• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN MOLASES BLOK DALAM RAN SUM TERHADAP RATIO BAKTERI DAN PROTOZOA RUMEN KAMBING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN MOLASES BLOK DALAM RAN SUM TERHADAP RATIO BAKTERI DAN PROTOZOA RUMEN KAMBING"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH

PENAMBAHAN

MOLASES

BLOK

DALAM

RAN SUM TERHADAP

RATIO

BAKTERI

DAN PROTOZOA

RUMEN

KAMBING

Rustam

Bahaudin*

ABSTRAK

PENGARUH PENAKBAHAN HOLASES BLOK DALAH RANSUM TERHADAP RATIO BAKTERI DAN PROTO-ZOA RUMEN KAHBING. Pengaruh 2 macam ransum. yaitu rumput iapangan dan moiases hiok (AI) dan rumput lapangan saja (A2) terhadap perubahan ratio bakteri dan protozoa ru-men (R b/p), pH, kandungan amonia (Nfl3), dan kandungan asam lemak mudah menglJap (VFA) cairan rumen kambing telah ditelitL Sampel cairan rumen diambil 17, 21 dan 24 jam setelah kambing diber i makan. Hasi 1 yang di peroleh menunjukkan bahwa ratio bakteri dan protozoa berbeda secara nyata (P < 0.05). Kandungan Nfl3 dan VFA dala.m cairan rumen juga meningkat secara nyata, tetapi pH cairan rumen tidak terpengaruh oleh penambahan molases blok.

ABSTRACT

EFFECTS OF HOLASES BLOCK SUPPLEMENTATION IN DIET ON BACTERIAL AND PROTOZOAL RA-TIO IN GOAT'S RUMEN. Effects of 2 kinds of diets, i.e. grass and molases block (Al), and grass only (A2) on the changes in the bacterial and protozoal ratio (R b/p), pH, ammonia (NH3) content and volatile fatty acid (VFA) content of goat's rumen liquid have been studied. The rumen liquid samples were taken 17, 21 and 24 hours after feeding. The results showed that molases block supplementation could increase R blp of rumen significantly (P < 0.05). The contents of NH3 and VFA in rumen liquid also

increased significantly, but the pH of rumen liquid was not affected by the molases block supplementation.

PENDAHULUAN

Molases biok merupakan pakan tambahan bagi ternak ruminansia yang sekarang sedang digalakkan penggunaannya. Molases biok ini me-ngandung berbagai macam bahan pakan yang dapat mencukupi gizi ternak ruminansia, sebab molases biok mengandung protein dan karbohidrat berkadar tinggi. LAUCA ~t al. (1) menyatakan bahwa sistem pencernaan

(2)

amino dalam pertumbuhan kambing mirip dengan ternak ruminansia lain, sedangkan DEVENDRA dan BURNS (2) melaporkan bahwa kambing lebih mampu dalam mencerna

pakan yang berserat kasar tinggi daripada ternak ruminansia lain. Kenyataan seperti ini terutama disebabkan oleh populasi mikroflora yang terdapat dalam rumen kambing.

Pada pencernaan ternak ruminansia terdapat pencernaan fermentasi yang faktor pelakunya adalah mikroba rumen. Mikroba tersebut ter-diri dari bakteri dan protozoa (3).

Tingkat kehidupan mikroba rumen dipengaruhi oleh makanan yang dikonsulI\si oleh ruminansia inangnya, derajat keasaman (pH) rumen sebagai lingkungan hidupnya, serta mempunyai kaitan dengan produksi total amonia (NH3), dan produksi total asam lemak mudah menguap (VFA) dalam cairan rumen.

Pada dasarnya protozoa dapat merugikan inangnya, karena protozoa

memakan dan mencerna bakteri rumen dalam jumlah besar. Hal ini

untuk memenuhi keperluan nitrogen bagi protozoa (4).

Peningkatan jumlah protozoa dalam rumen akan diikuti oleh pe-nurunan populasi bakteri, baik jenis maupun jumlah (5). Menurunnya populasi bakteri berarti akan menurunkan ketersediaan asam amino da-lam rumen. Selanjutnya populasi protozoa akan mati di dalam omasum dan abomasum serta tidak dialirkan ke duodenum karena tidak dapat didorong oleh gerakan peristaltik (5).

Banyak cara untuk menghindarkan kehilangan asam

rumen, salah satu diantaranya ialah dengan menekan

dan kegiatan protozoa.

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk mengetahui ratio bakteri protozoa dengan menyertakan glukosa bertanda- 14C se-bagai perunut mikroba rumen pada kambing peranakan etawah (PE).

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di PAIR-Batan Pasar Jumat Jakarta

dengan menggunakan 6 ekor kambing PE betina sebagai hew an percobaan. Kambing tersebut berumur kurang lebih 1 tahun, dengan berat badan 24 kg.

Kambing-kambing tersebut berasal dari kelahiran pertama kambing penelitian reproduksi, dan telah dipelihara di kandang hewan

(3)

per-cobaan di Pasar Jumat Jakarta. Mula-mula kambing-kambing tersebut dimasukkan ke kandang individual dengan maksud untuk memberikan ke-sempatan menyesuaikan diri dengan lingkungan individual.

Pakan yang digunakan dalam penelitian ini ialah molases

blok + rumput lapangan (A1) dan rumput lapangan saja (A2). Komposisi molases blok yang diberikan sarna dengan yang digunakan oleh pene-liti terdahulu (6).

Tiga ekor kambing diberi pakan A1 dan tiga lainnya pakan A2.

Adaptasi kambing dengan keadaan pakan dilakukan selama 15 hari.

Rumput lapangan sebagai makanan basal dan air minum disediakan se-cara ad-libitum. Pemberian molases blok sebagai makanan tambahan diberikan setiap hari pada pukul 15.00 sore, sebanyak 150 giharii ekor

Pengambilan cai ran rumen kedua macam per lakuan dilakukan pada 17, 21, dan 24 jam setelah pemberian molases blok. Cairan rumen ter-sebut digunakan untuk mendapatkan data pH, produksi NH3, VFA, dan ratio bakteri protozoa (Rbip) cairan rumen.

Pengukuran pH cairan rumen dilakukan dengan pH meter. Kadar NH3 cairan rumen ditentukan dengan metode difusi dengan cawan Conway. Kadar VFA cairan rumen ditentukan dengan sistem distilasi uap. R bip

diukur dengan cara sebagai berikut. Mula-mula cairan rumen

di-inkubasi pada suhu 39°C, selama 2 jam. Kemudian bakteri dan pro-tozoa dalam cairan rumen tersebut diaktivasi dengan glukosa-14C. Selanjutnya bakteri dan protozoa dipisahkan dari cairan rumen dan juga kelompok bakteri dari kelompok protozoa dengan metode HOBSON dan THOMPSON (7).

Bakteri dan protozoa yang telah dipisahkan dari cairan rumen tersebut dicuci sampai 3 kali dengan larutan garam fisiologis 10 %. Kemudian dibakar dengan alat pembakar biologis untuk mendapatkan 14C02 yang di tangkap dengan coctil sintilasi !alu dicacah dengan beta counter (Liquid Scintillation Spectrometer).

Hasil pencacahan berupa cpm ..adalah inkorporasi karbon yang bertanda dalam kelompok bakteri dan kelompok protozoa. Angka cacah (cpm) dalam fraksi bakteri dibandingkan dengan angka cacah (cpm) dalam fraksi protozoa.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

pH

Cairan

Rumen.

Hasil pengamatan ran~ direroleh selama

rene-litian berlangsung dapat dilihat pada Tabel 1. Data tersebut me-nunjukkan bahwa secara statistik pengaruh jenis pakan, pengaruh waktu pengambilan cairan rumen, dan interaksi keduanya tidak me-nunjukkan perbedaan.yang nyata pada pH cairan rumen kambing (P>0.05) Kondisi dan kesehatan hewan percobaan sangat stabil sampai saat pe-nelitian berakhir. Hal ini antara lain ditunjukkan dari pH cairan rumen yang relatif normal dan stabil selama penelitian berlangsung.

Derajat keasaman (pH) yang diperoleh untuk kedua macam pakan berkisar antara 6,7 dan 7,0 dan nilai ini sesuai untuk pertumbuhan mikroba dalam rumen menurut HUNGATE (3). Nilai pH rumen merupakan interaksi keseimbangan antara kapasitas penyangga dengan keasaman

atau kebasaan produk fermentasi di dalam rumen. Pengendalian pH

rumen merupakan faktor yang pontensial untuk perkembangan mikroba dalam rumen. Bila nilai pH dibawah 5, maka sebagian besar mikroba rumen akan mati.

Menurut CHURCH (8), pakan yang dapat menurunkan pH rumen akan menghambat perkembangan mikroba rumen. Di samping itu, jenis pakan yang diberikan pada ternak dapat pula mempengaruhi nilai pH rumen. Pada penelitian ini ternyata pemberian molases blok tidak mempenga-ruhi nilai pH rumen kambing. Dengan penambahan molases blok yang banyak mengandung protein, karbohidrat dan mineral, maka pemecahan protein akan menghasilkan amonia dan asam amino, sedangkan

peme-cahan karbohidrat akan menghasilkan VFA. Keadaan ini akan

meng-akibatkan nilai pH rumen netral yaitu, sekitar 6,7 sampai 7,0 karena dalam bahan molases blok terdapat imbangan antara sumber karbohidrat dan sumber nitrogen.

Kadar NH3. Pada Tabel 1, produksi amonia untuk kedua pakan Al dan A2 tampak bervariasi, yaitu berkisar antara 9,21-16,18 mg/ml cairan rumen. Hasil analisis menunjukkan perbedaan tersebut adalah nyata (P <0.05). Produksi amonia tersebut ternyata meningkat pada 21 jam setelah pemberian molases blok. Hal ini menunjukkan bahwa mikroba rumen berperan aktif mencerna protein. Peran aktif mikroba

tersebut sangat penting karena setengah sampai dua pertiga dari

jumlah nitrogen dalam rumen berasal dari kegiatan mikroba (9). Menurut COLEMAN (10), 21 jam setelah hewan makan pertumbuhan

(5)

protozoa meningkat, dan untuk pertumbuhan tersebut protozoa memakan bakteri. Walaupun demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bakteri yang berkembang dalam rumen jauh melebihi jumlah yang ter-makan oleh protozoa. Tampak disini bahwa meningkatnya produk amonia berasal dari fermentasi protein pakan, dan pertumbuhan mikroba ter-pacu karena tersedianya bahan asam amino berupa amonia tersebut.

Terbentuknya amonia, asam amino dan terpacunya pertumbuhan

mikroba dalam rumen merupakan siklus nitrogen dalam rumen. Siklus nitrogen itu bisaterjadi pada hewan yang diberi rumput dan molases blok karena dalam molases blok terdapat imbangan antara bahan kar-bohidrat dan bahan nitrogen. Pada hewan yang hanya diberi rumput, hasil fermentasi utama adalah VFA yang lebih dominan dibanding NH3'

Pada keadaan seperti ini tidak terdapat imbangan antara sumber

karbohidrat dan nitrogen, sehingga pertumbuhan mikroba tidak terpacu karena bahan asam amino tidak tersedia berupa amonia. Keadaan ini terlihat pada produksi amQnia yang rendah pada hewan yang hanya diberi rumput dibandingkan dengan produksi amonia pada hewan yang diberi rumput dan molases biok.

Kadar Total VFA. Produksi VFA yang diperoleh untuk kedua pakan Al dan A2 berkisar antara 6,23 dan 10,92 mmolilOO ml cairan rumen,

dan hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada

tingkat P < 0.05. Keadaan ini karena tersedianya tambahan bahan karbohidrat pada pakan Al, sedangkan pada hewan yang diberi pakan A2 hal tersebut tidak ada maka produksi VFA Iebih rendah. Produksi VFA pada data ini menunjukkan bahwa pertumbuhan mikroba juga terpacu, karena mikroba giat mencerna karbohidrat. VFA dalam rumen juga di-pergunakan sebagai kerangka protein. Dengan tersedianya VFA dalam rumen maka kerangka protein tersedia untuk mikroba dan inangnya.

Ratio b/pf. Pada penelitian ini ratio bakteri dan protozoa cairan rumen ya~g diperoleh berkisar an tara 1,0 dan 1,9. Secara statistik ternyata bahwa pengaruh jenis pakan berbeda nyata pada tingkat P < 0.05 antara ratio bip pada hewan yang diberi rumput dan molases biok (A1) dengan ratio

bip

pada hewan yang diberi rumput saja (A2). Dalam Tabel 1 ternyata pengaruh waktu pengambilan cairan

rumen tidak berbeda nyata baik antara ratio bip pada hewan yang

diberi pakan (Al) maupun ratio bip pada hewan yang diberi pakan(A2). Pada kedua jenis pakan ratio bip terlihat agak bervariasi bahkan

(6)

ratio b/p pada kambing yang diberi pakan (AI) cenderung meningkat pada setiap waktu pengambilan cairan rumen. Hal ini disebabkan

oleh terpacunya pertumbuhan bakteri rumen

pada

hewan yang

diberi

pakan (AI), sedangkan pada kambing yang diberi pakan (A2), ratio b/p dalam rumennya lebih rendah dan relatif sarna dengan satu. Hal sarna ditemukan pula oleh NASUTION (6), yaitu bahwa jumlah

pro-tozoa pada cairan rumen kambing yang diberi pakan rumput saja

lebih banyak dari pada jumlah protozoa yang terdapat dalam cairan rumen kambing yang diberi pakan rumput dan molases blok.

Meningkatnya ratio bakteri protozoa rumen yang berarti me-ningkatnya populasi bakteri dalam rumen, akan diikuti pula oleh aktivitas fermentasi rumen yang tinggi yang dapat dilihat pada pro-duksi VFA dan NH3 cairan rumen yang terjadi karena didukung oleh pH rumen yang normal, yaitu berkisar antara 6,7 dan 7,0.

KESIMPULAN

1. Derajat keasaman (pH) cairan rumen kambing tidak dipengaruhi oleh pemberian molases blok dan nilainya berada pada kisaran normal untuk pertumbuhan bakteri dan protozoa rumen yaitu 6,7 - 7,0. 2. Produksi amonia (NH3) dalam cairan rumen kambing berbeda nyata

untuk kedua macam pakan Al dan A2.

3. Produksi asam lemak mudah menguap (VFA) dalam cairan rumen'

kambing berbeda nyata untuk kedua macam pakan Al dan A2.

4. Ratio bakteri protozoa (R b/p) dalam cairan rumen kambing yang

diberi pakan rumput dan molases blok lebih tinggi dari pada

R b/p dalam cairan rumen kambing yang diberi pakan rumput

lapangan saja.

5. Pakan yang mengandung energi tinggi dapat memacu kegiatan

bakteri dalam rumen kambing.

UCAPAN TERlMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. C. Hendratno atas bimbingannya dalam pelaksanaan penelitian ini. Demikian pula kepada Saudara Titin Maryati dan Nuniek Lelananingtias at as bantuannya

(7)

da-lam anal is is kimia, dan kepada Saudara Edi Irawan, Eboh dan War jum atas bantuannya dalam pemeliharaan hewan.

DAFTAR PUSTAKA

1. LAUCA, A.T., ANTON ION , and HATZIPAHAYIYON,M. "Compara tive

diges-tibility of feedstuffs by various ruminansia specilically

goats", Goat Production and Disease (Proc. Int. Conf. Arizona 1970), The College of Agric., The University of Arizona Tucsan, Arizona (1970) 1013.

2. DEVENDRA, C. and BURNS, M. Goat Production in the Tropic, Co-mmonwelth Agricultural Bureaux Farnham Royal,Bucks, England

(1970).

3. HUNGATE, R.E., The Rumen and Its Microbes, Academic Press, New York (1966).

4. ORSKOV, K., Protein Nutrition in Ruminant, Academic Press, Lon-don (1982).

5. LENG,R.A., "The microbial interaction in the rumen", Proceeding of the Symposium Held at University of Western Australia, Aus-tralia (1984) 107.

C§:') NASUTION, E. S., Pengaruh pemberian molases blok dalam pakan

ter-nak terhadap ragam protozoa dalam rumen kambing, Karya Ilmiah, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB, Bogor

(1989)

7. HOBSON, P.N. and THOMPSON, J.K., The concentration of soluble polysaccharides in the rumen contents of sheepf ed on hay., J. Agrig. Sci. Camb. 75 (1970) 471.

8. CHURCH, D. C., Digestive Physiology and Nutrition of Ruminant, Oxford Press, 1427 SE Strak., Portland Oregon 2 (1979) 189.

9. SUTARDI, '1'.,Landasan Ilmu Nutrisi, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor (1980).

10. COLEMAN, G.S., The role of rumen protzoa in the metabolism of ruminant given tropical feeds., Tropical Animal Production 4 (1979) 23.

(8)

Tabel I. Hasil pengamatan parameter pH, amonia, VFA dan ratio b/p selama penelitian berlangsung.

!---:

Selang waktu pengambilan cairan rumen (jam) : Parameter Ransum

..

.---. 17 21 24 I :---. pH Al A2 7,0 •. 0,21 6,9 •. 0,19 6,9 •. 0,22 6,8 •. 0,33 6,8 •. 0,17 6,7 •. 0,21 ,---: I Al 12,41 •. 0,2813,6316,18•. 0,12•. 0,11 NH3 a a a (mg£100 ml) A2 9,91 •. 0,3110,7410,84 •. 0,29•. 0,16 b b b I :---, Al 8,81 •. 0,2510,129,22 •. 0,48•. 0,32 VFA a a a (mM/100 ml) A2 6,85 •. 0,436,236,60•. 0,17•. 0,28 b b b

.

,---. I R b/p Al A2 1,6 •. 0,32

a

1,0 •. 0,09 b 1,9 •. 0,25 a 1,1 •. 0,32 b 1,9 •. 0,38

a

1,0 •. 0,00 b

.

.---,

.

a,b

Huruf yang sam a di bawah angka pada lajur yang sarna untuk setiap parameter berarti tidak berbeda nyata (P<0.05)

(9)

DISKUSI

HARYONO

Apakah ada pengaruh kenaikan NH3 terhadap aktivitas mikro dalam

rumen

?

RUSTAM B.

Kenaikan NH3 tergantung pada bahan yang bila dicerna dapat

menghasilkan NH3, tetapi walaupun banyak bahan kalau tidak ada

potensi yang akan mencerna tentu NH3 tidak akan terbentuk kira- kira demikianlah pengaruh aktivitas mikroba dalam rumen.

MARIA LINA

1. Ratio bakteri/protozoa berbeda nyata pada ran sum rumput saja dan ransum yang diberi molase block dan yang ditambah dengan molase block sehingga jumlah bakteri meningkat mengapa

?

2. sampai jumlah berapa bakteri akan menghambat pencernakan hew an yang Anda gunakan

?

RUSTAM B.

1. Karena tersedianya faktor-faktor kehidupan bakteri oleh molase

block seperti lingkungan hidup pH diatas 5 dan tersedianya

makanan untuk bakteri.

2. Tidak ada batas tertentu yang akan menghambat pencernakan dalam rumen, karena yang akan melakukan pencernakan tersebut adalah bakteri.

B. HARYANTO

Apakah ada data produksi (bahan kering) bakteri dan protozoa,

masing-masing

?

Mungkin lebih baik kalau data ini dimasukkan, di samping data imbangan bakteri/protozoa.

RUSTAM B.

(10)

ANDI DJ AY ANEGARA

Peningkatan ratio mungkin juga akibat menurunnya populasi protozoa.

Klranya perL J!pcrhaUkan, populas! Juga lerganLng volume rumen,

sebelum mengambil kesimpulan terjadinya peningkatan aktivitas

bakteri bilamana pengukuran volume rumen tidak dilakukan.

RUSTAM B.

Kami tidak melakukan pengukuran volume rumen, karena kami hanya

melihat ratio antara bakteri dan protozoa pada waktu pencernaan terjadi.

MANTRA

1. Mohon dijelaskan komposisi zat-zat makanan antara pakan Al dengan

A2.

2. Tujuan penelitian adalah untuk mencari imbangan bakteri dan

protozoa yang optimum, tetapi dalam kesimpulan hal itu tidak ada Mohon penjelasan.

RUSTAM B.

1. Komposisi zat-zat makanan yang dipergunakan kami tidak

melakukannya, tetapi dapat dilihat pada makalah yang Iainnya baik molase blok maupun rumputnya. "Uj i coba molase biok di Iapangan oleh Hendratno C.".

2. Tujuan peneli tian tidak mencari imbangan antara bakteri dengan protozoa tetapi mencari ratio antara bakteri dan protozoa rumen.

I. DJATMIKO

Pada makalah Anda nampak bahwa protozoa dan bakteri bersifat antago-nistik, sayangnya speciesnya tidak dijelaskan. Bagaimana mekanisme antagonisme itu, apakah karena C/N-nya atau apanya

?

Mohon dijelas-kan.

RUSTAM B.

Kami belum mengadakan penjenisan bakteri, karena kami hanya melihat ratio secara giobal/fraksi. Antagonisme yang dimaksud adalah yang aktif

I

mencerna makanan yang masuk adalah bakteri dan setelah a8am

(11)

amino tersedia protozoa mulai aktif dan memakan asam amino dan juga memakan bakteri karena bakteri juga mengandung asam amino.

KUSWANDI

1. Apa pengaruh molase blok terhadap konsumsi pakan (rumput) apakah turun ?

2. Mungkinkah protozoa diharapkan .membantu pencernakan rumput, mengikat klonisasi yang kuat dengan partikel rumput.

3. kalau bisa demikian, protozoa jenis apa yang dapat dan jenis apa yang tidak dapat dimanfa~tkan untuk pencernakan tersebut ?

RUSTAM B.

1. Konsumsi semakin meningkat karena mola~e blok meningkatkan pencernakan pakan dalam rumen.

2. Kemungkinan ini bisa saja tapi lebih lama daripada bakteri karena protozoa akan aktif setelah makan lebih dulu.

3. Kami tidak melakukan penjenisan mikroba rumen.

SUGI ARTO

Menurut Anda pemberian molase blok menstimulasi populasi bakteri dalam rumen. Apa ada batas maksimum bakteri yang masih ada dalam batas berfaedah dengan memberi molase blok atau apa ada faktor self limi tation.

RUSTAM B.

Ya, karena molase blok menyediakan seperti lingkungan hidup artinya pH diatas 5, menyediakan nutrisi untuk pertumbuhan. Batas maksimum

bakteri rumen tidak ada karena bakteri selalu mengalir/masuk ke

dalam amasom dan abomasom dan langsung diserap oleh inangnya untuk memenuhi protein bagi inangnya.

SUKARDJI

Meningkatnya VFA dan NH3 secara nyata ini apakah akibat dari naiknya bakteri, naiknya protozoa dan naiknya bakteri dan protozoa?

(12)

RUSTAM B.

Meningkatnya VFA dan

NH3

tergantung pada bahan yang dicerna di dalam rumen tetapi bukan karena bakteri dan protozoa, sedangkan bakteri dan protozoa yang akan melakukan pencernaan tersebut ..

Gambar

Tabel I. Hasil pengamatan parameter pH, amonia, VFA dan ratio b/p selama penelitian berlangsung.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Status Karies pada

Untuk pemilihan bahasa pada sebuah website, sebanyak 21 orang lebih suka dengan Bahasa Inggris, 3 orang lebih suka dengan Bahasa Indonesia dan 36 orang seimbang antara Bahasa

Usaha mikro kecil menengah di Indonesia mulai banyak tumbuh dan berkembang seiring dengan daya saing global yang semakin ketat. Usaha mikro kecil menengah

Peningkatan dari pelaksanaan permainan membaca melalui metode sintesa dengan menggunakan kartu huruf dan kartu kata bergambar ini dapat dilihat dari peningkatan pada

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada I Ketut Mudiasa selaku Kepala Desa Talibeng yang membantu penulis dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan

Sedangkan, saran dari penulis untuk KKN Tematik Revolusi Mental periode berikutnya hendaknya pelaksanaan kegiatan KK dampingan dalam rangkaian kegiatan KKN Tematik

Pernikahan beda agama merupakan pernikahan yang menarik perhatian masyarakat di negara ini. Meskipun pernikahan ini dianggap berbeda dengan kebiasaan masyarakat pada

?ir44 r*da: F raje asnrdo PeEae ie. qabPesr Maaqhcqtui