• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Usahatani Padi

Menurut Soekartawi (2002:1), ilmu usahatani biasa diartikan sebagai ilmu

yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada

secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada

waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila petani dapat mengalokasikan

sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila

pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran.

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola

faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida)

dengan efektif, efisien dan continue untuk menghasilkan produksi yang tinggi

sehingga pendapatan usahataninya meningkat (Rahim dan Hastuti, 2007:158).

Ditinjau dari segi pembangunan hal terpenting mengenai usahatani adalah dalam

usahatani hendaknya senantiasa berubah, baik dalam ukuran maupun dalam

susunannya, untuk memanfaatkan periode usahatani yang senantiasa berkembang

secara lebih efisien.

2.2 Definisi Kesejahteraan

Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan

Masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

(2)

mengembangkan diri, sehingga dapatmelaksanakan fungsi sosialnya.Dari

Undang–Undang di atas dapat kita cermati bahwa ukuran tingkat kesejahteraan

dapat dinilai dari kemampuan seorang individu atau kelompok dalam usaha nya

memenuhi kebutuhan material dan spiritual nya. Kebutuhan material dapat kita

hubungkan dengan pendapatan yang nanti akan mewujudkan kebutuhan akan

pangan, sandang, papan dan kesehatan. Kemudian kebutuhan spiritual kita

hubungkan dengan pendidikan, kemudian keamanan dan ketentaraman hidup.

Menurut Daniel (2002), hal yang paling penting dari kesejahteraaan adalah

pendapatan, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan rumah tangga tergantung

pada tingkat pendapatan. Pemenuhan kebutuhan dibatasi oleh pendapatan rumah

tangga yang dimiliki, terutama bagi yang berpendapatan rendah. Semakin tinggi

pendapatan rumah tangga maka persentase pendapatan untuk pangan akan

semakin berkurang. Dengan kata lain, apabila terjadi peningkatan tersebut tidak

merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut sejahtera. Sebaliknya,

apabila peningkatan pendapatan rumah tangga dapat merubah pola konsumsi

maka rumah tangga tersebut tidak sejahtera.

2.3 Fungsi Produksi Cobb Douglas

Menurut Boediono (2004) setiap proses produksi mempunyai

landasanteknis yang dalam landasan teori tersebut disebut fungsi produksi. Fungsi

produksiadalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara

(3)

dianggap mempunyai suatu fungsi produksi untuk perusahaan. Secara matematik

bentuk dari fungsi produksi adalah sebagai berikut :

= (X1, X2, X3,X4, … , X)

dimana :

Q : tingkat produksi (output) X1, X2, X3, X4… , X� : berbagai input yang digunakan.

Salah satu bentuk model nonlinier adalah fungsi produksi Cobb Douglas.

Fungsi produksi Cobb Douglas yaitu suatu fungsi yang melibatkan dua atau lebih

variabel, yaitu variabel yang satu disebut variabel terikat (variabel yang

dijelaskan, yaitu Y), dan variabel yang lain disebut variabel bebas (variabel yang

menjelaskan, yaitu X). Fungsi Cobb Douglas diperkenalkan oleh Cobb C. W dan

Douglas P.H. Pada tahun 1928 melalui artikel yang berjudul A theory of

Production di majalahIlmiah American Economic Review 18 (Suplement) halaman

139 sampel 165 (Soekartawi, 2002). Secara sederhana formulasi fungsi produksi

Cobb Douglas adalah sebagai berikut:

Q = f(Kα

Lβ

) (2.27)

Keterangan :

Q : Output

: Tenaga kerja (labour)

: Modal (capital)

(4)

Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam menggunakan fungsi

Produksi Cobb Douglas, yaitu :

1. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol atau suatu bilangan yang

besarnya tidak diketahui (infinite);

2. Tidak ada perbedaan teknologi pada pengamatan;

3. Tiap-tiap variabel X adalah persaingan sempurna;

4. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) adalah sudah tercakup pada faktor

kesalahan (Soekartawi, 2002).

2.3.1 Elastisitas Produksi

Elastisitas produksi adalah konsep untuk mengukur tingkat perubahan

darioutput akibat dari penggunaan input. Salah satu asumsi dasar dalam teori

ekonomi produksi adalah setiap produsen berusaha memaksimumkan keuntungan.

Analisiselastisitas ini sangat penting untuk menjelaskan input mana yang lebih

elastic dibandingkan dengan input lainnya. Disamping itu juga dapat diketahui

intensitas faktor produksinya, apakah bersifat padat tenaga kerja ataukah padat

modal. Apabila nilai elastisitas modal lebih besar daripada nilai elastisitas tenaga

kerja, maka proses produksi lebih bersifat padat modal, dan begitu juga

sebaliknya.

2.3.2. Return to Scale

Return to Scale perlu diketahui untuk mengetahui apakah kegiatan dari

suatuusaha yang akan diteliti mengikuti kaidah increasing, constant, atau

(5)

(1970) di dalamSoekartawi (2002) menerangkan bahwa produksi optimal dapat

dicapai apabila ada pengorganisasian penggunaan input sebaik mungkin. Menurut

Soekartawi (1990) ada 3 alternatif dari kondisi Return to Scale, yaitu :

1. decreasing return to scale, bila �1 + �2 < 1

Dalam keadaan demikian dapat diartikan bahwa proporsi penambahan

factor produksi melebihi proporsi penambahan produksi. Misalnya, bila

penggunaan faktor produksi ditambah 25%, maka produksi akan ditambah

sebesar 15%.

2. constant return to scale, bila �1 + �2 = 1

Dalam keadaan ini, penambahan faktor produksi akan proporsional dengan

penambahan produksi yang diperoleh. Misalnya, bila faktor produksi

ditambah 25%, maka produksi akan bertambah 25% juga.

3. increasing return to scale, bila �1 + �2 > 1

Ini artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan

menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar. Misalnya,

bila faktor produksi ditambah 10%, maka produksinya akan bertambah

sebesar 20%.

2.3.3 Estimasi Fungsi Produksi Cobb Douglas

Untuk mengestimasi fungsi produksi Cobb Douglas ada beberapa metode.

Salah satu diantaranya adalah dengan cara melinierkan fungsi produksi

CobbDouglas dengan transformasi logaritma seperti yang dilakukan oleh Human

(6)

persamaan (2.27) diubah menjadi bentuk linier berganda dengan cara

melogaritmakan persamaan tersebut. Logaritma dari persamaan (2.27) adalah :

ln = ln + ln 1 + ln 2 + ln 3 + d ln 4

�∗ = �∗ + ��1*+��2*+ ��3*+ ��4* (2.28)

dimana :

�∗ = ln

�∗ = ln X

�∗= ln A

Dengan melakukan regresi pada persamaan (2.28), maka secara mudah akan

diperoleh nilai konstanta A dan elastisitas input produksinya.

Metode yang kedua adalah dengan menggunakan bantuan suatu algoritma

untuk mendekati fungsi produksi Cobb Douglas melalui fungsi linier.. Konsep

yang mendasari teknik ini adalah uraian deret Taylor yang digunakan untuk

menyatakan persamaannonlinier dalam bentuk hampiran linier. Metode inilah

yang dibahas dalam skripsi ini.

2.4 Faktor-Faktor Produksi

Dalam usaha pertanian, produksi diperoleh melalui suatu proses yang

cukup panjang dan penuh resiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidak sama

tergantung pada jenis komoditas yang diusahakan. Tidak hanya waktu, kecukupan

faktor produksi pun ikut sebagai penentu pencapaian produksi. Faktor produksi

(7)

2.4.1 Tanah / Luas Lahan

Tanah merupakan faktor produksi terpenting dalam pertanian karena tanah

merupakan tempat dimana usaha tani dapat dilakukan dan tempat hasil produksi

dikeluarkan karena tanah tempat tumbuh tanaman. Tanah memiliki sifat tidak

sama dengan faktor produksi lain yaitu luas relatif tetap dan permintaan akan

lahan semakin meningkat sehingga sifatnya langka (Mubyarto, 2002:89). Menurut

Hernanto (1991) dalam (Djamali Abdoel:2000), bahwa terdapat empat

golonganpetani berdasarkan luas lahan yang diusahakan yaitu :

1. Golongan petani sangat luas (lebih dari 25 rante)

2. Golongan petani luas (19 – 25 rante)

3. Golongan petani sedang (10 - 18 rante)

4. Golongan petani sempit (kurang dari 10 rante)

Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas pertanian.

Secara umum dikatakan, semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin

besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Ukuran lahan

pertanian dapat dinyatakan dengan rante. Di pedesaan, petani masih menggunakan

ukuran tradisional, misalnya patok dan jengkal (Rahim 2007: 36).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa luas lahan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah luas tanah sawah yang ditanami padi pada satu kali

(8)

2.4.2 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dalam usaha tani.

Penggunaan tenaga kerja akan intensif apabila tenaga kerja dapat memberikan

manfaat yang optimal dalam proses produksi. Jasa tenaga kerja yang dipakai

dibayar dengan upah. Dalam usahatani sebagian tenaga kerja berasal dari keluarga

petani sendiri, yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, istri, dan anak-anak

petani. Anak-anak yang sudah berumur 12 tahun misalnya sudah dapat dijadikan

tenaga kerja yang produktif bagi usahatani. Mereka dapat membantu mengatur

pengairan, mengangkut bibit atau pupuk ke sawah atau membantu penggarapan

sawah. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani merupakan sumbangan

keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai

dalam uang. Memang usahatani dapat sekali-sekali membayar tenaga kerja

tambahan misalnya dalam tahapan penggarapan tanah baik dalam bentuk tenaga

langsung. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga sendiri umumnya tidak terlalu

diperhitungkan dan sulit diukur dalam penggunaannya atau bisa disebut juga

tenaga yang tidak pernah dinilai dengan uang.

Dalam usahatani kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan meliputi hampir

seluruh proses produksi berlangsung, kegiatan ini meliputi beberapa jenis tahapan

pekerjaan, antara lain yaitu :

a. Persiapan tanaman,

b. Pengadaan sarana produksi pertanian (bibit, pupuk, obat

hama/penyakit yang digunakan sebelum tanam),

(9)

d. Pemeliharaan yang terdiri dari penyiangan, pemupukan,

pengobatan, pengaturan air dan pemeliharaan bangunan air,

e. Panen dan pengangkutan hasil,

f. Penjualan. (Hernanto, 2003:71-72).

Ukuran tenaga kerja dapat dinyatakan dalam hari orang kerja (HOK) atau

hari kerja orang (HKO). Menurut Soekartawi (2002 : 26), dalam analisis

ketenagakerjaan diperlukan standarisasi satuan tenaga kerja yang biasanya disebut

hari kerja setara pria (HKSP).

Tenaga kerja yang diambil dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga kerja

yang dipakai untuk proses produksi dan curahan kerja (alokasi waktu yang

dipergunakan oleh tenaga kerja tersebut) dihitung per Hari Orang Kerja (HOK)

petani.

2.4.3 Modal Kerja

Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang

bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang

baru yaitu dalam hal ini hasil pertanian. Modal petani yang diluar tanah adalah

ternak, cangkul, alat-alat pertanian, pupuk, bibit, pestisida, hasil panen yang

belum dijual tanaman yang masih ada di sawah. Dalam pengertian yang demikian

tanah bisa dimasukkan dalam modal (Mubyarto, 2002:106).

Dengan modal dan peralatan maka penggunaan tanah dan tenaga kerja

juga dapat dihemat. Oleh karena itu, modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu

(10)

Modal dikatakan land saving capital jika dengan modal tersebut dapat

menghemat penggunaan lahan, tetapi produksi dapat dilipatgandakan tanpa harus

memperluas areal. Contohnya pemakaian pupuk, bibit unggul, pestisida, dan

intensifikasi. Modal dikatakan labour saving capital jika dengan modal tersebut

dapat menghemat penggunaan tenaga kerja. Contohnya pemakaian traktor untuk

membajak, mesin penggiling padi (Rice Milling Unit/RMU) untuk memproses

padi menjadi beras.

2.4.3.1 Bibit atau Benih

Menurut Suparyono (2003:20) bibit yang bermutu adalah bibit yang telah

dinyatakan sebagai bibit yang berkualitas tinggi dengan jenis tanaman unggul.

Bibit yang berkualitas tinggi memiliki daya tumbuh lebih dari 90% dengan

ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Memiliki viabilitas atau dapat mempertahankan kelangsungan

pertumbuhannya menjadi tanaman yang baik atau sering disebut sebagai

bibit unggul.

2. Memiliki kemurnian, artinya terbebas dari kotoran bibit jenis lain,

bebasdari hama dan penyakit.

Adapun sifat-sifat yang dimiliki bibit unggul pada umumnya adalah:

1. Daya hasil tinggi

2. Tahan terhadap gangguan serangga dan penyakit

3. Tahan roboh atau tumbang

4. Umur yang pendek

(11)

Bibit atau benih merupakan salah satu faktor produksi yang habis dalam

satu kali pakai proses produksi. Oleh karena itu petani harus berhati-hati dalam

setiap memilih benih sehingga diperoleh benih yang baik dan bermutu yang dapat

menunjang produksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

2.4.3.2 Pupuk

Pupuk adalah zat atau bahan makanan yang diberikan kepada tanaman

dengan maksud agar zat tersebut dapat diserap oleh tanaman. Pupuk merupakan

zat yang berisi satu atau lebih nutrisi yang digunakan untuk mengembalikan

unsur-unsur yang habis terhisap tanaman dari tanah. Dalam pemberian pupuk

harus dengan dosis yang tepat serta waktu yang tepat pula agar keseimbangan zat

mineral dapat dipertahankan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi

pertanian.

2.4.3.3 Pestisida

Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau

mengendalikan berbagai hama. Dalam pemakaian pestisida harus memperhatikan

dosis maupun ukurannya. Pestisida pada hakikatnya merupakan racun apabila

pemakaiannya terlalu banyak akan bersifat merugikan. Petani di Indonesia

menggunakan pestisida untuk membantu program intensifikasi dalam rangka

mengatasi masalah hama dan penyakit menyerang tanaman pertanian. Pestisida

dapat secara cepat menurunkan populasi hama yang menyerang tanaman sehingga

penurunan hasil pertanian dapat dikurangi (Suparyono, 2003:25).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa dalam

(12)

untuk proses produksi yaitu mencakup biaya tenaga kerja dan biaya bahan

baku,biaya tenaga kerja yang meliputi proses mulai dari pengolahan tanah,

penyebaran benih, penanaman, pemupukan, pemeliharaan atau penyemprotan dan

pemanenan.Sedangkan untuk biaya bahan baku adalah pembelian bibit, pupuk dan

pestisida/obat hama.

2.4.4 Teknologi

Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apa pun tidak dapat dilepaskan

dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan

mesin-mesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian.Demikian pula “Revolusi Hijau”

mulai tahun 1969/1970 disebabkan oleh penemuan teknologi baru dalam bibit

padi dan gandum yang lebih unggul dibanding bibit-bibit yang dikenal

sebelumnya.

Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu

dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas apakah ia produktivitas tanah, modal

atau tenaga kerja. Dengan penggunaan teknologi yang lebih maju dari sebelumnya

maka usahatani yang dilakukan dapat lebih efektif dan efisien, sehingga dapat

memperoleh keuntungan maksimal dengan produktivitas yang tinggi.

Dalam menganalisa peranan teknologi baru dalam pembangunan pertanian

kadang-kadang digunakan dua istilah lain yang sebenarnya berbeda namun dapat

dianggap sama dan sering dipertukarkan karena keduanya menunjukkan pada soal

yang sama yaitu perubahan teknik (technical change) dan inovasi (innovation).

(13)

dalam produksi maupun dalam distribusi barang-barang dan jasa-jasa yang

menjurus ke arah perbaikan dan peningkatan produktivitas. Inovasi berarti pula

suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal

sebelumnya. Inovasi selalu bersifat baru.

Namun, teknologi juga dapat menjadi kendala usahatani karena sulitnya

penerimaan petani terhadap teknologi baru dikarenakan ketidakpercayaannya pada

teknologi tersebut, dan juga karena faktor budaya dari petani itu sendiri yang

enggan menerima teknologi maupun inovasi.

2.5 Penelitian Terdahulu

Rajanami Yun Sukatami (2009) dalam penelitiannya yang berjudul

“Analisis Determinan Produksi Usaha Tani Padi Sawah di Kec. Sei Bingai Kab.

Langkat”, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh luas lahan,

benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja terhadap produksi usaha tani. Data yang

digunakan pada penelitian ini adalah data cross section yang diperoleh dari lokasi

penelitian. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah sampel acak

sederhana dengan sampel yang diambil sebanyak 5 % dari total populasi (167

sampel) dan model yang digunakan adalah model logarima dari fungsi Produksi

Cobb Douglas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa luas lahan, benih, pupuk,

tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produksi usaha tani

sedangkan pestisida tidak berpengaruh signifikan.

Penelitian lainnya yang dilakukan Christofel D. Nababan (2009) tentang

(14)

Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo”, Variabel yang digunakan dalam

model adalah Biaya Pupuk, Jumlah Tenaga Kerja, dan Luas Lahan. Data yang

digunakan adalah data primer dalam satu kali musim panen di bulan April 2008 –

Agustus 2008 .Metode yang digunakan adalah OLS, dan hasil penelitian

menunjukkan bahwa, Independen variabel dapat menjelaskan dependen variable,

sebagian variabel yaitu Jumlah Tenaga Kerja, dan Luas Lahan berpengaruh nyata

terhadap Pendapatan Petani Jagung, sebagian lagi yaitu Biaya Pupuk pengaruhnya

tidak nyata terhadap Pendapatan Petani Jagung.

Muhammad Hafidh (2009) yang penelitiannya bejudul “Pengaruh Tenaga

Kerja, Modal, dan Luas Lahan terhadap Produksi Usaha Tani Padi (Studi kasus di

Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal)”, variabel dalam penelitian ini adalah

tenaga kerja (TK), modal (M), luas lahan (LL) dan produksi usahatani padi sawah

(PUP). Metode pengumpulan data yang digunakan interview guide dan

dokumentasi. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan metode analisis

Deskriptif Presentase dan Model Regresi Linier Berganda. Hasil penelitiannya

Dari hasil analisis model regresi linier berganda terhadap model empiris diperoleh

bahwa nilai koefisien regresi masing-masing variabel bebas pada pertanian padi

sawah di Kecamatan Rowosari yaitu variabel tenaga kerja (TK), modal (M) dan

luas lahan (LL) berpengaruh positif terhadap produksi usahatani padi sawah

(PUP). Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa secara bersama-sama tenaga kerja,

modal, dan luas lahan berpengaruh secara signifikan terhadap produksi usaha tani

(15)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

terhadap produksi usaha

tani sedangkan pestisida

tidak berpengaruh

signifikan. Salah satu

kecamatan di kabupaten

langkat yang memiliki

potensi besar dalam sektor

tanaman pangan adalah

kecamatan sei bingai yang

tersebar hampir semua

desa yang terdapat pada

wilayah kecamatan

satu kali musim

panen di bulan

April 2008 –

Agustus 2008

.Metode yang

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa,

independen variabel dapat

menjelaskan dependen

variabel, sebagian variabel

yaitu jumlah tenaga kerja

dan luas lahan

berpengaruh nyata

(16)

No. Penulis Judul Penelitian

Ukur dan Alat

Analisis Hasil Penelitian

Karo digunakan

adalah OLS

petani jagung, sebagian

lagi yaitu biaya pupuk

berpengaruh tidak nyata

terhadap pendapatan

variabel tenaga kerja

(TK), modal (M) dan luas

lahan (LL) berpengaruh

positif terhadap produksi

usahatani padi sawah

(PUP). Hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa

secara bersama-sama

tenaga kerja, modal, dan

luas lahan berpengaruh

secara signifikan terhadap

produksi usaha tani padi

sawah di Kecamatan

Rowosari Kabupaten

Kendal

(17)

2.6 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:70), hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena,

jawaban yang diberikan melalui hipotesis baru didasarkan teori, dan belum

menggunakan fakta. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan

pengamatan, atau pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan pernyataan Tanah/Luas Lahan

(X1)

Kesejahteraan Petani (Y) Tenaga Kerja (X2)

Modal Kerja (X3)

(18)

tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel

dalam persoalaan. Oleh sebab itu rumusan masalah penelitian ini biasanya disusun

dalam kalimat pernyataan.

Dugaan sementara dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif tanah/luas lahan terhadap kesejahteraan petani

padi.

2. Terdapat pengaruh positif tenaga kerja terhadap kesejahteraan petani padi.

3. Terdapat pengaruh positif modal kerja terhadap kesejahteraan petani padi.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Parameter pengujian yang digunakan adalah resistansi dan tegangan keluaran sensor, (ii) membuat rangkaian akuisisi data untuk menguji sensor dalam mendeteksi bahan

Batas kuantitasi merupakan konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional

Dari skema pembagian SHU ini jelas terlihat bahwa personel yang telah berbuat banyak untuk koperasi (pengawas, pengurus, dan pengelola) mandapatkan reward (penghargaan) yang

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan Bupati Bantul tentang Pedoman Bantuan Keuangan Khusus Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita

Dari eksperimen sederhana pada tes penentuan posisi pada titik kontrol N0005 dan pengukuran detil planimetrik didapat dua hasil yang agak berbeda dimana pada tes

Acara komedi dengan guyonan menggunakan ejekan dan kekerasan fisik menggunakan properti yang semakin tidak masuk akal, serta alur cerita, dialog, dan karakter dari pemain

Semua kegiatan di atas adalah berkembang melalui proses perjuangan, mulai dari pengenalan makna ekonomi Islam, penerapan sebagian dari ekonomi tersebut

Hal ini berarti bahwa: (1) upaya untuk memperoleh kualitas bahan pangan yang baik harus dimulai dari sejak pra-panen sampai pascapanen, dan (2) negara-negara berkembang didiskreditkan