• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 34 BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Alasan pemilihan lokasi penelitian dikarenakan Kecamatan Ceper merupakan salah satu Kecamatan yang direncanakan menjadi kawasan industri sesuai dengan RTRW Kabupaten Klaten. Kecamatan Ceper juga berlokasi pada jalan arteri yang menghubungkan Kota Surakarta dan Kota Yogyakarta serta memilki mobilitas yang sangat tinggi. Berdasarkan alasan tersebut Kecamatan Ceper rentan terhadap perubahan penggunaan lahan terutama penggunaan lahan untuk industri. Perkembangan industri yang ada juga akan mempengaruhi sektor lain, seperti sektor ekonomi khususnya pada penyerapan tenaga kerja. Diperlukan monitoring untuk perkembangan wilayah yang ada di Kecamatan Ceper, sesuai dengan penjelasan masalah yang ada.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2017 hingga bulan Oktober 2018, yang dimulai dari penyusunan proposal penelitian hingga dengan penulisan laporan penelitian.

Tabel 3.1. Jadwal Waktu Penelitian Waktu Kegiatan Des

2017

Jan 2018

Feb 2018

Mar-Mei 2018

Jun-Jul 2018

Aug-Okt 2018 Persiapan

Penyusunan proposal Penyusunan instrumen

Pengumpulan data Analisis data Penyusunan laporan

(2)

commit to user

B. Metode dan Pendekatan Penelitian

Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti maka diperlukan metode tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan sebagai alat untuk melakukan penelitian. Metode penelitian adalah suatu strategi atau cara yang biasa digunakan dalam mengumpulkan data untuk persoalan data penelitian melalui langkah- langkah tertentu (Tika,1997).

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini maka peneliti menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan keruangan (Spatial Approach). Menurut Creswell (2010) metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek atau subyek (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan pada fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mendeskripsikan, menelaah dan menyajikan pengaruh perkembangan industri terhadap perubahan penggunaan lahan dan penyerapan tenaga kerja di wilayah Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten dengan meggunakan pendekatan keruangan sebagai sudut pandang ilmu geografi.

Metode yang dilakukan dipenelitian ini juga dikaitkan dengan pendekatan keruangan (Spatial Approach). Pendekatan keruangan merupakan suatu pendekatan untuk memahami gejala tertentu sehingga dapat memiliki pengetahuan yang lebih mendalam melalui media ruang, dalam hal ini variabel ruang mendapat posisi utama dalam analisis yang ada (Tika,1997). Pendekatan keruangan pada penelitian ini secara umum menggunakan batas administratif dan batas penggunaan lahan Kecamatan Ceper sebagai batasan ruang dalam penelitian ini. Pendekatan keruangan berfungsi untuk menganalisis pengaruh perkembangan industri terhadap perubahan penggunaan lahan dan penyerapan tenaga kerja yang ada di Kecamatan Ceper.

(3)

commit to user

C. Data dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dari responden atau obyek yang diteliti, atau berkaitan dengan variabel yang diteliti. Data primer dapat diperoleh melalui pengukuran lapangan atau analisis yang dilakukan di laboratorium. Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data penggunaan lahan tahun 2009 dan tahun 2017 di Kecamatan Ceper yang diperoleh dari interpretasi citra. Penggunaan lahan yang akan diinterpretasi berupa lahan non industri (pertanian, permukiman, dan bangunan non industri) dan lahan industri khususnya pada industri besar. Data penggunaan lahan tahun 2009 diperoleh melalui wawancara untuk mengetahui keabsahan data lampau, sedangkan data penggunaan lahan tahun 2017 diperoleh observasi lapangan, hal itu dilakukan untuk mengetahui kevalidan citra yang digunakan.

Penelitian ini juga membutuhkan data penyerapan tenaga kerja yang diperoleh melalui wawancara. Wawancara yang dilakukan bersumber dari HRD perusahaan atau karyawan industri besar yang dapat ditanyai mengenai informasi penyerapan tenaga kerja.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan mengutip dari sumber lain. Dalam penelitian ini data sekunder berasal dari data yang diambil yang ada di arsip atau dokumen lain sebagai penunjang dari penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini adalah :

a. Citra Ikonos wilayah Kecamatan Klaten Kabupaten Klaten tahun 2009 dan tahun 2017 Skala 1 : 50.000 dari Google Earth untuk mengetahui penggunaan lahan Kecamatan Ceper tahun 2009 dan tahun 2017 . b. Peta Rupa Bumi Kecamatan Ceper Lembar 1408-332 Ceper diperoleh

dari Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk mengetahui batas administratif Kecamatan Ceper.

(4)

commit to user

c. Data jumlah industri besar Kecamatan Ceper tahun 2009 dan tahun 2017 dari Dinas Perinnaker Kabupaten Klaten untuk mengetahui persebaran industri besar Kecamatan Ceper tahun 2009 dan tahun 2017.

d. Data angkatan kerja Kecamatan Ceper Tahun 2017 diperoleh dari BPS Kabupaten Klaten untuk pengolahan data tingkat kesempatan kerja Kecamatan Ceper pada industri besar.

D. Teknik Pengambilan Subjek Penelitian 1. Populasi

Tika (1997) menjelaskan : “Populasi adalah himpunan individu atau obyek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. “ Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang menjadi sumber pengambilan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah industri manufaktur khususnya pada industri besar, penggunaan lahan, dan penduduk di Kecamatan Ceper.

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah desa. Alasan dipilihnya unit analisis tersebut adalah agar analisis terkait perkembangan industri besar terhadap perubahan penggunaan lahan dan penyerapan tenaga kerja di Kecamatan Ceper dapat dilakukan dengan lebih detail. Terdapat 18 unit desa yang ada di Kecamatan Ceper, 18 desa tersebut adalah Desa Srebegan, Pasungan, Kajen, Jambu Kidul, Kujon, Pokak, Mlese, Jombor, Dlimas, Kurung, Cetan, Tegal Rejo, Ceper, Jambu Kulon, Meger, Klepu, Ngawonggo, dan Kuncen.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari obyek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi (Tika, 1997). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada beberapa, berikut penjelasan lebih lanjut:

a. Sampel Penggunaan Lahan

Teknik pengambilan sampel penggunaan lahan dilakukan dengan cara purposive sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel

(5)

commit to user

yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan cermat dan akurat.

Pengambilan sampel diambil didasarkan pada jumlah persebaran masing – masing bentuk penggunaan lahan yang ada di daerah penelitian. Pengambilan sampel diambil berdasarkan pada jumlah persebaran penggunaan lahan yang diketahui dari jumlah poligon berdasarkan pengolahan melalui ArcGIS yang ada di daerah penelitian, jumlah sampel yang diambil adalah 26 buah atau 20% dari jumlah populasi dengan perincian pada tabel 3.2 sebagai berikut : Tabel 3.2. Sampel Uji Ketelitian Citra Ikonos Google Earth

No. Bentuk Penggunaan Lahan Persebaran Jumlah Sampel

1. Permukiman 51 10

2. Industri 33 6

3. Bangunan Non Industri 22 4

4. Lahan Pertanian 25 6

Jumlah 131 26

Sumber : Observasi lapangan b. Sampel Industri

Sampel yang diambil untuk mewakili populasi industri besar di Kecamatan Ceper adalah jumlah industri yang muncul pada kurun waktu tahun 2009-2017. Pada tahun 2009 jumlah industri besar yang berada di Kecamatan Ceper berjumlah 21 industri, sedangkan industri besar pada tahun 2017 berjumlah 33 industri. Sehingga ada 12 industri besar yang muncul pada kurun waktu tersebut yang akan dijadikan sampel industri. Data penyerapan tenaga kerja dapat diperoleh dari responden, yaitu HRD atau karyawan yang mengetahui mengenai penyerpan tenaga kerja pada industri tersebut.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian diperlukan data yang obyektif untuk menentukan apakah penelitian tersebut berhasil atau tidak. Untuk itu peneliti harus memperhatikan teknik pengumpulan data yang dipakai sebagai alat pengumpul data. Teknik pengumpul data adalah cara-cara operasional yang ditempuh dalam perolehan data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

(6)

commit to user 1. Observasi Lapangan

Observasi lapangan merupakan usaha yang digunakan untuk memperoleh informasi tambahan apa yang didengar, dilihat pada saat di lapangan. Hasil observasi menjadi data pendukung dalam pengumpulan data.

Ada beberapa tujuan dilakukannya observasi lapangan, berikut penjelasanya : a. Untuk mengetahui kondisi penggunaan lahan Kecamatan Ceper.

b. Untuk melakukan validasi persebaran industri besar sesuai hasil triangulasi data industri besar di Kecamatan Ceper.

c. Untuk melakukan validasi atau uji ketelitian interpretasi terhadap citra ikonos yang digunakan dalam interpretasi perubahan penggunaan lahan tahun 2017 di Kecamatan Ceper.

2. Dokumentasi

Analisis dokumen adalah suatu penyelidikan dari kumpulan-kumpulan bahan-bahan yang ditulis untuk menemukan fakta dari suatu usaha. Jadi dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data dengan menganalisis dokumen atau arsip dan benda-benda tertulis lainnya :

a. Citra Ikonos wilayah Kecamatan Klaten Kabupaten Klaten tahun 2009 dan tahun 2017 Skala 1 : 50.000 dari Google Earth untuk mengetahui penggunaan lahan Kecamatan Ceper tahun 2009 dan tahun 2017 .

b. Peta Rupa Bumi Kecamatan Ceper Lembar 1408-332 Ceper diperoleh dari Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk mengetahui batas administratif Kecamatan Ceper.

c. Data jumlah industri besar Kecamatan Ceper tahun 2009 dan tahun 2017 dari Dinas Perinnaker Kabupaten Klaten untuk mengetahui persebaran industri besar Kecamatan Ceper tahun 2009 dan tahun 2017.

d. Data angkatan kerja Kecamatan Ceper Tahun 2017 diperoleh dari BPS Kabupaten Klaten untuk pengolahan data tingkat kesempatan kerja Kecamatan Ceper pada industri besar.

(7)

commit to user 3. Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh keterangan atau informasi yang dibutuhkan dalam rangka pengumpulan data. Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara lisan kepada narasumber.

Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara berstruktur sehingga daftar pertanyaan disusun terlebih dahulu agar informasi yang dibutuhkan dapat terkumpul secara lengkap, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk jawaban narasumber diluar pilihan-pilihan jawaban yang ada karena wawancara yang ada lebih kearah wawancara semi terbuka dan tertutup.

Dalam wawancara ini, peneliti menetapkan beberapa responden sebagai sampel dari populasi industri besar untuk mendapatkan data penyerapan tenaga kerja pada pertambahan industri besar di Kecamatan Ceper. Narasumber yang dipilih adalah HRD perusahaan atau karyawan yang dapat ditanyai mengenai informasi penyerapan tenaga kerja.

F. Teknik Uji Validitas Data

Validitas data atau kesahihan data merupakan kebenaran data dari kancah penelitian. Agar data yang diperoleh benar-benar valid, maka pemeriksaan keabsahan data menggunakan menggunakan uji ketelitian. Uji ketelitian sangat penting untuk dilaksanakan oleh para peneliti penginderaan jauh atau peneliti lainnya menggunakan penginderaan jauh sebagai sarananya. Ketelitian data hasil interpretasi sangat penting untuk diketahui sebelum peneliti melangkah lebih jauh dengan analisis dengan berdasarkan analisis data tersebut. Dalam penelitian ini uji ketelitian data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Uji Validitas Data Penggunaan Lahan

Data penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Ceper ini diperoleh dari interpretasi citra ikonos Kecamatan Ceper dan observasi lapangan (fieldcheck). Tujuan diadakannya observasi lapangan (fieldcheck) untuk menguji ketelitian dari hasil interpretasi citra ikonos yang digunakan untuk

(8)

commit to user

mengidentifikasi penggunaan lahan di Kecamatan Ceper. Tabel berikut akan menyajikan salah satu cara uji ketelitian, cara ini dapat digunakan pada analisis digital maupun cara manual, untuk analisis manual pixel dapat diganti dengan petak persegi atau dengan luas tiap kelas (Short dalam Sutanto, 1986:117).

Tabel 3.3. Kontingensi Uji Ketelitian

Karakteristik Uji Lapangan Total

Interpretasi

Total Kesalahan

(A) (B) (C) (D)

Interpretasi

A’ A’A A’B A’C A’D ∑ A ∑ A-A’A

B’ B’A B’B B’C B’D ∑ B ∑ B-B’B

C’ C’A C’B C’C C’D ∑ C ∑ C-C’C

D’ D’A D’B D’C D’D ∑ D ∑ D-D’D

Total Lapangan ∑ A ∑ B ∑ C ∑ D ∑ Sampel ∑ Salah

% Benar A’A / ∑ A B’B / ∑ B C’C / ∑ C D’D / ∑ D Rerata % benar

% Komisi ∑ A − A′A

∑ A

∑B − B′B

∑ B

∑C − C′C

∑ C

∑D − D′D

∑ D Rerata % komisi

Sumber : Short dalam Sutanto (1986:117)

Keterangan :

A, B, C, D = Kelas obyek di lapangan A’, B’, C’, D’, = Kelas obyek hasil interpretasi

A’A = Kelas obyek A yang diinterpretasi A’

A’B = Kelas obyek B yang diinterpretasi A’

B’A = Kelas obyek A yang diinterpretasi B’

1. % Ketelitian kelas A = 𝐴′𝐴

∑ A

2. % Komisi Kelas A = ∑A−A′A

∑ A

Ketelitian dapat diterima apabila rerata persen (%) ketelitian melebihi atau sama dengan 80 %. Dalam menentukan sampel yang digunakan untuk melakukan uji ketelitian citra digunakan 26 sampel yang merupakan 20%

dari jumlah populasi penggunaan lahan yang di wilayah penelitian. Dimana 26 sampel titik tersebut ditetapkan sebagai sampel dalam uji ketelitian citra ikonos ini. Setelah diinterpretasi kenampakannya melalui citra ikonos, hasil

(9)

commit to user

interpretasi 26 sampel tersebut diuji kebenaranya dengan cara observasi lapangan atau fieldcheck. Hasil dari interpretasi dan fieldcheck tersebut kemudian ditabulasikan kedalam tabel uji ketelitian seperti diatas untuk kemudian dihitung rerata ketelitian dan komisinya. Komisi merupakan tingkat kesalahan waktu mengintepretasi dilapangan.

G. Teknik Analisis Data

Moleong (2001) mendifinisikan analisis data merupakan proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam kelompok pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Jadi analisis data diperoleh dengan cara mengorganisasikan, mengurutkan dan mengklasifikasikan data ke dalam kelompok tertentu.

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih sederahana untuk dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini sering kali digunakan statistik, salah satu fungsi statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan mudah dipahami (Singarimbun. 1995). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis Perkembangan Industri terhadap Perubahan Penggunaan Lahan

Untuk mengetahui perkembangan industri terhadap perubahan penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Ceper, maka dilakukan beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Interpretasi Citra Ikonos untuk Industri

Interpretasi citra dilakukan untuk mengidentifikasi industri yang ada di Kecamatan Ceper tahun 2009 dan tahun 2017. Adapun penggunaan lahan industri yang diidentifikasi adalah penggunaan lahan industri pada kategori industri besar berdasarkan data yang diperoleh dari data jumlah industri besar Kecamatan Ceper tahun 2009 dan tahun 2017.

(10)

commit to user

Dalam melakukan interpretasi citra, diperlukan kunci interpretasi agar proses interpretasi berlangsung lebih mudah serta lebih valid. Berikut adalah kunci interpretasi citra yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3.4. Kunci Interpretasi Citra Industri Besar

Objek Unsur Interpretasi Citra

Warna Bentuk Ukuran Tekstur Pola Bayangan Situs Asosiasi Industri

Besar

Putih Persegi Panjang

Besar Sedang Teratur Ada Terletak di dekat

jalan

Jalan

Sumber : Hasil Analisis Data

b. Pemetaan Pertambahan Industri

Setelah dilakukan interpretasi citra mengenai industri besar yang ada di Kecamatan Ceper. Data industri besar yang ada diperoleh melalui interpretasi citra ikonos dari Google Earth pada tahun 2009 dan tahun 2017. Dari kedua data yang sudah diperoleh, dilakukan overlay. Overlay merupakan tumpang susun suatu data grafis dengan menggabungkan antara dua atau lebih data grafis untuk diperoleh data grafis baru yang memilki satauan pemetaan. Hasil dari overlay berupa peta pertambahan industri besar Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten tahun 2009 – 2017.

Skala yang digunakan dalam peta hasil adalah 1 : 30.000. Dengan menggunakan skala tersebut, maka dapat ditentukan ukuran minimum unit pemetaan menurut Sutanto(1990:149) dengan rumus sebagai berikut:

Ukuran Minimum Unit Pemetaan = ( Penyebut Skala x 2,5 )2 mm2 Dengan skala 1 : 30.000 maka diperoleh satuan pemetaan minimal sebesar 5.625 m2 atau 0,56 ha. Apabila dalam peta hasil terdapat poligon industri besar yang memiliki luas kurang dari 0,56 ha maka dilakukan proses generalisasi sehingga poligon tersebut dihilangkan.

(11)

commit to user

c. Interpretasi Citra Ikonos untuk Penggunaan Lahan

Interpretasi citra dilakukan untuk mengidentifikasi penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Ceper tahun 2009 dan tahun 2017. Adapun penggunan lahan yang diidentifikasi berupa lahan pertanian, permukiman, industri, dan bangunan industri di Kecamatan Ceper tahun 2009 dan tahun 2017. Dalam melakukan interpretasi citra, diperlukan kunci interpretasi agar proses interpretasi berlangsung lebih mudah serta lebih valid. Berikut adalah kunci interpretasi citra yang digunakan dalam penelitian ini:

(12)

commit to user Tabel 3.5. Kunci Interpretasi Citra Penggunaan Lahan

Sumber: Hasil Analisis Data

Objek Unsur Interpretasi Citra

Warna Bentuk Ukuran Tekstur Pola Bayangan Situs Asosiasi Perumahan

(Permukiman)

Cokelat Kekuningan

Persegi, Persegi Panjang

Berbeda- beda

Kasar Tidak Teratur

Ada Terletak di tepi jalan

Jalan komplek Industri Putih Persegi

Panjang

Besar Sedang Tidak

Teratur

Ada Terletak dekat jalan

Jalan Bangunan Non

Industri

Putih Persegi Panjang

Sedang Sedang Tidak

Teratur

Ada Terletak dekat jalan

Jalan Lahan

Pertanian

Hijau (bila ditanami) Coklat (bila

tidak ditanami)

Persegi Besar Halus Teratur Tidak ada Terletak di dekat jalan

atau permukiman

Pematang

45

(13)

commit to user d. Uji Ketelitian Interpretasi Citra Ikonos

Untuk mengetahui ketelitian citra ikonos yang digunakan dalam identifikasi penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Ceper pada tahun 2009 dan tahun 2017. Dilakukan uji ketelitian interpretasi citra ikonos.

Uji interpretasi citra dilakukan dengan membandingkan objek yang terdapat pada citra dengan objek yang terdapat dilapangan digunakan pada penggunaan lahan tahun 2017, sedangkan untuk penggunaan lahan tahun 2017 membandingkan objek objek yang terdapat pada citra dengan hasil wawancara mengenai penggunaan lahan pada tahun 2009. Uji interpretasi citra ini dilakukan dengan bantuan tabel omisi dan komisi seperti yang dijelaskan pada uji validitas data. Ketelitian dapat diterima apabila rerata persen (%) ketelitian melebihi atau sama dengan 80 %.

Lahan yang diinterpretasi pada penelitian ini adalah penggunaan lahan perumahan (permukiman), industri, bangunan non industri, dan pertanaian. Lahan perumahan (permukiman) mengarah pada lahan dengan bangunan berupa tempat tinggal, baik mengelompok atau menyebar. Selanjutnya lahan industri yang ada mengarah pada industri besar yang ada di daerah penelitian. Kemudian bangunan non industri mengarah pada bangunan beruapa gudang penyimpanan, atau bangunan bekas industri yang sudah tidak beroperasi. Terkahir penggunaan lahan pertanian yang mengarah pada sawah irigasi dengan pengairan teknis.

e. Pemetaan Perubahan Penggunaan Lahan

Setelah dilakukan interpretasi citra mengenai penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Ceper. Data penggunaan yang ada diperoleh melalui interpretasi citra ikonos dari Google Earth pada tahun 2009 dan tahun 2017. Dari kedua data yang sudah diperoleh dilakukan overlay.

Hasil dari overlay berupa peta perubahan penggunaan lahan wilayah Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten tahun 2009 – 2017.

(14)

commit to user

Skala yang digunakan dalam peta hasil adalah 1 : 30.000. Dengan menggunakan skala tersebut, maka dapat ditentukan ukuran minimum unit pemetaan menurut Sutanto, 1990:149 dengan rumus sebagai berikut:

Ukuran Minimum Unit Pemetaan = ( Penyebut Skala x 2,5 )2 mm2 Dengan skala 1 : 30.000 maka diperoleh satuan pemetaan minimal sebesar 5.625 m2 atau 0,56 ha. Apabila dalam peta kerja terdapat poligon ruang terbuka hijau yang memiliki luas kurang dari 0,56 ha maka dilakukan proses generalisasi sehingga poligon tersebut digabungkan dengan poligon yang lebih besar.

f. Pengaruh Perkembangan Industri terhadap Perubahan Penggunaan Lahan Didapatkan dua peta dari analisis yang sudah dilakukan, yaitu peta pertambahan industri wilayah Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten tahun 2009 – 2017 dan peta perubahan penggunaan lahan wilayah Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten tahun 2009 – 2017. Dari kedua peta yang sudah diperoleh dilakukan overlay. Hasil dari overlay berupa peta pengaruh perkembangan industri terhadap perubahan penggunaan lahan wilayah Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten tahun 2009 – 2017. Peta tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif secara mendetail sesuai dengan unit analisis yang sudah ditentukan. Analisis yang ada akan membahas pertambahan industri besar yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Ceper. Pertambahan industri besar berpengaruh pada pengurangan luas lahan pertanaian dan bangunan non industri sehingga dibutuhkan analisis lebih lanjut.

2. Analisis Perkembangan Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Untuk mengetahui perkembangan industri terhadap penyerapan tenaga kerja yang ada di Kecamatan Ceper maka maka dilakukan beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Perkembangan Industri Besar Kecamatan Ceper Tahun 2009-2017

(15)

commit to user

Data jumlah industri besar Kecamatan Ceper pada tahun 2009 sampai tahun 2017 mengalami pertambahan jumlah industri besar. Pada pertambahan industri besar mengalami penyerapan tenaga kerja. Data penyerapan tenaga kerja pada pertambahan industri besar dapat diketahui melalui hasil wawancara mengenai penyerapan tenaga kerja pada HRD atau karyawan industri besar terkait. Data yang diperoleh akan ditampilkan pada tabel.

b. Pengaruh Perkembangan Industri Besar Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Kecamatan Ceper

Perkembangan Industri di Kecamatan Ceper memunculkan industri besar baru berjumlah 12 industri yang muncul dalam kurun waktu tahun 2009 sampai 2017. Munculnya industri besar yang ada menyerap tenaga kerja penduduk di Kecamatan Ceper dan sekitarnya. Data penyerapan tenaga kerja pada pertambahan industri besar yang ditampilkan pada tabel akan menampilkan penyerapan tenaga kerja berdasarkan tempat tinggal tenaga kerja yang terserap menjadi tenaga kerja lokal (penduduk Kecamatan Ceper) dan tenaga kerja non lokal (penduduk luar Kecamatan Ceper), dari data yang ada akan ditampilkan juga dalam presentase untuk mengetahui perbandingan tenaga kerja yang terserap pada industri besar di Kecamatan Ceper. Dari penyerapan tenaga kerja lokal akan diketahui mengenai tingkat penyerapan tenaga kerja industri besar berdasarkan lokasi penduduk tiap desa yang ada di Kecamatan Ceper.

c. Tingkat Kesempatan Kerja Industri Besar Kecamatan Ceper

Pada data tenaga kerja lokal dapat dianalisis kembali dengan data angkatan kerja Kecamatan Ceper untuk mengetahui tingkat kesempatan kerja. Menurut BPS, untuk mengetahui tingkat kesempatan kerja dapat diperoleh dari rumus berikut :

Tingkat Kesempatan Kerja = 𝐁𝐞𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚

𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐫𝐣𝐚 x 100%

(16)

commit to user

Bekerja dalam penelitian ini diartikan sebagai pekerja yang ada di industri besar Kecamatan Ceper. Sedangkan angakatan kerja merupakan penduduk usia kerja (15-64 tahun) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. pengangguran yang dimaksud merupakan pengangguran terbuka yang merupakan salah satu jenis pengangguran dimana tenaga kerja benar-benar tidak memiliki pekerjaan atau tenaga kerja tidak bekerja sama sekali. Dari rumus tersebut maka akan diketahui tingkat kesempatan kerja pada industri besar di Kecamatan Ceper. Hasil perhitungan tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif.

H. Prosedur Penelitian 1. Studi Awal

Tahap ini merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian di lapangan yang meliputi studi pustaka (mempelajari literatur, laporan, majalah, dan brosur yang berhubungan dengan perkembangan industri yang berpengaruh pada perubahan penggunaan dan penyerapan tenaga kerja di wilayah Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten.

2. Tahap Penyusunan Proposal

Penyusunan proposal merupakan tahap awal dari penelitian. Dalam proposal ini dikemukakan secara garis besar rencana dan permasalahan yang akan diteliti, sehingga terdapat batas yang jelas di dalam melakukan penelitian. Pada proposal penelitian berisi pendahuluan, kajian pustaka, dan metode penelitian.

3. Penyusunan Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen penelitian merupakan tahap berikutnya dalam melakukan penelitian. Salah satu instrumen penelitian yang digunakan adalah membuat pedoman wawancara untuk penyerapan tenaga kerja yang ada di Kecamatan Ceper. Berikutnya membuat catatan lapangan tentang perubahan penggunaan lahan tahun 2017 pada wilayah Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten, sedangakan untuk data penggunaan lahan tahun 2009 dilakukan wawancara untuk mengetahui penggunaan lahan lampau.

(17)

commit to user 4. Tahap Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulkan data dengan cara melakukan interpretasi citra untuk data penggunaan lahan tahun 2009, sedangakan untuk penggunaan lahan tahun 2017 pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung ke lapangan dibantu dengan data sekunder berupa penggunaan lahan tahun 2017 dari citra ikonos. Sedangakan untuk data penyerapan tenaga kerja dapat diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan kepada HRD perusaahaan atau karyawan pada industri besar di Kecamatan Ceper.

5. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini data dan informasi yang telah terkumpul baik dari pengumpulan data di lapangan, maupun data pendukung lainnya disusun ataupun diorganisir, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis yang telah ditentukan sebelumnya secara cermat dan teliti untuk mendapatkan hasil penelitian.

6. Tahap Penulisan Laporan

Penulisan laporan penelitian merupakan tahap akhir dari prosedur-prosedur sebelumnya. Tahap ini merupakan tahap penulisan hasil penelitian secara keseluruhan yang disusun secara sistematis mulai dari bab 1 hingga bab 5 yang berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan dan dikonsultasikan.

Tahapan yang paling akhir dari penulisan laporan penelitian yaitu penyusunan laporan penelitian berupa hardcopy dan softcopy sebagai output kegiatan penelitian secara nyata.

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan Tahunan Aktiviti/Program IPGM/IPG Tahun 2017 Jabatan/Unit: Perpustakaan Sultanah Haminah. Tarikh Program/Aktiviti Utama

Akumulasi dari latar belakang dan konsep-konsep yang dikemukakan sebelumnya menjadi dasar peneliti untuk membedah narasi dalam laporan utama majalah Tempo

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan dua kelompok informan yakni anggota SH Terate dan SH Winongo yang terlibat dalam kasus konflik

karena itu perlu disediakan”media”pembelajaran”untuk siswa“yang lebih”inovatif dan”menarik”sebagai variasi dan penunjang dimana”media pembelajaran ini akan

Perkembangbiakan makhluk hidup dapat terjadi secara kawin (seksual) dan tak kawin (aseksual), ciri makhluk hidup yang berkembangbiak secara aseksual adalah..... Melibatkan 2

Faktor lain yang mempengaruhi intensi berwirausaha yaitu need for achievement, yang mana seorang wirausahawan harus memiliki keinginan yang kuat dalam suatu bisnis

Dibuku mengenai Gorontalo Moderen yang ditulis oleh Basri Amin mengemukakan tentang arsitektur Kolonial Belanda yang mengungkapkan bahwa selain itu, diluar lokasi Kota,