MEMBANGKITKAN SIKAP HEROISME SISWA MELALUI INOVASI PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES MAPEL PKn
Oleh: SUTIYONO *
ABSTRAK. Rendahnya motivasi belajar siswa, rendahnya partisipasi siswa dalam usaha pembelaan negara menjadi permasalahan guru Pendidikan Kewarganegaraan kelas IX. Permasalahan tersebut dapat atasi dengan suatu tindakan pembelajaran inovasi examples non examples. Melalui metode ini diharapkan siswa lebih meningkatkan motivasi belajarnya serta meningkatkan sikap pembelaan negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran examples non examples meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan sikap pembelaan negara.
Kata Kunci : sikap heroisme ( bela negara), pembelajaran inovasi, pembelajaran examples non examples.
ABSTRACT. The low motivation and paticipate students in an effort to defend country become problem for civic teacher grade IX. The problem can be solve through innovation examples non examples learning. Trough this method the student can improve motivation learning and improve of attitudes defend country. The result of research show that application examples non examples learning can improve of attitudes defend county.
Key words : Attitude of Heroism, Innovation Learning, Examples non Examples Learning
PENDAHULUAN
PKn adalah mata pelajaran utama yang membekali kemampuan dasar peserta didik untuk : menjalankan kewajiban dan menghormati hak-hak orang lain, bertanggungjawab, dan aktif berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat ( Nurul Zuariah 2009 : 9). Salah satu bentuk tanggungjawab dan partisipasi aktif yang seharusnya muncul sebagai kompetensi penting adalah sikap nasionalisme dalam upaya bela negara, istilah populernya adalah sikap heroisme.
Realitas yang ada pada peserta didik, terutama siswa kelas IX penguasaan kompetensi dasar tentang menampilkan sikap positif terhadap upaya pembelaan negara dari ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan sangat kurang. Hal itu terbukti dengan rendahnya hasil belajar siswa, yang tercermin dari kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan bela negara disekolah. Untuk membangkitkan motivasi dan sikap positif siswa dalam upaya pembelaan negara perlu dilakukan sebuah inovasi pembelajaran, sehingga siswa mempunyai respon terhadap ancaman, tantangan, hambatan, serta gangguan dalam masyarakat disekitarnya. Inovasi pembelajaran Model Examples non Examples yang dipilih diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar dan meningkatkan peran aktif dalam upaya pembelaan negara.
Permasalahan yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1). Apakah penerapan inovasi pembelajaran Examples Non Examples meningkatkan motivasi belajar siswa untuk berpartisipasi dalam pembelaan negara?, (2). Apakah penerapan inovasi pembelajaran Examples Non Examples pada mapel PKn dapat meningkatkan sikap positif siswa untuk berpartisipasi dalam upaya pembelaan negara?
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: (1). Meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga dapat berpartisipasi dalam upaya pembelaan negara. (2). Meningkatkan sikap positif siswa untuk partisipasi aktif dalam upaya pembelaan negara. Dengan keberhasilan tujuan ini semoga bermanfaat untuk membangung kesadaran, dan tanggungjawab siswa dalam pembelaan negara, menjadi bahan kajian bagi guru, serta meningkatnya pemahaman pembelaan negara dalam dunia pendidikan di Indonesia.
LANDASAN TEORI
mempunyai kepribadian sebagai manusia. Proses pendidikan menurut Freire (Suyatno, 2009: 3) dijelaskan bahwa kesadaran belajar kritis merupakan perubahan proses pembelajaran. Pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subyek untuk melakukan dan menemukan sendiri pengalaman belajar sehingga merubah kompetensi dan perilaku.
Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang dikemas oleh guru sebagai gagasan kreatif dalam memfasilitasi siswa agar memperoleh kemajuan proses belajar dan hasil belajarnya. ( Suyatno, 2009: 6). Prinsip - prinsip pembelajaran inovatif meliputi: berpusat pada siswa, berbasis masalah, terintegrasi, basis masyarakat, memberi pilihan, dan berkelanjutan. Pemilihan penggunaan pembelajaran inovatif menurut ahli pendidikan Amerika Serikat ( NAEYC), mengandung empat komponen(Gustaf Asyirin, 2010: 56) yaitu: pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), sifat alamiah ( despositions), dan perasaan (feelings).
Pembelajaran kolaboratif adalah metode pembelajaran yang menitikberatkan pada pembangunan pengetahuan atau makna belajar, yang berasal dari sebuah proses sosial dan bertumpu pada konteks siswa belajar. Pelaksanaan metode pembelajaran kolaboratif menekankan pada dua aspek yang bertemu dan menimbulkan kekuatan baru berupa pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perubahan tingkah laku. Dua aspek yang mendasari pembelajaran adalah : realisasi pratek yaitu kehidupan diluar kelas memerlukan sebuah aktifitas kolaboratif dunia nyata, serta interaksi sosial dengan masyarakat sekolah menjadikan pembelajaran lebih bermakna
.
Penerapan metode kolaboratif menurut Smith & Mac Gregor ( Suyatno, 2009 : 47 ) berdasarkan pada asumsi-asumsi siswa belajar, yaitu: aktif dan konstruktif, bergantung pada konteks, beraneka latar belakang, dan bersifat sosial.Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945, ( Depdiknas, 2006 : 201 ).
Pemahaman pengertian sikap heroisme dalam penulisan ini adalah istilah yang digunakan untuk memberikan sebutan bagi seseorang atau siswa yang mempunyai sikap dan perilaku berani membela ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pengertian heroisme secara etimologi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan: 1) orang yang dihormati karena keberanianya, 2) orang yang dikagumi karena kecakapannya, atau karena sebagai idola. Dalam kamus praktis bahasa indonesia sikap heroisme diartikan: sifat kepahlawanan yang berani membela hak dan kewajibannya sebagai warga .
KERANGKA BERFIKIR
Pembelajaran bukan sekedar mentransfer ilmu, tetapi lebih mendidik yaitu sampai pada tahap mengubah perilaku, dan membentuk sikap serta mampu menerapkan hasil pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap heroisme dalam pembelaan negara merupakan kompetensi yang mengandung unsur pemahaman konsep, perubahan sikap, dan penerapan konsep dalam kehidupan siswa baik di sekolah, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
.
.
Gambar 1 : Kerangka berfikir
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar pada kelas IX A semester 1. Penelitian dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2019 tahun pelajaran 2010/2011. Pemilihan kelas IX A sebagai objek penelitian, karena kelas ini memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah dibanding kelas lain dan ditemukan pertama permasalan kurangnya pemahaman usaha pembelaan negara, berimbas pada rendahnya partisipasi siswa dalam upaya pembelaan negara.
Subjek dari penelitian ini adalah kelas IXA dengan jumlah siswa sebanyak 33 siswa. Jumlah siswa laki-laki sebanyak 20 anak, dan jumlah siswa perempuan
Diskusi hasil: Menyadari ancaman, tantangan, bahaya mengancam
negara, Indonesia ( SIKAP)
Diskusi hasil:
Mencari pilihan alternative atasi ancaman negara, berperan bela
negara sesuai tupoksi ( APLIKASI ) Mengamati gambar peristiwa, kondisi, realitas di masyarakat
(FAKTA / STIMULUS)
Analisis gambar peristiwa,kondisi, realitas di
sebanyak 13 anak. Kemampuan siswa yang terbukti dengan nilai rata-rata sangat rendah dibanding dengan siswa kelas lainnya.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan desain model siklus (Suroso, 2009 : 36) dengan dua siklus. Setiap siklus berisikan empat kegiatan utama, yaitu: (1) Rencana: tindakan apa yang akan dilakukan untuk merubah meningkatkan sikap perilaku (2) Tindakan: melaksanakan strategi sebagai tindakan perbaikan, (3) Observasi; mengamati proses dan hasil tindakan, dan (4) Refleksi: mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil tindakan untuk melakukan revisi. Dalam penelitian ini merencanakan dengan dua siklus tindakan.
Penentuan keberhasilan penelitian dalam peningkatan sikap heroisme siswa kelas IX A melalui pembelajaran inovatif ”Example Non Examples” Mapel PKn di SMP Negeri 3 Kebakkramat adalah: (1). meningkatnya motivasi belajar siswa untuk berperan aktif dalam usaha pembelaan negara.(2). meningkatnya hasil belajar tentang sikap positif siswa terhadap usaha pembelaan negara dengan ditandai peningkatan nilai rata-rata dari 60,36 menjadi 68,00 ( naik 7,64)
HASIL PENELITIAN
Siklus l, berdasarkan analisis hasil belajar dengan metode inovasi Examples Non Examples di kelas IX SMP Negeri 3 Kebakkramat, semester 1 tahun pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Peran aktif Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Kebakkramat dalam usaha pembelaan ( Siklus I)
No Interval Kategori Jumlah Siswa %
1. 90-100 Amat tinggi
2. 70-89 tinggi 14 42,4
3. 50-69 Cukup 15 45,5
4. 0-49 Rendah 4 12,1
Jumlah 33 100
Sumber : Data pengamatan, 2010
dengan menggunakan metode sebelumnya ada peningkatan yang cukup signifikan.
Dari hasil observasi proses pembelajaran maka dalam siklus I keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Keaktifan
Siswa Siklus I
No
Partisipasi siswa dan
keterlibatan dalam
PBM
Siklus I
Jumlah %
Siswa
Kategori
1.
Perhatian pada PBM
67.88
Sedang
2.
Interaksi Diskusi
72.45
Tinggi
3.
Analisa gambar
71.45
Tinggi
4.
Rata – rata
70.59
Tinggi
Sumber: Data pengamatan , 2010
Dari tabel di atas terlihat siswa yang terlibat dalam kategori tinggi dalam pembelajaran inovatif Examples Non Examples, terdapat dalam keterlibatan analisis gambar ( 71.45 ) dan interaksi sosial diskusi (72,45 %), kategori perhatian PBM sebesar(67.88), dan rata-rata partisipasi siswa adalah tinggi yaitu 70,59 %.
Siklus ll, berdasarkan analisis hasil ulangan harian dengan metode inovasi Examples Non Examples di kelas IX SMP Negeri 3 Kebakkramat, semester 1 tahun pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Peran aktif Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Kebakkramat dalam usaha pembelaan ( Siklus II)
No
Interval
Kategori
Jumlah Siswa
%
1.
90-100
Amat tinggi
2.
70-89
tinggi
25
75,8
20 30 40 50 60 70 80
Aw al Siklus I Siklus ll
4.
0-49
Rendah
0
0
Jumlah
33
100
Sumber : Data pengamatan, 2010
Tabel 3 menunjukkan prestasi belajar siswa yang masuk kategori tinggi sebanyak 25 siswa (75,8%), kategori sedang sebanyak 8 siswa (24,2%), kategori rendah sebanyak 0 siswa (0 %). Berdasar tabel 3 diatas Sikap positif siswa dalam berperan aktif dalam usaha pembelaan negara tersebut tinggi.
Dari hasil observasi maka dalam siklus II keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Keaktifan Siswa Siklus II
No
Partisipasi siswa dan
keterlibatan dalam PBM
Siklus II
Jumlah %
Siswa
Kategori
1.
Perhatian pada PBM
70.61
Tinggi
2.
Interaksi Diskusi
73.79
Tinggi
3.
Analisa gambar
73.64
Tinggi
4.
Rata – rata
72.68
Tinggi
Sumber: Data pengamatan , 2010
Dari tabel di atas terlihat siswa yang terlibat dalam kategori tinggi dalam pembelajaran inovatif Examples Non Examples, terdapat dalam keterlibatan analisis gambar ( 73.64 ) dan interaksi social diskusi (73.79 %), kategori perhatian pada proses sebesar (70.61), dan rata-rata partisipasi siswa yaitu 72,68 %.adalah tinggi.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian secara singkat dapat ditampilkan dalam tabel tentang keberhasilan Proses dan hasil belajar Pembelajaran Model “ Examples Non Examples” Mapel PKn adalah sebagai berikut:
Dengan menganalisis hasil penelitian, terjadi peningkatan motivasi belajar dengan partisipasi proses pembelajaran menjadi lebih aktif, dengan kondisi awal ( 60,00), dan terjadi peningkatan proses belajar(70.59 ) siklus I, dan menjadi (72,68) siklus II, dari penyajian tabel dapat diketahui mengalami peningkatan motivasi belajar dengan pembelajaran inovasi model examples non example, yaitu dengan nilai rata-rata 12,68.
Hasil Analisis peningkatan sikap heroisme dalam upaya pembelaan negara terdapat peningkatan yang cukup signifikan, yaitu penerapan hasil awal rata-rata pembelajaran siswa (60,36), kemudian pada penerapan pembelajaran model examples non examples hasil rerata siswa (65, 90) siklus I, dan penerapan selanjutnya hasil rerata siswa (74,85) siklus II, dari analisis ini terdapat peningkatan nilai rata rata 14,49.
PENUTUP
Pembelajaran model Examples Non Examples dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan hasi belajar siswa yang berarti meningkatkan sikap heroisme siswa terhadap pembelaan negara praktek dalam kehidupannya sehari-hari.
Siswa perlu diperkenalkan tentang berbagai model pembelajaran yang mengaktifkan siswa sehingga tidak hanya mengenal metode konvesional.
Metode pembelajaran PKn yang berorientasi pada realitas masyarakat, dan pencapaian hasil belajar harus berupa perubahan tingkah laku, bukan angka diatas kertas.
Pembelajaran PKn menganut falsafah “ alam takambang tan dadi guru” yaitu semua lingkungan, masyarakat, dan alam di sekitar kita dapat menjadi guru dan dijadikan guru bagi keberhasilan pendidikan nasional Indonesia tercinta, bangsa kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas., 2005.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai
Pustaka
Depdiknas. 2006.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Tentang
Standart Nasional Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2006.
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, Tentang Standart Isil
Pendidikan .
Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2004,
Undang Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia
. Jakarta: Depdiknas.
Gustaf Asyirint. 2010.
Langkah Cerdas Menjadi Guru Sejati Berprestasi
.
Jogyakarta: Bahtera Buku.
Saechan Muchith. 2008.
Pembelajaran Kontekstual
. Semarang: Rasail Media
Group.
Suroso. 2007.
Penelitian Tindakan Kelas
. Jogyakarta: Pararaton.
A R T I K E L
MEMBANGKITKAN SIKAP HEROISME SISWA MELALUI INOVASI PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES MAPEL PKn
Oleh