Implementation Adiwiyata in SMP 18 Padang, Thesis, Department of
Geography Education STKIP PGRI West Sumatra, Padang, 2015
By :
Carca Wulandari* Yeni Erita, M.Pd **Ade Irma Suryani, M.Pd **
The Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatra*
The Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatra**
ABSTRACTThis study aimed to obtain information on the implementation of SMP 18, Adiwiyata in Padang. Include: a) the environmental policy, b) Implementation of environment-based curriculum, c) Activity-based participatory environment, d) Management of environmentally friendly means of support. This type of research is qualitative.
Key informants in this study is Adiwiyata team leader and supporter informants comprised of principals, deputy team leader Adiwiyata, former team leader Adiwiyata, some teachers, some students, school canteen guard and janitor. Informants determination techniques by researchers in snowball sampling is a sampling technique that data source, which at first are few long be great. Data was collected through observation, interviews, and documentation.
The results of research in the field as follows: SMP 18 Padang already started the vision and mission that includes protection policy and environmental management since 2014 when the schools start Adiwiyata in SMP 18 Champaign have created a lesson plan related to the environment, which is visible from the RPP ( The design of the lesson) that has been integrated. Activity-based participatory environment is manifested in extracurricular activities and students participated in the Sobi (friend of the earth) and schools incorporate environmental knowledge kesiswanya them about recycling, living pharmacy, composting, the importance of greening and others, invite students directly involved in the implementation. SMP 18 Champaign have developed a means of supporting the management of environmentally friendly schools that provide the infrastructure to cope with environmental problems such as water in a clean, separate bins, where excreta and wastewater disposal, provide the infrastructure to support the learning environment in schools such as the provision of class garden, green house, composting, and hydroponics.
Keywords: implementation, adiwiyata PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Lingkungan secara umum memiliki arti segala sesuatu di luar individu. Segala sesuatu di luar individu merupakan sistem yang kompleks yang dapat mempengaruhi satu sama lain. Kondisi yang saling mempengaruhi ini membuat lingkungan selalu dinamis dan dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan seberapa besar komponen lingkungan itu dapat mempengaruhi dengan kuat. Ada saatnya berubah menjadi baik dan ada saatnya berubah menjadi buruk. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh individu atau makhluk hidup lain dalam satu lingkungan.
Pada Undang Undang Nomor 23 tahun 1997 mengenai Pedoman Umum
Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan, dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Kesatuan ruang maksudnya semua yang disebutkan di atas berada dalam ruang atau tempat yang sama dan bersama-sama membentuk satu sistem. Jadi dalam kesatuan ruang itu masing-masing saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam upaya mempercepat pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup khususnya jalur pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, maka pada tanggal 21 Februari 2006 telah dicanangkan Program Adiwiyata. Program ini dilatar belakangi oleh kerjasama pertama antara Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, yang diperbaharui pada tahun 2005 dan 2010. Tujuan adanya Program Adiwiyata ini adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan dalam melalui pendidikan lingkungan dan sekolah berwawasan lingkungan.
Program adiwiyata ini ada beberapa penghargaan yang akan diberikan yaitu sekolah adiwiyata, sekolah adiwiyata nasional dan sekolah adiwiyata mandiri. Diantara tiga penghargaan tersebut sekolah adiwiyata mandiri lah yang paling tinggi penghargaanya karena langsung diberikan oleh presiden. Sekolah adiwiyata mandiri juga merupakan sekolah yang dianggap berhasil menjadi sekolah yang berbudi daya dan berwawasan lingkungan secara mandiri dan mampu membina sekolah lain dalam mewujudkan sekolah peduli dan berwawasan lingkungan. Namun adanya penghargaan ini bukanlah fokus dari program adiwiyata, pengahargaan ini adalah bentuk apresiasi dari setiap sekolah dan para perangkatnya dalam mewujudkan sekolah adiwiyata ini. Sehingga setiap daerah dan sekolah lainnya diharapkan dengan adanya penghargaan ini berlomba untuk menjadi sekolah yang berbudi daya dan berwawasan lingkungan.
Kota Padang memiliki permasalahan lingkungan yang cukup kompleks, terutama masalah buruknya drainase, karena kurangnya daerah resapan air. Sehingga memiliki kesadaran terhadap lingkungan sangat penting, dan langkah yang efektif adalah dengan memberikan kesadaran itu dari sejak dini diantaranya sejak SMP melalui program adiwiyata.
Di kota Padang sekolah tingkat SMP yang telah terdaftar menjadi sekolah adiwiyata sebanyak 49 sekolah. Berikut tabel daftar SMP yang terdaftar sebagai sekolah adiwiyat di kota Padang:
Salah satu sekolah yang baru terdaftar menjadi sekolah adiwiyata adalah SMPN 18 Padang. Sekolah ini sedang berupaya mengejar ketertinggalannya dengan sekolah lain yang telah lama terdaftar sebagai sekolah adiwiyata. Untuk itu penulis tertarik untuk melihat pelaksanaan program adiwiyata di SMPN 18 dalam rangka mengejar ketertinggalannya dengan sekolah lain dengan judul “Implementasi Program Adiwiyata di SMPN 18 Padang”.
Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, fokus dari penelitian ini adalah implementasi program Adiwiyata di SMPN 18 Padang yang meliputi: kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui implementasi kebijakan berwawasan lingkungan di SMPN 18 Padang.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan di SMPN 18 Padang.
3. Untuk mengetahui implementasi kegiatan lingkungan berbasis partisipatif di SMPN 18 Padang.
4. Untuk mengetahui implementasi pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan di SMPN 18 Padang.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan metode artistik karena proses penelitian bersifat seni (kurang terpola) dan disebut sebagai metode
interpretive karena data hasil penelitian
lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan (Sugiyono : 2013:7). Sumber data penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya (Moleong dalam Arikunto 2010 : 22).
Dalam penelitian ini metode yang digunakan ialah metode observasi wawancara, dan dokumentasi.
Penelitian ini dilakukan di Penelitian ini dilakukan di Sekolah SMPN 18 Padang sebagai wilayah tempat penelitian
Informan kunci penelitian ini adalah Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci dalam penelitian adalah ketua adiwiyata dan informan pendukung adalah kepala sekolah, wakil ketua adiwiyata, beberapa guru, beberapa siswa, petugas kebersihan, dan penjaga kantin sekolah.
Penetapan informan penelitian sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif dan dengan teknik snowball
sampling. Snowball sampling yakni teknik
pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit lama-lama menjadi besar (Sugiono, 2013).
PEMBAHASAN
Pertama, implementasi kebijakan berwawasan lingkungan, Menurut Theresia (2012 :85) adalah kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Ditemukan bahwa kepala sekolah SMPN 18 Padang yang mencetuskan ide mengikutsertakan sekolah dalam program Adiwiyata dan dalam membuat visi, misi, dan tujuan sekolah yang memuat kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dibantu masukan-masukan dari guru. SMPN 18 Padang sudah memulai visi dan misi yang memuat kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sejak tahun 2014 saat sekolah memulai Program Adiwiyata.
Kedua, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, menurut Ahmad (2014: 4) kurikulum berbasis lingkungan artinya program dan aktivitas pendidikan mengarah kepada kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan hidup. SMPN 18 Padang dalam pelaksanaan kurikulum yang berbasis lingkungan sudah terlaksana. Ini dilihat dari bahwa guru-guru di SMPN 18 Padang telah membuat rancangan pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan, yang terlihat dari RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah diintegrasikan baik
untuk pembelajaran yang dilakukan didalam kelas, labor, maupun diluar kelas yang mana perangkat pembelajaran tersebut diketahui oleh kepala sekolah.
Ketiga, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif adalah warga sekolah dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup (KLH, 2011). Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif diwujudkan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan siswa mengikuti kegiatan Sobi (sobat bumi) bekerja sama dengan kampus-kampus tertentu dan sekolah memasukkan pengetahuan lingkungan hidup kesiswanya diantaranya mengenai daur ulang sampah, apotek hidup, pengomposan, pentingnya penghijauan dan lain-lain, mengajak siswa terlibat langsung dalam dalam pelaksanaannya.
Keempat, pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan, dalam pembentukan sekolah Adiwiyata pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan menjadi suatu hal yang sangat penting. SMP N 18 Padang telah mengembangkan pengelolaan sarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan yaitu menyediakan sarana dan prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di seperti air bersih, tempat sampah terpisah, tempat pembuangan tinja dan air limbah, menyediakan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran lingkungan hidup disekolah seperti penyediaan, taman kelas,
green house, pengomposan, dan hidroponik. KESIMPULAN
1. Kebijakan berwawasan lingkungan, sekolah SMPN 18 Padang yang mencetuskan ide mengikutsertakan sekolah dalam program Adiwiyata dan dalam membuat visi, misi, dan tujuan sekolah yang memuat kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dibantu masukan-masukan dari guru. SMPN 18 Padang sudah memulai visi dan misi yang memuat kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sejak tahun 2014 saat sekolah memulai Program Adiwiyata.
2. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, guru-guru di SMPN 18 Padang telah membuat rancangan
pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan, yang terlihat dari RPP
(Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran) yang telah diintegrasikan baik untuk pembelajaran yang dilakukan didalam kelas, labor, maupun diluar kelas yang mana perangkat pembelajaran tersebut diketahui oleh kepala sekolah.
3. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif diwujudkan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan siswa mengikuti kegiatan Sobi (sobat bumi) bekerja sama dengan kampus-kampus tertentu dan sekolah memasukkan pengetahuan lingkungan hidup kesiswanya diantaranya mengenai daur ulang sampah, apotek hidup, pengomposan, pentingnya penghijauan dan lain-lain, mengajak siswa terlibat langsung dalam dalam pelaksanaannya. 4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan, SMP N 18 Padang telah mengembangkan pengelolaan sarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan yaitu menyediakan sarana dan prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di seperti air bersih, tempat sampah terpisah, tempat pembuangan tinja dan air limbah, menyediakan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran lingkungan hidup disekolah seperti penyediaan, taman kelas, green house, pengomposan, dan hidroponik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2014. Analisis Implementasi Kebijakan Kurikulum Berbasis Lingkungan. Jurnal. Universitas Muhammadiyyah : Malang. Anonim. 1997. Undang-Undang No. 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Kementerian
Lingkungan Hidup Republik Indonesia: Jakarta
Dinas Pendidikan Kota Padang. 2014. Sekolah Adiwiyata Kota Padang tahun 2014
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2005. Pendidikan
Lingkungan Hidup.
http://www.menlh.go.id/pendidikan lingkungan hidup.
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2012. Program Adiwiyata.
http://www.menlh.go.id/adiwiyata/. Diakses 27 Juni 2013