RANCANG BANGUN MODIFIKASI CATALYTIC CONVERTER DENGAN MATERIAL SUBSTRAT TEMBAGA ( CU ) PADA SALURAN GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR UNTUK
MEREDUKSI EMISI GAS BUANG CARBON MONOKSIDA
RM.
BagusIrawan
S t tt /' P en gaj a r F a ku I t as Te kn i k IJ n iv e rs i t as M u h ct m m ad iy ah Se m ara ng
Saluh .ycrtu teknologi rekaya y,ang untuk mengurangi
polusi udara
adalah pemakaian c'tttttl.\,tit'('ont'crlar ),un!4 clipct:;ctugltudu:;ulurun
gos buang kendaraan bermotor. PurJapenelitiun ini
perancanganCatalytic
Converterdibual
dengan menggunakan materialsubslrat lembuga (Cu) sebagai katalisnya yang didisqin
sedemikianrupa
tampq nteninggalkan aspek sederhana, murah dan efesien.Penelitian explorasi laboratoriesini dilskukan
denganmenguji emisi gas buang CO
sebelumdan
sesudah pemosanganCatalytic
Converter ntenggunakanAlat
Gas Analyzer dengon beberapa variasiputaran
dan variasi jumloh lapisan katalis. Dari hasil pengujian didapatkan
bahwa pertambahanjumlah
lapisan katalis meningkatkan efesiensi penurunan konsentrosi CO.Pada.jumlah lapisan 5 sel
efesiensi sebesarl0,68 %,jumlah l0 sel
efesiensi sebesar 28,9% dan
untuk.iumlah sel 20 sebesar 38,05 ok. Namun demikion konsentrasi yangdihasilkan
sangaterat
hubungannya dengan compuran bahanbakar dan udara
sertape rttb ahan var ias
i
nte s in.Kata kunci : Catalytic Converter, katalis
Cu,Konsentrasi CO
Pendahuluan
Pertumbuhan kendaraan bermotor
di
Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkanpeningkatan yang cukup signifikan. Dimana sector'transportasi darat jalan
raya merupakan salah satu sumber polutan dominan penyumbangtingkat polusi
udara yang berasaldari
emisi gas buang kendaraan bermotor.Dari
tahun ke tahun polutan tersebut nreni ngl<at sebandi ng dengan rneningkatnya pemakaiaan kendaraan bennotor.Data
sumberStatistik Dirjen Perhubungan Darat tahun 2000
menunjukkan peningl<atanjumlah
kendaraan bermotoryang
cukup pesatyang
mencapai 8138 o/oI tahun dari
13juta
kendaraandi tahun
1995 menjadi hampir mendekati angka 20juta
pada tahun 2000. Pertumbuhantersebut
sudah barang tentu akan membawa pengaruh nreningkatnya pemakaian BahanBakar Minyak dan
dengan sendirinyapolusi
udara akibat dari ernisi buang kendaraan bermotor menjadi tidak dapat terelakkan lagi.1 HttP://Jurnal.unimus.ac.id
)
Penelitian terdahulu menjelaskan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber pencemar terbesar dan memberikan
kontribusi emisi
gasCarbon Monokida
sebesar67 oh dari total polutan yang ada ( Intisari,
1998). Kontribusi emisi
gas buangCarbon
monoksida tersebutterbentuk akibat
proses pembakaranbahan bakar
yang kurang sempumadi
dalam ruang bakar.Salah satu teknologi yang
digunakanuntuk
mereduksiemisi gas CO
adalahdengan pemasangan Catalytic Converter yang dipasang pada system
saluran pembuanganemisi
gas. Penelitianini
bertujuanuntuk
merancang alat reduksi tersebutyang
berbahan Tembaga sebagaikatalisnya dan ingin
mengetahui efesiensi katalis Tembaga(Cu)
terhadapemisi gas CO
sebelumdan
sesudah pemakaian Catalytic.Penelitian ini diharapkan dapat membantu problem
mengatasi pencemaran udara dengan pendekatan dan pemanfaatan teknologi rekayasaTinjauan Pustaka
Polusi
udara dapat dirasakan semakinhari kian
meningkat terutamadi
daerail yang kepadatan lalu-lintasnya cukuptinggi
sertadi lokasi industri
padat yang kurang memperhatikan dampak lingkungan( Pramudya,2001
).Sumber
PolusiUdara Dari Transportasi.
Polusi udara yang disebabkan oleh transportasi darat yang
dinilai
sangat dominan salah satunya adalah gas buang kendaraan bermotor. Dimanakontribusi
terbesar dari seluruh polutan yang ada adalah gas Carbon Monoksida, sepertiterlihat
padatabel
1..dibawah
ini
:Tabel 1. Sumber polusi udara tahun 1980
SUMBER Polusi ( dalam
juta
ton per tahun )CO Part SOx HC NOx Total
lransportasi 69. l 1,4 0.9 7.8 9,1 88.3
)embakaran baliarr bakar 2.1 1.4 19.0 0,2 10.6 J J.J
)roses industri 5,8 3;7 3.8 r 0.8 0.7 24.8
Jembuansan limbah padat 1) 0.4 0.0 0.6 0,1 J^J
-ain-Z (k. hutan" peftarrian 6.2 0,9 0.0 2.4 0,2 9,',|
Total 85,4 7,8 23,'l 21,8 20,7 159,4
( Sumber: Howard S. PeavY, 1985 )
3
Sedangkan
dilihat dari jenis bahan bakar yang digunakan oleh
kendaraan, besarnyakontribusi emisi
gas buangyang diteliti oleh
Pertaminaditunjukkan
pada tabel halaman berikut : (Pertamina Jakarta,2001
)Tabel 2.3. Kontribusi gas buang berdasarkan jenis bahan bakar
Jenis Gas Buang
Kontribusi Berdasarkan jenis BBM Bensin (%o) Diesel (Y")
Karbonmonoksida ( CO ) 89.0 I 1,0
Hidrokarbon 73,4 27.0
NOr 61,0 39.0
SO, 15.0 85.0
Timah Hitam ( Pb ) 100.0 0.0
COz 53,0 47,0
Asap 1,0 99.0
( Sumber : Pertamina Jakarta, 2001 )
Proses
Pembentukan Carbon Monoksida
dalam gas Buang.Gas Carbon Monoksida dihasilkan dari pembakaran yang
tidak
sempurna akibatdari
pencampuran bahan bakar dan udara yangterlalu kaya. Boleh
dikatakan bahwa terbentuknya CO sangat tergantung dari perbandingan campuran bahan bakar dan udarayang masuk dalam ruang
bakar.Menurut teori bila
terdapat oksigenyang
melebihi perbandingan campuranteori I
ideal(
campuran menjaditerlalu kurus )
maka tidakakan terbentuk CO. Tetapi
kenyataannyaCO juga dihasilkan pada saat
kondisi campuran kurus. Tiga alasan untuk kondisi diatas adalah :.
Pada proses selanjutnya COakan
berubah menjadi COz ,2C
1-Oz ---+
2COZCO
+ Oz
COzAkan tetapi reaksi
ini
lambat dan tidak dapat merubah seluruh sisa CO menjadi CO2.Oleh sebab
itu
campuran yang kurus sekalipun masih juga menghasilkan emisi CO.Pembakaran
yang tidak merata yang ditimbulkan dari tidak
meratanyasuplai i
distribusi bahan bakar di dalam ruang bakar.
Temperatur
di sekeliling silinder yang
rendah,yang
padaakhirnya
menyebabkanperistiwa Quenching, artinya temperatur terlalu rendah untuk
terjadinya pembakaran, sehingga api tidak mencapai daerahini di
dalam silinder.t a
Teknologi Pengontrolan Emisi.
Pengontrolan
emisi
yang dilakukanuntuk
mereduksi gas buang yang berbahaya pada kendaraanbermotor
sudah banyakdilakukan,
terutamadi
negara-negara maju.Metode dan teknik yang dilakukan
ada beberapa macam, antaralain
dengan jalanmelakukan pemilihan
bahanbakar, pemilihan
prosesdan
perawatanmesin.
Untukmereduksi gas buang
kendaraanbermotor
tersebut,metode yang
biasanya dipakai adalah :. Modifikasi
Mesin.. Modifikasi
pada saluran gas buang.o Modifikasi
penggunaan bahan bakar atau system bahan bakarnya.Pada penelitian
ini
metode ke dua yang akan dipakai untuk mereduksi emisi gas buang kendaraan bermotor yaitu dengan pembuatan dan pemasangan catalytic converter pada saluran gas buang.Catalytic Converter.
Catalytic
converter merupakanalat yang
digunakan sebagaikontrol emisi
gasbuang yang diletakkan setelah exhaust
manifold
pada system pembuangan kendaraaan bermotor ( Husselbee' 1985 ).Gambar 1. SYstem
Katalis.
Katalis
meruPakandikonsumsi dalam
reaksi reaksi.Di dunia
industrigas buang dengan catalytic converter ( Heisler' 1995 )
{r'r.<
rr.1ly
suatu
zat yang
mempengaruhi kecepatan reaksitetapi
tidakdan tidak
mempengaruhi kesetimbangankimia
pada akhirkatalis telah
digunakan secara luas, terutama pada industri5
kimia. Akhir-akhir ini
katalisjuga
digunakanuntuk
menangani masalahpolusi
udara, terutama untuk mengurangi emisi gas Carbon Monoksida pada kendaraan bermotor.Bahan
-
bahan yang dapat digunakan sebagai katalis adalah menggunakan logam-
logammulia
antaralain
Platinum, Rhodium dan Palladium. Namun karena jumlahnya terbatas dan harga mahal maka membatasi pemakaiannya.Pada penelitian terdahulu telah dilakukan pengujian dengan menggunakan logam Tembaga
(
Cu)
berupa kawat email yang dibentuk menjadililitan
yang dipasang padaknalpot
sepedamotor dua tak. Katalis Cu ini
mampu mereduksiemisi
gas CarbonMonoksida ( CO )
sampai5,78 yo,
Dengan semakin banyaknyajumlah lilitan
Cu terdapat kecenderungan penurunan kadar CO. (Aryanto,
.A.rief,2000 ).Dari
hasil penelitian tersebut makaakan
digunakanpula
logam Tembaga(
Cu )yang
akandiujikan
pada kendaraan bermotorroda
empat.Pemilihan katalis
tersebut jugadidasari oleh
harga yang relatif murah dan banyak terdapat di pasaran.Metodelogi Penelitian
Bahan Penelitian.
Pembuatan bahan
penelitian ini terdiri dari
dua bagianyaitu konstruksi
bagian dalam dan bagianluar
Catalytic Converter, Konstruksibagian
dalam berupa material substratdan
washcoat sedangkan bagianluar
beruparumah katalis (
chasing)
danPenopang.
Material Substart.
Material substrat untuk konstruksi bagian dalam terbuat dari Tembaga ( Cu ) yang
berbentuk plat berukuran 30 x 120 cm
denganketebalan 0,6 mm. Plat
tersebut kemudian dipotong dan dibentukoval
disesuaikan dengan bentuk chasingnyadan
% luasandiberi
lubang berdiameter2 mm, jarak
antar lubang3 mm
danjumlah plat
35 buah., J trrr
*L- ,l
---1
r-
t nn s r-Q (: '.: ii
L '''t occc
:=- +C|4.3 5
? Lt-rro4 4 "\-tuo'::=' '*tf_l
=?\
tI
/
iGambar 2. Material Substrat
6
Penggunaan bahan
ini
karena tembagamemiliki
beberapa kelebihan antaralain
:tahan terhadap temperatur
tinggi,
mempunyailife
time yang lebih lama darijenis
logamlain,
mudahdijumpai di
pasaran, mampu bentuk dan hargarelatif murah (
Degobet, 1995 danMirmanto,
1999 )Washcoat
Washcoat merupakan bahan yang dilapiskan pada material substrat yang berfungsi sebagai bahan
aktif
katalis. Washcoat tersebut dapat meningkatkan kemampuan reduksi emisir gas buang.Namun
karenapenelitian ini ingin
mengetahui kemampuan danefektifitas
logamTembaga (
Cu)
tampa adanya bahanlain
yangdilapisi,
maka tidak ditambahkan bahan tersebut.Chasing
Chasing adalah bagian
luar dari catalytic
Converteryang dipilih
sesuai bentuk umum yang sering digunakan terbuat dari plat baja. Chasingini memiliki
penutup yang dapatdibuka dan ditutup
denganbaut,
saat pergantianvariasi jumlah sel
kerangkabagian dalam.
Chasingini
dipasang asbesyang
bergunamelindungi bagian
dalam dengan konstruksi luar, peredam getaran, insulator panas dan menghindari kobocorandari
gas buang. Pada ujung Chasing dipasang Flange(
penopang)
dandiberi
packing knalpot, sehingga pada saat pemasangan kondisi Catalytic Converter benar-
benar rapat dan kencang.Gambar
3.Konstruksi luar
yangdapat dibuka
danditutup
Persiapan
Pengujian
:Alat-alat Pengujian
Alat,pengujian
terdiri
dari :r
MesinUji
Mesin Toyota Corona 2000 CC tahun 1980o
Gas Anayzer.e
Pencatat waktu ( Stop Watch )..
Gelas Ukur..
Terrnocoupel..
Thacometer.Persiapan
Kendisi Standart Mesin.r
iSebelurn pengujian emisi gas buang berlangsung, terlebih dahulu mempersiapkan
kondisistandartmesinsehinggasiappadakondisikerja'
Pengujian ini dilakukan dua
tahapanyaitu :
pertama p-engujianlogam
yangdigunakan
sebagai bahankatalis dan kedua pengujian emisi gas buang
kendaraanbermotor yang
sebelumnyadidahului
dengan pemanasanmesin dan kalibrasi
gasanalyzer.
'ii.
:
Pr,ugujian l.ogam.
lPengujian
ini dilakukan untuk
mengetahuikomposisi kimia
bahanyang
akan digunakan sebagaikatalis.
Pengrrjianini dilakukan di Laboratorium Uji Logarn
PT.Texmaco Perkasa Enginnering Kendal.
Pemanasan Mesin.
Tujuan dilakukannya
pemanasanmesin adalah untuk
mempersiapkan mesin supaya pada kondisi kerja.Kalibrasi
GasAnalizer.
Setelah mesin
beradapada kondisi kerja kemudian dilakukan kalibrasi
gasanaly zer . Kalibrasi
ini
dilakukan secara oto matis.8
Pengujian Emisi
Gas denganPengukuran Tanpa Catalytic Converter.
Pengukuran
ini memiliki
tujuanuntuk
mengetahuijumlah emisi
gas buang yang dikeluarkan oleh mesinuji.
Data yang didapatkan dari hasil pengukuranini
digunakan sebagai pembanding dengandata
pada pengukuran dengan menggunakan Catalytic Converter. Langkah-
langkah pengukuran sebagai berikut :. Mesin dalam keadaan menyala dalam kondisi idle dan probe sensor
telah dimasukkan dalam knalpot..
Stop watch dinyalakan.. Lihat
gelasukur
yang berisi bahan bakar,ketika
akan habisnilai
pada gas analyzer mulai dicatat. Pencatatan dicari pada kondisi angka pada display yang telah stabil.o Ketika
bensin telah habis, stopwatch dimatikan ( waktu yang
tercatat merupakanwaktu lamanya
pengukuran.Dan gelas ukur kembali diisi untuk
pengukuranselanjutnya.
.
Ker-nudian dengan langkahyang
samapula,
pengukurandilakukan kembali
untuk putaran mesin yang berbedayaitu idle,
1000rpm,
2000rpm,
3000rpm lalu
turun pada 2000rpm,
1000 rpm dan kembali pada putaran idle.o
Setelah langkah tersebut selesai, maka pengukuran pertama tampa catalytic converter telah selesai.Pengujian
emisi Gas clenganPengukuran
DenganCatalytic Converter.
Setelah pengukuran pertama selesai maka pengukuran kedua dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :o
Setelahmesin dimatikan unit Catalytic Converter
dipasangpada knalpot
mesindengan
melepasflange
sambunganpipa knalpot.
Kencangkanbaut flange
danpastikan dalam kondisi rapat dan tidak ada kebocoran.
. Setelah unit Catalytic Converter terpasang, mesin dihidupkan kembali,
lalupengukuran diulangi kembali sesuai urutan pengukuran pertama.
.
Pengukuran dilakukan dengan pergantianvariasi
selCatalytic
Converteryaitu :
5,10,20 sel Tembaga murni.
.
pengukuran pertama dan kedua dilakukan3 x
percobaanuntuk tiap
variasi putaran mesin.Variabel Penelitian.
.
Variabel kendali yang meliputijenis
bahan bakar yang digunakan adalah premium,tebal plat untuk katalis
adalah0,6 mm dan jumlah
lubangplat yang
digunakan adalah 180 lubang, diameter lubang2mm
dan jarak antar lubang 3 mm.o Variabel berubah
yangmeliputi variasi rpm
mesindari
putaranidle,
1000 rpnr, 2000rpm,3000
rpm,turun
kembalike
2000rpm,
1000rpm dan idle.
Jumlah plat yang digunakan 5, 10 ,20buah
dan jarak plat menyesuaikanjumlah
plat..
Variabel respon yangmeliputi
konsentrasi emisigas
tampa katalis dan konsentaris emisigas
dengan katalis.Analisis
data.Data yang diperoleh
akan dianalisa secaradeskriptif
denganmelihat
melalui tampilangrafik'grafik
yang ada untukmengetahui
seberapa berarti pengaruh variasi-
variasi yang dilakukan pada penelitian
ini
terhadap emisi gas buang CO mesinuji.
Tempat Penelitian.
Pengujian
dilakukan di laboratorium
engineBMW ASTRA MOBIL
Siliwangi Semarang,Hasil dan Pembahasan
Hasil Pengujian
Logam.Dari
hasil pengujian yang telah dilakukandi
PT Texmaco Perkasa Engineering, diperoleh komposisikimia
bahan pada tabel 1 dibawahini
:Tabel 1. Hasil pengujian logam Tembaga
No Parameter Kadar ( 7o ) No Parameter Kadar ( % )
I
)
aJ
4 5
Cu Si
S C P
99,993 0,001 5
0,0049 0 0
6 7 8 9 10
Mn Cr Mo Mg
Fe
0 0 0 0 0 ( Sumber : Hasil Uji di PT. Texmaco ,2003 )
Dari data tersebut
dapatdiketahui
bahwajenis logam yang
digunakan untuk katalis pada catalytic Converter adalah tembaga murni dengan kadar 99,993o
.10
Pengaruh Pemakaian Catalytic Converter Terhadap Penurunan Konsentrasi Emisi
GasCarbon Monoksida.
Dari
hasil pengujian yang dilakukan terhadap mesin Toyota Corona buatan tahun 1980 dengan penambahanCatalyic
Converter Tembaga(
Cu) mumi 5 sel,
10 sel dan20
sel diperoleh data konsentrasiemisi
gas Carbon Monoksida yang kemudian dibuatgrafik
dibawahini
:4 3.5 3
2
-t-Tampa
CC-*-CC
5 selCC 10 sel '':'',
"
CC 20 sel3000
rpm
Gambar
1.Grafik
pengaruh pemakaian Catalytic Converter terhadap konsentrasi CO yang dihasilkanDari gambar diatas menunjukkan bahwa emisi CO secara
keseluruhan mengalami penurunan konsentrasi pada setiapvariasi
putarannaik, dari
putaran idle hingga putaran 3000 rprn dan pada putaran turunsampai
putaranidle
yang dilakukan saat pengujian berlangsung.Penurunan tersebut akibat dari pemakaian Catalytic converter
yang dipasang padasaluran
gas buang kendaraan.Dari
gambar tersebutterlihat
bahwa penurunanemisi CO
terbesar adalah pada lapisan katalis yang berjumlah 20 sel.Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatanjumlah
lapisan katalis yang digunakan dan dipasang pada konstruksi dalam Catalytic Converter akarr meningkatkan penurunan konsentrasi emisi CO lebih besar.Efisiensi
RemovalEmisi
GasBuang CO
olehCatalytic Converter.
Dari pengujian yang dilakukan dengan penambahan Catalytic
Converter didapatkanhasil
bahwaterjadi removal
atau penurunan pada konsentrasiemisi
gasbuang Carbon Monoksida
padatiap variasi sel yang dilakukan. Efesiensi
removal merupakan indikasi reduksi dari emisi gas buang CO oleh Catalytic Converter. Efesiensi konversiini
tergantungoleh
factor utama yaitu air fuel ratio atau lambda. Kemampuan konversidari
Catalytic Converter Tembaga untuk mereduksi konsentrasi gas CO pada mesinuji
dapatdilihat
pada dibawah ;s
oooo
!(,o co
v
11
Efesiensi konversi
konsentarsiCO Catalytic Converter Cu 5 sel tiap
putaran mesin berbeda.Konversi
terbesarterjadi
pada putaranturun 3000 rpm yaitu
sebesar10,68 oA. Sedangkan konversi terendah terjadi pada putaran idle yaitu sebesar 4,32 Ys.
Pada Catalytic Converter
Cu
10 selrata*
rata lebih besar dibandingkan dengan 5 sel pada setiap variasi putarannya. Efesiensi konversiteringgi
pada putarannaik
1000 rpm yaitu sebesar 28,9 yo. Sedangkan efesiensi terendah pada putaran idleyaitu
sebesar12,65 0h.
i
{-CQ 5 set l
*I* cQ 1o sel cc 20 sel I
Gambar
2.Grafik efesiensi removal emisi CO dengan Catalytic Converter
Tembaga ( Cu)
5sel,
10sel
dan20
sel40 35
(g30
BrsEzo
t
o 'tsSro
5
Efisiensi removal
semakin meningkatuntuk tiap variasi
putaran mesinnya padajumlah
katalis 20 sel. Efisiensi tertinggi pada putarannaik
1000 rpm yaitu sebesar 38,05%.
Sedangkanefisiensi
terendahterjadi
pada putaranturun 2000 rpm yaitu
sebesar21,29
Ya.Pada putaran
idle untuk variasi
sel yang digunakan menunjukkan bahwa tingkat efesiensiremoval
CO masih rendah,hal ini
disebabkan karena suhu pembakaran dansr"rhu dalam chasing yang belum
tinggi
sehingga CO belum teroksidasi secara sempurna.Pada putaran selanjutnya
terjadi fluktuasi
efesiensi removalCO
yang diakibatkan daritidak
hon'regenitasnya campuran bahan bakar dan udara sejakdari
suplai awal exhaust ntanipol sebelum masuk ke Catalytic Converter.Hal ini
dapatdilihat dari naik
tllrunyanilai
lambda pada tiap variasi putaran dan variasi sel yang digunakan dalam penelitian.Dari
gambar tersebut dapatdiketahui
bahwa dengan penambahansel
katalis yang digunakan akan meningkatkan efesiensi removal CO dan sekaligus menunjukkanefektifitas Catalytic Converter
TembagaCu. Namun
penambahanjumlah sel
yang digunakan sangat tergantungdari konstruksi
Chasing(
kor-rstruksiluar ).
Kesulitanpemasangan pada saluran buang karena ukuran yang terlalu panjang, membatasinya.
t2
Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut
:o
Pemakaian Catalytic Converter Tembaga(
Cu)
dapat menurunkan konsentrasi emisi Carbon Monoksida, dimana terjadi penunrnan terbesar pada pemakaian 20 selr
Efesiensi removal emisi gas buang CO untuktiap
variasi putaran mesin dan variasijumlah sel
berbeda.Dimana setiap
penambahanjumlah sel efesiensi
semakin meningkat.Katalis
5 sel :o
Efesiensi tertinggi sebesar 10,68 oA terjadi pada putaran 3000 rpm..
Efesiensi terendah sebesar 4,32yo terjadi pada putaran idle.Katalis
10 sel :o
Efesiensi tertinggi sebesar 28,9 oA terjadi pada putarannaik
1000 rpm..
Efesiensi terendah sebesar 12,65 0/a terjadi pada putaran idle.Katalis
20 sel.
Efesiensi tertinggi sebesar 38,05 oh padaputarannaik
1000 rpm.o
Efesiensi terendah sebesar 21,29 Yo pada putaran turun idle.Saran
Catalytic
Converter Tembaga( Cu )
dapat diterapkanuntuk alternatif
penggantiDatalyic
Converter yang sudah ada dipasaran.DAF'TAR PUSTAKA
Arya, W. Wisnu, lggg,
Dampak PencemaranLingkungar,
Cetakan Kedua, PenerbitAndi
Offset, Yo gyakarta.Arcadio P. Sincero Sr, Gregoria A. Aincero,
1995,Environmental
Engineering A Design Approach. A PrenticeHall
Company, New Jersey.Aryanto A, Razif M,
2000, Study Penggunaan Tembaga(
Cu)
Sebagai Catalytic Converter PadaKnalpot
SepedaMotor Dua
Tak TerhadopEmisi
GasCO
(jurnal
), Teknik Lingkungan, ITS.Bapedal,
1996, Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran (Jdara. Semarang.13
Calryono A, Razif M, Mursid M, Pengaruh Katalis Oksida Tembaga *
Krom TerhadapPutaran Mesin
kendaranBermotor ( jurnal ),Teknik
Lingkungan&Teknik
Mesin ITS.Darsono, Valentino, 1995, Pengantar llmu Lingkungan, Edisi revisi,
Penerbit UniversitasAirlangga, Yo gyakarta.Dirjen Perhubungan Darat, 2000, Program Langit Biru dan
KonservasiEnergi
(Jurnal ).
Harsanto, 2001,
PencemaranUriara,
PengaruhSerta Cara
Penanggulangannya ( Jurnal )Heinz Heisler,
1995, Advanced Engine Tecnology Hodder Headline Group, London.Howard S
Peavy,Donald R Rowe,
GeorgeTchaobanoglous,
1985, Environruental Engineering, Megraw* Hill
Book Co.Intisari,
1998,Merenda Birunya Langit Kota
( Jurnal ).Pelangi, 1997,
TheStudy on The Intregated air Quality
Managementfor
JakartaMetropolitan Area ( Jurnal ).
Pelangi,
1999, Upaya Mengurangi Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor ( Jurnal ).Sitepoe,
Mangku ,
1997, Usaha Mencegah Pencemaran Udara, Terbitan pertama, PT Gransindo, JakartaSpringer - Verlag New York Inc,
1970, CatalystHanbook. Ihlfe Scintific
Book, London-
England.Sunu, Pramudya,200l, Melindungi Lingkungan
denganMenerapkan ISO
14001, Terbitan pertama, PT. Gramedia Indonesia, Jakarta.Surdia, Tata, 1985,
PengetahuanBahan Teknik, Cetakan Pertama, PT
Pradnya Paramita, Jakarta.Toyota Training
center, 2000, Emission Control Step Two.V.A.W Heller, 1995, Fundamental Motor Vehicle Technologt, Edisi ke-4, FIMI
Stanley Thorne ( Publisehers ) Ltd.
William L.Husselbee,
1985,Automotive Cooling Exhaust, Fuel and Lubricating
Systems. A Prentice
Hall
Compary, Reston,Virginia.
Wolt PC,
1971,Carbon
Monoxide-
Measurementand Monitorong in Urban Air
Environment, Sei and Technol.