• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan observasi yang berjudul “Laporan Observasi di Jalan Purnawarman”.

Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PL 1201 Teknik Presentasi dan Komunikasi di Fakultas SAPPK Institut Teknologi Bandung.

Dalam Penulisan laporan ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang kami sampaikan. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :

1. Ibu Rina Priyani, S.T, M.T selaku Dosen Pembimbing mata Kuliah PL 1201 Teknik Presentasi dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini

2. Rekan-rekan semua di Kelas K-04 1201 Teknik Presentasi dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung.

3. Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan laporan ini.

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini.

Akhir kata, semoga Laporan Observasi di Jalan Purnawarman ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca umumnya dan kami sebagai penyusun.

Bandung, Maret 2012

(2)

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kawasan di sekitar Bandung Elektronik Center (BEC) yang berada di Jalan Purnawarman merupakan kawasan padat pengunjung.

Dikawasan tersebut. Di kawasan tersebut terdapat berbagai macam tempat-tempat komersil seperti BEC, Gramedia, Uniersitas, bimbingan belaja, Factory Outlet, Food Court dan sebagainya, sehingga di kawasan tersebut banyak terjadi berbagai permasalahan yang sangat kompleks seperti, permasalahan sirkulasi lalu lintas, fasilitas pejalan kaki, PKL, sampah, RTH, dan Parkir. Dengan banyaknya permasalahan yang terjadii di kawasan tersebut, sehingga mendorong kami untuk melakukan observasi dan pengamatan di kawasan tersebut sehingga permasalahan tersebut dapat terpecahkan dan semua itu kami susun dalam Laporan Observasi Jalan Purnawarman yang kami rangkum dalam tugas Teknik Presentasi dan Komunikasi

Permasalahan yang ada pada kawasan Jalan Purnawarman dapat dilihat dari enam sudut pandang yaitu lahan parkir, sirkulasi lalu lintas, Ruang Terbuka Hijau, Kebersihan lingkungan, pedagang kaki lima, trotoar dan pejalan kaki. Namun selain kami menampilkan permasalahan yang ada kami juga memberikan beberapa potensi yang ada di daerah ini sehingga kami dapat mengkaji secara lebih dalam dan mengoptimalkan potensi yang telah ada.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang terdapat di kawasan Jalan Purnawarman dapat dirumuskan kedalam rumusan masalah, antara lainsebagai berikut,

1. Bagaimanakah gambaran umum kondisi kawasan Jalan Purnawarman?

2. Permasalahan apa yang terdapat di kawasan tersebut dilihat dari enam aspek yaitu lahan parkir, sirkulasi lalu lintas, Ruang Terbuka Hijau, kebersihan lingkungan, pedagang kaki lima, trotoar dan pejalan kaki?

3. Potensi apa yang dimiliki oleh kawasan Jalan Purnawarman?

4. Solusi apa yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut?

1.3 Ruang Lingkup Kajian

Ruang lingkup yang dikaji dalam album ini terbagi dari dua pembatasan yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah

Wilayah pengkajian pada makalahh ini adalah Jalan Purnawarman khususnya kawasan sekitar Gramedia dan Bandung Electronic Center (BEC)

1.3.2 Ruang Lingkup Materi

Aspek yang akan dibahas antara lain, 1. Lahan Parkir

2. Kebersihan Lingkungan 3. Ruang Terbuka Hijau 4. Pedagang Kaki Lima 5. Trotoar dan Pejalan Kaki 6. Sirkulasi Lalu lintas

1.4 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan pemilihan penulisan ini adalah memaksimalkan potensi kawasan yang ada sesuai dengan fungsinya untuk menciptakan keteraturan dan kenyamanan. Sasaran untuk mencapai tujuan tersebut antara lain

1. Mengkaji keadaan di kawasan Jalan Purnawarman secara umum

2. Mengidentifikasi permasalahan yang ada di Jalan Purnawarman dari beberapa aspek

3. Mengidentifikasi potensi yang ada di kawasan Jalan Purnawarman

4. Merumuskan solusi-solusi yang cocok dari permasalahan yang cocok di terapkan di daerah Jalan Purnawarman

1.5 Metode Peneltian

Dalam menyelesaikan penulisan ini metode penelitian yang digunakan adalah :

1. Survei/ Observasi langung

Observasi dilaksanakan berupa pengamatan langsung ke kawasan Jalan Purnawarman dengan mengumpulkan foto- foto yang terkait dengan aspek yang akan dilteliti pada saat akhir pekan , dimana Jalan Purnawarman ramai pengunjung.

2. Metode literatur

Mengumpulkan data-data dari berbagai literatur baik itu buku maupun internet yang terkait aspek ruang lingkup materi.

3. Wawancara

Metode wawancara dilakukan kepada pengunjung, satuan pengamanan dan tukang parkir terkait untuk mencari informasi dari narasumber yang merasakan dan yang tahu benar tentang lokasi pengamatan.

BAB II

(3)

3

GAMBARAN UMUM

Sumber : Google maps

Jalan purnawarman berada di kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung wetan, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat dengan kode pos 40116. Jalan Purnawarman adalah salah satu jalan protokol dikota Bandung. Jalan ini menghubungkan Jalan R.E.

Martadinata, Jalan Taman Sari dan Jalan Wastu kencana.

Posisi jalan bersebelahan dengan Jalan Ir. Haji Djuanda dan dapat diakses dengan mudah dengan angkutan umum. Jalan ini semakin padat dengan dibangunnya BEC, yang letaknya berhadapan dengan

toko buku Gramedia, sementara toko buku tersebut berhadapan dengan pusat perbelanjaan BIP. Jalan ini juga berdekatan dengan Planet Dago, jajaran Factory Outlet di jalan Riau dan masih banyak lagi.

Secara garis besar jalan Purnawarman merupakan jalan dengan tingkat mobilitas yang tinggi dari sisi penggunaan jalan terutama pada saat jam kerja dan sekolah yang menyebabkan seringnya terjadi kemacetan. Kemacetan merupakan dampak dari buruknya sistem sirkulasi lalu lintas di kawasan tersebut. Penyebab kemacetan tersebut diantaranya jalan yang sempit tetapi dilalui banyak kendaraan. Banyak

pejalan kaki yang menyebrang sembarangan, parkir yang didirikan di mana saja, angkot yang berhenti sembarangan, buruknya pintu akses keluar masuk parker, dan sebagainya. Kemacetan tersebut dapat di atasi dengan cara memperbaiki sistem keluar masuk parkir, didirikannya halte untuk angkot dan zebracross yang lebar dan menarik bagi pejalan kaki,

serta revitalisasi trotoar.

Jalan Purnawarman merupakan kawasan dengan aktivitas yang padat dengan adanya BEC dan Gramedia seperti yang telah disebutkan diatas. Padatnya aktivitas di daerah tersebut berpengaruh ke segala aspek, salah satunya aspek kebersihan. Terjaga tidaknya kebersihan suatu tempat di tandai dengan adanya sampah. Sepanjang Jalan Purnawarman pun tak luput dari sampah. Sampah-sampah hasil aktivitas manusia itu banyak sampah berserakan di jalanan..Jika dibiarkan sampah-sampah tersebut dapat menganggu para pengguna jalan.

Koridor Jalan Purnawarman Bandung adalah salah satu akses jalan yang ramai dilalui kendaraan one-way yaitu dari Jalan R.E.

Martadinata ke arah Jalan Wastukencana. Namun pada kenyataannya keramianan aktivitas sirkulasi kendaraan yang frekuensinya tinggi tidak diiringi dengan lebar jalan yang sesuai. Sehingga sering terjadi kemacetan atau perlambatan kendaraan karena hal tersebut. Beberapa kendaraan roda dua yang parkir sembarangan membuat lebar jalan semakin berkurang. Adanya Pedagang Kaki Lima (PKL) menyebabkan beberapa orang yang singgah memarkir kendaraannya di bahu jalan dan hal itu dipengaruhi kesadaran manusia yang kurang akan partisipasinya terhadap dasilitas umum. Dengan menganalisis permasalahan tersebut dapat ditentukan solusi untuk tertib parkir yang lebih baik dan tidak mengganggu ketertban umum. Di balik semua daya tarik itu ada satu hal yang kurang di perhatikan oleh sebagian bahkan hampir semua pengunjung, maupun pemilik mall- mall di sana. Ruang Terbuka hijau (RTH) menjadi hal yang penting dan terlupakan di kawasan tersebut. Selain itu penempatan RTH yang kurang strategis disana pun menimbulkan dampak tersendiri khususnya bagi pejalan kaki yang hendak menggunakan trotoar di kawasan tersebut.

Gambar 1: Peta Bandung secara umum

(4)

4

BAB III

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

3.1. Lahan Parkir

Keputusan Menteri No. 66 Tahun 1993 menyatakan bahwa penetapan dan pengadaan fasilitas parkir salah satunya berdasarkan keselamatan dan kelancaran lalu lintas dan dari Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD). Dalam Keputusan Menteri tersebut juga disebutkan bahwa fasilitas parkir di luar badan jalan adalah fasilitas parkir kendaraan yang dibuat khusus yang dapat berupa taman parkir dan/atau gedung parkir . Sedangkan Fasilitas Parkir untuk umum adalah fasilitas parkir di luar badan jalan berupa gedung parkir atau taman parkir yang diusahakan sebagai kegiatan usaha yang berdiri sendiri dengan menyediakan jasa pelayanan parkir untuk umum.

Koridor Jalan Purnawarman memiliki beberapa arena parkir yang di kelola oleh beberapa instansi terkait seperti Gramedia, BEC, Ganesha Operation dan lain-lain yang menampung dengan baik kendaraan dengan tarif parkir yang diberikan sehingga kendaraan tersebut mendapat jasa keamanannya juga (Gambar 1).

3.1.1. Permasalahan

Namun dengan adanya lahan parkir yang resmi dan baik terdapat pula permasalahan . Beberapa permasalahan tersebut antara lain:

1. Lahan Parkir di sekitar tempat penyeberangan dan persimpangan jalan

Dalam pasal 43 UU LLAJ No 22 tahun 2009 tertera ada beberapa tempat yang melarang parkir di pinggir jalanantara lain adalah pada jarak 6 m sebelum dan sesudah zebra cross dan pada pada jarak 25 m dari persimpangan. Gambar 1 telah meyatakan lahan parkir itu dilarang karena dapat mengganggu pejalan kaki yang akan menyeberang.

Namun pejabat berwenang yang seharusnya lebih mengetahui hal tersebut justru mengajarkan untuk parkir di tempat itu.

Gambar 2 : Lahan Parkir Liar di zebra cross dan persimpangan jalan

Hasil Observasi, 2012

2. Parkir di bawah rambu dilarang parkir

Secara umum di dalam pasal 43 UU LLAJ No 22 tahun 2009 dikatakan bahwa Fasilitas Parkir di dalam Ruang Milik Jalan hanya dapat diselenggarakan di tempat tertentu pada jalan kabupaten, jalan desa, atau jalan kota yang harus dinyatakan dengan Rambu lalu lintas, dan/atau Marka jalan.

Rambu dilarang parkir dibuat pasti ada sebabnya. Ketika ada kendaraan yang diparkir di bawah rambu itu berarti telah melanggar aturan yang ada dan dapat membahayakan orang lain pengguna jalan tersebut.

Sehingga dari permasalahan tersebut dapat menyebabkan beberapa hal antara lain angka kecelakaan lalu lintas yang tinggi dikarenakan kecelakaan terhadap kendaraan yang keluar dari tempat parkir . Ataupun kecelakaan yang terjadi dengan pejalan kaki yang keluar dari trotoar yang parkir tanpa memperhatikan situasi lalu lintas. Kejadian ini terbukti ada setelah penulis bertanya kepada salah satu penjual makanan bahwa pernah ada yang terserempet mobil karena keluar dari badan trotoar untuk berjalan. Menurunnya kapasitas jalan karena lebar bahu jalan yang

efektif berkurang sehingga sering menimbulkan sebab kemacetan terlebih saat akhir pekan. Padahal penyediaan lahan parkir yang baik telah banyak mengurangi kemacetan.

Gambar 3 : :

Parkir Sembarangan di bawah rambu Dilarang Parkir

Hasil Observasi, 2012

3. Parkir di trotoar dan badan jalan

Di dalam ilmu sipil parkir di pinggir jalan juga menurunkan struktur beton di kiri kanan jalan. Dan dalam segi psikologi dapat mengubah persepsi perubahan kebiasaan parkir sesorang di suatu tempat sehingga orang akan terbiasa parkir di pinggir jalan.

(5)

5

Gambar 4 : Parkir

Liar di Bahu Jalan dan Trotoar

Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada

Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan tidak lepas dari kurangnya perhatian pihak berwenang dan masih kurangnya lahan parkir yang ada terlebih kendaraan roda dua karena ketika penulis datang banyak parkiran motor telah penuh sehingga mereka akhirnya parkir di bahu jalan bahkan trotoar.

3.1.2 Potensi

Kawasan Jalan Purnawarman merupakan jalan yang padat setiap harinya terutama karena adanya BEC ,Gramedia dan adanya peraturan one-way side pada jalan ini. Kawasan ini telah memiliki beberapa lahan parkir yang disediakan oleh gedung perbelanjaan antara lain : parkir basement BEC, parkir luar BEC, parkir Factory Outlet, parkir Gramedia, Parkir Ganesha Operation, parkir liar di sepanjang bahu jalan,dan area parkir terbuka di beberapa ruas. Namun jumlah kendaraan yang hendak parkir lebih banyak dari volume tempat parkir yang hanya menampung satu lahan saja secara mendatar saja. Ada beberapa tempat di kawasan ini yang mempunyai potensi sebagai lahan parkir yang dapat menampung jumlah kendaraan lebih banyak lagi yaitu jika didirikan sebuah gedung parkir dan parkir basement.

Hasil Observasi, 2012

Gambar 5 : Potensi Lahan Parkir yang sudah ada

(6)

6

3.2. Kebersihan Lingkungan

Padatnya aktivitas di kawasan Jalan Purnawarman berpengaruh ke segala aspek, salah satunya aspek kebersihan. Terjaga tidaknya kebersihan suatu tempat di tandai dengan adanya sampah. Dari hasil observasi sepanjang Jalan Purnawarman tak luput dari sampah. Sampah- sampah hasil aktivitas manusia itu banyak berserakan di jalanan dan mengganggu pemandangan kota. Jika dibiarkan sampah-sampah tersebut dapat menyebabkan kenyamanan terganggu dan juga mengakibtakan penyakit. Karena Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya.

3.2.1. Permasalahan

Berdasarkan data observasi secara visual, beberapa permasalahan yang hadir antara lain :

1. Jumlah tempat sampah di daerah Jalan Purnawarman hanya terdapat di empat lokasi.

Dalam suatu lokasi seharusnya terdapat dua tempat sampah yaitu untuk sampah organik dan sampah anorganik. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemilahan sampah. Tetapi pada kenyataannya di dekat BEC hanya terdapat satu buah tempat sampah hampir rusak yang terikat di tiangnya. (Gambar 7)

2. Sampah meluap

Minimnya jumlah tempat sampah juga menyebabkan sampah meluap dari tempatnya. Selain menghalangi jalan, timbunan sampah ini dapat menjadi sumber penyakit.

3. Banyaknya PKL yang menghasilkan sampah

Faktor lain penyebab banyaknya sampah adalah adanya pedagang kaki lima di sepanjang jalan, terutama penjual makanan. Banyaknya

penjual makanan dapat menimbulkan sifat konsumtif yang berpotensi menghasilkan sampah.

4. Saluran Air yang kotor

Saluran air juga menjadi sasaran tempat pembuangan sampah.

Jika sampah di saluran air terus menumpuk dapat mengakibatkan penyumbatan pada sistem drainase dan dapat memicu terjadinya banjir.

Selain saluran air, petak tanah untuk pohon juga dipenuhi oleh sampah- sampah plastik. (Gambar 8)

5. Kepedulian masyarakat yang kurang

Banyaknya sampah yang menumpuk tak lepas dari kepedulian dan kebiasaan masyarakat lah yang kurang ditambah lagi krangnya sanksi tegas.

Gambar 6 : Sampah yang meluap

Hasil Observasi, 2012

Gambar 7 : Sampah di Selokan

Hasil Observasi, 2012

Gambar 8 : Banyak sampah dibuang sembarangan seperti di petak tanah

Hasil observasi, 2012 3.2.2. Potensi

Kawasan Jalan Purnawarman memiliki banyak ruang kosong yang dapat ditempatkan beberapa tempat sampah kecil untuk dua jenis sampah yaitu organik dan anorganik. Selain itu kawasan Bandung memiliki Dinas Kebersihan yang biasanya setiap pagi selalu mengambil sampah dalam Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dalam rangka kebersihan tersebut koordinasi antara banyak pihak sangat diperlukan untuk menangani sampah di kawasan Jalan Purnawarman.

(7)

7

3.3. Pedagang Kaki Lima

Pedagang Kaki Lima ini timbul dari adanya suatu kondisi pembangunan perekonomian dan pendidikan yang tidak merata diseluruh NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). PKL ini juga timbul dari akibat tidak tersedianya lapangan pekerjaan bagi rakyat kecil yang tidak memiliki kemampuan dalam berproduksi. Pemerintah dalam hal ini sebenarnya memiliki tanggung jawab didalam melaksanakan pembangunan bidang pendidikan, bidang perekonomian dan penyediaan lapangan pekerjaan. Ketentuan ini diatur dalam peraturan perundang- undangan yang tertinggi yaitu UUD 45. Diantaranya adalah : Pasal 27 ayat (2) UUD 45, Pasal 31 UUD 45, Pasal 33 UUD 45 dan Pasal 34 UUD 45.

3.3.1. Permasalahan

Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan di Jalan Purnawarman Bandung, pedagang kaki lima menjadi salah satu permasalahan kota diantaranya yaitu:

1. Alih fungsi trotoar

PKL cenderung ditempatkan di lahan yang tidak direncanakan seperti trotoar. Akibatnya trotoar beralih fungsi dari yang semula untuk jalur pedestrian menjadi lapak dagangan para PKL.

Gambar 9 : Alih fungsi Trotoar menjadi Lapak

Hasil Observasi, 2012

2. Kemacetan lalu lintas dan terganggunya pejalan kaki dan pengguna kendaraan bermotor

Kita ketahui bahwa BEC yang terletak di Jalan Purnawarman adalah Pusat Elektronik di Kota bandung. Ini merupakan magnet bagi para pengunjung untuk datang dan tentunya melewati Jalan Purnawarman.

Pedagang Kaki lima kerap menggunakan trotoar atau bahu jalan sehingga tidak ada batas antara pejalan kaki dan pengguna kendaraan bermotor.

Pejalan kaki yang seharusnya berjalan di trotoar terpaksa berjalan di bahu jalan. Dan ini menyebabkan kemacetan lalu lintas di sepanjang jalan.

Gambar 10 :

Tidak adanya batas Antara Pejalan Kaki dan Pengendara Motor Karena Adanya PKL

Hasil observasi, 2012

3. Pencemaran saluran air

Sebagian dari PKL menggunakan sungai dan saluran air terdekat untuk membuang sampah dan air cuci. Padahal ini akan menjadi penyebab pencemaran air dan keberlangsungan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Banyak juga dari mereka yang membuang sampahnya sembarangan sehingga merusak keindahan kota dan jalan

3.3.2. Potensi

Keberadaan PKL akan menambah eksotik keindahan sebuah lokasi wisata di tengah-tengah kota apabila keberadaannya ditata dengan konsisten. Jalan Purnawarman mempunyai potensi yang mendukung karena posisinya yang berada di pusat kota Bandung. Dengan banyak

pusat perbelanjaan yang ada, membuat para PKL bersaing dalam berdagang dan menumbuhkan bibit entrepreneuship di Indonesia. PKL dijadikan sebagai bagian dari solusi (part of solution). PKL dapat dijadikan sebagai mitra kerja pemerintah dalam mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan sekaligus sebagai mitra dalam penataan perkotaan. Pedagang kaki lima pada umumnya adalah self-employed, artinya mayoritas PKL terdiri dari satu tenaga kerja. Karena itu modal yang dimiliki relatif kecil.

(8)

8

3.4. Ruang Terbuka Hijau

Banyaknya pendatang menyebabkan keterbatasan lahan untuk akses publik khususnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan yang dekat dengan pusat perekonomian. Salah satunya adalah kawasan Jalan Purnawarman. Penempatan bangunan yang kurang staregis juga ketersedian lahan yang kurang memadai menyebabkan banyak permasalahan terutama permasalahan tentang ketersediaan RTH bagi masyarakat sebagai sarana untuk berinteraksi di kawasan yang nyaman.

Menurut data yang dilansir Greenlife Society setidaknya 90 pusat perbelanjaan di kota Bandung masih berhutang 85 ribu meter persegi ruang hijau.Selain itu Dari data Badan Pengendalian Lingkungan Hidup 2007, ruang terbuka hijau di Kota Bandung kini tersisa 8,76 %, dari 30%

RTH yang seharusnya di miliki oleh sebuah kota. Dari kedua fakta tersebut menunjukan bahwa kota Bandung berada pada posisi kritis

Menurut Undang –Undang no.27 tentang Penataan ruang, ruang terbuka hijau adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang di mana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Salah satu fungsinya yakni sebagai pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara, dan sebagai sarana estetika kota. Namun hal ini di kurang di terapkan,salah satunya di kawasan jalan Purnawarman.

3.4.1. Permasalahan

Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan di Jalan Purnawarman Bandung, RTH di tempat ini menghadapi permasalahan kota diantaranya yaitu:

1. Penempatan RTH tidak sesuai

Mall-mall di sekitar jalan Purnawarman sebenarnya sudah menyediakan lahan untuk RTH, namun kapasitas dan cara penempatan lahannya kurang sesuai karena masih banyak pepohonan besar yang di tempatkan di tengah-tengah trotoar sehingga pedestrian susah untuk melewati trotoar diantara pohon dan PKL.

Gambar 11 : Komponen RTH yang tdak sesuai pengalokasiannya

Hasil observasi, 2012

Gambar 12 : PKL tinggal diantara pohon

Hasil observasi, 2012

2. RTH mengganggu hak pejalan kaki

Trotoar yang sempit diperparah oleh adanya pohon besar mengakibatkan pejalan kaki menjadi enggan untuk jalan diantara pohon besar tersebut sehingga mereka memilih berjalan di bahu jalan.

Gambar 13 : Pejalan Kaki memilih berjalan di bahu jalan

Hasil observasi, 2012

3. RTH yang tidak terawat dengan baik dan alih fungsinya

RTH yang sudah disediakan di Jalan Purnawarman tidak terawat dengan baik terlihat dari banyaknya sampah yang menumpuk di sisi pohon. Tuna wisma juga tidak jarang menggunakan RTH sebagai MCK dan tempat tinggal.

(9)

9

Gambar 14 : Sampah mengganggu kebersihan RTH

Hasil Observasi, 2012

Gambar 15 : RTH digunakan sebagai MCK oleh tuna wisma

Hasil observasi, 2012

3.4.2. Potensi

Kawasan Jalan Purnawarman memiliki potensi dalam pengembangan RTH dikarenakan jika kita melihat kawasan ini dari google maps kita akan bisa melihat kawasan ini hijau oleh pepohonan. Jika dikelola dengan baik kawasan ini akan menjadi sebuah pusat perbelanjaan yang nyaman dan hijau. Selain itu juga sebagai penopang Ruang Terbuka Hijau di Bandung.

(10)

10

3.5. Sirkulasi Lalu Lintas

Sirkulasi lalu lintas merupakan aspek penting yang menunjukkan apakah suatu kawasan berhasil direncanakan atau tidak. Tempat yang kami pilih adalah Kawasan di sekitar Bandung Electronic Center (BEC) dan Gramedia, di daerah ini terdapat di salah satu bagian dari Jalan Purnawarman. Kami memilih kawasan ini karena di daerah tersebut banyak terdapat permasalah perkotaan , salah satunya buruknya sirkulasi lalu lintas. Sirkulasi lalu lintas merupakan aspek penting yang menunjukkan apakah suatu kawasan berhasil direncanakan atau tidak.

Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung. Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas. Ada tiga komponen lalu lintas yaitu manusia, kendaraan, dan jalan. Sirkulasi lalu lintas yang baik haruslah dapat memberikan kelancaran dan keamanan bagi pihak yang terkait, yaitu manusia sebagai pengendara dan manusia sebagai pejalan kaki.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sirkulasi yang buruk menyebabkan kemacetan, kemacetan sendiri didefinisikan sebagai situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.

Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk. Banyak kerugian yang akan didapatkan ketika kita terjebak kemacetan, diantaranya waktu, tenaga, dan materi.

3.5.1. Permasalahan

Keadaan yang terjadi di kawasan sekitar BEC tersebut terlihat tidak ideal. Banyak permasalahan yang terjadi salah satunya kemacetan

sebagai akibat dari kesemerawutan antara sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan bermotor. Permasalahan kemacetan tersebut antara lain:

1. Ruas jalan yang tidak terlalu lebar yaitu sekitar lima meter.

2. Sistem keluar masuk parkir yang buruk.

Gedung BEC tidak memiliki tata masa bangunan yang baik.

Bangunan tersebut terlalu dekat dengan jalan. Apabila pengunjung sedang padat, menyebabkan kendaraan yang hendak masuk ke basemen parkir. Perlu mengantri hingga ruas jalan utama. Hal itu menyebabkan terjadi penumpukan kendaraan dan ujung-ujungnya kembali lagi pada kemacetan.

Gambar 16 : Membelok saat hendak parkir menjadi salah satu penyebab kemacetan di BEC

Hasil observasi, 2012

3. Parkir liar di bahu jalan dan trotoar

Area parkir yang didirikan di trotoar menyebabkan pejalan kaki akhirnya berjalan di bahu jalan seperti juga banyaknya kendaraan roda dua yang diparkir di bahu jalan merupakan salah satu penyebab kemacetan.

Gambar 17 : Penyebab Kemacetan yaitu angkot, parkir sembarangan

dan pejalan kaki

Hasil observasi, 2012

4. Perilaku pejalan kaki

Pejalan kaki menyebrang jalan sembarangan dimanapun mereka mau.

Meskipun di jalan purnawarman sudah terdapat zebracross, mereka tidak menggunakannya dan menyebrang sembarangan. Seperti yang terlihat pada gambar berikut :

Gambar 18 : Pejalan kaki menyeberang sembarangan

Hasil observasi, 2012

5. Angkot yang mengetem dan menunurunkan penumpang sembarangan

(11)

11

Buruknya sistem transportasi di Kota Bandung menyebabkan hal di atas terjadi. Para supir angkot dengan seenaknya berhenti di tengah jalan, tidak mengidahkan pengemudi lain.

6. Rambu lalu lintas tidak dipatuhi

Sebenarnya di sepanjang jalan purnawarman kawasan BEC telah terdapat rambu Dilarang Parkir. Tetapi hal itu tidak diindahkan oleh pengemudi yang justru memakirkannya di tempat yang dilarang. Hal tersebut dapat menghambat sirkulasi lalu lintas.

3.5.2. Potensi

Jalan di Purnawarman adalah salah satu jalan padat dengan jalur satu arah. Jalan ini memiliki potensi bisnis yang menguntungkan. Namun karena adanya beberapa kendala maka ada hal yang kurang pada daerah Purbawarman ini. Dengan perevitalisasian trotoar maka antara hak pejalan kaki dan kendaraan menjadi jelas.

(12)

12

3.6. Trotoar dan Pejalan Kaki

Berjalan kaki adalah salah satu solusi utama yang dapat diterapkan untuk mengurangi permasalahan di jalan Purnawarman.

Dengan banyaknya pejalan kaki akan mengurangi jumlah pengguna kendaraan pribadi sehingga mampu mengurangi volume kendaraan.

Namun, fasilitas bagi pejalan kaki di jalan purnawarman kurang memadai.

Fasilitas pejalan kaki sendiri mencakup jalur pejalan kaki, lapak tunggu, lampu penerangan, rambu, pagar pembatas, marka jalan dan pelindung. Salah satu jalur utama bagi pejalan kaki adalah trotoar. trotoar memiliki fungsi utama untuk memberikan pelayanan pada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanandan kenyamanan pejalan kaki tersebut. Trotoar juga berfungsi memperlancar lalu lintas jalan raya karena tidak terganggu atau terpengaruh oleh lalu lintas pejalan kaki.

Undang-undang (UU) no 22 tahun 2009 pasal 131 ayat 1telah menyatakan,’’ pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupa trotoar, tempat penyeberangan, dan fasilitas lain.”Dengan jelas dapat diartikan bahwa secara hukum trotoar –trotoar di Indonesia adalah milik pejalan kaki.

3.6.1. Permasalahan

Setelah melakukan observasi permasalahan yang terdapat pada Jalan Purnawarman yang menyangkut trotoar dan pejalan kaki yaitu alih fungsi Trotoar, diantaranya :

1. Tempat berjualan bagi PKL (makanan dan aksesoris gadget)dan warung kopi,

2. Parkir liar bagi yang tidak kebagian lahan parkir ,

3. Sebagai tempat tinggal sementara pengemis dan tuna wisma, 4. Tempat sampah umum bagi para pedagang,

Gambar 19 : Tempat sampah yang berada di trotoar

Hasil observasi, 2012

5. Media iklan dan vandalisme,

Gambar 200 : Media Iklan yang memenuhi badan trotoar

Hasil observasi, 2012

3.6.2. Potensi

Dalam hal trotoar Jalan Purnawarman memiliki sebuah potensi yaitu ruas jalan diantara Jalan Purnawarman (Gramedia-BEC) tidak terlalu jauh sehingga pejalan kaki dan trotoar mempunyai porsi yang seimbang untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Sehingga revitalisasi trotoar yang baik menjadi sebuah rekomendasi sebagai penunjang potensi Jalan Purnawarman yang baik.

(13)

13

BAB IV

GAGASAN PENYELESAIAN

Kota besar seperti Bandung memang sulit di lepaskan dari permasalahan kota yang semakin di perparah dengan prilaku pengguna kota nya yang kurang bisa menghargai peraturan dan kelestarian lingkungan. Tak heran, bila salah satu kawasan di kota Bandung seperti di sepanjang jalan Purnawarman tepatnya di sekitar kawasan BEC dan Gramedia yang merupakan pusat perbelanjaaan, memiliki permasalahan yang begitu kompleks seperti yang telah diungkapkan sebelumnya,.

Berikut ini adalah gagasan penyelesaian dari setiap sudut pandang permasalahan,

4.1 Lahan Parkir

Masalah terbesar mengenai prasarana lahan parkir adalah kurangnya lahan parkir yang nyaman dan aman. Dengan potensi yang ada pada kawasan Jalan Purnawarman yaitu tersedia beberapa lahan parkir umum walaupun dengan tingkat luasan yang tidak terlalu besar dapat dibuat sebuah solusi. Solusi tersebut adalah pembuatan sistem gedung parkir atau parkir basement. Yang baru menerapkan sistem ini adalah BEC.

Mungkin dengan sistem serupa dapat diterapkan pada parkiran yang lain dengan jangkauan objek yang lebih luas yaitu masyarakat umum pengunjung kawasan Jalan Purnawarman.

Gambar 21 : Sistem gedung parkir

Sumber : Google

Gambar 22 : Parkir Basement

Sumber : Google

Parkir basement atau gedung parkir mempunyai keunggulan dapat menampung banyak kendaraan hanya dengan luas tanah yang minin dan hal ini cocok dengan keadaan Jalan Purnawarman.

4.2 Kebersihan Lingkungan

Kurangnya tempat sampah menjadi masalah terbesar mengapa banyak orang membuang sampahnya sembarangan di kawasan Jalan Purnawarman. Sehingga solusi paling tepat secara preventif adalah pembuatan tempat sampah yang lebih banyak di setiap 5-10 meter. Lebih baik lagi tempat sampah itu dapat bervariasi untuk dua jenis sampah organik dan anorganik. Tindakan selanjutnya adalah pemanfaatan Sumber Daya Manusia untuk bekerja menjaga kebersihan lingkungan di kawasan Jalan Purnawarman.

Sumber : google

Sumber : Google

4.3 Pedagang Kaki Lima

Dengan pengolahan PKL yang lebih baik pemerintah bisa memberdayakan SDM PKL yang sebelumnya mengganggu menjadi salah satu tiang ekonomi. Salah satunya dengan pemberdayaan PKL dalam kegiatan koperasi dan pengalokasian PKL seperti di daerah Surakarta

Gambar 25 : Koperasi PKL

Gambar 23 : Pemberian dua jenis tempat sampah

Gambar 24 : Pendayagunaan Petugas kebersihan

Gambar 26 : Tempat wisata kuliner di Surakarta yang berisi PKL

Sumber : Google

(14)

14

4.4 Ruang Terbuka Hijau

Masalah terbesar yang dihadapi oleh RTH adalah kurangnya tempat yang layak bagi RTH dan perawatan RTH itu sendiri. RTH pada sebuah trotoar tidak salah , namun yang salah itu adalah para PKL yang mempersempit ruas trotoarnya. Dengan begitu penyelesaian paling awal adalah mengalokasikan PKL yang tidak tertib. Kedua adalah merawat RTH itu sendiri sedemikian rupa sehingga RTH di Bandung selain menjadi penyejuk juga menjadi taman yang indah dan menambah nilai tambah bagi wisatawan.

4.5 Sirkulasi Lalu-Lintas

Solusi untuk sirkulasi lalu lintas, antara lain : - Perbaiki sistem keluar masuk parkir

Apabila jalur masuk parkir diperbaiki dengan memperlebar pintu masuk, maka penumpukan kendaraan akan dapat teratasi.

- Perluas dan pernyaman zebracross bagi penyebrang jalan

Pemerintah dapat memberikan jalur penyebrangan zebracross yang lebar dan menarik midalnya dengan motif tertentu, serta akan lebih baik jika di beri rambu penyebrangan. Hal tersebut agar pejalan kaki lebih tertarik melewati zebracross tersebut karena terdapat nilai estetikanya.

- Halte pemberhentian angkot

Agar penumpang lebih teratur dalam memberhentikan angkot, maka akan baik jika halte didirikan. Juga perlu ada penindakan tegas bagi supir angkot agar mereka tidak berhenti seenaknya, dan menunggu penumpang di halte.

- Revitalisasi trotoar agar pejalan kaki tidak turun ke jalan.

Revitalisasi trotoar diperlukan agar pejalan kaki berjalan pada tempatnya dan mencegah agar pejalan kaki tidak turun kejalan.

Revitalisasi dapat dilakukan dengan memindahkan PKL ke lahan yang masih kosong tetapi masih di sekitar kawasan BEC dan Gramedia. Selanjutnya perbaiki trotoar dengan di tanam pohon- pohon hias. Di sepanjang trotoar sekaligus untuk menambah Ruang Terbuka Hijau.

4.6 Trotoar dan Pejalan Kaki

Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kepeduliannya dan bekerja sama untuk mengembalikan fungsi utama trotoar sebagai salah satu bagian dari fasilitas pejalan kaki. Hal ini perlu dilakukan agar kedua pihak saling membantu bukannya melempar tanggung jawab.

Pemerintah memperhatikan hak-hak pejalan kaki dalam pengelolaan jalan, karena yang selama ini yang terlihat adalah pemerintah lebih memperhatikan pengguna kendaraan daripada pejalan kaki. Hal ini terlihat dari banyaknya pembangunan yang mendukung pengguna kendaraan dari pada pejalan kaki. Pemerintah juga dapat berperan dengan mengurangi jumlah arus kendaraan yang melintas perancangan trotoar yang baik dan perelokasian para pedagang dan pengemis agar tidak memenuhi trotoar.

Masyarakat sebagai pengguna jalan dapat berperan dalam menjaga perawatan trotoar, contohnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan vandalisme dan menggunakan fasilitas yang tersedia sesuai dengan tujuannya. Hal ini sebenarnya harus dilakukan sebagai kesadaran karena fasilitas pejalan kaki termasuk dalam fasilitas umum yang dibangun dengan menggunakan uang masyarakat.

Dengan terjaganya fasilitas pejalan kaki, pemerintah tidak perlu mengeluarkan dana khusus untuk perbaikan fasilitas tersebut, selain itu kebersihan dan ketertiban akan menciptakan keamanan dan kenyamanan.

Kembali adalah merevitalisasi trotoar dan mengembalikan fungsi utamanya untuk kenyamanan dan terpenuhinya hak-hak pejalan kaki.

(15)

15

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kawasan Bandung Elektronik Center (BEC) dan Gramedia yang ada di jalan Purnawarman merupakan salah satu kawasan padat pengunjung di Kota Bandung karena di kawasan tersebut terdapat banyak tempat-tempat komersial seperti BEC, Gramedia, Factory Outlet, Universitas, Bimbingan belajar dan sebagainya. Hal tersebut menyebabkan berbagai permasalah perkotaan dan lingkungan terjadi.

Misalnya kemacetan, kesemerawutan, sampah, dan sebagainya.

Banyaknya kendaraan yang melewati kawasan BEC menyebabkan penumpukan kendaraan. Penumpukan kendaraan tersebut tidak sebanding dengan besarnya jalan hingga akhirnya menyebabkan kemacetan. Namun, kemacetan tidak semata-mata disebabkan oleh besarnya jalan, banyak aspek lain yang memperparah sirkulasi lalu lintas di jalan purnawarman seperti salah satunya adalah buruknya fasilitas pejalan kaki. Trotoar mengalami berbagai pengalihan fungsi. Baik itu sebagai tempat berjualan, signage, dan sebagainya. Trotoar yang seharusnya diperuntukkan bagi pejalan kaki justru digunakan untuk lahan PKL menjual dagangannya akbatnya pejalan kaki yang hendak lewat justru turun ke ruas jalan hingga menghambat jalannya kendaraan. PKL yang berjualan di trotoar bukan hanya menghalangi pejalan kaki tapi juga menyebabkan permasalahan lingkungan seperti sampah dan pencemaran air di saluran pembuangan. Keadaan itu diperburuk dengan minimnya tempat sampah yang ada di sekitar kawasan BEC dan Gramedia, hanya ada sekitar empat tong sampah di kawasan tersebut. Akibatnya sampah

berserakan di sepanjang trotoar juga di bawah pepohonan dan kemudian menciptakan suasana kumuh. Permasalahan selanjutnya yaitu RTH. Di kawasan tersebut terdapat bebererapa RTH berupa pepohonan di pinggir jalan. Namun RTH itu tidak terawat dan justru menimbulkan banyak masalah bagi RTH itu sendiri maupun pengunjung. Banyaknya pohon besar di trotoar yang sempit dan kondisi RTH yang tidak terawat menimbulkan ketidaknyamanan publik.

Parkir juga menjadi masalah di kawasan ini. Padatnya pengunjung berdampak pada kebutuhan lahan untuk parkir kenadaraaan.

Sebenarnya lahan parkir telah disediakan oleh para pengelola gedung seperti yang ada di besement Bandung Electronik Center, lahan parkir yang ada di Gramedia maupun bangunan-bangunan lain. Namun lahan fasilitas parkir di kawasan BEC masih belum baik. Pintu masuk parkir terlalu kecil hanya cukup untuk satu ukuran mini bus sehingga apabila pengunjung sedang banyak terjadi antrian kendaraan hingga ke ruas jalan hingga kemacetan pun terjadi. Selain itu beberapa pihak justru menggunakan bahu jalan, trotoar dan penyeberangan jalan untuk memarkir kendaraan dengan alasan lebih dekat, dan praktis. Keadaan ini menyebabkan kemacetan karena ruas jalan pejalan kaki maupun kendaraan bermotor dipakai untuk parkir.

Namun dari keseluruhan permasalahan yang ada terdapat potensi dari kawasan Jalan Purnawarman untuk dapat lebih baik. Antara ketersediaan lahan yang kurang dimanfaatkan dengan baik dan bijak.

5.2. Saran

Berdasarkan permasalahan diatas kami menyarankan agar pemerintah segera melakukan revitalisasi kawasan tersebut. Utamanya segera perbaiki fasilitas pejalan kaki dengan merevitalisasi trotoar,

menfungsikan trotoa sebagaimana mestinya dan memperbaiki fasilitas publik. Pedagang kaki lima yang menempati trotoar dapat dijadikan part of solution, Keberadaan PKL akan menambah eksotik keindahan sebuah lokasi wisata di tengah-tengah kota apabila keberadaannya ditata dengan baik dan konsisten. Jadi PKL perlu dipindahkan ke lahan lain tetapi dengan penataan kawasan yang menarik, dengan tidak menggunakan trotoar Jalan Purnawarman yang sempit. Setelah PKL dipindahkan langkah selanjutnya adalah pembersihan trotoar dari parkir liar dan sampah. Pemerintah perlu menambah jumlah tempat sampah,pemberdayaan petugas kebersihan dan juga akan lebih baik jika dilakukan pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Selain itu, pemerintah perlu mengalokasikan dananya untuk menata RTH di sekitar kawasan BEC dan Gramedia. RTH yang baik dan rapi akan sangat bermanfaat baik untuk untuk kesehatan maupun estetika kawasan.

Solusi selanjutnya adalah masalah parkir. Pemerintah perlu membangun bangunan parkir khusus untuk daerah Jalan Purnawarman yang mampu menampung mobil maupun motor. Kemudian, lakukan razia terhadap kendaraan yang parkir sembarangan dengan memberikan surat tilang agar ada unsur jera pada masyarakat yang melakukan pelanggaran terhadap ketertiban umum. Rekomendasi kami selanjutnya adalah pemerintah perlu memperbaiki sistem transportasi massal di kota Bandung agar masyarakat tidak menggunkan kendaraan pribadi sehingga jumlah kendaraan tidak membludak dan kemacetan dapat tertekan.

Apabila solusi solusi tadi telah dilaksanakan maka sirkulasi lalu lintas semua pihak baik pejalan kaki maupun pengendara akan menjadi lancar dan mencegah terjadinya kemacetan dan kesemerawutan kawasan.

Penyusun

(16)

16

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Peta Bandung secara umum ... 3

Gambar 2 : Lahan Parkir Liar di zebra cross dan persimpangan jalan ... 4

Gambar 3 : Parkir Sembarangan di bawah rambu Dilarang Parkir ... 4

Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar ... 5

Gambar 5 : Potensi Lahan Parkir yang sudah ada ... 5

Gambar 6 : Sampah yang meluap ... 6

Gambar 7 : Sampah di Selokan ... 6

Gambar 8 : Banyak sampah dibuang sembarangan seperti di petak tanah ... 6

Gambar 9 : Alih fungsi Trotoar menjadi Lapak ... 7

Gambar 10 : Tidak adanya batas Antara Pejalan Kaki dan Pengendara Motor Karena Adanya PKL ... 7

Gambar 11 : Komponen RTH yang tdak sesuai pengalokasiannya ... 8

Gambar 12 : PKL tinggal diantara pohon ... 8

Gambar 13 : Pejalan Kaki memilih berjalan di bahu jalan ... 8

Gambar 14 : Sampah mengganggu kebersihan RTH ... 9

Gambar 15 : RTH digunakan sebagai MCK oleh tuna wisma ... 9

Gambar 16 : Membelok saat hendak parkir menjadi salah satu penyebab kemacetan di BEC ... 10

Gambar 17 : Penyebab Kemacetan yaitu angkot, parkir sembarangan dan pejalan kaki ... 10

Gambar 18 : Pejalan kaki menyeberang sembarangan ... 10

Gambar 19 : Tempat sampah yang berada di trotoar ... 12

Gambar 20 : Media Iklan yang memenuhi badan trotoar ... 12

Gambar 21 : Sistem gedung parkir ... 13

Gambar 22 : Parkir Basement ... 13

Gambar 25 : Koperasi PKL ... 13

Gambar 23 : Pemberian dua jenis tempat sampah ... 13

Gambar 24 : Pendayagunaan Petugas kebersihan ... 13

Gambar 26 : Tempat wisata kuliner di Surakarta yang berisi PKL ... 13

(17)

17

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Danarto Rudi, Analisis Pemanfaatan Gedung Parkir Di Pusat Perbelanjaan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya di Kotamadya Bandung, Tugas Akhir Jurusan Teknik Planologi, ITB, 1998 IEPF. 2010. Gerakan 3R Pembentukan Masyarakat Peduli Daur Ulang. Bandung: Indonesian Education Promoting Foundation.

Tibbalds,Francis. 2001. Making People Friendly Town. London: Spon Press

Wibisono, Penentuan Alternatif Penyediaan Ruang Parkir Luar Jalan di Kawasan Braga, Tugas Akhir Jurusan Teknik Planologi, ITB, 1999

Web :

Kodar Solihat, 2011. Angkot Ngetem Sumber Kmecetan. http://www.pikiran-rakyat.com. Diakses 1 Maret 2012

Retno Damayanti, 2008. Alih Fungsi Trotoar http://retnodamayanthi.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 1 Maret 2012

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahas Indonesia. http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php. Diakses pada tanggal 5 Maret 2012 http://ayikngalah.wordpress.com/fakultas/trotoar/

http://simpangmahar.blogspot.com/2010/02/ruang-terbuka-hijau-rth.html#ixzz1oKeORyRy http://binamarga.pu.go.id/referensi/nspm/standar6110.pdf

http://www.djpp.depkumham.go.id/inc/buka.php?czozMToiZD0yMDAwKzkmZj11dTIyLTIwMDlidC5odG0manM9MSI7 http://bintangpapua.com/opini/11161-pedagang-kaki-lima-dan-permasalahannya-di-perkotaa

http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagang_kaki_lima

http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2029/pedagang_kaki_lima.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Parkir_di_pinggir_jalan

http://id.wikipedia.org/wiki/Parkir

Referensi

Dokumen terkait

Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang

Nilai rata-rata efisiensi teknis yang dicapai masih dibawah 100 persen, artinya bahwa usahatani tembakau yang dilakukan oleh petani masih belum efisien secara teknis

Dalam pelaksanaan Program Induksi, pembimbing ditunjuk oleh kepala sekolah/madrasah dengan kriteria memiliki kompetensi sebagai guru profesional; pengalaman mengajar

P (Participants) P1 dalam dialog tersebut adalah Lorna yang sedang berbicara pada P2 yaitu James... 145 No

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstrak Etanolik Herba Ciplukan memberi- kan efek sitotoksik dan mampu meng- induksi apoptosis pada sel kanker payudara MCF-7

(3) kedisiplinan belajar santri berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan menghafal al- Qur’an santri pondok pesantren Al-Aziz Lasem Rembang, hal ini terbukti

manual, namun salah. Pilih ulang jenis jaringan berdasarkan jenis SIM/USIM card yang digunakan. Terkoneksi ke Internet, namun tidak bias membuka halaman website apa pun.

Dengan hasil penelitian ini dapat dilihat keakuratan diagnostik potong beku, sitologi imprint intraoperasi, dan gambaran USG pada pasien dengan diagnosa tumor ovarium untuk