• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI. Paper Seminar Nasional PGMI, FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI. Paper Seminar Nasional PGMI, FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2015"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETENSI BAHASA ARAB UNTUK CALON GURU MI

ةيملاسالإ ةيئادتبالا سرادلما يف نيسردلما يحشرلم ةيبرعلا ةغللا تاءافك

Paper Seminar Nasional PGMI, FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2015”

Oleh: Raswan, M.Pd., M.Pd.I

(Lektor Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, FITK UIN Jakarta)

Pendahuluan

Paper ini dilatarbelakangi oleh pengalaman penulis menjadi guru MI selama kurang lebih 5 tahun sejak 2006 hingga 2011. Perasaan satu hati dengan guru-guru MI serta jurusan PGMI lah yang membangkitkan dan kemudian penulis terpancing untuk menulis satu paper sederhana.

Banyak problematika di MI khususnya mengenai pembelajaran bahasa Arab padahal bahasa Arab merupakan materi inti/tuan rumah MI menurut sejarahnya.

Masalah yang utama adalah mengenai berbagai kebijakan di MI, diantaranya kualifikasi guru dan kompetensinya. Guru kelas di MI sebelumnya banyak bukan merupakan alumni PGMI, kini guru kelas wajib atau dianjurkan merupakan lulusan PGMI. Imbasnya kemenag membuka program S1 kedua bagi guru PAI yang terlanjur sudah mendapatkan sertfikasi guru kelas. Untuk guru bahasa Arab di MI, banyak simpang siur informasi, bahkan ada isu bahwa guru bahasa Arab MI bukan merupakan guru mata pelajaran seperti di M.Ts dan MA, sehingga sejak tahun 2009, di madrasah pembangunan saja tidak ada lagi peserta sertifikasi guru bahasa Arab untuk MI. Bahkan guru bahasa Arab alumni PBA, karena mengajar sebagai guru kelas maka sertifikasinya dilibatkan sebagai profesional guru kelas MI.

Kesimpangsiuran itu alhamdulillah terjawab sudah setelah penulis melakukan beberapa wawancara dengan peserta PLPG bahasa Arab tahun 2014, Bahwa diantara peserta PLPG ada guru bahasa Arab MI-nya. Meskipun di Madrasah pembangunan sebagai tempat penulis pernah mengembangkan diri belum ada lagi sertifikasi guru bahasa Arab MI. Namun penulis melihat bahwa bahasa tidak akan berhasil jika tidak dibudayakan dan dibiasakan. Jika guru bahasa Arab hanya masuk kelas 2 JP dalam satu minggu, dan guru kelaslah yang lebih sering ketemu dengan siswa, maka tidak akan mungkin pembelajaran bahasa Arab tanpa pelibatan guru kelas dalam membudayakan siswa. untuk mensukseskannya guru kelas harus memiliki komptensi minimal dalam bahasa Arab meski bukan sebagai guru mata pelajaran

Atas dasar itu, penulis tertarik untuk mendiskusikan beberapa hal diantaranya pertama, siapa yang berhak mengajar bahasa Arab MI berdasarkan aturan yang berlaku?, Kedua, apa tujuan pembelajaran bahasa Arab di MI secara umum yang sesungguhnya?, ketiga, apakah poisi lingkungan bahasa itu penting dilakukan dengan sinergi guru bahasa Arab dengan guru kelas, dan bagaimana jika lingkungan bahasa Arab tidak tercipta? Jika penting apakah guru kelas yang alumni PGMI perlu diberikan bekal yang lumayan bahasa Arab minimal untuk mencipta lingkungan bahasa Arab di MI? Jika itu tuntutannya bagaimana seharusnya kurikulum dan silabus di PGMI terkait dengan bahasa Arab dan pembelajaran bahasa Arab di MI atau minimal kompetensi bahasa Arab apa yang harus dimiliki guru kelas MI atau calon guru kelas MI? Insya

(2)

Allah paper ini akan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Paper yang dimaksud bertajuk “Kompetensi Bahasa Arab untuk Calon Guru MI

يحشرلم ةيبرعلا ةغللا تاءافك ةيملاسالإ ةيئادتبالا سرادلما يف نيسردلما

”.

Urgensi Bahasa Arab di Madrasah untuk Pendidikan Indonesia

Pendidikan berupaya mencipatakan generasi muda untuk siap menghadapi tantangan zaman.

Tentunya empat kompetensi menjadi tumpuan dalam pelaksanaan pendidikan mulai dari kompetensi spiritual, kompetensi sosial, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan.

Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pasal 3-nya menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Lihat Matsna dan Raswan 2015: 84).

Kompetensi spiritual atau dalam undang-undang disebut beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia merupakan kompetensi yang erat kaitannya dengan nilai-nilai Agama. Lembaga yang paling konsen dengan kompetensi spiritual di Indonesia khususnya agama Islam adalah madrasah. Madrasah Ibtidaiyyah (MI) merupakan madrasah yang setara dengan Sekolah Dasar (SD) plus materi agama dan bahasa Arab. Jika agama di SD hanya satu bidang studi, di MI terdiri dari empat bidang studi yakni Qur‟an Hadits, Akidah Akhlak, Fiqh dan Sejarah Kebudayaan Islam plus bahasa Arab. Jika materi agama minimal ada 7 jam pelajaran ditambah bahasa Arab 2 jam pelajaran, maka materi plus bagi MI sesungguhnya ada 7 JP. Kenapa bahasa Arab, karena kesempurnaan pemahaman agama sangat erat kaitannya dengan pemahaman bahasa Arab.

Bagaimanapun guru MI harus plus dari SD, dari namanya saja beda MI hanya pada bahasa meskipun sesungguhnya ada salah kaprah penamaan1, karena sudah terlanjur ya tidak apa-apa.

Jika guru MI tidak plus untuk apa, plus-nya harus dalam bidang agama dan bahasa Arab, Agama yang dimaksud terdiri dari al-Qur‟an al-Hadits, Fiqh, SKI dan Akidah Akhlak plus bahasa Arab.

Dalam pembahasan dan kajian ilmiah bahasa Arab beda dengan PAI, meski menurut pandangan umum orang awam, keduanya mirip. Walau demikian tidak menapikan bahwa pemaham agama Islam yang mumpuni akan terjadi hanya jika memahami bahasa Arab dengan baik. Bahkan semua bidang kajian agama Islam mewajibkan pengetahuan dan kemahiran bahasa Arab.

1 Salah kaprah penamaan misal M.Ts sebagai SMP padahal

تيملاشالؤ تيىهاثلا تشردالإا

di Arab artinya SMA, sementara MA atau

تيلاعلا تشردالإا

maknanya adalah sekolah tinggi. Harusnya dalam bahasa Arab yang benar MTs adalah MM maksudnya

تيملاشالؤ تطشىخالإا تشردالإا

baru kemudian MA yang benar M.Ts atau

تطشىخالإا تشردالإا

تيملاشالؤ

.

(3)

Dengan demikian rasanya tidak berlebihan jika kemampuan bahasa Arab penting untuk meningkatkan keimanan dan akhlak siswa khususnya yang beragama Islam. Bagaimana pun membaca al Qur‟an dengan pemahaman makna akan lebih efektif dibanding dengan hanya membaca tanpa faham makna. Demikian juga shalat yang akan menjauhkan muslim dari perbuatan keji dan munkar diawali dengan shalat yang difahami maknanya dan bukan sekedar ritual saja.

Kualifikasi Guru Bahasa Arab di MI

Siapa yang mengajar bahasa Arab di MI? alumni PBA, PAI atau PGMI?

Jurusan pendidikan Bahasa Arab menargetkan alumninya untuk mencetak guru bahasa untuk tingkat M.Ts dan MA plus SMA program bahasa. Artinya sejak awal PBA tidak menyiapkan alumninya untuk mengajar ditingkat MI –secara formal- walaupun kenyataan di lapangan banyak diantaranya alumni PBA yang menjadi guru bahasa Arab di MI, terutama di lembaga swasta. Lalu pertanyaannya siapa yang berwenang mengajar bahasa Arab jika guru alumni PBA tidak bisa? Jawaban sepintas mungkin akan mengarah ke guru Agama, karena ada anggapan bahasa Arab dekat dengan agama menurut orang awam.

Oleh karenanya, tak berlebihan kiranya jika guru MI atau alumni PGMI atau calon guru MI harus bisa mengajarkan bahasa Arab. Permen no 16 tahun 2007 secara jelas menyatakan bahwa guru MI adalah sarjana PGMI dan psikologi meski dipandang paradok dengan PP standar nasional pendidikan no19 tahun 2005 yang menyatakan bahwa kualifikasi guru MI bukan hanya sarjana PGMI atau psikologi namun juga sarjana kependidikan lainnya. Meski, jika dilihat hirarkinya PP lebih tinggi dari Permen. Akan tetapi dari waktu lahirnya terkesan bahwa permen telah menghapus PP tersebut terutama dalam hal kualifikasi “kependidikan lainnya” dalam mengajar siswa MI.

Akibat pemahamahan ini pula kemenag membuka program sarjana ke dua bagi guru PAI yang ingin linear untuk mengajar di MI dengan sertifikat profesinya yang sudah terlanjur di guru kelas. Padahal diantaranya ada yang sudah bergelar magister seperti M. Faiz, MA, guru MI Pembangunan UIN Jakarta yang ikut kembali dalam program sarjana kedua bagi guru PAI.

Jika sertifikasi guru bahasa Arab alumni bahasa Arab akan bermasalah di MI atau paling tidak lebih sulit dengan hanya berbekal sarjana pendidikan bahasa Arab bukan sarjana PGMI, kecuali yang sudah terlanjur mendapatkan sertifikasi, maka ke depan guru bahasa Arab di MI mutlak harus diajar oleh guru MI/kelas/alumni PGMI atau paling tidak guru agama. Karena di SD/MI mewajibkan minimal ada guru tambahan olahraga dan agama (PMA), bisa saja difahami bahwa guru bahasa Arab bagian dari guru kelas.

Ini semua memberikan argumen kuat pentingnya kompetensi bahasa Arab guru MI /calon guru MI/mahasiswa PGMI, Apalagi mata kuliah bahasa Arab menjadi salah satu mata kuliah wajib di UIN Jakarta. Implikasinya adalah bahwa guru PGMI harus disiapkan mengenai hal itu melalui mata kuliah wajib ke-UIN-an atau perlu diberikan vitamin tambahan.

Sebab jika kebijakan mahasiswa PGMI hanya mendapatkan dua SKS dengan logika apapun tidak akan mampu menciptakan guru yang bisa mengajar siswa MI sesuai dengan materi

(4)

yang ada di SD plus juga bisa membelajarkan bahasa Arab. Dengan demikian Silabus bahasa Arab perlu disesuaikan dengan kebutuhan mereka sesuai standar mahasiswa UIN juga untuk bekal mengajar bahasa Arab kepada siswa MI.

Menurut Prof. Dr. Aziz Fachrurrozi, MA bahwa guru yang mengajar bahasa Arab seharusnya alumni pendidikan bahasa Arab bukan alumni lainnya. Bukan alumni PGMI, karena sangat „ceroboh‟ jika mengamanatkan bahasa Arab kepada alumni PGMI apalagi hanya dibekali dengan beberapa SKS. Begitupun jika bahasa Arab diajarkan oleh alumni PAI, akan sangat membahayakan. Jika PAI diajar oleh PBA masih mungkin. Jadi sesungguhnya kesalahan atau kekurangperhatian berada pada tataran kementrian agama dalam memposisikan guru bahasa Arab MI sebagai mata pelajaran karena ia memiliki kesulitan khusus.

Oleh karena kurikulum K.13 yang tetap dipakai oleh kemenag menjadikan bahasa Arab sebagai materi wajib sejak kelas 1 yang sebelumnya di KTSP hanya diwajibkan sejak kelas IV meski beberapa madrasah sudah menjadikannya mulok sejak kelas 1 di kurikulum KTSP maka tentunya pertimbangan pengembangan silabusnya pun harus disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Meski tidak untuk menjadi guru bahasa Arab, minimal bisa menjadi guru pengganti bahasa Arab, serta membantu guru bahasa Arab dalam menciptakan budaya bahasa Arab di madrasah.

Pada paper ini penulis hanya akan batasi pada aspek materi yang urgen dikuasai mahasiswa PGMI untuk bisa membelajarkan atau mencipta lingkungan bahasa Arab di MI.

Diskusi dengan Iriani Apriliani, salah satu guru bahasa Arab MI di DKI Jakarta melalui media facebook dan dengan Hj. Istianah, M.Pd, yang tahun 2013 ikut PLPG di kemenag melalui BBM, dengan Ustadz. Zakaria, MA melalui SMS, serta kepala MI Pembangunan UIN Jakarta melalui inbox facebook memberikan sedikit pencerahan bahwa guru bahasa Arab di MI bukan termasuk materi guru kelas. Meskipun akhir-akhir ini di Madrasah Pembangunan beberapa guru bahasa Arab MI justru sertipikat pendidiknya mengikuti jalur guru kelas. Beberapa sumber tersebut khususnya tiga pertama menunjukan bahwa di tahun 2014 peserta sertifikasi itu di dalamnya ada guru bahasa tingkat Madrasah Ibtidaiyah. Jadi mitos bahwa di MI tidak ada lagi sertifikasi guru bahasa Arab sudah terpecahkan. Meski demikian untuk mencipatakan lingkungan bahasa sebagai syarat mutlak keberhasilan pembelajaran bahasa Arab di MI, guru kelas harus dibekali kompetensi minimal yang mengarah ke situ.

Kualifikasi Guru MI dalam dokumen

Pasal 1 Permendiknas nomor 16 tahun 2007 disebutkan bahwa (1) Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. (2) Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. Pasal 2-nya menjelaskan Ketentuan mengenai guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) akan diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri. (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru)

(5)

Selanjutnya Kualifikasi Akademik Guru SD/MI Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru, hal. 3)

Hal itu berbeda dengan PP no 19 tahun 2005 yang dengan tegas menjelaskan bahwa Pendidik pada SD/MI atau bentuk la in ya ng s ede rajat memiliki: a) kua fika s i akademik pendidikan minimum diploma empa t (D-IV) a tau s arjana (S1); b) Latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD /MI , kependidikan la in, atau psikologi; dan c). sertifikat profesi guru untuk SD/MI. (Pasal 29 PP no 19 tahun 2005 tentang Sisdiknas)

Sementara Komptensi Guru Bahasa Arab pada SMA/MA, SMK/MAK* adalah pertama, memiliki pengetahuan tentang berbagai aspek kebahasaan dalam bahasa Arab (linguistik, wacana, sosiolinguistik dan strategis). Kedua, menguasai bahasa Arab lisan dan tulis, reseptif dan produktif dalam segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan strategis). (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru, hal. 30).

Dalam permendiknas no 16 tahun 2007 tidak ada penjelasan mengenai kualifikasi guru bahasa Arab pada MI. ditambah dengan pernyataan bahwa kualifikasi guru MI adalah diploma IV atau sarjana (S1) program studi PGMI atau psikologi. Meski dalam PMA no 90 tahun 2013 disebutkan bahwa minimal ada guru tambahan olahraga dan agama di MI selain guru kelas, yang bisa saja difahami bahwa guru bahasa Arab bagian dari guru kelas atau bagian dari guru agama, walaupun bisa juga ada guru lain selain guru kelas akan tetapi tidak menjadi proioritas sehingga guru bahasa Arab bisa diambil alih guru agama atau guru kelas tadi.

Kompetensi Guru ; Guru MI

Ada empat kompetensi guru yang wajib menjadi bagian dari lahir batin guru yakni pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Guru harus memiliki kompetensi yang empat ini.

Untuk mengukur apakah guru memiliki keempat kompetensi maka guru perlu menguasai kompetensi apa saja yang harus dimiliki beserta jabarannya. Berikut adalah jabaran masing- masing keempat kompetensi:

1. Kompetensi Pedagogik

a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.

d) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagaipotensi yang dimiliki.

(6)

g) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagaipotensi yang dimiliki.

h) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian

a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa d) Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa

percaya diri.

e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3. Kompetensi Sosial

a) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi b) Berkomunikasi secara efektif, empatik,dan santun dengan sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

c) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri danprofesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi Profesional

a) Menguasai materi,struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar matapelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

c) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Problem alumni PGMI di Lapangan

Oleh karena MI 90% lebih adalah swasta maka pembukaan lowongan CPNS untuk guru MI sangat terbatas. Hal itu jauh dengan lowongan CPNS guru pada SD bagi alumni PGSD.

(7)

Meski secara kurikulum dan keilmuan antara PGMI dan PGSD sama, bahkan PGMI merupakan PGSD plus artinya kurikulumnya merupakan kurikulum PGSD plus kurikulum khas PGMI akan tetapi dalam kerja di lapangan ada dikotomi yang sangat signifikan.

Guru dengan ijzah PGMI tidak sedikit ditolak untuk melamar di instansi SD. Sehingga problem ini menimbulkan masalah tersendiri bagi alumni PGMI. Sebagai contoh ada berita bertajuk “Alumni PGMI Ditolak Lamar CPNS” dalam http://www.jambiekspres.co.id/berita- 163-alumni-pgmi-ditolak-lamar-cpns.html. Kejadian serupa pernah terjadi di Brebes dimana alumni PGMI tidak diperbolehkan melamar CPNS guru kelas SD yang kebetulan lowongan CPNS yang formasinya paling besar adalah untuk guru kelas SD.

Pentingnya Bahasa Arab di MI

Pepatah Arab mengatakan bahwa “

رابكلا يف ملعخلاو زجحلا ىلع شقىلاك راغصلا يف ملعخلا ءاالإا ىلع شقىلاك

” artinya belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu, dan belajar di waktu besar bagaikan mengukir di atas air. Maknanya sangat jelas, bahwa mempelajari apapun jika dilakukan di usia kecil maka meski bisa jadi membelajarkannya butuh waktu dan energi ekstra akan tetapi hasilnya akan awet dan membekas. Sementara belajar di saat sudah dewasa, meski prosesnya lebih mudah akan tetapi daya bekasnya cepat hilang.

Tujuan materi bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah menurut Permenag no. 2 tahun 2008 sebagai berikut: a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah). b. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam. Dan c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya.

Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya. (Lihat Matsna dan Raswan 2015: 86-87).

Sementara dalam Standar Isi K.13_, dijelaskan bahwa mata pelajaran bahasa Arab merupakan materi yang berkaitan dengan materi agama islam yang empat. Dimana bahasa Arab merupakan bahasa pengantar untuk memahami ajaran Islam. Dengan bahasa Arab ajaran Islam dapat difahami secara benar dan mendalam dari sumber utamanya, yakni al Qur‟an dan Hadits ditambah literatur pendukungnya yang berbahasa Arab. Ia merupakan mapel bahasa yang diupayakan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab, reseptfi (menyimak dan membaca) dan produktif (bercakap dan menulis). (Lamp. SK-Dirjen-No.2676-2013 hal. 44)

Bahasa Arab di MI, adalah pondasi untuk pembelajaran bahasa Arab tingkat selanjutnya.

Oleh karena di MI baru pondasi maka penanaman kecintaan terhadap bahasa Arab harus menjadi prioritas. Oleh karena pada dasarnya tidak ada siswa yang menyukai pelajaran apapun, termasuk pelajaran bahasa Arab, maka harus ada usaha untuk men-cinta-kan siswa terhadap bahasa Arab.

Untuk menanamkan kecintaan itu maka harus ada budaya bahasa yang didukung oleh semua pihak yang ada di MI. Metode pembelajaran pun harus mengikuti perkembangan dan interes

(8)

siswa di usia tersebut. Termasuk di dalamnya media pembelajaran dan lain sebagainya. Guru harus berusaha masuk ke dunia anak sehingga apapun yang dia tawarkan kepada anak akan dengan mudah diterima oleh anak.

Guru kelas memiliki peranan utama karena merekalah yang paling banyak bertatap muka dengan siswa. Dan penumbuhan motivasi belajar dan minat bahasa Arab akan lebih mudah dilakukan jika dibantu dengan pelibatan dan kerjasama dengan guru kelas. Sehingga pada tahap selanjutnya siswa akan tertarik untuk belajar bahasa Arab, terus belajar dan terus meningkatkan kemampuan bahasa Arab.

Mencipta Lingkungan Bahasa Arab (

ةيبرعلا ةئيبلا

)

Faktor utama keberhasilan pembelajaran bahasa adalah lingkungan bahasa yang memadai.lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan dengar dan lingkungan pandang, lingkungan formal dan non-formal, bergerak dan statis. Untuk mencipta lingkungan bahasa di suatu lembaga tidaklah gampang, harus ada satu pemahaman dan kesepakatan antar lini yang ada di lembaga tersebut.

Untuk Madrasah Ibtidaiyyah maka harus ada kerjasama antara kepala, guru, satpam, TU dan lain sebagainya. Guru memiliki peranan yang paling vital dalam hal ini. Artinya gurulah yang paling harus menjadi terdepan dalam membudayakan berbahasa Arab dalam setiap kesempatan di Madrasah. Dan guru kelaslah yang paling sering bertemu dengan siswa dibandingkan dengan guru-guru lain dalam setiap waktunya. Oleh karenanya maka guru kelas, minimal harus memiliki bekal minimal agar pada tahap selanjutnya dapat menjalankan lingkungan bahasa khususnya ketika terjadi pembelajaran materi kelas di madrasah. Dengan itu maka diharapkan lingkungan bahasa Arab akan tercipta dan pada tahap selanjutnya keberhasilan pembelajaran bahasa Arab di MI sebagai dasar untuk jenjang lanjutannya akan menjadi kenyataan.

Materi Pelajaran MI pada Kurikulum 2013

Berbagai kalangan pakar bahasa Arab memberikan kesimpulan yang mirip, bahwamateri bahasa Arab itu dengan kurikulum apapun materinya gak jauh berbeda. Mungkin perbedaan hanya pada posisi penyajian pembelajaran saja. Pada sisi kompetensi atau kemahiran bahasa yang menjadi arah tetap sampai kapanpun ada empat yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Murtado 2015).

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 0001512 tahun 2013 tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agma Islam dan Bahasa Arab termakub bahwa Materi Bahasa Arab untuk Siswa MI yang bisa dieksplor dalam silabus Pembelajaran bahasa Arab untuk calon guru MI di PGMI terdiri dari enam jenjang yakni kelas 1 s.d kelas 6 dan disetiap kelas ada dua semester, setiap semester antara 3-4 tema, dan di setiap semester pula dibelajarkan gramatikal bahasa Arab sejak kelas 4 hingga kelas 6 dan dibelajaran ungkapan komunikatif dari mulai kelas 1 hingga kelas 3.

(9)

Berikut adalah jabaran materi bahasa Arab yang dibelajarkan di MI mulai kelas 1 hingga kelas 6:

No Kelas/

Semester Tema Ungkapan Komunikatif/Gramatika Bahasa Arab

1 1/ganjil

،فراعخلا ،فشكلا لمع ثاودالأ ،تيباخكلا ثاودالأ تيشردالإا

ميحزلا نمحزلا الله مصب –

فشكلا لمعو

– - ؟نلاف نًأ ؟بئاغ ،دىجىم ،زضاح ةرابع

تيمىيلا تيحخلا –

فق – ضلجا –

ىلإ لمعح

مامالأ – باخكلا حاخفا –

تحفصلا هذه حاخفا

– – !ةرىبصلا ىلإ زظها – !باخكلا ىلإ زظها ،!عمشا

!اديج عمخشا !عمخشا –

دعا – لق ،بجأ ،لأشا

– !أزقا – .بيط

2 1/genap

،ماًالأ ءامشأ ، 11 - 1 ددعلا ضعب ،هكاىفلا ءامشأ ضعب ناىلالأ

3 2/ganjil

،ي سردالإا يزلا ،تشردالإا دازفأ يف ثلاىكأالإا ،ثابوزشالإا تشردالإا ىلصم ،فصقالإا

ميحزلا نمحزلا الله مصب –

فشكلا لمعو

– - ؟نلاف نًأ ؟بئاغ ،دىجىم ،زضاح ةرابع

تيمىيلا تيحخلا –

فق – ضلجا –

ىلإ لمعح

مامالأ – باخكلا حاخفا –

تحفصلا هذه حاخفا

– – !ةرىبصلا ىلإ زظها – !باخكلا ىلإ زظها ،!عمشا

عمخشا !عمخشا !اديج

5

– دعا – ،بجأ ،لأشا

لق – !أزقا

6

– بيط – أزقه ايه كجىص عفرا –

– نالآو/كرود نالآو تهأ

– اعيمج – تعىمجالإاب

– .يزخأ ةزم

4 2/genap

،روزالإا ةراشإ ،ثلاصاىالإا ثلاآ تيبلا يف ثاودالأ

5 3/ganjil

ءاضعأ ،سوردلا ءامشأ ،ضمخلا ثاىلصلا ،ءىضىلا ضازمالأ ءامشأ

ميحزلا نمحزلا الله مصب –

فشكلا لمعو

– - ؟نلاف نًأ ؟بئاغ ،دىجىم ،زضاح ةرابع

تيمىيلا تيحخلا –

ق ف – ضلجا –

ىلإ لمعح

مامالأ – باخكلا حاخفا –

تحفصلا هذه حاخفا

– – !ةرىبصلا ىلإ زظها – !باخكلا ىلإ زظها ،!عمشا

!اديج عمخشا !عمخشا –

دعا – لق ،بجأ ،لأشا

– !أزقا – بيط – أزقه ايه كجىص عفرا –

– تع ا مج لا ب – اعيمج – تهأ نالآو/كرود نالآو

6 3/genap

،تقًدحلا تلا ح ،ةزشالأ ءاضعأ ءامشأ ،ملاعلا زظاىم ثاهاىيحلا

7 4/ganjil

ثاودالأ ،ضفىلاب فيزعخلا

تىهالإا باحصأ ،تيشردالإا ،اهأ( زئامض ،دزفالإا مشالاو ملعلا + ةراشالؤ مشا ،دزفالإا مشالاو ملعلا + )يه ،ىه ،تهأ ،تهأ نم :ماهفخشالا –

ام - .له

8 4/genap

ةزشالأ ،ةزشالأ دازفأ ،ناىىعلا ف

تيبلا ي ،ةدزفالإا تلصخالإا زئامضلاو 11 - 1 ماقرالأ .يف :راجلاو ،نًأ :ماهفخشالا

9 5/ganjil

يف ،ةزكاذالإاو سىلجلا تفزغ

ناىلالأ ،تقًدحلا ثافصلا + مشالؤ + دزفملل ةراشالؤ

10 5/genap

،تشردالإا تبخكم يف ،لصفلا يف يف ،تيباخكلا ثاودالأ ،تبخكم يف فصقالإا

( ربخلاو أدخبالإا أدخبالإاو مدقالإا ربخلا ،)ثاهجلا

11 6/ganjil

،تيبلا يفو تشردالإا يف اىلامعأ

،تعاش يأ يفو تعاصلا مك زمالأ لاعفأو تعراضالإا لاعفالأ

(10)

تيبزعلا تغللا ملعح

12 6/genap

تهزنلا ،يلزنالإا بجاىلا تيضاالإا لاعفالأ

Materi Bahasa Arab PGMI, Sebuah Usulan.

Pengembangan silabus bahasa Arab untuk PGMI harus dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi kompetensi minimal bahasa Arab guru MI. jika tidak untuk menjadi guru mata pelajaran bahasa Arab, minimal untuk menjadi guru yang akan menciptakan lingkungan bahasa Arab di luar pembelajaran bahasa Arab di jam pelajaran bahasa Arab atau sesekali menjadi guru pengganti bahasa Arab.

Dengan demikian diantara yang harus menjadi fokus bahasa Arab dan pembelajaran bahasa Arab di PGMI adalah materi-materi yang memuat tema-tema yang terkait dengan kurikulum bahasa Arab MI, tarkib (gramatikal) yang menjadi fokus di MI, ungkapan komunikatif yang dibelajarkan di MI serta berbagai metode pembelajaran bahasa Arab di MI.

Materi yang dimaksud minimal tema-tema seputar

ددعلا ،تيشردالإا ثاودالأ ،تيباخكلا ثاودالأ ،فراعخلا ،فشكلا لمع 1

- 11 امشأ ضعب ،ماًالأ ءامشأ ،

ء تشردالإا ىلصم ،فصقالإا يف ثلاىكأالإا ،ثابوزشالإا ،ي سردالإا يزلا ،تشردالإا دازفأ ،ناىلالأ ضعب ،هكاىفلا ،ضمخلا ثاىلصلا ،ءىضىلا ءاضعأ ،سوردلا ءامشأ ،تيبلا يف ثاودالأ ،روزالإا ةراشإ ،ثلاصاىالإا ثلاآ

يحلا ءامشأ ،ملاعلا زظاىم ،تقًدحلا تلاح ،ةزشالأ ءاضعأ ،ضازمالأ ءامشأ ،ضفىلاب فيزعخلا ،ثاهاى

يف ،ةزكاذالإاو سىلجلا تفزغ ،تيبلا يف ةزشالأ ،ةزشالأ دازفأ ،ناىىعلا ،تىهالإا باحصأ ،تيشردالإا ثاودالأ يف اىلامعأ ،فصقالإا يف ،تيباخكلا ثاودالأ ،تبخكم يف ،تشردالإا تبخكم يف ،لصفلا يف ،ناىلالأ ،تقًدحلا عاش يأ يفو تعاصلا مك ،تيبلا يفو تشردالإا .تهزنلا ،يلزنالإا بجاىلا ،تيبزعلا تغللا ملعح ،ت

ungkapan komunkatifnya adalah sebagai berikut:

ميحزلا نمحزلا الله مصب –

فشكلا لمعو –

؟نلاف نًأ ؟بئاغ ،دىجىم ،زضاح تيمىيلا تيحخلا ةرابع -

– ىلإ زظها – !باخكلا ىلإ زظها – تحف صلا هذه حاخفا – باخكلا حاخفا – مامالأ ىلإ لمعح – ضلجا – فق !ةرىبصلا –

!اديج عمخشا !عمخشا ،!عمشا –

دعا – لق ،بجأ ،لأشا –

!أزقا – بيط – أزقه ايه عفرا –

كجىص – تهأ نالآو/كرود نالآو –

اعيمج – تعامجلاب

tarkib/gramatika bahasa Arab sebagai berikut:

،دزفالإا مشالاو ملعلا + ةراشالؤ مشا :ماهفخشالا ،دزفالإا مشالاو ملعلا + )يه ،ىه ،تهأ ،تهأ ،اهأ( زئامض

نم ماقرالأ ،.له ام – 1

- + دزفملل ةراشالؤ ،.يف :راجلاو ،نًأ :ماهفخشالا ،ةدزفالإا تلصخالإا زئامضلاو 11

مالأ لاعفأو تعراضالإا لاعفالأ ،أدخبالإاو مدقالإا ربخلا ،)ثاهجلا( ربخلاو أدخبالإا ، ثافصلا + مشالؤ

،ز . تيضاالإا لاعفالأو

Sementara metodologi pembelajaran bahasa Arab, minimal dibelajarkan mengenai berbagai model praktis pembelajaran kemahiran bahasa dan komponen-komponen bahasa. Termasuk didalamnya berbagai permainan bahasa yang tepat diterapkan untuk siswa tingkat madrasah Ibtidaiyah (MI).

(11)

PPG untuk Guru MI

Program PPG guru MI prajabatan belum pernah dilakukan. FITK sebagai LPTK dengan LPTK-LPTK lain dibawah kementrian agama pernah melaksanakan dua kali PPG dalam jabatan.

Namun baru pada materi pendidikan agama islam dan bahasa Arab. Pada PPG pertama semua kuota yang ada dalam 4 materi pendidikan agama Islam dan bahasa Arab, bahkan ada penyaringan karena jumlah pendaftar membludak sementara kuota terbatas. Artinya terpenuhi 5 kelas belajar PPG. Sementara di PPG kedua hanya diikuti oleh 4 materi, karena salah satu materi agama kuotanya tidak mencukupi. Bahkan materi lain pun jumlah peserta perkelas tidak sampai tiga puluh. Seperti bahasa Arab jumlah pesertanya hanya 25.

Merosotnya ketertarikan guru pada program PPG sendiri disebabkan oleh berbagai alasan. Diantaranya adalah adanya diskriminasi pelaksanaan PPG dengan PLPG, dimana PPG full setahun sementara PLPG hanya 9 atau 10 hari. Sementara hasilnya sama-sama mendapatkan sertifikat profesi pendidik. Alasan lainnya adalah kesulitan madrasah ketika banyak gurunya setahun full ikut program PPG. Banyak guru yang meninggalkan madrasah setahun dan ujungnya diberhentikan oleh yayasan meski secara hormat. Belum lagi mencari pengganti untuk hanya setahun sulit dilakukan, maka jalan terakhirnya adalah mencari guru lain yang menggantikan guru yang ikut dalam pelaksanakan PPG. Masih banyak alasan lain kenapa PPG hilang daya tariknya di kalangan guru.

Bagi guru kelas MI, PPG baru akan dilakukan. Lagi-lagi program ini pun mendapat kritik dari pemerhati PGMI sperti dalam penelitian. Karena dari jurusan luar Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah bisa mengikuti program PPG. Sehingga sangat merugikan lulusan PGMI dan pasti akan berdampak buruk terhadap kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyyah. Pada gilirannya PPG hanya untuk menjadi pelarian para sarjana bukan PGMI, agar bisa mendapatkan pekerjaan sebagai seorang guru MI setelah mengikuti program PPG selama dua tahun.

Memang ada baiknya PPG merupakan program yang hanya untuk alumni PGMI bukan alumni jurusan lainnya. Sebagaimana pendidikan profesi yang dilakukan terhadap calon dokter hanya untuk sarjana program dokter bukan lulusan selainnya. Jika gaya di pendidikan profesi seperti program dokter maka kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyyah akan mendapatkan angin segar ke depannya.

Kesimpulan

Guru MI adalah guru SD plus agama dan bahasa Arab. Khusus untuk bahasa Arab, guru MI atau calon guru MI harus punya kemampuan materi khusus untuk siswa MI meski bukan untuk menjadi guru kelas minimal bisa menjadi guru pengganti dan mampu bahu-membahu menciptakan lingkungan bahasa Arab sebagai materi tuan rumah di madrasah. Dengan demikian di jurusan PGMI sangat urgen kiranya menyiapkan alumni PGMI, guru MI dengan kompetensi guru SD plus guru agama (SKI, Qur‟an Hadits, Fiqh dan Akidah Akhlak) dan bahasa Arab.

Bahkan materi agama dan bahasa Arab sesungguhnya merupakan tuan rumah MI, artinya MI adalah agama dan bahasa Arab plus SD.

(12)

Materi bahasa Arab untuk mahasiswa menurut penulis tidak cukup bahkan kurang hanya dalam 2 SKS untuk bisa membekali mahasiswa bisa mengajarakan bahasa Arab untuk siswa atau mencipta lingkungan bahasa Arab di MI. Bahasa Arab yang dimaksud perlu dikemas dalam mata kuliah khusus, selain mata kuliah bahasa Arab yang saat ini diterima mahasiswa sebanyak 2 SKS. Arah pengembangan silabusnya pun fokus ke pendalaman materi bahasa Arab untuk MI terdiri dari kosa kata, ungkapan komunikatif dan tarkib. Penulis yakin bahwa MI hanya akan plus jika kemampuan bahasa Arabnya diperhatikan serius. Jika tidak maka MI tak akan plus dari SD bahkan bisa jadi dalam bidang umum pun akan dipandang lebih rendah dibanding dengan SD karena meninggalkan jatidirinya.

Kesimpulan ini juga dapat diintisarikan pertama, yang berhak mengajar bahasa Arab di MI adalah alumni PBA atau alumni PAI dan PGMI dengan syarat telah dibekali beberapa kompetensi minimal, Kedua, tujuan pembelajaran bahasa Arab di MI secara umum adalah menumbuhkan kemampuan serta mencipta sikap positif siswa terhadap bahasa Arab sebagai sarana untuk mendalami agama Islam langsung dari sumber utamanya, ketiga, lingkungan bahasa Arab sangat vital dalam memberhasilkan pembelajaran bahasa Arab. Keempat, calon guru kelas penting untuk diberikan bekal bahasa Arab yang cukup untuk menciptakan lingkungan bahasa Arab di madrasah (bisa juga bahasa Arab menjadi bagian dari materi tematik di MI) disamping sebagai guru pengganti bahasa Arab atau bahkan menjadi guru bahasa Arab itu sendiri. Kelima, silabus bahasa Arab di PGMI disarankan agar diarahkan ke pembelajaran bahasa Arab di MI plus pendalaman materi bahasa Arab berbasis kurikulum. Dengan itu semoga ke depan MI semakin jaya dan berkontribusi bagi masa depan bangsa.

Sumber Bacaan

Matsan HS, Moh. dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab I, Jakarta: UIN Press, 2015.

Murtadho, Nurul, Pengembangan Model E-Learning Bahasa Arab Berbasis Riset, disampaikan pada Studium General Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, FITK UIN Jakarta, Rabu, 15 April 2015.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 0001512 tahun 2013 tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Standar Isi K.13_Lamp. SK-Dirjen-No.2676-2013.KI-KD-PAI 2013 rivised16Juni2014.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.. Modul Inti Panduan Pengembangan Kurikulum

Agama dan Kurikulum 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 165 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Mata

Sebagai Pendidik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada sekolah/madrasah (TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK) yang berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan

Di madrasah tsanawiyah negeri yang ada di Kota Bengkulu, masih ada yang belum mendapatkan buku pedoman pelaksanaan kurikulum 2013 untuk mata pelajaran bahasa Arab

15) Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab

Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada struktur kurikulum 2013, oleh sebab itu penilaian hasil belajar Bahasa Arab harus dikembangkan sesuai dengan konsep

Soal PTS Bahasa Arab Semester 2 Kelas 2 MI Sesuai KMA 183 Kurikulum 2013 – www.kampusmadrasah.com PENILAIAN TENGAH SEMESTER 2 MADRASAH IBTIDAIYAH KAMPUS MADRASAH TAHUN PELAJARAN

Hubungan antara Regulasi Diri dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII pada Mata Pelajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kota Lubuklinggau, Skripsi, Institut Agama Islam Negeri