• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Konsep Arsitektur Minimalis pada Rancangan Dinas Kesehatan dan PMI Kota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penerapan Konsep Arsitektur Minimalis pada Rancangan Dinas Kesehatan dan PMI Kota Bandung"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Konsep Arsitektur Minimalis pada Rancangan Dinas Kesehatan dan PMI Kota Bandung

Budi Ahmad Hadiat

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung Email: budihadiat18@gmail.com

ABSTRAK

Bertambahnya jumlah pekerja dan akan masuknya bangunan PMI ke area kantor dinas kesehatan membuat luas bangunan tidak cukup untuk menampung kegiatan didalamnya, kedua fungsi tersebut juga memiliki karakter yang berbeda, Dinas kesehatan sebagai bangunan gedung negara, dan PMI sebagai bangunan pelayanan publik. Redesign kantor dinas kesehatan dengan penerapan konsep Arsitektur Minimalis menjadi salahsatu solusi untuk menyelelsaikan masalah tersebut, Redesign kantor dinas kesehatan dilaksanakan dengan penambahan fungsi PMI dalam massa bangunan yang berbeda. Konsep minimalis dengan pendekatan efisiensi dan penggunaan material diterapkan pada setiap elemen perancangannya. Pendekatan efisiensi dan penggunaan material pada kedua bangunan bisa dilihat dari bentuk-bentuk geometri sederhana sebagai upaya untuk memaksimalkan penggunaan ruang, eliminasi pada ornament, dan warna bangunan yang monochrome merupakan karakter dari arsitektur minimalis tentu dengan beberapa penyesuaian dengan lokasi site yang berada di iklim tropis. Olahan ruang luar dan ruang dalam seperti sirkulasi, olahan landscape dan interior dibuat sederhana, efektif dan efisien. Penerapan konsep arsitektur minimalis dengan tema efisiensi dan penggunaan material, diselaraskan dengan permasalahan yang ada dan kebiasaan perkantoran modern yang minimalis, praktis dan efektif.

Kata kunci: arsitektur minimalis, dinas kesehatan, efisiensi , penggunaan material, PMI, redesign.

ABSTRACT

The increase in the number of workers and the entry of PMI buildings into the office health service makes the building area enough to accommodate the activities in it, both functions also have different characters, the Health Service as a government building, and PMI as a public service building. The redesign of the health office office by applying the concept of Minimalist Architecture is one of the solutions to resolve this problem. The minimalist concept with the approach of efficiency and material election is applied to every element of design. Efficiency and material use approaches in both buildings can be seen from simple geometric shapes in an effort to maximize the use of space, elimination of ornamentation, and monochrome building colors which are the characters of minimalist architecture with certain adjustments to the location of sites in tropical climates.

Processed outdoor and interior spaces such as circulation, processed landscape and interior are made simple, effective and efficient. The application of the concept of minimalist architecture with the theme of efficiency and materials election, harmonized with existing problems and habits of modern offices that are minimalist, practical and effective.

Keywords: minimalist architecture,health service,efficiency material election, PMI, redesign.

(2)

1. PENDAHULUAN

Bangunan Gedung Negara adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas yang menjadi/akan menjadi kekayaan milik negara seperti: gedung kantor, gedung sekolah, gedung rumah sakit, gudang, dan rumah negara [1]. Dinas kesehatan kota bandung memiliki jumlah pegawai yang cukup banyak dan masuknya fungsi bangunan PMI ke dalam area dinas kesehatan, sehingga membutuhkan sebuah lingkungan perkantoran yang memadai aktifitas didalamnya. Maka dapat disimpulkan bahwa dinas kesehatan Kota Bandung memerlukan sebuah upaya redesign untuk menunjang kebutuhan dalam fungsinya. Adanya fungsi bangunan PMI yang masuk ke area Dinas Kesehatan membuat pengolahan dan peletakan massa direncanakan dengan baik termasuk akses sirkulasi kedua pada bangunan. Jalan Citarum merupakan lokasi dimana bangunan Dinas kesehatan akan didesain, merupakan daerah yang dekat dengan kantor pemerintahan, area komersil, dan pemukiman, tentu menjadi potensi kemudahan aksesibilitas untuk sebuah fungsi perkantoran.

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN

2.1 Deskripsi Proyek

Lokasi site berada di Jl. Citarum No.34, Cihapit, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat

. Berada di wilayah dengan intensitas penduduk yang cukup padat, sebagai jalan utama di daerah tersebut. Kondisi eksisting wilayah yang akan dibangun merupakan area pemukiman, perkantoran, pendidikan dan area perniagaan. Lokasi proyek dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Lokasi Dinas Kesehatan dan PMI Kota Bandung (Sumber : https://www.google.com/maps, telah diolah kembali)

Berikut ini merupakan data proyek yang akan dibangun.

Nama Proyek : Redesign Kantor Dinas Kesehatan danPMI Kota Bandung Sifat Proyek : Fiktif

Owner : Pemerintah

Sumber Dana : Pemerintah

Lokasi : Jl. Citarum No.34, Cihapit, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung Luas Lahan : 11.082 m²

Jenis Bangunan : Gedung Perkantoran Negara

KDB : 40% (berdasarkan peraturan daerah Kota Bandung 2011) : 40% x 11.082 m²

== 4432.8 m²

KLB : 1,6 x 11.082 m² = 17,731.2 m²

Keterangan:

(3)

KDH minimum : 25% (berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung tahun 2011) : 25% x (11.082 – 4432.8) = 0,5 x 6649.2 = 3324.6 m²

GSB : GSB Minimum = ½ x 8 m = 4m

Batas Utara tapak adalah Masjid Pusdai, batas Selatan adalah Rumah Alas Daun, batas Timur adalah Jalan Supratman, dan batas Barat adalah Jalan Citarum. Dapat dilihat pada Gambar 1.

2.2 Tema Perancangan

Penerapan Konsep Arsitektur Minimalis mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain yang memperhatikan hubungan antara fungsi bangunan Negara dan bangunan pelayanan publik.

Pendekatan desain arsitektur yang diterapkan pada bangunan ini adalah efisiensi dan penggunaan material. Pemanfaatan lahan yang efisien sebagai penyelesaian masalah kepadatan pengguna bangunan dan penggunaan material yang sesuai dengan karakteristik arsitektur minimalis, seperti penguunaan material yang monochrome, eliminasi pada ornamen-ornamen,dan penggunaan material fabrikasi agar mempermudah dalam pekerjaan pembangunan [2].

Efesiensi dan penggunaan material dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Gambar 2. Irisan pemilihan tema

Gambar 3. Tema rancangan arsitektur minimalis Efisiensi Lahan

(4)

3. HASIL RANCANGAN

3.1 Konsep Gubahan Massa

Konsep gubahan massa pada bangunan ini berawal dari pencarian posisi pada site yang akan digunakan dengan efisien maka muncul lah lahan dengan bentuk geometri persegi sebagai wadah kedua bangunan.

Gubahan massa yang dibuat disesuaikan dengan analisis tapak yang telah dibuat sebelumnya serta dikaitkan dengan tema yang dipilih Dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.

Gambar 4. Konsep gubahan massa

Gambar 5. Konsep gubahan massa

(5)

3.2 Zonasi Tapak

Zonasi tapak terdiri dari empat bagian besar yaitu zona publik, zona privat, zona semi publik, zona servis, dan sisa lahan merupakan area penghijauan.

seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Zonasi pada tapak

Pada area belakang ditempatkan alat alat utilitas seperti genset, gardu site, tempat sampah site, selain terdapat bangunan utilitas dibagian belakang juga terdapat bangunan penunjang yaitu masjid dan kantin, dll. Area publik pada bangunan PMI adalah resepsionis dan tempat donor, dan pada Dinas Kesehatan terdapat area lobby yang merupakan zona semi publik.

3.3 Rancangan Sirkulasi

Pada Gambar 7 sirkulasi kendaaran umum, pejalan kaki dan servis berada di pintu masuk tapak yaitu Jl. Citarum. Sirkulasi kendaraan dirancang agar dapat menampung berbagai kendaraan pada tapak seperti motor, mobil, ambulan, dan mobil obat dinkes. Sirkulasi juga dirancang agar tidak terjadi sirkulasi silang, sirkulasi menuju bangunan PMI tidak menggagu aktifitas pada area bangunan Dinas Kesehatan. Untuk tempat parkir kendaraan obat dinas kesehatan dan ambulan PMI ditempatkan di site.

Sedangkan untuk kendaraan pengunjung kedua fungsi bangunan dan pejabatnya sudah disediakan parkir outdoor dan semi basement.

Gambar 7. Sirkulasi pada tapak Dinas Kesehatan dan PMI Kota Bandung

(6)

3.4 Rancangan Fasad Bangunan

Fasad bangunan Dinas Kesehatan dan PMI diabuat dengan penerapan konsep Arsitektur minimalis.

Fasad bangunan dibuat sesederhana mungkin tanpa ornamen, menggunakan warna yang monochrome tanpa menghilakan identitas bangunan sebagai bangunan Negara (khususnya pada bangunan Dinas Kesehatan). Yang dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Tampak depan Dinas Kesehatan dan PMI

Fasad yang lebih di perlihatkan yaitu fasad yang menghadap kearah Jalan Citarum, karena jalan tersebut adalah jalan yang paling ramai dan berpotensi membuat bangunan menjadi point of view pada area tersebut. Karena kedua bangunan berada didalam satu area yang sama, meskipun mempunyai fungsi yang berbeda fasad bangunan dibuat selaras antara satu dengan yang lainnya.

Bagian fasad bangunan menggunakan material-material yang sesuai dengan konsep arsitektur minimalis, yaitu dengan menggunakan material monochrome, expose, dan penambahan penggunaan rooster beton.

3.5 Rancangan Struktural

Penggunaan struktur pada bangunan ini menyesuaikan dengan kecepatan memasang dan kemudahan dalam pengadaan dilapangan. Sistem dan material struktur yang digunakan sesuai dengan konsep yang direnacakan sebelumnya. Berikut adalah beberapa ketentuan yang ditetapkan dalam desain Dinas Kesehatan dan PMI Kota Bandung :

a) Struktur kolom beton berukuran 50 cm x 50 cm

b) Balok induk beton berukuran 60cm / 30cm dan balok anak beton berukuran 45cm / 25cm.

c) Plat lantai beton dengan ketebalan 12 cm

d) Jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi sumuran e) Struktur atap yang digunakan adalah struktur baja ringan.

Isometri rancagan struktural untuk bangunan ini dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Isometri struktur bangunan Dinas Kesehatan dan PMI

(7)

3.6 Konsep Rancangan Kulit Bangunan

Secara keseluruhan eksteror bangunan dibuat selaras dengan menerapkan konsep arsitektur minimalis pada setiap langkah pembuatannya, baik dari material atau bentuk bentuk geometri bangunan, dan terdapat beberapa penyesuaian terkait dengan iklim dimana bangunan berada. Perspektif eksterior bangunan dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Perspektif human eye Dinas Kesehatan dan PMI

3.7 Konsep Rancangan Ruang Dalam

Terdapat 4 lantai bangunan dinas kesehatan termasuk semi basement pada bangunan Dinas kesehatan, dan 3 lantai bangunan PMI termasuk semi basement. Masing masing lantai Dinkes dan PMI memiliki ruang-ruang dan sistem yang berbeda, dibuat sesuai konsep dan se-efisien mungkin. Bisa dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12.

Gambar 11. Denah blow up bidang/subbid

Gambar 12. Perspektif interior

(8)

4. SIMPULAN

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan akhir ini, khususnya Bapak Eggi Septianto, S.T., M.T. dan Ibu Ir. Mamiek Nur Utami, M.M. yang telah membimbing dan memberi wawasan serta ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis. Juga kepada pihak dari Dinas Kesehatan dan PMI yang telah bersedia memberikan informasi sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Semoga dapat memberi manfaat bagi semua pihak.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. Nomor : 45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara

[2] Murtomo, B., Adji, (2008). “Studi Sistem Pembayangan Pada Rumah Minimalis”. ENCLOSURE Vol. 7 NO.1. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Pemukiman.

Redesign kantor Dinas Kesehatan dan PMI Kota Bandung dilakukan untuk membentuk ulang atau memberi suatu kawasan perkantoran dan pelayanan donor darah yang efisien dan efektif baik dari segi peletakan massa kedua bangunan, sirkulasi didalam bangunannya, dan dari segi arsitekturalnya.

Dengan diterapkannya konsep arsitektur minimalis pada rancangan ini menjadikan keharmonisan antar bangunan didalam site, kesesuaian dengan kriteria gedung bangunan negara, dan kesatuan antara ruang luar dan ruang dalam yang baik. Hal tersebut didapatkan dari upaya efisiensi lahan dan penggunaan material pada bangunan. Diharapkan dengan menggunakan konsep arsitektur minimalis menjadikan bangunan dinas kesehatan dan PMI dapat meningkatkan efektifitas pelayanan kerja, dan kenyaman bagi pengguna dan pekerja didalamnya.

Gambar

Gambar 1. Lokasi Dinas Kesehatan dan PMI Kota Bandung  (Sumber : https://www.google.com/maps, telah diolah kembali)
Gambar 2. Irisan pemilihan tema
Gambar 4. Konsep gubahan massa
Gambar 7. Sirkulasi pada tapak Dinas Kesehatan dan PMI Kota Bandung
+3

Referensi

Dokumen terkait

Galur IR61242- 3B-B-2 memiliki penampilan lebih baik dan ber- beda nyata dibandingkan dengan varietas pemban- ding untuk karakter tinggi tanaman, jumlah gabah isi, dan bobot

Pada gambar dapat dilihat bawah kurva kalibrasi standar tersebut mempunyaigaris singgung yang linear respon yang diberikan alat terhadap konsentrasi analit telah memenuhi

Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi adanya keberadaan industri marmer di Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung yang tentunya menimbulkan dampak

Saya mengajak teman-teman saya untuk membeli makanan dan minuman di Movie Box Jogja. Saya mengajak teman-teman saya

Badan Perlindungan Amerika Serikat (EP A) tahun 1997 menetapkan standar maksimum partikulat yang terdapat di udara setiap tahunnya maksimum nilainya sebesar 15 I1g partikulat /

Warga Papua Barat menginginkan penegakkan hak asasi manusia di Papua juga karena banyaknya kekerasan, tekanan dan ancaman dari aparat TNI sendiri yang membuat warga Papua sendiri

Hasil penelitian silase tepung bulu ayam dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan mutlak, efisiensi pemanfaatan pakan, protein efisiensi rasio, rasio konversi pakan,

Dari definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa “makna” merupakan suatu konsep yang dibawa oleh kebudayaan