• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KEGIATAN KELOMPOK TANI, LUAS LAHAN, JUMLAH TENAGA KERJA DAN BIAYA PUPUK TERHADAP PRODUKSI JERUK DI DESA SELOREJO KECAMATAN DAU

KABUPATEN MALANG

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Lulus Wijayanti NIM. 175020107111017

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2021

(2)

ANALISIS PENGARUH KEGIATAN KELOMPOK TANI, LUAS LAHAN, JUMLAH TENAGA KERJA DAN BIAYA PUPUK TERHADAP PRODUKSI JERUK DI DESA SELOREJO KECAMATAN DAU

KABUPATEN MALANG

Lulus Wijayanti¹, Tyas Danarti Hascaryani² Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email: luluswijayanti@student.ub.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis adanya faktor yang mempengaruhi kegiatan kelompok tani, luas lahan, jumlah tenaga kerja dan biaya pupuk.

Penelitian ini menggunakan data penelitian primer dengan menggunakan 43 responden sebagai sampel penelitian. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda dengan software SPSS 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kegiatan kelompok tani, luas lahan, tenaga kerja dan biaya pupuk berpengaruh terhadap produksi jeruk didesa Selorejo, Kecamatan Dau. Hal ini sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian.

Kata kunci: Kegiatan kelompok tani, Luas lahan, Tenaga kerja, biaya pupuk, jumlah produksi, regresi linier berganda

A. PENDAHULUAN

Sektor pertanian merupakan hal pokok dalam ketahanan pangan Indonesia.

Dimana sektor Pertanian dianggap sebagai penunjang pangan suatu negara maupun dunia, sehingga banyak negara yang terus meningkatkan kualitas sektor pertaniannya baik dari segi tenaga kerjanya, tekonologinya maupun bibit unggulnya. Kendati demikian, sektor pertanian yang dianggap sebagai komoditas pangan dan tumpuan perekonomian masyarakat desa, kenyataannya produksi hasil pertanian di pasar dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Hal ini dikarenakan adanya kesenjangan yang terjadi pada sektor pertanian kesenjangan itulah yang membuat kondisi petani biasa saja. Adanya informasi yang tidak sempurna tentang pasar, rendahnya harga yang diterima, ketrampilan yang terbatas dan juga minimnya teknologi yang digunakan. Sehingga hasil yang diterima tidak sebanding dengan upaya yang dikerjakan. Dengan begitu harus adanya peran baik dari kelembagaan pemerintah atau akademisi untuk membantu dalam meningkatkan kesejahteraan petaninya. Indonesia sendiri memiliki banyak komoditras unggul di sektor pertanian terutama bidang buah-buahan.

Salah satu komoditas hasil pertanian Indonesia dibidang buah-buahan yaitu jeruk. Jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Jeruk memiliki peran penting dipasaran dunia karena permintaan yang tinggi di negara ASEAN. Di Indonesia sendiri jeruk lokal sudah dibudidayakan dengan beraneka jenis ada jeruk keprok yang terdiri dari jeruk keprok batu 55, jeruk keprok siam madu, namun

(3)

untuk jeruk siam juga terdiri dari beberapa sebutan yaitu seperti siam Pontianak, siam garut, siam lumajang, kemudian terdapat jeruk baby atau yang disebut jeruk peras manis serta jeruk besar yang terdiri dari jeruk nambangan-madium dan bali (Kemenristek, 2000).

B. LANDASAN TEORI TEORI FUNGSI PRODUKSI

Menurut Soekartawi (1996) Teori Fungsi Produksi Cobb-Douglas merupakan suatu fungsi yang terdiri dari dua variabel atau lebih, variabel pertama yang dijelaskan yaitu variabel Y (variabel tak bebas atau terikat) dan yang lain disebut variabel yang menjelaskan X (variabel bebas). Parameter α dan β dalam fungsi cobb-douglas merupakan elastisitas output terhadap masing-masing inputnya bersifat konstan. Teori ini sebgai acuan dalam menghitung dan melihat bagaimana pengaruh variabel X terhadap Variabel Y di sektor pertanian jeruk.

Fungsi produksi juga menunjukan output maksimum dapat diwujudkan dari penggunaan beberapa input (Fathorozi:2005,dalam Rahim: 2012).

Fungsi produksi Cobb-Douglas secara umum adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel (variable bebas/independent variable dan variabel tidak bebas/dependent variable) yang secara matematis fungsi produksi Cobb-Douglas dapat ditulis sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4………+ Xiβi + Xnβ + neu Dimana :

Y : Variabel yang dijelaskan X : Variabel yang menjelaskan a,b : Besaran yang akan diduga u : Faktor Gangguan Stokasatik e : dasar logaritma natural

A. Kegiatan Kelompok Tani

Menurut Ismi (2017) Kartu tani merupakan kartu yang diberikan oleh pemerintah sebagai salah satu programnya dalam mensejahterakan kehidupan petani, kartu ini berbentuk seperti kartu ATM BRI, BNI dan mandiri yang bertujuan untuk mempermudah pemerintah dalam pengalokasian bantuan.

Kartu tani merupakan kartu yang berbentuk seperti kartu ATM pada umumnya namun kartu ini dikhususkan untuk para petani yang bergabung dalam kelompok tani disuatu desa, kartu ini bertujuan untuk mempermudah pengalokasian subsidi pupuk dan beberapa bantuan oleh pemerintah lainnya.

Selain itu, juga berfungsi untuk mendapatkan bantuan modal melalui kredit usaha rakyat (KUR) yang sudah disediakan oleh beberapa bank yang kerjasama.

Menurut winarko (2019) kartu tani memiliki beberapa fungsi yang memberikan keuntungan kepada petani,antara lain sebagai berikut :

1. Petani yang tergabung dalam anggota kelompok tani akan mendapatkan subsidi pupuk

(4)

2. Petani yang tergabung dalam anggota kelompok tani akan mendapatkan saprotan

3. Kartu tani juga memberikan kemudahan untuk alat transaksi seperti untuk pembayaran dan transfer karena kartu tani memiliki sifat hampir sama seperti kartu atm pada umumnya

4. Kartu ini merupakan kartu identitas bagi setiap petani yang tergabung dalam anggota kelompok tani

5. Petani yang tergabung dalam anggota kelompok tani akan mendapatkan kemudahan dalam mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

6. Petani yang sudah memiliki kartu tani juga akan mendapatkan asuransi panen, maksudnya yaitu ketika pertanian yang dikelola mengalami gagal panen maka petani tersebut mendapatkan asuransi berkisar Rp. 6.000.000,00.

Kartu tani yang menjadi program pemerintah juga memiliki tujuan yaitu untuk memperbaiki database petani agar menjadi lebih akurat dan terintegrasi.

Selain itu, untuk mengetahui informasi luas lahan pertanian per wilayah dan menetapkan kebijakan berdasarkan perkiraan hasil panen. Namun terdapat kendala mengenai pengaktifan kartu tani yang cukup ribet sehingga terdapat beberapa petani yang belum memiliki kartu tani tersebut.

B. Luas Lahan

Menurut Manik (2014) Luas lahan memiliki tempat tersendiri dalam menentukan banyak dan sedikitnya hasil produksi pertanian. Pada sektor pertanian lahan sangat berpengaruh terhadap jumlah tanaman yang ditanam sehingga akan memberikan dampak pada tingkat buah yang dihasilkan. Semakin tinggi luas lahan yang dikelola tentu hasil produksi juga meningkat karena lahan berhubungan dengan hasil produksinya. Menurut Bengen (2004) jumlah produksi pada sektor pertanian dipengaruhi oleh beberapa hal termasuk luas lahan yang digunakan, semakin luas lahan yang dikelola maka terjadi penignkatan produksi. Karena lahan sangat berhubungan dengan tanaman sehingga semakin banyak tanaman yang ditanam maka buah yang didapat juga meningkat.

Faktor produksi tanah atau lahan memberikan kontribusi tersendiri dalam proses produksi, pada sektor pertanian tanah pertanian merupakan tempat berlangsungnya proses produksi. Faktor produksi tanah dalam sektor pertanian memiliki pengaruh terhadap hasil yang panen yang diberikan, karena subur atau tidaknya lahan yang dimiliki dan luas atau tidaknya lahan yang dikelola akan mempengaruhi seberapa besar produksinya. Tentu masing-masing daerah memiliki potensi lahan yang berbeda karena didukung oleh kondisi geografis dan cuacanya, seperti lahan yang berada di kabupaten malang khususnya desa selorejo memiliki potensi lahan yang cocok untuk pertanian jeruk.

Luas lahan pada sektor pertanian memberikan tanda efisien atau tidak efisiennya pertanian yang dijalankan. Karena luas lahan mempengaruhi jumlah biaya dan juga produksi yang didapat petani Ketika masa panen. Ketika luas lahan yang dimiliki terlalu sempit maka hasil yang didapat tidak seperti diharapkan bahkan tidak efsien. Terdapat anggapan bahwa semakin sempit atau sedikitnya lahan usaha tani maka semakin tidak efisien pula usaha tani yang dilakukan karena

(5)

hasil produksi yang diciptakan sedikit, hal ini dikarenakan luas lahan pertanian sangat berhubungan dengan efisiensi usaha tani (Alitawan dan Sutrisna, 2017).

Luas Lahan dalam sektor pertanian memiliki peran dan kaitan dalam menentukan hasil panen dan juga kualitas dari produksi pertanian tersebut.

Sehingga banyak petani yang berlomba-lomba terus meningkatkan luas lahan yang dimiliki. Astari, (2015) luas lahan dengan pendapatan merupakan faktor yang berpengaruh karena lahan yang dikelola oleh petani berdampak pada hasil panen serta pendapatannya sehingga dapat dikatakan bahwa luas lahan berpengaruh positif terhadap penghasilan petani.

C. Jumlah Tenaga Kerja

Adam Smith (1729-1790) menyatakan bahwa sumber daya manusia merupakan hal pokok dalam mewujudkan sebuah Negara yang sejahtera dan maju, adanya sumber daya manusia yang bagus maka sumber daya alam dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Jika suatu Negara tidak memiliiki sumber daya yang bagus maka potensi yang dikandung oleh sumber daya alam tidak dapat dikelola dengan maksimal. Adanya sumber daya manusia yang bagus dan pengalokasian yang tepat maka titik awal pertumbuhan ekonomi Smith, melihat bahwa alokasi SDM yang tepat merupakan awal pertumbuhan ekonomi bagi Negara tersebut sehingga kesejahteraan juga terwujud.

Menurut Ridha (2017) Sektor pertaniain mendapat prioritas utama karena sektor ini memberikan banyak kontribusi pada pangan Indonesia, selain itu sektor pertanian juga memberikan kontribusi terbesar dalam ekonomi nasional. Dapat dilihat dari perananya dalam menyediakan lapangan pekerjaan pada penduduk terutama penduduk desa yang mayoritas dari mereka bekerja sebagai petani.

Sehingga tidak dapat dipungkiri sektor pertanian memberikan kontribusi dalam pendapatan negara. Berdasarkan data BPS masyarakat Indonesia yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan bergantung pada sektor pertanian sehingga tenaga kerja disini sangat berpengaruh pada kemajuan perekonomian desa yang nantinya berdampak pada perekonomian negara.

Tenaga kerja yang digunakan dibidang pertanian jeruk memiliki jumlah yang berbeda tergantung kondisinya, kondisi disini dimaksudkan bahwa ketika masa perawatan setelah panen maka jumlahnya berbeda ketika masa panen. Tenaga kerja yang digunakan juga sangat bergantung pada luas lahan dan banyaknya pohon yang ditanam. Semakin luas lahan dan banyaknya jumlah pohon jeruk yang dimiliki petani maka semakin banyak pula tenga kerja yang digunakan.

D. Biaya Pupuk

Faktor biaya merupakan hal yang penting dalam suatu usaha tani karena besar kecilnya biaya yang dikeluarkan mempengaruhi hasil produksi dan pendapatan petani. Menurut Danendra Putra (2015) Dalam mencapai keuntungan yang maksimal dan pendapatan yang meningkat, modal merupakan kebutuhan utama dalam kegiatan atau proses suatu usaha. Menurut Dwi Maharani Putri dan Jember (2016), modal merupakan syarat penting untuk membangun sebuah perusahaan,modal diperlukan untuk melakukan beberapa pembiayaan yang

(6)

dibutuhkan, modal sendiri bisa bersumber dari modal pribadi dan pinjaman.

Menurut Haron (2015), dalam pengalokasian modal yang tepat perlu diperhatikan karena hal ini akan berdampak pada jumlah produksi dalam usaha, dengan demikian pemilik usaha harus mampu mengalokasikan sumber daya yang sesuai untuk mengelola modal tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa modal berpengaruh terhadap tingkat produksi yang dihasilkan (Ningsih, 2015).

Case Fair (2006) teori biaya dapat dirumuskan dalam persamaan berikut : TC = TFC + TVC. Dimana TC merupakan total cost sedangkan TFC merupakan total fix cost dan TVC merupakan Variabel Cost. Menurut Soekarwati (1995) biaya usaha tani terdapat dua macam yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang dilakukan besar atau sedikit. Biaya tetap ini seperti gedung, alat pertanian atau mesin pertanian yang pemakaiannya tiap tahun mengalami depresiasi. Biaya variabel adalah biaya (variabel cost) adalah biaya yang dikeluarkan berdasarkan besar kecilnya produksi yang dihasilkan. Biaya variabel meliputi biaya pembelian pupuk, bibit, pestisida, irigasi, gaji tenaga kerja dan biaya panen (sundari,2011).

Biaya dalam penelitian ini merupakan biaya yang bayarkan untuk keperluan pupuk dan obat-obatan dalam pertanian jeruk. Hal ini dikarenakan banyak pupuk yang tidak terkover oleh kartu tani sehingga petani mengeluarkan biaya tambahan untuk pembelian pupuk. Pupuk yang digunakan juga bermacam-macam, ada pupuk organik maupun non organik. Pupuk pertanian memiliki pengaruh dalam menentukan kuantitas dan kualitas buah jeruk yang dihasilkan, sehingga biaya untuk pupuk perlu untuk diteliti.

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda menggunakan SPSS 25 . Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kegiatan kelompok tani, luas lahan, jumlah tenaga kerja dan biaya pupuk terhadap produksi jeruk didesa Selorejo, Kecamtan Dau, Kabupaten Malang. Dalam penelitian ini menggunakan 43 responden yang berprofesi sebagai petani jeruk.

Definisi Operasional

Penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif tentu tidak terlepas dari angka dan data sehingga dibutuhkan sebuah fungsi untuk melihat pengaruhnya, dalam penelitian ini menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas, fungsi ini memiliki ciri dimana parameter α dan β yang merupakan elastisitas output terhadap masing-masing inputnya bersifat konstan. Persamaan dalam model fungsi produksi menunjukan bagaimana jumlah ouput yang dihasilkan berdasarkan beberapa kombinasi input.

Secara umum fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan persamaan dalam bentuk variabel, dimana variabel tersebut merupakan variabel independen atau bebas dan varibel dependen atau terikat. Variabel-variabel digunakan untuk melihat

(7)

seberapa besar pengaruh atau signifikansinya. Fungsi produksi Cobb-Douglas secara sistematris dapat ditulis seperti berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + Xiβi + Xnβ + neu Dimana :

Y : Output

X1 : Kegiatan kelompok tani X2 : Luas lahan

X3 : Jumlah tenaga kerja X4 : Biaya pupuk

a,b : Besaran yang akan diduga u : Faktor Gangguan Stokasatik e : dasar logaritma natural

Menurut, Soekartawi (2002) fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan suatu persamaan yang menggunakan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan variabel dependen (Y) dan yang lain disebut variabel independent (X). Sehingga fungsi produksi disini ingin menjelaskan bagaimana variabel x dapat menjelaskan variabel y atau dengan kata lain melihat pengaruh input terhadap output yang di inginkan.

X1 merupakan Keompok tani disisni peneliti ingin meihat bagaimana pengaruh adanya kegiatan kelompok tani terhadap produksi anggota tani yang dilihat dari tingkat partisipasi anggotanya. Kemudian X2 merupakan variabel luas lahan dengan meihat berapa luas lahan pertanian jeruk yang dimiliki atau sewa dalam artian berapa meter persegi luas lahannya. X3 merupakan variabel tenaga kerja yang memiliki arti berapa jumlah pekerja yang digunakan pada setiap petani selama masa perawatan setelah panen hinggan panen. X4 merupakan variabel Biaya pupuk yang memiliki arti biaya pupuk termasuk obat-obatannya yang digunakan untuk pemenuhan pupuk baik organik maupun pupuk kimia serta obat-obatan yang dikeluarkan selama 12 bulan dalam bentuk rupiah.

D. HASIL DAN ANALISIS PENGUJIAN

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis faktor yang memengaruhi kegiatan kelompok tani, luas lahan, jumlah tenaga kerja dan biaya pupuk terhadap produksi jeruk didesa Selorejo, kecamatan Dau. Dengan menggunakan variabel dependent berupa produksi (Y), sedangkan variabel independent yang digunakan adalah kegiatan kelompok tani (X1) yang diukur menggunakan partisipasi kedatangan rapat kelompok tani, Luas lahan (X2) yang diukur menggunakan luas lahan yang dimiliki petani jeruk. Tenaga kerja (X3) yang diukur dari jumlah tenaga kerja. Biaya pupuk (X4) yang diukur dari biaya yang dikeluarga untuk membeli pupuk Berikut merupakan hasil setelah dilakukan regresi:

(8)

Tabel 4.1 : Hasil Regresi Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -19260.889 22362.753 -.861 .394

X1 2739.382 1319.812 .051 2.076 .045

X2 11.152 2.668 .510 4.180 .000

X3 9336.681 1969.602 .233 4.740 .000

X4 .614 .238 .286 2.582 .014

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil Regresi SPSS 25, 2021

Y = 19260 + 2739 X1 + 11,152 X2+ 9336 X3 + 0,614 X4 A. Hasil Regresi

1. Koefisien Determinasi (R²)

Nilai R-Squaredsebesar 0,981 hal ini menunjukkan bahwa 98,1% dapat dijelaskan oleh variabel independent yang digunakan yaitu kegiatan kelompok tani, luas lahan, jumlah tenaga kerja dan biaya pupuk. Sedangkan sisanya sebesar 2% dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang digunakan dalam penelitian.

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui hubungan secara simultan atau secara keseluruhan antara variabel independent terhadap variabel dependent. Nilai probabilitas F statistik sebesar 0,000000 kurang dari 5% atau 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independent yang digunakan dalam penelitian yaitu kegiatan kelompok tani, luas lahan, jumlah tenaga kerja dan biaya pupuk variabel dependent yaitu produksi jeruk.

3. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Nilai t-statistik yang menunjukkan nilai lebih kecil dari 5% dapat dinyatakan memiliki pengaruh secara parsial terhadap variabel dependent. Berdasarkan regresi linier berganda dapat dilihat nilai t-statistic dari masing-masing variabel bebas yaitu :

1. Variabel kegiatan kelompok tani mempunyai nilai probabilitas sebesar 0.045, nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi α (5%) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel kegiatan kelompok tani berpengaruh signifikan terhadap produksi jeruk di desa selorejo.

2. Variabel luas lahan jeruk mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,000, nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi α (5%) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel luas lahan berpengaruh signifikan terhadap produksi jeruk di desa selorejo.

(9)

3. Variabel jumlah tenaga kerja probabilitas sebesar 0,000, nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi α (5%) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap produksi jeruk di desa selorejo

4. Variabel biaya pupuk probabilitas sebesar 0,014, nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi α (5%) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel biaya pupuk berpengaruh signifikan terhadap produksi jeruk di desa selorejo

B. Analisis Pengujian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari kegiatan kelompok tani, luas laham, jumlah tenaga kerja, dan biaya pupuk terhadap produksi jeruk di desa selorejo kecamatan dau kabupaten malang. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari responden secara langsung dengan cara menyebarkan kuisioner. Hasil dari kuisioner tersebut kemudian dianalisis menggunakan regresi linier berganda menggunakan SPSS 25.

Berikut ini merupakan pembahasan secara rinci dari variabel kegiatan kelompok tani (X1), luas laham (X2), jumlah tenaga kerja (X3), dan biaya pupuk (X4) terhadap produksi jeruk di desa selorejo kecamatan dau kabupaten malang..

1. Pengaruh Atensi Anggota Kelompok Tani Terhadap Produksi Jeruk Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang

Tingkat atensi atau partisipasi kelompok tani pada setiap kegiatan rutin yang dilakukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi petani di desa selorejo kecamatan dau dengan nilai koefisien sebesar 2739,382 yang memiliki arti bahwa setiap kenaikan partisipasi anggota sebesar 1 maka akan meningkatkan produksi sebesar 2739,382 . Hal ini menunjukan bahwa kegiatan kelompok tani yang dimiliki memberikan dampak yang bagus untuk petani. Hubungan peningkatan pasrtisipasi anggota dalam kelompok tani berdampak pada produksi dikarenakan semakin tinggi partisipasinya akan meningkatkan produktivitas yang dimiliki sehingga produksi juga naik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh hakam (2014) yang berjudul “peran kelompok tani terhadap usaha peningkatan pendapatan anggota melalui program kemitraan usahatani (studi kasus kelompok tani “sri mulyo” kecamatan sukun, kota malang)”

menyatakan bahwa kelompok tani memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap produksi.

2. Pengaruh Banyaknya Luas Lahan Yang Dikelola Terhadap Peningkatan Produksi Jeruk Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang

Luas lahan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi petani di desa selorejo kecamatan dau dengan nilai koefisien sebesar 11,152 yang memiliki arti bahwa setiap kenaikan luas lahan sebesar 1 hektar maka akan

(10)

meningkatkan produksi sebesar 11,152. Hal ini menunjukan bahwa kualitas lahan yang dimiliki sangat bagus untuk tanaman jeruk. Hubungan peningkatan lahan berdampak pada produksi dikarenakan peningkatan luas lahan akan meningkatkan jumlah produksi jeruk yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan Marginal Product of land yang menunjukan setiap kenaikan 1 hektar lahan akan meningkatkan hasil produksi jeruk sebesar 28 ton.

Hal ini juga didukung oleh penelitian terdahulu mengenai pengaruh luas lahan terhadap pendapatan oleh sulistyohadi (2016) yang berjudul “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani jeruk siam/keprok di desa bangorejo, kec.bangorejo, kab.banyuwangi, tahun 2016” dimana variabel luas lahan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel pendapatan petani. Izzati (2016) yang berjudul “analisis faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan petani tanaman pangan”

menyatakan bahwa luas lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani. Sehingga dengan itu luas lahan memiliki hubungan dengan pendapatan petani jeruk

3. Pengaruh Penggunaan Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Produksi Jeruk Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang

Jumlah tenaga kerja yang digunakan saat perawatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani di desa selorejo kecamatan dau dengan nilai koefisien sebesar 9336,681 yang memiliki arti bahwa setiap kenaikan jumlah tenaga kerja yang digunakan sebesar 1 tenaga kerja maka akan meningkatkan produksi sebesar 9336,681. Hal ini dikarenakan masih efisiennya jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk merawat lahan jeruk yang dimiliki. Hubungan peningkatan jumlah tenaga kerja berdampak pada pendapatan dikarenakan penggunaan tenaga kerja yang tepat akan meningkatkan kualitas produksi jeruk yang dihasilkan sehingga juga berdampak pada pendaptan. Marginal product of labor menunjukan hasil yang positif dimana setiap kenaikan 1 tambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi sebesar 8 ton.

Dampak jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Ridha, (2017) tenaga kerja memiliki pengaruh yang posistif dan signifikan terhadap pendapatan petani.

Kemudian penelitian oleh Antari (2019) juga menyatakan bahwa tenaga kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan petani. Sehingga dengan begitu dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja memiliki pengaruh terhadap pendapatan petani.

4. Pengaruh Biaya Pupuk Terhadap Kuantitas Produksi Jeruk Jeruk Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang

Biaya pupuk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi petani di desa selorejo kecamatan dau dengan nilai koefisien sebesar 0,614 yang memiliki arti bahwa setiap kenaikan biaya pupuk sebesar 1 maka akan meningkatkan produksi sebesar 0,614 rupiah. Hal ini menunjukan bahwa pupuk salah satu faktor yang penting dalam menentukan hasil produksi

(11)

jeruk dari kuantitas dan kualitasnya. Hubungan peningkatan biaya pupuk berdampak pada produksi dikarenakan peningkatan biaya pupuk akan meningkatkan jumlah produksi jeruk yang dihasilkan. Hasil Marginal Product Cost dimana menunjukan hasil sebesar 2.678 yang memiliki arti bahwa biaya pupuk dan obat-obatan akan meningkat sebesar 2.678 setiap penambahan 1 produksi jeruk atau dengan kata lain setiap peningkatan biaya pupuk akan meningkatkan produksi sebesar 0,000358 kg jeruk.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andari (2014) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah produksi. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Munzid (2010), modal mempunyai pengaruh yang searah dengan hasil produksi, apabila semakin tinggi modal maka akan semakin tinggi pula hasil produksinya. Izzati (2016) yang berjudul “analisis faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan petani tanaman pangan”

menyatakan bahwa biaya saprodi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani. Sehingga dengan itu biaya pupuk memiliki hubungan dengan produksi petani jeruk.

E.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Keberadaan Kelompok tani dapat mendorong produktifitas petani melaui partisipasi anggota sehingga berdampak pada produksi petani jeruk di desa selorejo kecamatan dau kabupaten malang. Petani yang memiliki partisipasi tinggi berdampak pada peningkatan produksi, karena dengan mengikuti kegiatan kelompok tani banyak petani yang mendapatkan informasi, modal sosial dan berbagai bantuan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi.

2. Luas lahan produktif yang dimiliki petani juga masih tinggi, hal ini ditunjukan oleh tingkat marginal produk lahan dimana setiap kenaikan 1 hektar lahan untuk jeruk akan menaikan produksi sebesar 28 ton sehingga hal ini berdampak pada produksi. Semakin banyaknya luas lahan yang dimiliki baik itu sewa ataupun milik pribadi akan meningkatkan hasil produksi jeruk dan juga meningkatkan pendapatan.

3. Jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk perawatan mendorong adanya efisiensi terhadap perawatan tanaman jeruk, hal ini ditunjukan oleh marginal product labor yang menunjukan setiak tambahan 1 tenaga kerja akan meningkatkan produksi sebanyak 8 ton per hektarnya. Peningkatan produksi terjadi karena adanya peningkatan tenaga kerja yang diakibatkan optimalnya pengelolaan lahan dan tanaman untuk memasuki masa buah sehingga buah yang dihasilkan bisa meningkat.

4. Biaya pupuk yang dikeluarkan petani mendorong peningkatan kesuburan tanah dan tanaman sehingga berdampak pada produksi, ditunjukan oleh hasil Marginal Product Cost dimana menunjukan hasil sebesar 2.678 yang memiliki arti bahwa biaya pupuk dan obat-obatan akan meningkat sebesar 2.678 setiap penambahan 1 produksi jeruk. Hal ini dikarenakan semakin tingginya pupuk dan obat-obatan pertanian jeruk digunakan maka lahan dan

(12)

tanaman akan menghasilkan buah yang berkualitas sehingga produksi meningkat.

F. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikemukakan beberapa saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi petani maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan. Saran tersebut anatara lain sebagai berikut :

1. Pada kegiatan kelompok tani seharusnya bisa dapat dimaksimalkan kembali oleh anggota untuk lebih rutin menghadiri kegiatan kelompok tani yang dilaksanakan. Sehingga dapat melakukan pembahasan permasalah serta informasi mengenai bantuan yang ada terutama pada petani yang sedang merintis atau yang memiliki lahan kecil.

2. Luas lahan berpengaruh terhadap produksi sehingga untuk itu petani dapat terus meningkatkan hasil produksi dengan penambahan lahan secara sewa sehingga produksi yang dihasilkan dapat terus meningkat.

3. Pengalokasian tenaga kerja dimana petani harus dapat lebih tepat dalam penggunaan tenaga kerja dikarenakan banyak tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan petani. Pengalokasian tenaga kerja perlu agar terciptanya efisiensi dan target produksi dapat dicapai.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

(13)

DAFTARPUSTAKA

Aini, E. N. (2019). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI TANAMAN HORTIKULTURA. Jurnal Ilmu Ekonomi UB Sinta 2, ll, 1-11.

Alitawan, A. A. (2017). Faktyor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk Pada Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli.

Ekonomi Pembangunan, 796-826.

Antari, N. K. (2019). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Rumput Laut. Ekonomi Pembangunan, 179-210.

Anugrah, E. D. (2018). Analisis Faktor-Faktor Ynag Mempengaruhi Pendapatan Petani Nanas "Madu Kelud" (Studi Kasus Gunung Kelud Ngancar Kediri).

Jurnal Imliah Mahasiswa FEB UB, ll(1), 14.

anwas, a. (1982). ilmu usahatani (1 ed.). bandung: alumni.

Asriani. (2019). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Kabupaten Wajo . Ilmu Ekonomi, 1-136.

B, R. W. (2019). Kecamatan Dau Dalam Angka 2019. Kabupaten Malang: BPS Malang.

Damanik, J. A. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Economics Development Analysis Journal, lll(1), 1-13.

gunawan, f. (2018). pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap produksi padi di desa barugae kabupaten bone . jurnal pertanian, lll(1), 1-15.

H. Susanti, K. B. (2018). ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES.

Jurnal sosial ekonomi pertanian, ll(1), 23-20.

Ikbal, M. (2014). Peranan Kelompok Tani dalam meningkatkan pendapatan petani padi sawah di desa margamulya kecamatan bungku barat kabupaten

morowali. Agroteknologi dan bisnis, ll(2), 505-509.

isaskar, r. (2014). Modul 1 pendahuluan : pengantar usahatani. ll, pp. 1-7. malang:

UB distancelearning. Retrieved 10 23, 2019

Istiyani, A. (2016). Peranan Kelompok Tani meningkatkan Produktivitas Usahatani Anggota. Bogor.

Izzati, A. W. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Tanaman Pangan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB UB, ll(1), 1-15.

Izzati, A. W. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Tanaman Pangan . Jurnal Ilmu Ekonomi UB, ll(1), 15.

(14)

Jaenuri. (2017). Faktor Produksi pertanian. Retrieved Oktober Minggu, 2019, from

https://www.google.com/amp/s/jaenuriblog.wordpress.com/2017/11/05/fa ktor-faktor-produksi-pertanian/amp/

Malang, B. P. (2019). Kabupaten Malang Dalam Angka 2019 Malang . Malang:

BPS kabupaten Malang.

Purnama, I. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas dan Pendapatan Petani Bayam di Kecamatan Soreang Kota Pare-Pare.

Ekonomi Pembangunan, 1-107.

Ridha, A. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani di Kecamatan Nurussalam Aceh Timur. Ekonomi Pembangunan, 165-173.

shinta. (2011). ilmu usahatani (1 ed.). malang: Universitas Brawijaya Press.

soedjana. (2007). sistem usaha tani terintegrasi tanaman ternak sebagai respon petani terhadap faktor resiko. litbang pertanian.

soekarwati. (2006). analisis usahatani (keenam ed.). jakarta: UI Press.

sugiyono. (2009). metode penelitian pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

sugiyono. (2013). metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D . Bandung:

CV Alfabeta .

Sulistyohadi, F. T. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk Siam/Keprok di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016. Ekonomi Pembangunan, 1-11.

Suryani, D. R. (2016). OUTLOOK Komoditas Pertanian Sub Sektor Hortikultura.

jakarta: Pusat data dan sistem informasi pertanian kementerian pertanian 2016.

suwarto. (2008). produktivitas lahan dan biaya usahatani tanaman pangan di kabupaten gunung kidul. ekonomi pembangunan, 9(2), 168-183.

suwarto. (2012). produktivitas lahan usahatani sesuai kelembagaan lahan. or rural and development , lll(14), 1-14.

syahyuti. (2007). gapoktan sebagai kelembagaan ekonomi di perdesaan. bogor:

pusat analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian.

Wulansari, D. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten. Agribisnis pertanian, 20-27.

Yustika, P. D. (2012). Ekonomi Kelembagaan. Jakarta: Erlangga.

(15)

Zhan Wng, X. D. (2015). IMPACTS OF SPARING USE OF WATER ON FARMER INCOME OF CHINA. Physics and Chemestry of the Earth, ll(1), 18-24.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimental Designs yang bertujuan untuk mengetahui: (1) Gambaran hasil belajar fisika yang diajar dengan model

yang ada dan juga fakta di lapangan menunjukkan bahwa petani yang sukses sebagai pengusaha agribisnis, mereka umumnya memiliki sebagian besar -jika tidak

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul “Pengaruh Independensi, Kompetensi dan

Rendahnya rendemen ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan pelarut heksan karena bahan aktif yang terkandung pada daun E tirucalli sudah lebih dahulu diikat

Investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di Kota Gunungsitoli selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta..

Berdasarkan dari hasil penelitian, peneliti mencoba memberikan beberapa saran bagi penelitian selanjutnya yaitu: 1) Bagi penelitian selajutnya diharapkan dapat

Skripsi, Program Studi S1 Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.. Ikatan Dokter Anak

Dari hasil penelitian terhadap siswa kelas XI SMA Islam Athirah 2 Makassar yang telah dianalisis, bentuk kesalahan yang ditemukan pada kesalahan penggunaan kata