• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA MINAT BELI PRODUK OBAT FLU MIXAGRIP DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA MINAT BELI PRODUK OBAT FLU MIXAGRIP DI SURABAYA."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

Puji syukur kehadirat allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya maka skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA MINAT BELI PRODUK OBAT FLU MIXAGRIP DI SURABAYA”, guna memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Ekonomi jurusan Manajemen pada Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan, saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dr. Ir. Teguh Sudarto, M.P. selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Surabaya.

2. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Surabaya. 3. Drs. Ec. Gendut Sukarno, Ms, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Surabaya.

4. Dra. Ec. Hj. Malicha, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan, saran, petunjuk, dan

(2)

6. Semua saudara-saudaraku yang selalu memberi semangat agar aku cepat lulus.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari isi maupun penyajian skripsi ini karena keterbatasan yang ada. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk suatu penelitian selanjutnya bagi pekembangan ilmu pengetahuan.

Surabaya, Juni 2010

Penulis

(3)

KATA PENGANTAR ……….. i

DAFTAR ISI ………... iii

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR ……… viii

DAFTAR LAMPIRAN ……… ix

ABSTRAKSI ………... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Rumusan Masalah ………. 8

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 8

1.4 Manfaat Penelitian ……… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ………... 10

2.2 Kajian Teori ……….. 13

2.2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran ………... 13

2.2.1.1 Pengertian Pemasaran ………... 14

2.2.1.2 Konsep Pemasaran ………... 14

2.2.1.3 Pengertian Bauran Pemasaran ……….. 16

(4)

2.2.2.3 Pemilihan Media Periklanan ………... 22

2.2.3 Sikap (Attitude) serta indikatornya ………... 27

2.2.4 Keyakinan (Confidence) serta indikatornya …... 29

2.2.5 Minat Beli (Inttention) serta indikatornya ………... 30

2.2.6 Hubungan Antar Variabel ... 32

2.2.6.1 Pengaruh Iklan terhadap Sikap Konsumen …... 32

2.2.6.2 Pengaruh Iklan terhadap Keyakinan Konsumen... 33

2.2.6.3 Pengaruh Sikap Terhadap Minat Beli ... 34

2.2.6.4 Pengaruh Keyakinan Terhadap Minat Beli ... 36

2.3 Kerangka Konseptual ... 38

2.4 Hipotesis ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40

3.1.1 Definisi Variabel ... 40

3.1.2 Pengukuran variabel ... 43

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 44

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 46

3.4.1 Asumsi Model ... ... 47

(5)

3.4.1.4 Uji Validitas dan Reliabilitas …………... 49

3.4.2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 50

3.4.3. Pengujian Model dengan Two Step Approach ………. 51

3.4.4 Evaluasi Model ... 52

3.4.5 Pengujian Hipotesis ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 58

4.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 58

4.1.2 Deskripsi Variabel Yang Diteliti ……… 60

4.2 Analisis Data ... 63

4.2.1 Evaluasi Outlier ... 63

4.2.2 Evaluasi Reliabilitas ... 65

4.2.3 Evaluasi Validitas ………... 66

4.2.4 Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted… 67 4.2.5 Evaluasi Normalitas ………... 68

4.2.6 Analisis Model One – Step Approach to SEM ……….. 70

4.2.7 Uji kausalitas ………... 72

4.2.8 Analisis Unidimensi First Order ………... 74

4.3 Pembahasan ……….. 74

(6)

vi

5.2. Saran ……….. 78

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual ………... 40 Gambar 3.1 Contoh Model Pengukuran Faktor Iklan ... 47 Gambar 4.1 Model Pengukuran & Struktural

Advertising. Customer confidence, Customer Attitude & Purchase Intention

Model Specification : One Step Approach – Base Model.. 71

(8)

Tabel 2.1 Profil Kategori Media ... 25

Tabel 3.1 Ukuran Goodness-of-fit (GOF) ………... 53

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 59

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status / Pekerjaan ... 59

Tabel 4.4 Jawaban Responden Mengenai Indikator pada Iklan ... 60

Tabel 4.5Jawaban Responden tentang Indikator Keyakinan Konsumen.. 61

Tabel 4.6 Jawaban Responden tentang Indikator Sikap Konsumen ... 62

Tabel 4.7 Jawaban Responden tentang Indikator Niat Beli ... 63

Tabel 4.8 Outlier Data ………... 64

Tabel 4.9 Reliabilitas Data ... 66

Tabel 4.10 Validitas Data ... 67

Tabel 4.11 Construct Reliability dan Variance Extracted ... 68

Tabel 4.12 Normalitas Data ………... 69

Tabel 4.13 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit ... 71

Tabel 4.14 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit – modifikasi ... 72

Tabel 4.15 Hasil Uji Kausalitas ………... 73

Tabel 4.16 Unidimensi First Order ………. 74

(9)

Oleh

Eka Sri Rahayuz Lifa 0612010238/FE/EM

ABSTRAKSI

Sejalan dengan perkembangan dunia industri, perusahaan saling Salip menyalip untuk mempromosikan produknya melalui media iklan salah satunya pada pasar obat flu. Melalui media iklan tersebut perusahaan menginginkan produknya menjadi merek top (Top Brand), tetapi kenyataanya berbeda dengan yang diinginkan. Seperti yang ditunjukkan dengan data Top Brand pertumbuhan rata-rata mixagrip pada tahun 2007 – 2009 menunjukkan tren penurunan peringkat. Pada tahun 2007 mixagrip menduduki peringkat ke – 2, pada tahun 2008 menduduki peringkat ke – 1, dan pada tahun 2009 mixagrip turun menduduki peringkat ke-2. Penurunan Top Brand mengindikasikan jika produk yang bersangkutan kurang diingat oleh konsumen dan akan mempengaruhi minat beli terhadap produk tersebut. Bila merek yang bersangkutan paling diingat konsumen, maka konsumen akan memilih dan mengkonsumsinya di masa mendatang (Loyal). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa Iklan “Obat Flu Mixagrip” terhadap Minat Beli.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada orang yang pernah melihat dan mendengar iklan Obat Flu Mixagrip. Jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar 110 responden. Dalam penelian ini tidak diketahui besarnya populasi, maka menggunakan Non Probability Sampling dengan metode Accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu/kebetulan ditemui oleh peneliti. Teknik yang digunakan adalah SEM.

Hasil pengujian menunjukkan menunjukkan bahwa pengaruh variabel yang terkait dalam Iklan terhadap Niat Beli. Faktor Iklan berpengaruh positif terhadap Sikap Konsumen, tidak dapat diterima [sinifikan positif]. Faktor Iklan berpengaruh positif terhadap Keyakinan Konsumen, dapat diterima [signifikan positif]. Faktor Sikap Konsumen berpengaruh positif terhadap Niat Beli, dapat diterima [signifikan positif]. Faktor Keyakinan Konsumen berpengaruh negatif terhadap Niat Beli, tidak dapat diterima [signifikan negatif].

Keywords : Iklan, Keyakinan Konsumen, Sikap Konsumen, dan Niat Beli

(10)

1.1 Latar Belakang

Pemikiran yang berorientasi pada pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dielakkan dengan munculnya fase pertumbuhan yang tidak menentu. Ini disebabkan tingginya tingkat persaingan di dunia bisnis. Maka dari itu perusahaan dituntut untuk mencari menemukan dan memanfaatka peluang untuk menjaga kelangsungan perusahaan. Untuk memenuhi selera konsumen yang selalu berubah, karena mereka mempunyai kesempatan sepenuhnya memilih barangyang paling sesuai, serta mebandingkan produk satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu perusahaan harus mampu merebut kesan konsumen terhadap produk yang akan di jual dan terus menerus menyiasati bagaimana produk ini laku dipasarkan. Agar suatu produk dapat berfungsi memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen maka keberadaan produk tersebut harus dikomunikasikan guna diperkenalkan guna keberadaanya kepada konsumen.

Pemasar melakukan komunikasi pemasaran melalui periklanan, pemasaran langsung, promosi penjualan, penjualan personal, publisitas dan hubungan masyarakat ( Kotler, 2002 : 626 ). Iklan menjadi pilihan yang menarik sebagai sumbar informasi, media hiburan, dan media komunikasi bagi pemasar. Iklan merupakan salah satu instrumen pemasaran modern yang aktivitasnya didasarkan pada konsep komunikasi.

(11)

Iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukkan kepada masyarakat melalui suatu media. Lebih dari itu iklan juga diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Agar komunikasi efektif dan mencapai sasaran, terdapat tiga hal yang dapat diperhatikan yaitu pengaruh iklan terhadap perubahan perilaku pembelian, proses komunikai dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi perilaku serta target audiensnya. Pada akhirnya, iklan memelihara citra produk bahkan perusahaan di benak konsumen. Jika suatu perusahaan ingin mempertahankan kekuatan mereknya, maka ia harus melakukan periklanan secara efektif dan berkelanjutan. Melalui periklanan dengan media tertentu baik media cetak, radio dan televisi diharapkan konsumen akan mengetahui, mendengar, membaca dan melihat produk yang ditawarkan. Selanjutnya konsumen akan memperhatikan, memahami, menafsirkan dan merespon iklan tersebut oada akhirnya menimbulkan minat untuk melakukan pembelian.

Minat konsumen ini merupakan akibat penilaian dari konsumen terhadap unsur-unsur yang ada di dalam iklan, pesan iklan dan gambar iklan. Penilaian itu melibatkan emosi atau perasaan tertentu dalam diri konsumen terhadap iklan. Untuk sampai pada suatu respon pembelian sebagai pengaruh dari iklan, konsumen mengalami beberapa proses yaitu mengetahui isinya, mengingat pesannya, mempunyai citra yang baik pada iklan, mempunyai niat membeli dan akhirnya membeli produk yang diiklankan.

(12)

luas, penayangan iklan melalui media televisi bisa mencapai target sasaran yang telah ditetapkan maupun target sasaran yang belum redefinisi sebelumnya. Dengan adanya unsur hiburan yang sangat mendukung pembentukan persepsi konsumen terhadap suatu produk pada gilirannya dapat mengarah pada tindakan pertukaran guna memuaskan berbagai pihak yang terlibat dalam aktivitas pemasaran. Iklan bersifat persuasif dimana pada tiap bagian iklan, pesan yang disampaikan berusaha untuk mempengaruhi pemirsa.

Iklan harus mementingkan kelompok sasaran tertentu karena tidak semua pemirsa dapat efektif menjadi sasaran iklan. Sasaran iklan adalah sekelompok orang yang dikatagorikan mempunyai kepentingan terhadap produk yang ditawarkan dan mereka mungkin membelinya atau sebagian pembeli potensial. Agar pesan iklan efektif, maka harus memenuhi persyaratan dari keseluruhan komunikasi efektif,yaitu pesan pemasr atau pengirim disandikan (encoded) dikirim melalui saluran yang memadai dan diterjemahkan oleh pelanggan atau penerima. Tanpa iklan, para konsumen yang jauh dari pusat-pusat produksi tidak akan memperoleh informasi mengenai barang yang dibutuhkan. Jadi iklan dapat menambah nilai prodik dengan konsumen.

(13)

menggambarkan sikap konsumen, apakah suka atau tidak suka terhadap iklan tersebut. Kedua tanggapan ini dipengaruhi juga oleh tingkat keterlibatan konsumen terhadap produk-produk yang diiklankan.

(14)

share 26% dari pasar obat flu dan berniat meningkatkan pertumbuhan sales-nya.Mixagrip yang digunakan pertama kali untuk media promosinya adalah radio. Dengan media ini, Mixagrip dikenal dikalangan masyrakat terutama Jawa Timur. Seiring perkembangan waktu Mixagrip meluncurkan TVC, Mixagrip menggunakan pelawak Cahyono sebagai endorser kemudian tahun 2000 sampai sekarang menggunakan Deasy Ratnasari sebagai endorser. Di bawah ini adalah tabel Top Brand Index 2007-2009

Tabel 1.1

Top Brand Indeks Obat Flu tahun 2007-2009 No Nama

Merek

2007 No Nama Merek

2008 No Nama Merek

2009

1. Decolgen 14,3 % 1. Mixagrip 14,2 % 1. Ultraflu 15,2 % 2. Mixagrip 12,3 % 2. Ultraflu 14,1 % 2. Mixagrip 14,7 % 3. Ultraflu 12,1 % 3. Decolgen 10,6 % 3. Decolgen 10,0 % Sumber : Majalah Marketing

(15)

Permasalahan pertumbuhan rata-rata Mixagrip sepanjang 2007-2009 menunjukkan tren penurunan peringkat. Kalau dilihat dengan seksama kandungan yang ada di dalam semua produk obat flu relatif sama. Namun kepiawaian mereka dalam mengkomunikasikan mereknya (Iklan) telah menciptakan perbedaan merek dalam benak konsumen. Dari data di atas pada tahun 2008 mixagrip paling banyak dibeli konsumen sehingga konsumen memiliki memori yang kuat akan merek mixagrip. Tetapi, pada tahun 2009 mixagrip mengalami penurunan dan dikalahkan produk obat flu lainnya dikarenakan kurangnya mereka dalam mengkomunikasikan mereknya sehingga konsumen beralih ke produk lain.

Selain itu, PT. Kalbe Farma harus mempertahankan intensitas iklan Mixagrip. Sebab jika iklannya berkurang, ”loss” yang bisa terjadi kemungkinan akan lebih parah lagi. Namun agaknya Mixagrip juga perlu mencermati apakah ada biaya yang dikeluarkan untuk mencapai apakah biaya yang dikeluarkan untuk mencapai share of choice tertentu lebih kecil dari kerugian.

(16)

iklan, karena informasi atau iklan sangat efektif dalam mempengaruhi konsumen.

(17)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil suatu rumusan sebagai berikut :

a. Apakah Iklan (Advertising) berpengaruh terhadap Sikap Konsumen (Attitude)?

b. Apakah Iklan (Advertising) berpengaruh terhadap Keyakinan Konsumen (Confidence)?

c. Apakah Sikap Konsumen (Attitude) berpengaruh terhadap Minat Beli (Inttention)?

d. Apakah Keyakinan Konsumen (Confidence) berpengaruh terhadap Minat Beli (Inttention) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada pemirsa iklan produk obat flu Mixagrip ini bertujuan :

a. Untuk menganalisis adanya pengaruh Iklan terhadap Sikap Konsumen b. Untuk menganalisis adanya pengaruh Iklan terhadap Keyakinan Konsumen c. Untuk menganalisis adanya pengaruh Sikap Konsumen terhadap Minat Beli d. Untuk menganalisis adanya pengaruh Keyakinan Konsumen terhadap Minat

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut : Manfaat bagi perusahaan

(19)

2.1 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang dapat memberikan kontribusi dan menjadi acuan dalam penyusunan ini adalah penelitian yang dilakukan : 1. Zuraida dan Chasanah (jurnal, 2001). Melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Efektifitas Iklan Rinso, SoKlin, dan Attack dengan menggunakan Consumer Decision Model (CDM).

Berdasarkan analisis Consumer Decisison Model (CDM) yang memiliki enam variabel yang berhubungan yaitu Pesan Iklan (F, Information), Pengenalan Merek (B, Brand Recognition), Sikap Konsumen (A, Attitude), Keyakinan Konsumen (C, Confidence), Niat Beli (I, Intention), dan Pembelian (P, Purchase). Berdasarkan hasil analisis data tersebut, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Variabel Pesan Iklan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Keyakinan Konsumen.

b. Variabel Pesan Iklan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Sikap Konsumen.

c. Variabel Keyakinan Konsumen mempunyai pengaruh signifikan terhadap Niat beli.

(20)

d. Variabel Sikap Konsumen mempunyai pengaruh signifikan terhadap Niat Beli.

e. Variabel Pesan Iklan dapat berpengaruh langsung terhadap Niat Beli tanpa melalui Keyakinan Konsumen, Keyakinan Konsumen bukan sebagai variabel antara.

f. Variabel Pesan Iklan dapat berpengaruh langsung terhadap Niat Beli tanpa melalui Sikap Konsumen, Sikap Konsumen bukan sebagai variabel antara.

2. Gendut Sukarno (jurnal, 2005) Melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Consumer Decision Model (CDM) dalam Pengukuran Efektifitas Periklanan Shampo merek Pantene”. Berdasarkan analisis Consumer Decisison Model (CDM) yang memilki enam variabel yang berhubungan yaitu Pesan Iklan (F, Information), Pengenalan Merek (B, Brand Recognition), Sikap Konsumen (A, Attitude), Keyakinan Konsumen (C, Confidence), Niat Beli (I, Intention), dan Pembelian (P, Purchase), didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Faktor Informasi berpengaruh positif terhadap Faktor pengenalan merek.

b. Faktor pengenalan merek berpengaruh positif terhadap sikap konsumen c. Faktor pengenalan merek berpengaruh positif terhadap keyakinan

konsumen.

(21)

f. Faktor sikap konsumen berpengaruh positif terhadap minat beli. g. Faktor keyakinan konsumen berpengaruh positif terhadap minat beli.

3. I Putu Artaya ( dengan kajian yang berjudul ”Pengaruh sikap dan keyakinan konsumen dalam keputusan pembelian tepung terigu merek Gunung Bromo produk PT. BOGASARI FLOUR MILLS surabaya”. Berdasarkan hasil analisis data pengaruh sikap dan keyakinan di atas, diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Keyakinan konsumen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

b. Sikap Konsumen memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

c. Keyakinan Konsumen dan Sikap Konsumen mempunyai hubungan yang kuat dan searah dengan Keputusan Pembelian.

(22)

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan pemasaran untuk membantu dan mendukung pertukaran yang efisien dan efektif. Definisi manajemen pemasaran banyak diberikan para ahli pemasaran.

Menurut Kotler (1997 : 13) manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran penetapan harga promosi serta penyaluran gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.

(23)

2.2.1.1. Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler (1997 : 8) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Stanton pada buku Swastha dan Irawan (1983 : 5) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujuksn untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Menurut Pride dan Ferrel (1995: 4) pemasaran adalah pelaksanaan rancangan, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan seluruh kegiatan usah yang dibuat unutk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa dalam menciptakan hubungan pertukaran yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen

2.2.1.2 Konsep Pemasaran

(24)

Sebagai falsafah bisnis konsep pemasaran bertujuan memberikan keputusan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi kepada konsumen. Definisi konsep pemasaran ini menurut Swastha dan Irawan (1983 : 10) adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Berdasarkan kedua pengertian konsep pemasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep pemasaran suatu perusahaan yang harus dimulai dengan usaha mengenali dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Dasar pemikiran yang terkandung di dalam konsep pemasaran dapat digolongkan ke beberapa elemen pokok, yaitu :

a. Orientasi konsumen, pasar atau pembeli

Dalam upaya memasarkan hasil produknya, produsen hendaknya memperhatikan selera konsumen, karena produk yang dihasilkan akan lebih banyak berhubungan dengan konsumen sebagai penikmat dan sebagai penggunanya. Beberapa konsumen yang harus ada untuk perusahaan yang benar-benar memperhatikan konsumen, antara lain :

 Menentukan kenutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi

 Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya

(25)

 Mengadakan penelitian kepada konsumen untuk mengukur,menilai dan menafsirkan keinginan sikap serta tingkah laku mereka

 Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik

b. Volume penjualan yang menguntungkan

Merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba itu dapat diperoleh dengan melelui pemuasan konsumen. Dengan laba ini, perusahaan dapat memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan.

Dapat pula dikatakan bahwa sebenarnya laba itu sendiri merupakan pencerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen.

2.2.1.3 Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan salah satu konsep utama perusahaan, bauran pemasaran adalah gabungan strategi produk, penetapan harga, promosi dan distribusi yang digunakan untuk memasarkan produk.

(26)

tersebut akan menentukan keberhasilan pemasaran begi perusahaan, dan semua ini ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada segmen pasar atau konsumen yang dipilih.

Kegiatan-kegiatan yang dimaksud dalam Marketing Mix yaitu product, price, promotion, place. Untuk dapat memenuhi atau melayani konsumen seefektif mungkin, maka kegiatan-kegiatan ini perlu dikombinasikan, dipadukan, dan dikoordinasikan sehingga nantinya tujuan perusahaan dapat tercapai.

Secara ringkas marketing mix menurut Kotler (marketing management, 2000) dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Produk (Product)

Adalah segala sesuatu yang layak ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Produk merupakan suatu sifat yang kompleks, baik dapat diraba, maupun tidak dapat diraba, termasuk merk, pembungjus, warna, harga, prestasi perusahaan, dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.

2. Harga (Price)

(27)

citra bergengsi, kenaikan harga akan menaikkan penjualan karena produk dengan harga tinggi akan menunjukkan image atau kepribadian seseorang.

3. Promosi (Promotion)

Adalah kegiatan yang bertujuan mengkomunikasikan produk perusahaan ke pasar sasaran sekaligus memotivasi minat mereka untuk membeli. Promosi merupakan kegiatan yang dapat mengkomunikasikan keunggulan suatu produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Jadi, promosi merupakan komponen yang dipakai untuk mempengaruhi pasar.

4. Tempat (Place)

Adalah sejumlah organisasi mandiri yang terlibat dalam proses penyediaan produk untuk dikonsumsi oleh konsumen, meliputi wilayah pemasaran, maupun struktur penyaluran, sehingga produk dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya.

(28)

2.2.2 Iklan (Advertising) serta indikatornya

Menurut Guiltinan dan Gordon (1994 : 185), Periklanan adalah jenis promosi produk dengan mempergunakan media komunikasi massa. Pesan yang bersangkutan dengan produk, perusahaan atau siasat pemasaran yang ingin disampaikan kepada para pembeli sasaran itu sendiri disebut iklan. Dengan berbagai macam pertimbangan, cara penyajian iklan dapat beraneka ragam, misalnya dengan tulisan, gambar bergerak, suara dan sebagainnya.

Menurut Kasali (1992 : 51) Periklanan adalah suatu komunikasi massa dan harus dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan. Kotler ( 2002 : 658), mendefinisikan periklanan sebagai bentuk penyajian tindak personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh seseorang sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Jefkins (1997 : 5), periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.

(29)

tetap efektif dan ekonomis dalam pengertian dapat mencapai sasaran perusahaan.

2.2.2.1. Tujuan Periklanan

Langkah pertama dalam pengembangan program periklanan adalah menetapkan tujuan periklanan. Tujuan ini harus didasarkan pada keputusan-keputusan terdahulu, mengenai pasar sasaran, positioning dan bauran pemasaran.

Dari definisi pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (1998 : 154), adalah tugas komunikasi tertentu. Tujuan periklanan dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) macam, yaitu :

a. Informative Advertising

Iklan yang dipakai untuk menginformasikan kepada konsumen mengenai produk dan untuk memupuk permintaan primer.

b. Persuasive Advertising

Iklan yang dipakai untuk memupuk permintaan selektif dari suatu merek dengan membujuk konsumen bahwa merek itu menawarkan mutu terbaik bagi mereka.

c. Comparison Advertising

Iklan yang langsung atau tidak langsung,membandingkan suatu merek dengan satu atau beberapa merek lain.

d. Reminder Advertising

(30)

terutama untuk mengingatkan orang mengenai coca-cola bukan memberi informasi atau membujuk mereka.

2.2.2.2 Karakteristik Iklan

Dalam dunia periklanan para pengusaha saling bersaing untuk memperoleh tanggapan dari konsumen. Periklanan juga harus memiliki beberapa karakter yang mendukung karakteristik iklan yang baik. Menurut Jefkins (1997 : 241), karakteristik iklan yang baik adalah :

a. Attention ( Perhatian )

Suatu iklan berhasil memenangkan perhatian, memecahkan perhatian knsumen dari berita editional atau iklan lain, iklan yang kita hasilkan tidak akan diperhatikan sedikitpun oleh konsumen. Perhatian mungkin dapat kita raih dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi atau memanfaatkan bentuk iklan itu sendiri.

b. Interest ( Ketertarikan )

Tidak ada suatu patokan tertantu dalam penggunaan perangkat kreatif ini guna membuat orang tertuju pada iklan kita kecuali iklan itu juga berhasil meraih rasa ketertarikan mereka. Hal itu mungkin secara selektif dan pembaca trtentu akan merasa tertarik pada iklan tertentu.

c. Desire ( Keinginan )

(31)

diiklankan. Bagaimanakah secara kreatif, suatu iklan dapat dibuat sehingga menimbulkan keinginan konsumen untuk memiliki prduk yang diiklankan.

d. Conviction ( Keyakinan )

Adalah sangat bagus bila kita mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk dan jasa yang diiklankan. Namun kita juga harus menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian. Hal itu akan memberi kepuasan, sebagaimana yang mereka inginkan.

e. Action ( Tindakan )

Iklan lebih bersifat statis dan tidak mudah untuk membuat pembaca melakukan tindakan sesuai yang diinginkan. Tentu saja, mungkin ada suatu pendekatan yang langsung memunculkan aksi pada headline, atau mungkin implisit dikeseluruhan iklan. Namun demikian, perangkat-perangkat ertentu mungkin dapat digunakan untuk membuat knsumen melakukan tindakan.

2.2.2.3 Pemilihan Media Periklanan

(32)

kesanggupan mencapai konsumen.

Pemilihan media periklanan merupakan maslah yang harus dihadapi oleh manajemen perusahaan. Masalah yang penting karena tidak semua yang ada selalu cocok digunakan untuk periklanan Swastha ( 1990 : 253 ) dalam bukunya azaz-azaz marketing adalah sbb :

1. Tujuan periklanan.

Dari beberapa tujuan periklanan yang ada misalnya perusahaan mengutamakan kecepatan sampainya berita kepada masyarakat atau pasar, untuk mencapai tujuan tersebut akan lebih tepat apabila perusahaan menggunakan radi atau suratt kabar sebagai media periklanan.

2. Sirkulasi Media.

Sirkulasi media yang akan dipakai harus sesuai atau seluas distribusi secara geografis maupun distribusi pada segmen pasar yang dituju. Apabila distribusi prduknya hanya meliputi daerah lokal saja, sirkulasi didaerah lkal tersebut. Dari segi lain, untuk prduk yang dipasarkan pada segmen pasar terttentu, misalnya prduk untuk wanita, dapat diiklankan melalui majalah kewanitaan.

3. Keperluan Berita

(33)

memilih media-media seperti : surat kabar, majalah, televisi, slide di biskop da sebagainya.

4. Waktu dan Lokasi dimana keputusan membeli dibuat.

Faktor waktu dan tempat dimana keputusan membeli dibuat juga memberikan pengaruh didalam pemilihan media yang digunakan. Sering terjadi bahwa setelah orang melihat sebuah iklan, kemudian dalam jangkawaktu pendek mengambil keputusan untuk membeli. Perlu diperhatikan bahwa keputusan yang diambil tidak selalu di rumah, tetapi dapat terjadi di jalan, di kantor, atau di tempat lain.

5. Biaya advertising.

Pertimbangan biaya ini dihubungkan dengan jumlah yang tersedia dan sirkulasi media yang akan digunakan. Makin luas sirkulasi media tersebut maka semakin tinggi pula biaya pemasangan iklannya. Namun tingginya biaya tersebut diimbangin makin banyak jumlah pembaca atau pendengar yang dapat dicapai sehingga diharapkan jumlah pembeliannya semakin besar.

6. Kerja sama dan bantuan Promosi.

Kerja sama dan bantuan Promosi yang ditawarkan oleh media pada umumnya manajemen lebih condong unuk melihat media yang bersedia melaksanakan kerja sama yang baik dan membeikan bantuan promosi yang lebih besar.

7. Karakteristik Media.

(34)

dipertimbangkan karakteristiknya, misalnya radio merupakan media yang dapat menimbulkan keinginan melalui telinga.

Sutisna ( 2001 : 293 ) menguraikan media iklan dengan keunggulan dan keterbatasan untuk masing-masing media :

Tabel 2.1 Profil Kategori Media

Media keunggulan keterbatasan

Surat Kabar

Fleksilitas, tepat waktu, mampu menangkap pasar lokal dengan baik, jangkauan penerimaan yang luas, tingkat kepercayaan yang tinggi

Umur infrmasi pendek, kualitas gambar dan cetakan jelek, sedikit audiens yang meneuskan infrmasi (small ”pass—along” audiens ) Televisi Informasi bisa di lihat, didengar

dan gambar yang bergerak, menarik untuk ditonton,perhatian tinggi dan jangkauan luas.

Biaya tinggi, kebingungan yang tinggi, tingkat pemaparan yang cepat berlalu dan audience kurang mempunyai data seleksi. Radio Mempunyai banyak pendengar

selektivitas geografis dan

demografis yang tinggi dan biaya yang endah

Audiens hanya mendengarkan saja,

(35)

majalah Selektivitas demografis dan geografis yang tinggi prestis dan kedibilitas, hasil cetakan

berkualitas tinggi, berumur panjang, jumlah pembaca yang meneruskan informasi cukup baik.

Waktu tunggu yang lama, waktu sirkulasi terbuang, dan tak ada jaminan posisi yang lebih baik

Direct Mail

Memiliki selektivitas audiens, tidak ada iklan pesaing dalam media yang sama, bersifat pribadi

Biaya relatif tinggi dan kesan atau citra surat.

Sumber : diadopsi dari Kotler (1995)

Menurut Tjiptono (1997 : 243) media cetak adalah media yang menggunakan pesan-pesan dengan sejumlah kata-kata, gambar atau foto baik dalam tata warna maupun hitam putih. Bentuk-bentuk iklam dalam media cetak biasanya berupa iklan baris, iklan display, suplemen, pariwara, dan iklan layanan masyarakat. Dalam menyajikan iklan terdapat unsur tanggung jawab yang bersifat sosial terhadap masyarakat menurut hukum yang berlaku sopan, jujur, dan dapat dipercaya. Kesuksesan iklan juga tergantung pada kepercayaan masyarakat, karena ini sebaiknya pelaksanaanya harus diharapkan untuk mempertebal kepercayaan.

Dalam hal ini indikator-indikator yang mempengaruhi iklan adalah :

(36)

2. Kata-kata merupakan kata-kata yang mudah diingat dan menarik perhatian konsumen

3. Musik merupakan penggunaan musik sebagai daya tarik iklan karena musik akan menimbulkan kharisma, wibawa dan kesan tersendiri bagi produk yang diiklankan

2.2.3 Sikap Konsumen (Attitude) serta indikatornya

Sikap disebut juga konsep paling khusus dan sangat sangat dibutuhkan dalam psikologis kontemporer. Sikap juga merupakan salah satu konsep yang paling penting yang digunakan pemasar untuk memahami konsumen.

Menurut Setiadi memberikan definisi tentang sikap yang dikemukakan oleh Gordon Allport (2003 : 214) sikap adalah suatu mental dan syaraf sehubungan kesiapan untuk menanggapi di organisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan dinamis terhadap perilaku.

Sikap menurut Swastha (1983 : 114) didefinisikan suatu kecenderungan terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten.

(37)

antara lain :

1. Kepercayaan terhadap merek. 2. Evaluasi Merek

3. Maksud untuk membeli.

Hubungan antara ketiga komponen tersebut mengilustrasikan pengaruh keterlibatan yang tinggi (high involment) yaitu kepercayaan terhadap merek mempengaruhi evaluasi merek dan evaluasi merek mempunyai maksud untuk membeli.

I Putu Artaya (2008 : 68), Variabel sikap konsumen diukur berdasarkan atribut Produk Obat Flu Mixagrip. Indikator-indikator yang digunakan :

1. Harga : Obat Flu Mixagrip Memiliki harga yang lebih terjangkau.

2. Manfaat : Obat Flu Mixagrip bereaksi cepat dalam menyembuhkan penyakit flu

3. Komposisi : Mengandung bahan-bahan yang aman bagi penderita penyakit lambung

(38)

2.2.4 Keyakinan Konsumen (Confidence) serta indikatornya

Kotler (2000 : 199) mendefinisikan keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Dengan memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa merek atau pembekal tersebut terus-menerus memberikan tingkat kepuasan tertinggi untuk manfaat-manfaat yang paling penting iklan dapat mengukuhkan sikap dan dengan demikian juga mempertahankan kesukaan merek dan kesetiaan akan merek untuk yujuan melakukan pembelian terhadap produk tersebut.

Mowen (2002 : 312) menyatakan bahwa kepercayaan konsumen adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya. Dimana kesemuannya itu merupakan bagian dari proses pembelajaran kognitif. Mowen (2002 : 312-313) seseorang membentuk tiga jenis kepercayaan :

a. Kepercayaan atribut-obyek (objeck attribute-beliefs), pengetahuan tentang sebuah obyek memiliki atribut khusus. Melalui kepercayaan atribut-objek, konsumen menyatakan apa yang mereka ketahui tentang sesuatu dalam hal variasi atributnya.

a. Kepercayaan atribut-manfaat (attribute-benefit beliefs), kepercayaan atribut-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh sebuah atribut tertentu menghasilkan atau memberikan manfaat tertentu.

(39)

persepsi konsumen tentang seberapa jauh produk, orang atau jasa tertentu yang akan memberikan manfaat tertentu.

Dimana ketiga bagian tersebut dapat mempengaruhi konsumen sebagai masukan atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pengetahuan dapat diperoleh dari informasi produk atau product knowledge dari produk yang disajikan pemasar melalui periklanan.

Indikator-indikator yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Kemudahan mendapatkan : kemudahan mendapatkan produk saat konsumen membeli/ membutuhkan.

2. Kemudahan penyimpanan : kemudahan dalam penyimpanan produk

3. Kemudahan mengkonsumsi : kemudahan pemakaian saat mengkonsumsinya

2.2.5 Minat Beli (Intention) serta indikatornya

(40)

sebelum seorang pembeli melakukan tindakan (action). Minat pembelian merupakan salah satu tahap dari tanggapan konsumen.

Minat beli konsumen dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat menjadi pemicu timbulnya minat beli. Rangsanga-rangsangan diupayakan pemasar untuk membuat produk yang menarik dengan tujuan untuk menarik konsumen. Karena itu, seorang pemasar harus menyediakan sesuatu yang khusus sabagai stimuli yang jika ia ingin menarik perhatian konsumen. Setiadi (2003 : 161) stimuli pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan komponennya (seperti kemasan, isi, ciri-ciri fisik) adalah stimuli utama (primary/intrinsic stimulus). Sedangkan stimuli tambahan (secondary stimuli) merepresentasikanproduk seperti kata-kata, gambar dan simbol atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk seperti harga, toko tempat produk di jual, dan pengaruh sales. Oleh karena itu iklan yang ditayangkan terus menerus bukan bertujuan untuk memperoleh keubntungan secara lengsung tetapi untuk membujuk agar konsumen bersedia melakukan pembelian. Augusty (2006 : 206) Indikator-indikator Minat beli adalah sebagai berikut :

1. Intensitas pencarian informasi, informasi mengenai suatu produk

2. Keinginan segera membeli, keinginan untuk membeli atau memiliki produk

(41)

2.2.6 Hubungan Antar Variabel

2.2.6.1 Pengaruh Iklan terhadap Sikap Konsumen

Sebuah iklan cenderung menciptakan sikap yang baik terhadap suatu produk dengan menjelaskan ciri-ciri positif serta konsekuensinya. Sikap sangat penting bagi pemasaran karena sikap merupakan kunci pemahaman mengapa seseorang berperilaku sedemikian rupa atas suatu objek. Karena pada dasarnya sikap adalah bagaimana perasaan seseorang atas suatu objek yang dapat mempengaruhi reaksi atau perilaku individu atas objek tersebut. Jika iklan yang ditampilkan mampu menciptakan kepercayaan positif pada merek, konsumen akan lebih mungkin untuk mempunyai sikap positif dan membeli produk itu (Sutisna, 2003 : 107).

Menurut Engel (1995 : 95) menyatakan bahwa ”kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang menyongkong terhadap suatu produk mungkin sering bergantung pada sikap konsumen terhadap iklan itu sendiri. Iklan yang disukai atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap konsumen. Penelitian memperlibatkan secara berulang-ulang bahwa sikap terhadap suatu iklan berfungsi sebagai peramal yang signifikan atas sikap terhadap produk”.

(42)

mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek objek yang diiklankan. 2.2.6.2 Pengaruh Iklan Terhadap Keyakinan Konsumen

Setiap perusahaan saling berlomba untuk mengiklankan produk lama maupun produk baru karena pemasar mempunyai keyakinan dengan semakin tinggi intensitas iklan yang dilakukan dapat membangun kesadaran akan produk (awarenss) dengan lebih baik. Periklanan sebagai proses komunikasi bertujuan untuk menginformasikan keadaan suatu produk dan manfaatnya, sehingga pelanggan sasaran memiliki kesadaran adanya suatu produk serta dapat memperlihatkan citra produk maupun perusahaan. Menurut Sutisna (2001 : 83) mendefinisikan citra adalah total persepsi terhadap suatu obyek, yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu.

Sutisna (2001 : 82) ”Konsumen mengembangkan inferensi atau kesimpulan mengenai merek, harga toko dan perusahaan”. Kesimpulan tersebut didasarkan pada komunikasi dari mulut ke mulut, teman, keluarga, dan iklan. . Sutisna (2001 : 122) bahwa kepercayaan yang terbentuk merupakan hasil dari proses evaluasi terhadap informasi yang diterima. Di mana pesan iklan yang disajikan disertai dengan adanya pembuktian nyata akan manfaat dan kualitas produk akan menimbulkan keyakinan. Konsumen percaya akan produk tersebut melalui pesan iklan/informasiyang diterimanya.

(43)

dipercaya kebenarannya tanpa bermaksud menyesatkan pelanggan sasaran. Henry assael mengemukakan dari posisi konsumen bahwa tanggapan konsumen terhadap sebuah iklan yaitu tanggapan kognitif berhubungan dengan penilaian konsumen terhadap pesan iklan dan isi sebuah iklan, apakah mereka menerima iklan itu atau menolaknya. (Henry Assael, 1992 : 608).

Jadi kesimpulannya, dengan semakin seringnya konsumen mengetahui produk yang diiklankan, maka konsumen akan mengingat produk tersebut dan timbul keyakinan dari konsumen atas produk tersebut. Dalam hal ini pesan iklan yang disampaikan relatif konsisten dan sesuai dengan apa yang sudah disampaikan dan diketahui oleh konsumen pada suatu merek tertentu.

2.2.6.3 Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli

Definisi sikap yang paling klasik dikemukakan oleh Gordon Allport yang termuat dalam buku Sutisna (2001 : 99). Allport mendefinisikan sikap adalah melayani kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek atau kelompok obyek baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten.

(44)

Sebagai akibatnya peningkatan sikap ini dapat menjadi sasaran pemasaran yang penting bagi perusahaan. Swastha (1990 : 114) mendefinisikan sikap sehingga ”suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik maupun kurang baik secara konsisten”.

Menurut Kotler (2002 : 200) menyatakan sikap adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan menguntungkan atau tidak menguntungkan dan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.

Definisi menurut schiffman dan Kanuk (1997 : 227) adalah ”An attitude is a learned predisposition to believe in consistenty favorable or unfavorable way with respect to a given object”. Maksud dari definisi tersebut bahwa sikap merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk bertindak yang diperoleh dari hasil belajar dalam maksud yang konsisten, yang menunjukkan rasa suka atau tidak suka terhadap obyek

Akan tetapi Sutisna (2001 : 101) menyatakan keterlibatan yang tinggi dari konsumen atas pembeliannya akan lebih tinggi hubungan antara kepercayaan, sikap dan perilaku. Ketika konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi, sikap merupakan bagian dari hirarki pengaruh yang menyebebkan keputusan untuk membeli (pertama kali konsumen mempunyai kepercayaan terhadap merek, kemudian mengembangkan sikap terhadap merek, dan kemudian memutuskan apakah membeli atau tidak).

(45)

yang mendukung terhadap produk sering tergantung pada sikap konsumen dengan adanya iklan. Iklan yang diminati atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap produk. Iklan yang tidak diminati dapat mengurangi minat pembelian produk oleh konsumen.

2.2.6.4 Pengaruh Keyakinan Konsumen Terhadap Minat Beli

Dengan memberikan keyakinan pada pelanggan bahwa merek tersebut terus-menerus memberikan tingkat kepuasan tertinggi untuk manfaat-manfaat yang paling penting. Iklan dapat mengukuhkan sikap dan dengan demikian juga mempertahankan kesukaan merek dan kesetiaan akan merek untuk tujuan melakukan pembelian terhadap produk tersebut (Jurnal Sukarno, 2005 :139).

(46)
(47)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Variabel

Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Xı = Iklan (Advertising)

Adalah Komunikasi massa dan harus dibayar untuk menarik

kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap atau

mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan. Iklan

menurut Lee dan Johnson (2004 : 187) mempunyai dimensi sebagai

berikut :

Xı.ı = Pesan Iklan

Yaitu yang disampaikan agar mendapat perhatian (attention),

menarik (Interest), membangkitkan keinginan dan

menghasilkan tindakan (action). Indikatornya :

a. Jelas Yaitu pesan iklan yang dikemas harus jelas mengenai

kriteria-kriteria produk yang ditawarkan.

b. Mudah diingat yaitu pesan iklan yang ditampilkan harus

mudah dipahami agar pemirsa paham dan mengerti isi dari

pesan iklan.

(48)

X1.2 = Bintang Iklan

Yaitu seorang artis yang memerankan suatu peran dalam iklan

yang ditayangkan ditelevisi.. Indikatornya :

a. Keahlian yaitu keahlian yang dimiliki oleh artis dalam

memerankan peran dalam iklan yang ditayangkan di

televisi.

b. Daya Tarik yaitu daya tarik artis dalam memerankan peran

pada iklan hingga mampu menarik perhatian pemirsa.

c. Kepercayaan yaitu tingkat kepercayaan pemirsa pada artis

dalam memerankan peran pada iklan yang ditayangkan di

televisi.

X1.3 = Musik

Yaitu alunan nada yang mengiringi cerita suatu iklan yang

ditayangkan di televisi. Indikatornya :

a. Suara Jernih yaitu musik dalam iklan mampu menghasilkan

suara yang jernih pada saat didengarkan.

b. Enak didengar yaitu musik dalam iklan mampu

menghasilkan suara yang merdu

b. X2 = Keyakinan Konsumen /Confidence (C)

Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang

suatu hal. Dengan memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa

(49)

kepuasan tertinggi untuk manfaat-manfaat yang paling penting iklan

dapat mengukuhkan sikap. Dengan demikian juga mempertahankan

kesukaan merek dan kesetiaan akan merek untuk tujuan melakukan

pembelian terhadap produk tersebut Kotler (2000 : 199). Indikator

yang digunakan (I Putu Artaya , 2008 : 67) :

X2.1 = Kemudahan mendapatkan : Kemudahan mendapatkan

produk saat konsumen membeli/ membutuhkan.

X2.2 = Kemudahan penyimpanan : Kemudahan dalam

penyimpanan produk

X2.3 = Kemudahan mengkonsumsi : Kemudahan pemakaian

saat mengkonsumsinya

c. X3= Sikap Konsumen / Attitude (A)

Merupakan inti dari suka dan tidak suka bagi orang, kelompok, situasi,

objek, dan ide-ide tidak berwujud tertentu terhadap produk

(Priyadi,2002 : 74). Indikator yang digunakan adalah(I Putu Artaya ,

2008 : 68) :

X3.1 = Harga : Memiliki harga yang lebih terjangkau.

X3.2 = Manfaat : bereaksi cepat dalam menyembuhkan penyakit flu.

X3.3 =Komposisi : Mengandung bahan-bahan yang aman bagi

(50)

d. Y = Minat Beli / Purchase Intention (I)

Merupakan tahap perencanaan sebelum seorang pembeli mel;akukan

tindakan pembelian. (Priyadi,2002 : 75)

Y1 = Intensitas pencarian informasi merupakan informasi mengenai

suatu produk

Y2 = Keinginan segera Membeli merupakan keinginan untuk segera

membeli/memiliki suatu produk

Y3 = Keinginan Preferensial merupakan Produk tertentu inilah yang

diinginkan, seseorang bersedia mengabaikan pilihan lainnya

3.1.2 Pengukuran variabel

Skala pengukuran yang digunakan ialah Scala Interval dengan teknik pengukuran menggunakan Likert. Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian

pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai

yang berada dalam jenjang 1 sampai 5 dalam penelitian ini mengikuti pola

sebagai berikut :

1 5

(51)

Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan

memberikan skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai dengan 5 pada

masing-masing, dimana 1 menunjukkan nilai terendah, dan 5 merupakan

nilai tertinggi.

Kesimpulan jawaban dengan nilai 1 sangat tidak setuju, nilai 2

tidak setuju, nilai 3 netral, nilai 4 setuju, dan nilai 5 cenderung sangat

setuju dengan pernyataan yang diberikan.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang sudah pernah melihat

iklan obat flu merek Mixagrip versi Dessy Ratna sari.

b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini,orang yang sudah pernah melihat iklan obat

flu Mixagrip versi Dessy Ratna Sari. Dalam penelian ini tidak diketahui

besarnya populasi, maka menggunakan Non Probability Sampling dengan metode Accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja

bertemu/kebetulan ditemui oleh peneliti.

Maka pengambilan sampelnya harus tepat, pengambilan sampel

inisesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ferdinand (2002:48). Ukuran

sampel berjumlah 100 – 200 untuk teknik maksimum likehood estimation,

(52)

diestimasi. Parameter minimal adalah 5 x 12 = 60, parameter maksimal

adalah 10 x 12 = 120. jadi, jumlah responden antara 60 – 120, peneliti

mengambil responden sebanyak 110 responden. Jumlah sampel menurut

Ferdinand (2002:48) adalah sebagai berikut:

1. 100-200 sampel untuk teknik maksimum like hood estimation.

2. tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedoman

adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

3. tergantung pada jumlah indikator dikali 5-10 bila terdapat

indikator, besarnya sampel adalah antara 100-200.

Kuesioner disebarkan oleh peneliti pada seluruh wilayah

surabaya sebanyak 110 responden. Kuesioner disebarkan pada orang yang

sedang berbelanja di Carefoor, Alfamart dan Apotik dalam lingkup

Surabaya. Kuesioner yang kembali pada peneliti sebanyak 110 dan diolah

peneliti.

3.3 Teknik Pengumpilan Data

a. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer

yaitu data yang diperoleh langsung dari tanggapan responden.

b. Sumber data dalam penelitian ini adalah kuesioner yaitu memberikan

angket daftar pertanyaan kepada responden.

c. Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

(53)

1. Metode Wawancara

Yaitu mewawancarai secara langsung kepada responden untuk

keterangan yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang diperlukan

dalam penelitian

2. Metode Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar

pertanyaan (angket) kepada responden untuk memperoleh informasi

langsung.

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan Struktural Equation Model (SEM)., merupakan sekumpulan

teknik analisis yang memungkinkan pengujian suatu hubungan antara satu

atau lebih variabel independent dengan satu atau lebih variabel dependen

yang diestimasi secara simultan. Metode ini bukan ditujukan untuk

menghasilkan teori melainkan untuk mengkonfirmasi teori.

Langkah-langkah, dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh variabel

iklan dilakukan sebagai berikut:

Persamaan dimensi faktor iklan :

X1.1 = λ1 Iklan + er_1

X1.2 = λ2 Iklan + er_2

X1.3 = λ3 Iklan + er_3

Bila persamaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran

(54)

analysis, maka model pengukuran dengan contoh faktor information akan

nampak sebagai berikut :

Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Faktor Iklan

X1

X2

er_1

er_2

er_3 X3

Iklan

Keterangan :

X1 = Pertanyaan tentang ...

X2 = Pertanyaan tentang ...

X3 = Pertanyaan tentang ...

Demikian juga faktor lain seperti sikap, keyakinan konsumen dan minat beli

3.4.1 Asumsi Model

3.4.1.1 Uji Normalitas dan Linieritas

a. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat

diuji dengan metode-metode statistik.

b. Normalitas itu disebut juga sebagai Z-value. Pada tingkat signifikan 1

%, jika nilai Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa

(55)

c. Linieritas dengan mengamati scatter plots dari data yaitu dengan

memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga

atau tidaknya linieritas.

3.4.1.2 Evaluasi Outliers

Outliers merupakan observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari

observasi-observasi yang muncul dalam bentuk nilai eksterim, baik untuk sebuah

variable tunggal atau variable kombinasi (Hair dkk, 1995)..

Adapun Outliers dapat dievaluasi dengan 2 (dua) cara, yaitu :

a. Univariate Outliers

Deteksi terhadap adanya Univariate Outliers dapat dilakukan dengan menentukan nilai ambang batas yang akan dikatagorikan sabagai

outliers dengan mengkonversi nilai data penelitian ke standart score

atau yang biasa disebut dengan Z-score, yaitu mempunyai rata-rata nol

dengan standart deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan

dalam format yang standart (z-score), maka perbandingan antar besaran

nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk sample besar (diatas 80

observasi) pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas dari z-score itu

barada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk, 1998 dalam

Ferdinand, 2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada observasi-observasi

(56)

b. Multivariate Outliers

Uji terhadap Ouliers Multivariate dilakukan menggunakan jarak

mahalonobis dengan tingkat p < 0,001 jarak mahanalobis itu dapat

dievaluasi dengan menggunakan nilai x2 pada derajat bebas sebesar

jumlah variable yang digunakan dalam penelitian.

3.4.1.3 Uji Multicollinearity dan Singularity

Untuk melihat pada data penelitian terhadap multikoloniarity

atau singularity dalam sebuah kombinasi variable, maka yang perlu

diamati adalah determinan dari matriks kovarians sampelnya. Determinan

yang kecil atau mendekati nol akan mengindikasikan adanya

multikoloniaritas atau singularitas, sehinggan data tidak dapat digunakan

untuk penelitian.

3.4.1.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menyangkut akurasi yang dicapai oleh sebuah

indicator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang

seharusnya diukur. Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari

setiap latent variable/ construct akan diuji dengan melihat loading factor

dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable.

Secara umum nilai variance extracted yang dapat diterima adalah > 0,5

(57)

∑ Std. Loading²

variance extracted =

∑ Std. Loading² + ∑εj

Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari

indicator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana

masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk/factor yang

umum. Dengan kata lain bagaimana hal-hal yang spesifik saling

membantu dengan menjelaskan sebuah fenomena yang umum. Composite

Reliability diperoleh melalui rumus berikut ini :

( ∑ Std. Loading)²

Construct Reliability=

(∑ Std. Loading)² + ∑εj

Keterangan :

1. Standart Loading diperoleh dari standartdized loading untuk tiap-tiap

indikator yang didapat dari hasil perhitungan komputer.

2. εψ adalah measurement error dari setiap indikator. Measurement error

dapat diperoleh dari 1 – reliabilitas indikator.

3.4.2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi

terstandart, dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR (critical

ratio) atau p (probability) yang sama dengan nilai t hitung apabila t hitung

(58)

3.4.3. Pengujian Model dengan Two Step Approach

Two Step Approach to Structural equation modeling (SEM)

digunakan untuk mengatasi masalah sample data yang kecil jika

dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan dan

keakuratan reliabilitas indicator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two

step approach ini. Two step approach bertujuan untuk menghindari

interaksi antara model pengukuran dan model structural pada one step

approach (Hair et.al, 1998).

Yang dilakukan dalam Two Step approach to SEM adalah estimasi

terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model

(Anderson dan Gerbing, 1988). Cara yang dilakukan dalam menganalisis

SEM dengan two step approach adalah sebagai berikut :

a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah

indicator suumed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang

berbeda setiap indikator tersebut distandardisasi (Z-score) dengan mean

= 0, deviasi standart = 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi

pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut (Hair et.al, 1998).

b. Menetapkan error (ε) dan lambda (λ) terms, error terms dapat dihitung

dengan rumus 0,1 kali dan lambda terms dengan rumus 0,95 kali

(Anderson dan Gerbing, 1988). Perhitungan construct reliability (εψ)

telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan standart deviasi (σ) dapat

(59)

(ε) dan lambda (λ) terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan

sebagai parameter fix pada analisis pengukuran SEM.

Keterangan akan simbol-simbol didalam SEM adalah sebagai berikut :

: factor/ construct/ latent variable/ unobserved variable yaitu sebuah variable bentukan, yang

dibentuk melalui indicator-indikator yang diamati

dalam dunia nyata.

: variable terukur/ observed variable/ indicator variable yaitu variable yang datanya harus dicari

melalui observasi, misalnya melalui

instrumen-instrumen survey.

: garis dengan anak panah satu arah yaitu garis yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan antara

dua variable diman variable yang dituju anak panah

merupakan variable dependen.

: garis dengan anak panah dua arah yaitu garis yang menunjukkan hubungan yang tidak dihipotesiskan

antara dua variable dimana kedua variable

berkorelasi.

3.4.4 Evaluasi Model

Hair et.al, 1998 menjelaskan bahwa pola “confimatory”

(60)

hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dengan data

empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka

model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis

tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai “poor fit” dengan data. Amos

dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi “good fit”

model yang diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation

model.

Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan

berbagai kriteria goodness of fit, yakni Chi-square, Probability, RMSEA,

GFI, TLI, CFI, AGFI, CMIN/DF. Apabila model awal tidak good fit

dengan data maka model dikembangakan dengan pendekatan two step

approach to SEM.

Tabel 3.1 Ukuran Goodness-of-fit (GOF)

Goodness-off-fit-index Cut-of-value

(61)

3.4.5 Pengujian Hipotesis

Dalam analisis SEM tidak ada uji statistic tunggal untuk

mengukur atau menuji hipotesis mengenai model. Beberapa indeks

kesesuaian atau cut-off valuenya untuk digunakan dalam menguji apakah

sebuah model dapat diterima atau ditolak adalah :

1. X2 – CHI SQUARE STATISTIC

Merupakan alat uji paling fundamental untuk mengukur overall

fit adalah likehood ratio chi-square statistic. Chi-square ini bersifat

sangat sensitive terhadap besarnya sampel yang digunakan. Model yang

diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya

rendah. Semakin rendah nilai X2 semakin baik model itu (X2 = 0, berarti

tidak ada perbedaan). Sebab tujuan analisis adalah mengembangkan dan

menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap

data,maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai X2 yang tidak

signifikan.penggunaan chi square hanya sesuai bila ukuran sampelnya

antara 100 – 200, bila ukuran sampel ada diluar rentang itu uji signifikan

akan menjadi kurang reliabel. Oleh karena itu pengujian ini perlu

dilengkapi dengan alat uji yang lainnya.

2. RMSEA – The Root Mean Square Error Of Approximation

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk

mengkompensasi chi square dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA

(62)

dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang

menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degress of freedom.

3. GFI – Goodness Of Fit Indeks

Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang

varians dalam matriks kovarians sample yang dijelaskan oleh matriks

kovarians populasi yang diestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran

non-statistikal yang mempunyai rentang nilai 0 (porr fit) sampai dengan 1.0

(perfect fit). Nilai yang perfect dalam indeks ini menunjukkan sebuah

“better fit”.

4. AGFI – Adjusted Goodness-Of Fit Index

Adalah analog dari R dalam regresi berganda. Fit index ini

dapat diadjust terhadap degress of fredom yang tersedia untuk menguji

diterima tidaknya model.

AGFI = 1- (1 – GFI) db

D

Dimana :

G

db =

p(

g) = jumlah – sampel – moment

g=1

d = degress – of - fredom

Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI

(63)

AGFI adalah criteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari

varians dalam sebuah matriks kovarians sample. Nilai sebesar 0.95 dapat

diinterprestasikan sebagai tingkatan yang baik – good overall model fit

(baik) sedangkan besaran nilai antara 0.90 – 0.95 menunjukkan tingkatan

cukup – adequate fit. (Ferdinand, 2002 : 58).

5. CMIN / DF

The minimum sample discrepancy function (CMIN) dibagi

dengan degree of freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN/DF.

Pada umumnya diartikan sebagai salah satu indicator untuk mengukur

tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal ini MIN/DF tidak lain adalah

statistic chi square, X2 dibagi DF-nya sehingga disebut X2 relatif. Nilai

X2 relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kadang kurang dari 3,0 adalah

indikasi dari acceptable fit antara model dan data.

6. TLI – Tucker Lewis Indeks

TLI adalah sebuah alternative incremental fit index yang

membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline

model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya

sebuah model adalah penerimaan ≥ 0.95 indeks ini diperoleh dengan

(64)

Cb – C

d

b d

TLI =

Cb - 1

d

b

dimana C adalah diskrepansi dari model yang dievaluasi dan d adalah

derajat bebasnya. Sementara cb dan db adalah diskrepansi dan derajat bebas

dari baseline model yang dijadikan pembanding.

7. CFI – Comparative Fit Indexs.

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1,

dimana semakin mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling

tinggi. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0.95. keunggulan

indeks ini adalah bahwa indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran

sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah

model. Indeks CFI adalah identik dengan Relative Noncentrality Indexs (RNI), index ini diperoleh dengan rumus :

CFI = RNI = 1 – C – d

Cb –

d

b

Dimana C dalah diskrepansi dari model yang dievaluasi dan d adalah

derajat bebasnya. Sementara cb dan db adalah diskrepansi dan derajat

(65)

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui

jawaban responden dari pernyataan-pernyataan yang diajukan didalam

kuesioner yang telah diberikan. Dari jawaba-jawaban tersebut diketahui

hal-hal seperti di bawah ini :

a. Jenis Kelamin

Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan

dapat diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada table dibawah

ini.

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)

1. Laki-laki 47 42,73

2. Perempuan 63 57,27

Total 110 100

Sumber : Data kuesioner diolah

b. Usia

Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan

dapat diketahui usia para responden yakni pada tabel dibawah ini.

(66)

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Presentase (%)

1. 18 – 29 tahun 56 50,91

2. 30 – 49 tahun 40 36,36

3. ≥ 50 tahun 14 12,73

Total 110 100

Sumber : Data kuesioner diolah

c. Status / Pekerjaan

Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan

dapat diketahui status / pekerjaan para responden yakni pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status / Pekerjaan

No Status / Pekerjaan Jumlah Presentase (%)

1. Pelajar / Mahasiswa 23 20,91

2. PNS 7 6,36

3. Swasta 10 9,09

4. Wiraswasta 45 40,91

5. Lainnya 25 22,73

Total 110 100

(67)

4.1.2. Deskripsi Variabel Yang Diteliti

Tanggapan responden ini menggambarkan obyek dari

variable-variabel yang diteliti berjumlah 12 indikator. Untuk menentukan nilai

rata-rata dari masing-masing responden terhadap item-item pertanyaan

jawaban. Adapun jawaban responden adalah :

a. Iklan / Advertising (X1)

Tabel 4.4 Jawaban Responden Mengenai Indikator pada Iklan

Indikator Frekuensi Mean Skor

STS TS N S SS

Endorser

(X1.1)

5 4 46 43 12 3,48

Musik

(X1.2)

0 4 52 38 16 3,39

Kata-kata

(X1.3)

4 7 50 40 9 3,60

Sumber : Data Kuesioner diolah

Berdasarkan tabel 4.4 Nilai mean tertinggi terdapat pada Indikator

Kata-kata (X1.3), bahwa unsur kata-kata yang digunakan dalam iklan obat

flu mixagrip mudah diingat dan dimengerti sehingga mempunyai daya

tarik responden. Nilai terendah terdapat pada indikator musik, bahwa

(68)

memberikan kesan yang kurang sehingga kurang menimbulkan daya tarik

konsumen.

b. Keyakinan Konsumen / Confidence (X2)

Tabel 4.5 Jawaban Responden Mengenai Indikator pada Keyakinan

Konsumen

Indikator Frekuensi Mean Skor

STS TS N S SS

Mendapatk

an (X2.1)

0 0 44 55 11 3,62

Menyimpan

(X2.2)

0 6 49 50 5 3,55

Mengkonsu

msi

(X2.3)

4 7 57 42 0 3,61

Sumber : Data Kuesioner diolah

Berdasarkan tabel 4.5 Nilai mean tertinggi terdapat pada indikator

kemudahan mendapatkannya (X2.1), bahwa konsumen merasa yakin pada

Obat Flu Mixagrip mudah didapatkan saat konsumen membeli /

membutuhkan. Nilai terendah pada indikator kemudahan penyimpanan,

bahwa obat flu mixagrip harus dihindarkan dari sinar matahari, sehingga

(69)

c. Sikap Konsumen / Attitude (X3)

Tabel 4.6 Jawaban Responden Mengenai Indikator pada Sikap

Konsumen

Indikator Frekuensi Mean Skor

STS TS N S

SS

Harga

(X3.1)

2 7 37 49 15 3,70

Manfaat

(X3.2)

4 1 45 50 10 3,49

Komposisi

(X3.3)

0 6 42 51 11 3,25

Sumber : Data Kuesioner diolah

Keterangan :

Berdasarkan table 4.6 Nilai mean tertinggi terdapat pada indikator

Harga (X3.1), bahwa Produk Obat Flu Mixagrip memiliki harga yang

terjangkau sesuai ekonomi konsumen, sehingga konsumen tidak perlu

mengeluarkan uang terlalu banyak. Nilai terendah pada indikator

Komposisi, bahwa konsumen kurang memperhatikan komposisi dari obat

(70)

d. Niat Beli / Purchase Intention (Y)

Tabel 4.7Jawaban Responden Mengenai Indikator Niat Beli

Indikator Frekuensi Mean Skor

STS TS N S

SS

Informasi

(Y1)

5 8 61 36 0 3,16

Segera

membeli

(Y2)

4 8 58 37 3 3,25

Preferensial

(Y3)

6 7 53 39 5 3,27

Sumber : Data Kuesioner diolah

Berdasarkan tabel 4.7 Nilai mean tertinggi pada indikator

Keinginan Preferensial (Y3), bahwa konsumen memilih produk mixagrip

menjadi pilihan utama dan tidak ingin menggunakan produk lainnya. Nilai

terendah pada indikator Informasi, bahwa konsumen kurang mencari

informasi karena konsumen sudah cocok terhadap obat flu mixagrip

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 2.1 Profil Kategori Media
Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Faktor Iklan
Tabel 3.1 Ukuran Goodness-of-fit (GOF)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Generalized relative disturbance gain (GRDG) is one of the steady state techniques for process operability analysis and has been widely used in process control to evaluate the

Dari Tabel 5.34, Tabel 5.35, dan Tabel 5.36 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara biaya akibat penambahan jam kerja (lembur) dengan penambahan tenaga kerja, biaya

Fungsi dari dinas RANGTIKA adalah untuk penyelenggaraan kegiatan pelayanan jasa penerbangan aeronautika sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh

Melihat antusias mahasiswa dalam menggunakan kamera DSLR untuk belajar lebih jauh tentang dunia fotografi, peneliti berharap agar mahasiswa pengguna kamera DSLR di UIN

[r]

Tugas akhir ini lebih difokuskan pada performa dari aplikasi yang akan dikembangkan, yaitu dimana komputer server dapat dengan lancar, didasarkan pada sering atau

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Peningkatan Keragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Hama Melalui Manipulasi

Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis diketahui ternyata nilai signifikansi t untuk variabel keahlian keuangan komite audit adalah &lt; 0,05 sehingga hipotesis kelima