• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Laporan Arus Kas 2.1.1Pengertian dan Tujuan Arus Kas - Pengaruh Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garment Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Laporan Arus Kas 2.1.1Pengertian dan Tujuan Arus Kas - Pengaruh Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garment Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Laporan Arus Kas

2.1.1Pengertian dan Tujuan Arus Kas

Di dalam melakukan kegiatan usaha, suatu perusahaan memerlukan kas

untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas

merupakan hal yang penting dalam seluruh keputuan yang diambil oleh

perusahaan. Menurut Rosdiana (2008) “Arus kas memegang peranan penting

untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan. Mengingat pentingnya peranan dari

kas ini, maka perusahaan perlu menyusun laporan yang dapat menyediakan

informasi tentang arus kas, baik untuk arus kas masuk ataupun arus kas keluar

dalam periode waktu tertentu.”

Menurut Skousen (2009:725) “Kas merupakan harta yang paling lancar

yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat tukaran untuk

memperoleh harta lainnya”. Kas dapat langsung digunakan untuk membayar

kewajiban lancar dan kas harus bebas dari setiap ikatan kontrak yang membatasi

penggunaannya. Kas memiliki sifat universal yaitu memiliki ukuran dan bentuk

yang sama, sehingga kas merupakan aktiva yang paling mudah dan diinginkan

untuk diselewengkan, karena dapat langsung digunakan.

Menurut pendapat Stice (2006:284) ”Laporan arus kas adalah suatu

laporan yang menjelaskan perubahan kas atau setara kas (cash equivalent) dalam

(2)

pendapatnya bahwa “Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran

kas dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi

dan pendanaan dari suatu perusahaan selama suatu periode dalam suatu format

merekomendasikan saldo kas awal dan akhir”

Menurut IAI (2007) disebutkan tujuan laporan arus kas sebagai berikut:

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.

Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan

arus keluar kas untuk suatu periode. Sumber-sumber kas meliputi arus masuk dari

aktivitas operasi inti (utama) sebuah perusahaan. Sedangkan penggunaan kas

mencakup arus kas keluar guna mempertahankan aktivitas inti, untuk melakukan

investasi dan untuk memenuhi kewajiban terhadap pembiayaan melalui hutang

dan ekuitas.

Rosdiana (2008) mengatakan bahwa dalam rangka mencapai tujuan

tersebut di atas maka laporan arus kas harus memberikan informasi historis

mengenai ikhtisar arus masuk dan arus keluar kas selama suatu periode usaha

perusahaan, transaksi investasi dan transaksi pendanaannya sehingga dapat

membantu investor, kreditor dan pihak lainnya untuk:

(3)

b. Menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya , seperti membayar dividen dan kebutuhan pembelanjaan ekstern. Para pemegang saham tertarik dalam penerimaan dividen atas investasi mereka dalam perusahaan. Kreditor ingin menerima bunga dan pokok pinjaman tepat waktunya. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor meramalkan apakah perusahaan dapat melakukan pembayarn ini.

c. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan/pembayaran kas. Biasanya kas dan laba bersih berjalan bersama, namun adakalanya saldo kas perusahaan dapat menurun ketika laba bersih meningkat dan kas dapat meningkat pada saaat laba bersih menurun.

d. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan, baik transaksi kas maupun transaksi investasi non kas dan transaksi pendaaan selama periode tertentu.

e. Kebutuhan perusahaan akan pendanaan ekstern (External financing) f. Untuk mengevaluasi keputusan manajemen. Jika manajer membuat

keputusan investasi yang bijaksana maka bisnis mereka akan menjadi makmur, brgitu juga sebaliknya jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana maka bisnis mereka akan mengalami kegoncangan.

2.1.2 Komponen Laporan Arus Kas

Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas

dalam tiga kategori utama, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari

aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Sebagaimana yang

dinyatakan oleh IAI (2007:2.10) sebagai berikut:

Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga jenis aktivitas tersebut.

Berdasarkan pernyataan di atas maka laporan arus kas terdiri dari tiga

komponen utama yang terdiri dari:

(4)

2. Arus kas dari aktivitas investasi

3. Arus kas dari aktivitas pendanaan

Adapun penjelasan dari masing – masing komponen laporan arus kas tersebut

adalah sebagai berikut:

2.1.2.1 Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas

yang menyangkut operasi perusahaan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi

biasanya berbeda dari jumlah laba bersih periode berjalan. Perbedaan ini terjadi

karena pendapatan dan beban tidak selalu diterima atau dibayar secara tunai.

Transaksitransaksi yang termasuk ke dalam aktivitas operasi adalah transaksi

-transaksi dan kejadian-kejadian yang akan menentukan laba bersih. Penerimaan

kas dari penjualan barang atau pemberian jasa merupakan arus kas masuk utama

bagi kebanyakan bisnis. Penerimaan kas lainnya berasal dari bunga, dividen, dan

hal hal lainnya yang serupa. Arus kas keluar yang utama adalah pembayaran

untuk pembelian persediaan dan pembayaran gaji, pajak, bunga, utilitas, sewa dan

lainnya. Jumlah bersih yang disediakan atau digunakan oleh aktivitas operasi

adalah gambaran penting dalam sebuah laporan arus kas. Seperti halnya laba

bersih yang digunakan untuk meringkas semua yang ada dalam laporan arus kas,

arus kas dari aktivitas operasi adalah “bottom line” atau jumlah akhir dari laporan

arus kas. Prinsip dasarnya adalah aktivitas operasi harus berisikan pengaruh arus

(5)

arus kas dari aktivitas operasi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:2.4)

adalah:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain; c. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

d. pembayaran kas kepada karyawan;

e. penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anitas, dan manfaat asuransi lainnya;

f. pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;

g. penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

2.1.2.2 Arus Kas Dari Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi mencakup transaksi- transaksi atau kejadian-kejadian

pembelian dan penjualan saham (securities), tanah, bangunan, peralatan dan

aktiva-aktiva lain yang pada umumnya tidak untuk dijual kembali dan pembelian

serta pengumpulan hutang-hutang yang diklasifikasikan sebagai aktivitas

investasi. Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrumen

keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi dan

menagih pinjaman. Aktivitas investasi terjadi secara rutin dan menyebabkan

penerimaan dan pengeluaran kas, tetapi tidak dikelompokkan sebagai aktivitas

operasi karena hanya berhubungan secara tidak langsung dengan aktivitas operasi

bisnis yang berjalan. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi menurut

Ikatan Akuntan Indonesia (2007:2.5) adalah:

(6)

b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain;

c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain;

d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan);

e. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

Pada waktu-waktu yang normal, kebanyakan perusahaan menggunakan

kas untuk memperluas atau menambah aktiva jangka panjangnya, sehingga kas

dari aktivitas investasi biasanya negatif. Sebuah perusahaan dengan arus kas

positif dari aktivitas investasi berarti menjual aktiva jangka panjangnya lebih

cepat dari pada menukarnya dengan yang baru.

2.1.2.3 Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan meliputi semua transaksi atau kejadian yang

diperoleh dari pembayaran kembali kepada para pemilik (equity financing) dan

kreditor (debt financing), misalnya penerimaan kas yang berasal dari pengeluaran

atau penjualan saham, pengembalian pokok pinjaman atau pembayaran untuk

saham dalam perbendaharaan (treasury stock) dan pembayaran dividen.

Transaksi-transaksi yang termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi

dan kejadian saat kas diperoleh dari dan dibayarkan kembali kepada para pemilik

(pendanaan dengan modal) dan para kreditor (pendanaan dengan utang).

Contohnya kas yang dihasilkan dari penerbitan saham dan obligasi akan

diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Contoh lainnya adalah pembayaran

(7)

pembayaran dividen juga diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Sifat

aktivitas pendanaan adalah sama, apa pun jenis industrinya, tetapi aktivitas

operasi dan aktivitas investasi berbeda untuk masing masing jenis industri.

Beberapa contoh arus kas dari aktivitas pendanaan menurut Ikatan Akuntansi

Indonesia (2007:2.5) adalah:

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya;

b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan;

c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya;

d. Pelunasan pinjaman;

e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).

Arus kas pendanaan pada perusahaan dapat bernilai positif (surplus)

ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas pendanaan

yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktivitas pendanaan

lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya, perusahaan yang

memiliki arus kas negatif jika arus kas masuk dari aktivitas pendanaan

lebih kecil daripada arus kas keluarnya.

2.1.3 Pelaporan Arus Kas Perusahaan

Setiap perusahaan diminta untuk mencantumkan laporan arus kas dalam

setiap laporan keuangannya sesuai dengan pedoman yang berlaku yaitu PSAK

No.2. Menurut IAI (2007:2.17), perusahaan harus melaporkan arus kas operasi

dengan menggunakan salah satu dari metode berikut:

(8)

b. Metode tidak langsung: dengan metode ini laba rugi atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan , dan unsur penghasil atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Namun Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam pernyataan No.2

paragraf 18 menganjurkan agar perusahaan melaporkan arus kas operasi ini

dengan menggunakan metode langsung . Sedangkan menurut IAI (2007:2.20)

untuk pelaporan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan sebagai berikut:

Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali sebagaimana dijelaskan pada paragraf 21 dan 23, arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih.

Manurung (1998:15) menyatakan bahwa “Perusahaan yang listing di

Bursa Efek Indonesia (BEI) dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas

operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivits pendanaan

dengan metode langsung”.

Metode langsung pada dasarnya adalah pemeriksaan kembali setiap pos

(atau akun) laporan laba rugi dengan tujuan melaporkan seberapa banyak kas yang

diterima atau dikeluarkan sehubungan dengan pos tersebut. Menurut Stice

(2006:732) penyusunan laporan arus kas menggunakan metode langsung

memerlukan penyesuaian dalam beberapa hal seperti.:

1. Mengeliminasi beban-beban yang tidak melibatkan arus kas keluar seperti beban penyusutan.

2. Mengeliminasi keuntungan dan kerugian yang terkait dengan aktivitas investasi atau pendanaan untuk menghindari memperhitungkan pos-pos tersebut dua kali.

(9)

yang terkait dengan transaksi tidak sama dengan pengeluaran atau pendapatan yang dilaporkan untuk transaksi tersebut.

Sedangkan metode tidak langsung merupakan penyusunan laporan arus

kas yang dimulai dengan laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi, dan

menyesuaikan nilai akrual ini untuk setiap hal yang tidak memengaruhi kas.

Menurut Stice (2006:738) dalam penyusunan laporan arus kas menggunakan

metode tidak langsung diperlukan dasar pemikiran dalam hal penambahan dan

pengurangan akun-akun yang terkait seperti

a. Menambahkan jumlah beban penyusutan dan amortisasi. Jumlah ini ditambahkan kembali ke laba bersih karena tidak ada arus kas yang terkait dengan beban-beban ini dalam periode berjalan.

b. Mengurangkan jumlah keuntungan dan menambahkan jumlah kerugian karena dampak kas penuh dari pos-pos ini dilaporkan dalam bagian aktivitas investasi. Karena keuntungan dan kerugian dimasukkan di dalam perhitungan laba bersih, tidak melakukan penyesuain ini akan menyebabkan keuntungan da kerugian tersebut menjadi diperhitungkan dua kali.

c. Menambahkan penurunan pendapatan penjualan diterima di muka. Pendapatan penjualan diterima di muka akan naik ketika pelanggan membayar barang atau jasa di muka. Jadi, kenaikan dalam Pendapatan Penjualan Dibayar di Muka mencerminkan kas yang diterima di luar jumlah penjualan.

d. Menambahkan penurunan persediaan. Dengan memperkenankan jumlah persediaan mengalami penurunan, perusahaan telah menghemat kas yang seharusnya dipergunakan untuk membeli persediaan.

e. Mengurangkan kenaikan dalam beban operasi dibayar di muka. Dalam hal ini, perusahaan membayar kas tambahan dengan membayar di awal jasa yang tidak akan dipergunakannya sampai periode-periode mendatang.

f. Menambah kewajiban untuk pensiun karyawan. Suatu beban restrukturisasi tidak melibatkan pengeluaran uang secara langsung. Kenaikan kewajiban ini menunjukkan bahwa perusahaan belum membayarkan kas yang terkait dengan restrukturisasi, sehingga jumlah kenaikan itu ditambahkan ke dalam perhitungan arus kas operasi.

g. Mengurangkan penurunan utang pajak penghasilan. Perusahaan harus membayar kas tambahan untuk mengurangi saldo Utang Pajak Penghasilan.

(10)

penghasilan tidak akan terutang sampai suatu tahun yang akan datang. Oleh karena itu, bagian dari beban pajak penghasilan ini tidak melibatkan suatu arus kas keluar lancar dan ditambahkan kembali ke dalam perhitungan arus kas operasi

Penghitungan total arus kas menggunakan metode langsung maupun tidak

langsung akan menghasilkan jumlah yang sama. Perbedaan signifikan diantara

kedua metode ini hanyalah dari sisi penyampaian informasi dan penggunaannya.

1. Dari sisi informasi

Dengan metode langsung akan dihasilkan informasi yang berguna dalam

mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan

metode tidak langsung. Selain itu dengan metode langsung juga informasi

mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto

dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan atau dengan menyesuaikan

penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi.

2. Dari sisi pemakaian

Metode tidak langsung lebih disukai dibandingkan dengan metode langsung

dan digunakan oleh kebanyakan perusahaan karena relatif lebih mudah

digunakan dan merekonsiliasikan perbedaan antara laba bersih dengan arus

kas bersih dari aktivitas operasi.

Financial Accounting Standard Board (FASB) mempertimbangkan

alasan-alasan untuk penggunaan kedua metode ini, dan walaupun lebih menyukai

kejelasan dari metode langsung. Stice (2006:291) menyatakan “FASB akhirnya

memperbolehkan penggunaan metode yang mana saja. Pilihan untuk

(11)

bagian aktivitas operasi, sedangkan bagian aktivitas investasi dan pendanaan

hampir sama apa pun metode yang digunakan”.

2.2 Return Saham

Menurut Lubis (2008:157) mendefenisikan saham sebagai “penyertaan

atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan”. Sedangkan Suad

Husnan (1998) mengemukakan pendapatnya bahwa “saham sebagai bukti tanda

kepemilikan atas suatu perusahaan”. Berdasarkan defenisi tentang saham tersebut

di atas maka dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga yang

merupakan bukti kepemilikan modal atas suatu perusahaan, dimana pemiliknya

berhak untuk memperoleh dividen sebesar jumlah kepemilikannya dalam

perusahaan dan apabila perusahaan melakukan pembayaran dividen serta saham

juga dapat dijual di kemudian hari dengan harapan harga saham akan naik

sehingga investor dapat memperoleh keuntungan berupa capital gain.

Ekspektasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh

return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return

tersebut dapat berupa capital gain dan dividen untuk investasi pada saham dan

pendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang. Return tersebut yang

menjadi indikator untuk meningkatkan kekayaan para investor, termasuk di

dalamnya para pemegang saham. Seorang investor yang memutuskan untuk

melakukan investasi dalam berbagai saham maka berarti investor tersebut

melakukan partisipasi dalam modal suatu perusahaan. Seorang investor yang

(12)

melebihi biaya modalnya. Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham

yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa

kelompok saham melalui suatu portofolio.

Return Saham dapat dirumuskan sebagai berikut oleh Ross et.al

(2003:238):

Dimana : = Return Saham

= Harga saham pada periode t

= Harga saham pada periode t-1

Formula di atas adalah mengukur return saham yang sifatnya historis atau

dengan model historis. Pada kenyataannya return saham tidak diketahui

dengan pasti oleh investor sehingga investor hanya dapat menentukan

ekspektasi di masa yang akan datang. Keputusan investor dalam

menanamkan dananya didasarkan atas perkiraan return yang akan

diperolehnya.

Return saham pada suatu perusahaan dapat bernilai positif ataupun

negatif. Return saham yang bernilai positif menunjukkan bahwa

perusahaan dapat memberikan keuntungan berupa capital gain dan

dividen. Hal ini berarti bahwa para investor menerima keuntungan dari

(13)

jual dan harga beli saham. Sebaliknya, return saham yang bernilai negatif

menunjukkan bahwa perusahaan tidak memberikan capital gain kepada

investor atau tidak membagikan dividen kepada investor. Jika hal ini

terjadi maka saham suatu perusahaan tidak akan mempunyai daya tarik

bagi investor untuk menanamkan dananya di perusahaan tersebut.

2.3 Hubungan Arus Kas Dengan Return Saham

Jogiyanto (1998) menyatakan bahwa “Tujuan pelaporan keuangan

diupayakan mempunyai cakupan yang luas agar memenuhi berbagai

kebutuhan para pemakai dan melayani kepentingan umum dari berbagai

pemakai yang potensial, bukan hanya untuk kebutuhan khusus kelompok

tertentu saja. Pelaporan keuangan juga menyediakan informasi yang

bermanfaat untuk menaksir arus kas di masa yang akan datang”.

Jogiyanto (1998) juga mengemukakan “Dari laporan keuangan

yang diterbitkan yang diantaranya adalah laporan arus kas, bisa dilihat

kekuatan dan kelemahan relatif suatu perusahaan, serta dapat

menunjukkan apakah posisi keuangan membaik atau memburuk selama

suatu waktu. Hal ini akan membantu investor, kreditor, pemakai lainnya

yang potensial, dalam menilai ketidakpastian penerimaan dividen dan

bungan di masa akan datang”.

Laporan arus kas diperlukan investor untuk pengambilan

(14)

informasi ke pasar modal sebagai konsekwensi dari manfaatnya dalam

memprediksi arus kas masa depan.

Investor dan kreditor sangat menaruh perhatian pada arus kas di

masa mendatang. Keputusan investasi dan pemberian pinjaman dilakukan

dengan pengharapan bahwa hal itu pada akhirnya kan menaikkan sumber

kas. Investor mengharapkan menerima hasil (return) dari investasi mereka

dan pada akhirnya menjual investasi yang dimilikinya dengan harga yang

lebih tinggi daripada harga perolehannya.

Selain itu, informasi arus kas juga berguna bagi investor dan

pemakai lainnya sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan arus kas tersebut (prospek arus perusahaan).

Keputusan ekonomi yang diambil para investor memerlukan evaluasi atas

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (setara kas) dan waktu

serta kepastian dari hasil tersebut. Laporan arus kas membantu para

investor untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

kas (setara kas) dengan lebih baik dikarenakan laporan arus kas berfokus

pada posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan.

Kemampuan ini akhirnya menentukan apakah perusahaan dapat

melakukan pembayaran kembali pinjaman dan pembagian hasil (return)

kepada para pemilik.

Laporan arus kas memberikan informasi penting yang melengkapi

(15)

memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai aktivitas-aktivitas

usaha dan posisi keuangan perusahaan. Laporan arus kas dianggap penting

dalam pelaporan keuangan suatu perusahaan di lantai bursa. Hal ini

didasarkan pada logika bahwa analisis terhadap ketiga kategori arus kas

diasumsikan dapat mempengaruhi harga saham dan return saham. Harga

saham sebuah perusahaan akan meningkat jika investor memperkirakan

arus kas yang akan doperoleh dari perusahaan tersebut meningkat.

Sidauruk (2008) menyatakan bahwa “Peningkatan harga saham akibat

perkiraan akan meningkatnya arus kas di masa yang akan datang

diharapkan dapat memberikan keuntungan (return) bagi investor.

Sebaliknya, jika investor memperkirakan arus kas yang akan diterima di

masa datang menurun, harga saham perusahaan tersebut akan menurun,

begitu pula terhadap return saham”.

Dengan adanya laporan arus kas, maka manajemen perusahaan yang

bersangkutan maupun investor akan dapat melakukan tindakan, dan

melakukan penilaian terhadap nilai saham perusahaan. Menurut Sidauruk

(2008) “Perusahaan yang memiliki laporan arus kas yang baik, earning

tinggi dan sekaligus dana tunai yang cukup diharapkan mampu membayar

return yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain”.

2.4 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi

(16)

Penelitian Rosdiana pada tahun 2008, meneliti pengaruh komponen

laporan arus kas dan earnings per share terhadap return saham pada

perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di BEJ. Rosdiana

menggunakan arus kas operasi, arus kasi investasi, arus kas pendanaan dan

earnings per share sebagai variabel independen, sedangkan return saham

sebagai variabel dependennya. Hasil penelitian Rosdiana menyatakan

bahwa secara simultan arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas

pendanaan dan earnings per share berpengaruh terhadap return saham,

sedangkan secara parsial hanya arus kas operasi dan earnings per share

yang berpengaruh terhadap return saham.

Penelitian Tagor pada tahun 2008 yang meneliti pengaruh laporan

arus kas terhadap harga saham dan return saham pada perusahaan

manufaktur di BEJ. Penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas

investasi dan arus kas pendanaan sebagai variabel independennya,

sedangkan harga saham dan return saham sebagai variabel dependennya.

Hasil penelitian Tagor menunjukkan baik secara simultan maupun parsial

tidak adanya pengaruh laporan arus kas terhadap return saham. Sedangkan

terhadap harga saham menunjukkan bahwa secara simultan laporan arus

kas berpengaruh terhadap harga saham namun secara parsial hanya arus

kas operasi yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Beberapa tinjauan peneliti terdahulu yang terlampir dalam tabel

(17)

Tabel 2.1

(18)

2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

2.5.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui

dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis

yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat

pada gambar 2.1.

H1

H2

H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Penulis, 2012

Return saham sangat sensitif terhadap faktor fundamental dan

harapan para investor. Berbagai kajian menunjukkan bahwa return saham

di pasar modal dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal

perusahaan. Faktor internal antara lain adalah kualitas manajemen,

pendanaan, bentuk investasi, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal

antara lain adalah penetapan harga, inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar Arus Kas Operasi (X1)

Return Saham (Y) Arus Kas Investasi (X2)

(19)

mata uang, dan sebagainya. Dalam hal ini return saham dipengaruhi oleh

publikasi laporan arus kas.

Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas

baik dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Aktivitas operasi

adalah siklus kegiatan jangka pendek yang merupakan aktivitas penghasil

utama pendapatan perusahaan. Semakin tinggi saldo kas bersih dari

aktivitas operasi suatu perusahaan, diharapkan dapat meyakinkan investor

bahwa operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk

melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,

membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan

pada sumber luar sehingga harga saham dan return saham dapat

meningkat.

Aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas

sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan

pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas investasi pada suatu

perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Arus

kas investasi yang positif (surplus) menunjukkan bahwa perusahaan

memperoleh kas dengan melakukan pelepasan aktiva jangka panjangnya

dan menjual surat berharganya sedangkan arus kas investasi yang negatif

(defisit) menunjukkan adanya peningkatan investasi seperti membeli

aktiva jangka panjang atau surat-surat berharga. Peningkatan investasi

memberikan pengaruh positif kepada investor, dikarenakan investor

(20)

lebih besar di masa yang akan datang, sehingga perusahaan dapat

memberikan return yang tinggi yang selanjutnya akan meningkatkan harga

saham.

Aktivitas pendanaan merupakan representasi dari pembayaran

kewajiban serta penarikan kembali saham yang beredar. Arus kas

pendanaan positif menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menjual

saham dan surat – surat berharga di pasar modal sedangkan arus kas

pendanaan yang defisit (negatif) menggambarkan bahwa perusahaan

cenderung mengembalikan hutang jangka panjangnya atau menarik

kembali saham yang beredar. Perusahaan dengan arus kas pendanaan yang

positif ditanggapi secara negatif oleh investor. Investor beranggapan

bahwa perusahaan dengan arus kas pendanaan positif lebih banyak

menerbitkan hutang (obligasi atau wesel) sehingga akan mengurangi arus

kas operasi di masa mendatang dan akan mengurangi penghasilan

perusahaan. Sedangkan perusahaan dengan arus kas pendanaan yang

negatif ditanggapi secara positif oleh investor. Arus kas pendanaan yang

negatif memberikan gambaran bahwa perusahaan mampu membayar

hutang jangka panjang dan membayar dividen yang lebih besar kepada

investor.

Laporan arus kas yang dipublikasikan dan diterima oleh para

investor diharapkan akan memberikan pengaruh terhadap return saham.

Harga saham sebuah perusahaan akan meningkat jika investor

(21)

meningkat. Peningkatan harga saham akibat perkiraan akan meningkatnya

arus kas di masa yang akan datang diharapkan akan memberikan

keuntungan (return) bagi investor.

2.5.2 Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2008:51) menyatakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Berdasarkan latar belakang,

rumusan masalah, kerangka konseptual, maka peneliti menggunakan hipotesis di

bawah ini sebagai jawaban sementara.

: arus kas operasi mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return saham.

: arus kas investasi mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return

saham.

:arus kas pendanaan mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return

saham.

:arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan mempunyai

Gambar

Tabel 2.1 Tabel Tinjauan Peneliti Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Secara normatif, pengajuan dan penggunaan saksi mahkota merupakan hal yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip peradilan yang adil dan tidak memihak ( fair trial) dan

Rahmadani, S., (2015), Pemanfaatan Abu Vulkanik Erupsi Gunung Sinabung Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Adsorben Silika dan Karakerisasinya, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. Rapierna,

menganggap diri mereka telah mampu memecahkan problem utama yang belum bias dipecahkan oleh teori mekanistik, yakni persoalan “bagaimana pikiran

Artinya untuk mencapai kondisi efisien rata-rata daerah masih bisa mengurangi input sebesar 7 persen dari nilai actual input luas panen sebesar 2961,38 hektar

Pendidikan inklusi ditujukan untuk mengubah sistem sekolah, bukan untuk memberi label kepada individu atau kelompok anak tertentu ataupun untuk mengubahnya. Pendidikan

Setelah ekstraksi DNA, maka dilakukan PCR menggunakan DNA hasil ekstraksi sebagai cetakan. Sebelum memulai tahapan PCR bersihkan terlebih dahulu meja kerja yang akan

Dalam permasalahan ini yang akan kita tampilkan adalah data yang dapat digunakan untuk perhitungan IPK, sehingga data-data yang dibutuhkan ialah data nim, nilai(