No.x, JSSN: 1978-1520 n 54
54
Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar
Pada BEI Periode 2015-2020
Fandi Fakhru Roja Saragih, Almastoni, Tarwiyah
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas IBBI e-Mail: [email protected], [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2015-2021. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sub sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2015-2020 sebanyak 52 perusahaan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling, diperoleh sebanyak 25 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan alat analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda pada tingkat signifikansi 5%. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa leverage dan pertumbuhan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa leverage yang diproksikan dengan DER (debt to equity ratio) dan pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan pertumbuhan penjualan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. ukuran perusahaan yang diproksikan dengan LN total aset secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa leverage, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Kata Kunci: Leverage, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Kinerja Perusahaan
1. PENDAHULUAN
Seorang investor sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan, perlu memastikan bahwa modal yang ditanamkan mampu memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan atau tidak, yaitu dengan mengetahui kinerja perusahaan. Sebuah perusahaan dikatakan baik jika dapat memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan atas investasi yang dilakukan oleh investor. Salah satu cara untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan adalah dengan menganalisis rasio profitabilitasnya untuk mengelola laba yang diperoleh perusahaan.
Pasar modal yang menjadi sarana bagi para pencari modal dan investor untuk saling bertransaksi sangat bergantung pada pertukaran informasi. Informasi ini penting karena dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh investor. Menurut Fadhilla (2016), ”salah satu informasi yang digunakan investor dalam pengambilan keputusan investasi adalah informasi kinerja perusahaan, khususnya informasi kinerja keuangan perusahaan”. Dengan adanya informasi tersebut, investor memiliki harapan bahwa modal yang ditanamkan akan dikelola dengan baik dan menghasilkan keuntungan jika diberikan kepada perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik.
Dalam penelitian ini, return on equity (ROE) dinyatakan sebagai ukuran profitabilitas suatu perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2010:28), “Return on Equity (ROE) adalah rasio laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian modal yang ditanamkan oleh para pemegang saham”. Dari definisi ROE di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian yang dapat diterima pemilik perusahaan (pemegang saham) atas modal disetor perusahaan. Secara umum semakin tinggi ROE maka semakin baik posisi pemilik perusahaan, sehingga menghasilkan penilaian
investor yang baik terhadap perusahaan yang dapat meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan.
Kinerja keuangan yang baik merupakan tujuan yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan. Kinerja perusahaan menggambarkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan.
Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan.
Menurut Fahmi (2012:2) mendefinisikan kinerja keuangan sebagai “suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu perusahaan telah menerapkan dengan menggunakan aturan pelaksanaan keuangan secara benar dan tepat”. Jadi, dari kinerja keuangan dapat dilihat bahwa perusahaan baik dan buruk dalam kinerjanya.
Menurut Zarkasyi (2011:48) “Untuk mengetahui tingkat kinerja suatu perusahaan, dilakukan serangkaian tindakan evaluasi, yaitu penilaian terhadap hasil usaha yang diperoleh selama periode tertentu”.
Dalam konsep ini, evaluasi kinerja melibatkan tugas untuk mengukur berbagai aktivitas tingkat organisasi untuk menghasilkan informasi umpan balik untuk melakukan perbaikan bagi perusahaan. Pada tahun 2016, ROE tertinggi dimiliki oleh PT. Delta Djakarta, Tbk yaitu 2.125. Sedangkan ROE terendah dialami oleh PT. Tri Banyan Tirta, Tbk yaitu -2,270. Pada tahun 2017, ROE tertinggi dimiliki oleh PT.
Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk yaitu 7.711. Sedangkan ROE terendah dialami oleh PT. Tri Banyan Tirta Tbk, yaitu -5.671. Pada tahun 2018, ROE tertinggi dimiliki oleh PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk, yaitu 7.933. Sedangkan ROE terendah dialami oleh PT. Tri Banyan Tirta, Tbk yaitu -2.982. Pada tahun 2019, ROE tertinggi dimiliki oleh PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk, yaitu 6.083. Sedangkan ROE terendah dialami oleh PT. Tri Banyan Tirta, Tbk yaitu 1.121. Pada tahun 2020, ROE tertinggi dimiliki oleh PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk, yaitu 5.686. Sedangkan ROE terendah dialami oleh PT. Tri Banyan Tirta, Tbk yaitu -0,800. Dilihat dari uraian, ROE yang terus meningkat setiap tahunnya adalah PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk. Sedangkan perusahaan yang ROE-nya sering mengalami penurunan yaitu PT. Tri Banyan Tirta, Tbk.
Penurunan kinerja keuangan tersebut disebabkan oleh pengelolaan perusahaan yang kurang baik.
Saat mengambil keputusan investasi, investor sering melihat ukuran perusahaan dan mengevaluasi kinerja keuanganannya. Leverage adalah alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar ketergantungan perusahaan kepada krediturnya untuk mendanai asetnya. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi sangat bergantung pada pinjaman eksternal untuk membiayai aset mereka. Sementara itu, perusahaan dengan tingkat leverage yang lebih rendah lebih banyak mendanai asetnya mereka dengan ekuitas. Oleh karena itu. tingkat leverage juga menggambarkan risiko keuangan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Silalahi (2017), Warmana (2015) dan Suprihatin (2016) menyimpulkan bahwa leverage berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Semakin tinggi tingkat hutang, ternyata berkorelasi negatif dengan kinerja perusahaan.
Semakin besar leverage, semakin besar aset perusahaan atau pembiayaan yang diperoleh dari hutang.
Semakin besar hutang, semakin besar kemungkinan kegagalan perusahaan untuk tidak mampu membayar hutangnya sehingga beresiko bangkrut.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurcahya (2014), Wardani (2016), dan Ifada (2017) memandang positif mengenai pengaruh leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan. Leverage adalah perhitungan yang menggambarkan sejauh mana modal perusahaan dapat menutupi kewajibannya dan menilai sejauh mana aktivitasnya dihasilkan dari kewajibannya. Leverage menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menutupi pembayaran hutang jangka panjang dengan menggunakan modal sendiri atau modal dari pemangku kepentingan. Rasio Debt to Equity (DER) yang tinggi dapat menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengoperasikan hutangnya sebagai ekuitas. Hutang ini, bila digunakan dengan benar, dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada operasi yang menggunakan ekuitasnya sendiri.
Ukuran perusahaan merupakan variabel dugaan yang sering digunakan untuk menjelaskan ketidaksesuaian pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini terkait dengan teori keagenan bahwa perusahaan besar dengan biaya keagenan yang lebih tinggi akan mengungkapkan informasi yang lebih komprehensif untuk mengurangi biaya keagenan. Penelitian yang dilakukan oleh Munthe (2014), Silalahi (2017), Isbanah (2015), dan Yunizar (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan berdasarkan fakta bahwa semakin besar suatu perusahaan akan memiliki tingkat pertumbuhan, sehingga perusahaan akan lebih berani menggunakan jumlah pinjaman yang besar untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Fachrudin (2016), Mahaputeri (2014) dan Immanuela (2014) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan memiliki ukuran perusahaan yang besar dan ukuran perusahaan tidak mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan, tetapi kinerja keuangan perusahaan dipengaruhi oleh manajemen operasional yang efisien yang akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu, ukuran perusahaan berkorelasi negatif dengan kinerja keuangan perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan (Growth) merupakan bagian salah satu pertimbangan investor dalam berinvestasi. Menurut Sari (2012), “perusahaan yang memiliki growth opportunity yang tinggi diharapkan dapat memberikan profitabilitas yang tinggi di masa depan, diharapkan laba lebih persisten (berkualitas tinggi), sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut”. Cara paling sederhana untuk melihat pertumbuhan perusahaan adalah melalui penjualannya. Perusahaan yang tumbuh dan berkembang tentunya akan memiliki penjualan yang baik. Oleh karena itu,jika seorang investor ingin menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut, mereka dapat melihat angka penjualan perusahaan tersebut walaupun, angka penjualan tersebut tidak mutlak menentukan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik. Penelitian tentang pertumbuhan perusahaan dengan kinerja perusahaan belum banyak dilakukan sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya, pertumbuhan perusahaan cenderung dikaitkan dengan nilai perusahaan dan harga saham.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Novari dan Lestari (2017). Variabel independen yang diteliti pada penelitian sebelumnya terdiri dari ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas. Berbeda dengan penelitian ini, dimana variabel independen terdiri dari leverage, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan. Penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan manufaktur, sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur tetapi hanya pada sub sektor aneka industri. Selain itu, periode penelitian sebelumnya adalah 2012-2014, sedangkan periode penelitian ini adalah 2015-2020.
Penelitian ini dilakukan dengan mencari data di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan berfokus pada perusahaan manufaktur. Alasan pemilihan manufaktur adalah karena menurut Damayanti (2011),
”Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dipasarkan yang melibatkan berbagai sumber bahan baku, proses produksi, dan teknologi. Dalam mempertahankan eksistensinya, perusahaan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya”.
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis mengambil judul “Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Aneka Industri Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, untuk mengetahui dampak atau pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan Perusahaan pada kinerja perusahaan. Dimana dalam penelitian ini kinerja keuangan diproyeksikan dengan ROE.
2. METODE
2.1. Metode yang digunakan
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang didasarkan pada filosofi positivisme, yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
2.2. Operasional Variabel Penelitian
Variabel operasional dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
2.2.1 Variabel Dependen
Variabel pertama dalam penelitian ini adalah Kinerja Keuangan dan variabel ini diukur dengan menggunakan ROE satu tahun ke depan. Perusahaan dengan ekuitasnya yang sebesar-besarnya harus menghasilkan return yang tinggi agar dapat bertahan dalam dunia bisnis. Dalam penelitian ini, ROE diukur dengan menggunakan rumus laba bersih/ekuitas. Rumus matematisnya adalah:
!"#$%& (& )*$+#, (!()) = Laba Bersih Setelah Pajak Total Ekuitas
2.2.2 Variabel Independen
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Leverage
Leverage diukur dengan menggunakan rasio total kewajiban terhadap ekuitas, skala yang digunakan adalah skala rasio. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
!"#$ &'()$* +,$)- (!&+) = Total Kewajiban Total Ekuitas
2. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan total aset yang dimiliki perusahaan, karena nilai aset relatif lebih stabil dan dapat menggambarkan ukuran perusahaan. Total aset akan ditransformasikan dalam bentuk natural log.
SIZE = Log Natural (Total Aset) 3. Pertumbuhan Perusahaan (Growth)
Dalam penelitian ini, peluang pertumbuhan (growth) perusahaan yang diukur dengan pertumbuhan penjualan perusahaan mencerminkan keberhasilan operasional perusahaan pada periode sebelumnya dan dapat digunakan sebagai prediksi pertumbuhan di masa yang akan datang. Pertumbuhan perusahaan dihitung dengan menggunakan persentase pertumbuhan penjualan pada tahun t dibandingkan dengan penjualan pada tahun t-1.
Rumus yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan perusahaan adalah:
Pertumbuhan Perusahaan = Sales t − Sales t − 1 23456 7 − 1
2.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis dan sumber data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam skala numerik. Sumber data penelitian ini adalah data sekunder, data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya berupa tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.
Data sekunder diperoleh dari website www. idx.co.id berupa ringkasan laporan keuangan sampel perusahaan yang dipublikasikan.
2.4 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2015-2020. Sedangkan metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu jenis pemilihan sampel tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu, yaitu:
1. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 2015-2020;
2. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang menerbitkan laporan keuangan berturut-turut periode 2015-2020;
3. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang menggunakan Rupiah selama 2015-2020;
4. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang mengalami keuntungan selama periode penelitian 2015-2020.
Tabel 1. Sampel Penelitian
No Kriteria Sampel
1 Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI pada tahun 2015-2020.
52 2 Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang
tidak mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut periode 2015-2020.
(9)
3 Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang tidak menggunakan mata uang rupiah selama tahun 2015- 2020.
(6)
4 Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang mengalami kerugian selama periode penelitian tahun 2015-2020.
(12)
Jumlah Sampel Perusahaan 25
Jumlah Observasi Pengamatan (6x25) 150
Sumber : www.idx.co.id
Berdasarkan kriteria di atas, maka jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria adalah 25 perusahaan. Dimana jumlah tahun pengamatan dalam penelitian ini adalah 6 tahun, maka penelitian ini memiliki 150 data pengamatan.
2.5. Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS 25 (Statistical Package Science), yang dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Penelitian
3.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian/Perusahaan
Manufaktur adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan bahan baku menjadi produk siap pakai. Saat ini perusahaan manufaktur berkembang sangat pesat setiap tahunnya, baik dari segi laporan keuangan maupun saham yang sudah go public. Saham perusahaan manufaktur juga meningkat setiap tahunnya karena banyak investor yang tertarik untuk menginvestasikan modalnya di sektor perusahaan ini untuk tujuan investasi guna memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2020. Subjek penelitian adalah laporan tahunan perusahaan manufaktur yang datanya diambil langsung dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pemilihan sampel.
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan pada Tabel 1, jumlah perusahaan yang dipilih sebagai sampel penelitian ini adalah 6 tahun, sehingga jumlah observasi dalam penelitian ini adalah 150 observasi.
3.1.2 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan penjelasan tentang nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean). Dan standar deviasi variabel independen dan dependen (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mendeskripsikan data yang terkumpul apa adanya tanpa bermaksud menarik kesimpulan umum atau generalisasi. Untuk menggunakan dan mengolah data sampel yang telah disajikan, perlu diolah dengan menggunakan satuan standar. Satuan standar ini disebut statistik berupa nilai rata-rata minum, maks, dan modus.
1. Rata-rata merupakan nilai rata-rata yang dapat dibilang dengan rumus :
! = ∑!1
Keterangan :
%
n : Jumlah data
∑x1 : jumlah keseluruhan data
2. Minimum, merupakan angka yang bernilai paling kecil 3. Maksimum, merupakan angka yang paling besar
Tabel 2. Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LEVERAGE 150 ,125 11,396 2,03916 2,619423
UKURAN PERUSAHAAN
150 29,69 34,64 31.4252 1,37600
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN ROE
150 150
,5104 ,035
,7714 1,808
,068159 ,09885
,2071609 ,165538 Valid N (listwise) 150
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2021
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 150 observasi yang diteliti pada periode 2015 hingga 2020, dengan penjelasan sebagai berikut:
Nilai minimum variabel leverage sebesar 0,125 yang diperoleh pada perusahaan PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk tahun 2020, sedangkan nilai maksimum variabel leverage adalah 11.396 yang diperoleh pada perusahaan PT. Multistrada Arah Sarana Tbk tahun 2018. Nilai leverage rata- rata adalah 2.03916 dari total pembagian total kewajiban dengan total modal. Standar deviasi leverage adalah 2.619423. Hal ini menunjukkan tingkat penyebaran data pada variabel leverage.
Nilai ukuran perusahaan minimum sebesar 29,69 yang menggambarkan nilai aset perusahaan manufaktur terendah selama periode penelitian dan nilai tersebut terdapat pada perusahaan PT. Astra Otoparts Tbk tahun 2015. Nilai maksimum 34,64 menggambarkan nilai aset tertinggi yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur selama periode penelitian dan nilai ini terdapat pada perusahaan PT. Nipress Tbk tahun 2020. Nilai rata-rata sebesar 31,4252 artinya nilai rata-rata total aset yang dimiliki perusahaan manufaktur selama periode penelitian adalah 31,4252. Sedangkan standar deviasinya adalah 1,37600. Hal ini menunjukkan tingkat ukuran penyebaran data variabel ukuran perusahaan.
Hasil penilaian variabel pertumbuhan perusahaan menghasilkan nilai minimum pertumbuhan perusahaan adalah -0,5104 diperoleh pada perusahaan PT. Kabelindo Murni Tbk pada tahun 2020, sedangkan nilai maksimum pertumbuhan perusahaan adalah 0,7714 yang diperoleh pada perusahaan PT.
Gajah Tunggal Tbk tahun 2015. Nilai rata-rata pertumbuhan perusahaan adalah 0,068159 dari total pembagian total penjualan tahun berjalan dikurangi total penjualan tahun sebelumnya dan dibagi dengan total penjualan tahun sebelumnya. Nilai standar deviasi pertumbuhan perusahaan adalah 0,2071609. Hal ini menunjukkan tingkat ukuran penyebaran data variabel pertumbuhan perusahaan.
Nilai Profitabilitas (ROE) minimum sebesar 0,035 terdapat pada perusahaan PT. Indo Kordsa Tbk tahun 2017. Nilai maksimum 1.808 terdapat pada perusahaan PT. Gajah Tunggal Tbk tahun 2019. Nilai rata-rata 0,09885 artinya nilai rata-rata total aset yang dimiliki perusahaan selama periode penelitian adalah 0,09885. Sedangkan standar deviasinya adalah 0,165538. Hal ini menunjukkan tingkat ukuran penyebaran data variabel profitabilitas perusahaan.
3.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
Untuk membuktikan bahwa penelitian ini bebas dari permasalahan asumsi klasik, maka perlu dilakukan uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi yang dihasilkan baik dan akurat.
3.1.3.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual berdistribusi normal atau tidak dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka berdistribusi normal 2. Jika nilainya jauh lebih kecil dari 0,05 maka distribusinya tidak normal
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Sumber : Hasil Olah Data Penelitian, 2021 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 150
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,16154443
Most Extreme
Differences
Absolute ,275
Positive ,275
Negative -,242
Test Statistic ,275
Asymp. Sig. (2-tailed) ,527
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Hasil uji normalitas yang diperoleh pada Tabel 3 menyatakan nilai signifikan terlihat pada Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,527. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, karena nilai signifikansinya adalah 0,527 > 0,05 dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.
3.1.3.2 Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel bebas dalam model regresi.
Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat variance inflation factor (VIF) dan toleransinya.
Nilai cutoff yang biasa digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <
0.10 atau sama dengan VIF > 10. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas dengan Tolerance dan VIF Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant)
LEVERAGE ,569 1,744
UKURAN_PERUSAHAAN PERTUMBUHAN_PERUSAHAAN
,566 ,941
1,588 1,107 a. Dependent Variable: ROE
Sumber : Hasil Olah Data Penelitian, 2021
Dari hasil pengujian pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel bebas penelitian. Hal ini terlihat pada nilai VIF dan tolerance dimana nilai VIF dasar untuk setiap variabel independen tidak melebihi 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1.
3.1.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi memiliki ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan melihat uji glejser untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas pada penelitian ini. Adapun uji glejser dari hasil pengujian heteroskedastisitas menggunakan SPSS versi 25 dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 5. Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) LEVERAGE UKURAN PERUSAHAA N
PERTUMBU HAN
PERUSAHAA N
,068 ,001 -,013 -.101
,088 ,006 ,011
,062 ,006 -,122 -,140
,445 ,954 ,234 ,104
a. Dependent Variable: Res_2
Sumber : Hasil Olah Data Penelitian, 2021
Berdasarkan hasil yang diperoleh, seperti terlihat pada Tabel 5, terlihat bahwa nilai signifikan variabel Leverage lebih besar dari 0,05 yaitu 0,954, variabel Ukuran Perusahaan lebih besar dari 0,05 yaitu 0,234 dan Pertumbuhan Perusahaan variabel lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,104, maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian ini menunjukkan bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini.
3.1.4 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Hasil pengujian hipotesis digunakan untuk menganalisis pengaruh, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap ROE. Hasil pengujian pada model regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Regresi Linear Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std.
Error Beta
1
(Constant) ,068 ,136 ,498 ,620
Leverage ,013 ,140 ,011 3,468 ,001
Ukuran perusahaan Pertumbuhan Perusahaan
-,014 ,010
,006 ,003
-,249 ,333
-,095 2,910
,925 ,005 Dependent Variable: ROE
Sumber : Hasil Olah Data Penelitian, 2021
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda di atas, maka model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
ROE = 0,068 + 0,013 X1 - 0,014 X2 + 0,10 X3
Berdasarkan parameter-parameter pada persamaan regresi berganda di atas, maka hubungan masing- masing variabel bebas terhadap ROE dapat diartikan sebagai berikut:
1. Dalam model regresi ini, nilai konstanta yang dinyatakan sebesar 0,068 dapat diartikan jika variabel independen dalam model diasumsikan sama dengan 0, rata-rata variabel di luar model masih akan meningkatkan investasi sebesar 0,068. Atau dengan kata lain variabel leverage, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan meningkat, maka ROE perusahaan akan meningkat sebesar 6,8%.
2. Nilai koefisien Leverage sebesar 0,013 dalam penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel Leverage berpengaruh positif terhadap ROE pada perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa Leverage mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka ROE perusahaan akan meningkat sebesar 1,3%.
3. Nilai koefisien ukuran perusahaan sebesar -0,014 dalam penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap ROE perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka ROE perusahaan akan turun sebesar 0,14%.
4. Nilai koefisien pertumbuhan perusahaan sebesar 0,010 dalam penelitian ini berarti variabel pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap ROE perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka ROE perusahaan akan meningkat sebesar 1,0%.
3.1.5 Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap ROE baik secara parsial maupun simultan. Untuk melihat pengaruhnya, dapat dilihat dari hasil pengujian sebagai berikut:
3.1.5.1 Uji Statistik t
Hasil uji t-statistik penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap ROE pada perusahaan manufaktur dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Hasil Uji Statistik t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) ,068 ,136 ,498 ,620
Leverage ,013 ,140 ,011 3,468 ,001
a. Dependent Variable: ROE
Sumber : Hasil Olah Data Penelitian, 2021
Dari Tabel 7, pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Leverage terhadap ROE
Nilai t-hitung untuk variabel leverage adalah 3,468 dan t-tabel df (n-4) = 146 dengan = 5%
diketahui sebesar 1,976.
Dengan demikian t hitung lebih besar dari t tabel (3,468 > 1,976) dan nilai signifikansi 0,001 < 0,05 yang berarti leverage berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ROE.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap ROE
Nilai t-hitung untuk variabel ukuran perusahaan adalah -0,095 dan t-tabel untuk df (n-4) = 146 dengan = 5% diketahui sebesar 1,976. Dengan demikian t hitung lebih kecil dari t tabel (-0,095 <
1,976) dan nilai signifikansi 0,014 > 0,05 yang berarti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ROE.
3. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap ROE
Nilai t hitung untuk variabel pertumbuhan perusahaan sebesar 2,910 dan t tabel untuk df (n-4) = 146 dengan = 5% diketahui sebesar 1,976. Dengan demikian t-hitung lebih besar dari t-tabel (2,910 >
1,976) dan nilai signifikansi 0,005 < 0,05, artinya pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ROE.
3.1.5.2 Uji Statistik F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang dimaksudkan dalam model memiliki pengaruh simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016). Jika F-hitung > F-tabel, < 5%
maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan).
Artinya secara simultan semua variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Uji Statistik F ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression ,054 4 ,049 3,502 ,012b
Residual ,248 145 ,027
Total ,302 149
a. Dependent Variable: ROE
b. Predictors: (Constant), Pertumbuhan_Perusahaan, Leverage, Ukuran_Perusahaan Sumber : Hasil Olah Data Penelitian, 2021
Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa F-hitung sebesar 3,502 dengan nilai signifikansi 0,012.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel (3,502 > 2,66), sedangkan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,012 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa leverage, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap ROE.
3.1.5.3 Uji Koefisien Determinasi
Hasil Uji Regresi (Koefisien Determinasi) terlihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Uji Koefisiensi Determinasi
Pada Tabel 9, dapat dilihat bahwa R sebesar 0,263 atau 26,3% artinya hubungan antara variabel bebas yaitu Leverage, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Perusahaan antara variabel bebas yaitu ROE
1 Ukuran Perusahaan Pertumbuhan Perusahaan
-,014 ,010
,006 ,003
-,249 ,333
-,095 2,910
,925 ,005
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,263a ,069 ,502 ,52849 1,874
a. Predictors: (Constant), Ukuran perusahaan, Leverage, Pertumbuhan perusahaan b. Dependent Variable: ROE
sebesar 26,3%. Angka 26,3% menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama memiliki hubungan yang cukup kuat dengan ROE.
Nilai Adjusted R Square adalah 0,502 atau sama dengan 50,2%. Artinya 50,2% variabel Y (ROE) dipengaruhi oleh variabel Leverage, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Perusahaan. Sedangkan sisanya (100%-50,2% = 49,8%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
3.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa tidak semua dari ketiga variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap ROE, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1. Pengaruh Leverage Parsial terhadap ROE
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap ROE pada perusahaan manufaktur di berbagai sektor industri pada periode 2015-2020. Karena nilai t-hitung > t-tabel (3,468 > 1,976). Hasil ini menunjukkan bahwa pihak-pihak di perusahaan manufaktur efektif dalam mengelola modalnya.
Sehingga jika perusahaan mengelola leverage secara efektif maka akan berdampak positif terhadap profitabilitas. Semakin tinggi tingkat rasio modal, semakin baik, karena jumlah hutang yang tidak dapat ditagih lebih sedikit dan tidak ada investasi berlebih dalam hutang. Dengan cara ini, arus kas masuk bagi perusahaan akan lebih cepat dari penagihan piutang, sehingga kas dapat digunakan kembali untuk kegiatan operasional perusahaan, hal ini berdampak pada kegiatan penjualan dan peningkatan profitabilitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap ROE perusahaan.
2. Pengaruh Parsial Ukuran Perusahaan terhadap ROE
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE pada perusahaan manufaktur di berbagai sektor industri pada periode 2015-2020.
Karena nilai t-hitung < t-tabel (-0,095 < 1,976). Dengan hasil tersebut membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ROE perusahaan. Pengaruh yang tidak signifikan ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan bukan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi profitabilitas. Karena secara teoritis menyatakan bahwa ukuran perusahaan bukan merupakan jaminan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba yang baik.
Pengaruh yang tidak signifikan ini disebabkan oleh semakin besar ukuran suatu perusahaan maka perusahaan akan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya seperti biaya tenaga kerja, biaya administrasi dan umum serta biaya pemeliharaan gedung, mesin, kendaraan dan peralatan sehingga akan dapat menurunkan profitabilitas perusahaan.
3. Pengaruh Parsial Pertumbuhan Perusahaan terhadap ROE
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ROE pada perusahaan manufaktur di berbagai sektor industri pada periode 2015- 2020.
Karena nilai t-hitung > t-tabel (2,910 > 1,976). Hasil ini menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap ROE perusahaan. Pertumbuhan perusahaan yang menggambarkan perubahan kekayaan perusahaan serta peningkatan kinerja perusahaan terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Pertumbuhan perusahaan mempengaruhi profitabilitas perusahaan melalui aset yang dimilikinya.
Jadi semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut diindikasikan memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang sehingga kinerja perusahaan juga baik dalam menghasilkan return dan nilai perusahaan yang sesuai dengan harapan dan mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Jika investor memiliki persepsi negatif terhadap perusahaan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk mencari pendanaan eksternal bagi perusahaan yang nantinya akan mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan.
4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Leverage berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja Perusahaan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2015-2020.
2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2015-2020.
3. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2015-2020.
4. Leverage, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2020.
4.2. Saran
Adapun saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk penelitian diharapkan dapat dikembangkan kembali dalam lingkup yang lebih luas.
2. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan teknik pengujian yang berbeda dan menggunakan waktu penelitian yang cukup lama sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih signifikan.
3. Perusahaan di BEI diharapkan dapat menggunakan studi ini sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan yang tepat mengenai laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A.A Wela Yulia Putra Ida Bagus Badjra, 2015, Pengaruh Leverage, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 7, 2015 :2052- 2067
[2] Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
[3] Damayanti, Melissa Ika. (2011). Hubungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Csr Disclosure) Dengan Kepemilikan Institusional Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang.
[4] Fachrudin, Khaira Amalia. 2016. Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Agency Cost terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 13, No 1, 37-46.
Universitas Sumatra Utara
[5] Fadhillah, Rahmi. 2016. Pengaruh Good Corporate Governance Pada Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2009-2011). Skripsi. Universitas Negeri Padang.
[6] Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan (Panduan Bagi Akademisi, Manajer, Investor untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis Dari Aspek Keuangan). (Bandung: Alfabeta,2012)
[7] Febriana, E. (2016). Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan,Kepemilikan Saham Manajerial Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Pada 2011-2013).
[8] Ghozali Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Semarang:
Universitas Diponegoro.
[9] Gusti, I Ngurah Gede Rudangga & Gede Merta Sudiarta. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.5 No.7, 4394-4422.
[10] Harlan, Johan. 2018. Analisis Regresi Linier. Jakarta : Gunadarma.
[11] Isbanah, Yuyun. 2015. Pengaruh ESOP, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan di BEI. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen. Vol 15, No 1, 28-41. Fakultas Ekonomi dan Universitas Negeri Surabaya
[12] Ifada, Luluk M dan Inayah Nayirotul. 2017. Analisis Pengaruh Tingkat Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan.Fokus Ekonomi Vol 12, No 1: 19-36. UNISSULA Semarang.
[13] Immanela, Intan. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost sebagai Variabel Intervening. No 1 Thn XXXV III. Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.
[14] Martani Dwi, Siregar Sylvia Veronika dkk. 2018. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.
Edisi kedua. Buku satu. Jakarta: Salemba empat.
[15] Mahaputeri, Ajeng Asmi dan Yadnyana. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Kebijakan Pendanaan dan Ukuran Perusahaan pada Kinerja Perusahaan. EJurnal Akuntansi Vol 9, No 1, 58- 68. Universitas Udayana Bali.
[16] Maya, M. M. 2013. “Lebih Dalam Dengan ROE.” Belajar Investasi, http://m3coption.com, diakses tanggal 07 Maret 2021.
[17] Muhardi, W. R. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta, Indonesia: Salemba empat.
[18] Munsaidah, S., Andini, R., & Supriyanto, A. (2016). Analisis Pengaruh Firm Size, Age, Profitabilitas, Leverage, dan Growth Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2014. Journal Of Accounting, 2(2).
[19] Munthe, Kornel. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham dan Ukuran Perusahan Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Manajemen Vol XVII, No 03. Universitas Santo Thomas Medan.
[20] Novari, P. M. & Lestari, P. V. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Properti Dan Real Estate.
[21] Nurcahya, Adi Sindhu; Wahdani, Endang Dwi; dan Setyawan, Setu. 2014. Pengaruh Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan. Vol 4 No 1.
[22] Priyanka, F. (2013). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Yogyakarta , Yogyakarta.
[23] Puspaningrum, Y. (2014). Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta , Yogyakarta.
[24] Ross, Stephen A, et. al. Pengantar Keuangan Perusahaan Fundamental of Corporate Finance buku 1, terjemahan Ratna Saraswati, Jakarta: Salemba Empat, 2015.
[25] Sari, R. A. (2012). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Eek Indonesia. Jurnal Nominal.
Universitas Negeri Yogyakarta, 1(1).
[26] Sekaran, U., & Bougie, R. (2017). Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
[27] Silalahi, Adelina Christin. 2017. Pengaruh Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan.Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol 6, No 8. STIESIA Surabaya
[28] Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualikatif Dan R& D . Bandung: Alfabeta.
[29] Suprihatin, Neneng Sri dan Etty. 2016. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran
[30] Persediaan dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal Akuntansi. Vol 3, No 2.
[31] Suwardika, I. N. A & Mustanda. I. K. (2017). Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Properti.
[32] Utami, A. R. (2017). Pengaruh Investasi Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
[33] Wardani, Deni dan Rudolfus, Maria Yeschrina. 2016. Dampak Leverage, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan.Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol 13, No 1. Indonesia Banking School.
[34] Warmana, G Oka. 2015. Pengaruh Likuidasi Operasi, Leverage Keuangan dan Struktur Utang Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal manajemen Vol 5, No 2. Universitas Mahasaraswati.
Denpasar
[35] Yunizar, Irawan dan Raharjo, Shiddiq Nur.2014.Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Diponegoro Jurnal of accounting. Vol 3, No 4 1-10. Semarang
[36] Zarkasyi, Moh. Wahyudin. 2011. Good Corporate Governance: Pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta