• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah ODHA yang ditemukan berdasarkan provinsi periode Januari Desember 2020 sebanyak orang dan pengobatan ARV sebesar orang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jumlah ODHA yang ditemukan berdasarkan provinsi periode Januari Desember 2020 sebanyak orang dan pengobatan ARV sebesar orang."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

 Jumlah ODHA yang ditemukan berdasarkan provinsi periode Oktober – Desember 2020 (TW IV) 2020 sebanyak 7.670 orang dan pengobatan ARV sebesar 7.123 orang.

 Jumlah ODHA yang ditemukan berdasarkan provinsi periode Januari – Desember 2020 sebanyak 41.987 orang dan pengobatan ARV sebesar 32.925 orang.

 Jumlah ODHA yang ditemukan pada periode Oktober – Desember 2020, sebagian besar terdapat pada kelompok umur 25 - 49 tahun (68,7%) dan berjenis kelamin laki-laki (68%).

(3)

 Jumlah ODHA yang ditemukan pada periode Oktober – Desember 2020 berdasarkan faktor risiko, sebanyak 24,9% homoseksual yang merupakan kelompok populasi LSL (23,6%) dan Waria (1,3%).

 Jumlah kumulatif ODHA ditemukan (kasus HIV) yang dilaporkan sampai dengan Desember 2020 sebanyak 419.551 orang, sedangkan jumlah kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan sampai dengan Desember 2020 sebanyak 129.740.

 Kaskade ODHA yang ditemukan, diobati, dan hasil VL-nya tersupresi sampai dengan Desember 2020 adalah sebagai berikut:

 Jumlah perkiraan ODHA tahun 2020 sebanyak 543.100 orang.

 Jumlah ODHA ditemukan sebanyak 419.551 orang dan sebanyak 359.457 ODHA masih hidup dengan ODHA yang meninggal sebanyak 60.094 orang.

 Jumlah ODHA pernah mulai pengobatan ART sebanyak 262.693 orang.

 Jumlah ODHA pernah mulai pengobatan ART dan masih hidup sebanyak 215.039 orang. dengan jumlah ODHA yang meninggal setelah pernah mulai ART sebanyak 47.654 orang.

Jumlah ODHA putus obat atau lost to follow up (LFU) sebanyak 65.779 orang  Jumlah ODHA menghentikan pengobatan ART sebanyak 6.354 orang.

 Jumlah ODHA yang sedang mendapatkan pengobatan sebanyak 142.906 orang.

 Jumlah ODHA yang sedang mendapatkan pengobatan yang dites VL minimum setelah 6 bulan pengobatan ARV sebanyak 37.068 orang, dengan hasil VL tersupresi sebanyak 33.027 orang.

(4)
(5)

LAPORAN

PERKEMBANGAN HIV AIDS DAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL (PIMS) TRIWULAN IV TAHUN 2020

A. SITUASI HIV AIDS & PIMS TRIWULAN IV (OKTOBER – DESEMBER) TAHUN 2020 1. Penemuan Kasus dan Pengobatan HIV Periode Oktober – Desember 2020

a. Jumlah ODHA ditemukan yang dilaporkan sebanyak 7.670 orang dari 846.785 orang yang dites HIV, dan sebanyak 7.123 orang mendapat pengobatan ARV.

(6)

b. ODHA bayi ≤18 bulan yang ditemukan periode Oktober – Desember 2020 sebesar 13 dari 255 bayi yang dites HIV menggunakan PCR DNA (EID).

c. Persentase ODHA ditemukan periode Oktober – Desember 2020 yang tertinggi terdapat pada kelompok umur 25-49 tahun (68,7%), diikuti kelompok umur 20-24 tahun (17,5%), dan kelompok umur ≥ 50 tahun (8,2%). Berdasarkan jenis kelamin, persentase ODHA yang ditemukan pada laki-laki sebesar 68% dan perempuan sebesar 32% dengan rasio laki-laki dan perempuan adalah 2:1.

d. Persentase ODHA ditemukan periode Oktober – Desember 2020 berdasarkan faktor risiko pada homoseksual 24,9%; heteroseksual 14,7%; dan penggunaan jarum suntik bergantian 0,4%. Persentase tidak diketahui besar (52%) karena bersumber dari lapoPersentasi ODHA ditemukan yang dilaporkan pada kelompok populasi WPS 4%; LSL 23,6%; waria 1,2%; penasun 0,4%; WBP 1,2%; ibu hamil 13%; pasien TB 12,8%; dan pasien IMS 0,7%.

(7)

2. Pemeriksaan Viral Load Periode Oktober – Desember 2020

a. Jumlah ODHA diperiksa viral load setelah 6 bulan ART sebanyak 681 orang, dengan viral load tersupresi sebanyak 623 orang (91%)

b. Jumlah ODHA diperiksa viral load setelah 12 bulan ART sebanyak 1.483 orang, dengan viral load tersupresi sebanyak 1.313 orang (89%)

c. Jumlah ODHA diperiksa viral load setelah ≥24 bulan ART sebanyak 5.954 orang, dengan viral load tersupresi sebanyak 6.660 orang (89%)

3. Penemuan Kasus AIDS Periode Oktober – Desember 2020

a. Jumlah penemuan kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak 1.867 orang. Lima provinsi dengan jumlah kasus AIDS dilaporkan terbesar berturut-turut adalah Papua, Jatim, Jateng, Sulsel, dan Sulut.

b. Kelompok umur 20-29 tahun merupakan kelompok dengan persentase AIDS tertinggi (37,9%), diikuti kelompok umur 30-39 tahun (29,8 %) dan kelompok umur 40-49 tahun (14,6%).

(8)

c. Faktor risiko tertinggi adalah hubungan seks berisiko pada heteroseksual (78,9%), homoseksual (9,11%) dan penggunaan jarum suntik bergantian (7,4%).

d. Terjadi penurunan jumlah kasus AIDS yang dilaporkan di TW IV dibandingkan triwulan III (Juli-September) tahun 2020 (2.286 orang menjadi orang 1.867).

4. Penemuan Kasus PIMS Periode Oktober – Desember 2020

a. Jumlah seluruh kasus PIMS dengan penegakan diagnosa berdasarkan pendekatan sindrom berjumlah 8.329 kasus, sedangkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium berjumlah 10.531 kasus.

b. Jumlah kasus PIMS terbesar berdasarkan kelompok risiko secara berurutan adalah; Pasangan Risti (2.685), LSL (2.524); WPS (1.817); Pelanggan PS (1.050); Waria (207); PPS/Pria Pekerja Seks (13), dan Penasun (12)

c. Jumlah kasus PIMS berdasarkan pendekatan sindrom yang dilaporkan, yaitu: duh tubuh vagina 5.811 kasus, duh tubuh uretra 1.747 kasus, ulkus genital 229 kasus, bubo inguinal 4 kasus, penyakit radang panggul 80 kasus, pembengkakan skrotum 15 kasus, tumbuhan genital/vegetasi 318 kasus, dan duh tubuh anus 55 kasus.

(9)

d. Jumlah kasus PIMS berdasarkan pendekatan pemeriksaan laboratorium yang dilaporkan, yaitu sifilis dini 2.821 kasus, sifilis lanjut 962 kasus, gonore 1.273 kasus, urethritis gonore 1.082 kasus, urethritis non-GO 1.095 kasus, servisitis proctitis 2.728 kasus, LGV 36 kasus, trikomoniasis 338 kasus, dan herpes genital 196 kasus.

No. PENDEKATAN DIAGNOSA Okt – Des 2020

1 Duh tubuh vagina 5.881

2 Duh tubuh uretra 1.747

3 Ulkus genital 229

4 Bubo inguinal 4

5 Penyakit radang panggul 80

6 Pembengkakan skrotum 15

7 Tumbuhan genital/vegetasi 318

8 Konjungtivitis neonatorum - 9 Duh tubuh anus 55

DIAGNOSA SINDROM/ KLINIS Total 8.329 10 Sifilis dini 2.821 11 Sifilis lanjut 962 12 Gonore 1.273 13 Urethritis Gonore 1.082 14 Urethritis non-GO 1.095 15 Servisitis/Proctitis 2.728 16 LGV 36 17 Trikomoniasis 338 18 Herpes Genital 196 DIAGNOSA LABORATORIUM Total 10.531 e. Rasio ulkus genital antara laki-laki dan perempuan adalah 4:5.

5. Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak Periode Oktober – Desember 2020

a. Jumlah ibu hamil berkunjung pertama kali ke ANC sebanyak 180.642 orang. b. Jumlah ibu hamil dites HIV sebanyak 528.012 orang.

c. Jumlah ibu hamil HIV positif sebanyak 999 orang.

d. Jumlah ibu hamil HIV positif mendapat ART sebanyak 385 orang. e. Jumlah ibu hamil dites sifilis sebanyak 169.033 orang.

f. Jumlah ibu hamil yang positif sifilis sebanyak 1.041 orang. g. Jumlah ibu hamil sifilis yang diobati sebanyak 423 orang.

h. Jumlah bayi dari ibu ODHA mendapat profilaksis ARV sebanyak 82 bayi. i. Jumlah bayi dari ibu ODHA dites diagnostik dini HIV sebanyak 255 bayi. j. Jumlah bayi HIV positif sebanyak 13 bayi.

(10)

B. SITUASI HIV AIDS & PIMS PERIODE TAHUN 2020

Laporan periode Tahun 2020 akan berbeda dengan Januari - September 2020 yang dijumlah dengan Oktober - Desember 2020. Hal ini dikarenakan masih adanya layanan yang melapor Januari - September 2020 di periode Oktober - Desember 2020 (layanan yang terlambat melapor).

1. Penemuan Kasus dan Pengobatan HIV Tahun 2020

a. Jumlah penemuan kasus HIV yang dilaporkan dari 3.845.267 orang yang dites HIV adalah sebanyak 41.987 orang, dan 32.925 orang mendapat pengobatan ARV.

(11)

b. ODHA bayi ≤18 bulan yang ditemukan tahun 2020 sebesar 67 dari 998 bayi yang dites HIV menggunakan PCR DNA (EID).

c. Persentase kasus HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun (69,9%), diikuti kelompok umur 20-24 tahun (15,8%), dan kelompok umur ≥ 50 tahun (9,2%). Berdasarkan jenis kelamin, persentase penemuan kasus HIV pada laki-laki sebesar 67% dan perempuan sebesar 33% dengan rasio laki-laki dan perempuan adalah 2:1.

d. Persentase HIV ditemukan berdasarkan transmisi masing-masing secara homoseksual 22,2%; heteroseksual 16,5%; dan penggunaan jarum suntik bergantian 0,5%. Persentasi kasus HIV dilaporkan pada kelompok populasi WPS 3,5%; LSL 21%; waria 1,2%; Penasun 0,5%; WBP 0,9%; ibu hamil 7,6%; pasien TB 5,2%; dan pasien IMS 7,7%.

(12)

2. Pemeriksaan Viral Load Periode Januari – Desember 2020

a. Jumlah ODHA diperiksa viral load setelah 6 bulan ART sebanyak 1.949 orang, dengan viral load tersupresi sebanyak 1.773 orang (91%)

b. Jumlah ODHA diperiksa viral load setelah 12 bulan ART sebanyak 4.042 orang, dengan viral load tersupresi sebanyak 3.673 orang (91%)

c. Jumlah ODHA diperiksa viral load setelah ≥24 bulan ART sebanyak 15.618 orang, dengan viral load tersupresi sebanyak 14.089 orang (90%)

3. Penemuan Kasus AIDS Periode Januari – Desember 2020

a. Jumlah penemuan kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak 8.639 orang. Lima provinsi dengan jumlah kasus AIDS dilaporkan terbesar berturut-turut adalah Papua, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, dan Jawa Timur.

b. Kelompok umur 30-39 tahun merupakan kelompok dengan persentase AIDS tertinggi (33%), diikuti kelompok umur 20-29 tahun (31%) dan kelompok umur 40-49 tahun (18,8%).

(13)

c. Faktor risiko tertinggi adalah hubungan seks berisiko pada heteroseksual (69,6%), homoseksual (18%), penggunaan jarum suntik bergantian (5,9%), perinatal (2,5%), biseksual (1,7%) dan tidak diketahui (1,9%).

d. Terjadi penurunan jumlah kasus AIDS yang dilaporkan dibandingkan triwulan III (Juli-Desember) tahun 2020 (2.286 orang menjadi 1.867 orang).

4. Penemuan Kasus PIMS Periode Tahun 2020

a. Jumlah seluruh kasus PIMS dengan penegakan diagnosa berdasarkan pendekatan sindrom berjumlah 36.169 kasus, sedangkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium berjumlah 53.638 kasus.

b. Jumlah kasus PIMS terbesar berdasarkan kelompok risiko secara berurutan adalah pasangan risti (13.989); LSL (12.706); WPS (9.333); pelanggan PS (4.899); waria (1.071); PPS/ Pria Pekerja Seks (99); dan Penasun (56).

c. Jumlah kasus PIMS berdasarkan pendekatan sindrom yang dilaporkan, yaitu: duh tubuh vagina 24.881 kasus, duh tubuh uretra 7.558 kasus, ulkus genital 1.095

(14)

kasus, bubo inguinal 38 kasus, penyakit radang panggul 602 kasus, pembengkakan skrotum 115 kasus, tumbuhan genital/ vegetasi 1.514 kasus, konjungtivitis neonatorum 6 kasus, dan duh tubuh anus 360 kasus.

d. Jumlah kasus PIMS berdasarkan pendekatan pemeriksaan laboratorium yang dilaporkan yaitu sifilis dini 13.506 kasus, sifilis lanjut 4.931 kasus, gonore 7.036 kasus, urethritis gonore 5.663 kasus, urethritis non-GO 5.379 kasus, servisitis proctitis 14.235 kasus, LGV 147 kasus, trikomoniasis 1.574 kasus, dan herpes genital 1.167 kasus.

e. Rasio ulkus genital antara laki-laki dan perempuan adalah 6:5.

5. Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak Tahun 2020

a. Jumlah ibu hamil berkunjung pertama kali ke ANC sebanyak 804.520 orang. b. Jumlah ibu hamil dites HIV sebanyak 2.404.754 orang.

c. Jumlah ibu hamil HIV positif sebanyak 6.094 orang.

d. Jumlah ibu hamil HIV positif mendapat ART sebanyak 1.816 orang. e. Jumlah ibu hamil dites sifilis sebanyak 753.669 orang.

f. Jumlah ibu hamil yang positif sifilis sebanyak 4.198 orang. g. Jumlah ibu hamil sifilis yang diobati sebanyak 2.098 orang.

h. Jumlah bayi dari ibu ODHA mendapat profilaksis ARV sebanyak 466 bayi. i. Jumlah bayi dari ibu ODHA dites diagnostik dini HIV sebanyak 998 bayi. j. Jumlah bayi HIV positif sebanyak 67 bayi.

C. SITUASI HIV AIDS DAN PIMS TAHUN 1987 SAMPAI DENGAN DESEMBER 2020

No. PENDEKATAN DIAGNOSA 2020

1 Duh tubuh vagina 24.881

2 Duh tubuh uretra 7.558

3 Ulkus genital 1.095

4 Bubo inguinal 38

5 Penyakit radang panggul 602

6 Pembengkakan skrotum 115

7 Tumbuhan genital/vegetasi 1.514

8 Konjungtivitis neonatorum 6

9 Duh tubuh anus 360

DIAGNOSA SINDROM/ KLINIS Total 36.169 10 Sifilis dini 13.506 11 Sifilis lanjut 4.931 12 Gonore 7.036 13 Urethritis Gonore 5.663 14 Urethritis non-GO 5.379 15 Servisitis/Proctitis 14.235 16 LGV 147 17 Trikomoniasis 1.574 18 Herpes Genital 1.167 DIAGNOSA LABORATORIUM Total 53.638

(15)

Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan Desember 2020, HIV AIDS telah dilaporkan oleh 496 (96%) kabupaten/kota dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, terdapat penambahan 12 kabupaten/kota yang melapor dibandingkan triwulan III tahun 2020.

1. Penemuan Kasus HIV s.d. 2020

a. Jumlah kasus HIV yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2020 cenderung meningkat setiap tahun. Jumlah kumulatif kasus HIV yang dilaporkan sampai dengan tahun 2020 sebanyak 419.551 (77% dari target 90% estimasi ODHA tahun 2020 sebesar 543.100).

b. Persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun (69,9 %), diikuti kelompok umur 20-24 tahun (15,8%), dan kelompok umur ≥ 50 tahun (9,2%). (data tersedia sejak tahun 2010). Persentase kasus HIV pada laki-laki sebesar 67% dan perempuan sebesar 33% dengan rasio laki-laki dan perempuan adalah 13:8 (data tersedia sejak tahun 2008).

(16)

c. Persentase HIV ditemukan berdasarkan transmisi masing-masing secara heteroseksual 30,8%; homoseksual 17,2%; dan penggunaan jarum suntik bergantian 4,3% (data tersedia sejak tahun 2010).

d. Lima provinsi dengan jumlah kasus HIV tertinggi adalah DKI Jakarta (70.509), diikuti Jawa Timur (64.333), Jawa Barat (45.881), Papua (39.026), dan Jawa Tengah (38.853).

2. Pengobatan HIV s.d. Desember 2020

a. Kaskade ODHA yang ditemukan, diobati, dan hasil VL tersupresi s.d Desember 2020 adalah sebagai berikut:

 Jumlah perkiraan ODHA tahun 2020 sebanyak 543.100 orang.

 Jumlah ODHA ditemukan sebanyak 419.551 orang dan sebanyak 359.457 ODHA masih hidup dengan ODHA yang meninggal sebanyak 60.094 orang.

 Jumlah ODHA pernah mulai pengobatan ART sebanyak 262.693 orang.

 Jumlah ODHA pernah mulai pengobatan ART dan masih hidup sebanyak 215.039 orang. dengan jumlah ODHA yang meninggal setelah pernah mulai ART sebanyak 47.654 orang.

Jumlah ODHA putus obat atau lost to follow up (LFU) sebanyak 65.779 orang  Jumlah ODHA menghentikan pengobatan ART sebanyak 6.354 orang.

 Jumlah ODHA yang sedang mendapatkan pengobatan sebanyak 142.906 orang.  Jumlah ODHA yang sedang mendapatkan pengobatan yang dites VL minimum

setelah 6 bulan pengobatan ARV sebanyak 37.068 orang, dengan hasil VL tersupresi sebanyak 33.027 orang.

(17)

Keterangan:

 ODHA Ditemukan dan Masih Hidup = ODHA Ditemukan – (ODHA Meninggal Sebelum ART + ODHA Meninggal Setelah Pernah Mulai ART)

 ODHA Pernah Mulai ART dan Masih Hidup = ODHA Pernah Mulai ART – ODHA Meninggal Setelah ART b. Jumlah kumulatif ODHA yang menggunakan rejimen lini 1 sebanyak 138.700 orang

(97%) dan rejimen lini 2 sebanyak 4.206 orang (3%).

3. Pemeriksaan Viral Load s.d Desember 2020

a. Jumlah ODHA diperiksa viral load setelah 6 bulan ART sebanyak 3.347 orang, dengan viral load tersupresi sebanyak 2.979 orang (89%)

b. Jumlah ODHA diperiksa viral load hingga 12 bulan ART sebanyak 7.168 orang, dengan viral load tersupresi sebanyak 6.408 orang (89%)

c. Jumlah ODHA diperiksa viral load setelah ≥24 bulan ART sebanyak 26.553 orang, dengan viral load tersupresi sebanyak 23.640 orang (89%)

4. Penemuan Kasus AIDS s.d Desember 2020

a. Jumlah AIDS yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2020 relatif stabil setiap tahunnya. Jumlah kumulatif AIDS dari tahun 1987 sampai dengan Desember 2020 sebanyak 129.740 orang.

(18)

b. Kelompok umur 30-39 tahun merupakan kelompok dengan persentase tertinggi (33%), kemudian diikuti kelompok umur 20-29 tahun (31%), 40-49 tahun (18,8%), 50-59 tahun (8,3%), dan 15-19 tahun (3,8%).

c. Persentase AIDS pada laki-laki sebanyak 59% dan perempuan 33%. Sementara itu, 8% tidak melaporkan jenis kelamin.

d. Jumlah AIDS tertinggi menurut pekerjaan/status adalah tenaga non profesional (karyawan) (21.015), Ibu rumah tangga (18.682), wiraswasta/usaha sendiri (16.694), petani/peternak/nelayan (6.426), dan buruh kasar (6.154).

(19)

e. Lima provinsi dengan jumlah AIDS terbanyak adalah Papua (24.473), Jawa Timur (21.282), Jawa Tengah (13.111), DKI Jakarta (10.748), dan Bali (9.060).

f. Faktor risiko penularan terbanyak melalui hubungan seksual berisiko heteroseksual (70,3%), homoseksual (8,0%), diikuti penggunaan alat suntik bergantian (7,9%), dan penularan melalui perinatal (2,8%).

(20)

5. Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak Tahun 2017 s.d 2020 a. Kaskade ibu hamil yang mendapatkan pengobatan ARV

Periode Bumil Dites HIV

Bumil HIV Positif

Bumil Masuk Perawatan HIV dan ART

Bumil Mulai ART 2017 1.357.255 3.873 1.972 1.536 2018 1.805.993 5.074 2.366 1.818 2019 2.370.473 6.439 2.374 1.954 2020 2.404.754 6.094 2.211 1.816

b. Kaskade bayi lahir hidup dari ibu HIV

Periode Bayi yang lahir hidup dari bumil ODHA Bayi lahir hidup dari Bumil ODHA yang mendapat profilaksis ARV Bayi lahir hidup dari Bumil ODHA yang mendapat Pemantauan EID Bayi Tidak Terdeteksi HIV Bayi Terdeteksi HIV Bayi HIV Positif yang mendapat ART

2017 785 702 N.A N.A N.A 179

2018 651 548 N.A N.A N.A 151

2019 691 614 1.250 1.127 123 169

2020 498 466 973 909 64 158

c. Kaskade sifilis ibu hamil Periode Bumil Dites

Sifilis Bumil Sifilis Positif Bumil Sifilis Diobati 2017 87.418 2.784 758 2018 214.179 3.081 1.593 2019 423.377 4.937 2.909 2020 753.669 4.198 2.098 D. LAYANAN

1. Pada periode Januari - Desember 2020, layanan HIV AIDS yang aktif melaporkan data layanannya, sebagai berikut:

a. 7.391 layanan Tes HIV dari 9.951 layanan Tes HIV yang pernah melapor.

b. 1.537 layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP), terdiri dari: 1.280 layanan rujukan (dari 1.471 layanan PDP yang sudah diaktivasi) dan 257 layanan satelit.

c. 5.253 layanan PIMS dari 6.219 layanan PIMS yang pernah melapor. d. 67 layanan PTRM dari 92 layanan PTRM yang sudah diaktivasi.

e. 76 layanan alat suntik steril (LASS) dari 142 LASS yang pernah melapor.

f. 32 layanan sudah terintegrasi dalam pemeriksaan VL menggunakan mesin VL konvensional (ABBOTT) dan 69 layanan menggunakan mesin VL Gen Xpert.

(21)

2. Kecukupan Stok ARV

Kecukupan stok ARV Nasional (Pusat dan Provinsi):

3TC(150) : 10,04 bulan ZDV(100) : 36,15 bulan ABC(300) : 2,40 bulan TDF(300)/FTC(200) : 22,18 bulan EFV(200) : 19,10 bulan ZDV(300)/3TC(150) : 10,34 bulan EFV(600) : 9,21 bulan TDF(300)/3TC(300)/EFV(600) : 9,50 bulan LPV(200)/r(50) : 7,39 bulan ZDV(60)/3TC(30)/NVP(50) : 4,34 bulan NVP(200) : 9,69 bulan RPV(25) : 25,78 bulan TDF(300) : 15,85 bulan LPV(100)/r(25) : 3,63 bulan 3. Ketersediaan Logistik non ARV

Berikut ketersediaan stok logistik non ARV yang berada di tingkat pusat dan provinsi:

JENIS LOGISTIK SATUAN PUSATSTOK PROVINSISTOK

OBAT IO/IMS

1 Benzatin Penicilin 2,4 juta IU vial 57.120 25.975

2 Fluconazol 150mg kapsul 1.522.970 48.280

3 Azithromicyn 1000mg+ Cefixime 400mg / Kombipak paket 423.510 46.140

4 Micafungin/micamin 50mg vial 2.871 250

5 Isoniazid 300mg / INH tablet 3.727.000 843.400

6 Vitamin B6 25mg/ Piridoksin tablet 2.414.600 922.000

7 Amphotericin B vial 389 500 8 Pyrimethamine 25mg tablet 887.500 40.970 9 Cotrimoxazole 480mg tablet 0 1.413.000 10 Cotrimoxazole 960 mg tablet 588.200 1.473.990 ALKES 1 Kondom buah 631.872 1.043.488 2 Lubricant buah 0 0

3 Alat Suntik Tuberculin / steril buah 864.100 85.500

4 Alcohol Swab (BD Swab) buah 659.600 70.080

5 DBS Collection box 145 325

REAGEN

1 Rapid HIV 1 test 3.735.150 1.438.920

2 Rapid HIV 2 test 114.450 185.845

3 Rapid HIV 3 test 80.024 116.695

4 Rapid Tes Sifilis tes 0 424.850

5 Viral Load Genexpert test 0 560

6 RPR Sifilis tes 0 359.900

7 FacsCount CD4 Close System tes 141 250

8 FacsCount Control kit kit 31 3

9 BD Facs Clean 5L box 0 1

10 BD Facs Rinse 5L box 13 1

(22)

JENIS LOGISTIK SATUAN PUSATSTOK PROVINSISTOK

12 Trucount CD4 Open System tes 3 0

13 Tritest CD3/CD4 box 0 0

14 CD4 Mobile Pima tes 0 225

15 CD4 Control tes 0 12

16 Facs Lysing Solution kit 0 0

17 Calibrite BD kit 0 0

18 Cryptococcus tes 4.850 0

E. ANALISIS CAPAIAN

1. Jumlah tes HIV pada periode Oktober – Desember 2020 (triwulan IV) menurun jika dibandingkan dengan periode Juli – September 2020 (triwulan III) yaitu dari 876.697 menjadi 846.785. Hal ini dikarenakan dampak dari jumlah kasus Covid-19 yang kembali meningkat dan diberlakukannya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

2. Berdasarkan jumlah ODHA yang mulai pengobatan ARV (32.925 orang) dan jumlah ODHA ditemukan (41.987 orang), maka dapat diasumsikan bahwa capaian pengobatan dini (Test And Treat) sebesar 78%.

3. Jumlah layanan perawatan, dukungan, dan, pengobatan ARV masih jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah layanan tes HIV.

4. Capaian tes viral load bertambah sangat signifikan, yaitu dari 2.979 pada periode Juli-September 2020 menjadi 8.177 pada periode Oktober-Desember. Hal ini dikarenakan telah terselenggaranya Bulan Viral Load

5. Fasyankes yang melaporkan PIMS masih jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah fasyankes yang melaporkan Tes HIV dikarenakan tidak mencatat kasus PIMS yang ditemukan di SIHA.

6. Kasus PIMS pada populasi kunci dan pasangan risiko tinggi masih cukup tinggi, namun belum semua mendapatkan tata laksana yang adekuat.

7. Skrining HIV dan Sifilis belum dilakukan pada semua ibu hamil, dan belum semua mendapatkan pengobatan bagi ibu hamil yang hasilnya positif.

8. Pengadaan APBN 2020 sudah terealisasi dan sudah berproses distribusinya.

9. Pengadaan Global Fund 2020 sudah terealisasi dan ada tambahan yaitu TLD, DTG, EFV200, ABC300, dan ABC60. Obat tersebut sedang dalam proses SAS.

10. Kecukupan stok non ARV diperhitungkan sampai dengan pengadaan tahun berikutnya, sehingga bisa mendukung pelaksanaan program .

11. Kebutuhan logistik non ARV, baik reagen maupun obat relatif sudah tersedia di pusat. Untuk pelican (lubricant), sampai saat ini masih belum bisa dilakukan pengadaan karena sudah ada nomor ijin edarnya, tetapi tidak bisa dilakukan pengadaan dalam negeri karena harga lebih tinggi dari harga di Wambo.

(23)

F. RENCANA TINDAK LANJUT

1. Mendorong Pelaksanaan SPM secara terintegrasi tidak terlepas antara indikator-indikator terkait lainnya (Indikator untuk Ibu Hamil, Indikator TB dll) sebagai tolak ukur perlindungan masyarakat terhadap ancaman HIV.

2. Melakukan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi terhadap implementasi kebijakan test and treat.

3. Melakukan perluasan layanan komperehensif mampu tes dan pengobatan HIV dan PIMS di 34 Provinsi.

4. Penguatan layanan komperehensif dan berkesinambungan HIV dan PIMS dalam rangka pencapaian indikator, monitoring ODHA dalam pengobatan, dan ODHA putus obat.

5. Menjamin pemenuhan logistik (ARV, Non ARV, maupun bahan habis pakai) melalui dana APBN, APBD, dan sumber lain yang tidak mengikat sesuai ketentuan yang berlaku.

6. Tambahan TLD sejumlah 300.000 botol dan DTG sejumlah 100.000 botol akan datang di Akhir November 2020. Obat ini akan didistribusikan untuk 7 Provinsi di Pulau Jawa dan Bali, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, DI Yogyakarta, dan Bali. Sosialisasi TLD untuk 7 Provinsi tersebut akan dilakukan di minggu kedua bulan November 2020

7. Layanan PDP diharapkan dapat mengatur jadwal pemeriksaan viral load bagi ODHA yang telah memenuhi syarat.

8. Melakukan distribusi ke dinas kesehatan provinsi sesuai dengan hasil perhitungan Forecasting, sehingga kebutuhan reagen dan obat terpenuhi dan pencapaian program bisa optimal.

9. Melakukan koordinasi nasional perencanaan kebutuhan logistik, sehingga mempunyai data untuk melakukan pengadaan selanjutnya.

Demikian laporan kami, mohon arahan lebih lanjut dari Bapak Menteri. Atas perkenan dan arahan dari Bapak Menteri, kami ucapkan terima kasih.

Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS

NIP 196405201991031003 Pit. Direktur Jenderal P2P, '")\....

Referensi

Dokumen terkait

Pada alat tenun ini benang lusi dalam posisi vertikal dan selalu tegang karena ada pemberat atau beban, sedangkan benang pakan disisipkan dengan suatu alat yang disebut

Sel prekusor ini merupakan mieloid campuran yang berasal dari sel induk pluripoten.1 Sel-se granulosit setelah keluar dari sumsum tulang dan masuk ke  peredaran darah

APBN Pemerintah..  ruas Batas Kota Brebes - Batas Kota Tegal melewati Kawasan Perkotaan Inti I.1 dan Kawasan Perkotaan Inti I.2;..  ruas Batas Kota Tegal – Batas Kota

Model matematik epidemi penyakit rebah semai pada tanaman kedelai pada setiap perlakuan inokulasi actinomycetes dan VAM dan musim tanam (musim hujan dan musim kemarau)

BERITA ACARA SELEKSI JUDUL SKRIPSI FAKULTAS SYARIAH IAIN SAMARINDA. Hari ini ………. telah dilaksanakan seleksi judul skripsi mahasiswa

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan maksud untuk memperjelas dan mempertajam permasalahan

Onikomikosis pada perenang 23% dibandingkan dengan populasi umum 8%. Jamur yang menyerang kuku dapat menyebar ke kaki menyebabkan tinea pedis. ketika aktivasi

She remembered old movies she’d seen on BBC 2 before she’d left Earth, adventure stories made by the RKO film company, just like the voice in the Cold had said.. She remembered the