Aspek Pembiayaan
IX. 1
BAB IX
ASPEK PEMBIAYAAN
9.1. Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
Proses Pemprograman dan Penganggfaran bidang Cipta Karya terbagi menjadi 3 tahapan utama, yaitu:
A. Penyusunan program, merupakan rangkaian aktivitas penyiapan usulan kegiatan ke-Cipta Karya-an di tingkat Kabupaten/Kota maupun Provinsi berupa identifikasi, formulasi dan sinkronisasi yang selaras dengan pencapaian sasaran kinerja program pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman, peningkatan kualitas kegiatan dan penanganan isu-isu strategis bidang Cipta Karya
.
Gambar 9.1. Proses Penyusunan Program dan Anggaran Bidang Cipta Karya
B. Perencanaan Anggaran, merupakan rangkaian aktivitas penyiapan pelaksanaan program dan rencana anggaran di Kabupaten/Kota maupun Provinsi. Dikarenakan adanya keterbatasan anggaran, sehingga tidak semua kegiatan dapat diakomodasi untuk di danai. Oleh karena itu diperlukan adanya mekanisme pemilihan prioritas kegiatan anggaran.
Adapun kegiatan prioritas penanganan bidang Cipta Karya, yaitu: 1. Prioritas Kabupaten/Kota Strategis Nasional
Aspek Pembiayaan
IX. 2
(PKSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK, MP3EI);b. Telah memiliki Perda RTRW dan tergabung dalam Program Kota Hijau, Kota Pusaka, dan Perdesaan Lestari;
c. Telah memiliki pedoman rencana dan program yang berkualitas di Bidang Cipta Karya (RPIJM, SPPIP, RPKPP, RTBL, SSK, RISPAM).
2. Prioritas Penanganan Bidang Cipta Karya
a. Telah memiliki pedoman rencana dan program yang berkualitas untuk pemenuhan SPM Bidang Cipta Karya di Daerah;
b. Karakteristik daerah: rawan bencana alam, cakupan air minum/sanitasi rendah, permukiman kumuh, daerah kritis (miskin);
c. Memiliki komitmen tinggi dan responsif program; 3. Inovasi Baru/Creative Program
a. Di luar dua kategori tersebut di atas, terdapat usulan daerah dan program bersifat inovasi baru untuk dijadikan creative program DJCK;
b. Diusulkan oleh daerah secara kompetitif dan selektif; c. Ditujukan termasuk untuk memfasilitasi daerah berprestasi.
C. Penyusunan anggaran, merupakan rangkaian aktivitas yang dimulai sejak ditetapkannnya Pagu Anggaran sampai menjadi dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Aspek Pembiayaan
IX. 3
Gambar 9.2. Mekanisme Penyaringan Program Anggaran dan Kegiatan9.2. Profil Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Gunungsitoli
Struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Pendapatan Lain yang Sah.
2. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Daerah Langsung dan Belanja Daerah Tak
Langsung
3. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan
Pengeluaran.
9.2.1. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Aspek Pembiayaan
IX. 4
Tabel 9.1 Perkembangan Pendapatan Daerah Kota Gunungsitoli Tahun 2009-2010URAIAN 2009 2010 TARGET (Rp) REALISASI (Rp) TARGET (Rp) REALISASI (Rp) 1 2 3 4 5 Pendapatan Daerah 6.500.000.000 3.567.877.170 170.833.350.827 159.829.831.506 Pendapatan Asli Daerah - 15.944.415 4.161.904.317 2.663.494.261
Pajak daerah - - 697.564.288 411.734.837
Retribusi Daerah - 8.491.050 1.374.346.000 1.263.155.079.
Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah Yang dipisahkan
- - - -
Lain-Lain PAD yang sah - 7.453.365 2.089.994.029 988.604.344
Dana Perimbangan - - 143.285.161.510 138.967.930.459
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
- - 12.360.296.910 12.694.065.859
Dana Alokasi Umum (DAU) - - 100.936.064.600 100.936.064.600
Dana Alokasi Khusus (DAK) - - 29.988.800.000 25.337.800.000
Lain-Lain Pendapatan
Daerah Yang Sah 6.500.000.000 3.551.932.755 23.386.285.000 18.198.406.786
Hibah 6.500.000.000 3.551.932.755 6.500.000.000 6.500.000.000
Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
- - 2.400.000.000 2.270.734.286
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
- -
Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah
- - 9.218.125.000 5.909.512.500
Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
Aspek Pembiayaan
IX. 5
:
Tabel 9.2 Proporsi Sumber Pendapatan Kota Gunungsitoli Tahun 2009-2010
Uraian 2009 2010
1 2 3
Pendapatan Daerah 54,89 % 93,56 %
Pendapatan Asli Daerah 100% 64,00 %
Pajak daerah 59,02 %
Retribusi Daerah 100% 91,91 %
Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah Yang dipisahkan
Lain-Lain PAD yang sah 100% 47,30 %
Dana Perimbangan - 96,99 %
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak - 102,70 %
Dana Alokasi Umum (DAU) - 100 %
Dana Alokasi Khusus (DAK) - 84,49 %
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 54,65 % 77,82 %
Hibah 54,65 % 100 %
Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
- 94,61 %
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - -
Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah
- 64,11 %
Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
- 66,78 %
Produk Domestik Regional Bruto
PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang memberikan petunjuk sejauh mana perkembangan dan struktur ekonomi suatu daerah dalam suatu kurun waktu.
Pada tahun 2013 PDRB atas dasar harga berlaku Kota Gunungsitoli adalah sebesar Rp. 2.927,31 milyar, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang berjumlah Rp.2.543,60 milyar. Sektor yang paling banyak memberikan kontribusi terhadap PDRB Kota Gunungsitoli adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dengan besar kontribusi sebesar Rp. 934,97 milyar, diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp. 511,36 milyar, sektor konstruksi sebesar Rp. 403,21 milyar, sektor keuangan dan asuransi sebesar Rp. 392 milyar dan sektor pertanian sebesar Rp. 351,75 milyar. Sementara sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan memberi kontribusi sebesar Rp. 216,95 milyar, sektor industri pengolahan sebesar Rp 95,48 milyar, sektor listrik, gas air sebesar Rp. 13,23 milyar, dan sektor pertambangan dan penggalian memberi kontribusi sebesar Rp. 8,35 milyar. Pendapatan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku tahun 2013 adalah sebesar
Aspek Pembiayaan
IX. 6
Rp. 22,11 juta. Sementara untuk PDRB Gunungsitoli atas dasar harga konstan 2000 adalah sebesar Rp. 1.044,89 milyar, meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berjumlah Rp. 982,53 milyar. Pendapatan riil perkapita atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp. 7,89 juta. PDRB atas harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun. berdasarkan harga konstan 2000, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2013 adalah sebesar 6,35 persen, mengalami percepatan 0,02 persen bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 yang sebesar 6,33 persen.Tabel 9.3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku KotaGunungsitoli Menurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah)
Aspek Pembiayaan
IX. 7
Tabel 9.4. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 KotaAspek Pembiayaan
IX. 8
Tabel 9.5. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas DasarAspek Pembiayaan
IX. 9
Tabel 9.6. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga KonstanAspek Pembiayaan
IX. 10
9.2.2. Belanja DaerahBelanja Daerah Langsung dan Belanja Daerah Tak Langsung Kota Gunungsitoli berdasarkan tahun 2009-2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 9.7. Perkembangan Belanja Daerah Kota Gunungsitoli Tahun 2009-2010
Uraian 2009 2010 Target (Rp) Realisasi (Rp) Target (Rp) Realisasi (Rp) Belanja Tidak Langsung 830.608.000 778.309.964 97.772.566.384 92.915.913.236 Belanja Langsung 5.669.392.000 2.789.567.206 76.008.851.688 44.221.572.182
Sumber : Dinas PPKAD Kota Gunungsitoli
Tabel 9.8. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kota Gunungsitoli
No Uraian 2009 (%) 2010 (%)
A Belanja Tidak Langsung 93,70 95.03
1 Belanja Pegawai 87,99 94.87
2 Belanja Bunga - -
3 Belanja Subsidi - -
4 Belanja Hibah 100,00
5 Belanja Bantuan Sosial 99,99 91,02
6 Belanja Bagi Hasil - -
7 Belanja Bantuan Keuangan - 98,60
8 Belanja Tidak Terduga 100 99,65
B Belanja Langsung 49,20 58,18
1 Belanja Pegawai 90,10 87,53
2 Belanja Barang dan Jasa 60,14 83,67
3 Belanja Modal 32,98 38,36
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Gunungsitoli
Perkembangan proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Kota Gunungsitoli untuk tahun 2009 dan 2010, antara lain Belanja Tidak Langsung terdiri dari: Belanja gaji dan tunjangan tahun 2009 sebesar Rp.121.350.000 meningkat menjadi Rp.82.437.407.906 tahun 2010. Belanja Tambahan Penghasilan sebesar Rp.93.000.000 tahun 2009 meningkat menjadi Rp.670.000.000 tahun 2010.
Pemenuhan kebutuhan aparatur belanja langsung antara lain: Belanja honorarium PNS sebesar Rp.243.876.950 tahun 2009 meningkat menjadi Rp.11.420.503.553 tahun 2010. Belanja perjalanan dinas sebesar Rp.803.017.000 meningkat menjadi Rp.5.600.388.536 tahun 2010. Belanja modal sebesar Rp.828.323.500 tahun 2009 meningkat menjadi
Aspek Pembiayaan
IX. 11
Rp.16.833.467.935 tahun 2010. Rincian belanja pemenuhan kebutuhan aparatur Kota Gunungsitoli dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 9.9. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Gunungsitoli
No Uraian 2009
(Rp)
2010 (Rp)
A Belanja Tidak Langsung 310.341.050 88.538.164.506
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 121.350.000 82.437.407.906
2 Belanja Tambahan Penghasilan**) 93.000.000 5.428.556.600
3 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH 87.500.000 670.000.000
4 Belanja pemungutan Pajak Daerah**) 8.491.050 2.200.000
B Belanja Langsung 1.983.694.450 36.215.245.674
1 Belanja Honorarium PNS**) 243.876.950 11.420.503.553
2 Belanja Uang Lembur**) - -
3 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS - -
4 Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS**) 40.000.000 503.619.000
5 Belanja premi asuransi kesehatan - 205.012.500
6 Belanja makanan dan minuman pegawai***) 23.927.000 1.435.204.150
7 Belanja pakaian dinas dan atributnya**) 44.550.000 217.050.000
8 Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari Tertentu*) - -
9 Belanja perjalanan dinas**) 803.017.000 5.600.388.536
10 Belanja perjalanan pindah tugas - -
11 Belanja Pemulangan Pegawai - -
12 Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas, Meubelair, peralatan dan perlengkapan dll) 828.323.500 16.833.467.935
TOTAL 2.294.035.500 124.753.410.180
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Gunungsitoli
Proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur untuk tahun anggaran 2009 sebesar 64,29 % dan untuk tahun anggaran 2010 sebesar 90,96 %. Adapun persentasi pemenuhan belanja aparatur Kota Gunungsitoli sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabe 9.10. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Gunungsitoli
No Uraian
Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur (Rp) Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran) (Rp) Prosentase (a) (b) (a) / (b) x 100% 1 Tahun anggaran 2009 2.294.035.500 3.567.877.170 64,29 2 Tahun anggaran 2010 124.753.410.180 137.137.485.418 90,96
Aspek Pembiayaan
IX. 12
9.2.3. Pembiayaan DaerahPembiayaan daerah pada hakekatnya meliputi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Untuk tahun 2009 dan 2010 Pembiayaan daerah yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Gunungsitoli hanya berupa komponen penerimaan pembiayaan. Penerimaan pembiayaan dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp.2.948.067.245 sementara untuk tahun 2010 sebesar Rp.25.640.413.333. Adapun rincian defisit riil anggaran Kota Gunungsitoli sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 9.11. Defisit Riil Anggaran Kota Gunungsitoli Tahun 2009-2010
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Gunungsitoli
Berdasarkan tabel di atas, gambaran komposisi penutup defisit riil Kota Gunungsitoli sebagaimana tabel berikut :
NO Uraian 2009
(Rp)
2010 (Rp)
1. Realisasi Pendapatan Daerah 6.515.944.415 159.829.831.506
Dikurangi realisasi:
2. Belanja Daerah 3.567.877.170 137.137.485.418
3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah - -
A Defisit riil
Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan:
4. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya - 2.948.067.245
5. Pencairan Dana Cadangan - -
6. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan - -
7. Penerimaan Pinjaman Daerah - -
8. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - -
9. Penerimaan Piutang Daerah - -
B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah
Aspek Pembiayaan
IX. 13
Tabel 9.12. Komposisi Penutup Defisit Riil AnggaranKota Gunungsitoli Tahun 2009-2010
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Gunungsitoli
Tabel 9.13. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kota Gunungsitoli
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Gunungsitoli
No. Uraian
Proporsi dari total defisit riil 2009
(%)
2010 (%) 1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya - 100
2. Pencairan Dana Cadangan - -
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan - -
4. Penerimaan Pinjaman Daerah - -
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - -
6. Penerimaan Piutang Daerah - -
7. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan 100 100
No. Uraian
2009 2010
Rp % dari SiLPA Rp % dari SiLPA
1. Jumlah SiLPA 2.948.067.245 100 25.640.413.333 100
2. Pelampauan penerimaan PAD 15.944.415 0,005 -
3. Pelampauan penerimaan dana perimbangan - -
4. Pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah
- -
5. Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya 2.948.067.245 100 25.640.413.333 100 6.
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan
- -
Aspek Pembiayaan
IX. 14
Tabel 9.14 Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran Tahun BerkenaanKota Gunungsitoli No. Uraian (n-3) (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp)
1. Saldo kas neraca daerah 2.948.067.245 25.640.413.333
Dikurangi:
2. Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan -
3. Kegiatan lanjutan -
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran 2.948.067.245 25.640.413.333 Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Gunungsito Sisa lebih pembiayaan anggaran Kota Gunungsitoli tahun 2011 sebesar Rp. 25.640.413.333 diproyeksikan menurun menjadi Rp. 20.884.276.912 pada tahun 2015 dengan rata-rata penurunan sebesar 5 persen pertahun. Sisa lebih pembiayaan anggaran ini akan digunakan sebagai pengeluaran pembiayaan yang digunakan untuk menutup defisit akibat besarnya belanja daerah dibandingkan pendapatan, maupun untuk kebutuhan penyertaan modal daerah.
Tabel 9.15. Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Kota Gunungsitoli N o Uraian Data tahun dasar 2010 (Rp) Proyeksi Tahun 2011 (Rp) Tahun 2012 (Rp) Tahun 2013 (Rp) Tahun 2014 (Rp) Tahun 2015 (Rp) 1. Saldo kas neraca daerah 2.948.067.245 25.640.413.333 24.358.392.666 23.140.472.033 21.983.449.381 20.884.276.912
Dikurangi: 1.
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan 2. Kegiatan lanjutan
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
2.948.067.245 25.640.413.
333 24.358.392.666 23.140.472.033 21.983.449.381 20.884.276.912
Aspek Pembiayaan
IX. 15
9.3. Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya.Investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di Kota Gunungsitoli selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.
9.3.1. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir
Pembangunan infratruktur permukiman Kota Gunungsitoli adalah merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut. Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.
Aspek Pembiayaan
IX. 1
Tabel 9.16. Kegiatan APBN Kota Gunungsitoli Bidang Cipta Karya Tahun 2014Aspek Pembiayaan
IX. 2
Tabel 9.17. Kegiatan APBN Kota Gunungsitoli Bidang Cipta Karya Tahun 2013Alokasi (X 1000)
Tabel 9.18. Kegiatan APBN Kota Gunungsitoli Bidang Cipta Karya Tahun 2012
Aspek Pembiayaan
IX. 3
Tabel 9.19. Kegiatan APBN Kota Gunungsitoli Bidang Cipta Karya Tahun 2011Alokasi (X 1000)
Tabel 9.20. Kegiatan APBN Kota Gunungsitoli Bidang Cipta Karya Tahun 2010
Aspek Pembiayaan
IX. 1
9.3.2. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBDdalam 5 Tahun
Pemerintah Kota Gunungsitoli memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada.
Pemerintah Kota Gunungsitoli mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai mana pendamping kegiatan APBN di kabupaten/kota. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya.
9.3.3. Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah Kota Gunungsitoli memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.
9.3.4. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swata dalam 5 Tahun Terakhir
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah Kota Gunungsitoli, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost- recovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.
Aspek Pembiayaan
IX. 2
Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal.9.4. Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Dari analisa pengembangan infrastruktur bidang Cipta Karya, di dapat proyeksi dan rencana investasi pembangunan bidang Cipta Karya yang dibutuhkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Kota Gunungsitoli.
9.4.1. Proyeksi APBD 5 tahun ke depan
Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelum