• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 SIMBOL PENGELASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 2 SIMBOL PENGELASAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Proses pengelasan merupakan proses penyambungan / pengabungan dua atau lebih bahan logam dengan menggunakan tekanan, panas, nyala atau busur listrik. Pada proses pengelasan, logam pengisi dan benda kerja dipanaskan sampai membentuk busur las dengan menggunakan busur listrik atau pembakaran gas. Pada umumnya proses pengelasan digunakan untuk memproduksi alat / komponen yang terbuat dari bahan logam, dengan hasil las sesuai kebutuhan. Untuk itu diperlukan syarat-syarat dalam pengelasan untuk menjamin mutu sambungan las. Agar syarat-syarat pengelasan dapat dipahami oleh juru las (welder) tentunya membutuhkan kesepakatan simbol las pada gambar konstruksi. Simbol las ini telah distandarkan oleh AWS, JIS, BS, DIN dan system standar lainnya. Oleh karena simbol las sangat penting sekali untuk dapat dimengerti oleh semua negera di dunia ini, maka diperlukan standarisasi simbol las oleh ISO.

Pada umumnya didalam simbol las terdiri dari dua bagian yaitu simbol dasar las dan simbol pelengkap yang kedua-duanya di letakkan pada garis referensi. Untuk menjamin mutu las diperlukan simbol uji yang menjelaskan jenis pengujian yang harus dilakukan. Berdasarkan simbol las dasar, pengelasan dapat dibagi menjadi las alur, Fillet, Alur J, Alur bujur sangkar, Plug, Alur V terbuka, Alur tirus, Alur tirus terbuka, Alur U, Flens ganda, Alur V, Titik, Proyeksi, Klem. Sedang simbol las pelengkap digunakan untuk menjelaskan jenis penyelesaian, penampakan, dan lain sebagainya dari permukaan las yang tertulis pada garis referensi.

Aturan penggunaan simbol las harus sesuai dengan standar pengelasan internasional. Menurut standar AWS, penggunaan simbol las harus mengikuti aturan sebagai berikut:

1. Simbol las harus menunjukkan jenis pengelasan dari bagian Yang disambung, kecuali pada proses las lapisan.

2. Simbol las harus ditempatkan pada garis referensi lengkap dengan ukurannya.

3. Garis referensi terdiri dari dua garis yaitu garis datar tempat simbol las dan garis penunjuk dengan panah yang menunjukkan bagian sambungan dan membentuk sudut 60o terhadap garis datar.

4. Simbol las dan ukurannya harus ditempatkan sedekat mungkin dengan garis referensi dan diletakkan di bawah garis referensi bila permukaan yang dilas adalah permukaan yang ditunjukkan oleh panah dan harus diletakkan diatas garis referensi bila yang dilas adalah permukaan sebaliknya.

5. Simbol pelengkap untuk pengelasan dilapangan harus diletakkan pada pertemuan dari garis datar dan garis penunjuk.

6. Simbol pengelasan khusus harus ditempatkan pada ujung akhir garis referensi.

(2)

Gambar 2.1 Desain Dasar Sambungan Las 2.1 Dasar Sambungan Las

Pada proses pengelasan terdapat lima jenis desain dasar sambungan las. Kelima jenis dasar sambungan tersebut adalah sambungan Tumpul (Butt), Sudut (Corner), T (Tee), Tumpang (Lap), dan Sisi (Edge), seperti terihat Gambar 2.1. Lima jenis dasar sambungan las dapat dibuat dalam empat posisi pengelasan yang berbeda, yaitu posisi flat, vertical, horizontal, dan diatas kepala seperti ditunjukkan pada gambar 2.2

Sambungan Tumpang (Lap Joint)

Sambungan T (Tee Joint)

Sambungan Tumpul (Butt Joint)

Sambungan Sudut (Corner

joint)

Sambungan Sisi (Edge Joint)

Flat

Horisontal

Vertikal

di Atas Kepala

Sambungan Sudut (Corner Joint)

Sambungan T (Tee Joint)

Sambungan Tumpang (Lap joint) Sambungan Tumpul

(Butt Joint)

Sambungan Sisi (Edge Joint)

Jenis

Posisi

(3)

Gambar 2.3 Istilah yang digunakan pada pengelasan

Sumber: Modern Welding, 1984

Gambar 2.4 Muka alur (groove face), muka akar (root face) dan sisi akar (root edge) sambungan pengelasan .

Sumber: www.aws.org

Penetrasi Overlap Perm ukaan las (Throat efektif) Jari kaki las

(Toe of weld) Perm ukaan penguat

(face reinforcem ent)

Kaki penguat

(Root reinforcem ent) Bukaan kaki (Root Opening)

Perm ukaan kaki (Root face)

(4)

Gambar 2.5 Sudut tirus (Bevel angle), sudut alur (groove angle), alur radius (groove radius) dan bukaan akar (root opening) sambungan las .

Sumber: www.aws.org

(5)

Pada proses pengelasan seringkali diperlukan proses penyiapan bagian sisi logam (logam dasar) yang akan di las dengan melakukan pemotongan, permesinan, atau penggerindaan. Persiapan ini dilakukan untuk menjamin proses pengelasan mencapai seluruh ketebalan logam dasar. Persiapan pada bagian sisi logam yang tebal dengan membuat area sambungan (gap). Hal ini dimaksudkan untuk memberi ruang yang cukup besar sehingga pengelasan mencapai bagian permukaan bawah sambungan. Sambungan jenis tumpul dapat dilakukan pengelasan dari atas, bawah atau keduanya.

Sambungan tumpul dapat dilas dengan menggunakan salah satu dari jenis pengelasan, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.9. Alur bujur sangkar (Square groove), alur tirus (Bevel groove), alur V (V groove), alur J (J groove), alur U (U groove), alur tirus terbuka (flare-bevel-groove), alur V terbuka (flare V groove), dan flens ganda (Edge Flange).

Las alur bujur sangkar Alur tirusl Alur tirus ganda

Alur V Alur V ganda Alur J

Alur J ganda Alur U Alur U ganda

Alur tirus Las alur V Las flens Gambar 2.9 Metode persiapan pada sisi sambungan tumpul.

Sumber: Modern Welding, 1984

Gambar 2.8 Lapisan ganda (multiple pass layer)

Sumber: www.aws.org

Gambar 2.7 Urutan lapisan (pass layer) pengelasan

Sumber: www.aws.org

(6)

Alur bujur sangkar Alur tirus Alur tirus ganda

Alur J Alur tirus terbuka

Sambungan sudut (corner) dapat dilakukan pengelasan baik dari dalam maupun dari luar sudut sambungan. Kadang-kadang sambungan sudut (corner) dapat dilakukan dari kedua sisi sambungan. Gambar 2.10 menunjukkan metode yang digunakan untuk menyiapkan pengelasan dari dalam maupun dari luar pada sambungan sudut.

Alur ganda seringkali digunakan pada bahan logam yang tebal dan dilakukan pengelasan pada kedua sisinya. Biasanya pada bahan logam tersebut disambung dengan bentuk sambungan tirus terbuka, alur V terbuka, dan flens ganda.

Gambar 2.10 Metode penyiapan bagian sisi sambungan sudut.

Sumber: Modern Welding, 1984

Pada bahan logam yang tebal biasanya menggunakan Tirus ganda dan alur J ganda. Disebut sambungan T, karena berkaitan dengan posisi penempatan logam dasar yang membentuk sambungan berbentuk huruf T, seperti yang terihat pada gambar 2.11.

Alur J

pada sudut dalam

Las alur tirus terbuka pada sudut dalam

Las alur V terbuka pada sudut luar

Las alur flens ganda pada sudut luar Las Fillet pada sudut

dalam (tanpa persiapan)

Las alur bujur sangkar pada sudut luar

Alur V pada sudut luar

Alur tirus pada sudut luar

Alur tirus pada

sudut dalam Alur U pada sudut luar

Alur J pada sudut luar

(7)

gambar 2.12.

2.2 Simbol Pengelasan

Standar internasional dalam penulisan simbol pengelasan mengacu pada simbol pengelasan yang diadopsi dari American Welding Society (AWS).

penggunaan simbol ini diterapkan dalam bidang struktur, fabrikasi, jembatan, dan lain sebagainya.

Dalam simbol pengelasan yang lengkap mencakup semua informasi tentang sambungan las. Simbol dasar las merupakan bagian dari Simbol lengkap pengelasan yang menunjukkan jenis las yang digunakan. Pada tabel 2.1 dan 2.2 menunjukkan simbol dasar pengelasan yang digunakan oleh AWS. Informasi pada beberapa gambar pengelasan, dengan menggunakan simbol pengelasan yang sesuai, ditunjukkan untuk memberikan berbagai informasi proses pengelasan, informasi ini terdapat pada area simbol las yang lengkap. Sisi pada sambungan las ditunjukkan dengan warna merah. Dan sebagaimana pada tahap persiapan sesuai dengan simbol pengelasannya.

Gambar 2.12 Metode penyiapan pengelasan sambungan sisi

Sumber: Modern Welding, 1984

Alur bujur sangkar

Alur tirus

Alur V Alur J Alur U

Alur flens ganda

(8)

Tabel 2.1 Simbol dasar pengelasan

No Keterangan Ilustrasi Simbol

1 Las Butt Flens ganda

2 Las Butt Bujur sangkar

3 Las Butt alur V tunggal

4 Las Butt tirus tunggal

5 Las Butt Alur V tunggal dengan broad root face

6 Las Butt tirus tunggal dengan broad root face

7 Las Butt Alur U tunggal (parallel)

8 Las Butt Alur J tunggal 9 Backing run atau Pendukung

las

10 Las Fillet

11 Las Plug

12 Las Titik

13 Las Klem

(9)

b. Cembung c. Cekung

Sumber: Standard ISO 2553-1974 (E)

Gambar bagian yang dilas biasanya digambarkan sesuai dengan simbol yang ditunjukkan pada gambar 2.13. Setiap dua atau lebih bagian yang akan dilakukan pengelasan (weldment) ditempatkan bersama, permukaan dan sisinya membentuk sebuah sambungan. Gambar bagian yang dilas mengindikasikan bagaimana bagian tersebut di assembly dan apa jenis sambungan yang akan dibuat? Gambar 2.1 menunjukkan jenis sambungan las dan jenis pengelasan yang digunakan pada berbagai sambungan.

Gambar 2.13 Simbol pengelasan

Sumber: AWS A2.4-98

Simbol pengelasan yang lengkap akan menjelaskan pada juru las (welder) tentang bagaimana mempersiapkan logam dasar, proses pengelasan yang digunakan, metode penyelesaian (finishing), dan informasi lainnya mengenai masing-masing pengelasan.

Sudut alur Tanda penyelesaian

Elemen selain area ini menunjukan ketika ekor dan anah panah dibalik

Panjang manik las Kontur las

Celah akar

Spesifikasi proses atau lainnya

Ukuran atau kekuatan

Jumlah titik las Di las seluruh keliling

Garis penunjuk

Garis referensi Ekor

Dasar simbol las atau detail

Tanda pengerjaan dilapangan Ukuran atau kekuatan

Sisi anak panah Sisi lain

Jarak manik las

(10)

Ukuran yang digunakan pada Simbol pengelasan dapat mengunakan satuan metrik SI.

2.3. Garis Referensi, Kepala Panah, dan Ekor

Pada gambar 2.14 menunjukkan gambar sebuah garis referensi (reference line), garis ini selalu digambar sebagai garis horisontal.

Garis ini selalu ditempatkan pada gambar dekat sambungan bahan logam yang akan dilas. Semua informasi mengenai pengelasan bahan logam ditunjukkan di atas atau di bawah garis referensi horisontal pada simbol pengelasan.

Semua informasi yang ditunjukkan pada simbol pengelasan lengkap selalu ditunjukkan dalam posisi yang sama seperti ditunjukkan dalam gambar 2.13 dan dibaca dari kiri ke kanan.

Anak panah (arrow) dapat digambar dari kedua ujung garis referensi.

Simbol pengelasan tampak di dalam gambar proyeksi pengelasan. anak panah selalu menyentuh garis yang menunjukkan dimana posisi sambungan yang akan di las.

Ekor (tail) digunakan sesuai dengan keperluan. Jika digunakan, simbol ini memberikan informasi mengenai spesifikasi, proses pengelasan yang digunakan, atau rincian lain yang diperlukan, tetapi tidak ditunjukkan pada simbol pengelasan. Sebagai contoh penggunaan nomor, misalnya 1, 2, atau 3, dan seterusnya dapat digunakan pada ekor tersebut. Hal ini untuk menunjukkan pada juru las (welder) sebagai catatan mengenai gambaran tersebut.

Pembuat gambar baik perorangan atau perusahaan dapat menggunakan nomor kode atau huruf pada ekor tersebut untuk menunjukkan proses, prosedur, metode penyelesaian pengelasan, atau spesifikasi perusahaan.

Jika dalam gambar simbol tidak ditemukan adanya gambar ekor, ini berarti bahwa pada informasi pada gambar tersebut sesuai dengan catatan khusus yang dibuat oleh si pembuat gambar kerja. seperti misalnya, ”Kecuali tidak dispesifikasikan, semua pengelasan dapat dilakukan sesuai dengan Spesifikasi No. XXXX.”

2.4 Simbol Dasar Las

Simbol dasar las yang ditunjukkan pada Simbol pengelasan lengkap Gambar 2.14. Simbol penge-

lasan untuk garis referensi, anak panah, dan ekor.

Sumber: Modern Welding, 1984 Ekor

Garis referensi Anak panah

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun sebagian dari mereka sudah mengetahui cara penggunaannya, ibu rumah tangga yang ada di Desa Taugi sangat mengharapkan adanya penyuluhan yang berkaitan

Penyesuaian tanaman naungan dan tanaman tahan panas terhadap intensitas cahaya menghasilkan proses fotosintesis yang efisien sehingga kedua jenis tumbuhan dapat

9 Pengertian perkawinan menurut Pasal 1 UUP adalah Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

Berdasarkan hasil penelitian, variabel compatibilitas dan dependency memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap purchase intention smartphone iPhone di Surabaya, oleh karena itu

Perusahaan mendefinisikan properti investasi adalah tanah atau bangunan (termasuk menara) atau bagian dari suatu bangunan atau kedua- duanya yang dikuasai oleh

hendaknya dapat dijadikan sebagai pilihan lain untuk menyampaiakan pembelajaran IPA khususnya tentang sifat-sifat cahaya untuk peningkatan pembelajaran IPA

Dengan mengetahui bahwa efisiensi otak akan bertambah apabila secara sadar individu menggunakan otak kanan dan otak kiri secara bersamaan, maka pengetahuan akan

Bungin (2001:26) menjelaskan bahwa sasaran atau obyek penelitian harus dibatasi agar data yang diambil dapat digali sebanyak mungkin serta agar tidak dimungkinkan