• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kompetensi Guru Matematika dan Pemahaman Siswa SMPN 1 Baradatu dalam Penguasaan Materi Olimpiade Matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Peningkatan Kompetensi Guru Matematika dan Pemahaman Siswa SMPN 1 Baradatu dalam Penguasaan Materi Olimpiade Matematika"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

e-ISSN: 2745-7699 p-ISSN: 2746-7759 https://tabikpun.fmipa.unila.ac.id/index.php/jpkm_tp

DOI: 10.23960/jpkmt.v2i2.

Peningkatan Kompetensi Guru Matematika dan Pemahaman Siswa SMPN 1 Baradatu dalam Penguasaan Materi Olimpiade Matematika

Muslim Ansori(1,a)*, Wamiliana(1,b), Amanto(1,c) dan Siti Laelatul Chasanah(1,d)

(1)Jurusan Matematika, Universitas Lampung, Lampung, 35145, Indonesia Email : (a*)muslim.ansori@fmipa.unila.ac.id, (b) wamiliana.1963@fmipa.unila.ac.id,

(c)amanto.1973@fmipa.unila.ac.id, (d)siti.chasanah@fmipa.unila.ac.id

A B S T R A K

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru matematika di SMPN 1 Baradatu dalam proses pembinaan olimpiade matematika dan meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan materi olimpiade matematika. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode ceramah, tanya jawab, dan simulasi. Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya kemampuan guru dalam membina dan membuat soal olimpiade matematika tingkat SMP serta para siswa menjadi antusias untuk mengikuti pembinaan dan mampu memahami materi olimpiade matematika di tingkat SMP. Dari kegiatan ini diperoleh kesimpulan bahwa pelatihan mampu meningkatkan kemampuan guru matematika dan siswa dalam menyelesaikan soal-soal olimpiade matematika.

Kata kunci: Olimpiade, Matematika, SMPN 1 Baradatu

A B S T R A C T

This activity aims to improve the understanding and ability of mathematics teachers at SMPN 1 Baradatu to foster mathematics olympiads and improve students' abilities in mastering mathematics olympiad material. The method used in this activity is the lecture method, question and answer, and simulation. The expected result is an increase in the teacher's ability to develop and make math olympiad questions at the junior high school level. The students become enthusiastic about coaching and understanding the math olympiad material at the junior high school level. From this activity, the training improved the ability of mathematics teachers and students to solve math olympiad questions.

Keywords: olimpiade, mathematics, SMPN 1 Baradatu.

Submit:

17.01.2021

Revised:

16.02.2021

Accepted:

26.03.2021

Available online:

12.05.2021

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

(2)

PENDAHULUAN

Olimpiade matematika menjadi topik yang hangat dibicarakan oleh kalangan siswa maupun pendidik mulai tahun 2002. Hal ini bermula sejak Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional yang sekarang menjadi Kementrian Pendidikan Nasional menyelenggarakan Olimpiade Sains Nasional dengan matematika sebagai salah satu bidangnya. Berbeda dengan ajang perlombaan matematika lainnya, olimpiade matematika mempunyai ciri tersendiri dalam hal tipe soal serta tehnis penilaian. Soal-soal yang sering dimunculkan lebih cenderung bersifat tricky. Oleh karena itu, soal-soal olimpiade matematika jarang ditemui didalam kelas.

Materi olimpiade pada dasarnya bersumber pada kurikulum yang berlaku untuk mata pelajaran matematika, buku-buku pelajaran, buku-buku penunjang dan bahan lain yang relevan.

Untuk Matematika, materi yang diujikan adalah soal-soal eksplorasi, penalaran, kreatifitas serta pemahaman konsep melalui penggunaan alat peraga. Khusus untuk Matematika materi yang diujikan adalah soal-soal non rutin dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi untuk ukuran siswa SMP. Bahkan untuk ukuran guru SMP, soal-soal demikian cukup merepotkan.

Dalam mempelajari matematika harus melalui tahapan-tahapan secara terstruktur agar siswa dapat menghubungkan atau mengaitkan konsep-konsep dalam matematika. Hal ini yang membuat siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika, terutama dalam memformulasikan masalah nyata ke bentuk matematika dan menginterpretasikan hasil analisisnya untuk menjawab masalah nyata. Fowler dalam Suparno (2005: 5) memandang bahwa kesalahan konsep sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh- contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hierarkis konsep- konsep yang tidak benar. Kesalahan konsep matematis yang dilakukan siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yakni ralat secara acak, salah ingat, miskonsepsi, salah formulasi, salah analisis, dan salah interpretasi. Jenis-jenis kesalahan akan mengakibatkan penguasaan konsep matematis dan pengaplikasiannya menjadi lemah. Berdasarkan hal ini, diperlukan sosialisasi pengembangan penalaran matematika siswa bagi para guru, agar para guru dapat membantu siswa dalam berpikir, bernalar sesuai dengan alur konsep-konsep matematika sehingga penguasaan matematika siswa akan maksimal.

SMP Negeri 1 Baradatu terletak di desa Setia Negara, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung, yang didirikan pada tahun 1979, adalah sekolah negeri dan Terakreditasi A. Namum selama ini tidak terdengar sama sekali prestasi yang diperoleh di sekolah ini dalam bidang olimpiade matematika. Karena didalam kegiatan belajar-mengajar, guru guru hanya biasa mengajar dan membagikan pengetahuan tentang mata pelajaran di sekolah, sedangkan untuk olimpiade terlebih olimpiade matematika bukan merupakan hal yang rutin diajarkan kepada para siswa, sehingga tidak mudah untuk guru-guru maupun siswa mampu menyelesaikan permasalahan tersebut.

IDENTIFIKASI MASALAH

Soal-soal olimpiade mempunyai tipe yang berbeda dengan soal-soal yang biasa dipelajari di bangku sekolah. Soal-soal olimpiade biasanya cenderung membutuhkan trik, intuisi atau logika.

Menurut Mauliddin, faktor-faktor kesulitan yang dialami oleh guru dalam memahami soal-soal olimpiade matematika adalah guru-guru tidak terbiasa mengerjakan soal-soal olimpiade matematika, guru-guru jarang mempelajari materi-materi olimpiade matematika baik secara konsep maupun prinsip, serta jarang mengikuti pelatihan olimpiade matematika sebagai bekal membimbing anak didiknya dengan baik.

Berdasarkan analasis situasi di SMP N 1 Baradatu, permasalahan yang dihadapi oleh guru- guru dan siswa dalam olimpiade matematika pun masih mengalami banyak kesulitan baik dalam hal pembinaan dan keterampilan dalam menghadapi olimpiade matematika, karena tentunya ini bukan merupakan hal yang rutin dilakukan. Sehingga perlu adanya pendampingan bagi guruguru dan siswa di SMP N 1 Baradatu untuk meningkatkan kompetensi dan pemahaman dalam hal

(3)

pembinaan dan penguasaan materi untuk memecahkan permasalahan soal-soal olimpiade matematika.

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan selama 2 hari secara offline di SMPN 1 Baradatu dan 1 hari online. Kegiatan offline dilaksanakan pada tanggal 11-12 September 2021 sedangkan kegiatan online dilaksanakan pada tanggal 20 September 2021. Tahapan-tahapan pengabdian meliputi:

1. Tahap pendahuluan

Pada tahap ini, tim pengabdian melakukan diskusi terkait teknis pelaksanaan kegiatan.

Setelah itu, tim pengbdian melakukan survei lokasi dan meminta izin ke Kepala Sekolah SMP N 1 Baradatu untuk melakukan pembinaan selama 3 hari.

2. Tahap pelaksanaan

3. Tahap pelaksanaan meliputi pelaksanaan kegiatan pengabdian dan persiapan evaluasi.

Pada saat pelaksanaan kegiatan, tim pengabdian saling berbagi tugas agar kegiatan ini dapat berlangsung dengan lancar.

Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini meliputi:

a. Metode ceramah: Metode ceramah digunakan oleh nara sumber untuk menyampaikan materi tentang konsep matematika kepada para guru. Metode ini juga digunakan untuk memotivasi para siswa dan memperkenalkan strategi belajar yang baik dan efektif.

b. Metode Diskusi: Metode diskusi digunakan oleh narasumber kepada guru dan siswa untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru-guru tentang olimpiade matematika SMP secara komprehensif sehingga mampu menguasai materi olimpiade matematika tingkat SMP.

c. Metode Simulasi: Metode simulasi dilakukan oleh peserta dalam bentuk tugas praktik mandiri. Untuk meningkatkan ketrampilan para guru dan siswa dalam proses penguasaan materi olimpiade matematika.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Materi yang diberikan pada kegiatan pelatihan ini adalah mengenai teori bilangan, aljabar, geometri, dan kombinatorik untuk guru matemtika dan siswa serta penulisan karya ilmiah dan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi untuk guru umum. Ruang lingkup isi materi berdasarkan hasil survey segingga kegiatan lebih terarah pada persoalan yang dihadapi guru dan siswa SMPN 1 Baradatu. Berikut merupakan contoh modul yang digunakan pada pelatihan.

Gambar 1. Modul Pelatihan Olimpiade Matematika

(4)

Secara umum, kegiatan pembinaan berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari antusias guru dalam memberikan pertanyaan dan siswa yang bersemangat mengerjakan soal-soal olimpiade.

Pertanyaan yang diberikan narasumber juga ditanggapi dengan baik meskipun tidak semua pertanyaan dijawab dengan benar. Berdasarkan hasil simulasi penyelesaiaan soal-soal olimpiade yang diberikan, sebagian besar guru dan siswa belum terbiasa mengerjakan soal olimpiade. Hal ini disebabkan oleh soal olimpiade yang tidak familiar. Materi aljabar merupakan materi yang lebih mudah dibandingkan dengan materi yang lainnya, sedangkan geometri merupakan materi yang paling sulit.

Gambar 2. Sosialisasi oleh Tim Pengabdian

Penyampaian materi dilakukan secara merata. Dengan adanya pembinaan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang biasa diujikan pada olimpiade matematika tingkat SMP.Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil pretest yang dilakukan pada awal dan posttest pada akhir pembinaan. Berikut merupakan perbandingan hasil pretest dan posttest siswa.

Gambar 3. Hasil Pretest dan Posttest Siswa 0

20 40 60 80 100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Nilai Pretest dan Postest Siswa

Pretest Postest %

(5)

Dari Gambar 3 terlihat bahwa hasil posttest mengalami kenaikan setelah diberikan pelatihan.

Rata-rata nilai pretest siswa sebesar 57,75 sedangkan rata-rata nilai posttest siswa adalah 75.

Berdasarkan hal tersebut, terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 32,40%.

Gambar 4. Hasil Pretest dan Posttest Guru Matematika

Dari Gambar 4 terlihat bahwa kemampuan guru matematika dalam menjawab soal-soal olimpiade mengalami kenaikan. Rata-rata kenaikan nilai posttest guru sebesar 26,24% dengan rata- rata nilai pretest sebesar 63,33 dan posttest sebesar 80. Nilai terbesar guru matematika yang diperoleh sebelum pelatihan adalah 70 sedangkan setelah pelatihan nilai terbesarnya naik menjadi 90.

Gambar 4. Hasil Pretest dan Posttest Guru Umum

Berdasarkan Gambar 5 terlihat bahwa nilai posttest guru umum mengalami kenaikan dibandingkan dengan pretest. Rata-rata kenaikan nilai posttest guru umum sebesar 31,63%. Hal ini berarti bahwa guru menyimak dan memahami informasi yang diberikan.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini antara lain:

1. Kegiatan PkM di SMPN 1 Baradatu berjalan dengan tertib dan lancar dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

2. Kegiatan pelatihan mampu meningkatkan kemampuan guru matematika dan siswa dalam menyelesaikan soal-soal olimpiade matematika.

3. Guru SMPN 1 Baradatu memperoleh informasi tambahan mengenai konsep pembelajaran jarak jauh dan media yang dapat digunakan serta meningkatkan kemampuan dalam menulis karya tulis ilmiah.

Ucapan Terimakasih

Terima kasih kepada LPPM Unila yang telah mendanai kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan skema PkM Unggulan tahun 2021.

0 50 100

1 2 3 4 5 6

Nilai Pretest dan Postest Guru Matematika

Pre Test Pos Test %

0 20 40 60 80 100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425

Nilai Pretes dan Posttest Guru Umum

Pre Test Pos Test %

(6)

REFERENSI

Mauliddin, 2018. Pelatihan Olimpiade Matematika pada Guru Matematika Madrasah Ibtidaiyah di KKM-MI I Kediri Kuripan Lombok Barat. Jurnal Transformasi, 14(1), pp. 5562.

Suparno, P., 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.

Referensi

Dokumen terkait

menjamin dalam kegiatan pemasaran kedelai terutama pada saat panen raya harga. kedelai sering turun/jatuh sehingga mengurangi kegairahan petani

[r]

waktu kosong semata maka pekerjaan itu dapat diartikan sebagai sebuah profesi. Memerlukan keahlian, komponen ini lebih menekankan kompetensi intelektual dan

Kelompok MDKT dan MDKR melakukan pukulan forehand topspin berpasangan, (satu orang forehand topspin melawan satu orang pukulan block dengan arah pukulan menyilang)

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salahsatu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. © Muhamad Deni Mahmudin 2016

[r]

,i DtLtNGKUp nEMERINTAH DAEMH KABUnATEN sABU RATJUA T.Az014.. \ I POKJA PENGADAAN

Dengan kondisi yang seperti diuraikan, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi dan disiplin kerja dosen yayasan pada