• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GIZI SEIMBANG DI POSYANDU BALITA KINASIH RW 29 WILAYAH KELURAHAN KADIPIRO SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GIZI SEIMBANG DI POSYANDU BALITA KINASIH RW 29 WILAYAH KELURAHAN KADIPIRO SURAKARTA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GIZI SEIMBANG DI POSYANDU BALITA KINASIH RW 29 WILAYAH KELURAHAN

KADIPIRO SURAKARTA

Erinda Nur Pratiwi1, Siti Nurjanah2, Atiek Murharyati3

1,2Program Studi Kebidanan Program Sarjana dan Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kusuma Husada Surakarta

3Program Studi Keperawatan Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kusuma Husada Surakarta

Email: pratiwierinda@gmail.com

Abstrak

Permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar prevalensi gizi kurang pada usia dibawah 5 tahun di Indonesia sebesar 17,9% (3,7 juta balita), sebanyak 6800 balita di Jawa Timur mengalami gizi buruk yang 25%nya disebabkan oleh asupan gizi kurang. Status gizi buruk pada balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut sehingga pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan balita.

Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan tentang gizi seimbang yaitu setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan ibu – ibu yang mempunyai balita mampu menanamkan kebiasaan makan yang baik dan benar kepada anak mengenai gizi yang seimbang sesuai kebutuhan untuk tumbuh kembang anak yang optimal, memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit. Manfaat dari pengabdian kepada masyarakat untuk menambah pengetahuan khususnya tentang gizi seimbang bagi balita sesuai kebutuhan untuk tumbuh kembang anak yang optimal sehingga dapat memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit. Metode pengabdian masyarakat ini dengan ceramah, tanya jawab dan media leaflet. Hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat tentang gizi seimbang pada balita bahwa ibu balita menjadi lebih mengerti tentang gizi seimbang pada balita dengan nilai rata-rata pengetahuan tentang Gizi seimbang pada balita dengan persentase 75%. Kesimpulan dari pengabdian masyarakat ini adalah ibu balita penting memahami gizi seimbang pada balita karena dapat meningkatkan status kesehatan balita.

Kata Kunci: Gizi Seimbang, Balita

Abstract

A health problem in Indonesia is the death of children under five years of age (toddlers). Based on the results of Basic Health Research, the prevalence of malnutrition under 5 years of age in Indonesia is 17.9% (3.7 million children under five), as many as 6800 children under five in East Java experience malnutrition, 25% of which is caused by malnutrition intake. Malnutrition status in toddlers can have an effect that greatly inhibits physical, mental and thinking skills which in turn will reduce work productivity. Balanced food at this age needs to be implemented because it will affect the quality at adulthood to advanced age so that community service is expected to improve the health status of toddlers. The goal of community service in the form of counseling on balanced nutrition is that after receiving the counseling, it is hoped that mothers with toddlers are able to instill good and correct eating habits in their children regarding balanced nutrition according to the needs for optimal child development, maintaining and increasing endurance. child against disease. The benefits of community service to increase knowledge, especially about balanced nutrition for toddlers according to the needs for optimal child growth and development so as to maintain and increase the child's resistance to disease. This community service method includes lectures, questions and answers and leaflet media. The results of the implementation of community service regarding balanced nutrition for toddlers show that toddlers' mothers understand better about balanced nutrition in toddlers with an average value of knowledge about balanced nutrition in toddlers with a percentage of 75%. The conclusion from this community service is that it is

(2)

important for mothers under five to understand balanced nutrition in toddlers because it can improve the health status of toddlers.

Keywords: Balance Nutrition, Toddler

PENDAHULUAN

Permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu penyebab yang menonjol diantaranya karena keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk.

Kondisi gizi anak-anak Indonesia ratarata lebih buruk dibanding gizi anak-anak dunia dan bahkan juga dari anak-anak Afrika. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar prevalensi gizi kurang pada usia dibawah 5 tahun di Indonesia sebesar 17,9% (3,7 juta balita), sebanyak 6800 balita di Jawa Tengah mengalami gizi buruk yang 25%nya disebabkan oleh asupan gizi kurang.1 Dari data Dinas Keseatan Kota Surakarta tahun 2018 terdapat 3,2% balita kekurangan gizi yaitu sebanyak 495 balita.

Tercatat satu dari tiga anak di dunia meninggal setiap tahun akibat buruknya kualitas nutrisi. Sebuah riset juga menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena kekurangan gizi serta buruknya kualitas makanan.2 Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa 54 persen kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk.Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan lebih dari 80 persen kematian anak.3,8 Status gizi buruk pada balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Balita hidup penderita

gizi buruk dapat mengalami penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10 persen. Keadaan ini memberikan petunjuk bahwa pada hakikatnya gizi yang buruk atau kurang akan berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia. Selain itu, penyakit rawan yang dapat diderita balita gizi buruk adalah diabetes (kencing manis) dan penyakit jantung koroner. Dampak paling buruk yang diterima adalah kematian pada umur yang sangat dini. Prevalensi balita gizi buruk merupakan indikator Millenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai disuatu daerah (kabupaten/kota) pada tahun 2015, yaitu terjadinya penurunan prevalensi balita gizi buruk menjadi 3,6 persen atau kekurangan gizi pada anak balita menjadi 15,5 persen.4

LANDASAN TEORI

Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat.

Pada masa ini otak balita ibu telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara dengan lancar. Masa balita juga merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru merupakan kelompok umur paling sering menderita akibat kekurangan gizi (KKP). Di Indonesia anak kelompok balita menunjukkan prevalensi paling tinggi untuk penyakit KKP dan defisiensi Vitamin A serta anemia defisiensi Fe.5 Kelompok umur ini sulit dijangkau oleh berbagai upaya kegiatan perbaikan gizi dan kesehatan lainnya, karena tidak dapat

(3)

datang sendiri ke tempat berkumpul yang ditentukan tanpa diantar, padahal yang mengantar sedang libur semua. Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini otak balita ibu telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancar. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Ada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut sehingga pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan balita.

Masa balita juga merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Gizi seimbang bagi balita merupakan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Pemberian gizi seimbang pada balita dengan pedoman gizi seimbang (PGS) sehingga memberikan gizi yang optimal bagi balita. Pedoman Gizi Seimbang diterapkan untuk seluruh usia termasuk bayi dengan memasukkan ASI sebagai penyusunnya. Prinsip Gizi Seimbang adalah aneka ragam makanan sesuai kebutuhan, kebersihan, aktivitas fisik, memantau berat badan ideal. Jika menemui anak yang sulit makan maka dapat dengan

cara memotivasi makanan pada anak yaitu membuat suasana makan anak menyenangkan, jangan memaksa atau mengomeli anak ketika anak makan, berikan kebebasan anak dalam memilih menu makanan dengan ettap mempertahankan gizi yang seimbang sesuai Pedoan Gizi Seimbang (PGS).7

METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan metode ceramah, tanya jawab dan alat peraga. Ceramah, metode ini digunakan sebagai pengantar untuk memberikan penekanan penjelasan gizi seimbang.

Metode tanya jawab, metode ini digunakan baik pada saat dilangsungkannya penyuluhan atau pada saat diakhiri penyuluhan yang memungkinkan ibu-ibu dari balita di Posyandu Balita Kinasih RW 29 Wilayah Kelurahan Kadipiro Kota Surakarta mengemukakan hal-hal yang belum dimengerti. Media yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah LCD dan laptop, dan leaflet gizi seimbang.

METODE PENDEKATAN

Metode pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pertemuan lintas sektoral puskesmas bersama Program Studi Kebidanan Program Sarjana dan Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi dengan melaksanakan perencanaan dan pembahasan terkait pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Posyandu Balita Kinasih RW 29 Wilayah Kelurahan Kadipiro Kota Surakarta.

(4)

PROSEDUR KEGIATAN

Prosedur kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu dimulai dengan penyusunan proposal pengabdian kepada masyarakat. Kualifikasi proposal pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan presentasi dengan reviewer institusi yang memberikan dana pengabdian kepada masyarakat, pertemuan lintas sektoral puskesmas bersama Program Studi Kebidanan Program Sarjana dan Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi, koordinasi surat tugas dengan LPPM dan Puskesmas untuk menentukan jadwal pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, persiapan alat dan materi, persiapan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan mengumpulkan seluruh tim, melakukan apersepsi mengenai kegiatan yang akan dipersiapkan seperti leaflet sebagai media. Dalam tahap ini koordinator beserta anggota tim akan menyusun satuan acara penyuluhan, leaflet, serta materi penyuluhan tentang Gizi Seimbang pada Balita. Selain itu penyuluh akan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan saat penyuluhan, pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan maupun pengajaran tentang Gizi Seimbang pada Balita bertempat di Posyandu Balita Kinasih RW 29 Wilayah Kelurahan Kadipiro Kota Surakarta. Kegiatan diawali dari pengarahan dari koordianator penyuluhan kepada anggota tim. Kegiatan berupa penyuluhan Gizi Seimbang pada Balita bagi ibu-ibu Balita di Posyandu Kinasih RW 29 Wilayah Kelurahan Kadipiro Kota Surakarta dengan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Monitoring dan evaluasi yaitu setelah dilakukan proses pengajaran dan

penyuluhan tentang Gizi Seimbang pada Balita selanjutnya akan dilakukan monitoring dan evaluasi pada 1 bulan setelah penyuluhan dengan kunjungan rumah pada keluarga yang mempunyai bayi/balita. Didalam proses monitoring kunjungan rumah maka ketua tim beserta anggota tim mendatangi rumah warga untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan dan perilaku dalam hal pemenuhan gizi seimbang pada balita.

HASIL KEGIATAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Program Studi Kebidanan Program Sarjana dan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi yaitu tentang penyuluhan kesehatan tentang Gizi Seimbang pada Balita di Posyandu Balita Kinasih RW 29 Wilayah Kelurahan Kadipiro Kota Surakarta dan monitoring evaluasi pada 1 bulan setelah penyuluhan dengan kunjungan rumah pada keluarga yang mempunyai bayi/balita bekerjasama dengan pihak puskesmas dengan hasil sebagai berikut bahwa pelaksanaan sudah dapat kami laksanakan sepenuhnya (100%). Dari hasil pelaksanaan pembinaan dan penyuluhan selama 1 hari yang diikuti oleh 40 orang, ternyata kegiatan tersebut mendapatkan respon yang baik oleh ibu-ibu Balita di Posyandu Balita Kinasih RW 29 Wilayah Kelurahan Kadipiro Kota Surakarta. Ibu menjadi lebih mengetahui tentang Gizi Seimbang pada Balita. Hal ini dapat diketahui dari hasil tanya jawab, dimana sebelum dilakukan penyuluhan tentang Gizi Seimbang pada Balita di ibu-ibu Balita di Posyandu Balita Kinasih RW 29 Wilayah Kelurahan Kadipiro Kota Surakarta, ibu belum mengerti tentang Gizi Seimbang

(5)

pada Balita, tetapi setelah dilakukan penyuluhan Gizi Seimbang pada Balita, ibu balita menjadi lebih tahu tentang Gizi Seimbang pada Balita dengan nilai rata- rata pengetahuan tentang Gizi Seimbang pada Balita pada ibu-ibu Balita di Posyandu Balita Kinasih RW 29 Wilayah Kelurahan Kadipiro Kota Surakarta dengan persentase 75%.

Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut sehingga pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan balita.

Masa balita juga merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Gizi seimbang bagi balita merupakan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Pemberian gizi seimbang pada balita dengan pedoman gizi seimbang (PGS) sehingga memberikan gizi yang optimal bagi balita. Pedoman Gizi Seimbang diterapkan untuk seluruh usia termasuk bayi dengan memasukkan ASI sebagai penyusunnya. Prinsip Gizi Seimbang adalah aneka ragam makanan sesuai kebutuhan, kebersihan, aktivitas fisik, memantau berat badan ideal. Jika menemui anak yang sulit makan maka dapat dengan cara memotivasi makanan pada anak yaitu membuat suasana makan anak menyenangkan, jangan memaksa atau mengomeli anak ketika anak makan, berikan kebebasan anak dalam memilih menu makanan dengan tetap

mempertahankan gizi yang seimbang sesuai Pedoan Gizi Seimbang (PGS).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Bidan harus memberikan penyuluhan gizi seimbang balita pada ibu balita, karena pada masa balita merupakan periode perkembangan fisik dan mental yang pesat, pada masa ini otak balita telah siap menghadapi berbagai stimulus.

2. Gizi seimbang pada balita dapat meningkatkan status kesehatan balita.

Saran

Ibu balita dimotivasi untuk memberikan makanan yang mengandung gizi seimbang agar pertumbuhan dan perkembangan balita dapat tercapai optimal.

Gambar 1. Kegiatan Penyuluhan Gizi Seimbang pada Balita oleh Narasumber dan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat

(6)

Gambar 2. Kegiatan Penyuluhan Gizi Seimbang pada Balita oleh Narasumber dan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat

Gambar 3. Kegiatan Penimbangan Balita oleh kader Posyandu

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbang) Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2012, Laporan Nasional. Balitbang.

Jakarta. 2013.

2. Almatsier, Sunita. Editor. Penuntun Diet Instalasi Gizi RS Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2007.

3. WHO-UNICEF. Modul Pelatihan Konseling Pemberian ASI, Makanan Bayi dan Anak.

WHO-UNICEF, 2012.

4. Pergizi Pangan Indonesia, PERSAGI, PDGMI dan PDGMI. Naskah Akademik Pekan Sarapan Nasional (PESAN). Bogor, Pergizi Pangan Indonesia, 2012.

5. Kementerian Kesehtan RI. Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan dan Aktivitas Fisik untuk Mencegah Penyakit Tidak mneular. Jakarta: Kemenkes. 2012.

6. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta. 2014.

7. Institute Danone, Nakita. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Kompas Gramedia, Jakarta 2010.

8. World Health Organization (WHO). Nutrion Landscape Information System (NLIS) Country Profile Indicators : Interpretation Guide. Geneva, WHO, 2010.

Gambar

Gambar  1.  Kegiatan  Penyuluhan  Gizi  Seimbang  pada  Balita  oleh  Narasumber  dan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat
Gambar  2.  Kegiatan  Penyuluhan  Gizi  Seimbang  pada  Balita  oleh  Narasumber  dan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

penjualan, perusahaan akan mendapat perhatian dari konsumen dan konsumen akan merasa tertarik untuk mencoba produk yang dijual perusahaan, selain itu promosi

Apabila perlu tuliskan pada lembar tambahan *) KOMPETENSI: Isi dengan nomor Uraian Kegiatan Kompetensi (lihat Buku Bakuan Kompetensi) yang Anda anggap.. persyaratannya

11.2 Jika Pemegang Kartu dibatalkan keanggotaannya oleh Bank atau memutuskan untuk mengakhiri keanggotaannya dari Bank, maka Pemegang Kartu wajib mengembalikan Kartu Utama (dan Kartu

Penelitian berangkat dari adanya potensi dan masalah, potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Dalam penelitian ini Indonesia

2) Menyusui bayi sesuai dengan keinginan bayi dan tidak terjadwal (on demand) 3) Biarkan bayi menghisap sampai ia sendiri yang melepaskan hisapannya. 4) Susui bayi Ibu juga

budaya lisan tersebut dilupakan begitu saja karena ditelan modernisasi. Pemikiran orang yang semakin rasional membuat masyarakat mulai tidak mempercayai dan mulai melupakan

Bingung puting adalah keadaan dimana bayi memilih untuk menggunakan botol dan dot karena cara kerja meminum ASI dari botol, dot dan payudara berbeda. Melalui

Internasional. Kawasan rekreasi yang terdiri dari kawasan rekreasi pameran PRPP, Merokoco, serta kawasan rekreasi pantai. Disamping sebagai fungsi rekreasi, kawasan ini juga