungan Tanah uji ... 60

Gambar 4. 2 Kurva hubungan berat volume kering (γdry) dan kadar air (w) tanah uji 1 ... 61

Gambar 4. 3 Kurva hubungan berat volume kering (γdry) dan kadar air (w) Tanah uji 2 ... 62

(7)

xiii

Gambar 4. 5 Kurva hubungan berat volume kering (γdry) dan kadar air (w) tanah uji 4 ... 64 Gambar 4. 6 Kurva Gabungan IP yang berbeda pada Kurva hubungan berat

volume kering (γdry) maksimm dan kadar air (w) optimum ... 65 Gambar 4. 7 Kurva hubungan antara hubungan Indeks Plastisitas (IP) dan

berat volume kering (γdry) maksimum ... 65 Gambar 4. 8 Kurva hubungan antara Indeks Plastisitas (IP) dan hubungan

(8)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Sistem Klasifikasi USCS. ... 7

Tabel 2. 2 Some typical values for different of some common soil materials ... 9

Tabel 2. 3 Keterangan Nilai Gs ... 10

Tabel 2. 4 Batasan Indeks Plastisitas ... 11

Tabel 3. 1 Perbedaan cara percobaan proctor dan AASHTO berdasarkan standard dan modified ... 42

Tabel 4. 1 Nilai Gs semua tanah uji ... 58

Tabel 4. 2 Hasil Index Properties Tanah uji ... 59

Tabel 4. 3 Beberapa nilai untuk perbedaan dari beberapa bahan tanah umum ... 59

Tabel 4. 4 Nilai Atterberg Tanah uji ... 60

Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Kompaksi no.1 ... 61

Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Kompaksi Standar Proctor ... 62

Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Kompaksi Standar Proctor ... 63

Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Kompaksi Standar Proctor ... 64

(9)

xv

DAFTAR NOTASI

A Area

D Diameter

e Angka pori

Gs Berat spesifik butir tanah

GT Berat jenis air

Ic Consistency Index

If Flow Index

Sr Derajat kejenuhan

T Suhu

V Volume total

Vs Volume butiran padat

Vv Volume pori

γ’ Berat volume tanah efektif γd Berat volume tanah kering γw Berat volume air

(10)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN ... 72

Lampiran 1 Pengujian Specific Gravity... 72

Lampiran 2 Pengujian Index Properties... 75

Lampiran 3 Pengujian Atterberg Limits ... 80

(11)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang

sedang gigih dalam upaya pembangunan di dalam berbagai konstruksi bangunan

contohnya pembangunan bendungan, jalan raya, jembatan, dan gedung-gedung

bertingkat, bangunan yang didirikan pun bermacam-macam ada yang didirikan

diatas lahan yang kosong, ada yang didirikan diatas lahan yang dahulunya pernah

ada bangunan yang berdiri lalu diratakan sejajar tanah, dan ada juga yang

didirikan diatas tanah yang dahulunya adalah kawasan persawahan atau di atas

tanah yang tidak rata yang membutuhkan penggalian atau penimbunan.

Pada perencanaan kompaksi tanah untuk jalan raya, bendungan, dan

banyak struktur teknik lainnya, tanah yang renggang haruslah dipadatkan untuk

meningkatkan berat volumenya. Pemadatan tersebut berfungsi untuk

meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya

dukung pondasi di atasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya

penurunan tanah yang tidak diinginkan

Permasalahan yang biasa terjadi di lapangan pada saat kompaksi salah

satunya adalah pada proses penimbunan, karena bila terjadi ketidaksesuaian

tingkat kepadatan tanah timbunan, maka hal ini akan menimbulkan perbedaan

daya dukung serta penurunan. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam

jenis-jenis tanah yang bervariasi, namun pada umumnya berupa tanah lempung,

dan bangunan di atas tanah lempung sering menimbulkan beberapa permasalahan,

diantaranya daya dukung tanah dan pemampatan tanah. Daya dukung tanah

lempung pada umumnya rendah, ini disebabkan kuat geser tanah lempung kecil,

sehingga bila tegangan geser yang ditimbulkan pondasi besar maka bangunan

akan runtuh. Sedangkan pemampatan tanah lempung biasanya relatif besar dan

berlangsung cukup lama. Pemampatan tanah yang besar dapat menurunkan

stabilitas konstruksi, bahkan apabila terjadi perbedaan penurunan antar pondasi

(12)

2

Universitas Kristen Maranatha

bangunan yang didirikan di atas tanah lempung harus memperhatikan dan

memperhitungkan berapa besar daya dukung dan berapa besarnya pemampatan

tanah.

Pada tugas akhir ini akan di bahas mengenai pengujian kompaksi

terhadap sample jenis-jenis tanah yang berada di lingkungan Maranatha dengan

menggunakan alat standard proctor

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah menguji jenis tanah kohesif dengan

cara dikompaksi.

Tujuannya Untuk mengetahui pengaruh jenis tanah kohesif (IP) terhadap

kadar (γ) dry maksimum dan (w) kadar air optimum.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bahan Uji yang digunakan pada pengujian ini berupa tanah yang diambil dari

lingkungan Universitas Kristen maranatha.

2. Bahan uji menggunakan empat jenis tanah berbeda, dimana keempat jenis

tanah tersebut dapat dilihat langsung dari perbedaan warnanya.

3. Pengujian menggunakan Standar Proctor.

4. Pengujian kompaksi dilakukan untuk mendapatkan parameter-parameter

kompaksi yaitu (w) optimum dan (γ) dry maksimum

5. Pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Universitas Kristen

Maranatha, Bandung.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penelitian adalah sebagai berikut:

BAB I, PENDAHULUAN

Berisi Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup

(13)

3

Universitas Kristen Maranatha

BAB 2, STUDI PUSTAKA

Berisi penjelasan tanah dan klasifikasi tanah kohesif, Penjelasan Pemadatan

Tanah,

BAB 3, PROSEDUR PENELITIAN

Berisi tentang Rencana kerja, persiapan contoh tanah uji, pengujian pendahuluan,

dan pengujian utama dengan melakukan pengujian kompaksi.

BAB 4, PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Berisi tentang data hasil pengujian awal, data hasil pengujian kompaksi, dan

pembahasan hasil analisis data hasil pengujian awal, pembahasan hasil analisis

data hasil pengujian kompaksi.

BAB 5, KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran dari data-data hasil

(14)

67 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil analisa pengujian tentang studi pengaruh jenis tanah kohesif (IP)

pada uji kompaksi standard. Hasil klasifikasi tanah berdasarkan klasifikasi USCS,

tanah uji 1 adalah Lanau Elastis atau Tanah Pasiran (MH), tanah uji 2 adalah

Lanau Elastis atau Tanah Pasiran (MH), tanah uji 3 adalah Lempung Anorganik

dengan Plastisitas Tinggi (CH), dan tanah uji 4 adalah Lanau Elastis atau Tanah

Pasiran (MH). Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil analisi pengujian kompaksi standar proctor, didapat hasil

sebagai berikut. Pada tanah 1 dengan IP 27.24 % didapat hasil kompaksi

γdry maksimum 1.36 gr/cm3dan w optimum 16%. Pada tanah 2 dengan IP

42.68 % γdry maksimum 1.24 gr/cm3 dan w optimum 22.5 %. Pada tanah

3 dengan IP 31.11 % γdry maksimum 1.2 gr/cm3 dan w optimum 23.3%.

Pada tanah 4 dengan IP 33.41 % γdry maksimum 1.305 gr/cm3 dan w

optimum 31 %.

2. Dari hasil analisa pengujian tentang pengaruh jenis tanah kohesif (IP) pada

uji kompaksi standard proctor dapat dinyatakan bahwa semakin besar

nilai IP pada tanah uji semakin menurun pula nilai berat volume kering

(γdry) maksimum.

3. Kesimpulan dari hasil pengujian kompaksi ini adalah tanah 4 dengan IP

(15)

68 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Berikut ini adalah saran-saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya:

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kompaksi dengan menggunakan

alat yang berbeda seperti modified proctor.

2. Sesudah melakukan penelitian di Laboratorium, dapat dibandingkan

dengan alat pemeriksaan hasil di lapangan seperti metode kerucut pasir,

dan metode balon karet, untuk membandingkan hasil γdry (berat volume

kering) di lapangan dan di Laboratorium.

3. Bagi yang sedang melakukan penelitian untuk Tugas Akhir, sebaiknya

disediakan ruangan tersendiri agar terbebas dari gangguan-gangguan luar

(16)

69 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Bowles, Joseph E., Johan K. Hainim, 1986,Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis

Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta.

2. Das, Braja M., 1994, Mekanika Tanah(Prinsip-prinsip Rekayasa

Geoteknis) Jilid 1 &2, Penerbit Erlangga, Jakarta.

3. Hary Christandy Hardiyatmo., 2002, Mekanika Tanah I, Penerbit Gajah

Mada University Press, Yogyakarta.

4. Laboratorium Mekanika Tanah, Prosedur Praktikum Laboratorium

Mekanika Tanah, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

5. Sinaga, Remarto, Ganda, 2006, Pengaruh Kadar Abu Batu Terhadap

Hasil Uji Kompaksi Suatu Tanah Pasir, Skripsi Universitas Kristen

Maranatha, Bandung.

6. Weasley, Laurence D., 2012, Mekanika Tanah Untuk Tanah Endapan dan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji pada kedua cetakan (berdiameter 8 cm dan 5 cm), dimana untuk cetakan diameter 8 cm nilai rata-rata berat isi kering maksimum dan kadar air optimum sekitar 3 % dari

TERHADAP HASIL UJI KOMPAKSI SUATU TANAH PASIR (Studi Laboratorium).” Tugas Akhir ini diajukan sebagai syarat untuk menempuh ujian sarjana Strata-1 di Fakultas Teknik Jurusan

Dalam bab ini berisi tentang data-data mengenai hasil perlakuan pemadatan dengan Proctor Modifikasi ( Modified Proctor ) yang dilakukan, data-data mengenai hasil pengujian dengan

subgrade , pengujian index properties tanah (kadar air, berat jenis, atterberg limit, analisa butiran dan klasifikasi tanah), pengujian pemadatan tanah (berat isi kering

Energi pemadatan tanah akan mempengaruhi suatu karakteristik kurva pemadatan, dimana semakin besar energi pemadatan yang diterima tanah maka efek densifikasinya akan

Perkembangan teknologi dalam pengujian pemadatan menginspirasi Teknik Sipil Universitas Lampung untuk membuat prototipe alat uji tekan modifikasi yang dapat

Pengujian ini bertujuam untuk mengetahui hubungan kadar air dengan berat volume tanah yang akan di uji, kegunaannya untuk menentukan kadar air optimum (Optimum Moisture

Grafik analisa saringan tanah Proyek Meisterstadt Batam 4.8 Hasil Uji Pemadatan Standar Standard Proctor Test Pengujian pemadatan ini bertujuan untuk mencari nilai kadar air optimum