• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas V SD Negeri Kesongo 04 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, dengan jumlah siswa 21 pada mata pelajaran IPA pokok materi Bumi dan Alam Semesta melalui metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran.

4.1.1 Pelaksanaan Pra Siklus

Pelaksanaan pra siklus diadakan dengan tujuan melihat kondisi awal siswa sebelum diadakan tindakan yaitu siklus I dan siklus II pembelajaran melalui metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran. Pelaksanaan pra siklus diadakan pada tanggal 22 April 2014 dengan melihat nilai ulangan harian IPA pada materi Energi dan Perubahannya yakni dari 21 siswa, hanya terdapat 5 siswa yang nilainya telah memenuhi KKM (66) sedangkan nilai 16 siswa lainnya masih jauh di bawah KKM dengan rata-rata yg diperoleh yaitu 60. Berikut ini adalah table presentase ketuntasan belajar IPA siswa kelas V pra siklus.

Tabel 8

Hasil belajar IPA siswa kelas V Pra Siklus

No Nilai Ketuntasan Jumlah

siswa

Persentase (%)

1 ≥ 66 Tuntas 6 23,8

2 < 66 Belum Tuntas 15 76,2

Total 21 100

Dari hasil pelaksanaan pra siklus bisa terlihat perbandingannya, siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau memenuhi KKM ≥66 adalah sebanyak 5 siswa (23,8%) sedangkan siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 16 siswa (76,2%), dengan nilai tertinggi adalah 75 sedangkan nilai terendah adalah 45.

Setelah di observasi lebih lanjut rendahnya hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Kesongo 04 dikarenakan dalam pembelajaran belum tercipta suasana

(2)

belajar yang menyenangkan dan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat guru menjelaskan pelajaran. Guru masih terlalu dominan dalam menjelaskan materi sehingga siswa cenderung bosan dalam kelas. Guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran sehingga siswa tidak tertarik dan bosan selama pelajaran berlangsung. Dengan diperolehnya data hasil belajar siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar atau memenuhi KKM ≥66 dari kelas V SD Negeri Kesongo 04, maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

4.1.2 Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan

Setelah diperoleh data pada Pra Siklus atau observasi awal, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang ada. Setelah mengetahui penyebabnya, peneliti mencari solusi yang akan digunakan untuk memperbaiki hasil belajar siswa, yaitu dengan menggunakan metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi Bumi dan Alam Semesta serta segala kebutuhan yang diperlukan dalam siklus I diantaranya artikel berupa peralatan demonstrasi, video pembelajaran, lembar soal evaluasi dan juga lembar observasi guru dan siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada hari Senin 28 April 2014 dan Rabu 30 April 2014. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar dengan dibantu guru kelas V sebagai observer. Pada pertemuan pertama akan dilakukan pembelajaran menggunakan metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran dan pertemuan kedua akan dilakukan evaluasi pembelajaran guna mengetahui hasil dari pemberian tindakan dalam pembelajaran.

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 28 April 2014 pada jam ke 3-4 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Peneliti menyampaikan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang diambil yaitu mendeskripsikan proses

(3)

pembentukan tanah karena pelapukan dengan menggambil 3 indikator yaitu menjelaskan pengertian pelapukan, mengetahui jenis-jenis pelapukan dan memahami prosesnya serta mengidentifikasi jenis-jenis tanah, misalnya : berpasir, tanah liat, humus.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran diantaranya:

A. Tahap Pembukaan

1. Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas video yang akan ditayangkan dan demonstrasi yang akan dilakukan.

2. Menyampaikan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

3. Memberikan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan.

B. Tahap Pelaksanaan

1. Penayangan video pembelajaran.

2. Pastikan seluruh siswa memperhatikan video pembelajaran yang sedang ditayangkan.

3. Beri penjelasan yang padat dan singkat tentang video yang telah ditayangkan 4. Pelaksanaan demonstrasi dengan dibantu satu atau dua siswa

5. Berikan pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.

6. Ciptakan suasana yang menyenangkan dengan menghindari suasana yang membuat para siswa merasa tegang dalam proses pembelajaran.

7. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif bertanya tentang hal yang kurang jelas

C. Penutup

1. Memberikan tugas tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan demonstrasi berbantuan video pembelajaran dan proses pencapaian tujuan pembelajaran, untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi dan video yang ditayangkan itu atau tidak.

(4)

2. Mengajak siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi dan penayangan video itu untuk perbaikan selanjutnya.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan yang kedua dalam siklus I ini diadakan pada hari selasa 29 April 2014 pada jam pelajaran 1-2 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Dalam pertemuan kedua ini, pembelajaran dilakukan dengan mengulang kembali materi pembelajaran yang telah disampaikan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua guna mengingatkan kembali pengetahuan siswa. Setelah siswa dapat mengingat kembali, guru memberikan soal evaluasi yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya yang berjumlah 20 soal. Selanjutnya, guru bersama siswa mengkoreksi hasil evaluasi tersebut guna melihat hasil dari penerapan pembelajaran menggunakan metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran.

3. Hasil Tindakan

Dari hasil evaluasi yang diadakan pada pertemuan kedua mengenai materi Bumi dan Alam Semesta diperoleh hasil siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 15 siswa serta siswa yang belum mengalami ketuntasan sebanyak 6 siswa dengan nilai rata-rata sebesar 73,80. Nilai minumum siswa adalah 55 dan nilai maksimum yang dicapai siswa adalah 100. Secara lebih jelas, hasil dari penerapan pembelajaran menggunakan metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran menyatakan bahwa 71,43%siswa mengalami ketuntasan dan hanya 28,57% siswa yang belum tuntas dari nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 66.

Dari perbandingan diatas jelas terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I ini, namun masih perlu diadakan perbaikan karena masih terdapat 6 siswa yang masih belum mengalami ketuntasan.

4. Hasil Observasi

Selama peneliti mengajar, guru mengamati jalannya pembelajaran dengan mengisi instrumen observasi siswa dan instrumen observasi guru yang telah disediakan. Terdapat 14 item dalam instrumen siswa dan guru yang berdasar pada penerapan metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran. Berikut ini hasil observasi kegiatan pembelajaran pada siklus I.

a. Pertemuan 1

(5)

Pengamatan dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan, pengamatan dilakukan oleh guru secara langsung dengan mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Pengamatan dilakukan untuk mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran serta aktivitas guru selama proses pembelajaran melalui metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran.

Berikut ini tabel hasil observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I pertemuan 1.

Tabel 9

Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1

No Aspek Indikator Skor Rata-Rata

A Kegiatan Awal  Melakukan apersepsi

 Penyampaian tujuan pembelajaran

4 4

4 B Kegiatan Inti

Tahap 1 Pembukaan

 Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas video yang akan ditayangkan dan demonstrasi yang akan dilakukan.

3 3

 Menyampaikan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

3

 Memberikan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal- hal yang dianggap penting dari pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan.

3

Tahap 2 Pelaksanaan

 Penayangan video pembelajaran 4 3.33

 Pastikan seluruh siswa memperhatikan video pembelajaran yang sedang ditayangkan.

4

 Mengikut sertakan beberapa siswa dalam pelaksanaan demonstrasi

3

 Berikan pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.

3

 Ciptakan suasana yang menyenangkan dengan menghindari suasana yang membuat para siswa merasa tegang dalam proses pembelajaran.

3

 Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif bertanya tentang hal yang kurang jelas.

3

Tahap 3 Evaluasi  Penilaian Tugas/Tes 3 3

(6)

C Kegiatan Penutup  Menyimpulkan pembelajaran

 Melakukan refleksi

4 4

4

Total skor dan rata-rata 48 3.42

Kategori Baik

Tabel 10

Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 1

No Aspek Indikator Skor Rata-Rata

A Kegiatan Awal  Kesiapan Menerima Pelajaran

 Menanggapi apersepsi

4 4

4

B Kegiatan Inti Tahap 1 Pembukaan

 Semua siswa mengikuti dalam penataan tempat duduk

3 3

Memperhatikan penyampaian tujuan yang harus dicapai.

3 3

 Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan.

3 3

Tahap 2 Pelaksanaan

 Memperhatikan penayangan video pembelajaran

4 3.16

 Mengikuti dan memperhatikan pelaksanaan demonstrasi

3

 Siswa ikut serta dalam pelaksanaan demonstrasi

3

 Merespon pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki

3

 Suasana terlihat menyenangkan 3

 Aktif bertanya tentang hal yang kurang jelas.

3 Tahap 3

Evaluasi

 Keseriusan dalam mengerjakan tugas/Tes

3 3

C Kegiatan Penutup  Menyimpulkan pembelajaran

 Melakukan refleksi

4 4

4

Total skor dan rata-rata 44 3.14

Kategori Cukup

Keterangan Skor 3,60 - 4,00 = Sangat Baik

1 = Kurang Baik 3,20 – 3,60 = Baik

2 = Cukup Baik 2,80 – 3,20 = Cukup

3 = Baik 2,40 – 2,80 = Kurang Baik

4 = Sangat Baik 2,00 - 2,40 = Sangat kurang

Berdasarkan tabel observasi guru dan siswa pada siklus I pertemuan 1 dapat diketahui bahwa masih terdapat beberapa aspek/indikator pengamatan yang

(7)

menunjukkan skor rendah dalam pelaksanaan pembelajaran yang menjadi kekurangan. Kekurangan tersebut dapat dilihat dari guru maupun siswa, antara lain:

Dilihat dari guru :

1) Karena baru sekali itu masuk kekelas tersebut sehingga masih terasa grogi ketika mengajar.

2) Dalam merencanakan pelaksanaan demonstrasi, guru belum begitu jelas dalam membimbing siswa, sehingga ada sedikit kekeliruan dalam pelaksanaan tahap- tahap demonstrasi.

3) Dalam menyampaikan kesimpulan dari kegiatan demonstrasi yang telah dilakukan, guru sedikit kesulitan karena perhatian siswa masih terfokus pada demonstrasi yang telah dilaksanakan.

4) Dalam peralihan dari demonstrasi untuk kembali ke materi pembelajaran guru sulit mengendalikan siswa karena siswa selalu malah berdiskusi sendiri dengan teman sebangku dan tidak memperhatikan guru.

Dilihat dari siswa

1) Siswa masih sangat pasif sekali dalam menanggapi apersepsi dari guru.

2) Siswa masih kurang percaya diri dan malu untuk merespon pertanyaan- pertanyaan dari guru,

3) Siswa yang maju kedepan untuk membantu kegiatan demonstrasi kurang serius dan kurang berhati-hati dengan peralatan yang digunakan dalam kegiatan demonstrasi.

4) Keseriusan siswa dalam belajar juga belum terlihat dalam mengerjakan tugas maupun tes sehingga hasilnya belum memuaskan.

5) Siswa masih sangat pasif dan masih tergantung pada guru dalam menyimpulkan pembelajaran.

b. Pertemuan 2

Dalam kegiatan pertemuan 2, peneliti tidak menggunakan lembar observasi karena hanya melaksanakan kegiatan evaluasi, sehingga guru maupun siswa tidak memperoleh total skor maupun rata-rata dalam hasil observasi namun peneliti tetap mengamati guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan evaluasi. Pada

(8)

kegiatan evaluasi siklus I, terdapat beberapa siswa yang masih terlihat kesulitan dalam mengerjakan soal. Dalam pengulangan materi ada beberapa materi yang tidak disampaikan oleh guru. Guru juga belum melakukan pengawasan secara maksimal terhadap siswa, sehingga ada beberapa siswa yang tidak jujur dalam mengerjakan soal.

c. Hasil keseluruhan observasi siklus I pertemuan 1 dan 2

Berdasarkan data lembar observasi guru dan siswa dapat diketahui keseluruhan total skor dan rata-rata terhadap hasil pengamatan pada siklus I pertemuan 1. Sedangkan siklus I pertemuan 2 hanya mendapat hasil pengamatan dalam kegiatan evaluasi.

Pada lembar observasi siklus I pertemuan 1, menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran melalui metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran guru mendapatkan total skor 48 dengan rata-rata 3,42 termasuk dalam kategori baik dan siswa mendapat total skor 44 dengan rata-rata 3,14 termasuk dalam kategori cukup.

Berdasarkan hasil perolehan skor siklus I menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih kurang berhasil dan perlu perbaikan lebih lanjut pada siklus II, hal ini dikarenakan indikator keberhasilan siswa dan guru harus mencapai kategori sangat baik yaitu perolehan skor dengan rata-rata 3,60 - 4,00.

5. Refleksi

Sebelum melakukan tindakan siklus II, diadakan refleksi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari guru dalam pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti. Selain itu, refleksi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pada siklus I. Kelemahan pada siklus I akan diperbaiki agar pada siklus II hasil belajar siswa mecapai target indikator keberhasilan siswa yang sudah ditentukan. Hasil refleksi ini dapat diperoleh dari data lembar observasi guru dan siswa. Hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan Dari sisi guru

(9)

1) Guru sudah melakukan kegiatan awal dengan baik seperti dalam apersepsi yang bercerita tentang sawah dan penyampaian tujuan yang cukup jelas.

2) Dalam kegiatan penayangan video pembelajaran sudah baik terlihat dari antusiasme seluruh siswa ketika menyaksikan video yang ditayangkan.

3) Pemberikan pertanyaan-pertanyaan cukup mampu untuk memancing siswa dalam mengikuti kegiatan demonstrasi sehingga seluruh siswa terlihat focus hanya pada kegiatan demonstrasi yang sedang berlangsung.

4) Guru sudah menguasai kelas dengan baik sehingga kegiatan pembelajaran bisa berlangsung lancar dan terkendali serta para siswa mampu menerima pesan yang disampaikan oleh guru.

5) Guru cukup menguasai materi dengan baik sehingga dalam menyimpulkan pembelajaran sudah mencakup materi yang di ajarkan.

Dari sisi siswa

1) Siswa sangat antusias ketika memperhatikan video dan kegiatan demonstrasi.

2) Siswa sangat terlihat senang karena guru berhasil menciptakan suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran.

b. Kelemahan Dari sisi Guru

1) Karena baru sekali itu masuk kekelas tersebut sehingga masih terasa grogi ketika mengajar.

2) Dalam merencanakan pelaksanaan demonstrasi, guru belum begitu jelas dalam membimbing siswa, sehingga ada sedikit kekeliruan dalam pelaksanaan tahap- tahap demonstrasi.

3) Dalam menyampaikan kesimpulan dari kegiatan demonstrasi yang telah dilakukan, guru sedikit kesulitan karena perhatian siswa masih terfokus pada demonstrasi yang telah dilaksanakan.

4) Dalam peralihan dari demonstrasi untuk kembali ke materi pembelajaran guru sulit mengendalikan siswa karena siswa selalu malah berdiskusi sendiri dengan teman sebangku dan tidak memperhatikan guru.

Dari sisi Siswa

1) Siswa masih sangat pasif sekali dalam menanggapi apersepsi dari guru.

(10)

2) Siswa masih kurang percaya diri dan malu untuk merespon pertanyaan- pertanyaan dari guru,

3) Siswa yang maju kedepan untuk membantu kegiatan demonstrasi kurang serius dan kurang berhati-hati dengan peralatan yang digunakan dalam kegiatan demonstrasi.

4) Keseriusan siswa dalam belajar juga belum terlihat dalam mengerjakan tugas maupun tes sehingga hasilnya belum memuaskan.

5) Siswa masih sangat pasif dan masih tergantung pada guru dalam menyimpulkan pembelajaran.

c. Langkah-langkah untuk memperbaiki kelemahan

Untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus II guru telah menyiapkan langkah- langkah agar kekurangan dalam siklus I tidak terulang sehingga indikator kerja dapat tercapai. Langkah yang dilakukan antara lain:

1) Dalam menjelaskan tahap-tahap kegiatan demonstrasi guru harus menjelaskan dengan benar sehingga siswa yang membantu terhindar dari kekeeliruan.

2) Guru harus tegas didalam pelaksanaan pembelajaran agar seluruh siswa serius mengikuti kegiatan pembelajaran namun tetap dalam suasana yang menyenangkan.

3) Guru harus lebih berinovasi agar apersepsinya mendapatkan tanggapan yang lebih dari para siswa.

4) Guru harus lebih sering melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dan menjadi lebih berani dalam merespon pertanyaan dari guru.

5) Dalam kegiatan evaluasi hendaknya pengawasan terhadap siswa lebih ditingkatkan untuk mencegah ketidak jujuran siswa dalam mengerjakan soal evaluasi.

6) Siswa diberikan kesempatan untuk menyimpulkan dan merangkum pembelajaran sesuai kegiatan pelajaran yang sudah dilaksanakan. Jadi tidak hanya guru saja yang dominan dalam memberikan kesimpulan hasil belajar.

(11)

4.1.3 Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan

Setelah melihat hasil refleksi pada siklus I, peneliti segera membuat perencaan pembelajaran pada siklus II yang merupakan perbaikan pada kekurangan- kekurangan yang ada pada siklus I sehingga indikator kerja akan dapat tercapai pada siklus II ini. Serta diharapkan hasil belajar siswa juga dapat meningkat apabila indikator kerja sesuai dengan perencanaan.

Pada perencanaan siklus II ini diawali dengan guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan video pembelajaran, perlengkapan demonstrasi, lembar soal evaluasi dan juga lembar observasi guru dan siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada hari Jum’at 4 Mei 2014 dan Sabtu 5 Mei 2014. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar dengan dibantu guru kelas V sebagai observer. Pada pertemuan pertama akan dilakukan pembelajaran menggunakan metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran dan pertemuan kedua akan dilakukan evaluasi pembelajaran guna mengetahui hasil dari pemberian tindakan dalam pembelajaran.

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 4 Mei 2014 pada jam ke 3-4 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Peneliti menyampaikan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang diambil yaitu mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan mengidentifikasi jenis-jenis tanah dengan menggambil 4 indikator yaitu menjelaskan pengertian pelapukan, mengetahui jenis-jenis pelapukan dan memahami prosesnya, mengidentifikasi jenis-jenis tanah, misalnya: berpasir, tanah liat, humus, serta mengetahui jenis- jenis batuan berdasarkan cara pembentukkannya.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran diantaranya:

(12)

A. Tahap Pembukaan

1. Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas video yang akan ditayangkan dan demonstrasi yang akan dilakukan.

2. Menyampaikan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

3. Memberikan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan.

B. Tahap Pelaksanaan

1. Penayangan video pembelajaran.

2. Pastikan seluruh siswa memperhatikan video pembelajaran yang sedang ditayangkan.

3. Beri penjelasan yang padat dan singkat tentang video yang telah ditayangkan 4. Pelaksanaan demonstrasi dengan dibantu satu atau dua siswa

5. Berikan pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.

6. Ciptakan suasana yang menyenangkan dengan menghindari suasana yang membuat para siswa merasa tegang dalam proses pembelajaran.

7. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif bertanya tentang hal yang kurang jelas

C. Penutup

1. Memberikan tugas tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan demonstrasi berbantuan video pembelajaran dan proses pencapaian tujuan pembelajaran, untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi dan video yang ditayangkan itu atau tidak.

2. Mengajak siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi dan penayangan video itu untuk perbaikan selanjutnya.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan yang terakhir dalam siklus I ini diadakan pada hari Sabtu 5 Mei 2014 pada jam pelajaran 1-2 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Dalam pertemuan kedua ini, pembelajaran dilakukan dengan mengulang kembali materi

(13)

pembelajaran yang telah disampaikan pada pertemuan pertama guna mengingatkan kembali pengetahuan siswa. Setelah siswa dapat mengingat kembali, guru memberikan soal evaluasi yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya yang berjumlah 20 soal. Selanjutnya, guru bersama siswa mengkoreksi hasil evaluasi tersebut guna melihat hasil dari penerapan pembelajaran menggunakan metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran.

3. Hasil Tindakan

Dari hasil evaluasi yang diadakan pada pertemuan kedua mengenai materi bumi dan alam semesta diperoleh hasil adanya kenaikan hasil belajar siswa pada siklus II ini. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 20 siswa serta siswa yang belum mengalami ketuntasan sebanyak 1 siswa dengan nilai rata-rata sebesar 80,23. Nilai minumum siswa adalah 60 dan nilai maksimum yang dicapai siswa adalah 100. Secara lebih jelas, hasil dari penerapan penggunaan metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran siklus II ini dapat dilihat 95,24%

siswa mengalami ketuntasan dan hanya 4,76% siswa yang belum tuntas dari nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 66. Dari perbandingan diatas jelas terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa yang cukup signifikan pada siklus II.

4. Hasil Observasi

Selama guru mengajar, peneliti mengamati jalannya pembelajaran dengan mengisi instrumen observasi siswa dan instrumen observasi guru yang telah disediakan. Terdapat 14 item dalam instrumen siswa dan guru yang berdasar pada penerapan metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran. Berikut ini hasil observasi kegiatan pembelajaran pada siklus II.

a. Pertemuan 1

Pengamatan dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan, pengamatan dilakukan oleh guru secara langsung dengan mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Pengamatan dilakukan untuk mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran serta aktivitas guru selama proses pembelajaran melalui metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran. Berikut ini tabel

(14)

hasil observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II pertemuan 1.

Tabel 11

Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1

No Aspek Indikator Skor Rata-Rata

A Kegiatan Awal Melakukan apersepsi

Penyampaian tujuan pembelajaran

4 4

4 B Kegiatan Inti

Tahap 1 Pembukaan

Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas video yang akan ditayangkan dan demonstrasi yang akan dilakukan.

3 3,33

Menyampaikan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

4

Memberikan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan.

3

Tahap 2 Pelaksanaan

Penayangan video pembelajaran 4 3.33

Pastikan seluruh siswa memperhatikan video pembelajaran yang sedang ditayangkan.

3

Mengikut sertakan beberapa siswa dalam pelaksanaan demonstrasi

4

Berikan pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.

3

Ciptakan suasana yang menyenangkan dengan menghindari suasana yang membuat para siswa merasa tegang dalam proses pembelajaran.

3

Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif bertanya tentang hal yang kurang jelas.

3

Tahap 3 Evaluasi Penilaian Tugas/Tes 4 4

C Kegiatan Penutup Menyimpulkan pembelajaran

Melakukan refleksi

4 4

4

Total skor dan rata-rata 50 3.73

Kategori Sangat Baik

(15)

Tabel 12

Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1

No Aspek Indikator Skor Rata-Rata

A Kegiatan Awal  Kesiapan Menerima Pelajaran

 Menanggapi apersepsi

4 4

4 B Kegiatan Inti

Tahap 1 Pembukaan

 Semua siswa mengikuti dalam penataan tempat duduk

4 3,33

 Memperhatikan penyampaian tujuan

yang harus dicapai. 3

 Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan.

3

Tahap 2 Pelaksanaan

 Memperhatikan penayangan video pembelajaran

4 3,33

 Mengikuti dan memperhatikan pelaksanaan demonstrasi

3

 Siswa ikut serta dalam pelaksanaan demonstrasi

3

 Merespon pertanyaan yang mengandung teka-teki

3

 Suasana terlihat menyenangkan 3

 Aktif bertanya tentang hal yang kurang jelas.

4 Tahap 3

Evaluasi

 Keseriusan dalam mengerjakan tugas/Tes

4 4

C Kegiatan Penutup  Menyimpulkan pembelajaran

 Melakukan refleksi

4 4

4

Total skor dan rata-rata 50 3.73

Kategori Sangat Baik

Keterangan Skor 3,60 - 4,00 = Sangat Baik

1 = Kurang Baik 3,20 – 3,60 = Baik

2 = Cukup Baik 2,80 – 3,20 = Cukup

3 = Baik 2,40 – 2,80 = Kurang Baik

4 = Sangat Baik 2,00 - 2,40 = Sangat kurang

Berdasarkan tabel observasi guru dan siswa pada siklus II pertemuan 1 dapat diketahui bahwa guru maupun siswa sudah mengalami peningkatan pada aspek/indikator pengamatan yang sebelumnya menunjukkan skor rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari guru maupun siswa, antara lain:

(16)

Di lihat dari guru

1) Karena sudah terbiasa, guru sudah tidak merasa grogi berada di depan kelas dan mampu menyampaikan materi dengan baik.

2) Guru sudah memberikan apersepsi yang lebih menarik sehingga siswa lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

3) Kesiapan guru dalam melengkapi perlengkapan alat demonstrasi sudah baik.

4) Dalam tahap penjelasan tahap-tahap pelaksanaan demonstrasi pun guru sudah sangat jelas, sehingga siswa yang melakukan demonstrasi tidak kebingungan.

5) Guru sudah terlihat lebih tegas dibandingkan dengan praktek tindakan pada siklus I.

Di lihat dari siswa

1) Pada kegiatan awal, siswa sudah lebih siap dalam menerima pelajaran dan sudah lebih antusias dalam menanggapi apersepsi guru

2) Kepercayaan diri para siswa sudah sangat terlihat dan aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru.

3) Keseriusan siswa dalam belajar juga sudah terlihat dalam mengerjakan tugas maupun tes sehingga hasilnya memuaskan.

4) Dalam kegiatan menyimpulkan hasil pembelajaran, siswa sudah terlibat lebih banyak dan tidak tergantung oleh guru.

b. Pertemuan 2

Dalam kegiatan pertemuan 2, peneliti tidak menggunakan lembar observasi karena hanya melaksanakan kegiatan evaluasi, sehingga guru maupun siswa tidak memperoleh total skor maupun rata-rata dalam hasil observasi namun peneliti tetap mengamati guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan evaluasi. Pada kegiatan evaluasi siklus II, siswa lebih percaya diri dan terlihat tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Dalam pengulangan materi guru sudah menyampaikan semua materi yang sudah diajarkan. Guru juga sudah melakukan pengawasan secara maksimal terhadap siswa, sehingga tidak ada siswa yang tidak jujur dalam mengerjakan soal.

(17)

c. Hasil keseluruhan observasi siklus II pertemuan 1 dan 2

Berdasarkan data lembar observasi guru dan siswa dapat diketahui keseluruhan total skor dan rata-rata terhadap hasil pengamatan pada siklus II pertemuan 1. Sedangkan siklus II pertemuan 2 hanya mendapat hasil pengamatan dalam kegiatan evaluasi.

Pada lembar observasi siklus II pertemuan 1, menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran melalui metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran, guru mendapatkan total skor 50 dengan rata-rata 3,73 termasuk dalam kategori sangat baik dan siswa juga mendapat total skor 50 dengan rata-rata 3,73 termasuk dalam kategori sangat baik.

Pada pengamatan siklus II pertemuan 2 dalam kegiatan evaluasi siswa lebih percaya diri dan terlihat tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal.

Dalam pengulangan materi guru sudah menyampaikan semua materi yang sudah diajarkan. Guru juga sudah melakukan pengawasan secara maksimal terhadap siswa, sehingga tidak ada siswa yang tidak jujur dalam mengerjakan soal.

Berdasarkan hasil perolehan skor siklus II pertemuan 1 bahwa proses pembelajaran melalui metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran sudah berhasil dan tidak perlu perbaikan lebih lanjut pada siklus III, hal ini dikarenakan indikator keberhasilan siswa dan guru sudah mencapai kategori sangat baik yaitu perolehan skor dengan rata-rata 3,60 - 4,00.

5. Refleksi

Melihat dari hasil observasi yang ada, dapat terlihat bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini sudah jauh lebih baik daripada siklus I, namun masih ada kekurangan manajemen waktu pembelajaran perlu ditingkatkan sehingga pembelajaran belangsung lebih efektif dan efisien. Keberhasilan ini terlihat dari hasil belajar siswa yang mengalami kenaikan. Pada siklus I hanya terdapat 71,43% siswa yang mengalami ketuntasan sedangkan pada siklus II naik menjadi 95,24% siswa yang mengalami ketuntasan. Melihat hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 95,24% siswa mengalami ketuntasan, hal ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang menyatakan minimal 90% siswa mengalami ketuntasan, dapat dikatakan penerapan metode Demonstrasi

(18)

berbantuan video pembelajaran berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi, pelaksanaan tindakan telah cukup tanpa perlu diadakan siklus III.

4.2 Hasil Analisis Data 4.2.1 Pra Siklus

Berdasarkan hasil analisis data, terlihat bahwa hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Kesongo 04 masih rendah dari KKM yang ditentukan yaitu 66. Dari 21 siswa, 5 siswa sudah mencapai target ketuntasan dan 16 siswa belum memenuhi target ketuntasan. Rata-rata nilainya adalah 60. Diperoleh data nilai minimum pra siklus adalah 45 dan nilai maksimum 75. Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru yang masih konvensional tanpa adanya penerapan model pembelajaran sehingga siswa kurang tertarik dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Rentang nilai pada tabel dibawah ini berdasarkan aturan pembuatan distribusi frekuensi menurut Husaini Usman (2006:69).

Tabel 13

Distribusi Hasil Belajar IPA Pada Pra Siklus

No Rentang Nilai Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)

1. 42-47 Tidak tuntas 1 4,76

2. 48-53 Tidak tuntas 3 14,3

3. 54-59 Tidak tuntas 5 23,8

4. 60-65 Tidak tuntas 7 33,3

5. 66-71 Tuntas 1 4,76

6. 72-77 Tuntas 4 19,04

Jumlah 21 100

Berdasarkan tabel 7 dapat kita lihat bahwa pada pra siklus ini siswa yang mengalami ketuntasan belajar lebih sedikit dibanding siswa yang tuntas, terdapat 16 siswa tidak tuntas dan 5 siswa yang tuntas. Secara lebih detail, 23,8% siswa telah mengalami ketuntasan dan 76,2% siswa belum mengalami ketuntasan seperti pada diagram 2.

(19)

Gambar 2

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus 4.2.2 Siklus I

Setelah diperoleh data pada Pra Siklus atau observasi awal, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan kemudian diterapkannya metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran dalam pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari siklus I ini adalah sebanyak 15 siswa mengalami ketuntasan belajar atau sebesar 71,43% sedangkan 6 siswa lainnya belum mencapai ketuntasan atau sebesar 28,57%.

Berdasarkan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran didapat hasil belajar pada siklus I dengan rentang nilai yang dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 14

Distribusi Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Siklus I

No Rentang Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%)

1 54-59 Tidak tuntas 2 9,52

2 60-65 Tidak tuntas 4 19,04

3 66-71 Tuntas 3 14,3

4 72-77 Tuntas 5 23,8

5 78-83 Tuntas 4 19,04

6 84-89 Tuntas 0 0

7 90-95 Tuntas 2 9,52

8 96-101 Tuntas 1 4,76

Jumlah 21 100

Tuntas 23,8 %

Tidak Tuntas 76,2%

(20)

Berdasarkan tabel 9 dapat kita lihat bahwa pada siklus I ini siswa yang mengalami ketuntasan belajar lebih banyak dibanding siswa yang belum tuntas, terdapat 6 siswa tidak tuntas dan 15 siswa yang tuntas. Secara lebih detail, 71,43% siswa telah mengalami ketuntasan dan 28,57% siswa belum mengalami ketuntasan seperti pada diagram 3 berikut ini.

Gambar 3

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus 1 4.2.3 Siklus II

Setelah diperoleh data pada Siklus I atau observasi awal, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai penyebab belum tercapainya ketuntasan belajar yang diharapkan yaitu mencapai minimal 90%.

Siklus II merupakan penyempurnaan dari kekurangan-kekurangan yang ada di siklus I. Siklus II juga dilaksanakan dalam 2 pertemuan, dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. Dari hasil evaluasi belajar, didapat nilai siswa yang telah di rekapitulasi rentang nilainya seperti pada tabel 9.

Tabel 15

Distribusi Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Siklus II No Rentang Nilai Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)

1 60-65 Tidak tuntas 1 4,76

2 66-71 Tuntas 0 0

3 72-77 Tuntas 3 14,3

4 78-83 Tuntas 7 33,3

5 84-89 Tuntas 6 28,54

6 90-95 Tuntas 2 9,52

7 96-101 Tuntas 2 9,52

Jumlah 21 100

Tunta s 71,43

% Tidak

Tunta s 28,57

%

(21)

Berdasarkan tabel 10 dapat kita lihat bahwa pada siklus I ini siswa yang mengalami ketuntasan belajar lebih banyak dibanding siswa yang belum tuntas, terdapat 1 siswa tidak tuntas dan 20 siswa yang tuntas. Secara lebih detail 95,24%

siswa telah mengalami ketuntasan dan 4,76% siswa belum mengalami ketuntasan seperti pada diagram 4 berikut ini.

Diagram 4

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Siklus II

Dalam siklus II ini, pembelajaran dianggap telah baik karena dapat mencapai indikator keberhasilan yaitu 95,24% dari 90% siswa yang diharapkan mengalami ketuntasan. Sehingga tidak perlu diadakan siklus III.

4.2.4 Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan metode Demonstrasi berbantuan video pembelajaran dengan Standar Kompetensi Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam kelas V SD Negeri Kesongo 04 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tuntas 95,24%

Tidak Tuntas 4,76%

(22)

Tabel 16

Distribusi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Ketuntasan Belajar

Pra Siklus Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

Tuntas 5 23,8 15 71,43 20 95,24

Tidak Tuntas 16 76,2 6 28,57 1 4,76

Jumlah 21 100 21 100 21 100

Berdasarkan tabel 11 dapat kita lihat bahwa perbandingan jumlah ketuntasan hasil belajar IPA pada prasiklus, siklus I dan siklus II mengalami kenaikan presentase ketuntasan belajar. Yaitu awal mula pada pra siklus dari 21 siswa hanya 6 siswa yang berhasil tuntang kemudian pada siklus I siswa yang tuntas berhasil meningkat yaitu berjumlah 16 siswa, kemudian pada siklus II siswa yang berhasil tuntas jumlahnya meningkat lagi yaitu 20 siswa. Secara lebih detail dapat dilihat pada diagram 5 berikut ini.

Diagram 5

Perbandingan Jumlah Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

0 5 10 15 20

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II 5

15

20 16

6

1

Tuntas Tidak Tuntas

(23)

Selain pada tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat, pada skor rata- rata pada tiap siklus juga mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus skor rata- rata sebesar 60, pada siklus 1 meningkat menjadi 74,04 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 82,85. Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik 7 berikut ini.

Gambar 6

Perbandingan Nilai Rata-Rata pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran siklus I dan II secara bertahap mampu meningkatkan hasil belajar siswa karena diterapkannya metode demonstrasi berbantuan video pembelajaran.

Video pembelajaran yang diputar dalam pembelajarran siklus I adalah video tentang proses pembetukan tanah dari hasil pelapukan batuan yaitu pelapukan fisika. Dengan ditayangkannya video tersebut siswa mengerti dengan jelas seperti apa proses melapuknya batuan yang disebabkan oleh perubahan suhu yang sangat drastis dan berlangsung secara terus-menerus, selain itu manfaat yang didapat dari penggunan video pembelajaran dalam pembelajaran pokok bahasan pembetukan tanah melalui proses pelapukan batuan adalah video yang ditayangkan mampu menggambarkan dengan jelas tentang proses pelapukan fisika, pesan yang disampaikan dari video tentang proses pelapukan cepat diterima oleh siswa dan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Nilai Rata-Rata

(24)

mudah diingat, sehingga mempersingkat waktu dalam penyampaian tanpa harus menjelaskan panjang lebar tentang sesuatu yang abstrak dan membingungkan, selain itu video tersebut juga memperjelas hal-hal yang tadinya dianggap abstrak oleh siswa menjadi lebih real atau nyata, untuk usia SD senang berimajinasi dan berkreatifitas, melalui video tersebut maka membantu berkembangnya imajinasi dan kreatifitas para siswa, satu lagi keunggulan dari video yang ditayangkan adalah dapat diulang-ulang sehingga ketika masih ada siswa yang merasa belum jelas atau belum mengerti tentang video yang diputar maka guru bisa mengulangnya sampai siswa benar-benar jelas (Munadi, 2008: 127). Selanjutnya video pembelajaran yang diputar dalam pembelajaran siklus II adalah video tentang peristiwa meletusnya gunung berapi yang menghasilkan berbagai jenis batuan. Melalui video tersebut yang tadinya siswa belum tahu seperti apa peristiwa gunung meletus dan jenis batuan apa saja yang dihasilkan oleh letusan gunung berapi sekarang menjadi tahu lebih jelas, selain itu manfaat dari penggunan video pembelajaran dalam pembelajaran siklus II adalah sama persis seperti yang dimiliki oleh video pembelajaran siklus I.

Untuk sesi demonstrasi, terdapat dua macam demonstrasi yang dilakukan dalam siklus I dan II. Untuk pembelajaran siklus I demonstrasi yang dilakukan adalah demonstrasi proses terjadinya pelapukan fisika yaitu dengan memberikan perubahan suhu secara drastis terhadap sebuah batu secara terus-menerus sehingga batu tersebut pecah atau hancur, dari pelaksanaan demonstrasi tersebut siswa bisa merasakan dan melihat secara langsung seperti apa proses pelapukan batuan secara fisika karena melalui metode demonstrasi guru bisa membawa benda-benda nyata sehingga siswa merasa jelas seperti apa benda yang yang selama ini hanya disebutkan dalam buku. Selain itu masih banyak lagi manfaat dari pelaksanaan demonstrasi pada siklus I beberapa diantaranya, perhatian siswa lebih terpusatkan kepada demonstrasi tentang proses pelapukan fisika, sehingga proses belajar mengajar yang dilakukan lebih terarah kepada materi yang sedang dipelajari, dari demonstrasi yang telah dilakukan tersebut menghasilkan pengalaman dan kesan sehingga materi bumi dan alam semesta lebih melekat dalam diri siswa, membantu siswa dalam memahami dengan jelas jalannya proses

(25)

pelapukan fisika dan percobaan sifat macam-macam tanah terhadap air, dan yang terakhir adalah memudahkan guru dalam menjelaskan materi yang disampaikan karena siswa melihat langsung dan mengalami langsung dengan bantuan demonstrasi (Darajat, 1985 dan Syaiful Bahri Djamarah, 2000). Kemudian demonstrasi pada pembelajaran siklus II demonstrasi yang dilakukan adalah percobaan untuk mengetahui sifat beberapa contoh tanah terhadap air. Melalui demonstrasi tersebut siswa sekarang tahu dari 4 jenis tanah yang diuji cobakan, ternyata dari keempat contoh tanah tersebut memiliki sifat yang berbeda terhadap air, ada yang mudah menyerap air dan ada yang sulit menyerap air, selain itu seperti pelaksanaan demonstrasi pada siklus I, demonstrasi pada pembelajaran siklus II juga memiliki manfaat yang sama.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa laju penjerapan simultan Cr(III) dan Na menggunakan Amberlite IR-120 H dipengaruhi

Untuk mengetahui pengaruh struktur modal (Debt to Equity Ratio) terhadap profitabilitas (Return On Equity) perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di

Bersasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa rata-rata kelincahan siswa SSB Rheza Mahasiswa Surabaya U-16 adalah penjaga gawang kanan sebesar

Sedangkan variabel yang menunjukkan kinerja emiten yang digunakan yaitu Return on Asset (ROA), Debt to Asset Ratio (DAR), dan Book Value per Share (BV). Penelitian

Lewat dakwah multikultural, umat diharapkan memiliki visi religius yang akan berlaku adil terhadap agama mereka sendiri dan lugas terhadap agama yang dimiliki komunitas

Mekanisme sinergisme antar isolat dalam konsorsium disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: (1) salah satu dari genus bakteri mampu menyediakan satu atau

meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Media wayang kerton ini digunakan untuk siswa kelas II SD pada tema kegiatan sehari – hari dengan background dibuat berdasarkan