• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Tanggung Jawab Hukum

1.1.1. Pengertian Tanggung Jawab dan Tanggung Jawab Hukum

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tanggung jawab adalah kewajiban menanggung segala sesuatunya bila terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan. Dalam kamus hukum, tanggung jawab adalah suatu keharusan bagi seseorang untuk melaksanakan apa yang telah diwajibkan kepadanya.1

Secara etimologis, tanggung jawab hukum atau liability seringkali dipertukarkan dengan responsibility. Dalam Black Law Dictionary menyatakan bahwa terminologi liability memiliki makna yang luas. Pengertian legal liability adalah a liability which courts recognizw and enforce as between parties.2

Liability merupakan istilah hukum yang meluas yang menunjuk hampir semua

karakter resiko atau tanggung jawab, yang pasti yang bergantung atau yang mungkin meliputi semua karakter hak dan kewajiban secara aktual dan potensial seperti kerugian, ancaman, kejahatan, biaya atau kondisi yang menciptakan tugas untuk melaksanakan undang-undang dengan segera atau pada masa yang akan datang.

1 Andi Hamzah, 2005, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, Bogor, h. 26.

2Soekidjo Notoatmojo, Etika dan Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, h. 55.

(2)

Responsibility berarti hal yang dapat dipertanggungjawabkan atas kewajiban, dan

termasuk putusan, ketrampilan, kemampuan dan kecakapan meliputi juga kewajiban bertanggungjawab atas undang-undang yang dilaksanakan. Dalam pengertian dan penggunaan praktis, istilah liability menunjuk pada pertanggung jawaban hukum, sedangkan responsibility menunjuk pada pertanggung jawaban politik.3

Konsep tanggug jawab hukum beruubungan dengan konsep kewajiban hukum, bahwa seseorang bertanggung jawab secara hukum atas perbuatan tertentu atau bahwa dia memikul tanggung jawab hukum berarti bahwa dia bertanggung jawab atas suatu sanksi bila perbuatannya bertentangan4 Tanggung jawab hukum dapat dibedakan atas pertanggungjawaban individu dan pertanggungjawaban kolektif. Pertanggungjawaban individu adalah tanggung jawab seseorang atas pelanggaran yang dilakukannya sendiri, sedangkan pertanggungjawaban kolektif adalah tanggung jawab seorang individu atas suatu pelanggaran yang dilakukan oleh orang lain.5

Konsep pertanggungjawaban hukum pada dasarnya terkait, namun tidak identik dengan konsep kewajiban hukum. Seorang individu secara hukum diwajibkan untuk berperilaku dengan cara tertentu, jika perilakunya yang sebaliknya merupakan syarat diberlakukan tindakan paksa. Namun tindakan paksa ini tidak mesti dituukan teradap individu yang diwajibkan “pelaku pelanggaran” namun dapat ditujukan kepada individu lain yang terkait dengan individu yang pertama dengan cara yang ditetapkan

3Ridwan H.R, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta, 2002, h. 249-250.

4Titik Triwulan dan Shinta, Perlindungan Hukum Bagi Pasien, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2010, h. 48.

5Ibid.

(3)

oleh tatanan hukum. Individu yang dikenai sanksi dikatakan “bertanggung jawab” atau secara hukum bertanggung jawab atas pelanggaran.6

1.1.2. Prinsip-prinsip Tanggung Jawab Hukum Perdata

Dalam hukum perdata, tanggung jawab merupakan tanggung jawab seseorang terhadap perbuatan yang melawan hukum. Perbuatan melawan hukum memiliki ruang lingkup yang lebih luas dibandingkan dengan perbuatan pidana. Perbuatan melawan hukum tidak hanya mencakup perbuatan yang bertentangan dengan undang-undang pidana saja, akan tetapi jika perbuatan tersebut bertentangan dengan undang-undang lainnya dan bahkan dengan ketentuan-ketentuan hukum yang tidak tertulis. Ketentuan perundang-undangan dari perbuatan melawan hukum bertujuan untuk melindungi dan memberikan ganti rugi kepada pihak yang dirugikan.7

Perbuatan melawan hukum tidak hanya bertentangan dengan undang-undang, tetapi juga berbuat atau tidak berbuat yang melanggar hak orang lain bertentangan dengan kesusilaan maupun sifat berhati-hati, kepantasan dan kepatutan dalam lalu lintas masyarakat. Perbuatan melawan hukum juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan dari prinsip-prinsip hukum yang bertujuan untuk mengontrol atau mengatur prilaku berbahaya, untuk memberikan tanggung jawab atas suatu kerugian yang terbit dari interaksi sosial, dan untuk menyediakan ganti rugi terhadap korban dengan suatu

6Hans Kelsen, Teori Hukum Murni, Nusamedia, Bandung, 2008, h. 136.

7 Komariah, Edisi Revisi Hukum Perdata, Universitas Muhammadiyah Malang, 2001, h. 12.

(4)

gugatan yang tepat. Perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) diatur dalam Pasal 1365 s/d Pasal 1380 KUH Perdata.

Secara umum, prinsip-prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Prinsip bertanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan (liability based on fault) Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan adalah prinsip yang cukup umum berlaku dalam hukum pidana dan perdata. Dalam KUHPer, khususnya pasal 1365, 1366, dan 1367, prinsip ini dipegang secara teguh. Prinsip ini menyatakan, seseorang baru dapat dimintakan pertanggung jawabannya secara hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukannya.8 Dalam pasal 1365 KUHPer yang lazim dikenal sebagai pasal tentang perbuatan melawan hukum, mengharuskan terpenuhnya empat unsur pokok, yaitu:

a. Adanya perbuatan;

b. Adanya unsur kesalahan;

c. Adanya kerugian yang diterima;

d. Adanya hubungan kausalitas antara kesalahan dan kerugian.

b. Prinsip Praduga untuk Selalu Bertanggung Jawab (presumption of liability) Prinsip ini meyatakan, tergugat selalu dianggap bertanggung jawab, sampai ia membutikan ia tidak berselah. Jadi beban pembuktian ada ada si tergugat.9 Dalam

8 Shidarta, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, PT Grasindo, Jakarta, h. 59.

9Ibid., hal. 61.

(5)

prinsip ini tampak beban pembuktian terbalik, dimana dasar pemikiran dari teori ini, pembalikan beban pembuktian adalah seseorang dianggap bersalah, sampai yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa ia tidak bersalah. Berdasarkan asas ini, beban pembuktian ada pada tergugat. Berkaitan dengan prinsip ini pelaku usaha dapat membebaskan diri dari tanggung jawab, kalau ia dapat membuktikan bahwa:

i. Kerugian ditimbulkan oleh hal-hal diluar kekuasaannya.

ii. Pelaku usaha sudah mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghindari timbulnya kerugian.

iii. Kerugian yang timbul bukan karena alasannya.

iv. Kesalahannya atau kelalain yang dilakukan oleh pelaku usaha.

c. Prinsip Praduga untuk Tidak Selalu Bertanggung Jawab (presumption of nonliability)

Prinsip ini adalah kebalikan dari prinsip kedua. Prinsip ini untuk tidak selalu bertanggung jawab hanya dikenal dalam lingkup transaksi konsumen yang sangat terbatas, dan pembatasan demikian biasanya secara common sense dapat dibenarkan.10 Contoh dalam penerapan prinsip ini adalah hukum pengangkutan, kehilngan atau kerusakan pada bagasi kabin atau bagasi tangan yang biasanya dibawa dan diawasi oleh si penumpang (konsumen) adalah tanggung jawab dari penumpang. Dalam hal ini, pengangkut (pelaku usaha) tidak dapat dimintai pertanggungjawaban.

10Ibid.

(6)

d. Prinsip Tanggung Jawab Mutlak (strict liability)

Prinsip tanggung jawab mutlak sering diidentikan dengan prinsip tanggung jawab absolut (absolute liability). Kendati demikian ada pula para ahli yang membedakan kedua terminologi diatas. Strict liability adalah prinip tanggung jawab yang menetapkan kesalahan tidak sebagai faktor yang menentukan. Namun, ada pengecualian-pengecualian yang memungkinkan untuk dibebaskan dari tanggung jawab, misalnya keadaan force majeur. Sebaliknya, absolute liability adalah prinsip tanggung jawab tanpa kesalahan dan tidak ada pengecualian.11

e. Prinsip Tanggung Jawab dengan Pembatasan (limitation of liability principle) Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan sangat disenangi oleh pelaku usaha untuk mencantumkan sebagai klasula eksonerasi dalam perjanjian standar yang dibuatnya. Dalam perjanjian cuci cetak film, misalnya ditentukan bila film yang ingin dicuci/dicetak itu hilang atau rusak, maka si konsumen hanya dibatasi ganti kerugiannya sebesar sepuluh kali harga satu rol film baru.12

Di dalam hukum perdata, pada dasarnya bentuk sanksi hukummnya berupa kewajiban untuk memenuhi prestasi. Pertanggungjawaban di hukum perdata

11Ibid., h. 63.

12Ibid., h. 65

(7)

merupakan pertanggungjawabaan hukum yang didasari oleh adanya hubungan keperdataan para pihak.

1.2. Tinjauan Mengenai Pasar Modal 1.2.1. Pengertian Pasar Modal

Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.13 Pasar modal merupakan terjemahan dari istilah capital market. Istilah pasar modal dapat berarti tempat dengan suatu sistem yang mengatur mengenai tata cara memenuhi kebutuhan dana bagi suatu perusahaan. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai suatu tempat dimana orang-orang melakukan kegiatan jual beli atas efek.14

Pasar modal juga merupakan sumber dana eksternal, pasar modal mempunyai pengertian yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan, tetapi kepentingannya untuk saling mengisi, yakni calon pemodal di satu pihak dan emiten yang membutuhkan dana di pihak lain, atau dengan kata lain, pasar modal adalah tempat (dalam artian abstrak) bertemunya penawaran dan dan permintaan dana jangka menenga dan panjang.15

13Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

14Nor Hadi. 2013. Acuan Teoritis dan Prakts Investasi di Instrumen Keuangan Pasar Modal.

Yogyakarta: Graha Ilmu., h. 181.

15Adrian Sutedi, Op.Cit., h. 3

(8)

Bertemunya pihak yang memerlukan modal jangka panjang dengan pihak yang bersedia menawarkan modal tersebut disebabkan karena di satu pihak, banyak perusahaan yang memerlukan dana jangka panjang dalam jumlah yang besar dan di pihak lain, banyak anggota masyarakat mempunyai dana menganggur, meskipun dalam jumlah yang tidak besar. Untuk dapat memanfaatkan dana-dana tersebut, perusahaan menawarkan surat-surat berharga dalam bentuk saham dan obligasi melalui pasar modal.16

Menurut Munir Fuady, definisi pasar modal ialah suatu pasar dan dana-dana jangka panjang, baik utang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana-dana jangka panjang yang merupakan utang biasanya berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang biasanya berbentuk saham.17 Sedangkan menurut I Nyoma Tjager, pasar modal, di samping sebagai sumber pembiayaan dunia usaha, juga merupakan wahana investasi bagi mayarakat pemodal sehingga melalui pasar modal, potensi dan kreasi masyarakat dapat dikerahkan dan dikembangkan menjadi suatu kekuatan yang nyata bagi peningkatan kemakmuran rakyat untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.18

Berkaitan dengan objek yang diperdagangkan, pasar modal sering diartikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang, yakni instrumen keuangan dengan usia jatuh tempo lebih dari satu tahun. Selain pengertian itu, pasar

16Ibid., h. 4.

17Munir Fuady, Op.Cit., h. 8.

18I Nyoman Tjeger, Pokok-Pokok Materi Undang-Undang Pasar Modal, Universitas Udayana, Bali, 1997, h. 1.

(9)

modal juga sering diartikan sebagai tempat transaksi pihak yang membutuhkan dana (perusahaan) dengan pihak yang kelebihan dana (pemodal/investor).19

1.2.2. Penawaran Umum

Perusahaan (emiten) yang memerlukan dana dari pasar modal harus melalui proses penawaran umum atau lebih populer dengan istilah Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO) saham atau disebut juga sebagai go public dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk pertama kalinya suatu saham perusahaan ditawarkan atau dijual kepada publik atau masyarakat. Selain saham, istilah Penawaran Umum Perdana (IPO) juga dapat dikaitkan dengan penawaran / penjualan obligasi perusahaan kepada publik.20

Penawaran umum merupakan cara untuk meningkatkan publisitas atas perusahaan. Hal ini bukan saja karena sebelum penawaran umum emiten harus mengiklankan diri dengan mengeluarkan prospektus, dan melakukan road show untuk menjual efeknya. Tetapi juga karena sebuah perusahaan yang melakukan penawaran umum akan terus terpublikasi, baik dengan adanya quotation secara terus menerus atas harga efek perusahaan di bursa, tetapi juga karena perusahaan publik akan lebih mendapatkan porsi pemberitaan di media massa dibandingkan perusahaan-perusahaan yang belum melakukan penawaran umum.21

19Bambang Susilo D, 2009, Pasar Modal Mekanisme Perdagangan Saham, Analisis Sekuritas dan strategi Investasi di Bursa Efek Indonesia, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, Hlm. 16

20Hamud M. Balfaz, 2012, Hukum Pasar Modal di Indonesia, Jakarta: PT Tata Nusa, h. 36

21Ibid., h. 21.

(10)

Fungsinya yang penting sebagai kegiatan untuk pengumpulan dana masyarakat bagi kegiatan produktif, maka masyarakat sebagai sarana penawaran umum harus diberikan gambaran yang jelas mengenai apa yang ditawarkan dalam penawaran umum tersebut. Masyarakat harus mendapatkan perlindungan dari kemungkinan terjadinya penipuan yang mungkin dapat disebabkan oleh penawaran umum tersebut.22

Perusahaan (emiten) yang memerlukan dana dari pasar modal harus melalui proses penawaran umum atau lebih populer dengan istilah Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO) saham atau disebut juga sebagai go public dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk pertama kalinya suatu saham perusahaan ditawarkan atau dijual kepada publik atau masyarakat.23 Adapun penawaran umum menurut Pasal 1 angka 15 UUPM adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.

Menurut Balfas, istilah penawaran hukum tidak lain adalah istilah hukum yang ditujukan bagi kegiatan suatu emiten untuk memasarkan, menawarkan, dan akhirnya menjual efek-efek yang diterbitkannya kepada masyarakat luas. Dengan demikian penawaran umum tidak lain adalah kegiatan emiten untuk menjual efek yang dikeluarkannya kepada masyarakat, yang diharapkan akan membeli dan dengan demikian memberikan pemasukan dana kepada emiten baik untuk mengembangkan

22Ibid., h. 24.

23Ibid., h. 10.

(11)

usahanya, membayar utang atau kegiatan lainnya yang diinginkan oleh emiten tersebut.24

Go Public (initial public offering) adalah kegiatan penjualan saham(sekuritas)

perusahaan terhadap publik (masyarakat luas) untuk yangpertama kali (di pasar primer). Pola transaksi di pasar primer sistemnyaadalah pesanan dan penjatahan yang dilakukan oleh Underwriter.

Proses go public, secara sederhana dikatakan sebagai kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksananya. Oleh karena itu, penawaran umum merupakan sebuah aktivitas dari sebuah perusahaan, setidaknya ada tahapan-tahapan yang mesti dikerjakan oleh perusahaan yang akan melakukan penawaran umum ini. Terlebih lagi penawaran umum tersebut mencakup penjualan saham di pasar perdana, penjatahan saham danpencatatan di Bursa Efek.25

Penawaran umum merupakan cara untuk meningkatkan publisitas atas perusahaan. Hal ini bukan saja karena sebelum penawaran umum emiten harus mengiklankan diri dengan mengeluarkan prospektus, dan melakukan road show untuk menjual efeknya. Tetapi juga karena sebuah perusahaan yang melakukan penawaran umum akan terus terpublikasi, baik dengan adanya quotation secara terus menerus atas harga efek perusahaan di bursa, tetapi juga karena perusahaan publik akan lebih

24 Ridwan Khairandy, Op.Cit., h. 115.

25

(12)

mendapatkan porsi pemberitaan di media massa dibandingkan perusahaan-perusahaan yang belum melakukan penawaran umum.26

Fungsinya yang penting sebagai kegiatan untuk pengumpulan dana masyarakat bagi kegiatan produktif, maka masyarakat sebagai sarana penawaran umum harus diberikan gambaran yang jelas mengenai apa yang ditawarkan dalam penawaran umum tersebut. Masyarakat harus mendapatkan perlindungan dari kemungkinan terjadinya penipuan yang mungkin dapat disebabkan oleh penawaran umum tersebut.

Tahapan dalam proses go public terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1.2.2.1. Sebelum emisi

Tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yangberkaitan dengan proses go public. Tahapan atau periode sebelum emisiini dapat dirinci lagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:

1. Intern Perusahaan Emiten

a. Direksi atau manajemen perusahaan membuat perencanaanmengenai kemungkinan pencarian sumber pembiayaanperusahaan melalui proses penawaran umu. Direksi harusmengambil putusan instrumen pasar modal apa yang harusdigunakan. Jika yang dipilih adalah instrumen penyertaan,maka emiten akan melakukan emisi saham, dan jika yangdipilih adalah instrumen utang, maka akan dilakukan emisiobligasi.

26 Hamud M. Balfas. Op.Cit., h. 2.

(13)

b. Rencana penawaran umum atau go public yang direncanakandireksi tersebut harus disetujui oleh para pemegang sahammelalui forum RUPS. Di dalam RUPS ini disahkanperubahan anggaran dasar PT yang akan melakukanpenawaran umum itu. Perubahan anggaran dasar PT tersebutantara lain berkaitan dengan besar modal perseroan. Pasal 1angka 22 UUPM menentukan, bahwa modal disetorPerusahaan Publik sekurang- kurangnya Rp300.000.000.000,00 (tiga ratus milyar rupiah).

c. Setelah rencana penawaran umum itu disetujui RUPS, direksi akan mencari dan menunjuk Penjamin Emisi (Underwriter), Profesi Penunjang dan Lembaga Penunjang.

d. Mempersiapkan kelengkapan dokumen emisi.

e. Konfirmasi sebagai agen penjual oleh penjamin emisi.

f. Membuat kontrak pendahuluan dengan bursa efek.

g. Melakukan public expose.

h. Melakukan penandatanganan perjanjian-perjanjian.

i. Khusus untuk penawaran obligasi atau efek lainnya yangbersifat utang, terlebih dahulu harus memperoleh peringkat(rating) dari lembaga pemeringkat efek.

2. Proses Intern Otoritas Jasa Keuangan

a. Emiten menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada OJK

Dengan adanya proses pernyataan pendaftaran diharapkan dapat diberikan informasi yang cukup dan akurat mengenai fakta material perusahaan dan

(14)

segala surat berharga yang akan dijual. Ketentuan umum pengajuan pernyataan pendaftaran antara lain:

(i) Pernyataan pendaftaran serta semua dokumen pendukungnya harus diajukan kepada OJK secara lengkap,walaupun informasi tertentu seperti harga penawaran dantanggal efektif belum dapat ditentukan pada saatpenyampaian Pernyataan Pendaftaran.

(ii) Pengajuan pernyataan Pendaftaran tersebut wajibdilakukan oleh Emiten atau Perusahaan Publik.

(iii) Emiten atau perusahaan publik bertanggungjawabsepenuhnya atas ketetelitian atau kecukupan semuaketerangan yang ada di dalam pernyataan pendaftaran sertasemua dokumen lainnya yang diajukan kepada OJK. Apabilaketentuan mengenai keterbukaan dalam peraturan atauformulir tidak relevan bagi emiten, perusahaan publik ataupenawaran umum tertentu, maka hal tersebut tidak perludiungkapkan dalam pernyataan pendaftaran.

(iv) Disamping keterangan dan dokumen secara khususwajib disertakan dalam Pernyatan Pendaftaran, pihak yangmengajukan pernyataan pendaftaran harus pulamenyerahkan informasi material lainnya yang diperlukanuntuk memastikan bahwa para pemodal telah memperolehinformasi yang cukup tentang keadaan keuangan dankegiatan usaha emiten atau perusahaan publik tersebut danbahwa pengungkapan yang diwajibkan tersebut tidakmenyesatkan.

(15)

Pernyataan pendaftaran untuk penawaran umum tersebutsekurang- kurangnya mencakup:

(i) Surat pengantar pernyataan pendaftaran.

(ii) Prospektus.

(iii) Prospektus Ringkas yang akan digunakan dalamPenawaran Umum;

(iv) Prospektus Awal yang akan digunakan dalam rangkapenawaran awal; dan (v) Dokumen lain yang diwajibkan sebagai bagian daripernyataan

pendaftaran, yaituRencana jadwal Penawaran Umum, Contoh surat efek, Laporan Keuangan yang telah diaudit akuntan, Surat dari akuntan (comfort letter) sehubungan dengan perubahan keadaan keuangan emiten yangterjadi

setelah tanggal laporan keuangan yangdiaudit akuntan, Surat pernyataan dari emiten di bidang akuntasi, Keterangan lebih lanjut tentang prakiraan dan/ atauproyeksi, jika dicantumkan dalam prospektus, Laporan pemeriksaan hukum (legal audit) danpendapat dari segi hukum (legal opinion).

1.2.2.2. Saat Emisi

a. Masa Pengumuman dan Pendistribusian Prospektus Setelah pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh OJK, emiten melalui penjamin emisi atau sindikat penjamin emisi efek dan agen penjual mengumumkan prospektus ringkas kepada masyarakatmelalui surat kabar. Penjamin emisi dan agen

(16)

penjual juga menyediakan dan menyebarluaskan prospektus lengkap (final) kepada pemodal.

b. Masa Penawaran

Sindikasi penjamin emisi efek dan agen penjual melakukan penawaran kepada para pemodal atau investor, baik investor perorangan maupun lembaga. Dalam masa penawaran ini investor atau pemodal memesan efek dengan cara mengisi formulirpemesanan yang telah disediakan penjamin emisi atau agen penjual.

c. Masa Penjatahan

Penjatahan terhadap efek yang ditawarkan perlu dilaksanakan jika efek yang diminta pemodal jauh melebihi efek yang ditawarkan emiten. Hal ini berarti ada kemungkinan pihak pemodal yang telah memesan tidak memperoleh sejumlah efek yang dipesan. Dengan sebutan lain, jumlah yang diterima pemodal lebih kecil dari saham yang diminta atau dipesan.

d. Sebagai kelanjutan dari masa Penjatahan dimana tidak semua pesanan dapat dipenuhi, maka masa pengembalian dana jugamerupakan masa yang penting dan dalam banyak hal sering menjadiperhatian para pemodal.Pemodal sangat berkepentingan terhadap pengembalian dana ini,karena dana yang tidak terpakai sebagai akibat tidak terpenuhisemua pesanan, dibayar kembali oleh penjamin emisi.

(17)

e. Masa Penyerahan Efek

Efek yang telah dipesan dan telah memperoleh kepastian untuk dipenuhi harus diserahkan penjamin emisi kepada pemodal melalui agen penjual.

1.2.2.3.Saat Sesudah Emisi

Setelah emiten mencatatkan Efeknya di Bursa dan transaksi jual beli Efek di Bursa Efek terus berjalan, emiten berkewajiban melakukan pelaporan secara rutin maupun laporan lain jika ada kejadian penting kepada OJK dan Bursa Efek tempat efek diperdagangkan. Kewajiban pelaporan ini merupakan pelaksanaan keterbukaan informasi (disclosure information) dari emiten yang disampaikan kepada OJK dan Bursa untuk dipublikasikan kepada investor.

Kegiatan pasar modal yang berkaitan dengan penawaran umum berlangsung di pasar perdana atau pasar primer. Pasar perdana merupakan pasar dalam masa penawaran efek dan perusahaan penjual efek (emiten) kepada masyarakat untuk pertama kalinya. 27 Selama proses penawaran umum di pasar primer, disinilah para calon investor melakukan pemesanan akan saham (efek) yang ditawarkan oleh emiten kepada penjamin emisi melalui agen penjual.28

Manfaat perusahaan melakukan penawaran umum (go public):29

27 Adrian Sutedi, Op.Cit., h. 21.

28Ibid.

29 Tjitono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal Indonesia Pendekatan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta, 2001, h.43.

(18)

1. Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus;

2. Proses relatif mudah;

3. Pembagian dividen berdasarkan keuntungan;

4. Penyertaan masyarakat biasanya tidak masuk dalam manajemen;

5. Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme;

6. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki saham perusahaan, sehingga dapat mengurang kesenjangan sosial;

7. Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat (go public merupakan media promosi) secara gratis;

8. Memberikan kesempatan bagi koperasi dan karyawan perusahaan untuk membeli saham.

Selain memiliki manfaat, penawaran umum juga memiliki kelemahan, yaitu:

1. Adanya tambahan biaya untuk mendaftarkan efek pada penawaran umum.

2. Meningkatkan pengeluaran dan pemaparan potensi kewajiban berkenaan dengan registrasi dan laporan berkala.

3. Hilangnya kontrol terhadap persoalan manajemen, karena terjadi dilusi kpemilikan saham.

4. Keharusan untuk mengumumkan besarnya pendapatan perusahaan dan pembagian dividen.

5. Efek yang diterbitkan mungkin saja tidak terserap oleh masyarakat sesuai dengan perhitungan perusahaan

1.3. Prospektus

1.3.1. Definisi Prospektus

Salah satu dokumen yang sangat penting sehubungan dengan prinsip keterbukaan ini adalah “prospektus” di mana keterbukaan yang harus dipatuhi oleh

(19)

perusahaan yang akan melakukan penawaran umum, untuk pertama kalinya dituangkan dalam prospektus sebagai dokumen perkenalan kepada masyarakat khususnya kepada calon investor yang akan menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

Melalui prospektus ini, perusahaan dapat terbuka dan jujur kepada masyarakat mengenai informasi-informasi penting atau disebut dengan faktor material yang berkaitan dengan perusahaan.

Prospektus adalah dokumen resmi yang dikeluarkan emiten dalam rangka menjual surat berharga atau efek kepada masyarakat. Seperti diketahui, transaksi surat berharga bukanlah transaksi riil, seperti halnya transaksi barang konvesional, dimana pembeli atau penjual dapat melihat kondisi barang yagn ditransaksikan secara nyata.

Transaksi surat berharga adalah transaksi abstrak. Jika pembeli atau penjual ingin mengetahui kualitas barang yang ditransaksikan, dalam hal ini efek, satu-satunya sumber informasi yang bisa diperoleh adalah prospektus. Oleh karena itu spenajang investor tidak memiliki kecakapan membaca prospektus, maka investor tidak akan bisa mengetahui kualitas efek yang dibeli atau dijualnya.30

Disisi lain, bagi emiten, prospektus mempunyai arti sebagai iklan, guna menggoda investor agar membeli efek yang dijual. Karena itu prospektus akan dibuat semenarik mungkin, baik desain dan mutu bahan percetakannya, maupun substansi isi informasi yagn ingin disampaikan kepada investor. Satu hal yang harus diketahui oleh investor, meskipun prospektus tampak sangat menarik, tidak ada yang menjamin kebenaran isi prospektus tersebut. Karena itulah OJK selalu dan perlu menyatakan

30Sawidji Widoatmodjo, Op.cit., h. 61.

(20)

dalam prospektus yang dikeluarkan oleh emiten bahwa OJK tidak menjamin kebenaran isi prospektus, semuanya diserahkan kepada pendapat investor. Oleh karena itu,kemampuan membaca dan memahami isi prospektus sangatlah penting.31

Prospektus tidak lain merupakan dokumen penawaran efek yang disarikan dari dan mewakili dokumen-dokumen yang menyertai suatu pernyataan pendafataran.

Dengan prospektus ini investor tidak harus meneliti semau dokumen yang disampaikan dalam rangka pernyataan pendafaran kepada Bapepam.32

Prospektus mempunyai dua fungsi yang kelihatan bertentangan, yaitu sebagai dokumen penawaran dan juga untuk memberikan gambaran kepada masyarakat tentang penjualan saham. Pada waktu yang sama, prospektus juga menyediakan informasi yang lengkap bagi investor mengenai faktor risiko yagn dihadapi perusahaan dan menyediakan informasi terbuka mengenai semua hal yang relevan untuk memberikan perlindungan terhadap pertanggungjawaban manajemen bila terdapat hal-hal yang material yang disembunyikan ataupun hal-hal yang menyesatkan.33

Pasal 1 angka 26 UUPM menyatakan bahwa yang disebut dengan prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan tujuan agar Pihak lain membeli efek.

31Ibid, h .62.

32Hamud M Balfas, Op.cit., h.52.

33Asril Sitompul, Penawaran Umum dan Permasalahannya,(Bandung:Citra Aditya Bakti,1996), h.64.

(21)

1.3.2. Jenis Prospektus

Secara umum prospektus ada dua, yaitu :

1. Prospektus Awal adalah dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam Prospektus yang disampaikan kepada OJK sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai nilai nominal, jumlah dan harga penawaran Efek, penjaminan emisi Efek, tingkat suku bunga obligasi, atau hal lain yang berhubungan dengan persyaratan penawaran yang belum dapat ditentukan. 34

2. Prospektus ringkas ini digunakan dalam rangka penawaran umum kepada publik. Prospektus ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif. Fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian awal Prospektus.

Urutan penyampaian fakta pada Prospektus ditentukan oleh relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu, bukan urutan sebagaimana dinyatakan pada peraturan ini. Prospektus ringkas ini sekurang-kurangnya harus mencakup informasi tentang prakiraan tanggal efektif, prakiraan masa penawaran, prakiraan tanggal pengembalian uang pemesanan, prakiraan tanggal penyerahan surat efek, prakiraan tanggal penjatahan, prakiraan tanggal pencatatan yang direncanakan, prakiraan tanggal pencatatan yang direncanakan, nama lengkap, alamat, logo (jika ada), nomor

34Pasal 1 angka 2 POJK No.8/POJK.04/2017.

(22)

telepon/telex/faksimili dan nomor kotak pos (tidak saja kantor pusat tetapi juga pabrik serta kantor perwakilan), kegiatan usaha utama dari Emiten, nama Bursa efek (jika ada) di mana efek tersebut akan dicatatkan; jenis dari penawaran, termasuk uraian mengenai sifat, kisaran jumlah dan uraian singkat tentang efek yang ditawarkan serta nilai nominal dan kisaran harga; prakiraan nama lengkap dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek (jika ada), serta beberapa persyaratan tehnis yang secara detail dapat dilihat pada peraturan termaksud.

3. Prospektus lengkap, dapat dikatakan bahwa prospektus ini merupakan prospektus asli, yang artinya, bahwa di dalam prospektus lengkap inilah terdappat semua informasi-informasi yang akan dituangkan secara mendetail, yaitu semua informasi tentang perusahaan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi investor untuk berinvestasi. Prospektus tersebut berisi tentang latar belakang, kondisi perusahaan baik kondisi keuangan, status hukum dan kekayaan yang dimiliki, resiko yang dihadapi, serta rencana-rencana perusahaan di masa yang akan datang. Prospektus lengkap ini dikeluarkan setelah didahului dengan prospektus ringkas. Prospektus final ini dipublikasikan setelah Pernyataan Pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh Bapepam.

Pada dasarnya prospektus memuat apa yang dinamakan undang-undang sebagai Informasi atau Fakta Material. Hal ini sebagai mana dapat ditemui dalam pasal pasal 2 ayat 1 POJK ini yang menyatakan baik prospektus maupun prospektus ringkas wajib memuat rincian Informasi atau Fakta Material mengenai Penawaran Umum dan

(23)

informasi dan/atau keterangan yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh Emiten.

Menurut Penulis, kata “rincian” dalam pasal tersebut menunjukkan bahwa isi dari prospektus adalah infromasi atau fakta material. Informasi atau fakta material rumusannya dapat ditemui dalam pasal 1 angka 12 POJK ini yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Informasi atau Fakta Material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan/atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau Pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.

Dalam menyusun sebuah propektus ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Beberapa hal penting tersebut dituangkan dalam Pasal 2 POJK No. 08/POJK sebagai berikut:

1. Wajib memuat rincian Informasi atau Fakta Material mengenai Penawaran Umum dan informasi dan/atau keterangan yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh Emiten.

2. Dilarang memuat keterangan yang tidak benar tentang fakta material atau tidak memuat keterangan yang benar tentang fakta material yang diperlukan agar Prospektus tersebut tidak memberikan gambaran yang menyesatkan.

3. Harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif.

4. Penyajian dan penyampaian informasi penting dalam tidak dikaburkan dengan informasi yang kurang penting yang mengakibatkan informasi penting tersebut terlepas dari perhatian pembaca.

(24)

5. Fakta dan pertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian awal Prospektus dan Prospektus Ringkas.

6. Pengungkapan Informasi atau Fakta Material dan/atau penggunaan foto, diagram, dan/atau tabel dilarang memberikan gambaran yang menyesatkan.

7. Pengungkapan atas Informasi atau Fakta Material harus dilakukan secara jelas dengan penekanan yang sesuai dengan bidang usaha atau sektor industrinya sehingga Prospektus tidak menyesatkan.

Lebih lanjut ditegaskan dalam Pasal 3 bahwa dalam penyusunan prospektus dan prospektus ringkas, Emiten dapat melakukan penyesuaian atas pengungkapan Informasi atau Fakta Material tidak terbatas hanya pada Informasi atau Fakta Material yang telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini. Ini berarti bahwa jika ada informasi lain yang berkaitan dengan prospektus tetap harus diungkapkan oleh Emiten.

Prospektus merupakan dokumen yang akan disebarluaskan kepada masyarakat, yang dijadikan sebagai alat untuk menarik minat para investor, dan yang juga akan dijadikan bahan pertimbangan oleh calon investor dalam menanamkan modalnya, oleh karena itu suatu prospektus harus memenuhi syarat yang paling utama, yaitu syarat kebenaran, yang artinya bahwa perusahaan, di mana prospektus tersebut harus memuat informasi/keterangan yang benar tentang suatu perusahaan dan tidak terdapat unsur penipuan, kepalsuan, dan cacat hukum.35

Kebenaran mengenai segala fakta materil yang terdapat dalam prospektus bertujuan agar masyarakat investor terhindar dari segala bentuk manipulasi atau penipuan pasar yang hanya menguntungkan pihak tertentu. Selain syarat yang telah ditentukan di atas, terdapat juga rincian dari keterangan yang harus dimuat dalam setiap prospektus.36 Keterangan yang harus dimuat dalam sebuah prospektus ini berkaitan dengan bagian-bagian yang terdapat dalam prospektus itu sendiri.

35 Hamud M. Balfas , op.cit., 55-57

36Ibid.

(25)

Dalam sebuah prospektus, paling sedikit memuat memuat informasi pada bagian kulit muka prospektus, daftar isi, ringkasan prospektus, penawaran umum, penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum, pernyataan utang, ikhtisar data keuangan penting, analisis dan pembahasan oleh manajemen, faktor risiko, kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan publik, keterangan tentang emiten, kegiatan usaha, serta kecenderungan dan prospek usaha, ekuitas, kebijakan dividen, perpajakan, penjaminan emisi Efek, lembaga dan profesi penunjang Pasar Modal serta pihak lain, ketentuan penting dalam anggaran dasar dan ketentuan penting lainnya terkait pemegang saham, tata cara pemesanan Efek bersifat ekuitas, penyebarluasan Prospektus dan formulir pemesanan pembelian Efek bersifat ekuitas, pendapat dari segi hokum, laporan keuangan dan laporan Penilai dan laporan tenaga ahli (jika ada).

Apabila prospektus tidak memenuhi unsur-unsur keterbukaan informasi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka penulis dapat katakan bahwa prospektus itu menyesatkan. Akibat prospektus menyesatkan tersebut, investor akan mengambil keputusan investasi yang tidak tepat yang dapat menimbulkan kerugian bagi investor itu sendiri. Prospektus yang menyesatkan dapat menimbulkan kerugian bagi investor.

Kerugian ini yang dialami oleh investor akan memunculkan tanggung jawab bagi setiap pihak yang terlibat dalam penyusunan prospektus tersebut sebagaiamana dimaksud dalam pasal 80 dan 81 UUPM.

1.4. Profesi Penunjang Pasar Modal

Untuk memastikan terselenggaranya kegiatan pasar modal yang efektif dan efisien, peranan profesi penunjang pasar modal sangat dibutuhkan. Tanggung jawab utama dari PPPM adalah membantu emiten dalam proses go public dan memenuhi persyaratan mengenai keterbukaan (disclosure) yang sifatnya terus menerus. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya PPPM perlu memiliki pengetahuan yang

(26)

memadai mengenai Undang Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya serta ikut bertanggung jawab terhadap kepatuhan dan ketaatan emiten yang menjadi nasabah mereka untuk selalu mengikuti ketentuan di bidang pasar modal. Pendapat dan/atau penilaian profesi penunjang pasar modal sangat penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasinya, oleh karena itu kegiatan profesi penunjang pasar modal perlu diawasi dengan mewajibkannya mendaftar di Bapepam. Jadi untuk dapat melakukan kegiatan di pasar modal mereka wajib terlebih dahulu terdaftar di OJK.

Dalam melaksanakan tugasnya, profesi penunjang wajib memberikan pendapat atau penilaian yang independen masksudnya dilakukan secara profesional dan bebas dari pengaruh pihak yang memberikan tugas dan menggunakan jasa profesi penunjang tersebut atau afiliasinya, sehinga pendapat atau penilaian yang diberikan obyektif dan wajar.

Profesi Penunjang Pasar Modal adalah lembaga profesi yang karena fungsinya dapat memberikan pemeriksaan, penilaian, atau nasihat-nasihat kepada para pelaku pasar modal. Untuk dapat melakukan kegiatan di bidang pasar modal, profesi penunjang pasar modal wajib terdaftar lebih dahulu di OJK.37 Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, setiap profesi penunjang pasar modal wajib menaati kode etik dan standar profesi yang ditetapkan oleh asosiasi profesi masing-masing sepanjang tidak bertentangan dengan UU Pasar Modal dan/atau peraturan pelaksanaannya.38 Selain itu, ditegaskan pula bahwa dalam melakukan kegiatan usaha di bidang pasar modal, profesi penunjang pasar modal wajib memberikan pendapat atau penilaian yang independen.39

Tanggung jawab utama dari Profesi Penunjang Pasar Modal adalah membantu emiten dalam proses go public dan memenuhi persyaratan mengenai keterbukaan (disclosure) yang sifatnya terus-menerus. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, PPPM perlu memiliki pengetahuan yang memadai mengenai UUPM dan peraturan pelaksananya serta ikut bertanggung jawab terhadap kepatuhan dan ketaatan emiten yang menjadi nasabah mereka untuk selalu mengikuti ketentuan di bidang pasar

37 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Op.Cit., Pasal 64 ayat (2).

38Ibid, Pasal 64.

39 Ibid, Pasal 67.

(27)

modal. Selain itu, secara aktif PPPM memberikan nasihat dan masukan terhadap perkembangan-perkembangan terbaru terutama atas adanya regulasi yang baru dengan tetap memegang independensi profesi dan integritas yang tinggi.40

Sehubungan dengan keterbukaan, Profesi Penunjang Pasar Modal harus mengembangkan keahlian untuk membantu emiten dalam mempersiapkan prospektus dan laporan-laporan yang diwajibkan. Di samping menyampaikan semua informasi yang material, juga menyampaikan informasi itu secara jelas, sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat. Penekanan mengenai keterbukaan harus diberikan pada hal-hal yang sangat relevan dan menjadi perhatian analis efek dan pemodal.41

Mengenai siapa saja yang dimaksud dengan pasar modal, pasal 64 UUPM menyatakan:

(1) Profesi Penunjang Pasar Modal terdiri dari:

a. Akuntan;

b. Konsultan Hukum;

c. Penilai;

d. Notaris; dan

e. Profesi lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

(2). Untuk dapat melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal, Profesi Penunjang Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam (OJK).

Masing-masing penjelasan profesi penunjang adalah sebagai berikut:

2.3.1. Akuntan Publik

Akuntan publik adalah pihak yang memiliki kewenangan melakukan pemeriksaan atas keuangan emiten guna memberikan pendapat atas laporan keuangan yang dipublikasikan oleh emiten. Pengertian akuntan menurut penjelasan UUPM

40Ibid.

41 M. Irsan Nasarudin, Op.,Cipt., h.155.

(28)

No.8/1995 Pasal 64 ayat 1a. Akuntan adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dan terdaftar di OJK.

Akuntan yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal wajib terlebih dahulu terdaftar di OJK serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Adapun peran akuntan publik antara lain:

1. Berperan dalam menentukan apakah sebuah perusahaan layak go public atau tidak, sebab pendapat akuntan publik akan dianggap sebagai informasi, sebagai bahan pertimbangan.

2. Dalam perjalanan berikutnya, akuntan publik akan selalu menjadi nara sumber bagi kebenaran-kebenaran laporan keuangan yang diterbitkan oleh emiten dalam periode tertentu (misalnya laporan triwulanan atau laporan tahunan).

Ada empat macam pendapat akuntan publik yaitu sebagai berikut :

1. Unqualified Opinion (wajar tanpa syarat). Pendapat ini diberikan apabila laporan keuangan telah disusun berdasarkan prinsip prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) tanpa suatu catatan atau kekurangan.

2. Qualified Opinion.(pendapat kualifikasi). Atas laporan keuangan yangdiperiksanya, akuntan publik memberikan pendapat yang wajar, dengan kualifikasi atas penyajian laporan keuangan tersebut karena tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia.

3. Adverse Opinion (pendapat tidak setuju). Dalam hal ini akuntan publik tidak setuju atas penyusunan laporan keuangan tersebut.

4. Dislimer of Opinion(menolak memberikan pendapat). Dalam hal ini akuntan publik menolah memberikan pendapat atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksanya. Hal ini terjadi karena akuntan publik tidak mempunyai cukup bukti yang dapat dipergunakan untuk memberikan pendapatnya secara profesional seperti yang dipersyaratkan oleh Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA).

(29)

2.3.2. Notaris

Notaris adalah pihak yang berwenang membuat akta otentik mengenai perjanjian dan pernyataan yang dibuat oleh pelaku pasar modal, terutama emiten dalam rangka go public.Secar sederhana, notaris adalah pencatat semua perjanjian dan pernyataan yang dibuat emiten.9Notaris yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal wajib terlebih dahulu terdaftar di OJK dan memenuhi persyaratan. Dengan demikian, dalam emisi saham, notaris berperan dalam membuat akta perubahan anggaran dasar emiten dan apabila diinginkan oleh para pihak, notaris juga berperan dalam pembuatan perjanjian penjaminan emisi efek, perjanjian antar penjamin emisi efek, dan perjanjian agen penjual. Sedangkan dalam emisi obligasi, notaris berperan dalam pembuatan perjanjian perwaliamanatan dan perjanjian penanggungan.

Hubungan emiten dengan notaris, adalah notaris mempunyai tanggung jawab atas semua perjanjian yang dibuat emiten dengan semua pihak yang berkaitan dengan go public. Dengan demikian, emiten juga sangat bergantung pada keberadaan notaris ini pada saat akan melakukan emisi.

2.3.3. Konsultan Hukum

Menurut Pasal 1 angka 1 POJK No.66/POJK.04/2017 Konsultan Hukum adalah ahli hukum yang memberikan pendapat hukum kepada pihak lain yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.”Kemudian pada penjelasan umum ditambahkan lagi mengenai konsultan hukum pasar modal, yakni Konsultan Hukum yang melakukan kegiatan di pasar modal wajib memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Konsultan Hukum yang berlaku di Otoritas Jasa Keuangan.

Konsultan Hukum adalah pihak yang memberikan dan mendatangani pendapat hukum mengenai emisi efek yang dilakukan emiten. Konsultan hukum sebagai pihak independen yang dipercaya karena keahlian dan integritasnya untuk memberikan pendapat hukum (legal opinion) secara independen mengenai emisi dan emiten atau

(30)

pihak lain yang terkait dengan kegiatan pasar modal. Untuk itu, konsultan hukum harus melakukan pemeriksaan dari segi hukum (legal audit) yang diperlukan penjamin pelaksana emisi terkait.

Seorang konsultan hukum pasar modal memiliki kewajiban yang harus dilakukannya dalam melakukan kegiatan di bidang pasar modal, yaitu sebagaimana yang tertulis dalam Pasal 66 dan 67 UUPM:

Pasal 66

Setiap Profesi Penunjang Pasar Modal wajib menaati kode etik dan standar profesi yang ditetapkan oleh asosiasi profesi masing-masing sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya.

Pasal 67

Dalam melakukan kegiatan usaha di bidang Pasar Modal, Profesi Penunjang Pasar Modal wajib memberikan pendapat atau penilaian yang independen.

Konsultan hukum yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal merupakan salah satu profesi di bidang hukum yang berada di dalam satu naungan organisasi yang disebut Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal yang selanjutnya disingkat HKHPM.

Di dalam alinea kedua dan ketiga penjelasan umum POJK dijelaskan bahwa Konsultan Hukum memiliki peran yang penting dalam kegiatan di pasar modal, di antaranya apabila perusahaan akan melakukan penawaran umum atau aksi korporasi (coorporate action) yang dilakukan oleh emiten atau perusahaan publik. Peran Konsultan Hukum tersebut berupa pelaksanaan pemeriksaan hukum (legal audit) dan pemberian pendapat hukum (legal opinion).

Hal-hal yang perlu mendapat penelitian dan pernyataan konsultan hukum sekurang-kurangnya meliputi sebagai berikut:

a. Akta Pendirian/anggaran dasar perusahaan beserta perubahan-perubahan.

Penelitian lebih ditekankan pada keabsahan akta tersebut baik material maupun formal.

(31)

b. Penyetoran modal oleh pemegang saham sebelum go public. Konsultan hukum akan meneliti kebenaran telah disetornya modal perusahaan seperti telah tertulis dalam anggaran dasar.

c. Pemilikan izin usaha. Konsultan hukum akan meneliti apakah perusahaan telah memiliki izin usaha yang sah dan perusahaan beroperasi sesuai dengan izin usaha yang diperolehnya.

d. Status kepemilikan atas aktiva perusahaan terutama harta tetap, perlu diketahui status kepemilikannya. Apakah milik perusahaan, disewa atau nama pihak lain.

e. Perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh perusahaan dengan pihak ketiga.Perjanjian-perjanjian tersebut perlu dipastikan apakah pembuatannya sah dan mengikat secara hukum.

f. Gugatan atau tuntutan. Apakah perusahaan dan/atau direksi perusahaan sedang dalam suatu perkara atau tidak. Apabila ada, dijelaskan pula perkara yang dihadapinya itu. Hal-hal yang demikian merupakan informasi bagi calon pemodal dan menjadi salah satu yang dipertimbangkan dalam mengambil keputusan untuk menjadi pemodal bagi perusahaan yang menawarkan sahamnya.

Aspek keterbukaan emiten dari segi hukum oleh konsultan hukum diungkapkan dalam suatu laporan pemeriksaan hukum dan laporan pendapat hukum, sebagai suatu hasil kerja yang profesional, sesuai standar profesi yang berlaku. Konsultan hukum harus mampu menentukan mana informasi yang perlu diungkapkan berdasarkan prinsip keterbukaan dan mana informasi yang harus dirahasiakan semata-mata karena prinsip rahasia jabatan yang harus dipegang.

2.3.4. Perusahaan Penilai

Jasa perusahaan penilai diperlukan untuk menentukan nilai wajar atas aset-aset berwujud perusahaan dengan menggunakan pengukuran secara obyektif dengan

(32)

metode yang telah disepakati. Perusahaan penilai berperan penting dalam penawaran umum karena umumnya perusahaan ingin tampil “cantik” melalui nilai aktiva perusahaan yang besar (seperti tanah dan bangunan, pabrik dan mesin-mesin serta aset- aset berwujud lainnya). Di sisi lain investor menginginkan suatu penilaian yang obyektif atas aset-aset perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Pekerjaan melaut didominasi oleh laki-laki, walaupun perempuan (isteri) sering turut namun hanya dianggap sebagai ‘pendamping’. Sedangkan kegiatan pasca panen dan kegiatan

1) Menentukan pembelajaran, yang diberikan oleh guru masing- masing kelas. Materi pelajaran disusun berdasarkan buku KTSP dan buku LKS sesuai dengan yang

Selain itu, pengalaman (pengetahuan) dalam kegiatan usaha tani yang sudah lama akan berbeda dengan petani yang masih tergolong pemula, demikian pula dengan tingkat adopsinya. Dari

LPPM Akademi kebidanan Pamenang dalam mengelola berdasarkan pada 8 (delapan) standar yang ditetapkan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada

Demikian pula halnya dengan ketentuan Pasal 20 ayat (1) UUHT yang menyatakan bahwa apabila debitur cidera janji maka kreditur pemegang Hak Tanggungan berhak untuk menjual

Tema atau Topik cerita yang ingin diangkat oleh Habib Luthfi dalam pesan komunikasi dakwah di Konferensi Internasional pertama yaitu, tentang bela negara yang

Bagi guru SMA Negeri 7 Surakarta dapat menjadikan sebagai bahan informasi tentang hubungan antara persepsi pola asuh demokratis orangtua dengan komunikasi

mesin pengasap sistem pulsa jet berfungsi untuk menghasilkan dan menyemburkan asap, dioperasikan dengan cara dijinjing yang terdiri dari: tangki formulasi berisi solar