Laporan arus kas Definisi:
Menurut PSAK No.2 (2002 :5)
Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).
Skousen dkk (2009 : 284)
“Laporan arus kas (statement of cash flow) adalah laporan keuangan yang melaporkan jumlah kas yang diterima dan dibayar oleh suatu perusahaan selama periode tertentu”.
Menurut Harahap (2010 : 257)
”Laporan arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan : operasi, pembiayaan dan investasi”.
Menurut Norren, penerjemah Santoso ( 2001 : 176 )
“Laporan arus kas merupakan salah satu dari tiga laporan keuangan utama yang disusun oleh suatu organisasi”.
Soemarso ( 2005 : 338 )
“Laporan arus kas adalah laporan yang mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia untuk melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama satu periode tertentu”.
Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu :
1. Cash inflow
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:
o Hasil penjualan produk/jasa perusahaan. o Penagihan piutang dari penjualan kredit. o Penjualan aktiva tetap yang ada.
o Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas. o Pinjaman/hutang dari pihak lain.
o Penerimaan sewa dan pendapatan lain. 2. Cash out flow
3. Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari : o Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik
lain-lain.
o Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan. o Pembelian aktiva tetap.
o Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
o Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
o Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.
Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Aktivitas Operasi
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba rugi. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
1. Penerimaan kas dari penjulan barang dan pemberian jasa 2. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain 3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
4. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan
5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan dengan premi, klain, anuitas, dan manfaat polis lain
6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi
7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan
Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laba rugi. Arus kas yang terkait dengan transaksi tersebut merupakan arus kas dari aktivitas investasi. Akan tetapi, pembayaran kas untuk pabrikasi atau memperoleh aset yang dimiliki untuk direntalkan kepada pihak lain dan selanjutnya dimiliki untuk dijual sebagaimana yang dijelaskan dalam PSAK 16: Aset Tetap paragraf 69 adalah arus kas dari aktivitas operasi. Penerimaan kas dari rental dan penjualan aset tersebut diakui sebagai arus kas dari aktivitas operasi.
Aktivitas Investasi
Umumnya melibatkan aktiva jangka panjang dan mencakup, (a) memberikan dan menagih pinjaman, dan (b) mengakuisisi dan melepaskan investasi dan aktiva jangka panjang yang produktif.
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah penting karena arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
1. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset takberwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri
3. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan)
4. Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang dan instrumen ekuitas entitas lain dan kepemilikan ventura bersama (selain penerimaan kas dari instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan)
5. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan)
6. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan)
7. Pembayaran kas sehubungan dengan future contract, forward contracts, option contracts, dan swap contracts, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan
8. Penerimaan kas dari future contract, forward contracts, option contracts, dan swap contracts, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan
Jika suatu kontrak dimaksudkan untuk lindung nilai posisi arus kas teridentifikasi, maka arus kas dari kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti arus kas dari posisi yang dilindung nilainya
Aktivitas Pendanaan
Melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik yang mencakup, (a) mendapatkan dari kreditor dan membayar kembali jumlah yang dipinjam, dan (b) mendapatkan modal dari pemilik dan memberikan kepada mereka
investasi kembali dan hasil pengembalian atas investasi mereka.
1. Penerimaan kas dari penebitan saham atau instrumen ekuitas lain
2. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas 3. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan
pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain 4. Pelunasan pinjaman
5. Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo liabilitas yang berkaitan dengan sewa pembiayaan
Metode Penyajian Laporan Arus Kas
Dalam penyajian Laporan Arus Kas dapat digunakan dua metode, yaitu : metode
langsung dan metode tidak langsung ( Direct method dan Indirect method ), kedua metode ini dapat diterapkan dan akan menghasilkan arus kas yang sama. Pemilihan diantara kedua metode ini tergantung kebijaksanaan perusahaan masing-masing.
Metode Langsung
Metode langsung memperlihatkan penerimaan kas dari pendapatan yang dibandingkan dengan pambayaran kas untuk pengeluaran. Dalam metode ini, pendapatan dan pengeluaran yang menggunakan akuntansi dengan akrual diubah menjadi dasar kas. Metode langsung ini dapat direkonsiliasi menjadi metode tidak langsung dalam menyusun Laporan Arus Kas, untuk itu diperlukan hal-hal sebagai berikut menurut
Syafri ( 2003 : 97 ) :
1. Laporan Laba Rugi lengkap, yang digunakan khusus untuk menyusun Laporan Arus Kas.
2. Neraca perbandingan yang memuat informasi tentang kegiatan investasi, pembayaran, dan operasional.
Arus Kas dengan metode ini akan lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama.
PT. X
Laporan Arus Kas ( Metode Langsung ) Tahun yang berakhir 20xxx
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas dari pelanggan xx.xxx
Pembayaran kas kepada pemasok (x.xxx)
Kas yang dihasilkan dari operasi xx.xxx
Pembayaran bunga (x.xxx)
Pembayaran pajak penghasilan (x.xxx)
Arus kas sebelum pos luar biasa x.xxx
Hasil dari asuransi karena gempa x.xxx
Arus kas bersih dari aktivitas operasi xx.xxx
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Perolehan anak perusahaan X dengan kas (x.xxx)
Pembelian tanah,bangunan dan peralatan (x.xxx)
Hasil dari penjualan peralatan x.xxx
Penerimaan bunga x.xxx
Penerimaan deviden x.xxx
Arus kas bersih dari aktivitas investasi (x.xxx) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham xx.xxx
Hasil dari pinjaman jangka panjang xx.xxx
Pembayaran deviden (x.xxx)
Arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (x.xxx)
Kenaikan bersih kas dan setara kas xx.xxx
Kas dan setara kas awal periode xx.xxx
Kas dan setara kas akhir periode xx.xxx
( Sumber dari PSAK No.2 tahun 2007 ) 26
Metode tidak langsung
Bila menggunakan metode ini, dalam melaporkan aktivitas operasi, laba bersih disesuaikan dengan perkiraan yang termasuk dalam Laporan Laba Rugi yang tidak menghasilkan arus kas masuk atau arus kas keluar, contohnya penyusutan aktiva dana mortisasi. Selain itu juga dilakukan penyesuaian terhadap laba atau rugi dari penjualanaktiva tetap dan dari operasi yang dihentikan ( yang berkaitan dengan kegiatan investasi ) dan laba rugi pembatalan utang ( transaksi
pembiayaan ). Kemudian dilakukan penyesuaian terhadap laba tersebut dari perkiraan yang terdapat pada Neraca, yaitu dengan cara menghitung selisih kenaikan atau penurunan perkiraan yang ada di Neraca.
Kenaikan aktiva merupakan arus kas keluar dan penurunan aktiva menunjukan arus kas masuk. Sedangkan kenaikan kewajiban dan modal menunjukan arus kas keluar.
Pelaporan arus kas dari aktiva operasi dengan menggunakan metode tidak langsung berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan No. 2 ( 2007 : 2.7 ) :
“Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan ( deferral ) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan, arus kas investasi atau pendanaan”.
Jadi pada dasarnya metode tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh perusahaan. Metode ini memberikan suatu rangkaian hubungan antara
Laporan Arus Kas dengan Laporan Rugi/Laba dan Neraca.
PT. X
Laporan Arus Kas ( Metode Tidak Langsung )
Tahun yang berakhir 20xxx
Arus kas dari Aktivitas Operasi
Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa xx.xxx
Penyesuaian untuk :
Penyusutan xxx
Kerugian selisih kurs xx
Penghasilan investasi (xxx)
Beban bunga xxx
Laba operasi sebelum perubahan modal kerja x.xxx
Kenaikan piutang dagang dan piutang lain-lain (xxx)
Penurunan persediaan x.xxx
Penurunan hutang dagang (xxx)
Kas yang dihasilkan operasi xxx
Pembayaran Pajak Penghasilan (xxx)
Arus Kas sebelum Pos luar biasa x.xxx
Hasil dari asuransi karena gempa bumi xxx
Arus kas bersih dari aktivitas operasi x.xxx
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Perolehan anak perusahaan X dengan kas (xxx)
Pembelian tanah, bangunan dan peralatan (xxx)
Hasil dari penjualan peralatan xx
Penerimaan bunga xxx
Penerimaan deviden xx
Arus kas bersih dari aktivitas investasi (xxx)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham xxx
Hasil dari pinjaman jangka panjang xxx
Pembayaran sewa guna usaha keuangan (xx)
Pembayaran deviden (x.xxx)
Arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (xxx)
Kenaikan bersih kas dan setara kas xxx
Kas dan setara kas awal periode xxx
Kas dan setara kas akhir periode xxx
“Bentuk laporan yang menggunakan metode Tidak Langsung ini lebih sering digunakan
daripada metode Langsung. Karena dalam penyusunan laporan dengan metode Tidak
Langsung akan lebih mudah dan sederhana dibanding dengan metode Langsung. Dalam
PSAK No.2 juga dianjurkan untuk menggunakan metode tidak langsung untuk penyajian
Laporan Arus Kas.”
Manfaat Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas merupakan yang banyak manfaatnya. Baik untuk pemakai
internal maupun pemakai eksternal. Beberapa literatur banyak menyatakan manfaat dari
Laporan Arus Kas ini, antara lain menurut Syafri ( 2003 : 93 ) :
1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu.
1. Menilai kemungkinan keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar deviden.
2. Menyajikan informasi bagi investor, kreditor, memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.
4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukan kas ke perusahaan dimasa yang akan datang.
5. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
6. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.