• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Water meter. b. Mixer. BAB rv. PERLENGKAPAN GROUTING IV.l. Jenis Perlen kapan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "a. Water meter. b. Mixer. BAB rv. PERLENGKAPAN GROUTING IV.l. Jenis Perlen kapan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB rv. PERLENGKAPAN GROUTING

IV.l. Jenis Perlen£kapan

Beberapa perlengkapan yang biasa digunakan dalam grouting dapat dibedakan sebagai berikut;

a. Water meter.

Untuk pengukuran jumlah air yang dimasukkan ke dalam mixer.

b. Mixer.

Suatu mesin yang digunakan untuk mencampur unsur-unsur pokok grout, mortar (adukan semen) dan campuran lairmya. Untuk pekeqaan yang relatif kecil dapat digunakan perlengkapan dimana mixer dan pompa grout tergabung dalam satu unit kecil (gambar 4.1); Dalam unit kecil ini mixer sekaligus berfungsi sebagai agitator.

Dengan pompa yang terletak di bagian bawah unit kecil ini, grout diinjeksikan ke dalam lubang melalui saluran sirkulasi. Untuk menggerakkan mixer dan pompa, digunakan tenaga motor yang terletak di sebelah mixer.

(2)

PERLENGK.4PAN GROUTING 28

Gambar 4.1. Unit kecil yang terdiri dari mixer dan pompa grout (A.C. Houlsby, 1982).

Mixer grout dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu;

1. Mixer yang dapat menghasilkan grout berkualitas tinggi.

Mixer ini dapat digunakan untuk mencampur material semen, pasir, bentonite, fly ash dan lain-lain. Disebut juga colloidal mixer.

Ada beberapa jenis:

• Colcrete mixer (gambar 4.2).

Kecepatan rotor rata-rata 2000 rpm, rotor diletakkan secara vertikal dengan waktu pencampuran 15 detik. Yang umum digunakan adalah model SD 4 (kapasitas batch 0,12 m^).

(3)

PERLENGKAPAN GROUTING 29

Vortex Or

Gambar 4.2. Colcrete mixer. Atas untuk semen, teigah untuk semen dan pasir, bawah untuk pasir (A.C. Houlsby, 1982).

Cemix mixer (gambar 4.3).

Gambar 4.3. Cemix mixer. Kiri: Model 175, kanan: Model 200 (A.C. Houlsby, 1990).

Kecepatan rotor rata-rata 1500 rpm, rotor diletakkan secara horisontal dengan waktu pencampuran sekitar 30 detik atau lebih. Yang umum

(4)

PERLENGKAPAN GROUTING 30

digunakan adalah model Cemix 175 (kapasitas batch 0,175 m^) dan Cemix 200 (kapasitas batch 0,2 m’).

• Hany mixer (gambar 4.4).

Kecepatan rotor rata-rata 1500-1750 rpm, rotor diletakkan secara horisontal dengan waktu pencampuran 30 detik. Model yang umum digunakan bervariasi dari HCM 200 (kapasitas batch 0,17 m^) sampai HCM 1250 (kapasitas batch 1,2 m^).

2. Mixer yang dapat menghasilkan grout berkualitas sedang.

Mixer ini terutama digunakan untuk mencampur material semen dan fly ash.

Tidak dapat digunakan untuk pasir. Waktu pencampuran 3 menit.

Jenisnya:

• Roller mixer (gambar 4.5).

(5)

PERLENGKAPAN GROUTING 31

r

\ ,v

\ \

\

A

~1

(i

V I E W A A

Gambar 4.5. Roller mixer (A.C. Houlsby, 1982).

Setelah pencampuran, grout dialirkan menggunakan tenaga gravitasi. Karena itu mixer hams diletakkan lebih tinggi daripada agitator agar grout dapat mengalir dari mixer ke agitator dengan tenaga gravitasi.

3. Mixer yang dapat menghasilkan grout berkualitas rendah.

Waktu pencampuran sekitar 5 menit. Biasa disebut paddle mixer (gambar 4.6).

Dapat digunakan untuk mencampur semua material grout. Kecepatan paddle antara 100-700 rpm. Mixer ini serupa dengan agitator.

IJntuk compaction grouting dan slabjacking:

mixer yang paling sering dipakai adalah jenis batch horisontal dengan pisau yang bergerak menyerupai pemotong. Mixer jenis continuous pugmill dapat digunakan, tetapi hams dilengkapi dengan suatu alat pengukur persediaan unsur-unsur grout, untuk memungkinkan pengontrolan viskositas grout dengan baik dan merata.

Mixer jenis continuous belt dan auger terbukti digunakan secara sukses.

(6)

PERLENGKAPAN GROUTING 32

: f 7(/ V . r- »

. 1 i •!

t _____J L _______j

i M .W I

i--- 1 i

■' ■ r ' ~ " } . i

! , j

1— 1 1 !---

r - " ’' 7 T 1

/

\ ! . i ! ' 1 ! J - i - t - -

1 1

i r S

r

! ! j * 1

\

- . . j . 1

1 '1

i

J I

; i i

1

f i f V A l l O

\

<:/-

Gambar 4.6. Kiri; paddle mixer horisontal, kanan; paddle mixer vertikal (A.C. Houlsby, 1990).

c. Agitator.

Merupakan tempat penyimpanan grout sementara dengan bagian atasnya terbuka untuk memeriksa apakah w:c ratio grout sesuai dengan yang diharapkan. Agitator terbuat dari sebuah tangki sederhana dan dilengkapi alat pengaduk berkecqiatan 100 rpm (gambar 4.7) untuk mencegah pemisahan (segregation) grout setelah proses pencampuran.

(7)

PERLENGK.4PAN GROUTING 33

MO T o P

....

1 ,---1

!

1---{

t

c _ J = 5 1---i

ELEVA n O N

Gambar 4.7. Agitate (A.C. Houlsby, 1990).

Agitator umumnya berukuran setinggi 0,9 m dan berdiameter 0,6 m. Pengukuran volume grout di dalam tangki dapat dilakukan ti^ selang waktu tertentu dengan cara memasukkan tongkat pengukur yang digantung pada bagian pii^giu^ tangki atau dengan menggunakan tanda pengukur di sebelah dalam permukaan tangki.

Pengukuran im (Kgunakan untuk menentukan volume grout take di dalam lubang grout.

d. Pompa grout

Suatu alat untuk memompakan grout ke dalam tanah. Ada empat jenis pompa

^out yaitu hdical rotor (moyno), piston, ram, dan di^hragm.

• Moyno (gand>ar 4.8).

(8)

PERLENGK4PAW GROUTING 34

r r

I__

■ srw

Gambar 4.8. Pompa helical rotor atau moyno (A.C. Houlsby, 1990).

• Piston (gambar 4.9 dan 4.10).

* B a l lV a l v e

/ ! ' ^ 0 p e n

1

d o s e d --- i , /

^ ! /

1 /

Gambai 4.9. Pcanpa piston 1 silinder (A.C. Houlsby, 1990).

(9)

PERLENGKAPAN GROUTING 35

Gambar 4.10. Pompa duplex piston 2 silinder (A C. Houlsby, 1990).

Ada dua macam: single piston (gambar 4.9) yang terdiri dari satu silinder dan duplex (gambar 4.10) yang terdiri dari dua alinder.

• Ram (gambar 4.11).

Gambar 4.11. Ponq)a ram (A.C. Houlsby, 1990).

(10)

PERLENGKAPAN GROUTING 36

Diaphragm (gambar 4.12).

D i a p h r a g m

\

\

\

/

Gambar 4.12. P<Hnpa di^hragm (A.C. Houlsby, 1990).

Untuk menentukan j ^ s pompa yang akan digunakan, dapat dibandingkan kemampuan masing-masing pompa tersdnit daiam menghasilkan tekanan maksimum.

• untuk tekanan sampai 10,5 kg/cm^ digunakan pompa moyno.

• untuk tekanan 10,5-21 kg/cm^ digunakan pompa piston, ram, diaphragm dan beberapa moyno.

(11)

• untuk tekanan lebih dari 21 kg/cm^ digunakan pompa piston, ram dan beberapa diaphragm.

Untuk compaction grouting dan stabjaddng:

pompa hams dapat menginjeksikan grout daigan slump sangat rendah. Pompa jenis piston saat ini banyak dipakai pada hampir semua proyek compaction

grouting dan slabjacking.

• Pada awnpaction grouting; umumnya harus dapat menghasilkan tekanan dari nol sampai 41,5 kg/cm^ dengan kecepatan pemindahan sebesar 0,008 m^/meter.

L^ih baik lagi sampai tekanan 69 kg/cm^ dan dd)it 0,06 m^/menit.

Pada slabjacking: umumtQra harus d^at menghasilkan tekanan sampai 28 kg/cm^ dan ddait pemindahan sebesar 0,007 mVm«iit. Ld)ih baik lagi sampai tekanan 103,5 kg/cm^ dan debit pemindahan bervariasi antara 0,003 - 0,056 mVmenit. Keperiuan to'sebut dapat diperoleh dalam Pressure Grout Supply Company Model G-1200 Integral Grouting Unit (gambar 4.13). Mesin ini terdiri dari suatu mixer jenis paddle horisontal (kapasitas pencampuran 0,34 m^).

Tangki mixer berputar pada sumbu horizontal, lahi mengalirkan campuran ke dalam suatu gerobak-agitator yang dilengluq)! penyaring bergetar pada bagian atasnya untuk mencegah partikel-partikel yang mdebihi ukuran memasuki pompa. Grout diinjeksikan dengan pompa jenis duplex piston. Mixer, agitator, pompa dan penyaring bwgetar digmkkan oleh motor hidrolik dari suatu pompa Wdrolik tunggal yang digorakkan oleh motor atau mesin gas bertenaga 30 hp.

Kecepatan tiap kompoM« d^at did>ah melalui pengaturan jumlah gas hidrolik

PERLENGKAPAN GROUTING 37

(12)

PERLENGKAPAN GROUTING 38

yang digunakan. Dengan cara ini, debit pengiigeksian dapat diubah dari 0 - 0,056 m^/menit. Unit tersebut mampu menghasilkan tekanan sampai 97 kg/cm^.

Gambar 4.13. PGSCO G-1200 Integral Grouting Unit (Committee on Grouting, 1977).

e Packer.

Gambar 4.14. Packer (A.C. Houlsby, 1990).

(13)

PERLENGKAPAN GROUTING 39

Suatu alat yang dimasukkan ke dalam hibang dimana grout diirgeksikan dengan tujuan mencegah kembalinya grout di sddtar pipa injeksi (gambar 4.14), biasanya merupakan alat yang dapat digerakkan secara mekanik, hidrolik atau pneumatik.

/

Tube-^-nrnuchette.

Suatu pipa yang terbuat dari PVC berdiameter 3 0 - 6 0 mm dan sepanjang dinding pipa dibuat lubang-lubang kedl secara teratur beijarak kira-kira 30 cm untuk jalan keluamya grout. Lubang-lubang kedl ini ditutup secara rapat dengan rubber sleeve (manchette) bersifet elastis dan terbuka hanya dengan tekanan tertentu untuk mencegah masuknya grout di luar pipa ke dalam pipa (gambar 4.15).

Gambar 4.15. Tube-aHnanchette (W.H. Baker, 1982).

(14)

Pipa ini dimasukkan ke dalam lubang bor yang berdiameter lebih besar dari pipa dan ruang antara pipa dengan dinding lubang bor ditutup dengan mortar untuk raencegah gerakan grout sq)aiyang pipa grout.

g. Saluran sirkulasi

Untuk mengalirkan grout dari porapa grout ke dalam lubang grout dan menyalurkan kembali grout yang tidak digunafopi ke agitator. Biasanya terbuat dari selang karet yang fleksibd dengan diameter minimum 1 inch (25 mm). Selai^ ini faarus kuat menahan tekanan proses injeksi maksimum.

Untuk compaction grouting dan stabjacking:

selang hams tahan terfaadap tekanan tinggi dan biasanya berdiameter 3S atau 50 mm. Sebaiknya tidak dipakai selang biasa dan pada selang tidak terdapat lipatan yang dapat mengganggu kelancaran aliran grout.

h. Katup.

Untuk mengontrol ^iran grout, biasanya dioperasikan dengan tangan dan hams dapat mengontrol tekanan dan aliran injeksi secara akurat.

i Standpipe fitting,

Metakkan pada permukaan lubang grout untuk mengontrol jumlah grout yang dialirkan ke dalam lubang (gambar 4.16).

j. Pressure gauge.

Digunakan untuk menunjukkan tekanan dalam lubang grout, saluran sirkulasi dan pompa. Yang umum digunakan adalah jenis bourdon. Pressure gauge hams dilengkapi dengan gauge saver (suatu alat yang digunakan untuk mentransferkan tekanan grout pada pressure gauge) untuk mencegah kemsakan pressure gauge.

PERLENGKAPAN GROUTING 40

(15)

PERLENGKAPAN GROUTING 42

c) Setdah itu grout dialirkan ke pompa grout. Pompa grout umumnya menggunakan jenis piston yang digerakkan secara pneumatik.

d) Grout diinjeksikan ke dalam lubang bor dengan bantuan pompa grout. Tekanan grout yang diinjeksikan dikontrol dengan alat pengukur tekanan (pressure gauge) dan dengan suatu katup. Grout yang tidak masuk ke dalam lubang dialirkan kembali ke agitator.

Gambar 4.17. Susunan perlaigjkapan pouting di lapangan (A.C. Houlsby, 1990).

Gambar

Gambar 4.1. Unit kecil yang terdiri dari mixer dan pompa  grout (A.C. Houlsby,  1982).
Gambar 4.2. Colcrete mixer. Atas untuk semen, teigah untuk semen dan  pasir, bawah untuk pasir (A.C
Gambar 4.5. Roller mixer (A.C. Houlsby,  1982).
Gambar 4.6. Kiri; paddle mixer horisontal, kanan; paddle mixer vertikal  (A.C. Houlsby,  1990).
+7

Referensi

Dokumen terkait

dekomposisi kontaminasi minyak dalam pendingin, proses dekarburisasi paduan baja karena pelepasan debu karbon ke sistem pendingin akibat perbedaan konsentrasi karbon pada

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Use case diagram e-learning dengan user umum, dosen dan mahasiswa dapat dilihat pada gambar.

MONY WARMAN Kodya Bukittinggi, pada tanggal 28 September 1961 SMKN 1 Padang Panjang Pendidikan Jasmani 26... LINDA NOFRITA Padang Panjang, 12 Januari 1965 SDN 09 Guguk Malintang

KETIGA : Segala beban biaya yang timbul dibebankan pada mata anggaran yang sesuai. KEEMPAT : Apabila terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini

Nama-nama peserta yang tercantum ditentukan oleh PPPPTK Matematika berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Meningkatnya ratio bakteri protozoa rumen yang berarti me- ningkatnya populasi bakteri dalam rumen, akan diikuti pula oleh aktivitas fermentasi rumen yang tinggi yang dapat dilihat

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa memungut, memelihara, mengsuh, dan mendidik anak-anak yang terlantar demi kepentingan dan kemaslahatan anak dengan