• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kerusakan Jalan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Kerusakan Jalan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan hidup Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan hidup masyarakat, kerusakan jalan dapat berdampak pada kondisi sosial dan masyarakat, kerusakan jalan dapat berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi terutama pada sarana transportasi darat. Dampak pada konstruksi ekonomi terutama pada sarana transportasi darat. Dampak pada konstruksi  jalan

 jalan yaitu yaitu perubahan perubahan bentuk bentuk lapisan lapisan permukaan permukaan jalan jalan berupa berupa lubanglubang (potholes), bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan butiran (potholes), bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan butiran (ravelling) serta gerusan tepi yang menyebabkan kinerja jalan menjadi (ravelling) serta gerusan tepi yang menyebabkan kinerja jalan menjadi menurun. Komperhensifitas perencanaan prasarana jalan di suatu wilayah menurun. Komperhensifitas perencanaan prasarana jalan di suatu wilayah mulai dari tahapan prasurvey, perencanaan dan perancangan teknis, mulai dari tahapan prasurvey, perencanaan dan perancangan teknis,  pelaksanaan

 pelaksanaan pembangunan pembangunan fisiknya fisiknya hingga hingga pemeliharaan pemeliharaan harus harus integral integral dandan tidak terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi umur pelayanannya di tidak terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi umur pelayanannya di masa mendatang agar tetap terjaga ketahanan fungsionalnya. (Klim, Hanzo, masa mendatang agar tetap terjaga ketahanan fungsionalnya. (Klim, Hanzo, 2010,

2010,  Makalah  Makalah Kerusakan Kerusakan Perkerasan Perkerasan Jalan,Jalan,

http://climcivil.blogspot.co.id/2012/10/makalah-kerusakan-perkerasan- jalan.html,

 jalan.html, diakses tanggal 29 April 2017) diakses tanggal 29 April 2017)

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu  pecah

 pecah atau atau batu batu belah belah atau atau batu batu kali kali ataupun ataupun bahan bahan lainnya. lainnya. Bahan Bahan ikat ikat yangyang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat. (Wikipedia, dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat. (Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Perkerasan_jalan

https://id.wikipedia.org/wiki/Perkerasan_jalan))

Lapisan perkerasan sering mengalami kerusakan atau kegagalan sebelum Lapisan perkerasan sering mengalami kerusakan atau kegagalan sebelum mencapai umur rencana. Kerusakan pada perkerasan dapat dilihat dari mencapai umur rencana. Kerusakan pada perkerasan dapat dilihat dari kerusakan fungsional dan struktural.Kegagalan fungsional adalah apabila kerusakan fungsional dan struktural.Kegagalan fungsional adalah apabila  perkerasan

 perkerasan tidak tidak dapat dapat berfungsi berfungsi lagi lagi sesuai sesuai dengan dengan yang yang direncanakan direncanakan dandan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan. Sedangkan kegagalan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan. Sedangkan kegagalan struktural terjadi ditandai dengan adanya rusak pada satu atau lebih bagian struktural terjadi ditandai dengan adanya rusak pada satu atau lebih bagian dari struktur perkerasan jalan yang disebabkan lapisan tanah dasar yang tidak dari struktur perkerasan jalan yang disebabkan lapisan tanah dasar yang tidak

(2)

Jika kita kaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama ini, dalam Jika kita kaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama ini, dalam  pembangunan

 pembangunan jalan jalan ada ada banyak banyak hal hal yang yang harus harus diperhatikan diperhatikan lebih lebih mendetailmendetail dan teliti

dan teliti baik itu baik itu dari perencanaan dari perencanaan jalan itu jalan itu sendiri maupun pelaksasendiri maupun pelaksanaannaan tentunya. Kita sebagai pengguna jalan pastinya menginginkan jalan yang kita tentunya. Kita sebagai pengguna jalan pastinya menginginkan jalan yang kita  pakai itu aman, nyaman, bersih

 pakai itu aman, nyaman, bersih dll. Maka dari itdll. Maka dari itu makalah ini akan u makalah ini akan membahasmembahas mengenai jenis-jenis kerusakan pada perkerasan jalan, penyebabnya dan juga mengenai jenis-jenis kerusakan pada perkerasan jalan, penyebabnya dan juga cara untuk menanggulanginya.

cara untuk menanggulanginya.

1.2

1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah mengenai Permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah mengenai “Identifikasi Kerusakan Jalan”, dalam hal ini, penulis memberikan rumusan “Identifikasi Kerusakan Jalan”, dalam hal ini, penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut :

masalah sebagai berikut : 1.

1. Apa yang dimaksud dengan perkerasan jalan ?Apa yang dimaksud dengan perkerasan jalan ? 2.

2. Apa saja jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada perkerasan jalan ?Apa saja jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada perkerasan jalan ? 3.

3. Apa saja faktor penyebab kerusakan pada perkerasan jalan ?Apa saja faktor penyebab kerusakan pada perkerasan jalan ? 4.

4. Bagaimana cara penanganan kerusakan perkerasan jalan ?Bagaimana cara penanganan kerusakan perkerasan jalan ?

1.3

1.3 TujuanTujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut : Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1.

1. Memaparkan pengertian perkerasan jalan.Memaparkan pengertian perkerasan jalan. 2.

2. Memaparkan jenis-jenis kerusakan pada perkerasan jalan.Memaparkan jenis-jenis kerusakan pada perkerasan jalan. 3.

3. Menjelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan perkerasan jalan.Menjelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan perkerasan jalan. 4.

(3)

Jika kita kaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama ini, dalam Jika kita kaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama ini, dalam  pembangunan

 pembangunan jalan jalan ada ada banyak banyak hal hal yang yang harus harus diperhatikan diperhatikan lebih lebih mendetailmendetail dan teliti

dan teliti baik itu baik itu dari perencanaan dari perencanaan jalan itu jalan itu sendiri maupun pelaksasendiri maupun pelaksanaannaan tentunya. Kita sebagai pengguna jalan pastinya menginginkan jalan yang kita tentunya. Kita sebagai pengguna jalan pastinya menginginkan jalan yang kita  pakai itu aman, nyaman, bersih

 pakai itu aman, nyaman, bersih dll. Maka dari itdll. Maka dari itu makalah ini akan u makalah ini akan membahasmembahas mengenai jenis-jenis kerusakan pada perkerasan jalan, penyebabnya dan juga mengenai jenis-jenis kerusakan pada perkerasan jalan, penyebabnya dan juga cara untuk menanggulanginya.

cara untuk menanggulanginya.

1.2

1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah mengenai Permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah mengenai “Identifikasi Kerusakan Jalan”, dalam hal ini, penulis memberikan rumusan “Identifikasi Kerusakan Jalan”, dalam hal ini, penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut :

masalah sebagai berikut : 1.

1. Apa yang dimaksud dengan perkerasan jalan ?Apa yang dimaksud dengan perkerasan jalan ? 2.

2. Apa saja jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada perkerasan jalan ?Apa saja jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada perkerasan jalan ? 3.

3. Apa saja faktor penyebab kerusakan pada perkerasan jalan ?Apa saja faktor penyebab kerusakan pada perkerasan jalan ? 4.

4. Bagaimana cara penanganan kerusakan perkerasan jalan ?Bagaimana cara penanganan kerusakan perkerasan jalan ?

1.3

1.3 TujuanTujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut : Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1.

1. Memaparkan pengertian perkerasan jalan.Memaparkan pengertian perkerasan jalan. 2.

2. Memaparkan jenis-jenis kerusakan pada perkerasan jalan.Memaparkan jenis-jenis kerusakan pada perkerasan jalan. 3.

3. Menjelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan perkerasan jalan.Menjelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan perkerasan jalan. 4.

(4)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN

2.1

2.1 Pengertian Perkerasan JalanPengertian Perkerasan Jalan

Gambar 1.1 Tebal perkerasan jalan raya aspal Gambar 1.1 Tebal perkerasan jalan raya aspal

Sumber : (

Sumber : (Internet,Internet, 2017) 2017)

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan intuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu digunakan intuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu  pecah

 pecah atau atau batu batu belah belah atau atau batu batu kali kali ataupun ataupun bahan bahan lainnya. lainnya. Bahan Bahan ikat ikat yangyang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat. (Wikipedia, dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat. (Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Perkerasan_jalan

https://id.wikipedia.org/wiki/Perkerasan_jalan))

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah  batuan

 batuan pecah pecah atau atau batu batu belah belah ataupun ataupun bahan bahan lainnya. lainnya. Bahan Bahan ikat ikat ang ang dipakaidipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat. Apapun jenis perkerasan lalu lintas, adalah aspal, semen ataupun tanah liat. Apapun jenis perkerasan lalu lintas, harus dapat memfasilitasi sejumlah pergerakan lalu lintas, apakah berupa jasa harus dapat memfasilitasi sejumlah pergerakan lalu lintas, apakah berupa jasa angkutan lalu lintas, berupa jasa angkutan manusia, atau berupa jasa angkutan angkutan lalu lintas, berupa jasa angkutan manusia, atau berupa jasa angkutan  barang

 barang berupa berupa seluruh seluruh komoditas komoditas yang yang diijinkan diijinkan untuk untuk berlalu berlalu lalang lalang disitu.disitu. Dengan

Dengan beragam beragam jenis jenis kendaraan kendaraan dengan dengan angkutan angkutan barangnya, barangnya, akanakan memberikan variasi beban ringan, sedang sampai berat. Jenis kendaraan memberikan variasi beban ringan, sedang sampai berat. Jenis kendaraan  penumpang akan memberikan p

(5)

Persyaratan umum dari suatu jalan adalah dapatnya menyediakan lapisan  permukaan yang selalu rata dan kuat, serta menjamin keamanan yang tinggi untuk masa hidup yang cukup lama, dan yang memerlukan pemeliharaan yang sekecil-kecilnya dalam berbagai cuaca. Tingkatan sampai dimana kita akan memenuhi persyaratan tersebut tergantung dari imbangan antara tingkat kebutuhan lalu lintas, keadaan tanah serta iklim yang bersangkutan. Sebagaimana telah dipahami bahwa yang dimaksud dengan perkerasan adalah lapisan atas dari badan jalan yang dibuat dari bahan-bahan khusus yang  bersifat baik/konstruktif dari badan jalannya sendiri. (Klim, Hanzo, 2010,

 Makalah Kerusakan Perkerasan Jalan,

http://climcivil.blogspot.co.id/2012/10/makalah-kerusakan-perkerasan- jalan.html, diakses tanggal 29 April 2017)

2.2 Jenis-Jenis Kerusakan pada Perkerasan Jalan

Menurut Manual Pemeliharaan Jalan No : 03/MN/B/1983 yang

dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, kerusakan jalan dapat dibedakan atas :

1. Retak (cracking )

a. Retak kulit buaya (alligator cracks)  b. Retak pinggir (edge cracks)

c. Retak sambungan bahu dan perkerasan (edge joint cracks) d. Retak sambungan jalan (lane joint cracks)

e. Retak sambungan pelebaran jalan (widening cracks) f. Retak refleksi (reflection cracks)

g. Retak susut ( shrinkage cracks) h. Retak selip ( slippage cracks) 2. Distorsi (distortion)

a. Alur (ruts)

 b. Keriting (corrugation) c. Sungkur ( shoving )

(6)

3. Cacat permukaan (disintegration) a. Lubang ( potholes)

 b. Pelepasan butir (ravelling )

c. Pengelupasan lapisan permukaan ( stripping ) 4. Pengausan ( polished aggregate)

5. Kegemukan (bleeding or flushing )

6. Penurunan pada bekas penanaman utilitas (utility cut depression)

1. Retak

(cracking)

Retak adalah suatu gejala kerusakan/ pecahnya permukaan  perkerasan sehingga akan menyebabkan air pada permukaan perkerasan masuk ke lapisan dibawahnya dan hal ini merupakan salah satu faktor yang akan membuat luas/ parah suatu kerusakan (Departemen Pekerjaan Umum, 2007).

Di dalam pendekatan mekanika retak diasumsikan ada bagian yang lemah pada setiap material. Ketika pembebanan terjadi, ada konsentrasi tegangan yang lebih tinggi di sekitar bagian tersebut, sehingga material tersebut tidak lagi memiliki distribusi tegangan yang seragam dan terjadilah kerusakan/ retak pada bagian tersebut dan berkembang ke bagian yang lainnya. Mekanika retak juga menggambarkan perkembangan retak tergantung pada sifat material tersebut (Roque, 2010).

a. Retak kulit buaya (

alligator cracks

)

Gambar 1.2 Retak Kulit Buaya (alligator cracks)

Sumber : (http://blogserbaneka.blogspot.co.id/2016/07/ciri-ciri- jalan-aspal-beton-tanah-yang.html)

(7)

Pengertian :

Lebar celah lebih besar atau sarna dengan 3 mm. Saling merangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil yang menyerupai kulit buaya. Retak ini disebabkan oleh bahan perkerasan yang kurang baik, pelapukan  permukaan, tanah dasar atau bagian perkerasan di bawah lapis permukaan

kurang stabil, atau bahan lapis pondasi dalam keadaan jenuh air (air tanah  baik). Umumnya daerah dimana terjadi retak kulit buaya tidak luas. Jika daerah dimana terjadi retak kulit buaya luas, mungkin hal ini disebabkan oleh repetisi beban lalulintas yang melampaui beban yang dapat dipikul oleh lapis an permukaan tersebut.

b. Retak pinggir (

edge cracks

)

Gambar 1.3 Retak Pinggir (edge cracks) Sumber : (Axa, Moh, 2016)

Pengertian :

Retak memanjang jalan dengan atau tanpa cabang yang mengarah ke  bahu jalandan terletak dekat bahu. Retak ini disebabkan oleh tidak baiknya sokongan dari arah samping, drainase kurang baik, terjadinya penyusutan tanah, atau terjadinya settlement di bawah daerah tersebut. Akar tanaman yang tumbuh di tepi perkerasan dapat pula menjadi sebab terjadinya retak  pinggir ini. Di lokasi retak, air dapat meresap yang dapat semakin merusak

(8)

Kemungkinan penyebab:

1. Bahan dibawah retak pinggir kurang baik atau perubahan volume akibat jenis ekspansif clay pada tanah dasar .

2. Sokongan bahu samping kurang baik. 3. Drainase kurang baik.

4. Akar tanaman yang tumbuh di tepi perkerasan dapat pula menjadi sebab terjadinya retak tepi.

Akibat lanjutan:

1. Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan sehingga mengganggu kenyamanan berkendaraan.

2. Retak akan berkembang menjadi besar yang diikuti oleh pelepasan  butir pada tepi retak.

c. Retak sambungan bahu dan perkerasan

(edge joint cracks)

Gambar 1.4 Retak Sambungan Bahu dan Perkerasan (edge joint cracks)

Sumber : (Asphalt Institute, 2017,

http://www.asphaltinstitute.org/asphalt-pavement-distress-summary/) Pengertian :

Retak memanjang yang umumnya terjadi pada sambungan bahu dengan perkerasan. Retak dapat disebabkan dengan kondisi drainase di bawah bahu jalan lebih buruk dari pada di bawah perkerasan, terjadinya  settlement di bahu jalan, penyusutan material bahu atau  perkerasanjalan, atau akibat lintasan trucklkendaraan berat di bahu  jalan.

(9)

d. Retak sambungan jalan (

lane joint cracks

)

Gambar 1.5 Retak Sambungan Jalan (lane joint cracks) Sumber : (Internet, 2017)

Pengertian :

Sesuai dengan namanya retak ini terjadi pada sambungan dua jalur lalu lintas dan berbentuk retak memanjang (longitudinal cracks). Retak ini dapat terdiri atas beberapa celah yang saling sejajar.

Kemungkinan penyebab : Ikatan sambungan kedua jalur yang kurang baik.

Akibat lanjutan:

- Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan dan akan mengganggu kenyamanan berkendaraan.

(10)

e. Retak sambungan pelebaran jalan (

widening cracks

)

Gambar 1.6 Retak Sambungan Pelebaran Jalan (widening cracks) Sumber : (Sajjad, Ahmed, 2005, https://sajjadzaidi.com/2005/oct/)

Pengertian :

Bentuk retak ini adalah retak memanjang (longitudinal cracks) yang akan terjadi pada sambungan antara perkerasan lama dengan perkerasan  pelebaran. Retak ini dapat terdiri atas beberapa celah yang saling sejajar

dan akan meresapkan air pada lapisan perkerasan. Kemungkinan penyebab:

- Ikatan sambungan yang kurang baik.

- Perbedaan kekuatan/ daya dukung perkerasan pada jalan pelebaran dengan jalan lama.

Akibat lanjutan:

- Ikatan sambungan kedua jalur yang kurang baik.

- Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan dan akan mengganggu kenyamanan berkendaraan.

(11)

f. Retak refleksi (

reflection cracks

)

Gambar 1.7 Retak Refleksi (reflection cracks) Sumber : (Internet, 2017)

Pengertian :

Kerusakan ini terjadi pada lapisan tambahan (overlay), dapat  berbentuk memanjang (longitudinal cracks), diagonal (diagonal cracks), melintang (transverse cracks), ataupun kotak (blocks cracks) yang menggambarkan pola retakan perkerasan dibawahnya. Retak ini dapat terjadi bila retak pada perkerasan lama tidak diperbaiki secara benar sebelum pekerjaan pelapisan ulang (overlay) dilakukan.

Kemungkinan penyebab:

- Pergerakan vertikal/ horizontal di bawah lapis tambahan (lapisan overlay)sebagai akibat perubahan kadar air pada tanah dasar yang ekspansif.

- Perbedaan penurunan ( settlement ) dari timbunan/ pemotongan  badan jalandengan struktur perkerasan.

Akibat lanjutan:

- Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan dan akan mengganggu kenyamanan berkendaraan.

(12)

g. Retak susut (

 shrinkage cracks

)

Gambar 1.8 Retak Susut ( shrinkage scracks) Sumber : (Internet, 2017)

Pengertian :

Retak yang terjadi tersebut saling bersambungan membentuk kotak  besar dengan sudut tajam atau dapat dikatakan suatu interconnected cracks yang membentuk suatu seri blocks cracks. Umumnya penyebaran retak ini menyeluruh pada perkerasan jalan.

Kemungkinan penyebab:

- Perubahan volume perkerasan yang mengandung terlalu banyak aspal dengan penetrasi rendah.

- Perubahan volume pada lapisan pondasi dan tanah dasar. Akibat lanjutan:

- Retak ini akan menyebabkan meresapnya air pada badan jalan sehingga akan menimbulkan kerusakan setempat atau menyeluruh  pada perkerasan jalan danmengganggu kenyamanan berkendaraan. - Lepasnya butir pada tepi retak sehingga timbul lubang ( potholes ).

(13)

h. Retak selip (

 slippage cracks

)

Gambar 1.9 Retak Selip ( slippage cracks) Sumber : (Internet, 2017)

Pengertian :

Kerusakan ini sering disebut dengan parabolic cracks, shear cracks, atau crescent shaped cracks. Bentuk retak lengkung menyerupai bulan sabit atau berbentuk seperti jejak mobil disertai dengan beberapa retak. Kadang-kadang terjadi bersama denganterbentuknya sungkur ( shoving ). Kemungkinan penyebab:

- Ikatan antar lapisan aspal dengan lapisan bawahnya tidak bail yang disebabkan kurangnya aspal/ permukaan berdebu

- Pengunaan agregat halus terlalu banyak. - Lapis permukaan kurang padat/ kurang tebal

- Penghamparan pada temperature aspal rendah atau tertarik roda  penggerak olehmesin penghampar aspal/ mesin lainnya.

Akibat lanjutan:

- Kerusakan setempat atau menyeluruh pada perkerasan jalan dan akanmengganggu kenyamanan berkendaraan.

(14)

2. Distorsi

(distortion)

Jenis kerusakan lentur atau flexible berupa distorsi dapat terjadi alas Iemahnya tanah dasar, pemadatan yang kurang pada lapis pondasi sehingga terjadi tambahan pemadatan akibat beban lalu lintas. Untuk kerusakan jalan yang satu ini dibagi atas beberapa jenis diantaranya:

a. Alur (

ruts

)

Gambar 1.10 Alur (ruts) Sumber : (Internet, 2017) Pengertian :

Terjadi pada lintasan roda sejajar dengan as jalan, dapat merupakan tempat menggenangnya air hujan yang jatuh di alas permukaan jalan, mengurangi tingkat kenyamanan dan akhirnya timbul retak-retak. Disebabkan oleh lapis perkerasan yang kurang padat, dengan demikian terjadi penambahan pcmadatan akibat repetisi beban lalu lintas pada lintasan roda. Campuran aspal stabilitas rendah dapat pula menimbulkan defonnasi plastis.

b. Keriting (

corrugation

)

Gambar 1.11 Keriting (corrugation) Sumber : (Internet, 2017)

(15)

Pengertian :

Dapat terjadi karena rendahnya stabilitas campuran yang dapat  berasal dari terlalu tingginya kadar aspal, terlalu banyak menggunakan agregat halus, agregat bulat dan licin, aspal yang dipakai mempunyai  penetrasi yang tinggi. Keriting juga dapat terjadi jika lalu lintas dibikin

sebelum perkerasan mantap.

c. Sungkur (

 shoving

)

Gambar 1.12 Sungkur ( shoving ) Sumber : (Internet, 2017) Pengertian :

Deformasi plastis yang terjadi setempat di tempat kendaraan sering  berhenti, kelandaian curam, dan tikungan tajam. Kerusakan dapat terjadi

dengan atau tanpa retak. Penyebab kerusakan sama dengan keriting.

(16)

Pengertian :

Terjadi setempat/tertentu dengan atau tanpa retak, terdeteksi dengan adanya air yang tergenang. Amblas adalah beban kendaraan yang melebihi apa yang direncanakan, pelaksanaan yang kurang baik, atau penurunan  bagian perkerasan di karenakan tanah

dasar mengalami settlement.

e. Jembul (

upheaval

) Pengertian :

Jenis kerusakan Jembul terjadi setempat dengan atau tanpa retak. Hal ini terjadi akibat adanya pengembangan tanah dasar ekspansip.

3. Cacat permukaan

(disintegration)

Jenis kerusakan yang satu ini mengarah pada kerusakan secara kimiawi &mekanis dari lapisan permukaan, yang termasuk cacat permukaan adalah sebagai berikut:

a. Lubang (

 potholes

)

Gambar 1.14 Lubang ( potholes)

Sumber : (Harian Tangerang, 2014, www.hariantangerang.com) Pengertian :

Kerusakan jalan berbentuk lubang (potholes) memiliki ukuran yang  bervariasi dari kecil sampai besar. Lubang-lubang ini menampung dan

(17)

meresapkan air sampaike dalam lapis permukaan yang dapat menyebabkan semakin parahnya kerusakan jalan.

Proses pembentukan lubang dapat terjadi akibat : 1. Campuran lapis permukaan yang buruk seperti :

a) Kadar aspal rendah, sehingga film aspal tipis dan mudah lepas.

 b) Agregat kotor sehingga ikatan antar aspal dan agregat tidak baik.

c) Temperature campuran tidak memenuhi persyaratan. 2. Lapis permukaan tipis sehingga lapisan aspal dan agregat mudah

lepas akibat pengaruh cuaca.

3. System drainase jelek sehingga air banyak yang meresap dan mengumpul dalam lapis perkerasan.

4. Retak-retak yang terjadi tidak segera ditangani sehingga air meresap masuk dan mengakibatkan terjadinya lubang-lubang kecil.

b. Pelepasan butir

(ravelling)

Gambar 1.16 Pelepasan Butir (ravelling ) Sumber : (Internet, 2017)

(18)

c. Pengelupasan lapisan permukaan (

 stri pping

)

Gambar 1.17 Pengelupasan Lapisan Permukaan ( stripping ) Sumber : (Internet, 2017)

Disebabkan oleh kurangnya ikatan antar lapis permukaan dan lapis  bawahnya atau terlalu tipisnya lapis permukaan.

4. Pengausan (

 polished aggr egate

)

Gambar 1.18 Pengausan ( polished aggregate) Sumber : (Internet)

Pengausan terjadi karena agregat berasal dari material yang tidak tahan aus terhadap roda kendaraan / agregat yang digunakan berbentuk bulat dan licin.

(19)

5. Kegemukan

(bleeding or flushing

)

Gambar 1.19 Kegemukan (bleeding or flushing ) Sumber : (Internet, 2017)

Pada temperature tinggi, aspal menjadi lunak, dan akan terjadi jejak roda, dapatdisebabkan pemakaian kadar aspal yang tinggi pada campuran aspal,  pemakaian terlalu banyak aspal pada pengerjaan prime coat / teak coat.

6. Penurunan pada bekas penanaman utilitas

(utili ty cut depression)

Gambar 1.20 Penurunan pada bekas penanaman utilitas (utility cut depression)

Sumber : (Internet, 2017)

Terjadi di sepanjang bekas penanaman utilitas. Hal ini terjadi karena pemadatan yang tidak memenuhi syarat.

(20)

2.3 Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan pada Perkerasan Jalan

Menurut Manual Pemeliharaan Jalan No : 03/MN/B/1983 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, kerusakan pada perkerasan  jalan dapat disebabkan oleh :

1. Lalulintas yang dapat berupa peningkatan beban dan repetisi beban.

2. Air yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak  baik, naiknya air dengan sifat kapilaritas.

3. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan oleh sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem pengolahan yang tidak baik.

4. Iklim. Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah hujan umumnya tinggi, yang dapat merupakan salah satu penyebab kerusakan  jalan.

5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh sistem pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh sifat tanah dasar yang memang jelek,

6. Proses pemadatan di atas lapisan tanah dasar yang kurang baik.

Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi dapat merupakan gabungan dari penyebab yang saling kait-mengait.

(21)

2.4 Cara Menangani Kerusakan pada Perkerasan Jalan 1. Retak

(cracking)

a. Retak kulit buaya

(alligator cracks)

Penanganan :

Retak kulit buaya untuk sementara dapat dipelihara dengan mempergunakan lapis burda, burtu, ataupun lataston, jika celah ~ 3 mm. Sebaiknya bagian perkerasan yang telah mengalami retak kulit  buaya akibat air yang merembes masuk ke lapis pondasi dan tanah dasar diperbaiki dengan eara dibongkar dan membuang bagian-bagian yang basah, kemudian dilapis kembali dengan bahan yang sesuai. Perbaikan harus disertai dengan perbaikan drainase di sekitarnya. Kerusakan yang disebabkan oleh beban lalulintas harus diperbaiki dengan memberi lapis tambahan. Retak kulit buaya dapat diresapi oleh air sehingga lama kelamaan akan menimbulkan lubang-lubang akibat terlepasnya butir-butir.

b. Retak pinggir

(edge cracks)

Penanganan :

Retak dapat diperbaiki dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair dan pasir. Perbaikan drainase harus dilakukan, bahu jalan diperlebar dan dipadatkan. Jika pinggir perkerasan mengalami  penurunan, elevasi dapat diperbaiki dengan mempergunakan hotmix. Retak ini lama kelamaan akan bertambah besar disertai dengan terjadinya lubang-Iubang.

c. Retak sambungan bahu dan perkerasan

(edge joint cracks)

Penanganan :

- Perbaikan dapat dilakukan seperti perbaikan retak refleksi.

- Retak dapat ditutup dengan larutan pengisi, retak yang besar diisi dengan larutan emulsi aspal yang diikuti dengan penanganan

(22)

d. Retak sambungan jalan

(lane joint cracks)

Penanganan :

Hal yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan :

Perbaikan dapat dilakukan dengan memasukan campuran aspal cair dan pasir kedalam celah yang terjadi.

e. Retak sambungan pelebaran jalan

(widening cracks)

Penanganan :

Hal yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan :

Perbaikan dilakukan dengan mengisi celah-celah yang timbul dengan campuran aspal cair dan pasir.

f. Retak refleksi

(reflection cracks)

Penanganan :

1. Untuk retak memanjang, melintang dan diagonal perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah-celah dengan campuran aspal cair dan pasir.

2. Untuk retak berbentuk kotak, perbaikan dilakukan dengan membongkar dan melapis kembali dengan bahan yang sesuai.

g. Retak susut

(shrinkage cracks)

Penanganan :

Perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair dan pasir, dan dilapis dengan burtu.

h. Retak selip

(slippage cracks)

Penanganan :

Perbaikan dapat dilakukan dengan membongkar bagian jalan yang rusak dan menggantikannya dengan lapisan yang lebih baik.

(23)

2. Distorsi

(distortion)

a. Alur

(ruts)

Penanganan :

Perbaikan dapat dilakukan dengan memberi lapisan tambahan yang sesuai.

b. Keriting

(corrugation)

Penanganan :

Jika lapisan memiliki pondasi agregat, digaruk kembali, dicampur dengan lapis pondasi, dipadatkan dan diberi lapis perkerasan baru. Bahan pcngikat mempunyai kctebalan > 5 cm, lapis tersebut diangkat dan diberi lapisan baru.

c. Sungkur

(shoving)

Penanganan :

Perbaikan dilakukan dengan dibongkar dan dilakukan pelapisan kembali.

d. Amblas

(grade depressions)

Penanganan :

- Untuk amblas yang 5 cm, bagian yang rendah diisi dengan bahan yang sesuai dengan lapen, lataston, laston.

- Untuk amblas yang 5 cm, bagian yang amblas dibongkar dan dilapis kembali dengan lapis yang sesuai.

e. Jembul

(upheaval)

Penanganan:

Perbaikan dilakukan dengan membongkar bagian yang rusak dan melapisinya kembali.

(24)

3. Cacat permukaan

(disintegration)

a. Lubang

(potholes)

Penanganan :

Untuk perbaikan maka lubang-lubang tersebut harus dibongkar dan dilapis kembali dimana pembongkaran berfungsi untuk meningkatkan daya cengkram antar sambungan perkerasan yang baru dan perkerasan yang lama.

b. Pelepasan butir

(ravelling)

Penanganan :

Dapat diperbaiki dengan meberikan lapisan tambahan di atas lapisan yang mengalami pelepasan butir setelah lapisan tersebut dibersihkan dan dikeringkan.

c. Pengelupasan lapisan permukaan

(stripping)

Penanganan :

Dapat diperbaiki dengan cara digaruk, diratakan, dan dipadatkan. Setelah itu dilapisi dengan buras.

4. Pengausan

(polished aggregate)

Penanganan :

Dapat diatasi dengan latasir, buras, latasbum.

5. Kegemukan

(bleeding or flushing)

Penanganan :

Dapat diatasi dengan menaburkan agregat panas dan kemudian dipadatkan, atau lapis aspal diangkat dan diberi lapisan penutup.

6. Penurunan pada bekas penanaman utilitas

(utili ty cut depression)

Penanganan :

Dapat diperbaiki dengan dibongkar kembali dan diganti dengan lapis yang sesuai.

(25)

BAB III

IDENTIFIKASI KERUSAKAN JALAN

3.1 Jenis-Jenis Kerusakan Jalan 1. Retak

a. Retak kulit buaya

(alligator cracks)

Lokasi : Jl. Sigura-gura Malang

b. Retak pinggir

(edge cracks)

(26)

c. Retak sambungan jalan

(lane joint cracks)

Lokasi : Jl. Kahuripan (Perempatan BCA), Malang

d. Retak refleksi

(reflection cracks)

(27)

e. Retak susut

(shrinkage cracks)

Lokasi : Depan pom bensi Jl. Soekarno-Hatta, Malang

f. Retak selip

(slippage cracks)

(28)

2. Distorsi a. Alur

Lokasi : Dekat lapangan Rampal, Malang

b. Keriting (corrugation)

(29)

3. Cacat Permukaan a. Lubang

(potholes)

Lokasi : Depan City of Arema, Jl. Galunggung, Malang

b. Pelepasan butir

(ravelling)

Lokasi : Jl. Sigura-gura, Malang

(30)

d. Penurunan pada bekas penanaman utilitas

(utility cut depression)

Lokasi : Jl. Sigura-gura, Malang

e. Aspal Mengambang

(31)

3.2 Identifikasi Lingkungan

1. Pada kerusakan retak buaya, pelepasan butir dan penurunan bekas

 penanaman utilitas di lokasi Jl. Sigura-gura terdapat drainase tetapi tidak lagi berfungsi, karena pada saat hujan air menggenang disekitar drainase. 2. Pada kerusakan retak refleksi dan retak susut yang ada di Jl.

Soekarno-Hatta (depan pom bensin) terdapat drainase tapi terlalu jauh dari jalan raya sehingga tidak berfungsi dengan baik.

3. Pada kerusakan retak sambungan jalan yang ada di Jl. Kahuripan (Perempatan BCA) terdapat drainase tetapi agak jauh dari kerusakan  jalan.

4. Pada kerusakan jalan berlubang di Jl. Galunggung terdapat drainase tetapi sudah tidak dapat menampung debit air pada saat hujan sehingga air meluber dan menggenang.

5. Pada kerusakan aspal mengambang yang ada di bawah fly over Arjosari tidak terdapat drainase di sekitar lokasi kerusakan.

6. Pada kerusakan alur yang ada di dekat lapangan Rampal, Malang tidak terdapat drainase di sekitar lokasi kerusakan.

7. Pada kerusakan retak sambungan dan pengausan agregat yang ada di lokasi Jl. Bondowoso tidak terdapat drainase di sekitar l okasi kerusakan dan jalanan agak sedikit menurun.

(32)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Bahwa Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan  pengikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batuan pecah atau batu belah ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah li at.

2. Adapun jenis-jenis kerusakan perkerasan jalan menurut Manual Pemeliharaan Jalan No : 03/MN/B/1983, yaitu :

a) Retak (cracking), meliputi (Retak kulit buaya (alligator cracks),Retak  pinggir (edge cracks), Retak sambungan bahu dan perkerasan (edge  joint cracks), Retak sambungan jalan (lane joint cracks), Retak sambungan pelebaranjalan (widening cracks),Retak refleksi (reflection cracks),Retak susut (shrinkage cracks),Retak selip (slippage cracks))

 b) Distorsi (distortion), meliputi (Alur (ruts)  ,Keriting (corrugation),

Sungkur (shoving),Amblas (grade depressions),Jembul (upheaval))

c) Cacat permukaan (disintegration) , meliputi (Lubang (potholes)  ,Pelepasan butir (ravelling), Pengelupasan lapisan

 permukaan (stripping))

d) Pengausan (polished aggregate) e) Kegemukan (bleeding orflushing)

f) Penurunan pada bekas penanaman utilitas (utility cut depression)

3. Menurut Manual Pemeliharaan Jalan No : 03/MN/B/1983, kerusakan pada konstruksi jalan (demikian juga dengan bahu beraspal) dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti air, iklim, material yang digunakan, lalu lintas dan juga kondisi tanah dasarnya yang tidak stabil.

(33)

4. Penanganan yang dapat dilakukan dalam memperbaiki kerusakan jalan yakni tergantung jenis kerusakan yang terjadi, termasuk ke dalam kerusakan ringan, sedang ataupun berat.

4.2 Saran

 b. Untuk meminimalisir masalah kerusakan jalan yang terjadi, maka rancangan pemeliharaannya perlu dilakukan survey yang lebih akurat dengan melibatkan sejumlah instansi terkait.

c. Agar kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tidak menjadi l ebih parah, maka perlu segera dilakukan tindakan perbaikan pada bagian-bagian yang rusak, sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.

d. Pekerjaan jalan harus menggunakan spesifikasi yang ditetapkan.

e. Perlunya pengawasan yang objektif tanpa adanya KKN oleh dinas atau instansi terkait agar kualitas jalan menjadi lebih bermutu.

Gambar

Gambar 1.1 Tebal perkerasan jalan raya aspalGambar 1.1 Tebal perkerasan jalan raya aspal
Gambar 1.2 Retak Kulit Buaya (alligator cracks)
Gambar 1.3 Retak Pinggir (edge cracks) Sumber : (Axa, Moh, 2016)
Gambar 1.4 Retak Sambungan Bahu dan Perkerasan (edge joint cracks)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurunnya tingkat pelayanan jalan ditandai dengan adanya kerusakan pada lapisan perkerasan jalan, kerusakan yang terjadi juga bervariasi pada setiap segmen di sepanjang ruas

• Kerusakan seperti ini dapat terjadi jika rangkaian horisontal pada IC Utama tidak rusak (bekerja), tetapi bagian gambar dan suara mengalami kerusakan. • Kerusakan ini bisa

Trikotilomania adalah salah satu bentuk gangguan kompulsif yang ditandai dengan Trikotilomania adalah salah satu bentuk gangguan kompulsif yang ditandai

Solusi Kerusakan seperti ini dapat terjadi jika rangkaian horizontal pada IC utama tidak rusak (bekerja), tapi bagian gambar dan suara mengalami kerusakan.. Kerusakan

 Kemudian lanjutkan secara bergantian pada semua konektor ccfl satu demi satu – nanti kalau ada yang tidak nyala atau nyalanya redup berarti tranfo rusak atau lampu yang rusak..

sering di lewati kendaraan berat seperti truk yang menyebabkan jalan mengalami kerusakan baik rusak ringan maupun berat pada beberapa bagian jalan. Tujuan dari

Pengenaan denda dapat dibebaskan dalam hal keterlambatan atau kegagalan untuk melaksanakan salah satu bagian atau seluruh pekerjaan jasa terjadi karena hal-hal

Keseluruhan benda uji lentur mengalami kegagalan lentur murni pada daerah tegangan terbesar (serat atas dan bawah) dengan ditandai rusak tekuk (serat atas) dan rusak