• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Suku Banyak Pada Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 1 Kasreman Melalui Penerapan Metode Index Card Match

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Suku Banyak Pada Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 1 Kasreman Melalui Penerapan Metode Index Card Match"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225 1 Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Suku Banyak Pada Siswa

Kelas VIII-D SMP Negeri 1 Kasreman Melalui Penerapan Metode Index Card Match

Oleh : Abdul Manan, S.Pd.

Email : manan_padas@yahoo.co.id SMP Negeri 1 Kasreman ABSTRAK

Masalah utama dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas VIII-D adalah rendahnya aktivitas belajar yang berakibat pada rendahnya tingkat ketuntasan siswa dalam belajar. Oleh karena itu penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar matematika materi Suku Banyak pada siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Kasreman melalui penerapan metode Index Card Match

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kasreman. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-D semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 28 siswa. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan yang dimulai bulan November 2013 sampai Desember 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Index Card Match telah mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Indikator peningkatan tersebut jika siklus I rata-rata aktivitas belajar berkriteria cukup maka pada siklus II meningkat kriteria tinggi sekali. Dengan hasil ini maka metode Index Card Match sangat efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Selain itu, penerapan metode Index Card Match telah mampu meningkatkan prestasi belajar siswa yang diindikasikan angka ketuntasan mengalami kenaikan dan angka ketidaktuntasan mengalami penurunan serta rata-raka kelas mengalami kenaikan yang signifikan Kata kunci: peningkatan prestasi, metode index card match

PENDAHULUAN

Matematika adalah salah satu ilmu yang harus dipelajari disetiap jenjang pendidikan. Objek matematika bersifat abstrak. Banyak para siswa yang tidak senang dan bergairah untuk mempelajari matematika, karena sifat nya abstrak, matematika adalah pelajaran yang dianggap sangat sulit

dan membosankan. Hal ini bisa disebabkan karena ketidaktepatan metodologi yang digunakan guru.

Dalam kegiatan belajar mengajar, peristiwa yang sering terjadi adalah siswa kurang aktif, kurang berpartisi pasi,kurang terlibat dan tidak punya inisiatif. Pertanyaan,gagasan maupun pendapat sering tidak muncal.Guru

(2)

Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225 2 bersifat otoriter, penyampaian ilmu

secara searah, menganggap murid sebagai penerima, pencatat dan pengingat saja.

Sebagai upaya meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran, maka perlu dikembangkan metode dan media yang tepat yang dapat mengopti malkan kemampuan siswa. Memberi kan kesempatan pada siswa untuk bertukar pendapat, menanggapi pemikiran siswa yang lain, menggunakan media yang ada, akan dapat mengingat lebih lama mengenai suatu fakta, prosedur, definisi dan teori dalam matematika dan memberikan pengalaman belajar yang tidak semata- mata hanya pengalaman belajar matematika. Untuk itu disini peneliti akan mencoba menggunakan media realia dengan metode kooperatif, dengan harapan siswa lebih aktif dalam belajar dan mempunyai semangat belajar yang tinggi.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memberikan keleluasaan kepada guru untuk memanajemen kelas termasuk dalam menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Untuk itu

peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang prestasi belajar Matematika dengan menggunakan metode Index Card Match. Dengan model pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat belajar dengan senang, aktif, penuh semangat, berani mengungkapkan ide, gagasan, luapan pikiran/ aktivitas, tidak merasa bosan sehingga prestasi belajar Matematika menjadi lebih baik.

Kenyataan di lapangan masih banyak ditemukan keingintahuan anak yang tinggi itu tidak didukung oleh suatu kondisi yang dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat lebih berkembang. Masih banyak guru mengajar hanya menggunakan metode konvensional. Guru merupakan satu-satunya sumber utama pengetahu an. Pembelajaran cenderung text book oriented dan tidak terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa kesulitan untuk memahami konsep akademik yang telah diajarkan.

Konsep-konsep tersebut diajarkan menggunakan cara-cara yang abstrak dan metode konvensional, padahal mereka sangat memerlukan pemaham an konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sehari-

(3)

Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225 3 hari. Akibatnya, motivasi belajar siswa

sulit ditumbuhkan dan pola belajar mereka cenderung menghafal dan mekanistik.

Secara realitas, prestasi belajar Matematika siswa SMP Negeri 1 Kasreman sampai saat masih rendah.

Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti tampak bahwa sebagian besar siswa kurang aktif dalam pembelajar an. Khusus kelas VIII-D selain secara umum siswa kurang aktif dalam pembelajaran juga prestasinya sangat rendah. Dari 28 siswa yang ada, pada materi Suku Banyak siswa yang dinyatakan tuntas atau memperoleh nilai ≥ 70 hanya berjumlah 17 atau 61% sedangkan 11 atau 39%

dinyatakan belum tuntas atau belum mencapai standar ketuntasan minimal (SKM).

Untuk itulah, peneliti bermak sud mengatasi masalah tersebut dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika materi Suku Banyak pada Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 1 Kasreman melalui Penerapan Metode Index Card Match

Mendasar pada judul penelitian ini maka masalah dapat dirumuskan

yakni bagaimanakah peningkatan prestasi belajar matematika materi Suku Banyak pada siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Kasreman melalui penerapan Metode Index Card Match?.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini meningkat kan prestasi belajar matematika materi Suku Banyak pada siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Kasreman melalui penerapan metode Index Card Match

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini di antaranya sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman praktis bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran serta merupakan pengalaman nyata dalam menyusun strategi pembelajaran di sekolah dan titik awal untuk mengembangkan model pembelajaran yang lain. Selain itu, bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam mata pelajaran Matematika dan menumbuhkan aktivitas belajar siswa.

Sedangkan bagi peneliti lain, hasil penelian ini dapat dijadikan satu perbandingan guna mengembangkan penelitian sejenis dengan subjek, objek, dan sasaran penelitian yang lebih luas.

(4)

Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225 4 KAJIAN TEORI

Pembelajaran Matematika di SMP Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti ‘belajar atau hal yang dipelajari’, sedang dalam Bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Unsur utama pekerjaan matematika adalah penalaran deduktif yang bekerja atas dasar asumsi, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya, sehingga kaitan antarkonsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Namun demikian, materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan, yaitu:

materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar materi matematika (Depdiknas, 2005:1)

Dalam pembelajaran sebuah konsep sering muncul sebagai pengalaman atau intuisi, atau pengalaman peristiwa nyata (yaitu pemahaman konsep sering diawali secara induktif). Penalaran induktif didasarkan fakta dan gejala yang

muncul untuk sampai pada perkiraan tertentu. Tetapi perkiraan ini tetap harus dibuktikan secara deduktif dengan argumen yang konsisten.

Metode Index Card Match

Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada pelajar. Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar

Metode mengajar bersifat fleksibel dan sangat tergantung dengan berbagai faktor:

1. Faktor tujuan pembelajaran yang dicapai;

2. Faktor anak didik, yang perlu mendapat perhatian adalah pada bakat, minat, intelegensi, tingkat kematangan, usia dan jumlah murid per kelas;

3. Faktor situasi yang mencakup tempat belajar dan waktu belajar

(5)

Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225 5 serta lama belajar.

4. Faktor materi dan fasilitas belajar- mengajar. Materi dilihat dari aspek afektif, kognitif, psikomotorik, fasilitas dilihat dari segi jenis, kualitas dan kuantitas.

5. Faktor kepribadian guru berkaitan dengan kemampuan profesional guru, kemampuan personal, senioritas dan pengalaman

Sebagai teknik dalam mengajar maka metode membutuhkan keahlian/

kecakapan pendidik dalam menyampai kan materi yang mudah. Metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan/materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi. Ini terbukti bahwa penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh peserta didik walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik dan sebaliknya penyampaian yang tidak komunikatif tidak disenangi oleh peserta didik, meskipun materi yang disampaikan menarik. Maka dalam proses mengajar diharapkan terjadi interaksi antara guru, peserta didik dan lingkungannya.

Jadi, metode mengajar adalah salah satu cara yang digunakan guru untuk

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat pengajaran berlangsung.

Oleh karena itu, peranan metode pengajaran adalah alat untuk menciptakan PBM. Ada banyak metode yang digunakan dalam pembelajaran, di antaranya dan salah satunya adalah metode index card match.

Pengertian Index Card Match adalah mencari jodoh kartu tanya jawab yang dilakukan secara berpasang an. Istilah metode berasal dari bahasa Yunani yaitu ”metha” dan ”hodos”.

Metha adalah melalui, hodos adalah jalan atau cara, jadi metode adalah jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai tujuan (Ismail SM, 2008:7) Adapun tujuan metode index card match adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok. Adapun ciri-ciri metode index card match di antaranya

adalah:

1. Metode ini menggunakan kartu 2. Kartu di bagi menjadi dua berisi

satu pertanyaan dan satu untuk jawaban

3. Metode ini dilakukan dengan cara berpasangan

(6)

Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225 6 4. Setiap pasangan membacakan

pertanyaan dan jawaban

Fungsi penerapan metode index card match dalam kegiatan pembelajar an di antaranya sebagai berikut.

1. agar anak-anak lebih cermat dalam pembelajaran.

2. anak akan lebih mudah dalam memahami suatu materi.

3. tidak merasakan kejenuhan dalam pembelajaran.

Langkah-langkah penerapan index card match sebagai berikut:

1. Membuat potong-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan kertas tersebut dibagi menjadi 2 kelompok.

2. Menulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada potongan-potongan kertas yang telah disiapkan

3. Kertas tulisan pertanyaan dan jawaban tersebut dikocok sehingga dicampur antara jawaban dan pertanyaan.

4. Setiap peserta dibagi satu kertas, aktifitas ini dilakukan berpasangan, sebagian peserta diberi kertas jawaban dan yang lainnya kertas pertanyaan.

5. Setelah itu peserta mencari pasang

annya dan duduk berdekatan.

6. Setelah peserta menemukan pasang annya dan duduk berdekatan, setiap pasangan bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras.

7. Kemudian klarifikasi dan kesimpulan.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Rancangan PTK digunakan karena beberapa alasan. Pertama, masalah yang akan dicarikan solusinya adalah meningkatkan prestasi belajar dengan menggunakan pendekatan metode Index Card Match. Meteri yang akan diajarkan adalah Suku Banyak.

Penerapan pendekatan kooperatif dan intervensi yang dilakukan adalah untuk memperbaiki pembelajaran, meningkat kan hasil belajar, dan menemukan alternatif penggunaan metode pembelajajaran. Kedua, adanya kolaborasi antara peneliti dan guru dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan terhadap pembelajaran Matematika pada materi Suku Banyak Ketiga, refleksi terhadap

(7)

Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225 7 proses pembelajaran dengan metode

Index Card Match yang dilakukan secara berkelanjutan.

Seting dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kasreman. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-D semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 28 siswa. Penelitian dilaksa nakan selama 2 bulan yang dimulai bulan November 2013 sampai Desember 2013.

Prosedur Penelitian Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian tindakan kelas meliputi kegiatan pengidenti - fikasi masalah yang terdapat di kelas, penganalisaan tingkat keseriusan masalah, pemilihan masalah yang dipecahkan, dan penetapan kriteria keberhasilan pemecahan masalah yang dipilih. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas senantiasaa diawali dengan penelitian awal (preleminary studies). Pada penelitian ini tindakan awal dilakukan secara kolaboratif dengan praktisi diawal perencanaan tindakan.

Penetapan Target Penelitian

Target penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya prestasi belajar siswa baik secara individu maupun secara klasikal. Secara individu dikatakan tuntas jika anak memperoleh nilai sesuai SKM pada materi Suku Banyak sebesar 70. dan secara klasikal ketuntasan siswa minimal 80% oleh karena itu jika penelitian belum mencapai target tersebut maka akan diulang sampai anak mencapai ketuntasan.

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan tindakan berlang sung dalam 2 siklus dan dalam setiap siklus dibagi atas 4 jam. Satu pertemuan menggunakan waktu dua jam pelajaran (2 x 40 menit). Fokus tindakan setiap siklus berupa implementasi pendekatan kooperatif dalam pembelajaran Matematika pada siswa di dalam kelas VIII-D pada Materi Suku Banyak.

Pelaksanaan penelitian tindakan direncanakan melalui beberapa tahap yang berlangsung dalam bentuk siklus, yang dikembangkan berdasarkan desain PTK model Kemmis dan Mc Taggart. Model ini pada hakekatnya

(8)

Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225 8 berupa perangkat atau untaian-untaian

dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Depdikbud, 1992:21). Empat komponen tersebut merupakan kegiat an yang dilaksanakan dalam satu siklus.

Observasi

Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pada pelak sanaan tindakan, peneliti berkedudukan sebagai pengamat untuk memantau secara kritis dan objektif pelaksanaan pembelajaran serta untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan yang dilakukan oleh guru.

Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang komprehensif, peneliti mengguna kan instrumen pengumpul data yang telah dibuat sebelumnya.

Refleksi

Refleski dilaksnakan pada setiap akhir penerapan tindakan dengan cara mendiskusikan pelaksanaan pembelajar an yang dilaksanakan. Hal-hal yang dibahas dan didiskusikan, yaitu (1) tindakan yang telah dilakukan, (2) perbedaan antara perencanaan tindakan

dengan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, (3) kendala-kendala yang ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran dan mencari solusinya, dan (4) melakukan interprestasi, pelaksanaan dan penyimpulan data yang diperoleh.

Teknik Analis Data

Secara umum teknik analisa data dalam PTK berbeda dengan penelitian jenis kuantitatif. Teknik analisa data dalam PTK biasa dilakukan berdasarkan tahapan analisa model mengalir yang dikemukakan Miles dan Huberman (1992:18).

Kegiatan analisis tersebut ada tiga tahapan yakni (1) tahap reduksi data, (2) tahap penyajian data, dan (3) tahap pena-rikan kesimpulan. Analisis data dapat dilakukan selama dan sesudah penelitian dengan bertumpu pada proses dan hasil belajar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pratindakan

Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti tampak bahwa sebagian besar siswa merasa kurang beraktivitas Belajar Matematika.

Khusus kelas VIII-D, selain secara

(9)

Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225 9 umum siswa kurang beraktivitas juga

prestasinya sangat rendah. Dari 28 siswa yang ada, pada materi Suku Banyak siswa yang dinyatakan tuntas atau memperoleh nilai ≥ 70 hanya berjumlah 17 atau 61% sedangkan 11 atau 39% dinayatakan belum tuntas atau belum mencapai standar ketuntasan minimal (SKM).

Prestasi belajar siswa pratindakan selengkapnya sebagaimana dalam grafik di bawah ini.

0 2 4 6 8 10 12 14

Frekwensi

50-59 60-69 70-79 80-89 90-100 Nilai

Grafik 1: Prestasi Belajar Pratindakan

Berdasar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa dari studi pendahuluan diketahui bahwa siswa kelas VIII-D penguasaan materi masih sangat rendah. Dari 28 siswa (a) siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 17 atau 61% siswa, (b) siswa yang dinyatakan belum tuntas sebanyak 11 atau 39%, dan (c) nilai rata-rata siklus I sebesar 63. Dengan hasil ini maka

penelitian siklus I dilaksanakan.

Hasil Penelitian Siklus I

Setelah dilakukan tindakan sebagaimana siklus 1 yang dalam pelaksanaanya memerlukan 4 jam pelajaran akhirnya diperoleh hasil yang berupa tingkat aktivitas dan prestasi belajar. Aktivitas siswa diperoleh selama pelaksanaan pembelajaran dikumpulkan kolaborator sedangkan nilai atau prestasi diperoleh setelah siswa mengikuti tes siklus I. Hasil tersebut dibarakan sebagai berikut.

Aktivitas belajar siswa yang dipeoleh selama pembelajaran berlang sung sebagaimana hasil pengamatan kolaborator bahwa dari 28 siswa tampak 54% siswa memperhati kan dan mencatat penjelasan guru secara serius, 61% berusaha menerapkan metode Index Card Match untuk memahami mati, 61% mendiskusikan hasil bekerja berpasang an dengan teman, 61% berani bertanya baik pada guru maupun teman dan 46% bersikap kritis atas jawaban yang diberikan oleh guru maupun teman. Dari data tersebut jika dirata-rata aktivitas siswa secara klasikal sebesar 56% atau kurang aktif

Dan setelah mengikuti tes siklus I

(10)

Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225 10 pada pertemuan kedua diperoleh hasil

belajar sebagaimana dalam grafik di bawah ini.

0 2 4 6 8 10 12

Jumlah

50-59 60-69 70-79 80-89 90- 100 Nilai

Grafik 2: Prestasi Belajar Siklus I

Beradasar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa setelah penerapan siklus I tingkat penguasaan materi sudah sangat bagus dibanding dengan refleksi awal. Dari 28 siswa (a) siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 21 atau 75% siswa, (b) siswa yang dinyatakan belum tuntas sebanyak 7 atau 25%, dan (c) nilai rata-rata siklus I sebesar 72. Dengan hasil ini meskipun hasilnya mengalami peningkatan akan tetapi belum sesuai dengan target penelitian. Dengan hasil ini maka perlu dilanjutkan pada siklus II dengan catatan masih menggunakan metode Index Card Match namun dengan beberapa perubahan sehingga hasilnya bisa maksimal.

Hasil Penelitian Siklus II

Setelah dilakukan tindakan

sebagaimana siklus II yang dalam pelaksanaanya memerlukan 4 jam pelajaran akhirnya diperoleh hasil yang berupa tingkat aktivitas dan prestasi belajar. Aktivitas siswa diperoleh selama pelaksanaan pembelajaran dikumpulkan kolaborator sedangkan nilai atau prestasi diperoleh setelah siswa mengikuti tes siklus II. Hasil tersebut dibarakan sebagai berikut.

Aktivitas belajar siswa yang dipeoleh selama pembelajaran berlangsung sebagaimana hasil pengamatan kolaborator bahwa dari 28 siswa tampak 86% siswa memperhati kan dan mencatat penjelasan guru secara serius, 82% berusaha menerap kan metode Index Card Match untuk memahami mati, 86% mendiskusikan hasil bekerja berpasangan dengan teman, 96% berani bertanya baik pada guru maupun teman dan 86% bersikap kritis atas jawaban yang diberikan oleh guru maupun teman. Dari data tersebut jika dirata-rata aktivitas siswa secara klasikal sebesar 87% atau aktif

Dan setelah mengikuti tes siklus II pada pertemuan kedua diperoleh hasil belajar sebagaimana dalam grafik di bawah ini.

(11)

Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225 11

02 46 108 1214 1618 Jumlah

50-59 60-69 70-79 80-89 90- 100 Nilai

Grafik 3: Prestasi Belajar Siklus II

Berdasar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa setelah penerapan siklus II tingkat penguasaan materi sudah sangat bagus dibanding dengan siklus I. Dari 28 siswa (a) siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 27 atau 96% siswa, (b) siswa yang dinyatakan belum tuntas sebanyak 1 atau 4%, dan (c) nilai rata-rata siklus II sebesar 75.

Dengan hasil ini tampak bahwa target penelitian telah tercapai. Dengan hasil ini maka penelitian tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya karena telah target aktivitas belajar tinggi dan ketuntasan secara klasikal sebesar 80% telah tercapai.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pembalajaran dengan mengguna kan metode Index Card Match tampaknya membawa dampak yang signifikan pada siswa dalam bekerjasama. Dari hasil observasi

setiap siklusnya tampak adanya peningkatan yang cukup. Pembelajaran yang biasa berpusat pada guru berubah pada siswa. Aktivitas siswa dalam pembelajaran cukup memberikan nuansa baru dalam pembelajaran.

Kekurangan setiap siklusnya selalu diperbaiki sehingga meskipun kecil selalu ada peningkatan.

Aktivitas belajar dapat mening kat seiring dengan penerapan metode Index Card Match. Peningakatan tersebut tersurat jika siklus I rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 56%

maka pada siklus II meningkat menjadi 87%. Dengan hasil ini maka metode Index Card Match sangat efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Dilihat dari hasil tes setiap siklusnya juga dapat diidentifikasi bahwa penerapan metode Index Card Match juga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan tersebut ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.

02 46 108 1214 1618 Jumlah

50-59 60-69 70-79 80-89 90-100 Nilai

Grafik 4: Peningkatan Prestasi Belajar

Ref. Awal Sikus I Siklus II

(12)

Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225 12 Berdasarkan grafik 4 di atas

dapat dijelaskan bahwa dengan penerapan metode Index Card Match telah mampu meningkatkan prestasi belajar siswa yang diindikasikan (1) angka ketuntasan mengalami kenaikan yakni jika refleksi awal sebesar 61%

meningkat menjadi 75% pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 96%, (2) angka ketidaktuntasan mengalami penurunan yakni jika refleksi awal sebesar 39% menurun menjadi 25% pada siklus I dan menurun menjadi 4% pada siklus II, (3) rata-raka kelas mengalami kenaikan dari 63 pada refleksi awal meningkat menjadi 72 pada siklus I dan meningkat menjadi 75 pada siklus II.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data pada dua siklus yang tersaji pada bab IV maka disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas siswa yakni jika siklus I rata- rata aktivitas belajar berkriteria cukup maka pada siklus II meningkat kriteria tinggi sekali. Dengan hasil ini maka metode Index Card Match sangat efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Selain itu, penerapan

metode Index Card Match telah mampu meningkatkan prestasi belajar siswa yang diindikasikan angka ketuntasan mengalami kenaikan dan angka ketidaktuntasan mengalami penurunan serta rata-raka kelas mengalami kenaikan yang signifikan.

SARAN

Hasil ini membuktikan tingkat efektivitas sebuah pendekatan kooperatif, oleh karenanya guru baik matematka atau guru yang lain hendaknya mau mencoba dan menerapkan pendekatan tersebut dalam pembelajaran. Selain itu, kepada siswa diharapkan bisa menggunakan metode tersebut dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Atsyad, 2003. Media

Pembelajaran. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada..

Arends R. 1997, Classrom Intruction and Management

Arikunto, Suharsini 1988, Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bina Aksara

2006, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Bina Aksara Depdiknas 2005, Kurikulum

Pendidikan Matematika,

(13)

Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225 13 Jakarta: Dirjen Pendidikan

Dasar dan Menengah Djamaludin Darwis, 2000. Strategi

Belajar Mengajar. Semarang:

Pustaka Pelajar.

Hamalik 2003, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Standart Kompetensi Guru, Bandung Remaja Rosdakarya IKIP PGRI Madiun. Pedoman

Penulisan Skripsi. Madiun Pusat Penerbit Kampus

Ibrahim, dkk, Proses Belajar dan Mengajar. Universitas Negeri Surabaya

Ismail SM, 2008. Strategi

Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM

(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan), Semarang:

Rasail Media Group.

Nurhadi Dr 2004, Pertanyaan dan Jawaban. Gramedia Widya Sarana Indonesia

Nasution S 2001, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta Bina Aksara

Slameto 2003, Belajar dan faktor faktor yang mempengaruhinya.

Jakarta Rineka Cipta

Sujana Nana 2005, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah.

Bandung Sinar baru

Sukirin 1984, Proses Belajar dan Mengajar Penerbit. Penerbit Bumi Aksara

Winkel 1989, Psikologi Pengajaran.

Gramedia Jakarta

Gambar

Grafik 2: Prestasi Belajar Siklus I
Grafik 3: Prestasi Belajar Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang umum digunakan oleh orang dalam melakukan penetrasi terhadap sistem berbasis komputer ada 6 macam :..

[r]

Pemanfaatan media sosial Facebook melalui Grup Keluarga: Persaudaran Antar Etnis Salatiga (PANTAS) oleh Forum PANTAS diantaranya adalah sebagai bentuk pengananan

Berdasarkan hasil koreksi aritmatik dan evaluasi penawaran terhadap 4 (empat) peserta yang memasukkan penawaran, Pokja Pengadaan Barang/Jasa ULP Kabupaten Aceh Barat Daya, sesuai

Dalam observasi, cara mengumpulkan data yang dilakukan adalah mengamati secara langsung obyek yang akan diteliti yaitu bentuk akulturasi yang terjadi antara etnik

Tiada siapa-siapa mengaku mudah menjadi ibu bapa. Susah senang dan kekecewaan membesarkan anak, lumrah bagi kebanyakan pasangan. Jarang-jarang ditemui anak 'baik'

18 November 2011, maka dengan ini diumumkan pemenang pelelangan umum untuk pekerjaan sebagaimana berikut:. Nornor

Alat ini bekerja berdasarkan sensor infrared, dan apabila infrared ini tidak terhalang benda atau sesuatu maka akan menyebabkan rangkaian ini tidak bekerja dan sebaliknya