• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2021"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2021

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA KANTOR WILAYAH SUMATERA BARAT

BALAI PEMASYARAKATAN KELAS I PADANG

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang Tahun 2021 ini dapat disusun dengan baik untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan mengikuti pedoman yang tertuang pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang Tahun 2021 merupakan gambaran hasil yang dicapai berdasarkan kinerja kegiatan masing-masing sasaran yang telah direncanakan serta dalam rangka mewujudkan bentuk akuntablitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang atas penggunaan anggaran.

Beberapa sasaran yang belum tercapai secara maksimal pada tahun 2021 akan menjadi tolak ukur untuk pencapaian pada tahun 2022. Namun pada umumnya seluruh kegiatan telah diupayakan untuk dilaksanakan, dan pada tahun 2021 kekurangan dan kendala yang ada akan dijadikan masukan untuk membuat kebijakan agar seluruh anggaran bisa diserap dan tetap pada prinsip efektif dan efisien.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang (disingkat menjadi Bapas Padang) adalah Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan yang berada dibawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Barat dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Barat melalui Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Barat.

Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang terdiri dari I (satu) Sub Bagian Tata Usaha dan 2 (dua) Seksi yang terdiri dari Seksi Bimbingan Klien Dewasa dan Seksi Bimbingan Klien Anak yang dipimpin oleh masing-masing Kepala Sub Bagian dan Kepala Sub Seksi yang berkewajiban untuk membantu tugas Kepala Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang.

Wilayah Kerja Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang terdiri dari 4 (empat) 11 (sebelas) Kabupaten yang terdiri dari :

No Wilayah

1. Kota Padang 2. Kota Solok 3. Kota Pariaman 4. Kota Sawahlunto 5. Kab. Padang Pariaman 6. Kab. Pesisir Selatan 7. Kab. Solok

8. Kab. Solok Selatan 9. Kab. Sijunjung 10. Kab. Dharmasraya 11. Kab. Mentawai

Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang sebagai pranata mempunyai tugas pokok dan fungsi:

1) Melaksanakan bimbingan klien pemasyarakatan.

2) Melaksanakan penelitian Kemasyarakatan.

3) Menyusun program pembinaan dan bimbingan serta perawatan klien pemasyarakatan.

(4)

4) Melaksanakan pendampingan terhadap ABH.

5) Melaksanakan sidang TPP.

6) Melaksanakan registrasi klien pernasyarakatan.

7) Melaksanakan bimbingan terhadap klien pemasyarakatan.

8) Memberikan bantuan bimbingan kepada mantan napi, anak didik dan klien pemasyarakatan yang membutuhkan (after care).

9) Melakukan urusan Tata Usaha Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang

Sebagai bentuk akuntabilitas dari kinerja Bapas Padang, dan dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 14, pasal 27, dan pasal 30 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka disusunlah Laporan Kinerja Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang Tahun Anggaran 2020.

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/

program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategis (renstra) suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut suatu prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya.

Sedangkan pengukuran kinerja adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Untuk itu diperlukan indikator kinerja yang jelas, dapat dihitung, diukur, dan digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kinerja yang baik.

(5)

Pengukuran pencapaian kinerja Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi indikator kinerja pada masing-masing sasaran kegiatan. Pencatatan dan pengukuran kinerja dilakukan pada aspek kinerja keuangan dan non keuangan sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan suatu organisasi yang terintegrasi dalam sistem manajemen organisasi.

Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban Bapas Padang sebagai instansi untuk menyampaikan pertanggungjawaban dan menerangkan kinerja secara transparan berkaitan dengan tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran visi, misi, dan strategi organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau yang berwenang menerima pelaporan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.

1.2 Visi dan Misi Organisasi

Adapun visi dan misi dari Bapas Kelas I Padang adalah sebagai berikut:

Visi :

“Menjadi Penyelenggara Pemasyarakatan yang profesional dalam penegakan hukum dan perlindungan HAM.”

Misi :

a. Menegakkan hukum dan hak asasi manusia terhadap tahanan, narapidana, anak dan klien pemasyarakatan.

b. Mengembangkan pengelolaan pemasyarakatan dan menerapkan standar pemasyarakatan berbasis IT

c. Meningkatkan partisipasi masyarakat (pelibatan, dukungan dan pengawasan) dalam penyelenggaraan pemasyarakatan.

d. Mengembangkan profesionalisme dan budaya kerja petugas pemasyarakatan yang bersih dan bermartabat

e. Melakukan pengkajian dan pengembangan penyelenggaraan Pemasyarakatan

1.3 Tugas dan Fungsi Organisasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.01.PR.07.03 Tahun 1997 tentang Perubahan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M.02- PR.07.03 Tahun 1987 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak, tugas dari Balai Pemasyarakatan adalah memberikan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun fungsidari Balai Pemasyarakatan.

(6)

Untuk mewujudkan tujuan Pembimbingan dimaksud, Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang melakukan beberapa langkah strategis sebagai berikut :

1. Melakukan Pembimbingan secara berkala dan berkelanjutan selama klien pemasyarakatan, menjalani program Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, atau Cuti Bersyarat.

2. Membuat Laporan Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) yang akuntabel dan akurat sebagai bahan informasi untuk usulan program Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, atau Cuti Bersyarat dan proses sidang Pengadilan anak.

3. Melakukan pengawasan terhadap klien yang mendapatkan asimilasi rumah.

4. Melakukan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak.

5. Mengikuti sidang peradilan di pengadilan negeri untuk melakukan pendampingan Anak Berhadapan Hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Seperti halnya instansi pemerintah pada umumnya, Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang memiliki struktur organisasi yang dipimpin oleh Kepala Balai Pemasyarakatan dan terdiri dari tiga sub seksi dengan fungsinya masing-masing diantaranya :

1. Urusan Tata Usaha

a. Menyusun rencana kerja, program kerja dan kalender kerja tahun 2020 b. Melakukan urusan kepegawaian

c. Melakukan urusan keuangan

d. Melakukan urusan surat menyurat, perlengkapan dan rumah tangga lainnya 2. Sub Seksi Bimbingan Klien Dewasa

a. Melakukan registrasi klien dewasa yang diserahkan dari Lapas/Rutan atau Bapas lain untuk menjalankan program PB/CB/CMB/Asimilasi Rumah

b. Meningkatkan koordinasi penyelenggaraan registrasi klien anak

c. Melakukan penelitian kemasyarakatan untuk bahan peradilan dan sidang Dewan Pembina Pemasyarakatan dan memberikan bimbingan kemasyarakatan kepada klien

d. Memberikan bimbingan kerja 3. Sub Seksi Bimbingan Klien Anak

a. Melakukan registrasi klien dewasa yang diserahkan dari Lapas/Rutan atau Bapas lain untuk menjalankan program PB/CB/CMB/Asimilasi Rumah

(7)

b. Melakukan penelitian kemasyarakatan untuk bahan peradilan dan dewan pembina pemasyarakatan, serta memberikan bimbingan kemasyarakatan kepada klien

c. Melaksanakan bimbingan kerja.

d. Meningkatkan pelaksanaan pendampingan bimbingan dan penyuluhan terhadap klien anak

1.4 Struktur Organisasi

Struktur Bapas Kelas I Padang dipimpin oleh seorang Kepala Balai Pemasyarakatan yang berasal dari pejabat eselon III A dan dibantu oleh 3 (tiga) pejabat eselon IVB yang menempati posisi Kepala Sub Bagian Tata usaha (Kasubag TU), Kepala Seksi Bimbingan Klien Dewasa (Kasi BKD), dan Kepala Seksi Bimbingan Klien Anak (BKA) yang mereka dibantu oleh 9 (sembilan) orang pejabat eselon V yang menempati jabatan kepala urusan umum (Kaur Umum), Kepala Urusan Kepegawaian (Kaur Kepegawaian), Kepala Urusan Keuangan (Kaur Keuangan), Kepala Subseksi registrasi (Kasubsi reg), Kepala Subseksi Bimbingan Kemasyarakatan (Kasubsi Bimkemas), dan Kepala Subseksi Bimbingan Kerja (Kasubsi Bimker). Berikut adalah bagan struktur Bapas Kelas I Padang.

(8)

1.5 Jumlah Pegawai

Status Pegawai

Ditugaskan pada

Jumlah Seksi Klien

Dewasa

Seksi Klien Anak

Tata Usaha/Umum

Pejabat Struktural - - - 13

JF PK - - - 53

JF APK - - - 1

JFU Pelaksana - - 3 3

J u m l a h - - 3 70

1.6 Landasan Hukum.

1. Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan;

2. PP RI No. 31 tahun 1999 Tentang Pembinaan dan Pembimbingan WBP;

3. Peraturan Pemerintah RI No. 32 tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan ;

4. Peraturan Pemerintah RI No: 57 tahun 1999 Tentang Kerjasama Penyelenggaraan Pembinaan dan pebimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. Peraturan Pemerintah RI No. 58 tahun 1999 Tentang Syarat-syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Wewenang, Tugas Dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan.

5. Keputusan Presiden RI No. 174 tahun 1999 Tentang Remisi ; Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.01.PR.07.03 th 1985 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lapas; Keputusan Menteri Kehakiman RI NO. M.18.UM.06.05 tahun 1996 Tentang Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Departemen Kehakiman ;

6. Surat Edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor: PAS-20.PR.01.01 tahun 2020 tentang Langkah Progresif dalam Penanggulangan Penyebaran Virus Corona Disease (Covid-19) Pada Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran Covid-19 baik bagi tahanan, narapidana, Anak dan Klien maupun bagi petugas Pemasyarakatan di Rutan, Lapas, LPKA, dan Bapas.

7. Pasal 14, Pasal 27, dan Pasal 30 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(9)

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

1.7 Masalah yang Dihadapi

Masalah/hambatan yang ditemui di Bapas Kelas I Padang Tahun 2020 adalah sebagai berikut;

Bagian/Seksi Masalah yang dihadapi

1. Sub. Bagian Tata Usaha

a. Pegawai Staf JFU/fungsional umum pada urusan Tata Usaha sangat minim, sehingga untuk mengisi kekosongan tugas tersebut, pegawai JFT PK dan APK yang memiliki tugas pokok dan fungsi bersifat teknis harus diberikan tugas tambahan dalam mengerjakan tugas Tata Usaha serta merangkap Jabatan.

b. Adanya Pejabat Eselon V yang terkendala dalam melaksanakan tugas kedinasan, karena pegawai Kondisi kesehatan pegawai tersebut tidak mendukung.

c. Kurangnya operator untuk berbagai macam aplikasi yang berfungsi dalam mendukung tugas fasilitatif seperti e-Performance, e-Tarja, e- Monev, dan lainnya.

d. Belum ada bimbingan teknis penyusunan LAKIP dari Kantor Wilayah

2. Seksi Klien Dewasa

a. Dibutuhkannya Diklat Assesor bagi JFT PK dalam rangka asesment resiko residivis dan kebutuhan narapidana.

b. Pegawai Staf JFU/fungsional umum pada Seksi Klien Dewasa sangat minim, sehingga untuk mengisi kekosongan tugas tersebut, pegawai JFT PK dan APK harus diberikan tugas tambahan dalam mengerjakan hal yang bersifat administratif pada seksi klien dewasa c. Sarana dan prasarana yang kurang mendukung dalam pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi khususnya dalam bidang teknis.

d. Kurang maksimalnya pemanfaatan bimbingan kerja klien karena

(10)

tidak didukung oleh mata anggaran yang memadai 3. Seksi Klien

Anak

a. Belum adanya kesamaan persepsi antara aparat penegak hukum (APH) yang terkait dalam penanganan terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) dalam rangka mencari solusi guna kepentingan terbaik untuk anak;

b. Dibutuhkannya Diklat Assesor bagi JFT PK untuk penanganan klien yang lebih berkualitas.

c. Penanganan diversi belum maksimal dilakukan karena masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman dari para penegak hukum lain serta pelaksanaan diversi dibatasi oleh kewenangan instansi terkait lainnya;

d. Kondisi geografis beberapa daerah tertentu yang medannya sulit tapi sudah dapat dijangkau dengan kendaraan umum, dinas atau pribadi;

e. Pendampingan terhadap ABH ditingkat Penyidikan maupun Penuntutan belum didukung dengan dibuatnya mata anggaran kegiatan;

f. Kurangnya partisipasi dari stake holder untuk mendukung program pembimbingan yang dilakukan oleh Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang;

(11)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis

Rencana Strategis (Renstra) Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang Tahun 2020- 2024 merupakan panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang untuk periode 5 (lima) tahun kedepan yang disusun dengan mengacu pada Rencana Strategis Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Barat Tahun 2020-2024.

Renstra Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2020-2024 itu sendiri merupakan panduan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan hukum serta pemajuan hak asasi manusia, yang didasarkan pada pemetaan kondisi lingkungan, prioritas nasional, dan isu-isu strategis yang mencakup pembangunan bidang hukum dan hak asasi manusia, yang diintegrasikan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian. Selain hal tersebut diatas Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM merupakan pengejawantahan sarana pembangunan Hukum jangka menengah 2020-2024 sebagaimana dituangkan didalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 sesuai Undang-undang Nomor 17 Tahun 2017 yaitu kesadaran dan penegakkan hukum dalam berbagai aspek kehidupan berkembang makin mantap serta profesionalisme, aparatur negara di pusat dan daerah makin mampu mendukung pembangunan nasional menunjukkan tantangan pembangunan hukum ke depan semakin berat.

Sejalan dengan hal tersebut, dalam rangka mewujudkan organisasi yang proporsional, efektif dan efisien serta diharapkan dapat menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan program prioritas yang telah dirumuskan dalam RPJMN 2020-2024, Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang telah melakukan penyempurnaan Organisasi dan Tata Kerja (Orta), berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 30 Tahun 2018 pada tanggal 16 Oktober 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM. Dengan adanya perubahan Organisasi dan Tata Kerja tersebut berimplikasi terhadap perubahan Rencana Strategis (Renstra) Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang Tahun 2020-2024.

Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang Tahun 2020-2024 antara lain terdapat pada perubahan Sasaran Strategis, Sasaran Program beserta Indikator Kinerja Kegiatan serta Sasaran Kegiatan pada masing-masing program. Dengan

(12)

adanya perubahan tersebut diharapkan pelaksanaan program-program prioritas dapat terlaksana dengan baik sehingga akan tercapai visi dan misi Presiden secara optimal. Oleh sebab itu, seluruh unit kerja, pimpinan dan staf di jajaran Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang harus melaksanakan rencana strategis secara akuntabel dan senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja yang berfokus pada pencapaian prioritas nasinal dan peningkatan pelayanan publik yang berkualitas.

2.2 Perencanaan Kinerja

Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan yang akan dilaksanakan oleh Bapas Padang melalui berbagai kegiatan. Target Kinerja disusun sesuai sasaran strategis Kementrian Hukum dan HAM dan akan menjadi tolak ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, perencanaan kinerja sudah ditetapkan melalui Perjanjian Kinerja dan Rencana Kinerja Tahun 2021 Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang.

Adapun perencanaan kinerja tertuang pada Perjanjian Kinerja Kepala Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Barat dapat digambarkan pada tabel dibawah ini.

No. Indikator Kinerja Kegiatan Target

1 Persentase Penyelesaian Litmas 90%

2 Persentase Klien yang melaksanakan bimbingan 90%

3 Persentase Pelanggaran Pelaksanaan Pembebasan Bersyarat 1%

4 Persentase Klien Usia Produktif yang melanjutkan pekerjaan di luar lembaga

75%

5 Persentase Anak yang mendapatkan putusan pidana pinjara 50%

6 Persentase Klien Anak Yang Terpenuhinya Hak Pendidikannya

25%

7 Jumlah Pokmas yang melaksanakan program pemberdayaan klien di lingkungan masyarakat

75%

8 Persentase klien pemasyarakatan yang mendapatkan program pemberdayaan dan reintegrasi dalam rangka keadilan restoratif

36%

9 Meningkatnya Layanan Dukungan Manajemen 1 Layanan

10 Nilai IKPA 100

11 Nilai SMART 100

(13)

Adapun rincian perencanaan kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Persentase Penyelesaian Litmas

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan persentase penyelesaian Litmas.

Pentingnya peran litmas sehingga revitalisasi pemasyarakatan dapat dilaksanakan dengan benar tanpa ada komplain dari klien pemasyarakatan atau bisa diminimalisir seminimal mungkin. Litmas memiliki fungsi normative, yang dapat diartikan bahwa litmas dilaksanakan berfungsi sebagai suatu syarat yang harus dipenuhi karena adanya keharusan yang ditentukan di dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan fungsi Substantif, Diartikan bahwa litmas berfungsi sebagai bahan pertimbangan / menentukan program perawatan tahanan, pembinaan WBP, pembimbingan klien, penyelesaian perkara pidana Anak, maupun pengambilan keputusan para pihak terkait lainnya. Tupoksi utama dari Bapas adalah melakukan Litmas.

2. Persentase Klien yang melaksanakan bimbingan

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan persentase Klien yang melaksanakan bimbingan. Bentuk bimbingan yang diberikan bertujuan agar klien dapat hidup dengan baik didalam masyarakat sebagai warga negara serta bertanggungjawab untuk memberikan motivasi agar dapat memperbaiki diri sendiri dan tidak mengulangi kejahatan (residivis).

3. Persentase Pelanggaran Pelaksanaan Pembebasan Bersyarat

Sasaran kegiatan ini adalah menurunkan persentase pelanggaran pelaksanaan Pembebasan Bersyarat. Pelanggaran Pembebasan Bersyarat oleh klien dapat dilakukan Pencabutan pembebasan bersyarat. Hal ini dilakukan berdasarkan pasal 139 Permenkumham No.3 Tahun 2018, yaitu klien dapat dicabut Hak Integrasinya ketika melanggar: (a) syarat umum, melakukan pelanggaran hukum dan ditetapkan sebagai tersangka/terpidana; dan (b) syarat khusus, yang terdiri atas: menimbulkan keresahan dalam masyarakat; tidak melaksanakan kewajiban melapor kepada Balai Pamasyarakatan yang membimbing paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut; tidak melaporkan perubahan alamat atau tempat tinggal kepada Bapas yang membimbing;

dan/atau tidak mengikuti atau mematuhi program pembimbingan yang ditetapkan oleh Bapas.

(14)

4. Presentase klien usia produktif yang memperoleh atau melanjutkan pekerjaan di luar lembaga

Sasaran kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan Presentase klien usia produktif yang memperoleh atau melanjutkan pekerjaan di luar lembaga. Klien Bapas Padang yang merupakan para pelanggar hukum dan berstatus narapidana adalah mereka yang dalam masa transisi dari kehidupan penjara menuju kehidupan masyarakat. Oleh karena itu apabila mereka berhasil kembali memperoleh pekerjaan setelah keluar dari Lapas adalah sebuah keberhasilan sendiri bagi Bapas karena mereka dapat produktif kembali dan bisa hidup mandiri. Pengulangan tindak pidana juga bisa diminimalisir karena mereka sudah kembali bekerja dan produktif. Salah satu ukuran keberhasilan narapidana pasca kehidupan penjara adalah kembali bekerja dan dapat memiliki penghidupan sendiri.

5. Persentase menurunnya klien Anak yang mendapatkan putusan pidana penjara.

Sasaran kegiatan ini dapat terwujud apabila Pembimbing Kemasyarakatan yang menangani kasus Anak dapat memberikan rekomendasi hukuman alternatif non- penjara yang dibuat pada Litmas Sidang Pengadilan. Atau Dengan melakukan banyak usaha untuk dapat mengupayakan restorative justice pada kasus Anak Berhadapan Hukum, seperti upaya Diversi pada tingkat Kepolisian, Kejaksaan maupun Pengadilan.

6. Persentase klien Anak yang terpenuhi hak pendidikannya

Sasaran kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan persentase klien Anak yang terpenuhi hak pendidikannya. Artinya Anak yang berhadapan Hukum walaupun mereka di Penjara atau sedang dalam proses hukum dapat Sekolah seperti biasa atau melanjutkan pendidikannya. Mengingat Anak meskipun dalam status berhadapan dengan hukum harus tetap memperoleh pendidikan. Para ABH dijamin hak untuk memperoleh pendidikan secara penuh. Hak memperoleh pendidikan bagi ABH sesuai dengan UU Perlindungan Anak. Dalam Pasal 9 UU Perlindungan Anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat.

(15)

Selain itu, disebutkan juga bahwa setiap anak berhak mendapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain.

7. Jumlah Pokmas yang melaksanakan program pemberdayaan klien di lingkungan masyarakat

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan jumlah Pokmas yang melaksanakan program pemberdayaan klien di lingkungan masyarakat. Pokmas Lipas terbentuk dari sinergi yang terdiri dari pemerintah, WBP, masyarakat, pihak swasta, dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Sinergi antara Bapas dengan Pokmas Lipas didasari oleh kualifikasi standar-standar yang telah ditetapkan di mana Pokmas Lipas dapat dilakukan pada tahapan proses peradilan pidana, yaitu tahap Pra Adjudikasi, Adjudikasi, dan Post Adjudikasi. Dalam upaya menurunkan tingkat Residivisme pada Klien Pemasyarakatan, semua tahapan tersebut sangat penting untuk dilaksanakan oleh Bapas maupun Pokmas Lipas. Namun, akhir-akhir ini masih terlihat bentuk tindak pidana pengulangan yang dilakukan oleh Klien Pemasyarakatan di lingkungan sosial masyarakat.

8. Persentase klien pemasyarakatan yang mendapatkan program pemberdayaan dan reintegrasi dalam rangka keadilan restoratif

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan persentase klien pemasyarakatan yang mendapatkan program pemberdayaan dan reintegrasi dalam rangka keadilan restoratif. Kegiatan pemberdayaan klien merupakan salah satu bentuk rehabilitasi vokasional kepada klien. Tujuan utama dari pemberdayaan adalah memberdayakan klien dari ketidakberdayaan berupa beban stigma yang dibentuk oleh lingkungan dan dirinya sendiri.

9. Meningkatnya Layanan Dukungan Manajemen

Sasaran kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan peran fasilitatif yang menyokong terjalankannya tugas pokok dan fungsi Bapas sebagai institusi pemerintahan secara umum.

(16)

10. Nilai IKPA

IKPA adalah indikator yang penetapannya oleh Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga dari sisi kesesuaian terhadap perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaan anggaran, dan kepatuhan terhadap regulasi

11. Nilai SMART

Nilai kinerja anggaran atau nilai SMART adalah proses menghasilkan suatu nilai capaian kinerja untuk setiap indikator yang dilakukan dengan membandingkan data realisasi dengan target yang telah direncanakan sebelumnya. Nilai diperoleh dari data input dan output yang dimasukan setiap Satuan Kerja Lingkup Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ke dalam aplikasi SMART Kementerian Keuangan.

(17)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja

Pengukuran capaian kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja. Pengukuran capaian kinerja akan menunjukkan seberapa besar sasaran kinerja utamad dapat dicapai, seberapa bagus kinerja finansial instansi, dan kinerja lainnya yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Adapun rumusannya adalah sebagai berikut:

Dengan membandingkan antara realisasi dan rencana, maka dapat dilihat jumlah persentase pencapaian pada masing-masing indikator kinerja utama. Dengan diketahui capaian kinerja, maka dapat dianalisis faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan, yang selanjutnya dapat dipetakan kekurangan dan kelemahan realisasi dan rencana kegiatan, kemudian ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang.

Bapas Padang telah merumuskan indikator-indikator dan telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) agar pemangku kepentingan mudah dalam mengukur dan menganalisa keberhasilan kinerja Bapas Padang. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan tolok ukur capaian tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang menjadi tanggungjawab Bapas Padang. IKU yang ditetapkan mengacu Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2020–2024, kemudian dijabarkan dalam Rencana Strategis Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Barat Tahun 2020–2024 yang disusun sebagai pedoman kinerja dalam 5 (lima) tahun kedepan.

Kemudian masing-masing UPT jajaran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Barat termasuk Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang menyusun Rencana Strategis masing-masing untuk dijadikan acuan dalam berkinerja periode tahun 2020- 2024.

(18)

Sehubungan dengan hal tersebut berikut ini adalah Indikator Kinerja Bapas Padang dan capaian kinerjanya, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi %

1 Persentase Penyelesaian Litmas 90% 97,5%

2 Persentase Klien yang melaksanakan bimbingan 90% 110%

3 Persentase Pelanggaran Pelaksanaan Pembebasan Bersyarat

1% 2.1%

4 Persentase Klien Usia Produktif yang melanjutkan pekerjaan di luar lembaga

75% 50%

5 Persentase Anak yang mendapatkan putusan pidana pinjara

50% 50% 100%

6 Persentase Klien Anak Yang Terpenuhinya Hak Pendidikannya

25%

7 Jumlah Pokmas yang melaksanakan program pemberdayaan klien di lingkungan masyarakat

75%

8 Persentase klien pemasyarakatan yang mendapatkan program pemberdayaan dan reintegrasi dalam rangka keadilan restoratif

36%

9 Meningkatnya Layanan Dukungan Manajemen 1 Layanan

10 Nilai IKPA 100

11 Nilai SMART 100

Tabel 2.1, Indikator Kinerja, serta Target dan Capaian Kinerja Bapas Padang Tahun 2021

3.2 Analisis Capaian Kinerja

Capaian kinerja sasaran strategis tercermin pada capaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Dari tabel 2.1 diatas menunjukkan capaian IKU Bapas Padang Tahun Anggaran 2021 secara umum target berhasil dipenuhi, bahkan terdapat capaian yang melebihi target yang telah ditentukan. Secara lebih detil capaian indikator kinerja utama dapat dijelaskan dalam analisis capaian kinerja sebagai berikut:

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan persentase penyelesaian Litmas.

Pentingnya peran litmas sehingga revitalisasi pemasyarakatan dapat dilaksanakan dengan benar tanpa ada komplain dari klien pemasyarakatan atau bisa diminimalisir seminimal mungkin. Litmas memiliki fungsi normative, yang dapat diartikan bahwa litmas dilaksanakan berfungsi sebagai suatu syarat yang harus dipenuhi karena adanya keharusan yang ditentukan di dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan fungsi Substantif, Diartikan bahwa litmas berfungsi sebagai bahan pertimbangan / menentukan program perawatan tahanan, pembinaan WBP, pembimbingan klien,

Sasaran 1: Persentase Penyelesaian Litmas

(19)

penyelesaian perkara pidana Anak, maupun pengambilan keputusan para pihak terkait lainnya. Tupoksi utama dari Bapas adalah melakukan Litmas.

Untuk mengukur indikator kinerja dari komponen ini yaitu dengan menggunakan rumus realisasi dibagi dengan rencana. Rencana/target dari penyelesaian litmas pada tahun 2021 adalah sebanyak 1000 litmas dan realisasinya adalah sebanyak 975 buah. Artinya persentase dari indikator kinerja ini adalah mencapai 97,5%.

Adapun rincian capaiannya adalah sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi

1 Persentase Penyelesaian Litmas 90% 97,5%

Dibanding tahun lalu, persentase penyelesaian litmas pada tahun 2021 dapat lebih baik karena pengawasan penyelesaian litmas dilakukan langsung oleh Kasubsie Registrasi Klien Dewasa dan Kasubsie Registrasi Klien Anak sebagai koordinator litmas PK. Penyelesaian litmas di Bapas Padang memiliki deadline tersendiri, yaitu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

No. Jenis Litmas Deadline Penyelesaian

1 Litmas Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Cuti

Mengunjungi Keluarga, dan Litmas Asimilasi dalam rangka pencegahan Covid-19

Maksimal 7 hari kerja

2 Litmas Diversi dan Litmas untuk Sidang Pengadilan Anak

Maksimal 3 hari kerja

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa semua jenis litmas yang dimintakan ke Bapas Padang semuanya memiliki deadline yang jelas. Jika ada petugas yang melebihi waktu tersebut, maka langsung akan mendapatkan teguran lisan secara langsung oleh koordinator litmas, yaitu Kasubsie Registrasi Klien Dewasa dan Kasubsie Registrasi Klien Anak sebagai perpanjangan tangan Kepala Bapas Padang.

(20)

Sasaran kegiatan ini dapat terwujud dengan melihat data case file yang dimiliki oleh petugas Pembimbing Kemasyarakatan yang membuat Catatan Hasil Bimbingan Klien.

Koordinator dari Indikator Kinerja ini adalah Kasubsie Bimbingan Kemasyarakatan Klien Dewasa dan Kasubsie Bimbingan Kemasyarakatan Klien Anak. Para petugas PK juga diawasi secara langsung oleh PK pada jenjang lebih tinggi diatasnya yaitu PK Madya dalam mengevaluasi pembuatan dan pelaksanaan bimbingan klien.

Klien yang melaksanakan bimbingan penting untuk terus diawasi karena residivisme narapidana juga berpengaruh kepada tingkat presentase melaksanakan bimbingan. Petugas PK selalu diminta untuk melengkapi case file, meliputi catatan hasil bimbingan, case plan, serta evaluasi bimbingan.

Untuk mengukur indikator kinerja dari komponen ini yaitu dengan menggunakan rumus realisasi dibagi dengan rencana. Rencana/target dari persentase klien yang melaksanakan bimbingan pada tahun 2021 adalah sebanyak 500 klien yang melaksanakan bimbingan dan realisasinya adalah sebanyak 550 klien. Artinya persentase dari indikator kinerja ini adalah mencapai 110%.

No. Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi

1 Persentase Klien yang melaksanakan bimbingan

90% 110%

Sasaran kinerja ini terlaksana dengan baik karena meningkatnya atensi pimpinan untuk melaksanakan pengawasan klien yang melakukan pembimbingan di Bapas. Klien yang melaksanakan bimbingan benar-benar dimonitoring oleh pimpinan serta adanya sanksi teguran lisan apabila petugas PK tidak melaksanakan pembimbingan kepada klien.

Adapun untuk sasaran kinerja meningkatnya pelayanan pembimbingan klien pemasyarakatan dengan indikator kinerja persentase klien yang mendapatkan pelayanan registrasi sesuai dengan standar yang berlaku yang diatur dalam Standar Operasional Prosedur milik Bapas dapat tercapai maksimal 110%. Hal ini terwujud karena beberapa hal sebagai berikut:

Sasaran 2: Persentase Klien yang melaksanakan bimbingan

(21)

1. Sudah tersedianya sarana dan prasarana seperti komputer dan laptop serta ruangan yang memadai untuk klien bimbingan

2. Sudah tersedianya SOP yang jelas terkait pelaksanaan bimbingan

3. Komitmen pimpinan dan pejabat administrator dalam hal ini Kasubsi Bimkemas selaku penanggungjawab proses bimbingan klien di Bapas Padang

Namun, hal tersebut juga tidak lepas dari berbagai macam hambatan seperti berikut:

1. Belum ada ruangan khusus untuk melakukan bimbingan klien

2. Adanya pandemi covid-19 sehingga membuat pertemuan secara langsung untuk melakukan bimbingan tidak terlalu kondusif

3. Belum maksimalnya semua pegawai JFT Pembimbing Kemasyarakatan dalam melakukan bimbingan, menyebabkan supervisi harus ketat melaksanakan fungsi pengawasan saat bimbingan klien

Sasaran ini diukur dengan indikator kinerja yaitu Persentase pelanggaran pembebasan bersyarat yang dilakukan oleh klien. Selain itu pelanggaran pelaksanaan pembebasan bersyarat dapat diketahui dari data bahwa terdapat 30 kasus pengulangan tindak pidana oleh klien yang masih dalam pengawasan dan pembimbingan Bapas Padang yang ditindaklanjuti berdasarkan Surat Penahanan dari Polisi di wilayah terkait. Target awal dari indikator ini adalah sebanyak 1% laporan tindak lanjut penanganan pelanggaran pembebasan bersyarat dari total 1475 klien Bapas, sedangkan realisasi dari penanganan pelanggaran pembebasan bersyarat sebanyak 31 laporan. Artinya realisasi dari indikator pengaduan yang ditindaklanjuti adalah 2,1%. Jika dibandingkan dengan target awal yaitu sebanyak 1%, diharapkan kedepannya adalah semakin berkurangnya pelanggaran pembebasan bersyarat serta juga diharapkannya terjadi pengulangan tindak pidana oleh klien yang masih dibimbing dan diawasi oleh PK Bapas Padang. Adapun rincian persentase capaian kinerja dari indikator ini adalah sebagai berikut:

Sasaran 3: Persentase Pelanggaran Pelaksanaan Pembebasan Bersyarat

(22)

Indikator Kinerja Target 2021

Realisasi 2021

Persentase pelanggaran pembebasan bersyarat 1% 2.1%

Sasaran kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan persentase Klien Usia Produktif yang melanjutkan pekerjaan di luar lembaga. Klien Bapas Padang bisa dikatakan berhasil dalam menjalani reintegrasi sosial, karena salah satu tujuan dari Pemasyarakatan adalah membuat klien pemasyarakatan memiliki kehidupan dan penghidupan yang lebih baik pasca kehidupan penjara.

Dari sekitar 993 klien aktif Bapas Padang, tercatat sekitar 250 orang yang saat ini sudah bekerja. Target awal dari indikator ini adalah 50%. Maka nilai dari indikator sasaran kinerja ini adalah 25%.

Indikator Kinerja Target

2021

Realisasi 2021

Persentase Klien Usia Produktif yang melanjutkan pekerjaan di luar lembaga

70% 25%

Kendala dari tidak tercapainya sasaran kinerja ini adalah disebabkan karena stigmatisasi masyarakat yang masih sangat negatif terhadap narapidana. Oleh karena itu mantan narapidana atau klien bapas padang menjadi kesulitan mendapatkan pekerjaan.

Persentase Anak yang mendapatkan putusan penjara adalah tujuan dari sasaran kinerja ini. Menjadikan pidana anak selain pidana penjara adalah cita-cita dari restorative justice.

Alternatif pemidanaan sudah dikenal dalam sistem hukum Indonesia seperti dalam KUHP, UU Sistem Peradilan Pidana Anak, dan UU Narkotika. Namun penerapannya masih belum optimal sehingga tidak sedikit orang yang masih dipenjarakan. Alternatif penjara antara lain pidana pengawasan, pidana kerja sosial, dan pidana dengan cara mengangsur.

Sasaran 4: Persentase Klien Usia Produktif yang melanjutkan pekerjaan di luar lembaga

Sasaran 5: Persentase Anak yang mendapatkan putusan pidana pinjara

(23)

Indikator Kinerja Target 2021

Realisasi 2021

Persentase Anak yang mendapatkan putusan pidana pinjara

50% 50%

Sasaran kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan peran fasilitatif yang menyokong terlaksananya tugas pokok dan fungsi Bapas sebagai institusi pemerintahan secara umum, yang meliputi fungsi ketatausahaan.

Adapun fungsi layanan dukungan manajemen dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Mendorong kegiatan pengembangan dan peningkatan kualitas SDM pegawai di Lingkungan Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang.

b. Mewujudkan peningkatan kualitas penyusunan anggaran yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

c. Pengadaan ATK sesuai dengan kebutuhan setiap bulan dan mendistribusikannya ke masing- masing bagian/Sub Sie

d. Mengevaluasi dan menyusun Rencana Kerja, Program Kerja dan Kalender Kerja e. Melaksanakan pengadaan pakaian dinas pegawai

f. Melakukan pembuatan kontrak terkait barang dan jasa

g. Melaksanakan fungsi kepegawaian dan keuangan terkait absensi pegawai dan pembayaran gaji serta tunjangan kinerja

h. Pembuatan Laporan Tunjangan Kinerja i. Laporan SMS Gateway

j. Pembuatan Laporan Kinerja k. Pembuatan Laporan Rekonsiliasi

l. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara

Sasaran 5: Layanan Dukungan Manajemen

(24)

Sasaran Indikator Kinerja Target 2021

Realisasi

2021 %

Layanan Dukungan Manajemen

Jumlah layanan internal perkantoran

1 layanan 1 layanan 100

Kegiatan operasional kantor yang merupakan layanan dukungan manjemen yang bersifat fasilitatif ini belum berjalan dengan maksimal karena kurangnya SDM pada posisi fungsional umum. Sebagian pegawai masih menjabat posisi ganda untuk menutupi kekurangan tersebut, sehingga efisiensi kegiatan kantor menjadi tidak maksimal. Selain hal tersebut, diperlukan juga peningkatan kapasitas SDM dalam bidang ketatausahaan baik itu pelatihan mengenai manajerial, pengelolaan SDM kepegawaian, asesment penempatan pegawai, atau pelatihan di bidang keuangan dan akuntansi negara.

Bapas Padang masih memiliki kesulitan dalam pengelolaan manajerial terutama dalam bidang pembagian kerja dan tupoksi yang jelas. Setiap tugas yang seharusnya diisi oleh Jabatan Fungsional Umum seharusnya dapat dijabarkan secara merinci melalui job descriptions dan job analysis. Dengan adanya dua hal tersebut mungkin ke depannya dapat tergambarkan tugas seperti apa yang akan diemban disesuiakan dengan kemampuan pegawai tersebut dalam melaksanakannya. Dalam istilah Psikologi Organisasi hal tersebut adalah bagaimana caranya supaya terwujud the right man in the right place. Bukan hanya penempatan pegawai berdasarkan preferensi tertentu.

Layanan dukungan manajemen memegang peranan penting terhadap sebagian besar keberhasilan implementasi tugas pokok yang bersifat teknis di Bapas Padang karena proses bisnis instansi sebenarnya sangat dipengaruhi oleh dukungan manajemen sebagai penyalur dan role support. Manajemen disini adalah orang-orang yang memiliki kapasitas dalam mengurus hal yang bersifat administrasi. Maka dari itu, dukungan manajemen untuk perubahan Bapas Padang sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja Bapas Padang secara keseluruhan. Manajemen perubahan organisasi jauh lebih dari sekadar komunikasi. Ini adalah metodologi strategis yang mendukung manajemen perubahan suatu proses yang terintegrasi.

Ketika komunikasi sudah berjalan dengan baik maka proses selanjutnya adalah pelatihan, penempatan, pengembangan dan akhirnya terwujud ekosistem birokrasi Bapas Padang yang prima.

(25)

3.2 Realisasi Anggaran

Pagu Belanja Bapas Padang dalam DIPA 2021 yang digunakan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis sebagaimana ditetapkan dalam penetapan kinerja Bapas Padang tahun 2021 adalah sebesar Rp 6,094,645,000. Dari total Pagu Belanja tersebut, terserap sebesar 6,088,235,668 dengan capaian penyerapan anggaran sebesar 99,89%, dengan rincian sebagai berikut:

Jenis Belanja Pagu Anggaran Realisasi %

Belanja Pegawai 4,717,796,000 4,717,349,040 99.99 Belanja Barang 1,376,849,000 1,370,886,628 99,57

TOTAL 6,094,645,000 6,088,235,668 98.89

Tahun 2021 adalah tahun masih dilandanya Indonesia oleh dilanda pandemi Covid-19 yang berpengaruh kepada pelaksanaan anggaran yang berfokus kepada penanggulangan pandemi Covid-19. Oleh karena itu capaian realisasi anggaran yang dicapai oleh Bapas Padang juga banyak berfokus kepada belanja barang yang berkaitan dengan hal penegakan protokol kesehatan, test screening, dan belanja alat-alat kesehatan untuk persiapan tugas pegawai yang kebanyakan dilaksanakan secara daring.

(26)

BAB IV PENUTUP

Berdasarkan data-data pada laporan kinerja ini, maka dapat kami simpulkan bahwa capaian kinerja organisasi Bapas Padang yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja di awal tahun 2021 bisa diraih dengan optimal dengan catatan masih banyak yang perlu diperbaiki di masa yang akan datang.

Secara umum target-target sasaran yang tercermin dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) berhasil dicapai. Untuk dapat mencapai target capaian indikator outcome yang telah diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja (PK), Bapas Padang kedepan akan berupaya meningkatkan fungsi koordinasi, pelaksanaan kebijakan dan meningkatkan efektivitas instrumen kebijakan yang ada. Hal ini dimaksudkan agar pencapaian outcome bisa disinergikan dengan kebijakan dan program dari Instansi terkait dan stakeholder.

Selanjutnya pelaksanaan kinerja pada Balai Pemasyarakatan Kelas I Padang Tahun 2020 dalam hal penyerapan anggaran adalah sebesar 99,89% dari total DIPA Rp.

6,094,645,000,-

Dalam hal sistem Perencaaan dan evaluasi kinerja untuk ke depannya diharapkan dapat ditingkatkan demi efektivitas capaian kinerja di tahun yang akan datang, baik itu dalam bentuk perbaikan, penambahan ataupun inovasi yang mesti dilakukan dalam rangka mengimplementasikan Reformasi Birokrasi. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, maka kedepannya perlu dilaksanakan langkah-langkah penguatan SDM, baik dalam wujud peningkatan kompetensi maupun penambahan pegawai JFU/petugas tenaga administrasi serta peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung tupoksi Bapas.

Padang, 23 Januari 2021 Kepala,

KARTO RAHARDJO NIP.196808199303 1 001

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap Tahun 2018 menyajikan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran

Berdasarkan observasi di SMPN 9 Marusu pada kelas VIII.a tahun 2016/2017 saat peneliti melaksanakan p2k, pemandangan yang terlihat yaitu (1) Kebanyakan siswa

Sampai akhir Triwulan IV Tahun 2020, meningkatnya kualitas laporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran dengan indikator kinerja nilai sistem akuntabilitas kinerja instansi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah TA 2020 2.2 RENCANA KINERJA TAHUNAN Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan penjabaran sasaran dan indikator kinerja secara

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target 2021 Realisasi Capaian Keterangan 1 Meningkatnya pelayanan dan fasilitasi administrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap Tahun 2017 menyajikan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Tahun 2021 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas-tugas

Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Depok, Jawa Barat merupakan yang pertama dan satu-satunya balai yang dapat memijahkan ikan hias botia secara buatan dengan bantuan