ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI DESA CIGELAM KECAMATAN BABAKANCIKAO KABUPATEN PURWAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN
TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Mochzen Gito Resmi. M. Kom1, Ririn Indah Nurrani. S. Kom2
1, Dosen Teknik Informatika, STT Wastukancana Purwakarta 1
[email protected],
2[email protected],
Abstrak
Sistem Informasi Desa (SID) merupakan sistem informasi yang bekerja untuk mengolah data administrasi dan pelayanan di tingkat desa. Seiring telah diterapkannya Sistem Informasi Desa (SID) pada Desa Cigelam Kecamatan Babakancikao Kabupaten Purwakarta, maka salah satu faktor yang saat ini memegang peranan penting dalam keberhasilan penerapan dan penggunaan teknologi informasi adalah faktor pengguna. Dalam menganalisis penerimaan SID, penelitian ini menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) dengan tiga variabel yang digunakan yaitu : perceived usefulness (PU), perceived ease of use (PEOU), dan attitude toward using (ATU).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh PEOU terhadap PU, PU terhadap ATU dan PEOU terhadap ATU.. Metode analisis data untuk pengujian hipotesis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan software AMOS (Analysis of Moment Structure). Pengujian persyaratan analisis meliputi uji normalitas, uji kesesuaian (goodness of fit), dan modifikasi.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa perceived ease of use (PEOU) memiliki pengaruh signifikan terhadap perceived usefulness (PU), perceived usefulness (PU) memiliki pengaruh signifikan terhadap attitude toward using (ATU) dan perceived ease of use (PEOU) memiliki pengaruh signifikan terhadap attitude toward using (ATU). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi yang sudah diterapkan di Desa Cigelam telah memenuhi kriteria SID menurut peraturan UU Desa sehingga pengembang sistem dapat menerapkan sistem informasi desa di seluruh desa yang ada di Kabupaten Purwakarta.
Kata Kunci: Sistem informasi Desa, TAM, PU, PEOU, ATU.
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat berpengaruh terhadap apa yang dilakukan di kantor, perusahaan atau instansi pemerintah.
Berdasarkan perkembangan e-Gov tersebut, Jawa Barat berhasil menjadi provinsi dengan nilai tertinggi kedua setelah Jakarta itu artinya penduduk Provinsi Jawa Barat sangat memanfaatkan e-Gov untuk kebutuhan informasi pemerintahan. Dengan tingginya nilai tersebut, dipengaruhi oleh seberapa besar pengguna menggunakan internet. Hal ini dibuktikan dengan grafik pengguna internet di Indonesia pada Provinsi Jawa Barat.
Terkait dengan kepentingan pengguna, terkadang adanya sistem informasi desa yang tidak mendukung pengguna dalam menelusuri informasi.
Bukan karena sistem informasi yang dipakai di desa tersebut tidak bagus / kurang lengkap, tetapi bisa jadi lebih pada
penggunanya yang tidak bisa mengoperasikan dengan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan sistem informasi. Salah satu faktor atau komponen yang penting dalam keberhasilan sistem informasi adalah penerimaan pengguna sistem informasi itu sendiri.
Keberhasilan pemanfaatan teknologi tergantung dari bagaimana pengguna menerima teknologi tersebut.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, perlunya penulis menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi penerimaan teknologi. Sesuai dengan model penerimaan teknologi yang dikembangkan oleh Davis (1986, 1989, 1993); Davis, Bagozzi & Warshaw (1989) dalam bukunya (Smarkola, 2011) yaitu Technology Acceptance Model (TAM) dianggap cocok untuk model penerimaan teknologi dalam penelitian ini karena didalamnya terdapat lima kepersepsian seperti : Perceived usefulness, Perceived Ease of Use, Attitude Toward Using, Behavioral intention to Use
dan Actual Use. Namun dalam hal ini, peneliti menggunakan 3 konstruk guna untuk menganalisis sistem informasi yang digunakan yaitu Perceived usefulness, Perceived Ease of Use, Attitude Toward Using. Hal ini sangat penting agar sistem informasi yang digunakan bisa diterima oleh masyarakat (pengguna) dan ada manfaatnya
2 LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Technology Acceptance Model (TAM)
Menurut Davis (1986), Metode Technology Acceptance Model (TAM) yaitu suatu model penilaian penerimaan teknologi yang mengidentifikasi tingkat penerimaan individu terhadap suatu teknologi. Dengan tujuan TAM untuk memberikan penjelasan faktor yang menentukan (mempengaruhi) penerimaan teknologi informasi secara umum dan mampu menjelaskan sikap user dalam jangkauan yang sangat luas mencakup populasi dari end user terhadap teknlogi komputerisasi terhadapnya.
Model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model atau TAM) merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi informasi yang akan digunakan oleh pemakai. TAM dikembangkan oleh Davis et al. berdasarkan model TRA. TAM menambahkan dua konstruk utama ke dalam model TRA. Dua konstruk utama ini adalah kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use).
(Davis et al, 1989: 320).
Kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) keduanya mempunyai pengaruh ke niat perilaku (behavioral intention). Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) mempengaruhi kegunaan persepsian (perceived usefulness). Konstruk-konstruk dari TAM dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut :
Gambar 2.1 Konstruk-konstruk pada TAM (Davis, 1989)
2.2 Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness)
Perceived usefulness didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Dengan demikian jika seseorang percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konstruk kegunaan persepsian (perceived usefulness) mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap penggunaan sistem informasi.
2.3 Persepsi Kemudahan Pengguna (Perceived Ease of Use)
Davis (1989) mengatakan bahwa perceived ease of use mengacu pada tingkatan sejauh mana individu percaya bahwa teknologi yang akan diadopsi mudah untuk digunakan (less effort).
2.4 Sikap terhadap prilaku / menggunakan (Attitude Toward Using Behaviour)
Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) didefinisikan oleh Davis et al. (1989: 319-339) sebagai perasaan- perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Sedangkan, Mathieson (1991:
173-191) mendefinisikan sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) sebagai evaluasi pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem.
2.5 Minat Prilaku (Behavioral Intention)
Minat perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku (behavior) jika mempunyai keinginan atau niat (behavioral intention) untuk melakukannya. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa niat perilaku (behavioral intention) merupakan prediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem.
2.6 Penggunaan Sebenarnya Perilaku (Actual Usage/Behavior)
Perilaku (behavior) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Dalam konteks enggunaan sistem informasi, Jogiyanto (2007) mengatakan bahwa
perilaku (behavior) adalah penggunaan sesungguhnya (actual usage) dari teknologi.
3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah observasi langsung melihat kegiatan yang dilakukan serta melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian guna memperoleh data atau gambaran dan keterangan terhadap prosedur yang sedang berjalan. Selain observasi, studi literatur dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan konsep analisis penerimaan sistem informasi dengan Technology Acceptance Model (TAM).
Sumber literatur berupa paper, jurnal, karya ilmiah dan situs-situs penunjang.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.
3.1 Kerangka Penelitian
Studi Lapangan dan wawancara
Studi Literatur
Penyusunan variabel
Penentuan sampel dan teknik sampling
Pengolahan data Uji Coba Kuesioner
Pengumpulan data Mulai
Valid dan reliabel?
YA Pembatalan Kuesioner
TIDAK
Pengujian model dan hipotesis
Selesai Penyusunan hipotesis
Gambar 1.1 Kerangka Penelitian
4. PENGUJIAN
Setelah item yang tidak valid direduksi, dilakukan pengujian ulang terhadap item-item yang tersisa. Dari hasil pengujian menggunakan SPPS 16, menunjukkan adanya peningkatan koefisien cronbach’s alpha setelah adanya pengurangan item yang tidak valid dari semulanya 0,894 menjadi 0,908 Peningkatan ini menunjukkan kuesioner yang dimodifikasi menjadi lebih reliabel. Berikut tabel 4.1 hasil uji reliabilitas kuesioner modifikasi :
Tabel 4.1 hasil uji reliabilitas kuesioner modifikasi
Cronbach' s Alpha
N of Items 0,908 14
Hasil uji validitas setiap item yang sudah dimodifikasi menunjukkan bahwa semua item pertanyaan memiliki nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,361 dan masuk dalam kriteria valid. Berikut tabel 4.2 validitas kuesioner awal modifikasi :
Tabel 4.2 Validitas Kuesioner Modifikasi
Atribut Penerimaan
r Hitung
r
Tabel Keterangan Perceived usefulness
1 PU1
0,593 0,361 Valid
2 PU2
0,593 0,361 Valid
4 PU4
0,395 0,361 Valid
5 PU5
0,472 0,361 Valid
6 PU6 0,923 0,361 Valid
7 PU7
0,378 0,361 Valid
Perceived ease of use
1 PEOU1
0,525 0,361 Valid
2 PEOU2 0,597 0,361 Valid
4 PEOU3
0,757 0,361 Valid
5 PEOU4 0,636 0,361 Valid
6 PEOU5
0,596 0,361 Valid
Attitude toward using
1 ATU1
0,661 0,361 Valid
2 ATU2 0,738 0,361 Valid
3 ATU3
0,752 0,361 Valid
Sumber : Data pre-test dalam Penelitian ini
4.1 Pengujian Normalitas Data Kuesioner
Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian dengan statistik parametris, setiap variabel harus memenuhi kriteria distribusi normal terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data (Sugiyono, 2013). Normalitas data dalam penelitian ini diuji menggunakan AMOS 20.0 dengan hasil ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
Variable min max Ske
w c.r. kurtos
is c.r.
ATU3 1.00
0 5.00 0
- .914
- 4.58 6
.282 .707
ATU2 1.00
0 5.00 0
- .397
- 1.99 2
-1.097 - 2.75 2
ATU1 1.00
0 5.00 0
- 1.00 0
- 5.01 5
.495 1.24
2
Variable min max Ske
w c.r. kurtos
is c.r.
PEOU1 1.00
0 5.00 0
- 1.48 7
- 7.45 9
2.293 5.75 2
PU7 1.00
0 5.00 0
- 1.00 6
- 5.04 6
1.114 2.79 4
PEOU2 1.00
0 5.00 0
- 1.01 9
- 5.11 0
.312 .781
PEOU4 1.00
0 5.00 0
- .850
- 4.26 3
-.623 - 1.56 3
PEOU5 1.00
0 5.00 0
- .847
- 4.25 1
-.355 -.891
PEOU6 1.00
0 5.00 0
- .874
- 4.38 4
.181 .455
PU6 1.00
0 5.00 0
- .600
- 3.01 0
-1.077 - 2.70 3
PU5 1.00
0 5.00 0
- 1.54 3
- 7.73 9
2.186 5.48 3
PU4 1.00
0 5.00 0
- 1.14 5
- 5.74 3
1.548 3.88 3
PU2 1.00
0 5.00 0
- 1.11 2
- 5.58 1
1.477 3.70 5
PU1 2.00
0 5.00 0
- .761
- 3.81 9
.142 .357
Multivari
ate 3.230 2.45
2
Sumber : Data Primer yang diolah
Menurut West, et al dalam Bryne (2010) menjelaskan bahwa nilai kurtosir sama dengan atau lebih besar dari 7 merupakan suatu indikasi dini dari ketidaknormalan. Dengan menggunakan batasan nilai yang disebutkan diatas, hasil pengujian normalitas dari data menunjukkan bahwa tidak ada item yang secara substansial kurtosir.
4.2 Pengujian Keseluruhan Model Penelitian
Tahapan ini melakukan pengujian model persamaan struktural yang telah dibuat dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Pengolahan data model tersebut menggunakan model analisis faktor konfirmasi (Confirmatory factor analysis) yang dibantu dengan aplikasi SPSS AMOS versi 22. Model yang dibuat adalah seperti terlihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Struktural Penelitian
Gambar model penelitian secara keseluruhan seperti terlihat pada gambar 4.1 Memperlihatkan bahwa model terdiri atas 3 konstruk, yaitu PU (Perceived Usefulness), PEOU (Perceived Ease of Use), ATU (Attitude Toward Using). Pada model ini, keterkaitan antar konstruk dan keterkaitan antar indikator disesuaikan dengan hipotesis penelitian dan hasil pengujian model tiap konstruk. Konstruk PU dan PEOU merupakan konstruk eksogen yang merupakan konstruk yang mempengaruhi konstruk ATU merupakan konstruk yang bersifat eksogen dan endogen, artinya konstruk tersebut dipengaruhi dan mempengaruhi konstruk lain. Variabel error perlu ditambahkan didalam setiap indikator dan konstruk yang bersifat endogen. Hasil pengujian dengan AMOS versi 20 adalah seperti yang tertera pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Output Regression Weights
Estima te
S.
E.
C.
R. P Lab
el PU <--
- PEO
U .903 .111 8.160 ***
ATU <--
- PU .322 .138 2.331 .02
0 ATU <--
- PEO
U .523 .157 3.342 ***
PU1 <--
- PU 1.000
PU2 <--
- PU .786 .070 11.30
9 ***
PU4 <--
- PU .749 .085 8.843 ***
PU5 <--
- PU .779 .086 9.111 ***
PU6 <--
- PU .524 .093 5.665 ***
PU7 <--
- PU .779 .083 9.411 ***
PEOU <-- PEO 1.000
Estima te
S.
E.
C.
R. P Lab
el
6 - U
PEOU 5
<-- -
PEO
U 1.066 .117 9.131 ***
PEOU 4
<-- -
PEO
U .879 .112 7.833 ***
PEOU 2
<-- -
PEO
U .708 .102 6.958 ***
PEOU 1
<-- -
PEO
U .867 .106 8.171 ***
ATU1 <--
- ATU 1.000 ATU2 <--
- ATU .811 .104 7.787 ***
ATU3 <--
- ATU .929 .092 10.11
0 ***
Tabel 4.4 menunjukkan terdapat model hubungan yang tidak signifikan sehingga perlu dilakukan modifikasi.
Hubungan yang tidak signifikan dapat dilihat pada nilai P, jika nilai P kurang dari 0,05 atau dengan simbol *** maka hubungan dinyatakan signifikan. Sedangkan jika nilai P lebih besar dari 0,05 maka hubungan dinyatakan tidak signifikan.
Berdasarkan hasil output regression weights diatas terdapat 1 hubungan yang tidak signifikan karena nilai P > 0,05 yaitu hubungan konstruk PU terhadap ATU.
Hasil pengujian model struktural dengan AMOS versi 20 adalah seperti yang tertera pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil pengujian Model- model struktural
Kriteria Model-Fit
Hasil
Uji Acceptable Level Interpreta si Chi Square
(CMin)
212,07 1
Antara
Saturated+Independe nce Model
Kesesuai an baik GFI
(Goodness of fit index)
0,807 0 (tidak fit) s/d 1 (Fit)
Kesesuai an menenga h AGFI
(Adjusted GFI)
0,726 0 (tidak fit) s/d 1 (Fit)
Kesesuai an menenga h RSMEA
(Root-mean- square error of approximatio n)
0,112 < 0,08
Tidak memenuh i
TLI (Tucker-
Lewis Index) 0,844 0 (tidak fit) s/d 1 (Fit) Kesesuai an baik NFI (Normed
fit index) 0,821 0 (tidak fit) s/d 1 (Fit)
Kesesuai an menenga h CFI
(Confirmator y fit index)
0,873 0 (tidak fit) s/d 1 (Fit) Kesesuai an baik PNFI
(Parcimoniou s Fit Index)
0,667 0 (tidak fit) s/d 1 (Fit)
Kesesuai an menenga h
Sumber : Shumacker & Lomax (2010:76)
Dari tabel hasil pengujian, terlihat bahwa model yang dibuat belum memenuhi persyaratan kelayakan model (goodness of fit) sehingga perlu dilakukan modifikasi.
Modifikasi terhadap model dilakukan dengan bedasarkan pada data modification indices Santoso (2014,164). Modifikasi dilakukan dengan menambahkan kovariansi.
Gambar 4.1 Adalah struktural model penelitian sesudah dimodifikasi. Pada gambar 4.1 Terlihat bahwa ada beberapa penambahan kovarians diantara konstruk dan indikator yang merupakan hasil rekomendasi dari data modification indices.
Berikut gambar model struktural yang sudah dimodifikasi.
Gambar 4.2 Struktural Hasil Modifikasi
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Model model struktural modifikasi
Kriteria Model-Fit
Hasil
Uji Acceptable Level Interpreta si
Chi Square (CMin)
121,25 7
Antara
Saturated+Independe nce Model
Kesesuai an baik
GFI (Goodness of fit index)
0,892 0 (tidak fit) s/d 1 (Fit)
Kesesuai an menenga h AGFI
(Adjusted GFI)
0,836 0 (tidak fit) s/d 1 (Fit)
Kesesuai an menenga h RSMEA
(Root-mean- square error of approximatio n)
0,071 < 0,08 Memenu
hi
TLI (Tucker-
Lewis Index) 0,937 0 (tidak fit) s/d 1 (Fit) Kesesuai an baik
NFI (Normed 0,897 0 (tidak fit) s/d 1 (Fit) Kesesuai
fit index) an baik CFI
(Confirmator y fit index)
0,952 0 (tidak fit) s/d 1 (Fit) Kesesuai an baik
PNFI (Parcimonio us Fit Index)
0,680 0 (tidak fit) s/d 1 (Fit)
Kesesuai an menenga h
Sumber : Shumacker & Lomax (2010:76)
Hasil modifikasi model dengan menambahkan kovariansi bedasarkan masukan dari tabel Modification Indices telah berhasil menurunkan nilai Chi-Square dari 212,071 menjadi 121,257 sehingga dapat dipperoleh hasil bahwa model secara keseluruhan sudah memenuhi nilai skala penerimaan kesesuaian (Santoso, 2014 : 164).
4.7 Pengujian Hipotesis dengan SEM Hasil modifikasi model dengan menambahkan kovariansi bedasarkan masukan model penelitian yang telah dikembangkan. Dasar pengambilan keputusan diambil dengan melihat bobot regresi untuk konstruk terkait pada hasil pengujian model dari AMOS versi 20. Jika p >0,05 maka H0 diterima dan jika p < 0,05 dan dilambangkan dengan *** maka H0 ditolak.
Tabel 4.7 Output Regression Weights Modifikasi
Estimat e
S.E .
C.R
. P Labe
l PU <--
- PEO
U .832 .100 8.317 ***
ATU <--
- PU .378 .114 3.314 ***
ATU <-- -
PEO
U .496 .123 4.026 ***
PU1 <--
- PU 1.000
PU2 <--
- PU .782 .068 11.504 ***
PU4 <--
- PU .738 .083 8.851 ***
PU5 <--
- PU .768 .084 9.124 ***
PU6 <--
- PU .500 .091 5.505 ***
PU7 <--
- PU .740 .080 9.232 ***
PEOU 6
<-- -
PEO
U 1.000
PEOU 5
<-- -
PEO
U 1.080 .106 10.187 ***
PEOU 4
<-- -
PEO
U .784 .104 7.567 ***
PEOU 2
<-- -
PEO
U .648 .094 6.863 ***
PEOU 1
<-- -
PEO
U .771 .098 7.881 ***
ATU1 <--
- ATU 1.000
ATU2 <--
- ATU .728 .104 6.987 ***
ATU3 <--
- ATU .884 .089 9.900 ***
4.8 Pengaruh Positif Perceived Ease Of Use terhadap Perceived usefulness pada Penerimaan Sistem Informasi Desa Cigelam Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah Perceived usefulness memiliki pengaruh terhadap Perceived Ease Of Use. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara Perceived Ease Of Use dengan Perceived usefulness
H1 : Ada hubungan yang signifikan antara Perceived Ease Of Use dengan Perceived usefulness
Tabel 4.7 menunjukkan nilai P untuk hubungan konstruk Perceived usefulness (PU) dengan Perceived Ease Of Use (PEOU) adalah *** atau lebih besar dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Perceived Ease Of Use dengan Perceived usefulness artinya bahwa Perceived Ease Of Use mempengaruhi Perceived usefulness.
4.9 Pengaruh Positif Perceived Usefulness terhadap Attitude Toward Using pada Penerimaan Sistem Informasi Desa Cigelam Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah Perceived Usefulness memiliki pengaruh terhadap Attitude Toward Using. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara Perceived sefulness dengan Attitude Toward Using
H1 : Ada hubungan yang signifikan antara Perceived Usefulness dengan Attitude Toward Using
Tabel 4.7 menunjukkan nilai P untuk hubungan konstruk Perceived Usefulness (PU) dengan Attitude Toward Using (ATU) adalah dengan simbol ***
yang artinya lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Perceived Usefulness dengan Attitude Toward Using artinya bahwa Perceived Usefulness mempengaruhi Attitude Toward Using.
4.10 Pengaruh Positif Perceived Ease Of Use terhadap Attitude Toward Using pada Penerimaan Sistem Informasi Desa Cigelam
Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah Perceived Ease Of Use
memiliki pengaruh terhadap Attitude Toward Using.Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara Perceived Ease Of Use dengan Attitude Toward Using
H1 : Ada hubungan yang signifikan antara Perceived Ease Of Use dengan Attitude Toward Using
Tabel 4.7 menunjukkan nilai P untuk hubungan konstruk Perceived Ease Of Use (PEOU) dengan Attitude Toward Using (ATU) adalah dengan simbol *** yang artinya lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Perceived Ease Of Use dengan Attitude Toward Using artinya bahwa Perceived Ease Of Use mempengaruhi Attitude Toward Using.
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
No Hipotesis (H0) P Keterangan
1
Perceived Ease Of Use berpengaruh signifikan Perceived Usefulness
*** H0 ditolak
2
Perceived Usefulness berpengaruh signifikan Attitude Toward Using
*** H0 ditolak
3
Perceived Ease of Use berpengaruh signifikan terhadap Attitude Toward Using
*** H0 ditolak
Berdasarkan tabel 4.8 terdapat hipotesis (H0) yang ditolak diantaranya Perceived Ease Of Use berpengaruh signifikan signifikan Perceived Usefulness, Perceived Usefulness berpengaruh signifikan Attitude Toward Using, Perceived Ease of Use berpengaruh signifikan terhadap Attitude Toward Using.
Berdasarkan penjelasan diatas model hipotesis hasil penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.
Perceived usefulness
Perceived ease of use
Attitude toward using
H0 ditolak
H0 ditolak
H0 ditolak
Gambar 4.3 Model Hipotesis Penelitian yang signifiikan
Jadi, hasil pengujian pada hipotesis sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu perceived ease of use berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness, perceived usefulness berpengaruh signifikan terhadap attitude toward using, dan perceived ease of use berpengaruh signifikan terhadap attitude toward using. Artinya, (1) jika seseorang percaya bahwa sistem tersebut dapat mudah digunakan maka akan mempengaruhi bahwa sistem itu bermanfaat, (2) jika seseorang itu percaya bahwa sistem yang diterapkan bermanfaat maka akan mempengaruhi pada sikap perasaan positif untuk menerima sistem tersebut, (3) jika seseorang itu percaya bahwa sistem tersebut dapat mudah digunakan maka akan mempengaruhi pada sikap perasaan positif untuk menerima sistem tersebut
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah kuesioner pada pretest diuji validitas dan reliabilitas menggunakan software SPSS 16.0, maka dilakukan penyebaran kuesioner valid kepada responden yang berstatus mahasiswa sesuai dengan teknik pengambilan sampel yang peneliti lakukan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini juga menggunakan software AMOS 20.0 untuk melakukan pengujian pada model struktural terhadap konstruk-konstruk TAM, kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Terdapat 3 konstruk TAM yaitu : Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use dan Attitude Toward Using.
2. Terdapat 16 indikator dan item pernyataan selanjutnya direduksi menjadi 14 indikator dan item pernyataan.
3. Terdapat modifikasi model sehingga nilai CMIN menurun dan RSMEA memenuhi.
4. Hasil hipotesis penelitian untuk menganalisis penerimaan Sistem Informasi Desa Cigelam diantaranya :
a. Perceived ease of use berpengaruh signifikan terhadap Perceived usefulness.
b. Perceived usefulness berpengaruh signifikan terhadap Attitude toward using.
c. Perceived ease of use berpengaruh signifikan terhadap Attitude toward using.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah menambah jumlah sampel dengan cara memperluas subjek penelitian agar semua penduduk Desa Cigelam memiliki peluang atau kesempatan untuk mengisi kuesioner secara keseluruhan guna untuk memastikan bahwa sistem informasi Desa Cigelam bermanfaat. Selain itu diharapkan peneliti berikutnya dapat menambah variabel lainnya guna untuk melengkapi konstruk-konstruk yang TAM miliki.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bahra Bin Ladjamudin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Kelima. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Bollen, K. A. 1989. Structural Equations with Latent Variables. John Wiley &
Sons, Inc., Amerika.
Chuttur, Mohammad. 2009. Overview of the Technology Acceptance Model:
Origins,DevelopmentsandFutureDirect ions,Indiana. University,USA. Sprouts:
WorkingPapers on Information Systems, 9(37).
Davis, F.D. 1986. Technology Acceptance Model for Empirically Testing New End-user Information Systems Theory and Results. Unpublished Doctoral Dissertation, MIT.
Davis, F.D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and User Acceptance of Information Technology.
MIS Quarterly, 13(3): 319-339.
Ghozali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif Dengan Partial Least Square. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, ISBN : 979.704.250.9.
Indrajit, 2001. Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Object. Bandung:
Informatika.
Jogiyanto, 1991. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan terstruktur.
Yogyakarta : Andi.
Jogiyanto, 1999. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.
Jogiyanto, 2002. Analisis & Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi
Jogiyanto, 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
K. Mathieson, "Predicting User Intentions:
Comparing The Technology Acceptance Model With The Theory of Planned Behavior," Information Systems Research, pp. 173-191, 1991.………
Latan, Hengky. 2012. Structural Equation Modeling, Konsep dan Aplikasi Menggunakan Program Lisrel 8.80.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Margono, 2004. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta : Rinekacipta.
Salim, Peter dan Yenny Salim. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern English Press.
Santoso, singgih. 2015. AMOS 22 untuk Structural Equation Modelling.
Jakarta:PT Elex Media Komputindo..
Sekaran, Uma. 1992. Research Methods for Business : Skill Building Approach;2nd Edition, John Wiley & Sons, Inc Sekaran, Uma. 2006. ”Metologi Penelitian
Untuk Bisnis”, Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Succi, Melissa J.; Walter, Zhiping D. (1999).
Theory of User Acceptance of Information Technologies: An Examination of Health Care Professionals. Proceedings of the 32nd Hawaii International Conference on System Sciences
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis.
Cetakan Kelima.Bandung: Penerbit CV. Alfabeta
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. SPSS untuk penelitian. Yogyakarta: Pustaka baru Press.
Teo, Timothy. 2011. Technology Acceptance in Education: Research and Issues. Netherlands: Sense Publishers.
Wijaya, Tony. Analisis data penelitian menggunakan SPSS. Yogyakarta : Universitas Atmajaya.