• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Pendapatan Usahatani Bawang Merah dengan dan Tanpa Teknologi Feromon (Studi Kasus di Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Pendapatan Usahatani Bawang Merah dengan dan Tanpa Teknologi Feromon (Studi Kasus di Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI

BAWANG MERAH DENGAN DAN TANPA

TEKNOLOGI FEROMON

(Studi Kasus di Gapoktan Asta Mandiri, Desa Songan B,

Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli)

SKRIPSI

Oleh

KETUT SWASTIKA

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

PROGRAM NON REGULER FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

DENGAN DAN TANPA TEKNOLOGI FEROMON

(Studi Kasus di Gapoktan Asta Mandiri, Desa Songan B, Kecamatan

Kintamani, Kabupaten Bangli)

dipersiapkan dan diajukan oleh Ketut Swastika

NIM. 1217351012

telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji pada tanggal 21 September 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana No : 171/UN14.1.23/DL/2016

Tanggal : 20 September 2016 Tim Penguji Skripsi adalah :

Ketua : Dr. Ir. I Nyoman Gede Ustriyana, MM Anggota :

1. Drs. I Ketut Rantau, M.Si 2. Ir. Ni Wayan Putu Artini, MP

(3)

i

PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI

BAWANG MERAH DENGAN DAN TANPA

TEKNOLOGI FEROMON

(Studi Kasus di Gapoktan Asta Mandiri, Desa Songan B,

Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli)

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh Ketut Swastika NIM. 1217351012

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

PROGRAM NON REGULER FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(4)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan

plagiarism.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Denpasar, 29 September 2016 Yang menyatakan,

(5)

iii

ABSTRACT

Ketut Swastika. Student number: 1217351012. The Comparison of Shallot Farming Income by Using and without Pheromone Technology (Case Study at the Association of Asta Mandiri Farmer Groups, Songan B Village, Kintamani District, Bangli Regency). Supervised by: Prof. Ir. I Gusti Agung Ayu Ambarawati, M.Ec., Ph.D and Ida Ayu Listia Dewi, SP, M.Agb.

The main problem faced by farmers in shallot cultivation is the pest attack from worms. Farmers mostly control the pest by using high doses of chemical insecticide spraying. Pheromone technology is a breakthrough technology that can be used to control worm pest in shallot farming, heading to less use of insecticides.

This research took place at the Association of Asta Mandiri Farmer Groups, Songan B Village, Kintamani District, Bangli Regency which was conducted from April to May 2016. The purpose of this study was to compare the shallot farming income using pheromone technology and without pheromone technology and the obstacles faced by farmers in applying the technology. Data were analyzed using analysis of farm income, the R/C ratio, and t-test. The results showed that production of shallot farming with pheromone technology was 10.479 kg per hectare per season, whereas without the pheromone technology was 9.532 kg per hectare per season. Total cost of shallot production using technology was Rp 70,066,586.62 per hectare per season, whereas Rp 73,906,436.11 per hectare per season for non-pheromone technology. The income of shallot farming with pheromone technology was at Rp 97,597,413.38 per hectare per season, whereas without pheromone technology at Rp 78,605,563.89 per hectare per season. The R/C ratio of shallot farming by using pheromones technology was 2,39, whereas without the pheromone technology was 2,06. Based on t-test analysis, there is significantly difference in income at 95% level of convidence. Obstacles faced by farmers in applying pheromone technology, namely e difficulties to obtain the pheromones in the market. It is expected that the government will provide the pheromones massively, so that farmers are able to apply the technology sustainbly.

Keywords: farm income, pheromone technology, obstacles, shallot

(6)

iv

ABSTRAK

Ketut Swastika. NIM : 1217351012. Perbandingan Pendapatan Usahatani Bawang Merah dengan dan tanpa Teknologi Feromon (Studi Kasus di Gapoktan Asta Mandiri, Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli). Dibimbing oleh : Prof. Ir. I Gusti Agung Ayu Ambarawati, M.Ec., Ph.D dan Ida Ayu Listia Dewi, SP, M.Agb.

Masalah utama yang dihadapi oleh petani dalam budidaya bawang merah adalah serangan organisme pengganggu tanaman yaitu hama ulat bawang. Petani biasanya mengendalikan ulat bawang dengan menyemprotkan insektisida kimiawi dosis tinggi. Teknologi feromon merupakan suatu terobosan teknologi dalam pengendalian hama ulat bawang dalam mengurangi penggunaan insektisida.

(7)

v

RINGKASAN

Petani di Gapoktan Asta Mandiri telah lama membudidayakan tanaman bawang merah. Masalah utama yang dihadapi oleh petani di Gapoktan Asta Mandiri dalam budidaya bawang merah adalah serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yaitu hama ulat bawang (Spodoptera exigua). Hama ini merupakan hama utama di sentra produksi bawang merah. Petani di Gapoktan Asta Mandiri biasanya mengendalikan S. exigua dengan menyemprotkan insektisida kimiawi dosis tinggi. Penyemprotan dilakukan tiga hari sekali agar tanaman aman dari serangan ulat bawang. Penggunaan insektisida yang intensif dapat menyebabkan hama menjadi resisten terhadap insektisida yang digunakan. Penggunaan insektisida untuk mengendalikan hama juga dapat mengurangi keragaman sehingga menyebabkan peledakan hama. Selain meningkatkan biaya pengendalian, penggunaan pestisida secara berlebihan berdampak kurang baik terhadap lingkungan, serta menimbulkan residu yang berlebih pada produk sehingga mengganggu kesehatan. Oleh karena itu, perlu ada terobosan teknologi dalam pengendalian hama ulat bawang antara lain yaitu dengan menggunakan teknologi feromon.

(8)

vi

penelitian dilakukan secara purposive sampling, yaitu penentuan lokasi secara sengaja dengan dasar pertimbangan yaitu (1) Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli merupakan sentra penghasil bawang merah di Provinsi Bali, (2) Petani di Gapoktan Asta Mandiri, Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli telah menerapkan teknologi feromon dalam usahatani bawang merah.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara, dan wawancara mendalam. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang membudidayakan bawang merah dan tergabung dalam anggota Gapoktan Asta Mandiri, Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, yaitu 174 petani. Pengambilan sampel/responden dilakukan secara sensus yaitu semua petani yang menerapkan teknologi feromon diambil sebagai sampel/responden, sebanyak 30 orang dan 30 orang petani lainnya yang tidak menggunakan teknologi feromon.

(9)

vii

saat penelitian petani menikmati harga yang cukup tinggi yaitu Rp 30,000/kg. Harga yang digunakan dalam penelitian ini yaitu harga rata-rata Rp 16.000/kg, sehingga pendapatan usahatani bawang merah dengan menggunakan teknologi feromon sebesar Rp 97,597,413.38/ha/MT, sedangkan usahatani tanpa teknologi feromon sebesar Rp 78,605,563.89/ha/MT. R/C ratio usahatani bawang merah dengan menggunakan teknologi feromon yaitu 2,39, sedangkan usahatani tanpa teknologi feromon yaitu 2,06. Berdasarkan hasil analisis uji-t terdapat perbedaan pendapatan yang nyata pada tingkat kepercayaan 95%. Selain pendapatan yang lebih tinggi, adapun keuntungan yang dirasakan petani yang menggunakan teknologi feromon, yaitu teknologi feromon dapat menghemat biaya tenaga kerja pengendalian hama sebesar Rp 538,314/ha/MT (0,73% dari total biaya), menghemat pembelian pestisida sebesar Rp 3,277,237/ha/MT (4,43% dari total biaya), serta berkurangnya penggunaan pestisida secara sosial berdampak baik terhadap kesehatan petani dan konsumen bawang merah, serta dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

(10)

viii

PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

DENGAN DAN TANPA TEKNOLOGI FEROMON

(Studi Kasus di Gapoktan Asta Mandiri, Desa Songan B, Kecamatan

Kintamani, Kabupaten Bangli)

Ketut Swastika NIM. 1217351012

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Ir. I G A A Ambarawati, M.Ec., Ph.D Ida Ayu Listia Dewi, SP, M.Agb NIP. 19600901 198403 2 002 NIP. 19801009 200501 2 003

Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS NIP. 19630515 1988 1 001

(11)

ix

PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

DENGAN DAN TANPA TEKNOLOGI FEROMON

(Studi Kasus di Gapoktan Asta Mandiri, Desa Songan B, Kecamatan

Kintamani, Kabupaten Bangli)

dipersiapkan dan diajukan oleh Ketut Swastika

NIM. 1217351012

telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji pada tanggal 21 September 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana No : 171/UN14.1.23/DL/2016

Tanggal : 20 September 2016 Tim Penguji Skripsi adalah :

Ketua : Dr. Ir. I Nyoman Gede Ustriyana, MM Anggota :

1. Drs. I Ketut Rantau, M.Si 2. Ir. Ni Wayan Putu Artini, MP

(12)

x

RIWAYAT HIDUP

Ketut Swastika lahir di Dusun Sukadamai, Desa Sukamaju, Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, NTB pada 20 Juli 1994. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara, dari pasangan Wayan Sukla dan Ni Made Sudarmi.

Penulis mengawali pendidikan di SDN Krida, Kecamatan Lunyuk (2000-2006). Kemudian penulis melanjutkan ke SMPN 3 Lunyuk, Kabupaten Sumbawa (2006-2009). Pendidikan sekolah menengah atas ditempuh di SMAN 1 Lunyuk, Kabupaten Sumbawa (2009-2012). Penulis kemudian diterima pada Program Studi Agribisnis Program Non Reguler Fakultas Pertanian Universitas Udayana tahun 2012.

(13)

xi

KATA PENGANTAR

Om Awignamwastu Namah Sidham Om Swastyastu

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat limpahan rahmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis, Program Non Reguler Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.

Selama penyelesaian skripsi ini, penulis tidak jarang menemui hambatan, rintangan dan kesulitan, namun berkat rahmat-Nya dan juga dorongan semangat pada diri, serta bantuan dari semua pihak, akhirnya skripsi dengan judul

“Perbandingan Pendapatan Usahatani Bawang Merah dengan dan tanpa Teknologi Feromon (Studi Kasus di Gapoktan Asta Mandiri, Desa Songan B,

Kecamatan Kintamani, kabupaten Bangli)” dapat terselesaikan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Sebagai salah satu bukti perwujudan tersebut adalah dengan rasa hormat dan rendah hati yang tulus, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut. 1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian, Universitas

Udayana yang telah memberikan ijin dan kemudahan dalam penelitian ini. 2. Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, MSi selaku Ketua Program Studi Agribisnis

(14)

xii

3. Ir. I Dewa Gede Raka Sarjana, MMA selaku Sekretaris Program Non Reguler Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana, yang telah banyak membantu selama penulis menjadi mahasiswa sampai skripsi ini terselesaikan.

4. Ir. I Wayan Sudarta, M.S. selaku Pembimbing Akademik atas bimbingannya kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Prof. Ir. I Gusti Agung Ayu Ambarawati, M.Ec., Ph.D selaku pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ida Ayu Listia Dewi, SP., M.Agb selaku pembimbing II yang telah membimbing dan memberi masukan kepada penulis dengan penuh kesabaran selama penelitian sampai penyusunan skripsi ini.

7. Segenap Dosen Program Studi Agribisnis Pertanian dan Staf Program Non Reguler Fakultas Pertanian yang telah banyak membantu selama penulis menjadi mahasiswa.

8. Jro Lanang, SE selaku Kepala Desa Songan B yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.

9. I Ketut Lama, selaku ketua Gapoktan Asta Mandiri beserta seluruh anggota Gapoktan yang telah banyak membantu dan memberikan informasi selama penulis melakukan penelitian.

(15)

xiii

banyak membantu dan memberikan informasi tentang teknologi feromon selama penulis melakukan penelitian.

11. Orang tua penulis dan keluarga tercinta Bapak (Wayan Sukla), Ibu (Ni Made Sudarmi) dan Adik (Luh Sriyanti) yang telah memberikan bantuan, semangat, serta dukungan baik berupa materi, moril, maupun spiritual selama penulis menjalani studi di Perguruan Tinggi sampai skripsi ini terselesaikan.

12. Rekan-rekan di Program Non Reguler FP UNUD Program Studi Agribisnis Angkatan 2012 (Fian, Tisna, Rifki, Resi, Mardika, Ancha, Komang, Adi, Cerry, Indah dan Galuh), Ni Kadek Karini dan teman-teman penulis lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini serta atas segala dorongan moral yang diberikan kepada penulis, semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, bahkan disana-sini masih banyak ditemukan kekurangan karena keterbatasan wawasan yang penulis miliki. Namun dengan rendah hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang kiranya dapat bermanfaat dan membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, September 2016

(16)

xiv

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...9

II TINJAUAN PUSTAKA ...10

2.1 Tanaman Bawang Merah ...10

2.1.1 Sejarah singkat tanaman bawang merah ...11

(17)

xv

2.2 Teknologi Feromon ...15

2.3 Konsep Usahatani ...17

2.3.1 Faktor-faktor produksi dalam usahatani ...18

2.3.2 Biaya produksi dan pendapatan usahatani ...20

2.3.3 Analisis R/C ratio ...24

2.3.4 Analisis uji-t...24

2.4 Penelitian Lain tentang Bawang Merah ...25

2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis ...27

2.6 Hipotesis ...28

III METODE PENELITIAN ...29

3.1 Lokasi Penelitian ...29

3.2 Jenis dan Sumber Data ...29

3.2.1 Jenis data ...29

3.2.2 Sumber data ...30

3.3 Penentuan Populasi dan Responden ...31

3.4 Metode Pengumpulan Data ...32

3.5 Variabel dan Batasan Operasional ...32

3.5.1 Variabel dan pengukuran variabel ...32

3.5.2 Batasan operasional ...34

3.6 Analisis Data ...36

3.6.1 Analisis pendapatan usahatani ...36

3.6.2 Analisis R/C (a) ...37

3.6.3 Analisis uji-t...38

IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ...39

4.1 Gambaran Umum Desa Songan B ...39

(18)

xvi

4.1.2 Keadaan tofografi dan geografi Desa Songan B ...41

4.1.3 Keadaan penduduk...42

4.2 Deskripsi Gapoktan Asta Mandiri ...46

4.2.1 Syarat menjadi Gapoktan Asta Mandiri ...47

4.2.2 Struktur organisasi dan pembagian tugas ...48

V HASIL DAN PEMBAHASAN ...53

5.1 Karakteristik Responden ...53

5.1.1 Umur responden...53

5.1.2 Pendidikan responden ...54

5.1.3 Penguasaan lahan ...55

5.1.4 Pekerjaan pokok dan sampingan responden ...57

5.2 Pendapatan Usahatani Bawang Merah dengan Menggunakan Teknologi Feromon ...59

1. Biaya uhatani ...59

2. Penerimaan dan pendapatan usahatani...65

5.3 Pendapatan Usahatani Bawang Merah tanpa Menggunakan Teknologi Feromon ...66

1. Biaya usahatani ...66

2. Penerimaan dan pendapatan usahatani...70

5.4 Perbandingan Pendapatan Usahatani Bawang Merah dengan Menggunakan Teknologi Feromon dan tanpa Teknologi Feromon di Gapoktan Asta Mandiri ...71

1. Perbandingan secara riil ...71

2. Perbandingan R/C ratio ...73

3. Analisis uji-t ...74

5.5 Kendala-kendala Petani Bawang Merah yang Telah Menerapkan Teknologi Feromon ...76

(19)

xvii

6.1 Simpulan ...77

6.2 Saran ...77

DAFTAR PUSTAKA ...79

(20)

xviii

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman 1.1 Produksi Bawang Merah di Provinsi Bali

pada Tahun 2010-2014 ... 2 2.1 Nama Bawang Merah di Beberapa

Daerah di Indonesia ... 12 3.1 Jumlah Populasi dan Responden Petani Bawang Merah di

Gapoktan Asta Mandiri Tahun 2016 ... 31 3.2 Variabel, Indikator, Parameter dan Pengukuran

dalam Penelitian ... 33 4.1 Luas Wilayah Desa Songan B menurut Penggunaan

Tanah Tahun 2014 ... 42 4.2 Jumlah Penduduk Desa Songan B menurut

Kelompok Umur pada Tahun 2014 ... 43 4.3 Jumlah Penduduk Desa Songan B menurut

Tingkat Pendidikan Formal Tahun 2014 ... 44 4.4 Jumlah Penduduk Desa Songan B menurut Mata

Pencaharian Tahun 2014 ... 45 5.1 Tingkat Pendidikan Responden Petani Bawang Merah

di Gapoktan Asta Mandiri Tahun 2016 ... 54 5.2 Rata-rata Luas Penguasaan Lahan Responden Usahatani

Bawang Merah di Gapoktan Asta Mandiri Tahun 2016 ... 56 5.3 Pekerjaan Pokok dan Sampingan Responden Usahatani

Bawang Merah di Gapoktan Asta Mandiri Tahun 2016 ... 58 5.4 Biaya Rata-rata Tenaga Kerja per Luas Lahan Garapan

Usahatani Bawang Merah dengan Teknologi Feromon

di Gapoktan Asta Mandiri Tahun 2016 ... 62 5.5 Biaya Rata-rata per Luas Lahan Garapan Usahatani Bawang Merah

dengan Teknologi Feromon di Gapoktan Asta Mandiri

(21)

xix

5.6 Rata-rata Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Per Luas Lahan Garapan dan Per Hektar Usahatani Bawang Merah dengan Teknologi Feromon di Gapoktan Asta Mandiri

Tahun 2016 ... 65 5.7 Biaya Rata-rata Tenaga Kerja per Luas Lahan Garapan

Usahatani Bawang Merah tanpa Teknologi Feromon

di Gapoktan Asta Mandiri Tahun 2016 ... 67 5.8 Biaya Rata-rata per Luas Lahan Garapan Usahatani Bawang Merah

tanpa Teknologi Feromon di Gapoktan Asta Mandiri

Tahun 2016 ... 69 5.9 Rata-rata Penerimaan dan Pendapatan Usahatani per Luas Lahan

Garapan dan per Hektar Usahatani Bawang Merah tanpa Teknologi Feromon di Gapoktan Asta Mandiri

Tahun 2016 ... 70 5.10 Perbandingan Rata-rata Pendapatan Usahatani Bawang Merah

(22)

xx

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman 1.1 Perkembangan Produksi Bawang Merah di Bali ...3 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Perbandingan Pendapatan

Usahatani Bawang Merah dengan Menggunakan Teknologi Feromon Seks dan tanpa Teknologi Feromon Seks

Tahun 2016 ...28 4.1 Struktur Organisasi Gapoktan Asta Mandiri

(23)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Teks Halaman

1 Biaya Tenaga Kerja per Luas Lahan Garapan Usahatani Bawang Merah dengan Menggunakan Teknologi Feromon dan tanpa Teknologi Feromon di Gapoktan Asta Mandiri

Tahun 2016 ...81 2 Biaya Rata-rata Usahatani Bawang Merah per Luas Lahan Garapan

dalam Satu Musim Tanam di Gapoktan Asta Mandiri

Tahun 2016 ...83 3 Rata-rata Pendapatan Usahatani Bawang Merah dengan

Menggunakan Teknologi Feromon dan tanpa Teknologi Feromon di Gapoktan Asta Mandiri, Desa Songan B,

Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ...85 4 Gambar-gambar ...86

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang menggunakan metode Quasi Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Learning Cycle terhadap keterampilan proses

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi minyak hati ikan kod dengan taraf yang berbeda pada pakan komersial berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap diameter

Seorang peksos yang bekerja dalam ranah HAM, memiliki beberapa perspektif yang bisa digunakan ketika akan menangani masalah klien yang terkait dengan HAM, yaitu (i)

Penelitian tentang pengembangan permainan My Costume untuk media pembelajaran sebagai stimulasi kecerdasan visual- spasial pada anak autis penting dilakukan karena

No Kegiatan Kode RUP Nama Paket Sumber Dana Lokasi Keterangan Pemilihan Penyedia Pagu.

Dari gambar terlihat bahwa efisiensi sel surya p-i-n a-Si:H doping-delta tanpa annealing menurun dari 5,39 % sampai 3,49 % dengan meningkatnya lama penyinaran dari 0 sampai 2,5

SDN 1 NGEMPLAK UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN KALIKOTES Diyakini Kebenarannya 436 KARTIKA BUDIYANTI 6424­12­00859­6 SDN 1 TAMBONGWETAN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN KALIKOTES.

Parameter utama dalam penelitian ini adalah histopatologi insang dan hepatopankreas udang windu ( Penaeus monodon Fab.) diinfeksi Vibrio harveyi yang menunjukkan