• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Kuisioner Penelitian

Analisis Kebutuhan Modal Usaha Tani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang

Bedagai

No. Responden :...

Saya Mohon kesediaan Bapak/Ibu, Saudara/Saudari untuk mengisi daftar

kuisioner yang diberikan. Informasi yang Anda berikan merupakan bantuan yang

sangat berarti dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas bantuan dan partisipasinya

saya ucapkan terimakasih. Kepada Yth Bapak/Ibu

I. IDENTITAS RESPONDEN

Isilah data pribadi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dibawah ini:

1. Nama : ...

2. Jenis Kelamin : (1) laki-laki; (2) perempuan

3. Umur : ... Tahun

4. Agama : ...

5. Jumlah Anggota Keluarga : ... Orang

6. Pendidikan Terakhir : ...

7. Lama Menjadi Petani : ...Tahun

(2)

II. Tingakat Konsumsi

No. Indikator Jumlah Pengeluaran /bulan atau /hari

1. Kebutuhan Makan Rp. ………..

2. Pendidikan sekolah anak (uang sekolah, uang saku, transportasi)

Rp. ………..

3. Kebutuhan listrik, handphone Rp. ………..

4. Kesehatan (BPJS) Rp. ………..

5. Kebutuhan lainnya Rp. ………..

DAFTAR PERTANYAAN

A. Luas Lahan (Variabel X1)

1. Berapakah luas lahan pertanian padi Bapak/Ibu/Saudara yang

sedang digarap pada masa panen kali ini? ...

2. Bagaimana status kepemilikan lahan yang Bapak/Ibu/Saudara

gunakan? (Milik Sendiri/Sewa/Bagi Hasil)

3. Berapa kali Bapak/Ibu/Saudara panen dalam 1 tahun? ...

B. Tenaga Kerja (Variabel X2)

Indikator 1 (Jumlah Tenaga Kerja yang digunakan dan alokasi waktu yang digunakan)

No Tahap

Jumlah tenaga kerja yang digunakan

4. Pengolahan tanah pada satu kali masa panen

... Org

5. Pembenihan pada satu kali masa panen

... Org

6. Penanaman pada satu kali masa panen

... Org

7. Pemupukan pada satu kali masa panen

... Org

8. Penyemprotan pestisida pada satu kali panen

... Org

9. Pemanenan pada satu kali masa panen

(3)

C. Modal Kerja (Variabel X3)

Indikator 1 (Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan)

No

Tahap

Jumlah tenaga kerja yang digunakan

Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan

10. Pengolahan tanah pada satu kali masa panen

...Orang Rp.../Orang Rp ...

11. Pembenihan pada satu kali masa panen

...Orang Rp.../Orang Rp ...

12. Penanaman pada satu kali masa panen

...Orang Rp.../Orang Rp ...

13. Pemupukan pada satu kali masa panen

...Orang Rp.../Orang Rp ...

14. Penyemprotan pestisida pada satu kali panen

...Orang Rp.../Orang Rp ... ... 15. Pemanenan pada satu kali

masa panen

...Orang Rp.../Orang Rp

Indikator 2 (Biaya produksi yang dikeluarkan)

No Tahap yang dikeluarkan per

Kg

Biaya total yang dikeluarkan

16. Pembelian bibit pada satu kali masa panen

... Kg Rp. .../Kg Rp. ...

17. Pembelian pupuk pada satu kali masa panen

... Kg Rp. .../Kg Rp. ...

18. Pembelian pestisida pada satu kali masa panen

... Kg Rp. .../Kg Rp. ...

D. Teknologi (Variabel X4)

19.Alat-alat apa saja yang Bapak/ibu/Saudara gunakan dalam tahap

Tahap

Teknologi yang digunakan

(4)

E. Produksi Usahatani Padi

20.Berapa hasil pertanian Bapak/Ibu/Saudara pada satu kali musim panen?

Terima kasih kepada Bapak/Ibu/Saudara yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner sesuai dengan Bapak/Ibu/Saudara sehingga dapat

memudahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

2. Input data hasil dari responden variabel luas lahan, tenaga kerja, modal kerja, teknologi, kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai.

No dalam ratusan ribu rupiah

1. 15 7 220000 0 1875000-1170000=705000

23. 75 25 1500000 1 10125000-2580000=7545000

24. 10 5 180000 0 1370000-1104000=266000

25. 7 4 175000 0 1000000-750000=250000

26. 10 4 145000 0 1325000-1080000=245000

27. 10 6 190000 0 1350000-1050000=300000

Indikator Jumlah Produksi

(5)
(6)

74. 10 4 185000 0 1370000-1080000=290000

75. 7 3 140000 0 980000-750000=230000

76. 12 7 260000 1 1560000-1170000=390000

(7)
(8)

4. Hasil Regresi Linier Berganda

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Kesejahteraan Petani Padi 670588.16 987890.250 76

Luas Lahan 13.87 9.990 76

Tenaga Kerja 6.72 3.776 76

Modal Kerja 262368.42 190058.717 76

Teknologi .39 .492 76

Correlations

Kesejahteraan

Petani Padi

Luas Lahan Tenaga Kerja

Pearson Correlation

Kesejahteraan Petani Padi 1.000 .948 .859

Luas Lahan .948 1.000 .944

Tenaga Kerja .859 .944 1.000

Modal Kerja .939 .981 .941

Teknologi .479 .614 .713

Sig. (1-tailed)

Kesejahteraan Petani Padi . .000 .000

Luas Lahan .000 . .000

Tenaga Kerja .000 .000 .

Modal Kerja .000 .000 .000

(9)

N

Kesejahteraan Petani Padi 76 76 76

Luas Lahan 76 76 76

Tenaga Kerja 76 76 76

Modal Kerja 76 76 76

Teknologi 76 76 76

Correlations

Modal Kerja Teknologi

Pearson Correlation

Kesejahteraan Petani Padi .939 .479

Luas Lahan .981 .614

Tenaga Kerja .941 .713

Modal Kerja 1.000 .629

Teknologi .629 1.000

Sig. (1-tailed)

Kesejahteraan Petani Padi .000 .000

Luas Lahan .000 .000

Tenaga Kerja .000 .000

Modal Kerja . .000

Teknologi .000 .

N

Kesejahteraan Petani Padi 76 76

Luas Lahan 76 76

Tenaga Kerja 76 76

Modal Kerja 76 76

(10)

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1

Teknologi, Luas

Lahan, Tenaga

Kerja, Modal

Kerjab

. Enter

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F Change df1

1 .962a .925 .921 277815.831 .925 219.335 4

Model Summaryb

Model Change Statistics Durbin-Watson

df2 Sig. F Change

(11)

a. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja

b. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression

6771463983666

7.766 4

1692865995916

6.941 219.335 .000 b

Residual 5479896162674

.315 71

77181636094.0

04

Total 7319453599934 2.080

75

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi

b. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -539687.475 77373.837 -6.975 .000

Luas Lahan 81887.046 17630.933 .828 4.645 .000

Tenaga Kerja -59004.071 30339.941 -.226 -1.945 .056

(12)

Teknologi -273170.369 96187.087 -.136 -2.840 .006

Coefficientsa

Model 95.0% Confidence Interval for B Correlations Collinearity

Statistics

Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance

1

(Constant) -693966.524 -385408.426

Luas Lahan 46731.964 117042.128 .948 .483 .151 .033

Tenaga Kerja -119500.195 1492.053 .859 -.225 -.063 .078

Modal Kerja .431 3.984 .939 .282 .080 .036

Teknologi -464961.973 -81378.764 .479 -.319 -.092 .459

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

VIF

1

(Constant)

Luas Lahan 30.147

Tenaga Kerja 12.752

Modal Kerja 27.871

Teknologi 2.177

(13)

Coefficient Correlationsa

Model Teknologi Luas Lahan Tenaga Kerja Modal Kerja

1

Correlations

Teknologi 1.000 .194 -.489 -.062

Luas Lahan .194 1.000 -.364 -.822

Tenaga Kerja -.489 -.364 1.000 -.180

Modal Kerja -.062 -.822 -.180 1.000

Covariances

Teknologi 9251955709.07

3 328234944.196

-1426727321.44

2

-5320.257

Luas Lahan 328234944.196 310849804.766 -194560574.187 -12921.169

Tenaga Kerja

-1426727321.44

2

-194560574.187 920512018.323 -4855.758

Modal Kerja -5320.257 -12921.169 -4855.758 .794

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) Luas Lahan Tenaga Kerja

(14)

2 .375 3.429 .18 .00 .00

3 .197 4.726 .33 .01 .00

4 .014 17.460 .47 .04 .96

5 .006 26.287 .01 .95 .03

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Variance Proportions

Modal Kerja Teknologi

1

1 .00 .01

2 .00 .44

3 .01 .33

4 .13 .19

5 .86 .03

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi

Casewise Diagnosticsa

Case Number Std. Residual Kesejahteraan

Petani Padi

Predicted Value Residual

1 -.202 705000 761246.81 -56246.811

2 .013 260000 256288.40 3711.605

3 .618 220000 48363.66 171636.342

4 -2.353 925000 1578663.04 -653663.035

(15)

6 .009 362000 359443.11 2556.889

7 .088 146000 121413.50 24586.497

8 .020 183000 177409.46 5590.538

9 .431 903000 783322.13 119677.866

10 .116 246000 213729.57 32270.432

11 -1.583 1028000 1467876.79 -439876.789

12 .453 717000 591058.48 125941.525

13 .124 245000 210522.45 34477.554

14 -.451 260000 385334.20 -125334.199

15 .477 306000 173593.70 132406.303

16 -.696 214000 407409.52 -193409.521

17 .408 228000 114589.63 113410.374

18 .254 192000 121413.50 70586.497

19 -.232 258000 322514.36 -64514.363

20 .250 213000 143488.83 69511.174

21 .356 238500 139673.06 98826.939

22 .354 194000 95522.42 98477.584

23 1.368 7545000 7164867.20 380132.799

24 -.416 266000 381518.43 -115518.434

25 .238 250000 183823.71 66176.294

26 -.426 245000 363258.88 -118258.876

27 -.161 300000 344589.69 -44589.685

28 .564 278000 121413.50 156586.497

(16)

30 .643 219000 40334.11 178665.890

31 -.714 246000 444338.27 -198338.270

Casewise Diagnosticsa

Case Number Std. Residual Kesejahteraan

Petani Padi

Predicted Value Residual

32 -.200 337000 392556.10 -55556.095

33 -.491 260000 396371.86 -136371.860

34 .358 195000 95522.42 99477.584

35 1.927 2055000 1519658.96 535341.036

36 .009 1515000 1512437.07 2562.932

37 .285 230000 150710.72 79289.278

38 .427 240000 121413.50 118586.497

39 .440 326000 203871.25 122128.748

40 5.657 3040000 1468286.42 1571713.577

41 .034 630000 620528.38 9471.622

42 .375 240000 135857.30 104142.704

43 .537 480000 330716.59 149283.405

44 .731 348000 144867.18 203132.820

45 .350 450000 352791.92 97208.083

46 .109 170000 139673.06 30326.939

47 -.128 630000 665486.68 -35486.675

48 .217 770000 709637.32 60362.680

49 -.932 1220000 1478914.45 -258914.451

(17)

51 -.286 820000 899501.51 -79501.509

52 -.120 795000 828453.11 -33453.115

53 1.150 3020000 2700571.78 319428.215

54 .332 296000 203871.25 92128.748

55 .140 390000 351003.93 38996.071

56 -.298 350000 432890.98 -82890.975

57 -.821 1640000 1868065.18 -228065.185

58 -.486 320000 454966.30 -134966.298

59 -.346 860000 956106.11 -96106.110

60 -1.152 1680000 2000119.10 -320119.101

61 -2.007 1095000 1652520.53 -557520.533

62 .306 460000 374867.24 85132.760

Casewise Diagnosticsa

Case Number Std. Residual Kesejahteraan

Petani Padi

Predicted Value Residual

63 -.119 318000 351003.93 -33003.929

64 .566 510000 352791.92 157208.083

65 -.466 274000 403593.76 -129593.756

66 .200 210000 154526.49 55473.513

67 -.596 275000 440522.51 -165522.505

68 .143 150000 110375.84 39624.158

69 1.023 258000 -26128.81 284128.808

70 -1.104 1235000 1541734.29 -306734.287

(18)

72 -1.064 248000 543677.22 -295677.221

73 -1.105 1220000 1526880.86 -306880.861

74 -.582 290000 451560.17 -161560.166

75 .232 230000 165564.15 64435.852

76 .213 390000 330716.59 59283.405

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -26128.81 7164867.00 670588.16 950190.436 76

Std. Predicted Value -.733 6.835 .000 1.000 76

Standard Error of Predicted

Value 41333.297 254745.000 65985.990 27078.334 76

Adjusted Predicted Value -58220.71 5157096.00 644293.25 782601.968 76

Residual -653663.063 1571713.625 .000 270305.905 76

Std. Residual -2.353 5.657 .000 .973 76

Stud. Residual -2.404 5.938 .027 1.077 76

Deleted Residual -682381.188 2387904.000 26294.909 399659.755 76

Stud. Deleted Residual -2.491 8.310 .060 1.284 76

Mahal. Distance .673 62.074 3.947 7.080 76

Cook's Distance .000 12.424 .181 1.425 76

(19)
(20)

DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga, Anwas,2006.Ilmu Usahatani, Penerbit Alumni, Bandung.

Badan Pusat Statistik, 2015.Dolok Masihul Dalam Angka, Serdang Bedagai.

Boediono. 2004. Ekonomi Mikro, BPFE-UGM, Yogyakarta..

Daniel, M.S Moehar, 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian, Bumi Aksara, Jakarta.

Djamali, Abdul. 2000. Manajemen Usaha Tani, Dep. Pendidikan Nasional Politeknik Negeri Jember Jurusan Manajemen Agribisnis.

Fadholi, Hermanto. 2008. Bahan Bacaan Pengantar Ekonomi Pertanian, Pendidikan Guru Kejuruan Pertanian Fakultas Politeknik Pertanian Bogor, Bogor.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Universitas Diponegoro, Semarang.

Gilarso, T. 2002.Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro, Kanisius, Yogyakarta.

Hernanto, Fadholi. 2003. Ilmu Usaha Tani, PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Kasryno, Faisal. 2006.Prospek Pengembangan Ekonomi Pedesaan Indonesia, Yayaysan Obor Indonesia, Jakarta.

Mubyarto. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3S, Jakarta.

Putra, Setiawan Adi, dkk, 2010. Menemukan Masalah-masalah Petani untuk Mencarikan Solusinya Sebagai Upaya Penolong Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Mereka, Hal 1.

Rahim, Abdul dan Diah Retno Dwi Hastuti, 2007.Ekonomika Pertanian

(Pengantar, teori dan kasus), Penebar Swadaya, Jakarta.

Soekartawi.2002. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Pembahasan Analisis Faktor Produksi Cobb Douglas, Rajawali Pres, Jakarta.

Soepono, Bambang. 1997.Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kualitatif, Raja Grafindo Persada. Media

Group, Jakarta.

Tjiptoherijanto, Prijono, 2008. Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan

(21)

WIB)

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan dalam hal pengumpulan

data, informasi empiris dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk

memecahkahkan masalah dan menguji hipotesis penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian “Analisis Kebutuhan Modal Usaha Petani Bagi Meningkatkan

Kesejahteran Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang

Bedagai” ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.Deskriptif, yaitu

menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis data numerik (angka)

menggunakan metode statistik melalui pengujian hipotesis.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten

Serdang Bedagai. Lama penelitian ini dilakukan selama 2 bulan. Data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh dengan cara observasi di lokasi penelitian dan mengadakan wawancara

langsung dengan responden. Wawancara ini berpedoman pada daftar pertanyaan

yang telah disusun sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Data sekunder

adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada,

(23)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah semua petani padi sawah yang

ada di Kecamatan Dolok Masihul. Dari data terakhir menunjukkan bahwa jumlah

petani padi sawah di Kecamatan Dolok Masihul sejumlah 302 petani (Sumber:

BPS Kecamatan Dolok Masihul Dalam Angka 2015)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang dapat mewakili populasi

tersebut. Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan metode pengambilan

sampel dengan rumus slovin.

Dalam penarikan sample maka jumlahnya harus representatif untuk

nantinya hasil bisa digeneralisasi. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diambil

sampel dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu:

=

1+

��

2

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Jumlah keluarga petani di Kec. Dolok Masihul

(24)

Dengan menggunakan rumus Slovin, maka :

� = � 1 +��2

�= 302

1 + 302(0,1)2

�= 302

1 + 302 (0,01)

� = 75,12 ����� ���� 76 �����

Dari perhitungan tersebut didapat 75,12 orang. Dengan demikian sampel yang

diambil dalam penelitian ini sebanyak 76 responden.

Penentuaan jumlah sampel penelitian menggunakan teknik pengambilan

sampel dengan teknik sample random sampling, yaitu suatu tipe sampling

probabilitas. Teknik ini banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses

penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoritis semua anggota dalam populasi

mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

sampel. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan dengan

teknik-teknik sampling yang lain.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian selalu ada kegiatan untuk melakukan

pengumpulan data. Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini

menurut Sugiyono (2011:165) yaitu:

1. Observasi (Pengamatan)

Dalam metode ini, penelti mengamati, mencatat apa yang terjadi dan

(25)

dan foto-foto penting), seperti gambaran kehidupan, lingkungan, kondisi

perumahan, sarana dan prasarana. Teknik pengumpulan data dengan observasi

digunakan bila penelitian ini berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,

gejala-gejala alam.Metode ini banyak digunakan untuk mengamati pola kehidupan

dan perilaku masyarakat petani secara langsung.

2. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2011:162)..

3.5. Definisi Operasional

1. Kesejahteraan (Y) suatu kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan jasmani

dan rohani dari rumah tangga dapat terpenuhi. Untuk mengukur tingkat

kesejahteraan petani yaitukonsumsi petani (Rupiah)

2. Tanah/Luas Lahan (X1) adalah luas tanah petani padi yang digunakan

untuk menanam padi (Rante)

3. Tenaga kerja (X2) adalah penggunaan jumlah tenaga kerja keluarga dan

non keluarga petani yang digunakan dalam satu kali masa tanam/panen

(Orang)

4. Modal Kerja (X3) besaran nominal berupa uang yang dipergunakan untuk

pembiayaan tenaga kerja, biaya teknologi, dan biaya pembelian bahan

(26)

5. Teknologi (X4) suatu alat yang digunakan petani dalam proses persiapan

lahan sebelum tahap penanaman, baik dengan menggunakan teknologi

modern atau teknologi tradisional (di hitung dengan dummy)

Dalam hal ini teknologi merupakan variabel yang sifatnya kualitatif maka

perlu diubah menjadi kuantifikasi agar dapat digunakan dalam persamaan regresi.

Dalam penelitian ini teknologi dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Teknologi Modern

Jika petani tersebut menggunakan traktor atau hand tracktor dalam proses

persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa petani tersebut menggunakan

teknologi modern dan dinyatakan dengan angka 1.

2. Teknologi Tradisional

Jika petani tersebut tidak menggunakan tracktor maupun hand tracktor

melainkan menggunakan bajak yang ditarik sapi atau kerbau dalam proses

persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa industri tersebut menggunakan

teknologi tradisional dan dinyatakan dengan angka 0.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah model kuadrat

terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS). Model analisis yang dilakukan

dengan menggunakan uji statistik regresi linier berganda yaitu antara

(27)

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y =

α

+

β

1

x

1

+

β

2

x

2

+

β

3

x

3

+

β

4

x

4

+

e

Keterangan :

α = Konstanta

β1, β2, β3,β4 = Koefisien regresi X1, X2, X3, X4 X1 = Tanah/Luas lahan (Rante/Ha) X2 = Tenaga Kerja (Orang)

X3 = Modal Kerja (Rupiah) X4 = Teknologi (Unit)

Y = Kesejahteraan Petani (Rupiah)

e = Error

Hipotesis dalam penelitian ini di uji secara simultan dan pasrsial

menggunakan aplikasipengolahan data statistical package for social science

(SPSS).

3.7 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)

3.7.1 Koefisien Determinasi (R-square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk menilai seberapa besar

variabel-variabel independen secara bersama mampu memberi penjelasan mengenai

variabel dependen.

Besarnya koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1< (0<R²<1),

dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena

semakin dekat hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel

(28)

3.7.2 Uji t-statistik (Uji secara parsial)

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah

masing-masing independen variabel signifikan atau tidak terhadap dependen

variabel.Dengan menganggap independen variabel lainnya konstan. Dalam uji ini

digunakan hipotesis sebagai berikut:

a. H0 : b1 = b, masing-masing variabel bebas tidak mempengaruhi variabel

tidak bebasnya.

b. Ha : b1 ≠ b, masing-masing variabel bebas mempengaruhi variabel tidak

bebasnya.

Dimana b1 adalah koefisien variabel independen ke-i nilai adalah

parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh X1

terhadap Y. Bilai nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu

H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang di uji berpengaruh

secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.

Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:

Nilai t

hitung

=

�� − � ���

Dimana:

bi = koefisien variabel independen ke-i

b = nilai hipotesis nol

(29)

3.7.3 Uji F-statistik (Uji secara serentak)

Uji F ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh independen variabel secara bersama-sama terhadap dependen

variabel. Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

a. H0 : b1= b2= b3 = b4... = 0 (tidak ada pengaruh)

b. H0 : b1≠ b2≠ b3≠b4... = 0 (ada pengaruh)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel.Jika

Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti variabel independen bersama-sama

mempengaruhi variabel dependen.

Nilai Fhitung dapat diperoleh dengan rumus;

Fh =

��/ �

��−��/ (�−�−�)

Dimana:

R2 = koefisien determinasi

k = jumlah variabel dependen

n = jumlah sampel

Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 95% sebagai berikut:

a. H0 diterima jika Fhitung< Fα

(30)

3.8 Pengujian Asumsi Klasik

3.8.1 Uji Multikolineritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent) (Ghozali 2001: 57).

Untuk menguji hipotesis ini digunakan perhitungan dengan program

komputansi SPSS for Windows release 22.0.

3.8.2 Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

laintetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2001: 69).

Kebanyakan data cross section mengandung situasi Heteroskedastisitas

karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang,

besar). Sedangkan dasar dari pengambilan keputusan dengan melihat grafik

scatterplot pada tabel SPSS dengan program komputasi SPSS for Windows release

22,0.dengan dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

(31)

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

(Ghozali 2001:69).

3.8.3 Uji Autokorelasi

Pada uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Pengukurannya dengan melihat dari Durbin

Watson Test (DW), dimana jika nilai DW terletak antara -2 dan 2 berarti terdapat

autokorelasi

3.8.4 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal

atau mendekati normal (Ghozali 2001: 74).

Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan plotting data

akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal maka

garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Untuk menguji hipotesis ini digunakan perhitungan dengan program

(32)

BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Letak dan Geografis Kecamatan Dolok Masihul

Kecamatan Dolok Masihul adalah salah satu dari 17 Kecamatan yang

berada di Kabupaten Serdang Bedagai dengan batas-batas sebagai berikut:

Batas-Batas:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sipispis

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Serbajadi dan Kecamatan

Bintang Bayu

Kecamatan Dolok Masihul terletak pada posisi 3o13’ LU – 3o33’ LU dan

99o01’ BT – 99o11’ BT dengan ketinggian diatas permukaan Laut sekitar + 60 -

90 dpl. Sedangkan Jarak Kecamatan Dolok Masihul ke Kantor Bupati Serdang

Bedagai di Sei Rampah adalah sekitar + 22 Km. Dapat dilalui dengan Kenderaan

Roda 4 Wilayah Dolok Masihul sebagian besar terletak di dataran rendah dan

sebagian kecil terletak di dataran tinggi yaitu sekitar + 200 M di atas permukaan

Laut.

Ibu Kota Kecamatan Dolok Masihul adalah di Kelurahan Pekan Dolok

Masihul. Luas Wilayah Kecamatan Dolok Masihul : ± 237.42 KM2. Berikut

disajikan tabel mengenai luas wilayah yang dimiliki oleh masing masing Desa

(33)

Tabel 4.1 Luas Wilayah di Kecamatan Dolok Masihul Tahun 2015 per Desa

No. Desa Luas Desa (KM2)

% Terhadap Luas

Kecamatan

Sumber : Kecamatan Dolok Masihul Dalam Angka,2015

Kecamatan Dolok Masihul terdiri dari 27 (dua puluh tujuh ) Desa dan 1

(34)

49.134 Jiwa dengan rincian Penduduk Laki-Laki 24.271 Jiwa dan Penduduk

Perempuan 24.863 Jiwa. Pertumbuhan Penduduk tahun 2015.

Dari jumlah Desa di Kecamatan Dolok Masihul tersebut ada beberapa tipe

Desa terdiri dari :

1. Desa Persawahan = 6 Desa

2. Desa Perladangan /Perkebunan Rakyat = 14 Desa

3. Desa Perkebunan BUMN = 3 Desa

4. Desa Perkebunan Swasta Asing = 3 Desa

5. Desa Perkebunan Swasta = 1 Desa

4.1.2 Luas Penggunaan Tanah

Kecamatan Dolok Masihul merupakan salah satu daerah pertanian di

Kabupaten Serdang Bedagai, hal tersebut ditunjukkan dengan masih luasnya lahan

pertanian.

Sebagian besar Wilayah Kecamatan Dolok Masihul adalah Lahan

Pertanian dan Perkebunan. Luas baku sawahnya adalah 2.565 Ha. Realisasi

tanaman padi Tahun 2010 adalah 2.420, Tahun 2011 ada 2.370 dan Tahun 2012

2.360 Ha. Penggunaan luas baku tanah berdasarkan Jenis Irigasi ½ Tehnis 910 Ha,

(35)

4.1.3 Profil Petani Padi

4.1.3.1 Profil Petani Padi Menurut Umur

Profil mengenai petani padi di Kecamatan Dolok Masihul menurut umur

didapat dari lembar identitas responden pada kuesioner yang diberikan kepada

petani padi. Berikut disajikan profil petani padi di Kecamatan Dolok Masihul

menurut umur secara lebih rinci:

Tabel 4.2 Responden Menurut Umur Pada Usahatani padi Di Kecamatan Dolok

Masihul

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa petani padi yang

paling banyak di Kecamatan Dolok Masihul adalah petani padi yang berumur

antara 36-45 tahun sebanyak 28 orang (37%) dan petani padi yang berumur antara

25-35 tahun sebanyak 19 orang (25%). Sedangkan petani padi yang jumlahnya

sedikit di Kecamatan Dolok Masihul adalah petani padi yang berumur antara

46-55 tahun sebanyak 17 orang (23%) dan petani padi yang berumur antara 56-65

(36)

4.1.3.2 Profil Petani Padi Menurut Tingkat Pendidikan

Profil mengenai petani padi di Kecamatan Dolok Masihul menurut tingkat

pendidikan didapat dari lembar identitas responden pada kuesioner yang diberikan

kepada petani padi. Berikut disajikan profil petani padi di Kecamatan Dolok

Masihul menurut tingkat pendidikan secara lebih rinci:

Tabel 4.3 Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pada Usahatani padi di

Kecamatan Dolok Masihul

No. Tingkat Pendidikan Jumlah %

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa petani padi yang

paling banyak di Kecamatan Dolok Masihul adalah petani padi yang menempuh

pendidikan terakhir di tingkat SMP sebanyak 32 orang (48%) dan petani padi

yang menempuh pendidikan terakhir di tingkat SMA sebanyak 18 orang (27%).

Sedangkan petani padi yang jumlahnya sedikit di Kecamatan Dolok Masihul

adalah petani padi yang menempuh pendidikan terakhir di tingkat SD sebanyak 15

orang (23%) dan petani padi yang sama sekali tidak menempuh pendidikan

sebanyak 11 orang (2%).

4.1.3.3 Profil Petani Menurut Luas Lahan

Secara rata-rata luas lahan yang digunakan untuk menanam padi di

(37)

hanya 0.28 Ha dan yang paling luas mencapai 3 Ha. Berikut disajikan gambaran

tentang luas lahan petani di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang

Bedagai terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Luas Lahan yang Digarap Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

No

Kecamatan Dolok Masihul

Bagian

Luas Lahan (Rante)

Jumlah

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, sebagian besar petani padi di Kecamatan

Dolok Masihul mempunyai luas lahan yang paling banyak yaitu 7-10 rante

dengan frekuensi yaitu sebanyak 51 orang atau 67%. Sedangkan jumlah petani

padi yang paling sedikit adalah petani yang memiliki luas lahan tanaman padi

seluas > 25 Ha yaitu sebanyak 4 orang atau 5%. Untuk lebih jelasnya, dari tabel

4.4 diatas maka dibuat grafik sebagai berikut:

Gambar 4.1 Luas Lahan yang Digarap Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

Sumber: Data diolah

14 16

Utara Barat Timur Selatan

Luas Lahan 7-10 Rante Luas Lahan 11-18 Rante

(38)

4.1.3.4 Profil Petani Menurut Tenaga Kerja

Tenaga kerja dalam penelitian ini terdiri dua indikator yaitu jumlah tenaga

kerja. Gambaran tentang tenaga kerja yang digunakan petani di Kecamatan Dolok

Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Tenaga kerja yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

No.

Kecamatan Dolok Masihul

Bagian

Tenaga Kerja (jumlah tenaga kerja)

Jumlah

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, terdapat 45 petani padi yang menggunakan

tenaga kerja antara 3-6 orang dengan persentase 59%. Sedangkan petani padi yang

menggunakan tenaga kerja terbanyak yaitu > 13 orang hanya terdapat 5 orang

petani dengan persentase 7%. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.5 diatas maka

dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Gambar 4.2 Tenaga Kerja yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

Utara Barat Timur Selatan

(39)

4.1.3.5 Profil Petani Menurut Modal Kerja

Modal Kerja dalam penelitian ini terdiri dua indikator yaitu biaya untuk

bahan baku dan biaya untuk tenaga kerja. Gambaran tentang modal petani padi di

Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel

berikut :

Tabel 4.6 Modal yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

No.

Kecamatan Dolok Masihul

Bagian

Modal Kerja Dalam Ribuan Rupiah

Jumlah

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, terdapat 38 petani padi yang menggunakan

modal antara Rp. 1.000.000 – 1.900.000 dengan persentase 50%. Sedangkan

modal yang paling banyak digunakan berkisar > Rp. 4.000.000 dengan persentase

20% atau 15 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.6 diatas maka dapat dibuat

grafik sebagai berikut:

Gambar 4.3 Modal yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

15 15

Utara Barat Timur Selatan

(40)

4.1.3.6 Profil Petani Menurut Teknologi

Teknologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan

dalam tahap persiapan lahan sebelum tanam. Teknologi pada usahatani padi di

Kecamatan Dolok Masihul berguna mendukung proses persiapan lahan sebelum

tahap penanaman, baik dengan menggunakan teknologi modern atau teknologi

tradisional. Jika petani tersebut menggunakan traktor atau hand tracktor dalam

proses persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa petani tersebut menggunakan

teknologi modern. Namun jika petani tersebut tidak menggunakan traktor maupun

hand tracktor melainkan menggunakan bajak yang ditarik sapi atau kerbau

ataupun cangkul dalam proses persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa industri

tersebut menggunakan teknologi tradisional. Gambaran tentang teknologi yang

digunakan petani di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Teknologi yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

No. Kecamatan Dolok Masihul Bagian

Teknologi yang

digunakan Jumlah

(Orang) %

Tradisional Modern

1.

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, teknologi yang banyak digunakan oleh

petani padi di Kecamatan Dolok Masihul adalah teknologi tradisional sebanyak 46

(41)

30 orang petani dengan persentase 39%. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.7 diatas

maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Gambar 4.4 Teknologi yang digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

Sumber: Data diolah

4.1.3.7 Profil Petani Menurut Produksi Usahatani Padi

Berdasarkan data hasil penelitian, rata-rata produksi usahatani padi setelah

dinominalkan dari ton menjadi rupiah di Kecamatan Dolok Masihul adalah Rp

11.200.000. Secara lebih rinci hasil produksi tanaman padi di Kecamatan Dolok

Masihul Kabupaten Serdang Bedagai pada musim panen tahun 2016 terangkum

pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

No.

Kecamatan Dolok Masihul

Bagian

Hasil Produksi Dalam Ribuan Rupiah Jumla h

Sumber: Data diolah

17 16

Utara Barat Timur Selatan

(42)

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, terdapat 25 petani padi yang mendapatkan

hasil produksi antara Rp. 9.000.000 - 11.900.000 dengan persentase 33%.

Sedangkan hasil produksi yang paling banyak didapat berkisar > Rp. 18.000.000

dengan persentase 33% atau sebanyak 25 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel

4.8 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Gambar 4.5 Hasil Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

Sumber: Data diolah

4.1.3.8 Profil Petani Menurut Tingkat Konsumsi

Tingkat konsumsi dalam penelitian ini terdiri beberapa indikator yaitu,

biaya kebutuhan makan, listrik, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan lainnya.

Gambaran tentang tingkat konsumsi yang digunakan petani di Kecamatan Dolok

Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Tingkat konsumsi yang digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

Tingkat Konsumsi Dalam Ribuan Rupiah

per 6 Bulan Jumlah

Utara Barat Timur Selatan

(43)

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, terdapat 26 petani padi yang tingkat

konsumsinya antara Rp. 6.500.000 - 9.400.000 dengan persentase 34%.

Sedangkan tingkat konsumsi yang paling banyak didapat berkisar > Rp.

15.000.000 dengan persentase 24% atau sebanyak 18 orang. Untuk lebih jelasnya,

dari tabel 4.9 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Gambar 4.6 Tingkat Konsumsi Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

Sumber : Data diolah

4.1.3.9 Profil Petani Menurut Tingkat Kesejahteraan

Tingkat kesejahterran dalam penelitian ini selisih antara hasil

produksi-tingkat konsumsi. Gambaran tentang produksi-tingkat kesejahteraan yang diperoleh petani

di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel

berikut:

Tabel 4.10 Tingkat kesejahteraan yang diperoleh Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

Tingkat Kesejahteraan Dalam Ribuan

Rupiah Jumlah

Utara Barat Timur Selatan

6.500.000 - 9.400.000 (Rp.) 9.500.000 - 12.400.000 (Rp)

(44)

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, terdapat 43 petani padi yang tingkat

kesejahteraannya < Rp. 1.000.000 – 3.400.000 dengan persentase 57%.

Sedangkan tingkat kesejahteraan yang paling tinggi didapat > Rp. 7.600.000

dengan persentase 26% atau sebanyak 20 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel

4.10 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Gambar 4.7 Tingkat Kesejahteraan Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

Sumber : Data diolah

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel luas

lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3) dan teknologi (X4) terhadap

produksi usahatani padi di Kecamatan Batang (Y). Dalam penelitian ini anlisis

regresi linear berganda menggunakan program SPSS for windows release 22,

maka diperoleh hasil sebagai berikut : 12

16

5

10

2 2 3 0 0 3 4 2 3 0

8 6

0 10 20

Utara Barat Timur Selatan

1.400.000 - 3.400.000 (Rp.) 3.500.000 - 5.500.000 (Rp)

(45)

Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -539687.475 77373.837 -6.975 .000

Luas Lahan 81887.046 17630.933 .828 4.645 .000

Tenaga Kerja -59004.071 30339.941 -.226 -1.945 .056

Modal Kerja 2.208 .891 .425 2.477 .016

Teknologi -273170.369 96187.087 -.136 -2.840 .006

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani

Berdasarkan perhitungan analisis regresi berganda diperoleh sebagai berikut

Y = -539687.475 + 81887.046 X1 - 59004.071 X2 + 2.208 X3 - 273170.369 X4

Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:

1) Konstanta = -539687.475

Jika nilai intersep sebesar -539687.475 mengandung arti jika Luas lahan, tenaga

kerja, modal kerja dan teknologi keempat-empatnya 0 (nol), maka nilai rata-rata

kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul (yang mencerminkan

pengaruh semua variable yang diabaikan) ditaksir menurun sebesar 539687.475

(46)

2) Koefisien X1 (Luas Lahan) = 81887.046

Jika luas lahan mengalami peningkatan sebesar satu satuan (hektar), sementara

modal dan tenaga kerja dianggap tetap maka rata-rata kesejahteraan usahatani

padi di Kecamatan Dolok Masihul meningkat sebesar 81887.046 satuan (rupiah).

3) Koefisien X2 (Tenaga Kerja) = - 59004.071

Jika tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar satu satuan (orang), sementara

luas lahan dan modal dianggap tetap maka rata-rata kesejahteraan petani padi di

Kecamatan Dolok Masihul menurun sebesar 59004.071 satuan (rupiah).

4) Koefisien X3 (Modal Kerja) = 2.208

Jika modal mengalami peningkatan sebesar satu satuan (rupiah), sementara luas

lahan dan tenaga kerja dianggap tetap maka rata-rata kesejahteraan petani padi di

Kecamatan Dolok Masihul meningkat sebesar 2.208 satuan (rupiah).

5) Koefisien X4 (Teknologi) = - 273170.369

Jika variabel luas lahan, modal dan tenaga kerja tidak mengalami peningkatan,

maka kesejahteraan petani padi mengalami penurunan sekitar 273170.369 rupiah

untuk petani yang menggunakan teknologi modern dari petani yang menggunakan

teknologi tradisional.

4.2.2 Pengujian Hipotesis

4.2.2.1 Pengujian Parsial (uji t)

Uji parsial ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Dalam penelitian

ini uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa jauh luas lahan (X1), tenaga

(47)

terhadap kesejahteraan petani padi (Y). Adapun hasil hipotesis secara parsial

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Parsial (Uji t)

Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -539687.475 77373.837 -6.975 .000

Luas Lahan 81887.046 17630.933 .828 4.645 .000

Tenaga Kerja -59004.071 30339.941 -.226 -1.945 .056

Modal Kerja 2.208 .891 .425 2.477 .016

Teknologi -273170.369 96187.087 -.136 -2.840 .006

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 22.0

dapat diketahui bahwa hasil uji t untuk variabel luas lahan (X1) diperoleh hasil

thitung sebesar 4.645 dengan probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas lebih

kecil dari 0,05 dengan demikian ada pengaruh yang positif dan signifikan antara

luas lahan (X1) dengan kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Dolok

Masihul. Hasil uji t untuk variabel tenaga kerja (X2) diperoleh hasil thitung sebesar

-1.945 dengan probabilitas sebesar 0,056. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05

dengan demikian ada pengaruh yang negatif dan tidak signifikan antara tenaga

kerja (X2) dengan kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Dolok Masihul.

Hasil uji t untuk variabel modal kerja (X3) diperoleh hasil thitung sebesar 2,477

dengan probabilitas sebesar 0,016. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan

(48)

kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Dolok Masihul. Hasil uji t untuk

variabel teknologi (X4) diperoleh hasil thitung sebesar -2.840 dengan probabilitas

sebesar 0,006. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan demikian teknologi

mempunyai pengaruh yang negatif namun signifikan dengan kesejahteraan petani

padi (Y) di Kecamatan Dolok Masihul.

4.2.2.2 Pengujian Secara Bersama (uji F)

Uji hipotesis secara bersama-sama (Uji F) antara variabel bebas dalam hal

ini antara luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3), Teknologi (X4) dan

kesejahteraan petani padi (Y). Hasil analisis secara bersama-sama berdasarkan

hasil analisis dengan bantuan program SPSS for windows release 22 diperoleh

hasil berikut ini:

Tabel 4.13 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Bersama-Sama (Uji F)

ANOVAa

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi

b. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja

Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 22.0 for

Windows dapat diketahui bahwa Fhitung 219.335 dengan nilai probabilitas 0,000,

karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka nilai Fhitung yang diperoleh

(49)

signifikan antara luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3) dan

Teknologi (X4) secara bersama-sama terhadap kesejahteraan petani padi (Y).

4.2.2.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji R2 digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini besarnya pengaruh luas lahan,

tenaga keja, modal kerja dan teknologi terhadap kesejahteraan petani padi di

Kecamatan Dolok Masihul diketahui dari harga koefisien determinasi simultan

(R2) sebagai berikut:

Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .962a .925 .921 277815.831

a. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerjaa

b. Dependent Variable: Kesejahteraan Petanib

Berdasarkan tabel di atas diperoleh R2 sebesar 0.925, berarti data tersebut

menunjukkan bahwa pengaruh luas lahan, tenaga kerja, modal kerja dan teknologi

terhadap kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul sebesar 92.5%.

Sedangkan sisanya yaitu sebesar 7.5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang

(50)

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

4.2.3.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan

linier yang pasti diantara beberapa atau semua variabel independen yang

menjelaskan model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya

multikoliniearitas dapat pula dilihat pada nilai Tolerance dan VIF (Variance

Inflation Factor), yaitu : Jika nilai tolerance >0,10 dan VIF <10, maka dapat

diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Jika nilai

tolerance <0,10 dan VIF >10, maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan

multikolinearitas pada penelitian tersebut.

Adapun hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai

berikut :

Tabel 4.15 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF

X1 0,033 30,147

X2 0,078 12,752

X3 0,036 27,871

X4 0,459 2,177

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui model regresi bebas

multikolinieritas karena nilai tolerance < 0,10, nilai tolerance variabel luas lahan

(51)

kerja sebesar 0,036 dan nilai tolerance variabel teknologi > 0,10 sebesar 0,286.

VIF variabel independen > 10, yaitu variabel luas lahan sebesar 30,147, variabel

tenaga kerja sebesar 12,752, variabel modal kerja sebesar 27,871, dan VIF < 10

variabel teknologi sebesar 2,177, sehingga dalam penelitian ini disimpulkan

terjadi multikolinieritas dalam regresinya dan hanya teknologi tidak terjadi

multikolinieritas.

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dan

kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas. Model regresi

yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mengetahui ada

tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola scatterplot

model tersebut. Apabila dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik meyebar

secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol, titik-titik data

tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak

boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar

kembali, dan penyebaran titik-titik data tidak terpola.

Berdasarkan hasil analisis dengan program komputasi SPSS for Windows

release 22 diperoleh scatterplot yang tidak membentuk pola tertentu, maka model

regresi tidak memiliki gejala heterokedastisitas. Berikut disajikan gambar

(52)

Gambar 4.8 Scatter plot pada Uji Heteroskedastisitas

Dari Gambar 4.8 ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.

4.2.3.3 Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil analisis dengan program komputasi SPSS for Windows

(53)

Tabel 4.16 Tabel Hasil Uji Autokorelasi

Change Statistics

Durbin-Watson

a. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja

b. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi

Dari tabel hasil uji autokorelasi di atas diperoleh angka uji Durbin Watson

sebesar 1,751. angka ini berada diantara 1,66 hingga 2,26 yang berarti tidak ada

autokorelasi dari model tersebut. Sehingga layak digunakan dalam penelitian.

Kriteria uji autokorelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.17 Tabel Kriteria Uji Autokorelasi

Nilai statistic Durbin Watson Hasil keputusan

0 < d < dt atau DW < 1,631 Terjadi autokorelasi negatif

dt < d < 4 - dt atau 1,631 < DW < 1,733 Daerah ragu-ragu, tidak ada keputusan

dt < d < 4 – du atau 1,733 < DW < 2,267 Tidak ada autokorelasi

4 - du < d < 4 - dt atau 2,267 < DW <

2,387

Daerah ragu-ragu, tidak ada kesimpulan

4 – du < d < 4 atau 2,387 < DW Ada autokorelasi positif

Keterangan :

(54)

4.2.3.4 Uji Normalitas

Uji normalitas residual bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi residual normal

atau mendekati normal. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai

berikut

Gambar 4.9 Sebaran Plot pada Uji Normalitas Data

Berdasarkan gambar 4.10 menunjukkan bahwa penyebaran plot berada di

sekitar dan sepanjang garis 45o. Dengan demikian menunjukkan bahwa data-data

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian yang

dilakukan pada petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang

Bedagai, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

a. Profil usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang

Bedagai

1. Luas lahan rata-rata yang dimiliki oleh petani padi di Kecamatan

Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah 10 Rante. Dimana

sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten

Serdang Bedagai adalah petani padi yang memiliki luas lahan antara

7-10 Rante sebanyak 51 orang (67%).

2. Tenaga kerja rata-rata yang digunakan dalam usahatani padi di

Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah

sebanyak 6 orang. Dimana sebagian besar petani padi di Kecamatan

Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah petani padi yang

menggunakan tenaga kerja yang berkisar antara 3-6 orang sebanyak 45

orang (59%).

3. Modal rata-rata yang digunakan oleh petani padi di Kecamatan Dolok

Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebesar Rp 1.500.000 per

satu kali musim tanam. Dimana sebagian besar petani padi di

(56)

padi yang menggunakan modal yang berkisar antara Rp

1.000.000-1.900.000 sebanyak 38 orang (50%).

4. Dari 76 sampel petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten

Serdang Bedagai yang diambil, sebanyak 30 petani padi (30%)

menggunakan teknologi modern dalam tahap persiapan lahan.

Sedangkan teknologi yang paling banyak digunakan dalam usahatani

padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah

teknologi tradisional dengan persentase sebanyak 46% atau sebanyak

46 petani padi.

5. Rata-rata produksi usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul

Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebanyak 1,9 ton atau jika

dinominalkan adalah sebesar Rp 9.500.800. Dimana sebagian besar

petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

adalah petani padi yang mendapatkan hasil produksi yang berkisar

antara Rp 9.000.000-11.900.000 sebanyak 25 orang (33%).

6. Rata-rata tingkat kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok

Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebesar Rp. 2.400.000.

Dimana sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul

Kabupaten Serdang Bedagai adalah petani padi yang mendapatkan

kesejahteraan yang berkisar antara Rp 1.400.000-3.400.000 sebanyak

(57)

b. Luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3), dan teknologi (X4)

secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kesejahteraan petani

padi (Y). Besarnya pengaruh keempat variabel tersebut ditunjukkan

dengan R2 (R square) = 0,925. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel

luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3) dan teknologi (X4)

secara bersama-sama terhadap kesejahteraan petani padi (Y) adalah

sebesar 92,5%. Sedangkan sisanya sebesar 7,5% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

c. Secara parsial, hanya variabel Luas lahan (X1), dan modal kerja (X3), yang

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan petani padi di

Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Dimana secara

parsial variable pengaruh yang paling dominan mempengaruhi produksi

usahatani padi adalah variabel luas lahan sebesar 4,645 dan diikuti dengan

variabel modal kerja sebesar 2,477. Sedangkan teknologi (X4) berpengaruh

negatif namun signifikan terhadap kesejahteraan petani padi dan tenaga

kerja (X3) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan

(58)

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian pada usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul,

maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

a. Hendaknya petani perlu meningkatkan pengetahuannya tentang pertanian

dengan mengikuti pelatihan-pelatihan pertanian agar dapat meningkatkan

produktivitasnya.

b. Perlu adanya upaya pemerintah daerah untuk lebih menigkatkan fungsi

lembaga penyuluhan dari dinas dan instansi terkait agar usaha para petani

(59)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Usahatani Padi

Menurut Soekartawi (2002:1), ilmu usahatani biasa diartikan sebagai ilmu

yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada

secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada

waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila petani dapat mengalokasikan

sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila

pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran.

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola

faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida)

dengan efektif, efisien dan continue untuk menghasilkan produksi yang tinggi

sehingga pendapatan usahataninya meningkat (Rahim dan Hastuti, 2007:158).

Ditinjau dari segi pembangunan hal terpenting mengenai usahatani adalah dalam

usahatani hendaknya senantiasa berubah, baik dalam ukuran maupun dalam

susunannya, untuk memanfaatkan periode usahatani yang senantiasa berkembang

secara lebih efisien.

2.2 Definisi Kesejahteraan

Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan

Masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

(60)

mengembangkan diri, sehingga dapatmelaksanakan fungsi sosialnya.Dari

Undang–Undang di atas dapat kita cermati bahwa ukuran tingkat kesejahteraan

dapat dinilai dari kemampuan seorang individu atau kelompok dalam usaha nya

memenuhi kebutuhan material dan spiritual nya. Kebutuhan material dapat kita

hubungkan dengan pendapatan yang nanti akan mewujudkan kebutuhan akan

pangan, sandang, papan dan kesehatan. Kemudian kebutuhan spiritual kita

hubungkan dengan pendidikan, kemudian keamanan dan ketentaraman hidup.

Menurut Daniel (2002), hal yang paling penting dari kesejahteraaan adalah

pendapatan, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan rumah tangga tergantung

pada tingkat pendapatan. Pemenuhan kebutuhan dibatasi oleh pendapatan rumah

tangga yang dimiliki, terutama bagi yang berpendapatan rendah. Semakin tinggi

pendapatan rumah tangga maka persentase pendapatan untuk pangan akan

semakin berkurang. Dengan kata lain, apabila terjadi peningkatan tersebut tidak

merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut sejahtera. Sebaliknya,

apabila peningkatan pendapatan rumah tangga dapat merubah pola konsumsi

maka rumah tangga tersebut tidak sejahtera.

2.3 Fungsi Produksi Cobb Douglas

Menurut Boediono (2004) setiap proses produksi mempunyai

landasanteknis yang dalam landasan teori tersebut disebut fungsi produksi. Fungsi

produksiadalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara

(61)

dianggap mempunyai suatu fungsi produksi untuk perusahaan. Secara matematik

bentuk dari fungsi produksi adalah sebagai berikut :

= (X1, X2, X3,X4, … , X)

dimana :

Q : tingkat produksi (output)

X1, X2, X3, X4… , X� : berbagai input yang digunakan.

Salah satu bentuk model nonlinier adalah fungsi produksi Cobb Douglas.

Fungsi produksi Cobb Douglas yaitu suatu fungsi yang melibatkan dua atau lebih

variabel, yaitu variabel yang satu disebut variabel terikat (variabel yang

dijelaskan, yaitu Y), dan variabel yang lain disebut variabel bebas (variabel yang

menjelaskan, yaitu X). Fungsi Cobb Douglas diperkenalkan oleh Cobb C. W dan

Douglas P.H. Pada tahun 1928 melalui artikel yang berjudul A theory of

Production di majalahIlmiah American Economic Review 18 (Suplement) halaman

139 sampel 165 (Soekartawi, 2002). Secara sederhana formulasi fungsi produksi

Cobb Douglas adalah sebagai berikut:

Q = f(Kα

Lβ

) (2.27)

Keterangan :

Q : Output

: Tenaga kerja (labour)

: Modal (capital)

(62)

Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam menggunakan fungsi

Produksi Cobb Douglas, yaitu :

1. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol atau suatu bilangan yang

besarnya tidak diketahui (infinite);

2. Tidak ada perbedaan teknologi pada pengamatan;

3. Tiap-tiap variabel X adalah persaingan sempurna;

4. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) adalah sudah tercakup pada faktor

kesalahan (Soekartawi, 2002).

2.3.1 Elastisitas Produksi

Elastisitas produksi adalah konsep untuk mengukur tingkat perubahan

darioutput akibat dari penggunaan input. Salah satu asumsi dasar dalam teori

ekonomi produksi adalah setiap produsen berusaha memaksimumkan keuntungan.

Analisiselastisitas ini sangat penting untuk menjelaskan input mana yang lebih

elastic dibandingkan dengan input lainnya. Disamping itu juga dapat diketahui

intensitas faktor produksinya, apakah bersifat padat tenaga kerja ataukah padat

modal. Apabila nilai elastisitas modal lebih besar daripada nilai elastisitas tenaga

kerja, maka proses produksi lebih bersifat padat modal, dan begitu juga

sebaliknya.

2.3.2. Return to Scale

Return to Scale perlu diketahui untuk mengetahui apakah kegiatan dari

suatuusaha yang akan diteliti mengikuti kaidah increasing, constant, atau

(63)

(1970) di dalamSoekartawi (2002) menerangkan bahwa produksi optimal dapat

dicapai apabila ada pengorganisasian penggunaan input sebaik mungkin. Menurut

Soekartawi (1990) ada 3 alternatif dari kondisi Return to Scale, yaitu :

1. decreasing return to scale, bila �1 + �2 < 1

Dalam keadaan demikian dapat diartikan bahwa proporsi penambahan

factor produksi melebihi proporsi penambahan produksi. Misalnya, bila

penggunaan faktor produksi ditambah 25%, maka produksi akan ditambah

sebesar 15%.

2. constant return to scale, bila �1 + �2 = 1

Dalam keadaan ini, penambahan faktor produksi akan proporsional dengan

penambahan produksi yang diperoleh. Misalnya, bila faktor produksi

ditambah 25%, maka produksi akan bertambah 25% juga.

3. increasing return to scale, bila �1 + �2 > 1

Ini artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan

menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar. Misalnya,

bila faktor produksi ditambah 10%, maka produksinya akan bertambah

sebesar 20%.

2.3.3 Estimasi Fungsi Produksi Cobb Douglas

Untuk mengestimasi fungsi produksi Cobb Douglas ada beberapa metode.

Salah satu diantaranya adalah dengan cara melinierkan fungsi produksi

CobbDouglas dengan transformasi logaritma seperti yang dilakukan oleh Human

(64)

persamaan (2.27) diubah menjadi bentuk linier berganda dengan cara

melogaritmakan persamaan tersebut. Logaritma dari persamaan (2.27) adalah :

ln = ln + ln 1 + ln 2 + ln 3 + d ln 4

�∗ = �∗ + ��1*+��2*+ ��3*+ ��4* (2.28)

dimana :

�∗ = ln

�∗ = ln X

�∗= ln A

Dengan melakukan regresi pada persamaan (2.28), maka secara mudah akan

diperoleh nilai konstanta A dan elastisitas input produksinya.

Metode yang kedua adalah dengan menggunakan bantuan suatu algoritma

untuk mendekati fungsi produksi Cobb Douglas melalui fungsi linier.. Konsep

yang mendasari teknik ini adalah uraian deret Taylor yang digunakan untuk

menyatakan persamaannonlinier dalam bentuk hampiran linier. Metode inilah

yang dibahas dalam skripsi ini.

2.4 Faktor-Faktor Produksi

Dalam usaha pertanian, produksi diperoleh melalui suatu proses yang

cukup panjang dan penuh resiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidak sama

tergantung pada jenis komoditas yang diusahakan. Tidak hanya waktu, kecukupan

faktor produksi pun ikut sebagai penentu pencapaian produksi. Faktor produksi

(65)

2.4.1 Tanah / Luas Lahan

Tanah merupakan faktor produksi terpenting dalam pertanian karena tanah

merupakan tempat dimana usaha tani dapat dilakukan dan tempat hasil produksi

dikeluarkan karena tanah tempat tumbuh tanaman. Tanah memiliki sifat tidak

sama dengan faktor produksi lain yaitu luas relatif tetap dan permintaan akan

lahan semakin meningkat sehingga sifatnya langka (Mubyarto, 2002:89). Menurut

Hernanto (1991) dalam (Djamali Abdoel:2000), bahwa terdapat empat

golonganpetani berdasarkan luas lahan yang diusahakan yaitu :

1. Golongan petani sangat luas (lebih dari 25 rante)

2. Golongan petani luas (19 – 25 rante)

3. Golongan petani sedang (10 - 18 rante)

4. Golongan petani sempit (kurang dari 10 rante)

Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas pertanian.

Secara umum dikatakan, semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin

besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Ukuran lahan

pertanian dapat dinyatakan dengan rante. Di pedesaan, petani masih menggunakan

ukuran tradisional, misalnya patok dan jengkal (Rahim 2007: 36).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa luas lahan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah luas tanah sawah yang ditanami padi pada satu kali

(66)

2.4.2 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dalam usaha tani.

Penggunaan tenaga kerja akan intensif apabila tenaga kerja dapat memberikan

manfaat yang optimal dalam proses produksi. Jasa tenaga kerja yang dipakai

dibayar dengan upah. Dalam usahatani sebagian tenaga kerja berasal dari keluarga

petani sendiri, yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, istri, dan anak-anak

petani. Anak-anak yang sudah berumur 12 tahun misalnya sudah dapat dijadikan

tenaga kerja yang produktif bagi usahatani. Mereka dapat membantu mengatur

pengairan, mengangkut bibit atau pupuk ke sawah atau membantu penggarapan

sawah. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani merupakan sumbangan

keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai

dalam uang. Memang usahatani dapat sekali-sekali membayar tenaga kerja

tambahan misalnya dalam tahapan penggarapan tanah baik dalam bentuk tenaga

langsung. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga sendiri umumnya tidak terlalu

diperhitungkan dan sulit diukur dalam penggunaannya atau bisa disebut juga

tenaga yang tidak pernah dinilai dengan uang.

Dalam usahatani kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan meliputi hampir

seluruh proses produksi berlangsung, kegiatan ini meliputi beberapa jenis tahapan

pekerjaan, antara lain yaitu :

a. Persiapan tanaman,

b. Pengadaan sarana produksi pertanian (bibit, pupuk, obat

hama/penyakit yang digunakan sebelum tanam),

Gambar

Tabel 4.1 Luas Wilayah di Kecamatan Dolok Masihul Tahun 2015 per Desa
Tabel 4.2 Responden Menurut Umur Pada Usahatani padi Di Kecamatan Dolok
Tabel 4.3 Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pada Usahatani padi di
Gambar 4.1 Luas Lahan yang Digarap Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana petani padi dalam mengatasi masalah pertanian di Desa Bandar Dolok, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang.Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fasilitas kredit dan sarana penyuluhan terhadap pendapatan petani di Desa Dolok Merawan Kecamatan Dolok

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana petani padi dalam mengatasi masalah pertanian di Desa Bandar Dolok, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang.Tujuan

Dari tabel 4.20 dapat dilihat hasil regresi diatas pengaruh variabel luas panen, produksi dan pendidikan terhadap kesejahteraan petani padi sawah di

Kelompok Petani padi di Kabupaten Kediri yang telah menerapkan tanam padi organik , pada umumnya petani yang cukup memiliki modal dan lahan cukup luasDengan lahan yang luas petani

Metode yang digunakan adalah Proportional Random Sampling dan diperoleh 39 petani padi responden yang terdiri dari 3 petani padi lahan luas, 12 petani padi

Pengujian secara keseluruhan menggunakan uji F, dimana F hitung (119,062) &gt; F tabel (2,955), artinya variabel luas lahan, tenaga kerja, modal, dan harga berpengaruh

Oleh karena itu, penting untuk melakukan penelitian yang mengukur tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi sawah pada daerah rawan banjir di Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang,