• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT PUTUSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT PUTUSAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan KI Sulbar hal-1

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT

PUTUSAN

Nomor : 023 /XI/KI-SB/PS-A/2019

1. IDENTITAS

[1.1] Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat yang menerima, memeriksa dan menjatuhkan putusan dalam Sengketa Informasi Publik dengan Nomor Registrasi : 026/REG-PSI/KI-SB/IX/2019, yang diajukan oleh :

Nama : Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pemburu Keadilan

Alamat : Jl. Poros Mamasa Polewali Karangan, Desa Bombong Lambe, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Prov Sulbar

yang dalam persidangan di Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat dihadiri oleh Roberth Pariakan selaku Pimpinan Umum, selanjutnya disebut sebagai Pemohon,

Terhadap

Nama : Pemerintah Desa Masewe, Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa

Alamat : Desa Masewe, Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa selanjutnya disebut sebagai Termohon.

[1.2] Telah membaca surat permohonan Pemohon;

Telah mendengar keterangan Pemohon;

Telah memeriksa surat-surat Pemohon;

(2)

Putusan KI Sulbar hal-2 1. DUDUK PERKARA

A. Pendahuluan

[2.1] Bahwa Pemohon telah mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik pada tanggal 4 September 2019 melalui Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat, surat diterima pada tanggal yang sama dan terdaftar di Kepaniteraan Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat dengan registrasi sengketa nomor : 026/REG-PSI/KI-SB/IX/2019.

Kronologi

[2.2] Bahwa Pemohon telah mengajukan Permohonan Informasi Publik melalui surat nomor : 007/LSM-LPK/III/2019, yang ditandatangani oleh Roberth Pariakan selaku Pimpinan Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pemburu Keadilan, bertanggal 2 Maret 2019, yang ditujukan kepada Kepala Desa Masewe, Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, surat diterima pada tanggal 28 Maret 2019 oleh Anace, dengan permintaan berupa :

1. Dokumen penggunaan dana desa tahun angaran 2017 dan tahun anggaran 2018.

2. Perencanaan dan pertanggungjawaban dana ADD dan DDS

[2.3] Bahwa permohonan permintaan informasi yang diajukan oleh Pemohon sebagaimana diuraikan pada paragraf [2.2], menurut Pemohon sampai batas waktu yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, tidak mendapatkan tanggapan atau jawaban dari Termohon;

[2.4] Bahwa selanjutnya Pemohon mengajukan surat keberatan dengan nomor : 007/LSM-LPK/IV/2019, yang ditandatangani oleh Roberth Pariakan selaku Pimpinan Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pemburu Keadilan, bertanggal 27 April 2019, yang ditujukan kepada Kepala Desa Desa Masewe, Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, surat diterima pada tanggal 10 Mei 2019 oleh Duma, dimana isi surat tersebut menyatakan keberatan atas tidak diberikannya permintaan informasi sebagaimana telah dijelaskan pada paragraf [2.2];

(3)

Putusan KI Sulbar hal-3 [2.5] Bahwa hingga berakhirnya jangka waktu untuk memberikan tanggapan atau jawaban atas keberatan dari Pemohon sebagaimana dimaksud pada paragraf [2.4], Termohon juga tidak memberikan tanggapan atau jawaban;

[2.6] Bahwa atas dasar sebagaimana dimaksud pada paragraph [2.5], pada tanggal 4 September 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik kepada Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat, melalui surat dengan nomor : 007/SPIP-LPK/IX/2019 yang ditandatangani oleh Roberth Pariakan selaku Pimpinan Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pemburu Keadilan, surat tersebut diterima dan terdaftar pada tanggal yang sama di Kepaniteraan dengan nomor registrasi : 026/REG-PSI/KI-SB/IX/2019;

[2.7] Bahwa pada tanggal 15 Oktober 2019 telah dilaksanakan sidang penyelesaian sengketa informasi publik di Kantor Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat, dengan agenda Sidang Pemeriksaan Awal yang dihadiri oleh Pemohon dan tanpa dihadiri oleh Termohon;

[2.8] Bahwa atas dasar ketidakhadiran Termohon sebagaimana telah diuraikan pada paragraf [2.7], Majelis Komisioner menunda persidangan pemeriksaan awal dengan memberikan kesempatan kepada Termohon untuk hadir kembali sehingga pada tanggal 29 Oktober 2019 dilaksanakan sidang penyelesaian sengketa informasi publik dengan agenda yang sama di Kantor Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat, dihadiri oleh Pemohon dan tidak dihadiri oleh Termohon;

Alasan atau Tujuan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik [2.9] Bahwa alasan atau tujuan Pemohon mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik atas perkara a quo ini karena Termohon tidak menanggapi keberatan atau mengabaikan permintaan atas permohonan informasi;

Petitum

[2.10] Pemohon meminta kepada Majelis Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat untuk memutus sengketa informasi ini dengan memerintahkan kepada Termohon untuk memberikan dokumen yang diminta oleh Pemohon;

(4)

Putusan KI Sulbar hal-4 B. Alat Bukti

Keterangan Pemohon

[2.11] Menimbang bahwa dalam persidangan pada tanggal 15 Oktober 2019 dan 29 Oktober 2019 , Pemohon telah menyampaikan keterangan sebagai berikut ; 1. Pemohon membenarkan bahwa telah pernah mengajukan Permohonan

Informasi Publik melalui surat nomor : 007/LSM-LPK/III/2019, yang ditandatangani oleh Roberth Pariakan selaku Pimpinan Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pemburu Keadilan, bertanggal 2 Maret 2019, yang ditujukan kepada Kepala Desa Desa Masewe, Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, surat diterima pada tanggal 28 Maret 2019 oleh Anace, dengan permintaan berupa :

a. Dokumen penggunaan dana desa tahun angaran 2017 dan tahun anggaran 2018; dan

b. Perencanaan dan pertanggungjawaban dana ADD dan DDS.

2. Majelis Komisioner mempertanyakan adanya 2 (dua) lembaran tanda terima surat permintaan informasi yang ditujukan kepada Desa Masewe, Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, dimana yang pertama adalah surat dengan tanda terima bertanggal 11 Februari 2019 dan yang kedua surat bertanggal 28 Maret 2019 yang kesemuanya diterima atas nama Anace. Atas pertanyaan ini Pemohon menjawab bahwa memang telah menyurat kedua kali meminta informasi kepada Kepala Desa Masewe tapi yang diajukan ke Komisi Informasi adalah yang bertanggal 28 Maret 2019, sedangkan surat yang pertama bertanggal 11 Februari 2019 adalah tembusan surat ke Kepala Desa Masewe.

Atas dasar hal ini Majelis Komisioner menganggap yang dijadikan rujukan karena bukti fisik surat terlampir adalah surat yang kedua bertanggal 28 Maret 2019.

3. Pemohon dalam keterangannya dipersidangan menyatakan telah melampirkan surat tersebut kepada instansi yang berhubungan dengan pemberantasan korupsi seperti Kepolisian, Kejaksaan dan juga melalui Kepala Inspektorat dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Mamuju, sebagai tembusan surat, hal ini Pemohon lakukan sebagai bahan investigasi guna

(5)

Putusan KI Sulbar hal-5 membongkar adanya ketidakberesan dalam pembangunan di desa Masewe sehingga Pemohon meminta dokumen ke Termohon untuk keperluan pelaporan kasus dugaaan korupsi.

4. Pemohon dalam keterangannya dipersidangan kecewa dengan sikap Kepala Desa Masewe yang tidak menggubris surat permintaan informasi yang diajukannya sehingga Pemohon membenarkan telah mengajukan surat keberatan kepada Termohon yang ditandatangani pada tanggal 27 April 2019, yang ditujukan kepada Kepala Desa Masewe, surat tersebut diterima pada tanggal 10 Mei 2019, dimana isi surat tersebut menyatakan keberatan atas tidak diberikannya permintaan informasi.

5. Pemohon juga menyayangkan ketidakhadiran Termohon dalam persidangan di Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat.

6. Adapun tujuan Pemohon untuk meminta informasi berupa dokumen adalah untuk memantau apakah hasil pembangunan yang telah dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan oleh Desa Masewe sesuai dengan perencanaan dan dokumen penganggaran.

Surat-Surat Pemohon

[2.12] Bahwa Pemohon telah mengajukan surat-surat sebagai berikut :

Surat P-1 Fotokopi Surat Permohonan Informasi Publik yang ditandatangani oleh Roberth Pariakan selaku Pimpinan Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pemburu Keadilan bertanggal 23 Maret 2019, yang ditujukan kepada Kepala Desa Masewe, Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, beserta lembaran penerimaan surat yang ditandatangani oleh Anace.

Surat P-2 Fotokopi Surat Keberatan yang ditandatangani oleh Roberth Pariakan selaku Pimpinan Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pemburu Keadilan bertanggal 27 April 2019, yang ditujukan kepada Kepala Desa Masewe, Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, beserta lembaran penerimaan surat yang dterima atas nama Anace.

(6)

Putusan KI Sulbar hal-6 Surat P-3 Fotokopi Surat Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi

Publik ke Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat bertanggal 4 September 2019.

Surat P-4 Fotokopi Akta Pendirian Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pembutu Keadilan, yang dibuat oleh Notaris Abu Afief Waris, SH . dengan nomor akta : 01 bertanggal 8 Juli 2019.

Surat P-5 Foto copy Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pembutu Keadilan oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan nomor AHU-0008885.ah.01.07 tahun 2019, bertanggal 29 Agustus 2019.

Surat P-6 Fotokopi identitas Kartu Tanda Penduduk atas nama Roberth P Nomor KTP 7604043407680001 dengan alamat Lingkungan Pande Bassi, Sulewatang, Polewali.

Keterangan Termohon

[2.13] Menimbang bahwa persidangan pada tanggal 15 Oktober 2019 dan tanggal 29 Oktober 2019, Termohon tidak hadir sehingga tidak dapat didengarkan keterangannya.

PERTIMBANGAN HUKUM

[3.1] Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan sesungguhnya mengenai Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik, sebagaimana diatur pasal 35 ayat (1) huruf c, Undang-undang No.14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, selanjutnya disebut UU KIP,juncto pasal 5 huruf b Pasal 13 dan Pasal 36 ayat (1) dan (2) Peraturan Komisi Informasi No.1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik, selanjutnya disebut Perki No 1 Tahun 2013 tentang PPSIP;

(7)

Putusan KI Sulbar hal-7 [3.2] Menimbang bahwa sebelum memasuki pokok permohonan, berdasarkan pasal 36 ayat (1) Perki No 1 Tahun 2013 tentang PPSIP, Majelis Komisioner terlebih dahulu akan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Kewenangan Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat untuk memeriksa dan menjatuhkan putusan terhadap permohonan a quo ;

2. Kedudukan hukum atau legal standing Pemohon sebagai yang mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik ;

3. Kedudukan hukum atau legal standing Termohon sebagai Badan Publik dalam sengketa informasi publik ;

4. Batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik.

Bahwa terhadap keempat hal tersebut, Majelis Komisioner mempertimbangkan dan memberikan pendapat sebagai berikut :

A. Kewenangan Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat

[3.3] Menimbang bahwa Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat memiliki dua kewenangan yaitu Kewenangan Absolut dan Kewenangan Relatif.

Kewenangan Absolut

[3.4] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 4 UU KIP yang menyatakan : Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi.

[3.5] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 5 UU KIP, juncto Pasal 1 angka 3 Perki No 1 Tahun 2013 tentang PPSIP menyatakan : Sengketa Informasi Publik adalah sengketa yang terjadi antara badan publik dan pengguna informasi publik yang berkaitan dengan hak memperoleh dan menggunakan informasi berdasarkan perundang-undangan.

[3.6] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan :

(8)

Putusan KI Sulbar hal-8 Pasal 22 UU KIP :

Ayat (1)

Setiap Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan permintaan untuk memperoleh Informasi Publik kepada badan Publik terkait secara tertulis atau tidak tertulis.

Ayat (7)

Paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya permintaan, Badan Publik menyampaikan pemberitahuan tertulis yang berisikan :

a. informasi yang diminta berada di bawah penguasaannya ataupun tidak;

b. Badan Publik wajib memberitahukan Badan Publik yang menguasai informasi yang diminta apabila informasi yang diminta tidak berada di bawah penguasaannya dan Badan Publik yang menerima permintaan mengetahui keberadaan informasi yang diminta;

c. penerimaan atau penolakan permintaan dengan alasan yang tercantum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17;

d. dalam hal permintaan diterima seluruhnya atau sebagian dicantumkan materi informasi yang akan diberikan;

e. dalam hal suatu dokumen mengandung materi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, maka informasi yang dikecualikan tersebut dapat dihitamkan dengan disertai alasan dan materinya;

f. alat penyampai dan format informasi yang akan diberikan; dan/atau g. biaya serta cara pembayaran untuk memperoleh informasi yang

diminta.

Ayat (8)

Badan Publik yang bersangkutan dapat memperpanjang waktu untuk mengirimkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (7), paling lambat 7 (tujuh) hari kerja berikutnya dengan memberikan alasan secara tertulis.

(9)

Putusan KI Sulbar hal-9 Pasal 26 ayat (1) UU KIP

Komisi Informasi bertugas menerima, memeriksa, dan memutus permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi yang diajukan oleh setiap Pemohon Informasi Publik berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Pasal 38 ayat (1) UU KIP

Komisi Informasi Pusat dan Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota harus mulai mengupayakan penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik.

[3.7] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 Perki No 1 Tahun 2013 tentang PPSIP menyatakan : Penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Komisi Informasi dapat ditempuh apabila:

a. pemohon tidak puas terhadap tanggapan atas keberatan yang diberikan oleh atasan PPID; atau

b. pemohon tidak mendapatkan tanggapan atas keberatan yang telah diajukan kepada atasan PPID dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak keberatan diterima oleh atasan PPID.

[3.8] Menimbang bahwa berdasarkan keterangan Pemohon dalam persidangan yang telah menempuh mekanisme untuk memperoleh informasi dan mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik sebagai berikut :

a. pemohon telah mengajukan permohonan informasi publik sebagaimana telah diuraikan dalam duduk perkara;

b. pemohon telah menempuh upaya keberatan kepada Termohon sebagaimana telah diuraikan dalam duduk perkara;

(10)

Putusan KI Sulbar hal-10 c. pemohon tidak mendapat tanggapan atau jawaban dari Termohon

sebagaimana diuraikan dalam duduk perkara; dan

d. pemohon telah mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik kepada Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat sebagaimana telah diuraikan dalam duduk perkara.

[3.9] Menimbang bahwa berdasarkan uraian paragraf [3.4] sampai paragraf [3.8], Majelis berpendapat bahwa sengketa a quo berada dalam kompetensi absolut Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat dan oleh sebab itu memiliki kewenangan untuk menyelesaikan sengketa a quo.

Kewenangan Relatif

[3.10] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat (3) UU KIP menyatakan : Kewenangan Komisi Informasi provinsi meliputi kewenangan penyelesaian sengketa yang menyangkut Badan Publik tingkat provinsi yang bersangkutan.

[3.11] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (4) Perki No 1 Tahun 2013 tentang PPSIP menyatakan : Dalam hal Komisi Informasi Kabupaten/Kota belum terbentuk, kewenangan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik yang menyangkut Badan Publik tingkat kabupaten/kota dilaksanakan oleh Komisi Informasi Provinsi.

[3.12] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 3 UU KIP yang menyatakan : Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.

(11)

Putusan KI Sulbar hal-11 [3.13] Menimbang bahwa pada bagian penjelasan Pasal 6 ayat (3) Perki No 1 Tahun 2013 tentang PPSIP menyatakan: Yang dimaksud dengan Badan Publik kabupaten/kota adalah Badan Publik yang lingkup kerjanya mencakup kabupaten/kota setempat atau lembaga tingkat kabupaten/kota dari suatu lembaga yang hierarkis. Contoh: Pemerintah Kabupaten/Kota, DPRD kabupaten/kota, Pengadilan tingkat pertama, Komando Distrik Militer, BUMD tingkat kabupaten/kota, Partai Politik tingkat kabupaten/kota, organisasi non pemerintah tingkat kabupaten/kota, RSUD tingkat kabupaten/kota, atau lembaga tingkat kabupaten/kota lainnya.

[3.14] Menimbang bahwa berdasarkan Undang-undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa , dinyatakan bahwa :

Pasal 1

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 5

Desa berkedudukan di wilayah Kabupaten/Kota.

Pasal 23

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.

Pasal 25

Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan yang dibantu oleh perangkat Desa atau yang disebut dengan nama lain.

(12)

Putusan KI Sulbar hal-12 Pasal 26 ayat 1

Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

Pasal 27

Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Kepala Desa wajib Menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa setiap akhir tahun anggaran kepada Bupati/Walikota;

Pasal 72

(1) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) bersumber dari:

a. pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa;

b. alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

c. bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota;

d. alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota;

e. bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota;

f. hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan g. lain-lain pendapatan Desa yang sah.

[3.15] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa :

Pasal 48 huruf a

Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak dan kewajibannya, kepala Desa wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintah Desa setiap akhir tahun anggaran kepada bupati/walikota.

(13)

Putusan KI Sulbar hal-13 Pasal 96

(1) Pemerintah daerah kabupaten/kota mengalokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota ADD setiap tahun anggaran.

(2) ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah setelah dikurangi dana alokasi khusus.

(3) Pengalokasian ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempertimbangkan:

a. kebutuhan penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat Desa;

dan

b. jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa, luas wilayah Desa, dan tingkat kesulitan geografis Desa.

[3.16] Menimbang bahwa berdasarkan uraian paragraph [3.10] sampai dengan paragrap [3.15], Majelis berpendapat bahwa Termohon memiliki tugas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang berkedudukan di desa dan merupakan bagian dari kabupaten/kota sehingga Pemerintah Desa adalah bagian dari badan Publik pada tingkat kabupaten/kota.

[3.17] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [3.10] sampai paragraf [3.15], Majelis berpendapat Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat memiliki kewenangan relatif untuk menerima, memeriksa dan memutus sengketa a quo.

B. Kedudukan Hukum / Legal Standing Pemohon

[3.18] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan : Pasal 1 angka 12 UU KIP

Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

(14)

Putusan KI Sulbar hal-14 Pasal 1 angka 7 Perki No 1 Tahun 2013 tentang PPSIP

Pemohon Penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang selanjutnya disebut Pemohon adalah Pemohon atau Pengguna Informasi Publik yang mengajukan Permohonan kepada Komisi Informasi.

Pasal 11 ayat (1) huruf a Perki No 1 Tahun 2013 tentang PPSIP

Pemohon wajib menyertakan dokumen kelengkapan Permohonansebagai berikut:

a. identitas Pemohon yang sah, yaitu:

1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk, Paspor atau identitas lain yang sah yang dapat membuktikan Pemohon adalah warga negara Indonesia; atau

2. Anggaran dasar yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah tercatat di Berita Negara Republik Indonesia dalam hal Pemohon adalah Badan Hukum.

3. Surat kuasa dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk pemberi kuasa dalam hal Pemohon mewakili kelompok orang.

b. permohonan informasi kepada Badan Publik, yaitu:

1. Surat permohonan, formulir permohonan, tanda terima atau tanda pemberian/pengajuan permohonan informasi; dan/atau

2. Surat pemberitahuan tertulis dari Badan Publik atas permohonan informasi;

c. keberatan kepada Badan Publik, yaitu:

1. Surat tanggapan tertulis atas keberatan Pemohon oleh atasan PPID;

atau

2. Surat pengajuan keberatan disertai tanda pemberian/pengajuan, tanda pengiriman atau tanda terima; dan

3. dokumen lainnya, bila dipandang perlu.

[3.19] Menimbang bahwa Pemohon dalam permohonan penyelesaian sengketa informasi publik telah didaftarkan pada kepaniteraan Komisi Informasi Sulawesi Barat telah melampirkan dokumen sebagai berikut :

(15)

Putusan KI Sulbar hal-15 a. Fotokopi Akta Pendirian Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pembutu Keadilan, yang dibuat oleh Notaris Abu Afief Waris, SH . dengan nomor akta : 01 bertanggal 8 Juli 2019. Vide Bukti [P-4];

b. foto copy Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pembutu Keadilan oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan nomor AHU- 0008885.ah.01.07 tahun 2019, bertanggal 29 Agustus 2019. Vide Bukti [P-5]; dan

c. Fotokopi identitas Kartu Tanda Penduduk atas nama Roberth P Nomor KTP 7604043407680001 dengan alamat Lingkungan Pande Bassi, Sulewatang, Polewali. Vide Bukti [P-6].

[3.20] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan pada Pasal 11 ayat (1) huruf a angka 2 Perki No. 1 tahun 2013 tentang PPSIP telah menegaskan Pemohon wajib menyertakan dokumen kelengkapan Permohonan berupa identitas Pemohon yang sah yaitu : Anggaran dasar yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah tercatat di Berita Negara Republik Indonesia dalam hal Pemohon adalah Badan Hukum.

[3.21] Menimbang bahwa Pemohon merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat sebagaimana keterangan dipersidangan, didukung dengan Vide bukti [P-4], Vide bukti [P-5] dan Vide bukti [P-6], sehingga syarat-syarat formil Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi dari Pemohon telah sesuai dengan ketentuan Pasal 11 ayat (1) huruf a angka 2 Perki No 1 Tahun 2013 tentang PPSIP.

[3.22] Menimbang bahwa berdasarkan uraian paragraf [3.18] sampai dengan paragraf [3.21], Majelis Komisioner berpendapat bahwa Pemohon memenuhi syarat kedudukan hukum atau legal standing sebagai Pemohon Penyelesaian Sengketa Informasi Publik dalam sengketa a quo.

C. Kedudukan Hukum / Legal Standing Termohon

[3.23] Menimbang bahwa kedudukan hukum Termohon dalam sengketa a quo telah diuraikan dan dipertimbangkan pada bagian kewenangan Komisi Informasi

(16)

Putusan KI Sulbar hal-16 Provinsi Sulawesi Barat paragraf [3.10] sampai dengan [3.16], maka pertimbangan tersebut juga berlaku secara mutatis mutandis dalam menguraikan dan mempertimbangkan kedudukan hukum Termohon.

[3.24] Menimbang berdasarkan paragraf [3.23], Majelis Komisioner berpendapat bahwa Termohon memenuhi syarat kedudukan hukum atau legal standing sebagai Termohon penyelesaian sengketa informasi publik dalam sengketa a quo.

D. Batas Waktu Pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi [3.25] Menimbang fakta persidangan yang telah diuraikan pada paragraf [2.2]

sampai paragraf [2.6] mengenai kronologi proses penyelesaian sengketa informasi mulai dari permohonan informasi, keberatan dan pengajuan permohonan penyelesaian sengketa informasi di Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat.

[3.26] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan : Pasal 22 ayat (7) UU KIP

Paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya permintaan, Badan Publik yang bersangkutan wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis yang berisikan : a. informasi yang diminta berada di bawah penguasaannya ataupun tidak;

b. badan Publik wajib memberitahukan Badan Publik yang menguasai informasi yang diminta apabila informasi yang diminta tidak berada di bawah penguasaannya dan Badan Publik yang menerima permintaan mengetahui keberadaan informasi yang diminta;

c. badan Publik wajib memberitahukan Badan Publik yang menguasai informasi yang diminta apabila informasi yang diminta tidak berada di bawah penguasaannya dan Badan Publik yang menerima permintaan mengetahui keberadaan informasi yang diminta;

d. penerimaan atau penolakan permintaan dengan alasan yang tercantum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17

e. dalam hal permintaan diterima seluruhnya atau sebagian dicantumkan materi informasi yang akan diberikan;

(17)

Putusan KI Sulbar hal-17 f. dalam hal suatu dokumen mengandung materi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, maka informasi yang dikecualikan tersebut dapat dihitamkan dengan disertai alasan dan materinya;

g. alat penyampaian dan format informasi yang akan diberikan; dan/atau h. biaya serta cara pembayaran untuk memperoleh informasi yang diminta.

Pasal 35 ayat (1) UU KIP

Setiap Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi berdasarkan alasan berikut :

a. penolakan atas permintaan informasi berdasarkan alasan pengecualian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17;

b. tidak disediakannya informasi berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9;

c. tidak ditanggapinya permintaan informasi;

d. permintaan informasi tidak ditanggapi sebagaimana yang diminta;

e. tidak dipenuhinya permintaan informasi;

f. pengenaan biaya yang tidak wajar; dan/atau

g. penyampaian informasi yang melebihi waktu yang diatur dalam undang- undang ini

Pasal 36 ayat (1) UU KIP

Keberatan diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah ditemukannya alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1).

Pasal 36 ayat (2) UU KIP

Atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya keberatan secara tertulis.

Pasal 37 ayat (2) UU KIP

Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dari atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2).

(18)

Putusan KI Sulbar hal-18 Pasal 13 huruf a Perki No. 1 Tahun 2013 tentang PPSIP

Permohonan diajukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggapan tertulis atas keberatan dari atasan PPID diterima oleh Pemohon.

[3.27] Menimbang bahwa Pemohon telah menandatangani surat permintaan informasi ke Termohon pada tanggal 2 Maret 2019 dan diterima oleh Termohon pada tanggal 28 Maret 2019, berdasarkan vide bukti [P-1].

[3.28] Menimbang bahwa berdasarkan uraian paragraf [3.27], waktu yang dimiliki oleh Termohon untuk menjawab surat Pemohon adalah 10 (sepuluh) hari kerja sebagaimana diatur dalam pasal 22 ayat (7) UU KIP sehingga paling lambat tanggal 12 April 2019 Termohon sudah harus menjawabnya.

[3.29] Menimbang bahwa batas waktu tanggal 12 April 2019 sebagaimana diuraikan pada paragraf [3.28], Termohon tidak memberikan jawaban atau tanggapan sehingga Pemohon mengajukan surat keberatan pada tanggal 27 April 2019, surat diterima oleh Termohon pada tanggal 10 Mei 2019.

[3.31] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan pada pasal 37 ayat (2) UU KIP menjelaskan “Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dari atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2),” jika merujuk pada ketentuan ini maka memperhatikan uraian sebagaimana dimaksud pada paragraf [3.29] dimana surat keberatan Pemohon telah diterima pada tanggal 10 Mei 2019, sehingga Termohon atau badan publik memiliki waktu untuk menjawab surat keberatan tersebut paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sebagaimana diatur dalam ketentuan pada pasal 36 ayat (2) UU KIP atau tepat pada tanggal 2 Juli 2019. Dari tanggal tersebut bilamana Pemohon tidak menerimanya maka sudah dapat mengajukan surat penyelesaian sengketa informasi publik ke Komisi Informasi sebagaimana diatur pada 37 ayat (2) UU KIP sehingga Pemohon sudah harus mengajukannya paling lambat tanggal 22 Juli 2019, namun sesuai vide bukti [P-3], Pemohon baru mengajukannya pada tanggal 4 September 2019, sehingga tidak memenuhi jangka waktu yang ditentukan oleh UU KIP.

(19)

Putusan KI Sulbar hal-19 [3.32] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [3.25] sampai dengan uraian pada paragraf [3.31], Majelis Komisioner berpendapat bahwa jangka waktu pengajuan surat penyelesaian sengketa informasi publik oleh Pemohon ke Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat adalah tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan ditentukan dalam pasal 37 ayat (2) UU KIP, sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengeketa informasi publik.

Pasal 36 Perki Nomor 1 tahun 2013 tentang PPSIP ayat (1)

Dalam hal permohonan tidak memenuhi salah satu ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Majelis Komisioner dapat menjatuhkan putusan selau untuk menerima ataupun menolak permohonan.

ayat (2)

Dalam hal Majelis berpendapat tidak perlu menjatuhkan putusan sela, maka proses pemeriksaan dapat dilanjutkan dan diputus bersamaan dengan putusan akhir.

[3.33] Menimbang bahwa terhadap perkara a quo, Majelis tidak melanjutkan proses persidangan ke tahapan pokok perkara dengan alasan tidak terpenuhinya jangka waktu sebagaimana diuraikan pada paragraf [3.32] sehingga Majelis Komisioner memutuskan untuk melakukan putusan sela.

E. Pokok Permohonan

[3.34] Menimbang bahwa pokok permohonan pada perkara a quo sesungguhnya adalah Sengketa Informasi Publik antara Pemohon dengan Termohon mengenai informasi yang dimohonkan sebagaimana dijelaskan pada bagian kronologi di paragraf [2.2] sampai dengan paragraf [2.10].

[3.35] Menimbang berdasarkan fakta dipersidangan yang tidak dibantah oleh Pemohon dan menjadi fakta hukum bahwa jangka waktu yang diajukan oleh Pemohon sebagaimana telah dijelaskan pada paragraf [3.32] adalah tidak terpenuhi sehingga Majelis Komisioner perlu menjatuhkan Putusan Sela dengan tidak lagi mempertimbangkan pokok-pokok perkara a quo.

(20)

Putusan KI Sulbar hal-20 4. KESIMPULAN

[4.1] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [3.35] Majelis Komisioner berkesimpulan :

1. Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat berwenang untuk menerima, memeriksa dan memutus permohonan a quo.

2. Pemohon memiliki kedudukan hukum atau legal standing untuk mengajukan permohonan dalam sengketa a quo.

3. Termohon memiliki kedudukan hukum atau legal standing sebagai Termohon dalam sengketa a quo.

4. Batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik pada tahapan pengajuan surat penyelesaian sengketa informasi publik oleh Pemohon ke Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat sebagaimana diatur dalam pasal 37 ayat (2) UU KIP adalah tidak terpenuhi.

5. AMAR PUTUSAN

[5.1] Menyatakan bahwa Permohonan Pemohon tidak dapat diterima.

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Komisioner yaitu Andi Fachriady Kusno selaku Ketua, Dulhaj Muchtar Mahmud dan Andry Pramono, masing-masing sebagai anggota, pada hari Senin, tanggal 11 November 2019 dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 12 November 2019 oleh Majelis Komisioner yang nama-namanya tersebut di atas dengan didampingi oleh Bonewati, sebagai Panitera Pengganti, tanpa dihadiri oleh Pemohon dan Termohon.

(21)

Putusan KI Sulbar hal-21 KETUA MAJELIS

ttd

(ANDI FACHRIADY KUSNO)

ANGGOTA MAJELIS ttd

(DULHAJ MUCHTAR MAHMUD)

ANGGOTA MAJELIS ttd

(ANDRY PRAMONO)

PANITERA PENGGANTI ttd

(BONEWATI)

Untuk salinan Putusan ini sah dan sesuai dengan aslinya, diumumkan kepada masyarakat berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan ketentuan pasal 59 ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik.

Dikeluarkan di Mamuju

Pada Tanggal : 14 November 2019 PANITERA

DARMAWATI JUSUF

Referensi

Dokumen terkait

V i_st_temp mL Nilai komponen ketidakpastian karena perbedaan suhu laboratorium dengan suhu kalibrasi pipet volume yang digunakan untuk memipet larutan standar kerja untuk

Bahwa sebagaimana Pasal 374 yang menyebutkan, “Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya terhadap barang disebabkan oleh karena ada hubungan kerja, atau karena

[2.1] Menimbang bahwa Pemohon telah menyampaikan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik kepada Komisi Informasi Provinsi Banten pada tanggal 11 Juli 2012,

Pada saat penelitian dilakukan, perturan yang masih berlaku dan mejadi dasar untuk pembuatan sistem presensi di lingkungan Kementerian XYZ adalah Pemerintah nomor: 53

Ketua Tim Peneliti wajib membuat Surat Pernyataan Tidak Ada Aset (untuk yang tidak ada aset)/Berita Acara Serah Terima Aset (untuk yang memiliki aset) mengikuti format yang

Hasil perhitungan dalam analisis kelayakanpun menunjukkan hal yang positif dan layak, dalam perhitungan menggunakan metode Payback Period hasilnya yaitu 10 bulan 13 hari

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tindakan Polri untuk melakukan penyidikan dalam perkara pencurian

(c) Rangkaian pengganti urutan nol Gb.3 Rangkaian pengganti urutan generator sinkron.. Identifikasi impedansi urutan negatif dilakukan dengan menggunakan rangkaian uji