• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

22 3.1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru IPA yang mengajar kelas 4 SD Negeri Lebak 02. Guru dan peneliti mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Penelitian juga dilakukan secara partisipatif, artinya peneliti dengan dibantu rekan seangkatan secara langsung terlibat dalam penelitian.

3.2. Setting Penelitian dan Sumber Data

Setting penelitian adalah setting kelas dan kelompok, pelaksanaan penelitian dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Kelas 4 ini dipilih atas dasar kesepakatan peneliti dan guru kelas 4. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah siswa, guru, hasil observasi selama pelaksanaan tindakan di kelas, catatan lapangan, hasil wawancara dengan siswa dan guru, dan hasil tes.

3.3. Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa 4 SD Negeri Lebak 02.

Berdasarkan hasil pengamatan, siswa 4 SD Negeri Lebak 02 cenderung pasif dalam belajar khusus pada mata pelajaran IPA. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga lebih sering berpusa pada guru daripada pada siswa. Hal inilah yang membuat siswa cenderung pasif.

3.4. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang menunjukkan adanya variasi (dan bukan hanya satu macam), baik bentuknya, besarnya, kualitasnya, nilainya, warnanya, dan sebagainya (Wahidmurni, 2008). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

(2)

3.5.1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Arikunto (2006), menyebutkan bahwa variabel ini dapat disebut juga sebagai variabel independent. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media video pembelajaran. TGT merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang memiliki ciri adanya permainan dan tournament dalam sebuah pembelajaran.

Video pembelajaran dalam penelitian ini memiliki arti yakni sebuah media pembelajaran berupa video yang berisi materi yang akan diajarkan.

3.5.2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas.Variabel ini dapat juga disebut variabel dependent (Arikunto, 2013). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar yang diukur adalah peningkatan nilai pada mata pelajaran IPA setelah diberikan pembelajaran dengan model TGT berbantuan video pembelajaran

3.5. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang dikutip oleh (Arikunto, 2013) penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection) dalam suatu spiral yang saling terkait. Adapun model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart dapat terlihat pada gambar berikut ini :

(3)

Gambr 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) oleh Kemmis dan Taggart

(sumber : Arikunto, 2013)

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan sistem siklus, yang terdiri dari tiga tahap yaitu:

1) Perencanaan (planning)

2) Pelaksanaan dan pengamatan (acting and observasing) 3) Refleksi (reflecting)

Ketiga tahap siklus di atas dijelaskan sebagai berikut: pertama pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, yang perlu dilakukan adalah merencanakan desain pembelajaran berdasarkan materi pembelajaran dan metode pembelajaran yang direncanakan. Juga, pada tahap ini dirancang alat-alat peraga yang dapat mendukung berlangsungnya proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT Terakhir, didesain juga lembar pengamatan (observasi) yang nantinya lembar observasi ini akan digunakan sebagai salah satu alat ukur untuk melakukan analisis dan evaluasi bagi perencanaan berikutnya. Kedua, setelah didesain perencanaan ini langkah berikut yang akan dilakukan adalah melaksanakan perencanaan yang dibuat, sekaligus mengamati proses pelaksanaan tersebut. Apakah pelaksanaan siklus ini telah sesuai dengan perencanaan yang dimuat, termasuk kendala-kendala apa yang dihadapi selama proses pelaksanaan di luar dari rencana yang dibuat.

(4)

Ketiga, setelah dilakukan pelaksanaan, maka langkah terakhir adalah melakukan refleksi. Refleksi dimaksudkan untuk menganalisis dan mengevaluasi hal-hal yang belum direncanakan pada siklus I untuk selanjutnya dilakukan pada siklus II. Namun demikian, dalam penelitian ini pelaksanaan pengamatan (action) dan pengamatan (observasing), dipisahkan menjadi bagian-bagian tersendiri. Uraian keseluruhannya dapat dilihat pada paparan di bawah ini:

a. Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan, peneliti melakukan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada siswa. Peneliti juga mengumpulkan data nilai siswa. Selanjutnya, peneliti berdiskusi dengan guru untuk mengecek kebenaran permasalahan yang teridentifikasi, sekaligus melakukan analisis untuk menemukan beberapa faktor penyebabnya. Setelah masalah terdidentifikasi, peneliti merancang solusi yakni dengan menerapkan model TGT dalam pembelajaran. Berikut langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan.

a) Merancang skenario pembelajaran dengan memperhatikan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

b) Menyusun RPP KD sesuai standar proses KTSP

c) Menyusun lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa

d) Menyusun kisi-kisi & instrumen penilaian berupa butir soal dan lembar observasi

e) Melakukan validasi ahli terhadap instumen penilaian Tindakan (Acting) dan Observasi

Pada tahap ini kegiatan pembelajaran dilaksanakan 2 kali pertemuan.

Setiap siklus pembelajaran dilakukan dengan menggunakan materi yang berbeda.

Berikut tahap-tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan.

a. Pendahuluan

1. Guru memberi salam dan menanyakan kabar siswa.

2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa

(5)

3. Guru melakukan absensi siswa dengan cara menanyakan anak yang tidak masuk kepada siswa.

4. Guru menyiapkan bahan ajar

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru memberikan apersepsi

b. Kegiatan Inti Presentasi Kelas

1. Guru membagi kelompok siswa di kelas sesuai dengan peringkat siswa 2. Guru membagikan lembar kerja siswa di setiap kelompok

Tahap Tim (Pemberian tugas kelompok)

3. Guru membagi kelompok siswa di kelas sesuai dengan peringkat siswa.

4. Guru membagi tugas kelompok

5. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas tersebut 6. Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya (melakukan presentasi atau

penulisan jawaban di papan tulis) Tahap Game

7. Siswa melakukan kegiatan game, pada kegiatan game guru memberikan soal kemudian di dalam kelompok siswa bekerja sama untuk menyelesaikan dengan waktu ditentukan guru.

8. Selanjutnya guru meminta siswa untuk menunjukkan hasilnya, kelompok yang paling cepat tunjuk jari diminta guru untuk menunjukkan hasilnya, jika jawaban benar guru memberi point, jika jawaban salah guru memberikan kesempatan pada kelompok lain.

9. Bersama dengan guru, siswa membahas soal dalam kegiatan game yang telah dilakukan.

Tahap Tournament

10. Siswa berkumpul di meja tournament sesuai petunjuk guru selanjutnya siswa melakukan kegiatan tournament.

11. Siswa melakukan kegiatan tournament dengan bimbingan guru.

12. Setelah kegiatan tournament selesai dilakukan, guru meminta siswa kembali ke kelompok masing-masing.

(6)

13. Bersama dengan guru, siswa menghitung poin yang didapat dari kegiatan tournament.

14. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapatkan poin tertinggi.

c. Kegiatan Akhir

1. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

2. Guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian PR/ soal evaluasi pada siswa.

3. Guru menyampaikan pesan untuk siswa belajar di rumah.

4. Guru menutup proses belajar mengajar mengucapkan salam penutup dan doa.

Observasi (Observation)

Tahap observasi dilakukan bersama tahap tindakan. Setiap aktifitas atau tindakan yang dilakukan guru (peneliti) dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yang diobservasi oleh guru kelas dengan menggunakan lembar observasi guru, sedangkan aktifitas atau tindakan yang dilakukan siswa diobservasi oleh guru kelas juga dengan menggunakan lembar observasi siswa. Selain itu, peneliti juga mengumpulkan data hasil belajar pada siklus 1 dan hambatan-hambatan yang dijumpai pada saat pembelajaran.

Refleksi (Reflection)

Pada tahap refleksi, peneliti mengevaluasi seluruh proses pembelajaran yang dilakukan. Selanjutnya peneliti merancang solusi terhadap masalah yang terjadi atau kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus sebelumnya untuk diterapkan pada siklus yang berikutnya. Selanjutnya berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi siswa, dilihat apakah pelaksanaan yang dilakukan sudah mencapai indikator penelitian yang ditentukan, jika penelitian sudah mencapai indikator maka penelitian dihentikan. Namun apabila belum mencapai indikator yang telah ditentukan dilakukan tindakan siklus yang selanjutnya.

(7)

3.6. Instrumen Penelitian

Berikut uraian mengenai instrumen pembelajaran:

a. Lembar observasi kegiatan pembelajaran

Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, seperti keterlaksanaan RPP dan keterlaksanaan rencana tindakan. Lembar observasi ini juga digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kemampuan siswa dalam merangkum materi pelajaran IPA yang diberikan oleh guru, kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan kejadian-kejadian spesifik lainnya dalam kegiatan pembelajaran. Hasil observasi ini juga difungsikan sebagai sarana untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran.

Mengacu pada modifikasi RPP yang didesain acuan pada PERMENDIKNAS No 41 tahun 2007, dikolaborasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan substansi materi IPA kelas IV, kemudian didesain RPP dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, maka acuan lembar observasi yang dilakukanpun berdasarkan RPP modifikasi yang dibuat tersebut. Adapun kisi-kisi lembar observasi guru dan siswa disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Guru

No. Aspek yang dinilai

1.

2.

3.

Kegiatan Pra Pembelajaran Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan materi pelajaran

B. Pendekatan / strategi pembelajaran

C. Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran D. Penilaian proses dan hasil belajar

E. Penggunaan bahasa Penutup

(8)

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa

No. Aspek yang dinilai

1.

2.

3.

Kegiatan Pra Pembelajaran Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Memahami materi pelajaran B. Pendekatan / strategi pembelajaran

C. Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran D. Penilaian proses dan hasil belajar

E. Penggunaan bahasa Penutup

b. Lembar Soal Tes

Lembar soal-soal tes yang akan diberikan kepada siswa sebelum dan setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Adapun lembar soal tes ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Lebak 02 setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berikut kisi-kis soal evaluasi siklus I dan II.

(9)

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Soal Siklus I Sumber Energi Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Jumlah Soal

8. Memahami berbagai bentuk energy dan penggunaan nya dalam kehidupan sehari-hari

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat

dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya

 Memahami

berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari

 Mendeskripsikan energi panas yang terdapat di lingkungan sekitar

 Mendeskripsikan berbagai macam sumber energi panas

 Mendeskripsikan perpindahan panas beserta contohnya dalam kehidupan sehari-hari

1, 3, 4, 7, 8

2, 6, 9, 11, 15, 17, 27, 30

5, 10, 12, 14, 21, 22

13, 16, 18, 19, 20, 23, 24,25, 28, 29

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Soal Siklus II Energi Bunyi Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Jumlah Soal

8. Memahami berbagai bentuk energy dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari

.

8.1Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat

dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya

 Mengidentifi kasi energi bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar.

 Mengidenti- fikasi perambatan bunyi

1, 3, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 15, 16,

17, 18, 22, 24, 30

2, 4, 8, 10, 13, 14, 19, 20 21, 23, 25, 26, 27 28, 29

(10)

3.7. Indikator Kinerja

Tolak ukur keberhasilan dari pembelajaran TGT pada pelajaran IPA yaitu siswa dapat memahami dan mengerti dengan mudah materi yang dipelajari. Indikator ini merupakan tempat dari rencana yang telah dibuat dan implikasinya dalam rangka meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA. Indikator keberhasilan bagi siswa dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika minimal 85% siswa yang diajar dengan menggunakan TGT dapat memperoleh nilai lebih besar dari 70 (Kriteria Ketuntasan Minimum).

Indikator kinerja yang berkaitan dengan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran bagi guru, berhasil melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajran TGT jika minimal 80% skenario pembelajaran yang dibuat telah dilaksanakan.

3.8. Teknik Pengumpulan Data 3.8.1. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Obervasi yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain konsistensi RPP dengan pelaksanaan pembelajaran, cara guru mengajarkan materi, cara guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, cara guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan bagaimana menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, serta cara guru memberikan penilaian.

Berikut cara menghitung lembar observasi.

Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

80 ke atas : baik sekali 66 – 79 : baik 56 – 65 : cukup 46 – 55 : kurang 45 ke bawah : gagal

Dalam lembar observasi terdapat kriteria pada tiap butir jawaban agar dapat diberi skor.Adapun kriteria skor yang digunakan adalah sebagai berikut.

(11)

Kriteria:

1) Sangat Baik 2) Baik

3) Cukup Baik 4) Kurang

Skor:

4 3 2 1 3.8.2. Tes

Tes dilaksanakan pada akhir pembelajaran dari setiap siklus, dengan memberikan soal kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT.

3.9. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap–tiap siklus. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa prestasi belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal 70 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini jumahnya sekitar 85% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus :

Ketuntasan individual =

Ketuntasan klasikal = Keterangan

Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 70.

Ketuntasan klasikal : Jika > 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan skor > 70.

Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel, hubungan antar

(12)

kategori, grafik, matrik, chart, dan sejenisnya.Tetapi hal yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3.10. Uji Validitaas dan reliabilitas 3.10.1 Uji Validitas

Instrumen yang akan disebarkan kepada responden, harus diuji terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrument valid dan reliabel atau tidak.

Sugiyono (2006: 135), menyatakan bahwa instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.Perhitungan validitas pada soal dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan bantuan menggunakan bantuan SPSS 18.0 for windows.

Pada umumnya untuk penelitian di bidang ilmu pendidikan digunakan taraf signifikansi 0,05. Setelah dilakukan uji validitas butir soal siklus I, dari 30 butir soal, diketahui bahwa ada 24 butir soal yang dinyatakan valid dan 6 butir soal yang dinyatakan tidak valid. Adapun soal yang valid ditunujukkan pada tabel berikut.

Tabel 3.5 Hasil Uji validitas Soal Evaluasi Siklus I

No. Soal Jumlah Item Keterangan

3, 4, 8, 15, 21, 26 6 Tidak Valid

1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30

24 Valid

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah soal yang tidak valid sebanyak 6 soal sedangkan 24 soal lainnya dinyatakan valid. Selanjutnya, untuk soal evaluasi siklus I dipilih sebanyak 20 soal dari soal-soal yang sudah dinyatakan valid. Hasil pengujiannya dilampirkan pada halaman lampiran penulisan ini.

Pada soal evaluasi siklus II diperoleh jumlah soal yang valid setelah dilakukan uji validitas. Hasil uji validitas pada siklus II ditunjukkan pada tabel berikut.

(13)

Tabel 3.6 Hasil Uji validitas Soal Evaluasi Siklus II

No. Soal Jumlah Item Keterangan

5, 11, 16, 21, 24, 25, 29 7 Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 26, 27, 28, 30

23 Valid

Tabel 3.6 menunjukkan jumlah soal yang valid dan tidak valid. Pada tabel tersebut, dapat diketahui ada 7 soal yang tidak valid dan 23 soal yang valid.

Selanjutnya untuk soal evaluasi siklus II dipilih 20 soal dari soal yang sudah valid.

Adapun hasil uji validitas dilampirkan pada halaman lampiran.

3.10.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen.

Uji reabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen soal yang nantinya akan digunakan dalam tes evaluasi setelah pembelajaran dilaksanakan. Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas ( rtt ).

Untuk menentukan tingkat reliabilitas dengan rtt = α yaitu menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3. 7 Koefisien Reliabilitas

No Koefisien Reliabilitas Kategori

1  ≤ 0, 7 Reliabilitas Rendah 2 0,7 << 0,8 Reliabilitas Sedang 3 0,8 < α ≤ 0,9 Reliabilitas bagus

4 α > 0,9 Reliabilitas memuaskan

Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,7. Reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 18.0 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis ataukemudian untuk melihat hasilnya apakah instrument reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai alpha () kurang dari 0,7 maka instrumen tersebut

(14)

tidak reliabel. Adapun hasil reliabilitas pada soal evaluasi siklus I dan II ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 3. 8

Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus I

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,917 24

Tabel 3.9

Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus II

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,917 23

Tabel katogeri koefisien reliabilitas di atas menjelaskan bahwa reliabilitas instrumen pada siklus I dan II berada pada kategori reliabilitas bagus. Hal ini dilihat dengan hasil alpha yaitu 0.917, sedangkan pada siklus II alpha sebesar 0,917. Hasil tersebut menunjukkan bahwa soal evaluasi yang akan digunakan sudah reliabel.

3.11. Tingkat Kesukaran Soal

Uji tingkat kesukaran soal adalah untuk mengetahui seberapa besar derajat kesukaran suatu soal, jika tingkat kesukaran soal seimbang maka dapat dikatakan soal tersebut baik (Arifin, 2014: 266). Arikunto (2013) juga menambahan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu susah dan tidak terlalu sukar.

Pedoman dalam menentukan indeks kesukaran suatu soal dijelaskan oleh Arikunto (2013) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen soal siklus I dapat dilihat dalam tabel 3.10.

P = B÷ JS

(15)

Tabel 3.10

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

No Soal Indeks Kesukaran Kriteria

1 0.64 Sedang

2 0.64 Sedang

5 0.61 Sedang

6 0.57 Sedang

7 0.71 Mudah

9 0.57 Sedang

10 0.64 Sedang

11 0.54 Sedang

12 0.75 Mudah

13 0.67 Sedang

14 0.79 Mudah

16 0.67 Sedang

17 0.75 Mudah

18 0.54 Sedang

19 0.75 Mudah

20 0.57 Sedang

22 0.68 Sedang

23 0.64 Sedang

24 0.71 Mudah

25 0.67 Sedang

27 0.75 Mudah

28 0.50 Sedang

29 0.42 Sedang

30 0.57 Sedang

Data Tabel 3.10 hasil uji tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 24 terdapat 6 soal dengan kategori mudah, 18 soal dengan kategori sedang dan 0 (tidak ada) soal dengan kategori sukar. Selanjutnya, hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen soal siklus II dapat dilihat dalam tabel 3.11.

(16)

Tabel 3.11

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

No Soal Indeks Kesukaran Kriteria

1 0.57 Sedang

2 0.78 Mudah

3 0.57 Sedang

4 0.42 Sedang

6 0.60 Sedang

7 0.64 Sedang

8 0.64 Sedang

9 0.75 Mudah

10 0.61 Sedang

12 0.67 Sedang

13 0.64 Sedang

14 0.75 Mudah

15 0.64 Sedang

17 0.61 Sedang

18 0.75 Mudah

19 0.67 Sedang

20 0.67 Sedang

22 0.71 Mudah

23 0.64 Sedang

26 0.75 Mudah

27 0.71 Sedang

28 0.64 Sedang

30 0.57 Sedang

Data Tabel 3.11 hasil uji tingkat kesukaran soal siklus II, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 23 terdapat 7 soal dengan kategori mudah, 16 soal dengan kategori sedang dan 0 (tidak ada) soal dengan kategori sukar.

Gambar

Tabel 3.5 Hasil Uji validitas Soal Evaluasi Siklus I
Tabel 3.6 Hasil Uji validitas Soal Evaluasi Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

10.000.000,00 yang diberikan oleh pihak developer Nuansa Alam Setiabudi Clove, dengan ketentuan apabila pelunasan jual beli rumah tinggal di Nuansa Alam Setiabudi

Pada postur kerja jongkok di stasiun kerja penghalusan tingkat bahaya resiko pada postur kerja ini adalah terjadinya cedera otot dalam jangka waktu yang pendek

a. Kecepatan absorpsi yang tinggi menguntungkan untuk obat lepas terus menerus. Kecepatan pelepasan ini merupakan tahap penentu kecepatan untuk keberadaan obat dalam tubuh.

Penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemerintahan. Karena sistem akuntansi pemerintahan merupakan

Untuk pasien dengan kondisi medis tertentu, seperti epilepsi, hipertensi, penyakit jantung iskemik, dengan kondisi medis tertentu, seperti epilepsi, hipertensi,

Selain itu, garap bagian dhawah balungan .3.2 .3.2 .3.2 (Dw A4-A6 dan B4- B6), menurut wilayah pathet slendro sanga yang digunakan pada gending Plara-lara, maka garap genderan

a) Jika peserta didik dapat membaca dengan makhraj dan tajwid dengan benar, skor 100. b) Jika peserta didik dapat membaca dengan makhraj dan tajwid kurang sempurna, skor 75. c)

Dalam rezimnya, Jenderal Ne Win hanya mengakui satu partai politik yaitu Burmese Socialist Program Party (BSPP) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Partai