• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Struktur Morfologi Embrio Cendana (Santalum album L.) Dari Bunga Mekar Hingga Terbentuknya Buah Muda.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perkembangan Struktur Morfologi Embrio Cendana (Santalum album L.) Dari Bunga Mekar Hingga Terbentuknya Buah Muda."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ISBN 978-602-294-065-4

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL BIOSAINS I

Diterbitkan Oleh :

Program Studi Magister Biologi

Program Pascasarjana

(2)

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL BIOSAINS I 2014

“Biodiversitas Sebagai Penunjang Ketahanan Pangan”

Denpasar, 29 Desember 2014

Editor :

Prof. Dr. Drs. I Ketut Junitha, MS Dr. Dra. Eniek Kriswiyanti, M.Si Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc, Ph.D

Ir. Made Pharmawati, M.Sc., Ph.D Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D

Dr. Ir. Yenni Ciawi

Diterbitkan Oleh :

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i RINGKASAN ... ii DAFTAR ISI ... iii MODIFIKASI PATI TALAS KIMPUL DENGAN HEAT MOISTURE TREATMENT UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK SOHUN (STARCH NOODLE) ... 1

Anak Agung Istri Sri Wiadnyani, I Wayan Rai Widarta ... 1 VIABILITAS SERBUK SARI BUNGA TERATAI SUDAMALA (Nymphoides indica (L.) Kuntze, MENYANTHACEAE) DENGAN UJI WARNA, IN-VITRO DAN SQUASH KEPALA PUTIK ... 12

Gusti Ayu Nyoman Budiwati, Eniek Kriswiyanti, I Gusti Ayu Sugi Wahyuni ... 12 KARAKTERISTIK DAN VIABILITAS SERBUK SARI RAGAM KELAPA (Cocos nucifera, L.) DI BALI ... 20

Eniek Kriswiyanti ... 20 TANGGAP TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN EKSTRAK KRANDALIT, FRAKSI HUMAT, DAN MOLIBDENUM (Mo) PADA INCEPTISOLS PRAFI MANOKWARI ... 26

Ishak Musaad, Dwiana Wasgito Purnomo, Murtiningrum, Yohanis Amus Mustamu ... 26 BIOASSAY EKSTRAK KASAR (CRUDE EXTRACT) DAUN BROTOWALI (Tinospora crispa (L) Miers) PADA BAKTERI GRAM POSITIF DAN BAKTERI GRAM NEGATIF ... 35

Ida Ayu Putu Suryanti ... 35 KARAKTER MORFOLOGI DAN TINGKAT PERTUMBUHAN ANAKAN SEBAGAI BUKTI TAKSONOMI PENDUKUNG VARIETAS Pandanus tectorius ASAL PULAU ROSWAR, TELUK WONDAMA, WEST PAPUA ... 41

Nurhaidah I. Sinaga1, Martinus Iwanggin1, Cicilia M.E. Susanti1 ... 41 STRUKTUR ANATOMI AKAR, BATANG DAN DAUN SERTA PENYEBARAN STOMATA DAN TRIKOMATA PADA Monochoria vaginalis (Burm. F.) Presl ... 48

Ni Putu Adriani Astiti ... 48 PERKEMBANGAN STRUKTUR MORFOLOGI EMBRIO CENDANA (Santalum Album Linn.) DARI BUNGA MEKAR HINGGA TERBENTUKNYA BUAH MUDA ... 55

Ni Putu Yuni Astriani Dewi1, Eniek Kriswiyanti1,2, Ni Nyoman Darsini2... 55 DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN RAMBUTAN RAPIAH (Nephelium lappaceum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KUNYIT ... 64

Anak Agung Istri Mirah Dharmadewi1, Ni Putu Adriani Astiti 1, Luh Putu Wrasiati2 ... 64 PELAKSANAAN AWIG-AWIG FAKTOR KEBERHASILAN BIOLOGI KONSERVASI JALAK BALI (Leucopsar rothschildi Stresemann, 1912) DI KEPULAUAN NUSA PENIDA ... 72

(4)

PERKEMBANGAN STRUKTUR MORFOLOGI EMBRIO CENDANA (Santalum Album Linn.) DARI BUNGA MEKAR HINGGA TERBENTUKNYA BUAH MUDA

MORPHOLOGY STRUCTURE DEVELOPMENT OF SANDALWOOD EMBRYO (Santalum Album Linn.) OF BLOOMING FLOWERS UNTIL YOUNG FRUIT

Ni Putu Yuni Astriani Dewi1, Eniek Kriswiyanti1,2, Ni Nyoman Darsini2

1

Program Studi Ilmu Biologi Program Pascasarjana Universitas Udayana, Bali, Indonesia

2Laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Udayana, Bali, Indonesia E-mail : yuniastriani@ymail.com

INTISARI

Penelitian tentang perkembangan struktur morfologi embrio Cendana dilakukan untuk mengetahui perkembangan struktur morfologi embrio cendana (Santalum album Linn.) dari bunga mekat hingga terbentuknya buah muda. Pengamatan mikroskopis dilakukan di Laboratorium Struktur Perkembangan Tumbuhan Jurusan Biologi, FMIPA, Unud. Sampel bunga dan buah sebanyak 50 karangan diambil dari 5 individu tanaman disekitar Kampus Bukit Jimbaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada bunga mekar, perkembangan embrio tahap globuler. Pada buah muda, mahkota gugur ukuran 4 mm menunjukan embrio tahap bentuk hati, sedang embrio bentuk torpedo terlihat pada irisan bujur buah muda ukuran 7 mm.

Kata kunci : Santalum album Linn., embedding, acropetal, fruitset, panikula.

ABSTRACT

Research about growth of Sandalwood embryo morphology structure conducted to know growth of sandalwood embryo morphology structure (Santalum album Linn.) of flower bloom till forming of

young fruit. Microscopic perception done in “Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Laboratory”

Departement of Biology, FMIPA, Unud. Flower and fruit samples counted 50 composition taken away from 5 crop individual around Bukit Jimbaran Campus. The result of research showed that at flower bloom, growth of phase embryo of globuler. At young fruit, crown be killed size measure 4 mm showed heart phase embryo, form torpedo embryo seen at longitudinal slice of young fruit of size measure 7 mm.

Keywords : Santalum album Linn., embedding, acropetal, fruitset, panicula.

PENDAHULUAN

(5)

Cendana (S. album Linn.) memiliki penyebaran terbatas di Indonesia antara lain Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, dan Maluku (Lestari, 2010). Tanaman cendana banyak dimanfaatkan sebagai parfum, rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, sebagai bahan kerajinan, dan dipergunakan dalam upacara-upacara keagamaan/adat. Masyarakat Bali banyak mempergunakan cendana sebagai obat anti pembengkakan, bahan yang digunakan adalah rendaman dari gosokan kayu cendananya (Rahayu dkk., 2002).

Awal pertumbuhan cendana merupakan tanaman setengah parasit dan memperoleh makanan dari tanaman inang melalui akarnya yang dihubungkan melalui haustorium. Hal itu disebabkan sistem perakarannya tidak sanggup untuk mendukung pertumbuhannya sendiri. Pertumbuhan cendana memerlukan tanaman inang dan pelindung, antara lain Albizia chinensis, Acacia sp., Cassia siamea, Tamarindus indicus, maupun Psidium guajava (Wawo, 2009).

Reproduksi generatif pada cendana menggunakan biji, proses pembentukan biji diawali dengan penyerbukan (polinasi), yang merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari di atas kepala putik (Tjitrosoepomo, 2005). Keberhasilan penyerbukan dan pembuahan ditentukan oleh beberapa hal seperti struktur dan posisi alat reproduksi yang saling berjauhan (Tjitrosoepomo, 2005), kemasakan gamet jantan (serbuk sari) dan gamet betina (putik) yang tidak terjadi secara bersamaan (Walker, 1999). Salah satu penyebab kegagalan pembentukan buah dan biji adalah sterilitas serbuk sari. Menurut Bhojwani dan Bhatnagar (1999) sterilitas serbuk sari dapat disebabkan oleh terganggunya proses meiosis sehingga perkembangan gametofit maupun spora menjadi terhambat, terganggunya perkembangan kepala sari yang menyebabkan proses mikrosporogenesis menjadi terhambat, bentuk serbuk sari yang pipih menyerupai kelopak/ mahkota, serta adanya infeksi jamur dan virus pada kepala sari.

Bunga cendana (S. album Linn.) terletak pada ujung batang dan pada ketiak daun, menurut Tjitrosoepomo (2005) bunga yang terletak pada ujung batang disebut flos terminalis, sedangkan bunga yang terletak pada ketiak daun disebut flos axiler. Bunga cendana terdiri dari 4-5 kelopak/ mahkota, panjang 4-5 mm dan diameter ± 2 mm (Prasetyaningtyas dan Na’ie 004 .

Cendana memiliki dua musim bunga yaitu bulan Desember - Januari dan Mei - Juni. Buah cendana masak pada bulan Maret - April dan September - Oktober. Tanaman cendana telah berbuah pada usia 3-4 tahun. Bibit yang terbaik adalah buah dari pohon yang telah berusia 20 tahun dan benih dapat tumbuh pada lingkungan yang memiliki kandungan air yang dapat memacu perkecambahan (Rahayu dkk., 2002).

Buah cendana merupakan buah batu (drupa), berbentuk bulat dan berwarna hitam ketika masak. Bagian biji pada tumbuhan secara umum tersusun oleh kulit biji, endosperm, dan embrio (Campbell dkk., 2000).

Penelitian mengenai perkembangan struktur morfologi bunga tanaman cendana secara alami, belum ada yang melaporkan. Adapun penelitian tentang perkembangan embrio pada tanaman dikotil

au un onokotil telah banyak dilakukan se erti “Keraga an orfologi sela a erke bangan e brio

somatik sagu (Metroxylon sagu Rottb. ” oleh Kasi dan Su aryono 006 “Regenerasi tana an Shorea pinanga Scheff. melalui embriogenesis so atik” oleh Yelnitis 00 dan e briogenesis so atik langsung pada cendana oleh Sukmadjaja (2005).

(6)

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian untuk mengetahui perkembangan struktur morfologi embrio cendana (S. album Linn.) dari tahap bunga mekar hingga terbentuknya buah muda.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Pengambilan sampel dilaksanakan pada pagi hari di sekitar Kampus Bukit Jimbaran. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011-Januari 2012.

Metode Pengumpulan Data. Pengambilan Sampel yaitu Sampel bunga dan buah sebanyak 50 karangan bunga diambil dari 5 individu tanaman berusia ± 10 tahun yang ada tahapan bunga mekar, setelah mahkota gugur, dan buah muda. Sampel yang akan dibuat preparat disimpan dalam alkohol 70% atau difiksasi langsung dengan larutan fiksatif FAA (9:1:1). Sampel yang akan dibuat preparat adalah bunga hermaprodit dari mekar hingga buah muda untuk mengetahui perkembangan embrio.

Cara Pembuatan Preparat : Perkembangan struktur morfologi embrio cendana (S. album Linn.) digunakan metode embedding, yaitu : Bunga pada tahapan yang berbeda disimpan dalam alkohol 70% diambil untuk difiksasi dalam larutan FAA selama 24 jam. Dehidrasi dengan menggunakan alkohol bertingkat 70%, 80%, 96% dan 100% (2x) masing-masing selama 10-15 menit. Dealkoholisasi dengan larutan alkohol 100% dan xylol (2:1, 1:1, 1:2), xylol I, II masing-masing selama 10-15 menit. Infiltrasi dengan xylol : paraffin 1:1 selama 2-5 jam kemudian xylol : paraffin 1:9 selama 24 jam, paraffin I selama 24 jam, paraffin II selama 1 jam. Kemudian dilakukan penanaman, penyayatan dengan mikrotom putar, lalu penempelan pada kaca objek dengan gliserin albumin perbandingan 1:1, dibiarkan diatas thermostat agar hasil sayatan merenggang. Rehidrasi dengan xylol I, II, xylol : alkohol 100% (2:1, 1:1, 1:2), alkohol 100% (2x), 80%, 70% masing-masing 10-15 menit, pewarnaan dengan 1% safranin dalam alkohol 70% selama 24 jam. Dehidrasi dengan alkohol bertingkat 70%, 80%, dan 100% masing-masing 3-5 celup. Lalu dilakukan penjernihan dengan xylol, diberi Canada balsam dan ditutup dengan kaca penutup, diamati di bawah mikroskop merk MG-Polar-4T-360 (Berlyn and Miksche, 1976). Variabel pengamatan meliputi : Perkembangan struktur morfologi embrio dari tahap bunga mekar hingga terbentuknya buah mudabunga sebelum mekar pada cendana (S. album Linn.).

Metode Pengolahan Data dilakukan secara kualitatif dengan merunut perkembangan morfologi dan anatomi pada bunga mekar hingga terbentuknya buah muda. Kemudian data disajikan dalam bentuk gambar perkembangan embrio maupun deskripsi secara morfologi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Embrio dari Bunga Mekar Hingga Terbentuknya Buah Muda

(7)

Gambar 1. Struktur morfologi dan anatomi tahap bunga mekar kelopak berwarna hijau dan kemerahan ukuran panjang 4 mm diameter ± 2 mm. Perbesaran 1X dan 100X .

Keterangan: morfologi bunga mekar hijau (A1) dan anatomi bunga mekar hijau (A2), Morfologi bunga mekar kemerahan (B1) dan Anatomi bunga mekar kemerahan (B2). 1: kelopak bunga, 2: Mahkota bunga, 3: Benang sari, 4: Putik, 5: ovarium dan ovulum, 6: serbuk sari (Dok. Yuni 2012)

Deskripsi morfologi dan anatomi tahap bunga mekar hijau dan kemerahan ukuran panjang 4 mm dan diameter ± 2 mm :

Gambar A1 dan B1 menunjukan morfologi tahap awal bunga mekar kelopak hijau dan kemerahan berukuran 4 mm dan diameter ± 2 mm, memiliki kelopak berjumlah 4 yang berwarna hijau (seperti gambar A1), kemerahan (gambar B1) hingga berangsur-angsur berwarna merah tua, memiliki mahkota yang berukuran ± 1.5 mm berjumlah 4. Kepala sari berjumlah 4 berwarna kuning pada saat kelopaknya berwarna hijau hingga kepala sari berwarna merah , memiliki putik yang memiliki 3 daun buah yang berukuran ± 2 mm. Gambar A2 dan B2 menunjukan penampang membujur bunga ukuran panjang 4 mm diameter ± 2 mm warna kelopak hijau dan kemerahan terlihat kepala sari yang memiliki 2 ruang sari. Satu ruang sari terdiri dari dua kantong sari dan serbuk sari sudah matang (no. 6).

Perkembangan struktur morfologi dan anatomi tahap bunga mekar kelopak warna merah ukuran 4 mm diameter ± 2 mm, yaitu:

6

A2. B2.

A1.

1

B1.

2 3

4

(8)

Gambar 2. Struktur morfologi dan anatomi tahap bunga mekar kelopak berwarna merah ukuran panjang 4 mm diameter ± 2 mm. Perbesaran 1X dan 100X.

Keterangan : A. morfologi tahap bunga mekar kelopak berwarna merah B. embrio bentuk globuler, C. endosperm (Dokumentasi Yuni, 2012).

Deskripsi morfologi dan anatomi tahap bunga mekar merah ukuran panjang 4 mm dan diameter ± 2 mm : Gambar 2A menunjukan sebagian besar adanya persamaan secara morfologi pada bunga mekar kelopak hijau dan kemerahan (Gambar 1), perbedaan yang terlihat yaitu warna kelopak yang berwarna merah. Penampang membujur bunga ukuran panjang 4 mm diameter ± 2 mm warna kelopak merah (Gambar 2B dan C) menunjukan adanya perkembangan secara anatomi di dalam bakal biji. Di dalam bakal biji terdapat suatu ruang kosong, menurut Panchaksharappa and Syamasundar (1975) tentang studi sitokimia perkembangan bakal biji pada Dipcadi mantanum Dalz, disebut kantong embrio sebagai tempat berkembangnya embrio. Embrio bentuk globuler (gambar 2B) ditandai dengan sel-sel yang memiliki inti besar dan jelas (Jenik et al., 2007). Gambar 2C menunjukan endosperm yang ditandai adanya butiran amilum berwarna bening, menurut (Sumardi dan Pudjoarinto, 1993) endosperm berfungsi sebagai pemberi nutrisi embrio.

Perkembangan struktur morfologi dan anatomi embrio dari tahap buah muda ukuran 2 mm diameter ± 1 mm, yaitu:

Gambar 3. Struktur morfologi dan anatomi buah muda ukuran panjang 2 mm diameter ± 1 mm. Perbesaran 1X dan 100X.

Keterangan : Morfologi dan anatomi buah muda ukuran panjang 2 mm diameter ± 1 mm (A dan B). 1. bakal biji. (Dokumentasi Yuni, 2012).

Deskripsi morfologi dan anatomi tahap buah muda ukuran panjang 2 mm diameter ± 1 mm :

C. B.

A.

1.

(9)

Gambar 3A menunjukan buah muda bentuk seperti lonceng, hijau, terdapat sisa perhiasan bunga

dan sisa tangkai utik. Menurut Prasetyaningtyas dan Na’ie 004 secara orfologi erubahan dari bunga menjadi buah muda ditandai dengan lepasnya kepala sari dari tangkai sari dan mengeringnya/ gugurnya kelopak maupun mahkota.

Penampang membujur buah muda ukuran panjang 2 mm diameter ± 1 mm (Gambar 3B), secara anatomi perkembangan embrio tidak dapat dilihat, disebabkan struktur dari kulit biji muda mulai mengeras ditandai warna merah pekat pada bagian kulit biji sedangkan dalam bakal biji masih lunak, sehingga pergantian zat maupun saat infiltrasi tidak sampai pada bagian dalam bakal biji dan saat penyayatan dengan mikrotom bagian dalam bakal biji tidak tersayat. Hal tersebut kemungkinan dapat menyebabkan hilangnya bagian dalam dari kantong embrio.

Perkembangan struktur morfologi dan anatomi embrio dari tahap buah muda ukuran panjang 4 mm diameter ± 2 mm, yaitu:

Gambar 4. Struktur morfologi dan anatomi buah muda ukuran panjang 4 mm diameter ± 2 mm. Perbesaran 1X dan 100X.

Keterangan : morfologi buah muda (A), tempat embrio bentuk hati (B), Embrio bentuk hati (C). (Dokumentasi Yuni, 2012).

Deskripsi morfologi dan anatomi tahap buah muda ukuran panjang 4 mm dan diameter ± 2 mm :

Gambar 4A menunjukan bahwa secara morfologi mengalami penambahan ukuran panjang dan

dia eter dari ukuran buah uda sebelu nya. Menurut Prasetyaningtyas dan Na’ie 004 ena bahan

ukuran dikatakan sebagai adanya pembesaran ke arah horizontal dan vertikal, pembengkakan terjadi menandakan adanya perkembangan embrio dalam bakal biji. Gambar (4B) menunjukan bagian embrio yang hilang akibat proses embedding yang kurang baik seperti halnya pada ukuran panjang buah muda 2 mm diameter 1 mm. Gambar 4C menunjukan penampang bujur embrio dengan metode irisan tangan diperoleh embrio bentuk hati, masing-masing bagian supervisial akan berkembang membentuk dua kotiledon, yang merupakan ciri perkembangan embrio pada tanaman dikotil (Iriawati, 2010).

Perkembangan struktur morfologi dan anatomi embrio dari tahap buah muda ukuran panjang 6 mm, diameter ± 4 mm dan panjang 7 mm, diameter ± 5 mm, yaitu:

(10)

Deskripsi morfologi dan anatomi tahap buah muda ukuran panjang 6 mm diameter ± 4 mm dan panjang 7 mm diameter ± 5 mm:

Gambar 5A1 dan 5B1 menunjukan penambahan ukuran dan pembengkakan bagian biji, terdapat sisa kelopak dan tangkai putik. Bentuk buah elips hingga bulat, memiliki lapisan kulit buah dengan permukaan licin berwarna hijau, bagian tengah buah yang berdaging tipis, bagian dalam yang keras. Sedangkan bagian biji memiliki kulit biji tipis, endosperm berdaging, dan terdapat embrio. Hal ini sesuai dengan pendapat Sharma (2004) bahwa, buah batu (drupa) memiliki lapisan kulit luar yang disebut epikarpium, lapisan tengah berdaging (mesokarpium), dan lapisan dalam yang keras (endokarpium).

Gambar 5A2 dan 5B2 menunjukan penampang membujur buah muda ukuran panjang 6 mm diameter ± 4 mm 7 mm diameter ± 5 mm, terlihat embrio bentuk torpedo terdiri dari kotiledon, hipokotil dan radikula. Menurut Bhojwani and Bhatnagar (1999), kotiledon terbentuk dari dua bagian supervisial proembrio yang berkembang seimbang dan membentuk dua kotiledon. Menurut Iriawati (2010), kotiledon memiliki peranan sebagai daun fotosintetik saat berkecambah. Hipokotil akan terdeferensiasi menjadi calon batang, dan radikula yang memiliki peran sebagai akar (Esau, 1964).

SIMPULAN

Perkembangan embrio cendana bentuk globuler ditemukan pada bunga mekar panjang 4 mm dan diameter ± 2 mm, buah muda ukuran yang sama telah terbentuk embrio bentuk hati, sedang embrio bentuk torpedo terlihat pada buah muda ukuran panjang 7 mm diameter ± 5 mm.

(11)

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih disampaikan kepada Ibu Eniek, Ibu Darsini, dan Bapak Made Murdisedana serta pihak Balai Pembenihan Tanaman Hutan yag telah memberikan bantuan dan informasi dalam penelitian ini.

KEPUSTAKAAN

Ainsworth C., Susan, C., Vicky Buchanan-Wollaston., Madan, T., John P. 1995. Male and Female Flowers of the Diocious Plant Sorrel Show Different Patterns of MADS Box Genen Expression. Avaiableat:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC161015/pdf/071583.pdf. Opened : 05.02.2012

Backer, C. A., R. C. Bakhuizen Van Den Brink. 1965. Flora of Java (Spermatophytes Only) Vol. II. N. V. P. Noor Dhoff-Groningen-The Netherlands. Page 76 and 78.

Berlyn,G.P. and J.P. Miksche.1976. Botanical Microtechnique and Chemistry. First Edition. The Lowa state University Press Anes, Lowa.

Bhojwani, S. S. And S. P. Bhatnagar. 1999. The Embryology of Angiosperm. Fourth Resived Edition. Vikas Publishing House. PVT. LTD. Delhi.

Campbell, N. A., J. B. Reece, L. G. Mitchell. 2000. Biologi. Edisi Kelima Jilid Kedua. Jakarta : Erlangga..

Eldina, D. 2003. Pembuatan Larutan Safranin. Avaiable at : http:/www.asosiasipoliteknik.or.id /index.php?module=display&jurnal_id=210. Opened : 27.08.2011

Elisa. 2004. Penyerbukan. Avaiable at : http:/www.penyerbukan.htm. Opened : 27.08.2011 Esau, K. 1964. Anatomy of Seed Plants. Second Edition. John Wiley& Son. New York.

Iriawati. 2010. Biji dan Perkembangan biji. Avaiable at: http://www.sith.itb.ac.id/profile/buiriawati/ XII.%20BIJI%20DAN%20PERKEMBANGAN%20BIJI.pdf. Opened : 19.09.2011

Jenik, P. D., C. Stewart, G., and L.Wolfgang. 2007. Embryonic Patterning in Arabidopsis thaliana. Avaiableat:http://www.plantsci.cam.ac.uk/Haseloff/resources/PlantSciPart2_refs/Lecture1/Jenik2 007.pdf. Opened : 14.02.2012

Kasi dan Sumaryono. 2006. Keragaman morfologi selama perkembangan embrio somatik sagu (Metroxylon sagu Rottb.). Bogor : Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia. Vol. (1) 44-52.

Kriswiyanti, E., I K. Muksin., L. Watiniasih., M. Suartini. 2008. Pola Reproduksi Pada Salak Bali (Salacca zalacca Var. Amboinensis (Becc.) Mogea). Jurnal Biologi XII (2) : 78-82.

Kriswiyanti, E. 2006. Perkembangan Tumbuhan (Embriologi Tumbuhan Biji). Jurusan Biologi, F. MIPA, UNUD. Denpasar.

Lestari, F. 2010. Karakteristik Pembungaan Tiga Provenan dan Empat Ras Lahan Cendana. Avaiable at : http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/72105966_1829-6327.pdf Opened : 10.01.2012

Maheswari, P. 1950. An Introduction to the Embryology of Angiosperms. India : McGraw-Hill Book Company, Inc.

(12)

Panchaksharappa, M. G. and J. Syamasundar. 1975. A Cytochemical Study of Ovule Development in Dipcadi montanum Dalz. Part of Thesis submitted by. J. S. for the Ph. D. degree in Botany, Karnatak University, Dharwar, India.

Prasetyaningtyas, M. 2004. Informasi Singkat BenihSantalum album Linn.

Avaiable at: http://bpthsulawesi.net/files/Santalum%20album.pdf. Opened : 14.02.2012

Prasetyaningtyas M. dan M. Na’ie . 004. Study Fenologi Pembungaan Santalum album Linn. di Wanagama,Yogyakarta. Avaiable at : http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j & q =studi+fenologi+cendana&source=web&cd=2&ved=0CC8QFjAB&url=http%3A%2F%2Fiib.ug m.ac.id%2Fjurnal%2Fdownload.php%3FdataId%3D650&ei=Sw49T7bZL4LsrAfT28yBw&usg= AFQjCNE1swM6JeG_s0ke_qdKsFgLM6hixQ&cad=rja. Opened: 12.01.12

Rahayu, S., A.H. Wawo, M. Van Noordwijk, dan K. Hairiah. 2002. Cendana:Deregulasi dan Strategi Pengembangannya. Bogor. World Agroforestry Centre (ICRAF).

Rai, I N., R. Poerwanto, L. K. Darusman dan B. S. Purwoko. 2006. Perubahan Kandungan Giberilin dan Gula Total pada Fase-fase Perkembangan Bunga Manggis. Jurusan Budidaya Pertanian, Faperta Universitas Udayana. Denpasar. Avaiable at : http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j & q=penelitian+mengenai+metode+parafin&source=web&cd=16&ved=0CEAQFjAFOAo&url=http %3A%2F%2Fjournal.ipb.ac.id%2Findex.php%2Fhayati%2Farticle%2Fdownload%2F215%2F81 &ei=PmVCT8HgF83orQeLobXjBw&usg=AFQjCNFsI_AsISVwnicoBmMrEpXFPIpl8w&cad=rj a. Opened : 20.12.2012

Sharma, R. 2004. An Introduction to Plant Morfology.. India : Campus Books International.

Sukmadjaja, D. 2005. Embriogenesis Somatik Langsung pada Tanaman Cendana. Bogor: Jurnal Bioteknologi Pertanian.. Vol. 10: 3-6.

Sumardi, I. dan A. Pudjoarinto. 1992. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Cetakan ke-2. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Cetakan ke-15. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Walker, D. 1999. Studying Pollen

Avaiable at : http://www.geo.arizona.edu/palynology/pol_pix.html. Opened on : 20.09.2011

Wawo, A. H. 2009. Pengaruh Jumlah Semai Akasia (Acacia villosa) Dan Lamtoro Lokal (Leucaena glauca) Sebagai Inang Primer Cendana (Santalum album Linn.). Avaiable at : http://bpthsulawesi.net/files/Santalum%20album.pdf. Opened : 14.02.2012

Gambar

Gambar 1. Struktur morfologi dan anatomi tahap bunga mekar kelopak berwarna hijau  dan kemerahan ukuran panjang 4 mm diameter ± 2 mm
Gambar 2. Struktur morfologi dan anatomi tahap bunga mekar kelopak berwarna merah ukuran panjang 4 mm diameter ± 2 mm
Gambar 4. Struktur morfologi dan anatomi buah muda ukuran panjang 4 mm diameter ± 2 mm
Gambar 5. Struktur morfologi dan anatomi buah muda ukuran panjang 6 mm diameter ± 4 mm dan panjang 7 mm diameter  ± 5 mm

Referensi

Dokumen terkait

Faktor hilal berkaitan dengan keadaan hilal pada waktu pelaksanaan rukyat, faktor pengamat berkaitan dengan keadaan pengamat juga alat-alat yang digunakan untuk rukyat

Naskah-naskah yang berkaitan dengan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Bahan Laporan Sosialisasi Rancangan awal, Laporan hasil konsultasi Publik,

Metode analisis data menggunakan path analysis dengan bantuan spss 22 Hasil penelitian yang menggunakan metode analisis jalur didapatkan data bahwa

Nilai pendidikan adat (tradisi) sebagai kebiasaan yang ada di masyarakat yang memiliki nilai pendidikan bagi masyarakat, seperti tatacara atau aturan yang dianut dan

Tujuan sistem pentanahan adalah untuk membatasi tegangan pada bagian-bagian peralatan Tujuan sistem pentanahan adalah untuk membatasi tegangan pada bagian-bagian peralatan yang

KEBUMEN, FP – Kerjasama yang dilakukan oleh Polsek Kuwarasan Polres Kebumen dan anggota Polres Sumedang dalam melakukan pengejaran terhadap tahanan yang berusaha kabur,

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa aktivitas larvasida yang terbuat dari ekstrak daun kelor dapat membunuh larva Aedes aegypti