LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Kuisioner Penelitian
Analisis Kebutuhan Modal Usaha Tani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang
Bedagai
No. Responden :...
Saya Mohon kesediaan Bapak/Ibu, Saudara/Saudari untuk mengisi daftar
kuisioner yang diberikan. Informasi yang Anda berikan merupakan bantuan yang
sangat berarti dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas bantuan dan partisipasinya
saya ucapkan terimakasih. Kepada Yth Bapak/Ibu
I. IDENTITAS RESPONDEN
Isilah data pribadi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dibawah ini:
1. Nama : ...
2. Jenis Kelamin : (1) laki-laki; (2) perempuan
3. Umur : ... Tahun
4. Agama : ...
5. Jumlah Anggota Keluarga : ... Orang
6. Pendidikan Terakhir : ...
7. Lama Menjadi Petani : ...Tahun
II. Tingakat Konsumsi
No. Indikator Jumlah Pengeluaran /bulan atau /hari
1. Kebutuhan Makan Rp. ………..
2. Pendidikan sekolah anak (uang sekolah, uang saku, transportasi)
Rp. ………..
3. Kebutuhan listrik, handphone Rp. ………..
4. Kesehatan (BPJS) Rp. ………..
5. Kebutuhan lainnya Rp. ………..
DAFTAR PERTANYAAN
A. Luas Lahan (Variabel X1)
1. Berapakah luas lahan pertanian padi Bapak/Ibu/Saudara yang
sedang digarap pada masa panen kali ini? ...
2. Bagaimana status kepemilikan lahan yang Bapak/Ibu/Saudara
gunakan? (Milik Sendiri/Sewa/Bagi Hasil)
3. Berapa kali Bapak/Ibu/Saudara panen dalam 1 tahun? ...
B. Tenaga Kerja (Variabel X2)
Indikator 1 (Jumlah Tenaga Kerja yang digunakan dan alokasi waktu yang digunakan)
No Tahap
Jumlah tenaga kerja yang digunakan
4. Pengolahan tanah pada satu kali masa panen
... Org
5. Pembenihan pada satu kali masa panen
... Org
6. Penanaman pada satu kali masa panen
... Org
7. Pemupukan pada satu kali masa panen
... Org
8. Penyemprotan pestisida pada satu kali panen
... Org
9. Pemanenan pada satu kali masa panen
C. Modal Kerja (Variabel X3)
Indikator 1 (Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan)
No
Tahap
Jumlah tenaga kerja yang digunakan
Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan
10. Pengolahan tanah pada satu kali masa panen
...Orang Rp.../Orang Rp ...
11. Pembenihan pada satu kali masa panen
...Orang Rp.../Orang Rp ...
12. Penanaman pada satu kali masa panen
...Orang Rp.../Orang Rp ...
13. Pemupukan pada satu kali masa panen
...Orang Rp.../Orang Rp ...
14. Penyemprotan pestisida pada satu kali panen
...Orang Rp.../Orang Rp ... ... 15. Pemanenan pada satu kali
masa panen
...Orang Rp.../Orang Rp
Indikator 2 (Biaya produksi yang dikeluarkan)
No Tahap yang dikeluarkan per
Kg
Biaya total yang dikeluarkan
16. Pembelian bibit pada satu kali masa panen
... Kg Rp. .../Kg Rp. ...
17. Pembelian pupuk pada satu kali masa panen
... Kg Rp. .../Kg Rp. ...
18. Pembelian pestisida pada satu kali masa panen
... Kg Rp. .../Kg Rp. ...
D. Teknologi (Variabel X4)
19.Alat-alat apa saja yang Bapak/ibu/Saudara gunakan dalam tahap
Tahap
Teknologi yang digunakan
E. Produksi Usahatani Padi
20.Berapa hasil pertanian Bapak/Ibu/Saudara pada satu kali musim panen?
Terima kasih kepada Bapak/Ibu/Saudara yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner sesuai dengan Bapak/Ibu/Saudara sehingga dapat
memudahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. Input data hasil dari responden variabel luas lahan, tenaga kerja, modal kerja, teknologi, kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai.
No dalam ratusan ribu rupiah
1. 15 7 220000 0 1875000-1170000=705000
23. 75 25 1500000 1 10125000-2580000=7545000
24. 10 5 180000 0 1370000-1104000=266000
25. 7 4 175000 0 1000000-750000=250000
26. 10 4 145000 0 1325000-1080000=245000
27. 10 6 190000 0 1350000-1050000=300000
Indikator Jumlah Produksi
74. 10 4 185000 0 1370000-1080000=290000
75. 7 3 140000 0 980000-750000=230000
76. 12 7 260000 1 1560000-1170000=390000
4. Hasil Regresi Linier Berganda
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kesejahteraan Petani Padi 670588.16 987890.250 76
Luas Lahan 13.87 9.990 76
Tenaga Kerja 6.72 3.776 76
Modal Kerja 262368.42 190058.717 76
Teknologi .39 .492 76
Correlations
Kesejahteraan
Petani Padi
Luas Lahan Tenaga Kerja
Pearson Correlation
Kesejahteraan Petani Padi 1.000 .948 .859
Luas Lahan .948 1.000 .944
Tenaga Kerja .859 .944 1.000
Modal Kerja .939 .981 .941
Teknologi .479 .614 .713
Sig. (1-tailed)
Kesejahteraan Petani Padi . .000 .000
Luas Lahan .000 . .000
Tenaga Kerja .000 .000 .
Modal Kerja .000 .000 .000
N
Kesejahteraan Petani Padi 76 76 76
Luas Lahan 76 76 76
Tenaga Kerja 76 76 76
Modal Kerja 76 76 76
Teknologi 76 76 76
Correlations
Modal Kerja Teknologi
Pearson Correlation
Kesejahteraan Petani Padi .939 .479
Luas Lahan .981 .614
Tenaga Kerja .941 .713
Modal Kerja 1.000 .629
Teknologi .629 1.000
Sig. (1-tailed)
Kesejahteraan Petani Padi .000 .000
Luas Lahan .000 .000
Tenaga Kerja .000 .000
Modal Kerja . .000
Teknologi .000 .
N
Kesejahteraan Petani Padi 76 76
Luas Lahan 76 76
Tenaga Kerja 76 76
Modal Kerja 76 76
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1
Teknologi, Luas
Lahan, Tenaga
Kerja, Modal
Kerjab
. Enter
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F Change df1
1 .962a .925 .921 277815.831 .925 219.335 4
Model Summaryb
Model Change Statistics Durbin-Watson
df2 Sig. F Change
a. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja
b. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression
6771463983666
7.766 4
1692865995916
6.941 219.335 .000 b
Residual 5479896162674
.315 71
77181636094.0
04
Total 7319453599934 2.080
75
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi
b. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -539687.475 77373.837 -6.975 .000
Luas Lahan 81887.046 17630.933 .828 4.645 .000
Tenaga Kerja -59004.071 30339.941 -.226 -1.945 .056
Teknologi -273170.369 96187.087 -.136 -2.840 .006
Coefficientsa
Model 95.0% Confidence Interval for B Correlations Collinearity
Statistics
Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance
1
(Constant) -693966.524 -385408.426
Luas Lahan 46731.964 117042.128 .948 .483 .151 .033
Tenaga Kerja -119500.195 1492.053 .859 -.225 -.063 .078
Modal Kerja .431 3.984 .939 .282 .080 .036
Teknologi -464961.973 -81378.764 .479 -.319 -.092 .459
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
VIF
1
(Constant)
Luas Lahan 30.147
Tenaga Kerja 12.752
Modal Kerja 27.871
Teknologi 2.177
Coefficient Correlationsa
Model Teknologi Luas Lahan Tenaga Kerja Modal Kerja
1
Correlations
Teknologi 1.000 .194 -.489 -.062
Luas Lahan .194 1.000 -.364 -.822
Tenaga Kerja -.489 -.364 1.000 -.180
Modal Kerja -.062 -.822 -.180 1.000
Covariances
Teknologi 9251955709.07
3 328234944.196
-1426727321.44
2
-5320.257
Luas Lahan 328234944.196 310849804.766 -194560574.187 -12921.169
Tenaga Kerja
-1426727321.44
2
-194560574.187 920512018.323 -4855.758
Modal Kerja -5320.257 -12921.169 -4855.758 .794
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) Luas Lahan Tenaga Kerja
2 .375 3.429 .18 .00 .00
3 .197 4.726 .33 .01 .00
4 .014 17.460 .47 .04 .96
5 .006 26.287 .01 .95 .03
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Variance Proportions
Modal Kerja Teknologi
1
1 .00 .01
2 .00 .44
3 .01 .33
4 .13 .19
5 .86 .03
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi
Casewise Diagnosticsa
Case Number Std. Residual Kesejahteraan
Petani Padi
Predicted Value Residual
1 -.202 705000 761246.81 -56246.811
2 .013 260000 256288.40 3711.605
3 .618 220000 48363.66 171636.342
4 -2.353 925000 1578663.04 -653663.035
6 .009 362000 359443.11 2556.889
7 .088 146000 121413.50 24586.497
8 .020 183000 177409.46 5590.538
9 .431 903000 783322.13 119677.866
10 .116 246000 213729.57 32270.432
11 -1.583 1028000 1467876.79 -439876.789
12 .453 717000 591058.48 125941.525
13 .124 245000 210522.45 34477.554
14 -.451 260000 385334.20 -125334.199
15 .477 306000 173593.70 132406.303
16 -.696 214000 407409.52 -193409.521
17 .408 228000 114589.63 113410.374
18 .254 192000 121413.50 70586.497
19 -.232 258000 322514.36 -64514.363
20 .250 213000 143488.83 69511.174
21 .356 238500 139673.06 98826.939
22 .354 194000 95522.42 98477.584
23 1.368 7545000 7164867.20 380132.799
24 -.416 266000 381518.43 -115518.434
25 .238 250000 183823.71 66176.294
26 -.426 245000 363258.88 -118258.876
27 -.161 300000 344589.69 -44589.685
28 .564 278000 121413.50 156586.497
30 .643 219000 40334.11 178665.890
31 -.714 246000 444338.27 -198338.270
Casewise Diagnosticsa
Case Number Std. Residual Kesejahteraan
Petani Padi
Predicted Value Residual
32 -.200 337000 392556.10 -55556.095
33 -.491 260000 396371.86 -136371.860
34 .358 195000 95522.42 99477.584
35 1.927 2055000 1519658.96 535341.036
36 .009 1515000 1512437.07 2562.932
37 .285 230000 150710.72 79289.278
38 .427 240000 121413.50 118586.497
39 .440 326000 203871.25 122128.748
40 5.657 3040000 1468286.42 1571713.577
41 .034 630000 620528.38 9471.622
42 .375 240000 135857.30 104142.704
43 .537 480000 330716.59 149283.405
44 .731 348000 144867.18 203132.820
45 .350 450000 352791.92 97208.083
46 .109 170000 139673.06 30326.939
47 -.128 630000 665486.68 -35486.675
48 .217 770000 709637.32 60362.680
49 -.932 1220000 1478914.45 -258914.451
51 -.286 820000 899501.51 -79501.509
52 -.120 795000 828453.11 -33453.115
53 1.150 3020000 2700571.78 319428.215
54 .332 296000 203871.25 92128.748
55 .140 390000 351003.93 38996.071
56 -.298 350000 432890.98 -82890.975
57 -.821 1640000 1868065.18 -228065.185
58 -.486 320000 454966.30 -134966.298
59 -.346 860000 956106.11 -96106.110
60 -1.152 1680000 2000119.10 -320119.101
61 -2.007 1095000 1652520.53 -557520.533
62 .306 460000 374867.24 85132.760
Casewise Diagnosticsa
Case Number Std. Residual Kesejahteraan
Petani Padi
Predicted Value Residual
63 -.119 318000 351003.93 -33003.929
64 .566 510000 352791.92 157208.083
65 -.466 274000 403593.76 -129593.756
66 .200 210000 154526.49 55473.513
67 -.596 275000 440522.51 -165522.505
68 .143 150000 110375.84 39624.158
69 1.023 258000 -26128.81 284128.808
70 -1.104 1235000 1541734.29 -306734.287
72 -1.064 248000 543677.22 -295677.221
73 -1.105 1220000 1526880.86 -306880.861
74 -.582 290000 451560.17 -161560.166
75 .232 230000 165564.15 64435.852
76 .213 390000 330716.59 59283.405
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value -26128.81 7164867.00 670588.16 950190.436 76
Std. Predicted Value -.733 6.835 .000 1.000 76
Standard Error of Predicted
Value 41333.297 254745.000 65985.990 27078.334 76
Adjusted Predicted Value -58220.71 5157096.00 644293.25 782601.968 76
Residual -653663.063 1571713.625 .000 270305.905 76
Std. Residual -2.353 5.657 .000 .973 76
Stud. Residual -2.404 5.938 .027 1.077 76
Deleted Residual -682381.188 2387904.000 26294.909 399659.755 76
Stud. Deleted Residual -2.491 8.310 .060 1.284 76
Mahal. Distance .673 62.074 3.947 7.080 76
Cook's Distance .000 12.424 .181 1.425 76
DAFTAR PUSTAKA
Adiwilaga, Anwas,2006.Ilmu Usahatani, Penerbit Alumni, Bandung.
Badan Pusat Statistik, 2015.Dolok Masihul Dalam Angka, Serdang Bedagai.
Boediono. 2004. Ekonomi Mikro, BPFE-UGM, Yogyakarta..
Daniel, M.S Moehar, 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian, Bumi Aksara, Jakarta.
Djamali, Abdul. 2000. Manajemen Usaha Tani, Dep. Pendidikan Nasional Politeknik Negeri Jember Jurusan Manajemen Agribisnis.
Fadholi, Hermanto. 2008. Bahan Bacaan Pengantar Ekonomi Pertanian, Pendidikan Guru Kejuruan Pertanian Fakultas Politeknik Pertanian Bogor, Bogor.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Universitas Diponegoro, Semarang.
Gilarso, T. 2002.Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro, Kanisius, Yogyakarta.
Hernanto, Fadholi. 2003. Ilmu Usaha Tani, PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
Kasryno, Faisal. 2006.Prospek Pengembangan Ekonomi Pedesaan Indonesia, Yayaysan Obor Indonesia, Jakarta.
Mubyarto. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3S, Jakarta.
Putra, Setiawan Adi, dkk, 2010. Menemukan Masalah-masalah Petani untuk Mencarikan Solusinya Sebagai Upaya Penolong Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Mereka, Hal 1.
Rahim, Abdul dan Diah Retno Dwi Hastuti, 2007.Ekonomika Pertanian
(Pengantar, teori dan kasus), Penebar Swadaya, Jakarta.
Soekartawi.2002. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Pembahasan Analisis Faktor Produksi Cobb Douglas, Rajawali Pres, Jakarta.
Soepono, Bambang. 1997.Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kualitatif, Raja Grafindo Persada. Media
Group, Jakarta.
Tjiptoherijanto, Prijono, 2008. Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan
WIB)
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan dalam hal pengumpulan
data, informasi empiris dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk
memecahkahkan masalah dan menguji hipotesis penelitian.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian “Analisis Kebutuhan Modal Usaha Petani Bagi Meningkatkan
Kesejahteran Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang
Bedagai” ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.Deskriptif, yaitu
menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis data numerik (angka)
menggunakan metode statistik melalui pengujian hipotesis.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten
Serdang Bedagai. Lama penelitian ini dilakukan selama 2 bulan. Data yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan cara observasi di lokasi penelitian dan mengadakan wawancara
langsung dengan responden. Wawancara ini berpedoman pada daftar pertanyaan
yang telah disusun sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Data sekunder
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada,
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah semua petani padi sawah yang
ada di Kecamatan Dolok Masihul. Dari data terakhir menunjukkan bahwa jumlah
petani padi sawah di Kecamatan Dolok Masihul sejumlah 302 petani (Sumber:
BPS Kecamatan Dolok Masihul Dalam Angka 2015)
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang dapat mewakili populasi
tersebut. Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan metode pengambilan
sampel dengan rumus slovin.
Dalam penarikan sample maka jumlahnya harus representatif untuk
nantinya hasil bisa digeneralisasi. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diambil
sampel dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu:
�
=
�
1+
��
2Keterangan :
n = Besar sampel
N = Jumlah keluarga petani di Kec. Dolok Masihul
Dengan menggunakan rumus Slovin, maka :
� = � 1 +��2
�= 302
1 + 302(0,1)2
�= 302
1 + 302 (0,01)
� = 75,12 ����� ���� 76 �����
Dari perhitungan tersebut didapat 75,12 orang. Dengan demikian sampel yang
diambil dalam penelitian ini sebanyak 76 responden.
Penentuaan jumlah sampel penelitian menggunakan teknik pengambilan
sampel dengan teknik sample random sampling, yaitu suatu tipe sampling
probabilitas. Teknik ini banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses
penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoritis semua anggota dalam populasi
mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan dengan
teknik-teknik sampling yang lain.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian selalu ada kegiatan untuk melakukan
pengumpulan data. Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini
menurut Sugiyono (2011:165) yaitu:
1. Observasi (Pengamatan)
Dalam metode ini, penelti mengamati, mencatat apa yang terjadi dan
dan foto-foto penting), seperti gambaran kehidupan, lingkungan, kondisi
perumahan, sarana dan prasarana. Teknik pengumpulan data dengan observasi
digunakan bila penelitian ini berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam.Metode ini banyak digunakan untuk mengamati pola kehidupan
dan perilaku masyarakat petani secara langsung.
2. Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2011:162)..
3.5. Definisi Operasional
1. Kesejahteraan (Y) suatu kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan jasmani
dan rohani dari rumah tangga dapat terpenuhi. Untuk mengukur tingkat
kesejahteraan petani yaitukonsumsi petani (Rupiah)
2. Tanah/Luas Lahan (X1) adalah luas tanah petani padi yang digunakan
untuk menanam padi (Rante)
3. Tenaga kerja (X2) adalah penggunaan jumlah tenaga kerja keluarga dan
non keluarga petani yang digunakan dalam satu kali masa tanam/panen
(Orang)
4. Modal Kerja (X3) besaran nominal berupa uang yang dipergunakan untuk
pembiayaan tenaga kerja, biaya teknologi, dan biaya pembelian bahan
5. Teknologi (X4) suatu alat yang digunakan petani dalam proses persiapan
lahan sebelum tahap penanaman, baik dengan menggunakan teknologi
modern atau teknologi tradisional (di hitung dengan dummy)
Dalam hal ini teknologi merupakan variabel yang sifatnya kualitatif maka
perlu diubah menjadi kuantifikasi agar dapat digunakan dalam persamaan regresi.
Dalam penelitian ini teknologi dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Teknologi Modern
Jika petani tersebut menggunakan traktor atau hand tracktor dalam proses
persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa petani tersebut menggunakan
teknologi modern dan dinyatakan dengan angka 1.
2. Teknologi Tradisional
Jika petani tersebut tidak menggunakan tracktor maupun hand tracktor
melainkan menggunakan bajak yang ditarik sapi atau kerbau dalam proses
persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa industri tersebut menggunakan
teknologi tradisional dan dinyatakan dengan angka 0.
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah model kuadrat
terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS). Model analisis yang dilakukan
dengan menggunakan uji statistik regresi linier berganda yaitu antara
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y =
α
+
β
1x
1+
β
2x
2+
β
3x
3+
β
4x
4+
e
Keterangan :
α = Konstanta
β1, β2, β3,β4 = Koefisien regresi X1, X2, X3, X4 X1 = Tanah/Luas lahan (Rante/Ha) X2 = Tenaga Kerja (Orang)
X3 = Modal Kerja (Rupiah) X4 = Teknologi (Unit)
Y = Kesejahteraan Petani (Rupiah)
e = Error
Hipotesis dalam penelitian ini di uji secara simultan dan pasrsial
menggunakan aplikasipengolahan data statistical package for social science
(SPSS).
3.7 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)
3.7.1 Koefisien Determinasi (R-square)
Koefisien determinasi dilakukan untuk menilai seberapa besar
variabel-variabel independen secara bersama mampu memberi penjelasan mengenai
variabel dependen.
Besarnya koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1< (0<R²<1),
dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena
semakin dekat hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel
3.7.2 Uji t-statistik (Uji secara parsial)
Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah
masing-masing independen variabel signifikan atau tidak terhadap dependen
variabel.Dengan menganggap independen variabel lainnya konstan. Dalam uji ini
digunakan hipotesis sebagai berikut:
a. H0 : b1 = b, masing-masing variabel bebas tidak mempengaruhi variabel
tidak bebasnya.
b. Ha : b1 ≠ b, masing-masing variabel bebas mempengaruhi variabel tidak
bebasnya.
Dimana b1 adalah koefisien variabel independen ke-i nilai adalah
parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh X1
terhadap Y. Bilai nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu
H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang di uji berpengaruh
secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.
Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:
Nilai t
hitung=
�� − � ���
Dimana:
bi = koefisien variabel independen ke-i
b = nilai hipotesis nol
3.7.3 Uji F-statistik (Uji secara serentak)
Uji F ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh independen variabel secara bersama-sama terhadap dependen
variabel. Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut:
a. H0 : b1= b2= b3 = b4... = 0 (tidak ada pengaruh)
b. H0 : b1≠ b2≠ b3≠b4... = 0 (ada pengaruh)
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel.Jika
Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti variabel independen bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen.
Nilai Fhitung dapat diperoleh dengan rumus;
Fh =
��/ ���−��� / (�−�−�)
Dimana:
R2 = koefisien determinasi
k = jumlah variabel dependen
n = jumlah sampel
Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 95% sebagai berikut:
a. H0 diterima jika Fhitung< Fα
3.8 Pengujian Asumsi Klasik
3.8.1 Uji Multikolineritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent) (Ghozali 2001: 57).
Untuk menguji hipotesis ini digunakan perhitungan dengan program
komputansi SPSS for Windows release 22.0.
3.8.2 Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
laintetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2001: 69).
Kebanyakan data cross section mengandung situasi Heteroskedastisitas
karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang,
besar). Sedangkan dasar dari pengambilan keputusan dengan melihat grafik
scatterplot pada tabel SPSS dengan program komputasi SPSS for Windows release
22,0.dengan dasar analisis:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
(Ghozali 2001:69).
3.8.3 Uji Autokorelasi
Pada uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Pengukurannya dengan melihat dari Durbin
Watson Test (DW), dimana jika nilai DW terletak antara -2 dan 2 berarti terdapat
autokorelasi
3.8.4 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal (Ghozali 2001: 74).
Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan plotting data
akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan perhitungan dengan program
BAB 1V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Letak dan Geografis Kecamatan Dolok Masihul
Kecamatan Dolok Masihul adalah salah satu dari 17 Kecamatan yang
berada di Kabupaten Serdang Bedagai dengan batas-batas sebagai berikut:
Batas-Batas:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sipispis
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Serbajadi dan Kecamatan
Bintang Bayu
Kecamatan Dolok Masihul terletak pada posisi 3o13’ LU – 3o33’ LU dan
99o01’ BT – 99o11’ BT dengan ketinggian diatas permukaan Laut sekitar + 60 -
90 dpl. Sedangkan Jarak Kecamatan Dolok Masihul ke Kantor Bupati Serdang
Bedagai di Sei Rampah adalah sekitar + 22 Km. Dapat dilalui dengan Kenderaan
Roda 4 Wilayah Dolok Masihul sebagian besar terletak di dataran rendah dan
sebagian kecil terletak di dataran tinggi yaitu sekitar + 200 M di atas permukaan
Laut.
Ibu Kota Kecamatan Dolok Masihul adalah di Kelurahan Pekan Dolok
Masihul. Luas Wilayah Kecamatan Dolok Masihul : ± 237.42 KM2. Berikut
disajikan tabel mengenai luas wilayah yang dimiliki oleh masing masing Desa
Tabel 4.1 Luas Wilayah di Kecamatan Dolok Masihul Tahun 2015 per Desa
No. Desa Luas Desa (KM2)
% Terhadap Luas
Kecamatan
Sumber : Kecamatan Dolok Masihul Dalam Angka,2015
Kecamatan Dolok Masihul terdiri dari 27 (dua puluh tujuh ) Desa dan 1
49.134 Jiwa dengan rincian Penduduk Laki-Laki 24.271 Jiwa dan Penduduk
Perempuan 24.863 Jiwa. Pertumbuhan Penduduk tahun 2015.
Dari jumlah Desa di Kecamatan Dolok Masihul tersebut ada beberapa tipe
Desa terdiri dari :
1. Desa Persawahan = 6 Desa
2. Desa Perladangan /Perkebunan Rakyat = 14 Desa
3. Desa Perkebunan BUMN = 3 Desa
4. Desa Perkebunan Swasta Asing = 3 Desa
5. Desa Perkebunan Swasta = 1 Desa
4.1.2 Luas Penggunaan Tanah
Kecamatan Dolok Masihul merupakan salah satu daerah pertanian di
Kabupaten Serdang Bedagai, hal tersebut ditunjukkan dengan masih luasnya lahan
pertanian.
Sebagian besar Wilayah Kecamatan Dolok Masihul adalah Lahan
Pertanian dan Perkebunan. Luas baku sawahnya adalah 2.565 Ha. Realisasi
tanaman padi Tahun 2010 adalah 2.420, Tahun 2011 ada 2.370 dan Tahun 2012
2.360 Ha. Penggunaan luas baku tanah berdasarkan Jenis Irigasi ½ Tehnis 910 Ha,
4.1.3 Profil Petani Padi
4.1.3.1 Profil Petani Padi Menurut Umur
Profil mengenai petani padi di Kecamatan Dolok Masihul menurut umur
didapat dari lembar identitas responden pada kuesioner yang diberikan kepada
petani padi. Berikut disajikan profil petani padi di Kecamatan Dolok Masihul
menurut umur secara lebih rinci:
Tabel 4.2 Responden Menurut Umur Pada Usahatani padi Di Kecamatan Dolok
Masihul
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa petani padi yang
paling banyak di Kecamatan Dolok Masihul adalah petani padi yang berumur
antara 36-45 tahun sebanyak 28 orang (37%) dan petani padi yang berumur antara
25-35 tahun sebanyak 19 orang (25%). Sedangkan petani padi yang jumlahnya
sedikit di Kecamatan Dolok Masihul adalah petani padi yang berumur antara
46-55 tahun sebanyak 17 orang (23%) dan petani padi yang berumur antara 56-65
4.1.3.2 Profil Petani Padi Menurut Tingkat Pendidikan
Profil mengenai petani padi di Kecamatan Dolok Masihul menurut tingkat
pendidikan didapat dari lembar identitas responden pada kuesioner yang diberikan
kepada petani padi. Berikut disajikan profil petani padi di Kecamatan Dolok
Masihul menurut tingkat pendidikan secara lebih rinci:
Tabel 4.3 Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pada Usahatani padi di
Kecamatan Dolok Masihul
No. Tingkat Pendidikan Jumlah %
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa petani padi yang
paling banyak di Kecamatan Dolok Masihul adalah petani padi yang menempuh
pendidikan terakhir di tingkat SMP sebanyak 32 orang (48%) dan petani padi
yang menempuh pendidikan terakhir di tingkat SMA sebanyak 18 orang (27%).
Sedangkan petani padi yang jumlahnya sedikit di Kecamatan Dolok Masihul
adalah petani padi yang menempuh pendidikan terakhir di tingkat SD sebanyak 15
orang (23%) dan petani padi yang sama sekali tidak menempuh pendidikan
sebanyak 11 orang (2%).
4.1.3.3 Profil Petani Menurut Luas Lahan
Secara rata-rata luas lahan yang digunakan untuk menanam padi di
hanya 0.28 Ha dan yang paling luas mencapai 3 Ha. Berikut disajikan gambaran
tentang luas lahan petani di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang
Bedagai terangkum pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Luas Lahan yang Digarap Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
No
Kecamatan Dolok Masihul
Bagian
Luas Lahan (Rante)
Jumlah
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, sebagian besar petani padi di Kecamatan
Dolok Masihul mempunyai luas lahan yang paling banyak yaitu 7-10 rante
dengan frekuensi yaitu sebanyak 51 orang atau 67%. Sedangkan jumlah petani
padi yang paling sedikit adalah petani yang memiliki luas lahan tanaman padi
seluas > 25 Ha yaitu sebanyak 4 orang atau 5%. Untuk lebih jelasnya, dari tabel
4.4 diatas maka dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1 Luas Lahan yang Digarap Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
Sumber: Data diolah
14 16
Utara Barat Timur Selatan
Luas Lahan 7-10 Rante Luas Lahan 11-18 Rante
4.1.3.4 Profil Petani Menurut Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam penelitian ini terdiri dua indikator yaitu jumlah tenaga
kerja. Gambaran tentang tenaga kerja yang digunakan petani di Kecamatan Dolok
Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Tenaga kerja yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
No.
Kecamatan Dolok Masihul
Bagian
Tenaga Kerja (jumlah tenaga kerja)
Jumlah
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, terdapat 45 petani padi yang menggunakan
tenaga kerja antara 3-6 orang dengan persentase 59%. Sedangkan petani padi yang
menggunakan tenaga kerja terbanyak yaitu > 13 orang hanya terdapat 5 orang
petani dengan persentase 7%. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.5 diatas maka
dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.2 Tenaga Kerja yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
Utara Barat Timur Selatan
4.1.3.5 Profil Petani Menurut Modal Kerja
Modal Kerja dalam penelitian ini terdiri dua indikator yaitu biaya untuk
bahan baku dan biaya untuk tenaga kerja. Gambaran tentang modal petani padi di
Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel
berikut :
Tabel 4.6 Modal yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
No.
Kecamatan Dolok Masihul
Bagian
Modal Kerja Dalam Ribuan Rupiah
Jumlah
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, terdapat 38 petani padi yang menggunakan
modal antara Rp. 1.000.000 – 1.900.000 dengan persentase 50%. Sedangkan
modal yang paling banyak digunakan berkisar > Rp. 4.000.000 dengan persentase
20% atau 15 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.6 diatas maka dapat dibuat
grafik sebagai berikut:
Gambar 4.3 Modal yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
15 15
Utara Barat Timur Selatan
4.1.3.6 Profil Petani Menurut Teknologi
Teknologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan
dalam tahap persiapan lahan sebelum tanam. Teknologi pada usahatani padi di
Kecamatan Dolok Masihul berguna mendukung proses persiapan lahan sebelum
tahap penanaman, baik dengan menggunakan teknologi modern atau teknologi
tradisional. Jika petani tersebut menggunakan traktor atau hand tracktor dalam
proses persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa petani tersebut menggunakan
teknologi modern. Namun jika petani tersebut tidak menggunakan traktor maupun
hand tracktor melainkan menggunakan bajak yang ditarik sapi atau kerbau
ataupun cangkul dalam proses persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa industri
tersebut menggunakan teknologi tradisional. Gambaran tentang teknologi yang
digunakan petani di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai
terangkum pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Teknologi yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
No. Kecamatan Dolok Masihul Bagian
Teknologi yang
digunakan Jumlah
(Orang) %
Tradisional Modern
1.
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, teknologi yang banyak digunakan oleh
petani padi di Kecamatan Dolok Masihul adalah teknologi tradisional sebanyak 46
30 orang petani dengan persentase 39%. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.7 diatas
maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.4 Teknologi yang digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
Sumber: Data diolah
4.1.3.7 Profil Petani Menurut Produksi Usahatani Padi
Berdasarkan data hasil penelitian, rata-rata produksi usahatani padi setelah
dinominalkan dari ton menjadi rupiah di Kecamatan Dolok Masihul adalah Rp
11.200.000. Secara lebih rinci hasil produksi tanaman padi di Kecamatan Dolok
Masihul Kabupaten Serdang Bedagai pada musim panen tahun 2016 terangkum
pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
No.
Kecamatan Dolok Masihul
Bagian
Hasil Produksi Dalam Ribuan Rupiah Jumla h
Sumber: Data diolah
17 16
Utara Barat Timur Selatan
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, terdapat 25 petani padi yang mendapatkan
hasil produksi antara Rp. 9.000.000 - 11.900.000 dengan persentase 33%.
Sedangkan hasil produksi yang paling banyak didapat berkisar > Rp. 18.000.000
dengan persentase 33% atau sebanyak 25 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel
4.8 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.5 Hasil Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
Sumber: Data diolah
4.1.3.8 Profil Petani Menurut Tingkat Konsumsi
Tingkat konsumsi dalam penelitian ini terdiri beberapa indikator yaitu,
biaya kebutuhan makan, listrik, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan lainnya.
Gambaran tentang tingkat konsumsi yang digunakan petani di Kecamatan Dolok
Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Tingkat konsumsi yang digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
Tingkat Konsumsi Dalam Ribuan Rupiah
per 6 Bulan Jumlah
Utara Barat Timur Selatan
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, terdapat 26 petani padi yang tingkat
konsumsinya antara Rp. 6.500.000 - 9.400.000 dengan persentase 34%.
Sedangkan tingkat konsumsi yang paling banyak didapat berkisar > Rp.
15.000.000 dengan persentase 24% atau sebanyak 18 orang. Untuk lebih jelasnya,
dari tabel 4.9 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.6 Tingkat Konsumsi Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
Sumber : Data diolah
4.1.3.9 Profil Petani Menurut Tingkat Kesejahteraan
Tingkat kesejahterran dalam penelitian ini selisih antara hasil
produksi-tingkat konsumsi. Gambaran tentang produksi-tingkat kesejahteraan yang diperoleh petani
di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel
berikut:
Tabel 4.10 Tingkat kesejahteraan yang diperoleh Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
Tingkat Kesejahteraan Dalam Ribuan
Rupiah Jumlah
Utara Barat Timur Selatan
6.500.000 - 9.400.000 (Rp.) 9.500.000 - 12.400.000 (Rp)
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, terdapat 43 petani padi yang tingkat
kesejahteraannya < Rp. 1.000.000 – 3.400.000 dengan persentase 57%.
Sedangkan tingkat kesejahteraan yang paling tinggi didapat > Rp. 7.600.000
dengan persentase 26% atau sebanyak 20 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel
4.10 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.7 Tingkat Kesejahteraan Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
Sumber : Data diolah
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel luas
lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3) dan teknologi (X4) terhadap
produksi usahatani padi di Kecamatan Batang (Y). Dalam penelitian ini anlisis
regresi linear berganda menggunakan program SPSS for windows release 22,
maka diperoleh hasil sebagai berikut : 12
16
5
10
2 2 3 0 0 3 4 2 3 0
8 6
0 10 20
Utara Barat Timur Selatan
1.400.000 - 3.400.000 (Rp.) 3.500.000 - 5.500.000 (Rp)
Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -539687.475 77373.837 -6.975 .000
Luas Lahan 81887.046 17630.933 .828 4.645 .000
Tenaga Kerja -59004.071 30339.941 -.226 -1.945 .056
Modal Kerja 2.208 .891 .425 2.477 .016
Teknologi -273170.369 96187.087 -.136 -2.840 .006
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani
Berdasarkan perhitungan analisis regresi berganda diperoleh sebagai berikut
Y = -539687.475 + 81887.046 X1 - 59004.071 X2 + 2.208 X3 - 273170.369 X4
Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:
1) Konstanta = -539687.475
Jika nilai intersep sebesar -539687.475 mengandung arti jika Luas lahan, tenaga
kerja, modal kerja dan teknologi keempat-empatnya 0 (nol), maka nilai rata-rata
kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul (yang mencerminkan
pengaruh semua variable yang diabaikan) ditaksir menurun sebesar 539687.475
2) Koefisien X1 (Luas Lahan) = 81887.046
Jika luas lahan mengalami peningkatan sebesar satu satuan (hektar), sementara
modal dan tenaga kerja dianggap tetap maka rata-rata kesejahteraan usahatani
padi di Kecamatan Dolok Masihul meningkat sebesar 81887.046 satuan (rupiah).
3) Koefisien X2 (Tenaga Kerja) = - 59004.071
Jika tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar satu satuan (orang), sementara
luas lahan dan modal dianggap tetap maka rata-rata kesejahteraan petani padi di
Kecamatan Dolok Masihul menurun sebesar 59004.071 satuan (rupiah).
4) Koefisien X3 (Modal Kerja) = 2.208
Jika modal mengalami peningkatan sebesar satu satuan (rupiah), sementara luas
lahan dan tenaga kerja dianggap tetap maka rata-rata kesejahteraan petani padi di
Kecamatan Dolok Masihul meningkat sebesar 2.208 satuan (rupiah).
5) Koefisien X4 (Teknologi) = - 273170.369
Jika variabel luas lahan, modal dan tenaga kerja tidak mengalami peningkatan,
maka kesejahteraan petani padi mengalami penurunan sekitar 273170.369 rupiah
untuk petani yang menggunakan teknologi modern dari petani yang menggunakan
teknologi tradisional.
4.2.2 Pengujian Hipotesis
4.2.2.1 Pengujian Parsial (uji t)
Uji parsial ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Dalam penelitian
ini uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa jauh luas lahan (X1), tenaga
terhadap kesejahteraan petani padi (Y). Adapun hasil hipotesis secara parsial
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Parsial (Uji t)
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -539687.475 77373.837 -6.975 .000
Luas Lahan 81887.046 17630.933 .828 4.645 .000
Tenaga Kerja -59004.071 30339.941 -.226 -1.945 .056
Modal Kerja 2.208 .891 .425 2.477 .016
Teknologi -273170.369 96187.087 -.136 -2.840 .006
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 22.0
dapat diketahui bahwa hasil uji t untuk variabel luas lahan (X1) diperoleh hasil
thitung sebesar 4.645 dengan probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas lebih
kecil dari 0,05 dengan demikian ada pengaruh yang positif dan signifikan antara
luas lahan (X1) dengan kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Dolok
Masihul. Hasil uji t untuk variabel tenaga kerja (X2) diperoleh hasil thitung sebesar
-1.945 dengan probabilitas sebesar 0,056. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05
dengan demikian ada pengaruh yang negatif dan tidak signifikan antara tenaga
kerja (X2) dengan kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Dolok Masihul.
Hasil uji t untuk variabel modal kerja (X3) diperoleh hasil thitung sebesar 2,477
dengan probabilitas sebesar 0,016. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan
kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Dolok Masihul. Hasil uji t untuk
variabel teknologi (X4) diperoleh hasil thitung sebesar -2.840 dengan probabilitas
sebesar 0,006. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan demikian teknologi
mempunyai pengaruh yang negatif namun signifikan dengan kesejahteraan petani
padi (Y) di Kecamatan Dolok Masihul.
4.2.2.2 Pengujian Secara Bersama (uji F)
Uji hipotesis secara bersama-sama (Uji F) antara variabel bebas dalam hal
ini antara luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3), Teknologi (X4) dan
kesejahteraan petani padi (Y). Hasil analisis secara bersama-sama berdasarkan
hasil analisis dengan bantuan program SPSS for windows release 22 diperoleh
hasil berikut ini:
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Bersama-Sama (Uji F)
ANOVAa
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi
b. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja
Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 22.0 for
Windows dapat diketahui bahwa Fhitung 219.335 dengan nilai probabilitas 0,000,
karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka nilai Fhitung yang diperoleh
signifikan antara luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3) dan
Teknologi (X4) secara bersama-sama terhadap kesejahteraan petani padi (Y).
4.2.2.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji R2 digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini besarnya pengaruh luas lahan,
tenaga keja, modal kerja dan teknologi terhadap kesejahteraan petani padi di
Kecamatan Dolok Masihul diketahui dari harga koefisien determinasi simultan
(R2) sebagai berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .962a .925 .921 277815.831
a. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerjaa
b. Dependent Variable: Kesejahteraan Petanib
Berdasarkan tabel di atas diperoleh R2 sebesar 0.925, berarti data tersebut
menunjukkan bahwa pengaruh luas lahan, tenaga kerja, modal kerja dan teknologi
terhadap kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul sebesar 92.5%.
Sedangkan sisanya yaitu sebesar 7.5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan
linier yang pasti diantara beberapa atau semua variabel independen yang
menjelaskan model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya
multikoliniearitas dapat pula dilihat pada nilai Tolerance dan VIF (Variance
Inflation Factor), yaitu : Jika nilai tolerance >0,10 dan VIF <10, maka dapat
diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Jika nilai
tolerance <0,10 dan VIF >10, maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan
multikolinearitas pada penelitian tersebut.
Adapun hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai
berikut :
Tabel 4.15 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF
X1 0,033 30,147
X2 0,078 12,752
X3 0,036 27,871
X4 0,459 2,177
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui model regresi bebas
multikolinieritas karena nilai tolerance < 0,10, nilai tolerance variabel luas lahan
kerja sebesar 0,036 dan nilai tolerance variabel teknologi > 0,10 sebesar 0,286.
VIF variabel independen > 10, yaitu variabel luas lahan sebesar 30,147, variabel
tenaga kerja sebesar 12,752, variabel modal kerja sebesar 27,871, dan VIF < 10
variabel teknologi sebesar 2,177, sehingga dalam penelitian ini disimpulkan
terjadi multikolinieritas dalam regresinya dan hanya teknologi tidak terjadi
multikolinieritas.
4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dan
kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mengetahui ada
tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola scatterplot
model tersebut. Apabila dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik meyebar
secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol, titik-titik data
tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak
boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali, dan penyebaran titik-titik data tidak terpola.
Berdasarkan hasil analisis dengan program komputasi SPSS for Windows
release 22 diperoleh scatterplot yang tidak membentuk pola tertentu, maka model
regresi tidak memiliki gejala heterokedastisitas. Berikut disajikan gambar
Gambar 4.8 Scatter plot pada Uji Heteroskedastisitas
Dari Gambar 4.8 ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.
4.2.3.3 Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil analisis dengan program komputasi SPSS for Windows
Tabel 4.16 Tabel Hasil Uji Autokorelasi
Change Statistics
Durbin-Watson
a. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja
b. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi
Dari tabel hasil uji autokorelasi di atas diperoleh angka uji Durbin Watson
sebesar 1,751. angka ini berada diantara 1,66 hingga 2,26 yang berarti tidak ada
autokorelasi dari model tersebut. Sehingga layak digunakan dalam penelitian.
Kriteria uji autokorelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.17 Tabel Kriteria Uji Autokorelasi
Nilai statistic Durbin Watson Hasil keputusan
0 < d < dt atau DW < 1,631 Terjadi autokorelasi negatif
dt < d < 4 - dt atau 1,631 < DW < 1,733 Daerah ragu-ragu, tidak ada keputusan
dt < d < 4 – du atau 1,733 < DW < 2,267 Tidak ada autokorelasi
4 - du < d < 4 - dt atau 2,267 < DW <
2,387
Daerah ragu-ragu, tidak ada kesimpulan
4 – du < d < 4 atau 2,387 < DW Ada autokorelasi positif
Keterangan :
4.2.3.4 Uji Normalitas
Uji normalitas residual bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi residual normal
atau mendekati normal. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai
berikut
Gambar 4.9 Sebaran Plot pada Uji Normalitas Data
Berdasarkan gambar 4.10 menunjukkan bahwa penyebaran plot berada di
sekitar dan sepanjang garis 45o. Dengan demikian menunjukkan bahwa data-data
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian yang
dilakukan pada petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang
Bedagai, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
a. Profil usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang
Bedagai
1. Luas lahan rata-rata yang dimiliki oleh petani padi di Kecamatan
Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah 10 Rante. Dimana
sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten
Serdang Bedagai adalah petani padi yang memiliki luas lahan antara
7-10 Rante sebanyak 51 orang (67%).
2. Tenaga kerja rata-rata yang digunakan dalam usahatani padi di
Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah
sebanyak 6 orang. Dimana sebagian besar petani padi di Kecamatan
Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah petani padi yang
menggunakan tenaga kerja yang berkisar antara 3-6 orang sebanyak 45
orang (59%).
3. Modal rata-rata yang digunakan oleh petani padi di Kecamatan Dolok
Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebesar Rp 1.500.000 per
satu kali musim tanam. Dimana sebagian besar petani padi di
padi yang menggunakan modal yang berkisar antara Rp
1.000.000-1.900.000 sebanyak 38 orang (50%).
4. Dari 76 sampel petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten
Serdang Bedagai yang diambil, sebanyak 30 petani padi (30%)
menggunakan teknologi modern dalam tahap persiapan lahan.
Sedangkan teknologi yang paling banyak digunakan dalam usahatani
padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah
teknologi tradisional dengan persentase sebanyak 46% atau sebanyak
46 petani padi.
5. Rata-rata produksi usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul
Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebanyak 1,9 ton atau jika
dinominalkan adalah sebesar Rp 9.500.800. Dimana sebagian besar
petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai
adalah petani padi yang mendapatkan hasil produksi yang berkisar
antara Rp 9.000.000-11.900.000 sebanyak 25 orang (33%).
6. Rata-rata tingkat kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok
Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebesar Rp. 2.400.000.
Dimana sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul
Kabupaten Serdang Bedagai adalah petani padi yang mendapatkan
kesejahteraan yang berkisar antara Rp 1.400.000-3.400.000 sebanyak
b. Luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3), dan teknologi (X4)
secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kesejahteraan petani
padi (Y). Besarnya pengaruh keempat variabel tersebut ditunjukkan
dengan R2 (R square) = 0,925. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel
luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3) dan teknologi (X4)
secara bersama-sama terhadap kesejahteraan petani padi (Y) adalah
sebesar 92,5%. Sedangkan sisanya sebesar 7,5% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
c. Secara parsial, hanya variabel Luas lahan (X1), dan modal kerja (X3), yang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan petani padi di
Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Dimana secara
parsial variable pengaruh yang paling dominan mempengaruhi produksi
usahatani padi adalah variabel luas lahan sebesar 4,645 dan diikuti dengan
variabel modal kerja sebesar 2,477. Sedangkan teknologi (X4) berpengaruh
negatif namun signifikan terhadap kesejahteraan petani padi dan tenaga
kerja (X3) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian pada usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul,
maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
a. Hendaknya petani perlu meningkatkan pengetahuannya tentang pertanian
dengan mengikuti pelatihan-pelatihan pertanian agar dapat meningkatkan
produktivitasnya.
b. Perlu adanya upaya pemerintah daerah untuk lebih menigkatkan fungsi
lembaga penyuluhan dari dinas dan instansi terkait agar usaha para petani
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Usahatani Padi
Menurut Soekartawi (2002:1), ilmu usahatani biasa diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada
secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada
waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila petani dapat mengalokasikan
sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila
pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran.
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola
faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida)
dengan efektif, efisien dan continue untuk menghasilkan produksi yang tinggi
sehingga pendapatan usahataninya meningkat (Rahim dan Hastuti, 2007:158).
Ditinjau dari segi pembangunan hal terpenting mengenai usahatani adalah dalam
usahatani hendaknya senantiasa berubah, baik dalam ukuran maupun dalam
susunannya, untuk memanfaatkan periode usahatani yang senantiasa berkembang
secara lebih efisien.
2.2 Definisi Kesejahteraan
Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan
Masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
mengembangkan diri, sehingga dapatmelaksanakan fungsi sosialnya.Dari
Undang–Undang di atas dapat kita cermati bahwa ukuran tingkat kesejahteraan
dapat dinilai dari kemampuan seorang individu atau kelompok dalam usaha nya
memenuhi kebutuhan material dan spiritual nya. Kebutuhan material dapat kita
hubungkan dengan pendapatan yang nanti akan mewujudkan kebutuhan akan
pangan, sandang, papan dan kesehatan. Kemudian kebutuhan spiritual kita
hubungkan dengan pendidikan, kemudian keamanan dan ketentaraman hidup.
Menurut Daniel (2002), hal yang paling penting dari kesejahteraaan adalah
pendapatan, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan rumah tangga tergantung
pada tingkat pendapatan. Pemenuhan kebutuhan dibatasi oleh pendapatan rumah
tangga yang dimiliki, terutama bagi yang berpendapatan rendah. Semakin tinggi
pendapatan rumah tangga maka persentase pendapatan untuk pangan akan
semakin berkurang. Dengan kata lain, apabila terjadi peningkatan tersebut tidak
merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut sejahtera. Sebaliknya,
apabila peningkatan pendapatan rumah tangga dapat merubah pola konsumsi
maka rumah tangga tersebut tidak sejahtera.
2.3 Fungsi Produksi Cobb Douglas
Menurut Boediono (2004) setiap proses produksi mempunyai
landasanteknis yang dalam landasan teori tersebut disebut fungsi produksi. Fungsi
produksiadalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara
dianggap mempunyai suatu fungsi produksi untuk perusahaan. Secara matematik
bentuk dari fungsi produksi adalah sebagai berikut :
� = � (X1, X2, X3,X4, … , X�)
dimana :
Q : tingkat produksi (output)
X1, X2, X3, X4… , X� : berbagai input yang digunakan.
Salah satu bentuk model nonlinier adalah fungsi produksi Cobb Douglas.
Fungsi produksi Cobb Douglas yaitu suatu fungsi yang melibatkan dua atau lebih
variabel, yaitu variabel yang satu disebut variabel terikat (variabel yang
dijelaskan, yaitu Y), dan variabel yang lain disebut variabel bebas (variabel yang
menjelaskan, yaitu X). Fungsi Cobb Douglas diperkenalkan oleh Cobb C. W dan
Douglas P.H. Pada tahun 1928 melalui artikel yang berjudul A theory of
Production di majalahIlmiah American Economic Review 18 (Suplement) halaman
139 sampel 165 (Soekartawi, 2002). Secara sederhana formulasi fungsi produksi
Cobb Douglas adalah sebagai berikut:
Q = f(Kα
Lβ
) (2.27)
Keterangan :
Q : Output
� : Tenaga kerja (labour)
� : Modal (capital)
Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam menggunakan fungsi
Produksi Cobb Douglas, yaitu :
1. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol atau suatu bilangan yang
besarnya tidak diketahui (infinite);
2. Tidak ada perbedaan teknologi pada pengamatan;
3. Tiap-tiap variabel X adalah persaingan sempurna;
4. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) adalah sudah tercakup pada faktor
kesalahan (Soekartawi, 2002).
2.3.1 Elastisitas Produksi
Elastisitas produksi adalah konsep untuk mengukur tingkat perubahan
darioutput akibat dari penggunaan input. Salah satu asumsi dasar dalam teori
ekonomi produksi adalah setiap produsen berusaha memaksimumkan keuntungan.
Analisiselastisitas ini sangat penting untuk menjelaskan input mana yang lebih
elastic dibandingkan dengan input lainnya. Disamping itu juga dapat diketahui
intensitas faktor produksinya, apakah bersifat padat tenaga kerja ataukah padat
modal. Apabila nilai elastisitas modal lebih besar daripada nilai elastisitas tenaga
kerja, maka proses produksi lebih bersifat padat modal, dan begitu juga
sebaliknya.
2.3.2. Return to Scale
Return to Scale perlu diketahui untuk mengetahui apakah kegiatan dari
suatuusaha yang akan diteliti mengikuti kaidah increasing, constant, atau
(1970) di dalamSoekartawi (2002) menerangkan bahwa produksi optimal dapat
dicapai apabila ada pengorganisasian penggunaan input sebaik mungkin. Menurut
Soekartawi (1990) ada 3 alternatif dari kondisi Return to Scale, yaitu :
1. decreasing return to scale, bila �1 + �2 < 1
Dalam keadaan demikian dapat diartikan bahwa proporsi penambahan
factor produksi melebihi proporsi penambahan produksi. Misalnya, bila
penggunaan faktor produksi ditambah 25%, maka produksi akan ditambah
sebesar 15%.
2. constant return to scale, bila �1 + �2 = 1
Dalam keadaan ini, penambahan faktor produksi akan proporsional dengan
penambahan produksi yang diperoleh. Misalnya, bila faktor produksi
ditambah 25%, maka produksi akan bertambah 25% juga.
3. increasing return to scale, bila �1 + �2 > 1
Ini artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan
menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar. Misalnya,
bila faktor produksi ditambah 10%, maka produksinya akan bertambah
sebesar 20%.
2.3.3 Estimasi Fungsi Produksi Cobb Douglas
Untuk mengestimasi fungsi produksi Cobb Douglas ada beberapa metode.
Salah satu diantaranya adalah dengan cara melinierkan fungsi produksi
CobbDouglas dengan transformasi logaritma seperti yang dilakukan oleh Human
persamaan (2.27) diubah menjadi bentuk linier berganda dengan cara
melogaritmakan persamaan tersebut. Logaritma dari persamaan (2.27) adalah :
ln� = ln � + � ln �1 +� ln �2 + � ln �3 + d ln �4
�∗ = �∗ + ��1*+��2*+ ��3*+ ��4* (2.28)
dimana :
�∗ = ln �
�∗ = ln X
�∗= ln A
Dengan melakukan regresi pada persamaan (2.28), maka secara mudah akan
diperoleh nilai konstanta A dan elastisitas input produksinya.
Metode yang kedua adalah dengan menggunakan bantuan suatu algoritma
untuk mendekati fungsi produksi Cobb Douglas melalui fungsi linier.. Konsep
yang mendasari teknik ini adalah uraian deret Taylor yang digunakan untuk
menyatakan persamaannonlinier dalam bentuk hampiran linier. Metode inilah
yang dibahas dalam skripsi ini.
2.4 Faktor-Faktor Produksi
Dalam usaha pertanian, produksi diperoleh melalui suatu proses yang
cukup panjang dan penuh resiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidak sama
tergantung pada jenis komoditas yang diusahakan. Tidak hanya waktu, kecukupan
faktor produksi pun ikut sebagai penentu pencapaian produksi. Faktor produksi
2.4.1 Tanah / Luas Lahan
Tanah merupakan faktor produksi terpenting dalam pertanian karena tanah
merupakan tempat dimana usaha tani dapat dilakukan dan tempat hasil produksi
dikeluarkan karena tanah tempat tumbuh tanaman. Tanah memiliki sifat tidak
sama dengan faktor produksi lain yaitu luas relatif tetap dan permintaan akan
lahan semakin meningkat sehingga sifatnya langka (Mubyarto, 2002:89). Menurut
Hernanto (1991) dalam (Djamali Abdoel:2000), bahwa terdapat empat
golonganpetani berdasarkan luas lahan yang diusahakan yaitu :
1. Golongan petani sangat luas (lebih dari 25 rante)
2. Golongan petani luas (19 – 25 rante)
3. Golongan petani sedang (10 - 18 rante)
4. Golongan petani sempit (kurang dari 10 rante)
Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas pertanian.
Secara umum dikatakan, semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin
besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Ukuran lahan
pertanian dapat dinyatakan dengan rante. Di pedesaan, petani masih menggunakan
ukuran tradisional, misalnya patok dan jengkal (Rahim 2007: 36).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa luas lahan yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah luas tanah sawah yang ditanami padi pada satu kali
2.4.2 Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dalam usaha tani.
Penggunaan tenaga kerja akan intensif apabila tenaga kerja dapat memberikan
manfaat yang optimal dalam proses produksi. Jasa tenaga kerja yang dipakai
dibayar dengan upah. Dalam usahatani sebagian tenaga kerja berasal dari keluarga
petani sendiri, yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, istri, dan anak-anak
petani. Anak-anak yang sudah berumur 12 tahun misalnya sudah dapat dijadikan
tenaga kerja yang produktif bagi usahatani. Mereka dapat membantu mengatur
pengairan, mengangkut bibit atau pupuk ke sawah atau membantu penggarapan
sawah. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani merupakan sumbangan
keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai
dalam uang. Memang usahatani dapat sekali-sekali membayar tenaga kerja
tambahan misalnya dalam tahapan penggarapan tanah baik dalam bentuk tenaga
langsung. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga sendiri umumnya tidak terlalu
diperhitungkan dan sulit diukur dalam penggunaannya atau bisa disebut juga
tenaga yang tidak pernah dinilai dengan uang.
Dalam usahatani kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan meliputi hampir
seluruh proses produksi berlangsung, kegiatan ini meliputi beberapa jenis tahapan
pekerjaan, antara lain yaitu :
a. Persiapan tanaman,
b. Pengadaan sarana produksi pertanian (bibit, pupuk, obat
hama/penyakit yang digunakan sebelum tanam),