• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERUBAHAN KETINGGIAN TERHADAP NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA PERJALANAN WISATA DARI GIANYAR MENUJU KINTAMANI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERUBAHAN KETINGGIAN TERHADAP NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA PERJALANAN WISATA DARI GIANYAR MENUJU KINTAMANI."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PERUBAHAN KETINGGIAN TERHADAP

NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA PERJALANAN

WISATA DARI GIANYAR MENUJU KINTAMANI

Oleh :

I Nyoman Kertanadi

Diajukan sebagai Karya Akhir untuk Memperoleh Gelar Spesialis dalam Bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah Kepala Leher

Program Pendidikan Dokter Spesialis Universitas Udayana

Pembimbing:

dr. Komang Andi Dwi Saputra, Sp.THT-KL Prof. dr. Wayan Suardana, Sp.THT-KL (K)

PPDS I ILMU KESEHATAN THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/

RSUP SANGLAH DENPASAR

(2)

ii

ABSTRAK

PENGARUH PERUBAHAN KETINGGIAN TERHADAP NILAI

AMBANG PENDENGARAN PADA PERJALANAN WISATA

DARI GIANYAR MENUJU KINTAMANI

Latar Belakang. Perjalanan wisata. di ketinggian sering menimbulkan keluhan nyeri

telinga dan gangguan pendengaran. Ketinggian merupakan faktor utama yang mempengaruhi timbulnya keluhan telinga dan perubahan nilai ambang pendengaran. Tujuan. Mengetahui pengaruh perubahan ketinggian terhadap nilai ambang

pendengaran pada perjalanan wisata dari Gianyar menuju Kintamani.

Metode. Analitik eksperimental pre-post test single group design. Dilakukan analisis

uji t berpasangan dengan tingkat kemaknaan p<0,05.

Hasil. Penelitian dilakukan di jalur wisata dari Gianyar menuju Kintamani melalui

desa Payangan, diikuti oleh 40 orang subjek menggunakan satu buah bus. Pemeriksaan audiometri skrining dilakukan pada ketinggian awal 135 meter di atas permukaan laut (mdpl), dilanjutkan pada ketinggian 500 mdpl, 1000 mdpl dan 1500 mdpl. Hasil uji t berpasangan rerata nilai ambang pendengaran telinga kanan di ketinggian 135 mdpl dibandingkan dengan ketinggian 500 mdpl,1000 mdpl dan 1500 mdpl adalah bermakna, p<0,05. Hasil uji t berpasangan rerata nilai ambang pendengaran telinga kiri di ketinggian 135 mdpl dibandingkan dengan ketinggian 500 mdpl,1000 mdpl dan 1500 mdpl adalah bermakna, p<0,05. Terdapat peningkatan nilai ambang pendengaran antara 1,20 dB sampai 2,63 dB.

Simpulan. Terdapat pengaruh perubahan ketinggian terhadap nilai ambang

pendengaran pada perjalanan wisata dari Gianyar menuju Kintamani.

(3)

iii

ABSTRACT

THE EFFECT OF ALTITUDE CHANGE IN HEARING

THRESHOLD ON TRAVEL FROM GIANYAR TO KINTAMANI

Background. Altitude travel often cause ear pain and hearing loss. Altitude is a

major factor that affecting the incidence of ear complaints and hearing threshold changes.

Objective. To determine the effect of altitude change in hearing threshold on travel from Gianyar to Kintamani.

Methods. Experimental analytic pre-post test single group design. Paired t test

analyzes were perfomed with significance level p<0,05.

Results. The study was conducted by traveling from Gianyar to Kintamani through

Payangan village, followed by 40 subjects using a single bus. Audiometric screening examination performed at the initial altitude of 135 meters above sea level (masl), followed at an altitude of 500 masl, 1000 masl and 1500 masl. Paired t test results of mean right ear hearing threshold at an altitude of 135 masl compared to an altitude of 500 masl, 1000 masl and 1500 masl is significant, p < 0.05. Paired t test results of mean left ear hearing threshold at an altitude of 135 masl compared to an altitude of 500 masl, 1000 masl and 1500 masl is significant, p < 0.05. There is an increase in hearing threshold between 1.20 dB to 2.63 dB.

Conclusion. There is altitude change effect in hearing threshold on travel from

Gianyar to Kintamani.

(4)

iv DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK... vi

1.3 Tujuan penelitian... 2

1.3.1 Tujuan umum... 2

1.3.2 Tujuan khusus... 3

1.4 Manfaat penelitian... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Anatomi telinga... 4

2.2 Fisiologi pendengaran... 6

2.3 Zona fisiologi atmosfer... 8

2.4 Tekanan atmosfer... 8

2.5 Hukum gas... 9

2.6 Pengaruh ketinggian pada nilai ambang pendengaran…………... 10

(5)

v

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN…. 15

3.1 Kerangka konsep………... 15

3.2 Hipotesis penelitian... 15

BAB IV METODE PENELITIAN... 16

4.1 Rancangan penelitian... 16

4.2 Tempat dan waktu penelitian... 16

4.3 Populasi penelitian... 16

4.4 Sampel penelitian... 16

4.4.1 Besar sampel... 16

4.4.2 Pemilihan sampel... 17

4.5 Identifikasi variabel... 17

4.5.1 Bagan hubungan antar variabel... 17

4.6 Kriteria inklusi dan eksklusi... 18

4.6.1 Kriteria inklusi………... 18

(6)

vi

5.1 Karakteristik subjek………... 23

5.2 Hubungan perubahan ketinggian dengan nilai ambang pendengaran………..………. 24

5.2.1 Uji t berpasangan rerata nilai ambang telinga kanan ... 24

5.2.2 Uji t berpasangan rerata nilai ambang telinga kiri ... 25

5.3 Keluhan telinga…………... 26

BAB VI PEMBAHASAN………... 28

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN………...……….. 31

7.1 Simpulan….………... 31

7.2 Saran……….. 31

(7)

vii DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Anatomi telinga... 4

Gambar 2 Audiogram telinga normal………... 12

Gambar 3 Audiogram telinga tuli konduksi………... 13

Gambar 4 Audiogram tuli sensori neural... 13

(8)

viii DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1 Karakteristik subjek berdasarkan usia dan jenis kelamin... 23 Tabel 5.2 Uji t berpasangan beda rerata niali ambang telinga kanan pada

ketinggian 135 mdpl dan 500 mdpl... 24 Tabel 5.3 Uji t berpasangan beda rerata niali ambang telinga kanan pada

ketinggian 135 mdpl dan 1000 mdpl... 24 Tabel 5.4 Uji t berpasangan beda rerata nilai ambang telinga kanan pada

ketinggian 135 mdpl dan 1500 mdpl... 25 Tabel 5.5 Uji t berpasangan beda rerata nilai ambang telinga kiri pada

ketinggian 135 mdpl dan 500 mdpl... 25 Tabel 5.6 Uji t berpasangan beda rerata nilai ambang telinga kiri pada

ketinggian 135 mdpl dan 1000 mdpl... 26 Tabel 5.7 Uji t berpasangan beda rerata nilai ambang telinga kiri pada

(9)

ix DAFTAR BAGAN

No Bagan Halaman

3.1 Kerangka konsep……… 15

4.5.1 Hubungan antar variabel……… 17

(10)

x DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar informasi subjek penelitian Lampiran 2 Formulir persetujuan

Lampiran 3 Pemeriksaan fisik Lampiran 4 Kuisioner penelitian

Lampiran 5 Gambar hasil audiogram dan alat audiometri Lampiran 6 Surat keterangan kelaikan etik

Lampiran 7 Dokumentasi

Gambar

Tabel 5.1 Karakteristik subjek berdasarkan usia dan jenis kelamin...........

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan dimensi Komunikasi Antar Organisasi Dan Aktivitas Pelaksana, baik dalam indikator

[r]

waktu tertentu. Hubungan kerja yang dilakukan dengan sistem perjanjian kerja watu tertentu dilakukan dengan cara apabila seseorang pekerja yang telah diterima oleh

1 Memperbesar dan memperkecil peta mengakibatkan skala peta berubah. Rumusnya : Penyebut skala peta asal Jarak pada peta baru = ------------------------------ x jarak pada peta

These were the overriding concern with morality and the sense of the moral crisis of modern society, which can only be resolved through justice and equality; the study of

penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul “Aplikasi Budaya Organisasi Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada

Variabel yang diamati dibedakan menjadi karakter kuantitatif seperti tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah bunga, umur panen, jumlah buah panen, bobot panen per tanaman, bobot